• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika materi pecahan menggunakan pendekatan CTL pada kelas IVA SD Kanisius Ganjuran semester 2 tahun 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika materi pecahan menggunakan pendekatan CTL pada kelas IVA SD Kanisius Ganjuran semester 2 tahun 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
359
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL

PADA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD SI

Disusun Oleh:

ELISABETH ENDANG LIA YESIANA

NIM 081134075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL

PADA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi PGSD SI

Disusun Oleh:

ELISABETH ENDANG LIA YESIANA

NIM 081134075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

*Bersahabatlah dengan ilmu dan keyakinan untuk meraih cita-cita

*Kalau tidak pernah mengalami kesusahan kita tidak akan merasakan

kebahagiaan, kita dapat merasakan nikmatnya berkah setelah

mengalami beratnya percobaan

(6)

v

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus

yang selalu memberkati dan menyertai di setiap langkah hidupku.

Orang tuaku, Fransiskus Xaverius Tugiyana dan Maria

Goretti Tri Suryani, terima kasih atas doa, dukungan, nasehat dan

kasih sayang untukku.

Adikku Anna Noventa Ayu Ningtyas, terima kasih

dukungngannya.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2012

Penulis,

(8)
(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL

PADA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS GANJURAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Elisabeth Endang Lia Yesiana

NIM. 081134075

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pendekatan

CTL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam materi pecahan pada siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 21 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang materi pecahan.. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan pendekatan CTL, dengan rata-rata minat siswa adalah 7,85. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan CTL rata-rata minat siswa menjadi 10,97, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pendekatan CTL rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 13,95 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan pendekatan CTL, nilai rata-rata siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2010/2011 adalah 55,75 dan persentase yang mencapai KKM yaitu 52,78%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 69,01. Persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 80,95%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 77,04. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 85,71%.

(10)

ix ABSTRACT

THE INCREASED OF INTEREST AND LEARING ACHIVEMENT OF MATHEMATIC FOR THE FRACTION MATERIAL USING THE CONTEXTUAL APPROACH FOR THE 4th A GRADE STUDENTS OF

KANISIUS GANJURAN ELEMENTARY SCHOOL ON THE 2nd SEMESTER IN 2011/2012

By

Elisabeth EndangLia Yesiana

NIM. 081134075

The purpose of the research is to know the use of the CTL approach able to

increase the student‟s interest and learning achievement for the fraction material

for the 4th A grade students of Kanisius elementary school on the 2nd semester in 2011/2012.

The subject for the research is the 4th A grade students of the Kanisius elementary school 2011/2012, consist of 21 students. The object for the research is the enhancement of the student interest and learning achievement in mathematic subject about the fraction material. The research is done by two cycles. Every cycle consist of planning, action, observation, and reflection.

The result of the research shows that the early interest student data before being processed by the CTL approach, the average student interest is 7.85.After being processed by CTL approach the students interest average becomes 10.97, it shows that the student interest criteria is average. Then processed to cycle II using CTL approach the student rates interest raising significantly becoming 13.95 it shows that student interest criteria in the cycle II is high.

The result about the student learning achievement before processed using

CTL approach the average mark for the 4th A grade KanisiusGanjuran elementary school student in 2011/2012 is 55.75, the percentage reaches KKM 52.78% after being processed cycle I the average student mark becoming 69.01%. The percentage student that reaches KKM from the cycle I is 80.95%. Then by cycle II the student average is significantly raising to 77.04. And the percentage of the student that reaches KKM is 85.71% from the cycle II.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih

dan penyertaan-Nya sehingga skripsi yang berjudul „‟Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan Menggunakan Pendekatan CTL Pada Siswa

Kelas IVA SD Kanisius Ganjuran Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 „‟ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi

Program Strata 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan berjalan dengan baik

tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D, selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Rm Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed, selaku Wakaprodi Program Studi Sekolah Dasar,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

dan memberikan bimbingan, semangat, bantuan, bagi penulis selama penyusunan

skripsi.

5. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan

(12)
(13)

xii

(14)

xiii

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ……… 35

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 45

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II... 46

Tabel 5. Indikator Aspek Afektif... 47

Tabel 6. Indikator Aspek Psikomotorik... 47

Tabel 7 Rubrik Pengamatan Minat... 48

Tabel 8. Panduan Wawancara kepada Siswa... 50

Tabel 9. Panduan Wawancara kepada Guru ... 51

Tabel 10. Kisi-kisi Soal Evaluasi Setelah Diujikan Siklus I ... 56

Tabel 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Setelah Diujikan Siklus II ... 57

Tabel 12. Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran … 58

Tabel 13 Kriteria Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran. ... 59

Tabel 14. Koefisien Reliabilitas ... 60

Tabel 15. Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa ... 64

Tabel 16. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 64

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Minat Kondisi Awal dengan Siklus I 89

Tabel 18 Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dengn Siklus II... 90

(16)

xv

Tabel 20 Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II... 92

Tabel 21 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 94

Tabel 22 Hasil Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa …... 95

Tabel 23 Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa. …... 96

Tabel 24 Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa... 97

Tabel 25 Kriteria Minat Belajar Siswa... 97

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan langkah-langkah Penelitian Tindakan ... 33

Gambar 2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 88

Gambar 3. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 93

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus... 110

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 118

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 128

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 137

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 148

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 157

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 162

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 167

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 172

Lampiran 4. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 1 ... 176

Lampiran 4. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 2 ... 179

Lampiran 4. Bahan Ajar Siklus II Pertemuan 1 ... 180

Lampiran 4. Bahan Ajar Siklus II Pertemuan 2 ... 181

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus I ... 183

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus II ... 189

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif ... 195

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 197

Lampiran 7. Instrumen Validasi Pembelajaran ………... 199

Lampiran 8. Notulen Refleksi ... 204

(19)

xviii

Lampiran 10. Data Awal Prestasi Belajar Siswa ... 218

Lampiran 11. Hasil Kerja Siswa ……….... 220

Lampiran 12. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 256

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 257

Lampiran 14. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I ……… 258

Lampiran 14. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II ………... 259

Lampiran 15. Validitas Soal Siklus I ……….. 260

Lampiran 15. Validitas Soal Siklus II ……… 262

Lampiran 16. Reliabilitas Soal Siklus I ……….. 264

Lampiran 16. Reliabilitas Soal Siklus II ……… 269

Lampiran 17. Skor Minat Siklus I dan II ……… 274

Lampiran 18. Soal Evaluasi Awal Siklus I ………. 277

Lampiran 18. Soal Evaluasi Awal Siklus II ……… 289

Lampiran 19. Perhitungan Interval Skor PAP ... 301

Lampiran 20. Tingkat Kesukaran Item…………... 302

Lampiran 21. Daftar Hadir Refleksi... 307

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan manusia

di masa depan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki seseorang secara optimal, baik dalam aspek fisik, intelektual,

emosional, sosial dan spiritual sesuai dengan tahap perkembangan dan

karakteristik lingkungan fisik serta lingkungan budaya. Pendidikan bukan

hanya sebagai pemberian informasi pengetahuan dan pembentukan

keterampilan, namun meliputi usaha untuk mewujudkan keinginan,

kebutuhan dan kemampuan individu.

Sekolah Dasar merupakan unit lembaga sosial yang memiliki tugas

khusus untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis.

Pendidikan Sekolah Dasar memberi bekal intelektual dasar seperti

membaca, menulis, berhitung dan sebagai proses mengembangkan

kemampuan dasar peserta didik dalam aspek intelektual, sosial dan personal.

Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar mencakup pembentukan dasar

kepribadian siswa sebagai manusia sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Saat ini situasi dalam proses belajar masih berpusat pada guru dan

belum berpusat atau memperhatikan perkembangan siswa. Siswa hanya

mendengar dan memperhatikan guru. Dalam melakukan pembelajaran

profesionalisme guru sebagai seorang pendidik sangatlah penting, hal ini

(21)

dapat dilihat dari metode guru melakukan pembelajaran yang monoton.

Tidak hanya ilmu pengetahuan, keterampilan guru sangatlah penting untuk

menarik minat siswa dalam belajar di kelas dan menjadikan pembelajaran

itu lebih bermakna bagi siswa.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran

matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dijadikan sebagai syarat

kelulusan. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar

matematika. Siswa tidak membangun sendiri pengetahuan tentang konsep – konsep matematika tetapi cenderung menghafalkan konsep – konsep matematika tanpa tahu makna yang terkandung dalam konsep tersebut.

Banyak diantara para siswa Sekolah Dasar yang menganggap pelajaran

matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, tidak menarik dan

membosankan, siswa tidak memiliki sikap yang positif , dan minat belajar

siswa yang begitu rendah.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan di

SD Kanisius Ganjuran khususnya pada siswa kelas IVA. Kurangnya minat

dalam pembelajaran matematika disebabkan karena metode yang digunakan

dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, minat belajar siswa dalam

pembelajaran matematika masih rendah. Dari 21 siswa, siswa yang tidak

memperhatikan berjumlah 8 anak (38,10%), siswa yang ramai sendiri

berjumlah 5 anak (23,80%), siswa yang mengantuk berjumlah 4 anak

(22)

Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara peneliti dengan guru pengampu

kelas IVA.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya

materi penjumlahan di SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2010/2011

masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan tidak tuntasnya nilai KKM yaitu

60. Siswa yang memenuhi nilai KKM hanya 52,78% dari seluruh siswa

yang ada.

Hasil wawancara tersebut meliputi: 1). Siswa yang belum

memenuhi KKM sebanyak 47,22% dari 36 siswa. 2). Kurangnya minat

belajar sehingga 47,22% siswa dari 36 siswa tidak mencapai KKM.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidaktuntasan nilai KKM yang

diperoleh siswa serta rata – rata kelas yang masih rendah.

Dari uraian tersebut, untuk mengetahui permasalahan di atas secara

tepat dan akurat perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar matematika materi pecahan

khususnya Kompetensi Dasar (KD) 6.3 Menjumlahkan pecahan.

Atas dasar permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba untuk

melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan yang dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa yaitu penggunaan pendekatan

CTL. Pendekatan CTL ini dipilih karena pendekatan CTL mempunyai ciri

khusus, dimana pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Dengan pendekatan ini diharapkan meningkatkan minat dan hasil belajar

(23)

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan minat dan

prestasi belajar matematika materi pecahan khususnya KD 6.3

Menjumlahkan pecahan menggunakan pendekatan CTL.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika

materi pecahan dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa

kelas IVA semester 2 SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran

2011/2012?

2. Apakah dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan minat dan

prestasi belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas IVA

semester 2 SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2011/2012?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar dalam mata

pelajaran matematika materi pecahan siswa kelas IVA SD Kanisius

Ganjuran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan

menggunakan pendekatan CTL.

E. Batasan Pengertian

1. Minat adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa

tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

(24)

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat

dari proses pembelajaran.

3. Pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh.

4. Pendekatan CTL adalah cara pandang belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah penggunaan pendekatan CTL dalam

upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika materi

pecahan pada siswa kelas IVA semester 2 SD Kanisius Ganjuran

tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan CTL dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika materi pecahan

pada siswa kelas IVA semester 2 SD Kanisius Ganjuran tahun

(25)

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan adapun kegunaan atau

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Dapat memperoleh pengalaman baru dalam melakukan penelitian

tindakan kelas (PTK) khususnya pendekatan CTL dalam materi

pecahan.

2. Bagi guru

Dapat menambah inspirasi dalam melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) khususnya penggunaan pendekatan CTL dalam materi

pecahan.

3. Bagi siswa

Dapat menambah pengalaman dalam mempelajari pecahan dengan

menggunakan pendekatan CTL.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menjadi

bahan bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat

(26)

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Winkel (1984:30) minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Winkel (1996:188) minat adalah kecenderungan

subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau

pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

Menurut Herijulianti (2002:20) minat merupakan suatu

kecenderungan yang sifatnya menetap dalam memperhatikan dan

melakukan suatu kegiatan.

Menurut Hurlock (1978:14) minat merupakan sumber motivasi

yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan

bila mereka bebas memilih.

Menurut Muhibbin Syah (2002:136) minat (interest) adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

Menurut Surya (2003:67) minat adalah rasa senang atau tidak

senang dalam menghadapi suatu obyek. Motivasi seseorang akan

meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam

melakukan tindakannya.

(27)

Menurut Badudu dan Zain dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia (1996:899) minat adalah perhatian, keinginan untuk

memperhatikan atau melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan

bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada

diri seseorang dan biasanya disertai rasa senang.

1. Ciri – ciri Minat

Hurlock (1978:115) berpendapat bahwa ciri-ciri minat antara

lain sebagai berikut:

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Minat dapat berubah di semua bidang pada saat terjadi perubahan

fisik dan mental siswa. Misalnya: perubahan minat yang

disebabkan karena pertambahan umur siswa.

2. Minat bergantung pada persiapan belajar

Siswa akan memiliki minat jika mereka siap secara fisik dan

mental. Misalnya: siswa tidak akan mempunyai minat yang

sungguh – sungguh untuk belajar matematika, sampai siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar

matematika sangat penting dalam kehidupan sehari – hari. 3. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan

dan minat pada diri siswa. Lingkungan siswa sebagian besar

(28)

rumah dan seiring bertambahnya lingkup sosial yang siswa kenal,

maka mereka akan tertarik dengan minat orang di luar rumah

yang siswa kenal.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik, mental, pengalaman sosial yang terbatas

akan membatasi minat yang anak miliki.

5. Minat dipengaruhi oleh budaya

Orang tua, guru, orang dewasa akan memberi kesempatan kepada

siswa untuk belajar hal – hal apa saja yang kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi

kesempatan menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh

kelompok budaya mereka.

6. Minat berbobot emosional

Bobot emosional yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi

minat karena dapat melemahkan minat dan bobot emosional yang

menyenangkan dapat memperkuat minat siswa.

7. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak – kanak minat itu egosentris, misalnya minat anak laki – laki pada matematika dianggap langkah penting dalam menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di

(29)

2. Faktor Pendorong Minat

Menurut Esti (2002:365) cara untuk menarik minat adalah

dengan menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa.

Misalnya: guru pada saat mengajar menghubungkan dengan minat -

minat yang dimiliki oleh siswa.

Menurut Soewardi (1987:183) minat didorong oleh motivasi.

Motivasi adalah suatu tenaga yang mendorong setiap individu untuk

bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

Menurut Winkel (1984:31) menyatakan bahwa guru harus dapat

membuat siswa selalu merasa senang dalam belajar, antara lain dengan

cara sebagai berikut:

a. Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak

bertingkah seperti anak remaja.

b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga

tidak terlalu mudah.

c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang

proses belajar mengajar.

d. Menggunakan alat – alat pelajaran yang cocok untuk menunjang proses belajar mengajar.

e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang

(30)

3. Cara Mengukur Minat

Minat diukur dengan penelitian non tes. Menurut Masidjo

(1995:590) penelitian non tes merupakan rangkaian pernyataan atau

pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang

kurang di standarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari

individu atau kelompok. Penilaian non tes berupa pengamatan, daftar

cek, catatan anekdot, skala nilai, angket, dan wawancara. Dalam

penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan pengamatan.

Menurut Masidjo (1995:72) menyatakan bahwa wawancara

adalah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara dan yang

diwawancarai, dilaksanakan sambil bertatap muka baik secara

langsung dengan maksud memperoleh jawaban. Wawancara dilakukan

kepada guru dan sebagian siswa.

Menurut Zaenal Arifin (2009:153) observasi adalah suatu proses

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan

rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dalam mengobservasi minat siswa, peneliti menggunakan

rubrik pengamatan minat berdasarkan indikator minat. Indikator minat

diperoleh dari ciri-ciri minat. Indikator minat antara lain: ekspresi

perasaan senang, perhatian dalam belajar, ketertarikan pada materi dan

(31)

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut Winkel (1987:34) belajar adalah proses perubahan dari

belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi

selama jangka waktu tertentu.

Menurut Siagian (1989:106) belajar adalah proses yang

berlangsung seumur hidup dan tidak pada pendidikan formal yang di

tempuh seseorang di berbagai tingkat lembaga pendidikan.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Muhibbin Syah (2002:89) belajar adalah kegiatan

berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami

oleh siswa.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu perubahan yang dialami oleh seseorang,

(32)

2. Pengertian Prestasi belajar

Kusumah dan Dwitagama (2009, 153) menyatakan bahwa

prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Menurut Zaenal Arifin (2009:12) prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dalam aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam

berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga,

dan pendidikan khususnya pembelajaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (2005:895)

prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diukur

dari hasil tes.

C. Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut James dan James dalam Ruseffendi (1993:27)

matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,

(33)

lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang,

yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Menurut Muhsetyo (2008:1.26) pembelajaran matematika

adalah pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui

serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Menurut Kline dalam Ruseffendi (1993:28) matematika

bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena

dirinya sendiri, tetapi adanya matematika membantu manusia dalam

memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dari beberapa pengertian matematika di atas, dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

D. Pecahan

1. Pengertian Pecahan

Menurut Darhim, dkk. (1993:163) Bilangan pecahan adalah

bilangan yang lambangnya dapat ditulis dengan bentuk di mana a dan

b bilangan bulat dan b ≠ 0, a bukan kelipatan b. Pada pecahan , a disebut pembilang dan b disebut penyebut pecahan tersebut.

(34)

yang diarsir

yang diarsir

yang diarsir

Pecahan dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. „‟1‟‟ disebut pembilang merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian yang

diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama,„‟2‟‟disebut penyebut

merupakan 2 bagian atau potongan yang sama dari keseluruhan.

2. Penjumlahan pecahan

Menghitung penjumlahan bilangan pecahan biasa berpenyebut

sama.

(35)

Mika pertama dibentuk sebuah lingkaran, lingkaran tersebut

dibagi menjadi 8 bagian, kemudian diwarnai 1 dari 8 bagian.

Mika kedua dibentuk sebuah lingkaran,

lingkaran tersebut dibagi menjadi 8 bagian, kemudian diwarnai 2 dari

8 bagian.

Kedua mika ditempelkan

Nilai pecahan bagian dari mika yang diwarnai

Dari hasil kegiatan tersebut, merah menunjukkan pecahan

(36)

= (karena penyebutnya sama, maka tinggal menjumlah

pembilangnya saja yaitu 1 dan 2).

Contoh : a. + = =

b. + + = =

Menghitung penjumlahan bilangan pecahan biasa

berpenyebut berbeda.

Contoh :

Mika pertama dibentuk sebuah lingkaran,

lingkaran tersebut dibagi menjadi 2 bagian, kemudian diwarnai

1 dari 2 bagian.

Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan

(37)

Mika kedua dibentuk sebuah lingkaran,

lingkaran tersebut dibagi menjadi 4 bagian, kemudian diwarnai 1 dari

4 bagian.

Kedua mika ditempelkan.

a. + ...

Bentuk yang senilai dengan adalah

Bentuk yang senilai dengan adalah

Pecahan yang senilai dengan dan yang berpenyebut sama

adalah

+ = =

(38)

b. + ...

Bentuk yang senilai dengan adalah ,

Bentuk yang senilai dengan adalah , , , , ,

Bentuk pecahan senilai dengan adalah ,

Pecahan yang senilai dengan , dan yang berpenyebut sama

adalah

+ = = =1

Jadi +

3. Menjumlahkan pecahan berdasarkan soal cerita

Setelah memahami bentuk pecahan dan operasi hitung

penjumlahan berikut akan kita gunakan untuk menghitung

penjumlahan pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari. a. Menjumlahkan dua bilangan pecahan berdasarkan soal cerita

Contoh :

1. Ibu Ema membuat sebuah kue, kue tersebut dipotong – potong menjadi 8 bagian yang sama besar. Pulang sekolah Ema

1. Samakan penyebut dengan KPK kedua bilangan (mencari bentuk pecahan yang senilai).

(39)

mengajak Menik ke rumahnya. Ema dan menik masing – masing makan 2 potong kue.

a. Berapa bagian kue yang dimakan Ema dan Menik ?

Penyelesaian :

a. Kue dibagi menjadi 8 potong, kemudian dimakan Ema 2

potong dan dimakan Menik 2 potong.

Ema makan bagian kue, Menik makan

+ = = =

Jadi, kue yang dimakan Ema dan Menik bagian.

2. Ibu Dino hanya memiliki persediaan beras kg ia membeli lagi

kg. Berapa persediaan beras ibu Dino sekarang?

Penyelesaian :

+ = =

Jadi, persediaan beras ibu Dino kg beras.

b. Menjumlahkan tiga bilangan pecahan berdasarkan soal cerita

1. Ibu membeli liter minyak goreng, Ani membelikan ibu

liter minyak goreng, kemudian ibu membeli lagi liter minyak

goreng. Berapa persediaan minyak goreng ibu seluruhnya?

(40)

+ = =

Jadi, persediaan minyak goreng ibu liter.

2. Nenek membeli kg tepung tapioka, kemudian ia membeli

kg tepung tapioka, karena tepung yang akan digunakan untuk

membuat kue kurang nenek membeli lagi kg . Berapa kg

tepung tapioka yang dimiliki nenek?

Penyelesaian:

+ = =

Jadi, tepung terigu yang dimiliki nenek kg.

E. Pendekatan CTL

1. Sejarah Pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:42) tahun 1989 di Charlottesville,

Virginia diadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai pendidikan yang

dihadiri oleh para gubernur negara bagian dan presiden Amerika

Serikat. Pertemuan tersebut membahas sasaran – sasaran yang harus dicapai pada tahun 2000 dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1990

Commission on the Skills of the American Work-force dan Secretary of

Labor’s Commission on Anchieving Necessary Skills (SCANS).

Laporan ini menganjurkan diselenggarakannya reformasi dibidang

(41)

reformasi di bidang pendidikan tersebut diharapkan para pendidik

menggantikan metode yang sudah biasa mereka terapkan dengan

tujuan dan strategi yang baru. Kata „‟konteks‟‟ dalam imbauan SCANS

menghasilkan terminologi kontekstual. Kata kontekstual kemudian

secara alami menggantikan kata „‟terapan‟‟ karena „‟terapan‟‟ terlalu

sempit untuk mencakup inovasi atau penemuan baru. Kontekstual yang

lebih menyeluruh – di dalam konteks – menyatakan kesaling – terhubungan. Segala sesuatu terhubung, termasuk gagasan – gagasan dan tindakan. Kontekstual juga mengarahkan pemikiran siswa pada

pengalaman. Ketika gagasan – gagasan dialami, digunakan di dalam konteks, mereka memiliki makna.

2. Pengertian Pendekatan CTL

Menurut Johnson(2010:65)pendekatan CTL adalah pendekatan

pembelajaran yang mengkaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia

nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan

dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (konteks

pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/

ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri

secara aktif pemahamannya.

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2010:34) pendekatan CTL

adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungan

(42)

Menurut Nurhadi dalam Muslich (2007:41) pendekatan CTL

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari.

Menurut Howey dalam Rusman (2011:189-190) pendekatan

CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses

belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan

akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk

memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik

sendiri – sendiri maupun bersama – sama.

Menurut Rusman (2011:187) pendekatan CTL adalah usaha

untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa

merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep

sekaligus menerapkan dan mengkaitkannya dengan dunia nyata.

3. Komponen Pendekatan CTL

Komponen pendekatan CTL menurut Sanjaya dalam Sugiyanto

(2010:17) meliputi:

1. Konstruktivisme (Constructivisme).

Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

(43)

2. Menemukan (Inquiry).

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencairan

dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses

inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

a. Merumuskan masalah.

b. Mengajukan hipotesa.

c. Mengumpulkan data.

d. Menguji hipotesis.

e. Membuat kesimpulan.

Penerapan asas Inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya

masalah yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa

untuk menemuan masalah sampai merumuskan kesimpulan.

Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah, rasional, sebagai dasar

pembentukan kreatifitas.

3. Bertanya (Questioning).

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan

pengetahuan. Dengan adanya keingintahuan, pengetahuan

selalu dapat berkembang. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan CTL guru tidak hanya menyampaikan informasi

tetapi memancing siswa dengan bertanya, agar siswa dapat

(44)

4. Masyarakat Belajar (Learning Community).

Pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh

komunikasi dengan orang lain. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing

dengan teman, orang lain, antar kelompok, sumber lain dan

bukan hanya guru.

5. Pemodelan (Modelling).

Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan

suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.

6. Refleksi (Reflection).

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari siswa dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi

kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya

untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang

bernilai positif atau tidak bernilai (negatif).

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment).

Proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Menurut Depdiknas dalam Rusman (2011:198) dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus

mempertimbangkan karakteristik – karakteristik yaitu: 1. Kerja sama.

(45)

3. Menyenangkan dan tidak membosankan.

4. Belajar dengan bergairah.

5. Pembelajaran terintegrasi.

6. Menggunakan berbagai sumber.

7. Siswa aktif.

8. Sharing dengan teman.

9. Siswa kritis guru kreatif.

10. Dinding kelas dan lorong - lorong penuh dengan hasil karya

siswa (peta – peta, gambar, artikel).

11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil

karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain

– lain.

4. Pengembangan Komponen Pendekatan CTL

Pengembangan setiap komponen pendekatan CTL dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan

belajar labih bermakna .

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua

topik yang diajarkan

3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan

pertanyaan – pertanyaan.

4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan

(46)

5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa

melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.

6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan

yang sebenarnya pada setiap siswa.

5. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan CTL a. Kelebihan pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:88) kelebihan pendekatan CTL adalah

pembelajaran menjadi lebih bermakna yaitu dengan cara

menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan

keseharian siswa. Siswa membuat hubungan – hubungan penting yang menghasilkan makna dengan pembelajaran dan siswa dituntut

untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

b. Kekurangan pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:302) kekurangan pendekatan CTL

adalah membutuhkan waktu cukup lama untuk membuat siswa benar

– benar paham, karena tingkat kecerdasan setiap siswa berbeda – beda.

F. Hasil Penelitian yang relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Paulus Slamet Nugroho (2010,

(47)

Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pada Pecahan

Melalui Pendekatan CTL Siswa Kelas IV SD Tarakanita Ngembesan

Semester 2 tahun pelajaran 2009/2010”.Hasil penelitiannya adalah: a. Pemahaman siswa mengenai konsep penjumlahan pecahan dengan

menggunakan pendekatan CTL meningkat dari 42,5% menjadi

98,6% dari 30 siswa.

b. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan CTL dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa materi penjumlahan pecahan

beda penyebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Dewi Damayanti (2010, skripsi

tidak diterbitkan) dengan judul skripsi,‟‟Upaya Peningkatan

Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Pada

Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)

Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun 2009/2010‟‟.

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep

perkalian 85,71% dari 14 siswa sudah memperoleh nilai diatas

KKM, kondisi awal penguatan konsep perkalian menunjukkan

bahwa 50% siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada

peningkatan keterampilan perkalian 92,85% dari 14 siswa

sudah menunjukkan bahwa 42,85% siswa memperoleh nilai di

atas KKM. Pada penguatan konsep pembagian 78,57% dari 14

siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM, kondisi awal

(48)

memperoleh siswa di atas KKM. Pada peningkatan

keterampilan penbagian 85,71% dari 14 siswa sudah

memperoleh nilai di atas KKM. Kondisi awal peningkatan

keterampilan pembagian menunjukkan bahwa 42,85% siswa

memperoleh nilai di atas KKM.

b. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan CTL dapat

meningkatkan keterampilan melakukan operasi perkalian dan

pembagian pada pecahan bagi siswa kelas V SD Tarakanita

Ngembesan tahun ajaran 2009/2010. Terbukti dengan tingkat

kemampuan siswa yang sudah meningkat. Pada penguatan

konsep perkalian sebanyak 85,71% dari 14 siswa memperoleh

nilai di atas KKM yaitu 60 dari kondisi awal 50% siswa

mencapai KKM. Pada peningkatan keterampilan perkalian

sebanyak 92,85% dari 14 siswa memperoleh nilai di atas KKM,

yaitu 60 dari kondisi awal 42,85 siswa mencapai KKM. Pada

penguatan konsep pembagian sebanyak 78,57% dari 14 siswa

memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 60 dari kondisi awal 50%

siswa mencapai KKM. Pada peningkatan keterampilan

pembagian sebanyak 85,71% dari 14 siswa memperoleh siswa

di atas KKM, yaitu 60 dari kondisi awal 42,85% siswa

(49)

G. Cara Mengajarkan Pecahan dengan Menggunakan Pendekatan

CTL

Cara mengajarkan matematika materi pecahan menggunakan

pendekatan CTL antara lain: siswa dibagi kelompok, siklus I setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa, siklus II setiap kelompok terdiri dari 3

siswa. Siswa diberi alat peraga berupa mika pecahan dan guru

membagikan soal materi yang menjadi bahan diskusi. Dengan alat peraga

mika pecahan, siswa diharapkan mampu menemukan dan menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pecahan melalui pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki siswa.

H. Kerangka Berpikir

Matematika adalah mata pelajaran yang bersifat konkret atau

nyata. Mata Pelajaran matematika tidak hanya menghafalkan

konsep-konsep atau rumus – rumus yang ada tetapi juga dapat menemukan pemecahan masalah. Pendekatan CTL adalah pendekatan yang

mengkaitkan kehidupan, pengetahuan awal siswa dengan materi yang

dipelajari dan menuntun siswa untuk membangun pengetahuan yang

dimiliki siswa.

Komponen utama dalam pendekatan CTL menuntut siswa untuk

bekerja sama hingga mampu mandiri yang bertujuan agar pengetahuan

siswa dapat berkembang. Komponen ini akan mengarahkan siswa secara

otomatis dapat aktif dalam pembelajaran. Kemampuan penjumlahan

(50)

peraga yang bersifat konkret atau nyata dan dengan mengkaitkan dengan

kehidupan nyata siswa sehari - hari. Peneliti yakin dengan penggunaan

pendekatan CTL akan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa materi pecahan.

Secara sistematis kerangka berpikir di atas dapat di gambarkan sebagai

berikut:

I. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah „‟Pembelajaran menggunakan

pendekatan CTL dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi

belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas IVA semester 2 SD

Kanisius Ganjuran Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kondisi Awal

• Guru menggunakan metode ceramah dalam melakukan pembelajaran matematika.

• Tidak maksimalnya guru dalam menggunakan alat peraga.

• Minat siswa sangat kurang dalam menerima pelajaran.

Pemberian tindakan

• Menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Kondisi atau hasil yang diharapkan

• Siswa berminat terhadap mata pelajaran matematika.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilatar belakangi permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh guru yang dapat ditinjau dari hasil belajar

yang telah dicapai siswa selama proses pembelajaran di sekolah. Penelitian

ini bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan

profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan

tentang perilaku guru mengajar sehingga siswa dapat memenuhi batas

minimum yang ditetapkan dalam mata pelajaran yang bersangkutan.

PTK dilakukan atas kerjasama antara peneliti atau pengamat dengan

guru atau pelaku tindakan. Peneliti terlibat secara langsung dalam

perencanaan, observasi, pelaksanaan, dan refleksi.

Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model PTK

ini terdiri dari empat tahap. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

(52)

Siklus 1 Siklus 2

Model Kemmis dan Mc Taggart

Gambar 1. Proses Penelitian tindakan

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti untuk

memperbaiki, meningkatkan proses dan hasil belajar di kelas.

2. Tindakan

Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya memperbaiki

dan meningkatkan kondisi belajar yang ada sehingga kondisi

yang diharapkan dapat dicapai.

3. Observasi

Peneliti mengemukakan hasil atau dampak tindakannya.

4. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil

atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Sehingga

Perencanaan Perencanaan

Pelaksanaan Pelaksanaan

(53)

peneliti dapat mengambil tindakan selanjutnya yang akan

dilakukan di lapangan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Ganjuran yang

terletak di desa Jogodayoh, kecamatan Bambanglipuro, kabupaten

Bantul.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa SD Kanisius Ganjuran tahun

pelajaran 2011/2012 kelas IVA berjumlah 21 siswa. Terdiri dari 14

siswa laki – laki dan 7 siswa perempuan. 3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar

dengan menggunakan pendekatan CTL pada pelajaran matematika materi

pecahan siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran

(54)

4. Waktu Penelitian

Tabel 1: Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Observasi

pra penelitian V

2 Penyusunan

Proposal V

3 Permohonan

ijin

penelitian

V

4 Pengumpulan

data V V

5 Pengolahan

data V

6 Penyusunan

laporan V V V

7 Ujian skripsi

V

8 Revisi

V V

9 Pembuatan

(55)

C. Rencana Tindakan

Peneliti merencanakan akan ada 2 siklus dalam penelitian ini.

Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan memiliki

alokasi waktu 3 x 40 menit. Siklus I menggunakan pendekatan CTL

yaitu dengan menggunakan barang – barang kebutuhan sehari – hari, alat peraga gelas ukur dan mika pecahan. Siklus II menggunakan CTL

dengan alat peraga mika pecahan. Pada siklus pertama siswa dibagi

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, ada satu kelompok

yang terdiri dari 5 siswa. Pada siklus II siswa dibagi kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 3 siswa dan alat peraga mika pecahan . Di setiap

akhir siklus diadakan evaluasi atau tes.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius

Ganjuran untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IVA untuk

memperoleh gambaran pembelajaran dalam mata pelajaran

matematika.

c. Melakukan pengamatan yang lebih teliti untuk mengetahui

gambaran minat dan prestasi belajar siswa dalam materi

pecahan.

d. Melakukan wawancara dengan guru kelas IVA SD Kanisius

(56)

e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu

kurangnya minat dan prestasi belajar siswa mengenai materi

pecahan.

f. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi

pecahan.

g. Merumuskan masalah.

h. Merumuskan hipotesis.

i. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

j. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi

pokoknya.

k. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen

penilaian, pembuatan alat peraga, instrumen penelitian.

l. Menyiapkan media pembelajaran.

2. Rencana tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan

tindakan kelas sebagai berikut:

Siklus I

a. Siklus I (2 pertemuan)

Siklus ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, setiap

pertemuan memiliki alokasi waktu 3 jam pelajaran.

b. Perencanaan tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus, RPP, LKS, alat peraga dan

(57)

c. Pelaksanaan tindakan I Pertemuan 1

1). Siswa menyimak tujuan yang disampaikan oleh guru.

2). Siswa dimbing oleh guru untuk membicarakan mengenai

benda – benda kebutuhan sehari – hari.

3). Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa.

4). Setiap kelompok diberi alat peraga gelas ukur, media

seperti gula, air, tepung, mika pecahan dan LKS yang

membahas tentang penjumlahkan dua bilangan pecahan

biasa berpenyebut sama.

5). Siswa dibimbing guru untuk menemukan penjumlahan

dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama

menggunakan alat peraga.

6). Siswa menuliskan hasil diskusinya dalam LKS.

7). Siswa bersama guru membahas materi tersebut.

8). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

9). Siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Pertemuan II

1). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2). Siswa diberi pertanyaan tentang pengalaman siswa yang

(58)

3). Siswa dibagi dalam kelompok setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa.

4). Setiap kelompok diberi alat peraga mika pecahan dan

LKS yang membahas tentang penjumlahkan tiga

bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

5). Siswa menuliskan hasil diskusinya dalam LKS.

6). Siswa bersama guru membahas materi tersebut.

7). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

8). Siswa mengerjakan soal evaluasi dan melakukan

refleksi.

d. Observasi

1). Mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar

pengamatan yang telah tersedia pada siklus I.

2) Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur

keberhasilan siswa pada siklus I.

e. Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:

1). Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus I,

keberhasilan apa yang telah dicapai, hambatan yang

dihadapi oleh siswa.

2). Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi

yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang

(59)

3). Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil ulangan atau

tes dan observasi untuk dilakukan pada siklus ke II.

Siklus II

a. Siklus II (2 pertemuan)

Pada siklus ini dilakukan 2 kali pertemuan, setiap

pertemuan memiliki alokasi waktu 3 jam pelajaran.

b. Rencana tindakan

Peneliti memperbaiki RPP berdasarkan hasil refleksi, dan

melanjutkan pembelajaran materi pecahan.

c. Pelaksanaan tindakan II Pertemuan I

1). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2). Siswa diberi sebuah cerita yang berkaitan dengan

penjumlahan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut

beda.

3). Siswa dibagi dalam kelompok setiap kelompok

beranggotakan 3 siswa.

4). Setiap kelompok diberikan alat peraga mika dan LKS

yang membahas tentang penjumlahan dua bilangan

pecahan biasa berpenyebut beda.

5). Siswa didampingi guru untuk menemukan pecahan

lewat pengetahuan yang dimiliki dengan menggunakan

(60)

6). Siswa menuliskan hasil diskusinya dalam LKS.

7). Siswa bersama guru membahas materi tersebut.

8). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

9). Siswa diberi penguatan oleh guru terhadap materi

pecahan.

11). Siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Pertemuan II

1). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2). Siswa mengingat kembali materi pertemuan sebelumnya

yaitu tentang penjumlahan dua bilangan pecahan biasa

berpenyebut beda.

3). Siswa dibagi dalam kelompok setiap kelompok

beranggotakan 3 siswa.

4). Setiap kelompok diberi alat peraga mika pecahan dan

LKS yang membahas tentang penjumlahan tiga

bilangan pecahan biasa berpenyebut beda.

5). Siswa menuliskan hasil diskusinya dalam LKS.

6). Siswa bersama guru membahas materi tersebut.

7). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

(61)

d. Observasi

1). Mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar

pengamatan yang telah tersedia pada siklus II.

2) Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur

keberhasilan siswa pada siklus II.

e. Refleksi

1). Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan

siklus II, tentang apa yang berhasil, kendala, dan

hambatan yang dihadapi siswa.

2). Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi

yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah

siklus dilanjutkan atau tidak.

D. Pengumpulan data dan Instrumen

1). Peubah (variabel) dan indikator keberhasilan

Sesuai dengan judul penelitian di atas, penelitian ini ada dua

peubah, yakni minat dan prestasi belajar. Pengamatan minat

dilaksanakan pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung untuk

mengetahui apakah terjadi peningkatan minat pada setiap siklus

(62)

Tabel 2: Peubah Data dan Instrumennya

(63)

2). Cara pengumpulan data

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif berasal dari penghitungan skor minat siswa dan

nilai tes atau avaluasi di setiap siklus, sedangkan data kualitatif berasal dari

hasil wawancara siswa dan guru di setiap akhir siklus.

Penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan minat dan

prestasi belajar siswa mengenai materi pecahan. Data mengenai minat dapat

diketahui dengan observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap

guru dan sebagian siswa, sedangkan data mengenai prestasi belajar siswa

diperoleh untuk menilai aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Tes atau evaluasi dilakukan di setiap akhir siklus.

3). Instrumen

1). Prestasi belajar

Untuk mengumpulkan data prestasi belajar, penelitian ini akan

menggunakan dua cara yakni tes dan non tes.

Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a) Tes

Tes yang digunakan adalah jenis tes tertulis dengan bentuk

pilihan ganda. Tes ini dikembangan sendiri oleh peneliti yang mengacu

(64)

kognitif yang diperoleh siswa. Soal pilihan ganda berjumlah 20 nomor,

yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu .

Dengan ketentuan: Skor 1 = jika jawaban benar

Skor 0 = jika jawaban salah

Tabel 3: Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I

No Indikator Taraf Kesukaran Nomor

soal dua bilangan pecahan biasa dengan penyebut

(65)

Tabel 4: Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus II No Indikator Taraf Kesukaran Nomor

soal

mengamati siswa pada saat diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi.

Penilaian non tes dilakukan berdasarkan indikator penilaian yang dituangkan

(66)

psikomotorik (terlampir). Indikator prestasi belajar siswa berupa aspek afektif

dan aspek psikomotorik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5: Indikator Aspek Afektif

No Indikator

1 Kerjasama dalam berdiskusi

Tabel 6: Indikator Aspek Psikomotorik

No Indikator

1 Membuktikan cara menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama dengan menggunakan alat peraga mika pecahan

2 Membuktikan cara menjumlahkan tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut sama dengan menggunakan alat peraga mika pecahan

3 Membuktikan penjumlahan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut beda dengan menggunakan mika pecahan

4 Membuktikan penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut beda dengan menggunakan mika pecahan

2). Minat

Untuk mengukur minat ada dua cara yang ditempuh oleh peneliti

yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan

(67)

a) Observasi minat siswa

Observasi akan dilakukan oleh peneliti pada saat pelaksanaan di

setiap siklus menggunakan lembar observasi minat siswa. Peneliti melakukan

pengamatan minat pembelajaran matematika terhadap setiap siswa. Langkah

yang dilakukan peneliti adalah dengan memberi tanda checklist (V) apabila

nampak deskriptor dalam rubrik pengamatan minat.

Rubrik pengamatan minat diisi oleh peneliti pada waktu kegiatan

belajar berlangsung. Rubrik pengamatan minat dan panduan wawancara yang

disusun peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 7: Rubrik Pengamatan Minat

No Indikator Deskriptor Nampak (v)

atau Tidak (-) dengan pelajaran yang diterima waktu sebelum pelajaran dimulai

- Siswa aktif bertanya

- Siswa aktif menjawab pertanyaan

(68)

- Siswa mengerjakan tugas dari guru

- Siswa berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran matematika daripada yang lainnya

- siswa senang terhadap mata pelajaran matematika karena sesuai dengan kebutuhan - siswa senang terhadap

- siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru

4 Keterlibatan siswa dalam pelajaran

- Siswa aktif berdiskusi

- Siswa aktif dalam melakukan pembelajaran - Siswa bekerjasama

dengan kelompok

b) Panduan Wawancara

Peneliti membuat panduan wawancara yang ditujukan bagi siswa dan

guru.Wawancara ini dilakukan setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Peneliti

(69)

berminat, kurang berminat dan tidak berminat. Panduan wawancara yang dibuat

peneliti untuk melakukan wawancara kepada guru dan sebagian siswa adalah

sebagai berikut:

Tabel 8: Panduan Wawancara Kepada Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Anda merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL)? Mengapa?

2 Apakah perhatian Anda terfokus mengikuti kegiatan pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL)? Mengapa?

3 Apakah Anda tertarik pada materi pelajaran matematika menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL)?

Mengapa?

4 Apakah Anda tertarik pada guru yang mengajar matematika menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)? Mengapa?

5 Apakah Anda terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)? Berilah contoh keterlibatan

(70)

Tabel 9: Panduan Wawancara Kepada Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah siswa merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran matematika yang

Bapak/Ibu ajarkan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL)?

Mengapa?

2 Apakah perhatian siswa sudah terfokus mengikuti kegiatan pembelajaran

matematika yang Bapak/Ibu pimpin

menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL)? Mengapa?

3 Apakah siswa tertarik pada materi pelajaran matematika yang Bapak/Ibu ajarkan

menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL)? Mengapa?

4 Apakah siswa tertarik kepada Bapak/Ibu guru dalam mengajarkan materi pelajaran

matematika menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL)?

Mengapa?

5 Apakah siswa terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran matematika yang Bapak/Ibu

pimpin menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL)? Berilah

(71)

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas

a. Pengertian Validitas

Menurut Anastasia dalam Sumarna Surapranata (2009:50) validitas

adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai

dengan apa yang diukur.

Menurut Sekaran (2006:248) validitas adalah bukti bahwa

instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah

konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan.

Menurut Masidjo (1995:242) validitas adalah taraf sampai di mana

suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Macam-macam Validitas

Menurut Sumarna Surapranata (2009:51-55) validitas dibagi menjadi

empat macam yaitu:

1. Validitas isi (content validity)

Suatu alat ukur dipandang valid apabila nilai sesuai dengan isi

kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara yang digunakan untuk

menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu. Menurut

Guion dalam Sumarna Surapranata (2009:51) validitas isi sangat

bergantung pada dua hal yaitu tes itu sendiri dan proses yang

(72)

Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah dengan

melihat soal – soal yang membentuk tes itu. Jika keseluruhan soal tampak mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak

diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi. Dalam dunia

pendidikan, sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila mengukur sesuai

dengan domain dan tujuan khusus tertentu yang sama dengan isi

pelajaran yang telah diberikan di kelas.

2. Validitas Konstruk (Construct validity)

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan

konstruksi teoritik di mana tes itu dibuat. Tes dikatakan memiliki

validitas konstruksi apabila soalnya mengukur setiap aspek berpikir

seperti yang telah diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum.

3. Validitas Prediksi ( Predictive validity)

Validitas ini menunjukkan hubungan antara tes skor yang

diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang

akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila

mempunyai kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi

Gambar

Tabel 20 Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II...................................
Gambar 1. Bagan langkah-langkah Penelitian Tindakan  ................................  33
Tabel 1: Jadwal Penelitian
Tabel 2: Peubah Data dan Instrumennya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep dasar pecahan dalam mata pelajaran matematika kelas IVB SDLB Negeri

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA MATERI HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MATA PELAJARAN PPKN PADA SISWA KELAS

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan

Tujuan dari penelitian ini, untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika, materi operasi hitung pengurangan dua angka tanpa meminjam menggunakan

Penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu meningkatkan sikap kerja keras dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi pecahan menggunakan model

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini adalah ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika materi penjumlahan pecahan dengan menggunakan kartu