• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH_IDENTIFIKASI_VIBRIO_CHOLERAE.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH_IDENTIFIKASI_VIBRIO_CHOLERAE.pdf"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH MIKROBIOLOGI PANGAN

(IDENTIFIKASI Vibrio cholerae)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

TUGAS : MIKROBIOLOGI PANGAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2015

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai ”IDENTIFIKASI Vibrio cholerae“ karena sebagai seorang mahasiswa saintist maka kita perlu mengetahui hal ini.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan-Nya tentang IDENTIFIKASI Vibrio cholerae. Saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan manusia sendiri.

Samata-Gowa, 10 Juni 2015

(3)

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 4 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Manfaat Penulisan ... 5 BAB II PEMBAHASAN

A. Morfologi Vibrio cholerae... 6

B. Fisiologi dan Biokimia Vibrio cholerae ... 6-8

C. Klasifikasi Ilmiah Vibrio cholerae ... 8

D. Struktur Antigen Vibrio cholerae ... 8

E. Patogenesis Vibrio cholerae ... 8-9

F. Pengujian atau Identifikasi Vibrio cholerae ... 9-14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyakit kolera adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae (V. Cholerae) dengan manifestasi klinik berupa diare. Gejala klinis diawali dengan munculnya diare yang encer kemudian dalam waktu singkat feses yang semula berwarna dan berbau menjadi lebih encer, masif, dan berwarna putih seperti cairan cucian air beras (rice water stool). Cairan ini mengandung mucus, sel epitel dan sejumlah besar V. cholerae. Apabila dibiarkan, pasien dapat kehilangan cairan dalam jumlah banyak dan dapat menuju ke fase dehidrasi dan berat sampai meninggal dalam jangka waktu beberapa jam setelah infeksi.

Bakteri Vibrio yang merupakan etiologi dari penyakit kolera adalah bakteri dengan gram negatif berbentuk koma (comma shaped). V. cholerae memiliki satu flagela di salah satu kutubnya sehingga memiliki motilitas yang tinggi. Bakteri ini bisa hidup dan berkembang pada keadaan aerob atau anaerob (anaerob fakultatif). Air dengan kadar garam tinggi seperti air laut adalah tempat hidup alami dari bakteri ini. V. cholerae tidak tahan dengan suasana asam dan tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0-9,5).

V. cholerae dapat menginfeksi manusia melalui rute pencernaan

(fecal-oral). Manifestasi klinik berupa penyakit kolera akan timbul apabila jumlah bakteri yang masuk mencapai jumlah tertentu. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh proses masuknya bakteri kedalam saluran cerna. Seseorang dengan asam lambung yang normal akan dapat terinfeksi apabila menelan sebanyak 1010 atau lebih V. cholerae dalam air (103-106 dalam air) dan 102-104 organisme bila masuk bersama makanan.

Penyakit kolera telah menyebar dan menjadi pandemik di seluruh dunia selama dua abad terakhir ini. Telah terjadi tujuh kali pandemik kolera sejak tahun 1817 dan terakhir tahun 1992. Pada mulanya penyakit ini merupakan penyakit endemik dari Indian Subcontinent dan Afrika kemudian menyebar ke Eropa, Asia, dan sampai ke Indonesia.

(5)

5 B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang bakteri Vibrio cholerae dan cara mengisolasi serta cara mengidentifikasinya.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat masalah yang penulisan makalah ini yaitu pembaca dapat mengetahui tentang bakteri Vibrio cholerae dan cara mengisolasi serta cara mengidentifikasinya.

(6)

6 BAB II PEMBAHASAN A. Morfologi Vibrio cholerae

Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil

(batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gammaproteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.

Vibrio cholera adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan bagian

dari genus Vibrio. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan sangat penting dalam dunia kedokteran karena menyebabkan penyakit kolera. Vibrio cholera banyak ditemui di permukaan air yang terkontaminasi dengan feces yang mengandung kuman tersebut, oleh karena itu penularan penyakit ini dapat melalui air, makanan dan sanitasi yang buruk.

Vibrio cholerae termasuk bakteri gram negative, berbentuk batang

bengkok seperti koma dengan ukuran panjang 2-4 μm. Pada isolasi, Koch menamakannya “kommabacillus”. Tapi bila biakan diperpanjang, kuman itu basa menjadi batang lurus yang mirip dengan bakteri enteric gram negative.

Kuman ini dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah flagella polar yang halus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur dijumpai koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan bergranul bila disinari.

B. Fisiologi dan Biokimia Vibrio cholerae

Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum

(7)

7

media, termasuk media tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose (TCBS), yang menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media TTGA (Teluritetaurocholate-gelatin-agar)

Salah satu cirri dari Vibrio cholerae ini adalah dapat tumbuh pada pH yang sangat tinggi (8,5-9,5) dan sangat cepat mati oleh asam. Pertumbuhan sangat baik pada pH 7,0. Karenanya pembiakan pada media yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi, akan cepat mati. V.

cholerae meragi sukrosa dan manosa tanpa menghasilkan gas tetapi tidak

meragi albinosa. Kuman ini juga dapat meragi nitrit. Ciri khas lain yang membedakan dari bakteri enteric gram negative lain yang tumbuh pada agar darah adalah tes oksidasi hasilnya positif.

Sifat biokimia V. cholerae adalah dapat meragikan sukrosa, glukosa, dan manitol menjadi asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan laktosa dapat diragikan tetapi lambat. V. cholerae juga dapat meragikan nitrat menjadi nitrit. Pada medium pepton (banyak mengandung triptofan dan nitrat) akan membentuk indol, yang dengan asam sulfat akan membentuk warna merah sehingga tes indol dinyatakan positif. Hasil uji biokimia dari bakteri V.

cholerae antara lain adalah hasil positif pada uji oksidase dan katalase. Pada

uji indol V. cholerae menunjukan hasil positif dan bersifat motil. Selain itu, pada uji fermentasi sukrosa dan manitol bakteri V. cholerae juga memberi hasil positif yaitu dapat melakukan fermentasi sukrosa dan manitol, namun pada uji laktosa didapat hasil negatif yaitu tidak dapat memfermentasikan laktosa.

Sementara itu, bila diujikan pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), hasil yang muncul adalah bagian atas (slant) menunjukan warna merah yang berarti bersifat basa, dan bagian bawah (butt) berwarna kuning yang berarti bersifat asam, dan tidak terbentuk H2S. Uji lisin dekarboksilasi

terhadap V. cholerae juga menunjukkan hasil positif berupa warna ungu, uji NaCl 0% memberi hasil positif berupa kekeruhan yang tinggi, NaCl 6% dengan hasil bervariasi, dan NaCl 8 % dengan hasil negatif (kekeruhan

(8)

8

rendah). Pada uji arginin dihidrolase dan esculin hidrolisis V. cholerae akan memberikan hasil negatif, sedangkan pada uji ornitin dekarboksilase V.

cholerae akan memberi hasil positif.

C. Klasifikasi Ilmiah Vibrio cholerae

Adapun klasifikasi dari bakteri Vibrio cholerae yaitu sebagai berikut: Kongdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Vibrionales

Famili : Vibrionaceae Genus : Vibrio

Spesies : Vibrio cholerae

D. Struktur Antigen Vibrio cholerae

Semua Vibrio cholerae mempunyai antigen flagel H yang sama. Antigen flagel H ini bersifat tahan panas. Antibodi terhadap antigen flagel H tidak bersifat protektif. Pada uji aglutinasi berbentuk awan. Antigen somatik O merupakan antigen yang penting dalam pembagian grup secara serologi pada Vibrio cholera. Antigen somatik O ini terdiri dari lipoposakarida. Pada reaksi aglutinasi berbentuk seperti pasir. Antibodi terhadap antigen O bersifat protektif.

E. Patogenesis Vibrio cholerae

Dalam keadaan alamiah, Vibrio cholerae hanya pathogen terhadap manusia. Seorang yang memiliki asam lambung yang normal memerlukan menelan sebanyak atau lebih V. cholera dalam air agar menginfeksi, sebab kuman ini sangat sensitive pada suasana asam. Jika mediator makanan, sebanyak 102-104 organisme yang diperlukan karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. Beberapa pengobatandan keadaan yang dapat menurunkan kadar asam dalam lambung membuat seseorang sensitive terhadap infeksi Vibrio cholerae.

(9)

9

Ada dua jenis V. cholerae yang berpotensi sebagai patogen pada manusia. Jenis utama yang menyebabkan kolera adalah V. cholerae O1, sedangkan jenis-jenis lainnya dikenal sebagai non-O1.

V. cholerae O1 adaalah penyebab kolera Asiatik atau kolera epidemik.

Kasus kolera sangat jarang terjadi di Eropa dan Amerika Utara. Sebagian besar kasus kolera terjadi di daerah-daerah (sub)-tropis. Kolera selalu disebabkan oleh air yang tercemar atau ikan (atau kerang) yang berasal dari perairan yang tercemar.

V. cholerae non-O1 hanya menginfeksi manusia dan hewan primata

lainnya. Organisme ini berkerabat dengan V. cholerae O1, tetapi penyakit yang ditimbulkannya tidak separah kolera. Strain patogenik dan non-patogenik dari organisme ini merupakan penghuni normal di lingkungan air laut dan muara. Organisme ini pada masa lalu disebut sebagai non-cholera

vibrio (NCV) dan nonagglutinable vibrio (NAG).

F. Pengujian atau Identifikasi Vibrio cholerae

Prosedur Kerja Menurut Depkes RI ( 1991 ), Langkah kerja dalam pengujian Vibrio cholerae adalah sebagai berikut:

1. Prapengkaya ( Pre Enrichment )

a. Dilakukan homogenisasi air didalam botol lebih dahulu ( dikocok ± 25 kali )

b. Dipipet 10 ml sampel air ke dalam 90 ml media AP ( Alkalis Peptone ) c. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam.

2. Pengkaya ( Enrichment )

a. Diinokulasikan 1 ose biakan dari media AP yang terlihat keruh pada media selektif TCBS Agar

3. Isolasi

a. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

b. Diamati pertumbuhan koloni pada media TCBS agar, koloni Vibrio cholera dengan warna kuning, ukuran sedang – besar, smooth, keping. 4. Uji biokimia

(10)

10

b. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam c. Diinokulasi koloni dari KIA

d. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C KIA lereng Alkali Dasar Asam ( kuning ) Gas Negatif H2S Negatif.

Pada sumber referensi lain Langkah kerja dalam pengujian Vibrio cholerae adalah sebagai berikut:

Pengujian yang dilakukan adalah uji bakteri Vibrio cholerae. Pengujian terdiri dari uji pra prapengkaya, pengkaya, isolasi dan uji biokimia. Pada metode prapengkaya media yang digunakan adalah AP ( Alkalis Pepton) 90ml, untuk uji prapengkaya dan isolasi digunakan media TCBS dan untuk uji biokimia menggunakan KIA.

1. Uji Prapengkaya

Tahapan pertama yang dilakukan adalah uji prapengkaya menggunakan media pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae yaitu media AP ( Alkalis Peptone ) 90 ml kemudian ditambahkan sampel air minum sebanyak 10 ml, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C. Menurut Suriawiria ( 1985 ), Media yang digunakan untuk mengkultur Vibrio cholera adalah media AP (Alkalis Peptone ), yaitu media yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri Vibrio cholera yang mempunyai pH alkali (8,5 – 9,5 ) dan mengandung natrium karbonat sebagai sebagai sumber nutrisi untuk mengetahui daya hambat bakteri Vibrio cholera digunakan modifikasi media yaitu media AP yang telah ditambahkan tawas dengan konsentrasi 0,5%, 1%,1,5%, 2%, 4%,6% dan 8%. Berdasarkan hasil pengujian prapengkaya pada air minum ( 106 ), dan air sumber ( 109 ), hasil ini menunjukkan bahwa pada sampel air minum tidak ditemukan bakteri Vibrio cholerae. Hal ini dapt diketahui dari media AP yang sebelumnya berwarna jernih akan tetap jernih.

Setelah mengetahui hasil dari pengujian negatif, maka tidak perlu dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu penanaman pada media selektif ( TCBS ), Karena TCBS hanya digunakan jika terdapat sangkaan pada media AP sampel positif tercemar bakteri Vibrio cholerae yang ditandai dengan kekeruhan pada media AP.

(11)

11

Pada pengujian sampel air sumber hasilnya adalah positif yang diduga ada cemaran bakteri Vibrio cholerae, hasil ini dapat diketahui Setelah diinkubasi selama 24 jam, sampel menunjukkan hasil adanya pertumbuhan bakteri, dan dapat kita kenali dari media AP yang semula jernih menjadi keruh.

2. Uji pengkaya dan Isolasi

Untuk pengujian selanjutnya yaitu uji pengkaya. Pada uji ini suspensi bakteri yang terdapat dalam tabung reaksi diambil 1 sengkelit dan digores pada media TCBS agar. Media Thiosulfate-citrate-bile salts agar (TCBS) merupakan media selektif untuk isolasi dan pemurnian Vibrio. Setelah diinkubasikan dalam inkubator selama selama 24 jam pada suhu 37oC, hasil uji dari media TCBS menunjukkan koloni berwarna kuning dan kuningnya berbeda dengan kontrol karena pada koloni yang tumbuh pada sampel air warna kuningnya lebih tajam ,datar keping, tepinya tipis. Suriawiria ( 1985 ), menyatakan bahwa media TCBSA untuk pertumbuhan koloni Vibrio cholera akan menghasilkan koloni berwarna kuning karena memfermentasi karbohidrat menjadi asam.

Pada media TCBS kontrol Vibrio cholera terlihat koloni sedang-besar, jernih, smooth, keping, tepinya tipis, ada koloni yang berwarna kuning dengan zona yang berwarna kuning juga. Pada tahap isolasi, setiap koloni atau galur mikroba yang akan diidentifikasi harus benar benar murni dan untuk mendapatkan biakan murni digunakan media selektif yang memungkinkan untuk isolasi koloni mikroba tersangka berdasarkan pada karakter biokimia dari mikroba yang akan mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada suatu media spesifik. Identitas mikroba dapat dilihat dari pembentukan koloni yang spesifik pada media ( BPOM, 2008 )

3. Uji Biokimia

Tahapan selanjutnya yaitu diinokulasikan koloni yang diduga dari TCBS agar ke media KIA kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C. Hasil uji KIA menunjukkan bahwa pada media berwarna tetap yaitu coklat kekuningan, tidak timbul gas dan H2S. KIA ini mengandung gula yang

(12)

12

akan direaksikan oleh bakteri membentuk suasana asam yang ditandai dengan warna kuning, akan tetapi karena tidak ada cemaran bakteri bakteri V.cholera maka media berwarna tetap, Jika basa alkali ditandai dengan warna merah.Namun pada pengujian ini karbohidrat dalam media tidak terurai sehingga suasananya tidak menjadi asam.

G. Media Pengujian atau Identifikasi Vibrio cholerae

Bakteri Vibrio adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996).

Media yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Soemarno, 1962).

1. TCBS Agar plate

Biasanya koloni Vibrio yang tumbuh pada media ini berwarna kuning, koloni sedang - besar, smooth, keping,jernih,tepinya tipis, dilingkari oleh zone berwarna kuning, ada yang koloninya berwarna hijau.

2. Mac Conkey Agar

Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey berukuran kecil-kecil, tidak berwarna atau merah muda dan sedikit cembung.

Beberapa test yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut (Soemarno, 1962):

 TSIA : Lereng : Alkali : Dasar : kuning

Pada pengamatan, terlihat lereng yang berwarna merah sedangkan dasarnya berwarna kuning (alkali-acid). Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh pada media ini hanya mampu memfermentasi glukosa (bagian dasar) dan tidak mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa (bagian lereng).

 Gas : (+) positif  SIM :

(13)

13  Sulfur : (-) negatif  Indol : (+/-) positif/negatif  Motility : Aktif  SC : (+/-) positif/negatif  Oxidase test ; (+)  Glucose OF : Fermentative  String test : (+)

 Catalase test : (-)negative  Pewarnaan :

Bakteri terlihat berbentuk basil bengkok berwarna merah, hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut mengikat zat warna merah dari safranin.  Gula-gula

Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning kerena perubahan pH menjadi asam. Vibrio sp memfermentasikan semua gula-gula menjadi asam.

 SIM :  S (sulfur)

Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terjadi perubahan warna tersebut. Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM.

 I (indol)

Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative sehingga

(14)

14

dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.

• M (motility)

Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.

 MR (Methyl Red)

Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.

(15)

15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gammaproteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. Langkah-langkah untuk pengujian dan identifikasi Vibrio cholerae pada sampel yaitu Prapengkaya ( Pre Enrichment ), Pengkaya ( Enrichment ), Isolasi, dan Uji biokimia.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yaitu Perlu adanya pengenalan oleh penyuluh pertanian kepada petani mengenai Pengendalian teknik/cara pengendalian penyakit tanaman ini, supaya tujuan sukses pertanian dapat terwujud yaitu berupa peningkatan hasil dan kesejahteraan petani.

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

Amelia S. Vibrio Cholerae. Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan. In press 2005.

Baron EJ, Peterson LR, Finegold SM. Vibrio and Related Species, Aeromonas,

Plesiomonas, Campylobacter, Helicobacter, and others. Dalam: Baron EJ,

Peterson LR, Finegold SM. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. Edisi ke-9. USA: Mosby, 1994; h. 429-433.

Handa S. Cholera. (Diakses: 9 Januari 2011) Diunduh dari: URL:http://emedicine.medscape.com/article/214911-overview.htm

Matson JS, Withey JH, DiRita VJ. Regulatory Networks Controlling Vibrio

cholerae Virulence Gene Expression. Infection and Immunity. 2007;

75(12): 5542–49.

Mims C, dkk. Pathogen Parade, Genus Vibrio. Dalam: Mims, C dkk. Medical Microbiology. Edisi ke-3. Spain: Elsevier, 2004; h. 603.

Pelczar, Michael dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

Ryan KJ. Vibrio, Campylobacter, and Helicobacter. Dalam: Ryan KJ, Ray CG.

Sherris Medical Microbiology. Edisi ke-4. USA: McGraw-Hill, 2004; h.

373-378.

Tjay, Tan Hoan Drs. dan Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: Gramedia.

Todar, K. Vibrio Cholerae and Asiatic Cholera. 2009. (Diakses: 9 Januari 2011) Diunduh dari: URL:http://www.textbookofbacteriology.net/cholera.html

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Pancasila dan UUD 1945 dalam konteks negara bangsa yang mengalamai perubahan orientasi dari dekolonisasi kepada

Aparatur pemerintah terbiasa bekerja atas dasar perintah, sistem dan budaya paternalis ternyata tidak hanya melekat pada perilaku masyarakat pada umumnya,akan tetapi

Middleton tentang komponen produk wisata bahwa komponen produk wisata tetap berdasarkan tetap berdasarkan atas tiga komponen utama yaitu attraction (daya tarik) , fasilitas

Perangkat pembelajaran bervisi SETS yang telah dikembangkan melatih siswa berpikir secara menyeluruh dalam mengaitkan konsep materi dengan berbagai aspek dalam kehidupan

Number of Teachers and Pupils of Government Junior High School and Private Junior High School in Galur Subdistrict 2015 --- 32 Tabel /Table : 4.5. Banyaknya Guru dan Murid SLTA

Dengan begitu diharapkan semua staf medis baik dokter, dokter gigi, dokter spesialis di Rumah Sakit Amal Sehat mampu menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf

Akan tetapi, apabila terdapat klausul yang menyatakan bahwa debitur tidak dapat melunasi kredit investasi yang diambil dalam waktu yang disepakati maka hal ini akan membuat

Dalam dokumen kontrak/perjanjian kerja sama ada kejelasan, kegiatan yang harus dilakukan, peran dan tanggung jawab masingmasing pihak, personil yang melaksanakan