• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif komparatif.

Teknik analisis data deskriptif (stasistik deskriptif) yaitu teknik mengolah

data yang digunakan untuk menganalisis kelompok data tanpa menarik

kesimpulan dari populasi yang diamati. Analisis ini menggambarkan

secara tepat mengenai rata – rata, hubungan, dan perbedaan. Analisis data deskriptif ditempuh dengan membandingkan data sebelum dan sesudah

tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Analisis data berdasarkan indikator

minat dan prestasi belajar ditentukan dengan kriteria keberhasilan.

1. Kriteria Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) prestasi belajar siswa yaitu 60.

Penyusunan indikator keberhasilan yang digunakan oleh peneliti yaitu

pencapaian kriteria keberhasilan yang peneliti tentukan di setiap akhir

siklus I dan siklus II. Jika siswa dapat mencapai atau melebihi kriteria

yang ditentukan di setiap akhir siklus I dan siklus II, artinya siswa tersebut

sudah mencapai kriteria keberhasilan. Tabel kriteria minat dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan

Tabel 15: Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa

No Peubah Indikator Skor

Kondisi Awal Akhir siklus I Akhir siklus II

1 Minat Skor rata-rata seluruh minat siswa

7,85 10 12

Tabel 16: Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa

Peubah Indikator Kriteria keberhasilan Kondisi awal Akhir siklus 1 Akhir siklus 2 Prestasi belajar siswa 1) rata-rata nilai ulangan 2) persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 55, 75 52,78% 65 60% 70 70%

2. Cara Menghitung Minat dan Prestasi Belajar

a. Peningkatan Minat

Analisis data tentang minat siswa dinyatakan dalam skor hasil

rubrik pengamatan minat yang mencakup panduan wawancara kepada

sebagian siswa dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru

matematika kelas IV. Analisis rubrik ini yaitu dengan membandingkan

kondisi awal, kondisi akhir pada siklus I, kondisi akhir pada siklus II.

1. Menghitung skor minat setiap siswa sesuai dengan rubrik pengamatan

minat pada setiap pertemuan.

2. Menghitung skor minat siswa per siklus, dengan rumus:

3. Menghitung rata-rata minat siswa per siklus, dengan rumus:

4. Membandingkan tingkat minat awal dengan tingkat minat siklus I dengan

tingkat minat siklus II. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui

adanya peningkatan minat atau tidak.

5. Cara menghitung uji normalitas K-S, peneliti ,menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Untuk mengetahui normal atau tidaknya data minat

belajar siswa.

6. Cara menghitung uji t berpasangan, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Untuk mengengetahui signifikan atau tidaknya

peningkatan minat siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II.

b. Peningkatan Prestasi Belajar

Analisis data prestasi belajar menggunakan analisis data deskriptif,

yang dinyatakan dengan skor evaluasi atau tes yaitu membandingkan

kondisi awal, kondisi akhir pada siklus I, kondisi akhir pada siklus II

sesuai siklus keberhasilan. Cara menghitung peningkatan prestasi belajar

siswa adalah sebagai berikut:

Rata-rata minat siswa = jumlah skor minat seluruh siswa per siklus jumlah siswa

Skor minat siswa per siklus = jumlah skor minat pertemuan 1 + pertemuan 2 2

a. Nilai Kognitif

- Pemberian skor atau nilai

Jawaban benar = 1

Jawaban salah = 0

- Menghitung jumlah skor setiap siswa

- Menghitung nilai siswa, rumus yang digunakan sebagai berikut :

b. Nilai Afektif

c. Nilai Psikomotorik

Nilai total yaitu 20, nilai maksimal rubrik afektif dan

psikomotorik yaitu 4 sedangkan nilai minimal yaitu 1.

- Menghitung rata – rata

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa. n = Jumlah seluruh siswa.

Nilai kognitif = jumlah skor setiap siswa x 5 Nilai

Kognitif

Nilai afektif = (Jumlah skor total setiap siswa) x 5 Nilai

Afektif

Nilai

Psikomotorik

Nilai psikomotorik = (Jumlah skor total setiap siswa) x 5

Nilai Final = (nilai kognitif x 7) + (nilai afektif x 1,5) + (nilai psikomotorik x 1,5) 10

Nilai rata-rata (N) = n

-. Menghitung persentase siswa yang mencapai KKM

- Cara menghitung uji normalitas K-S, peneliti ,menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Untuk mengetahui normal atau tidaknya data

prestasi belajar siswa.

- Cara menghitung one sample t-test, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Untuk mengetahui perbedaan antara kondisi awal

dengan siklus I.

- Cara menghitung uji t berpasangan, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

peningkatan prestasi belajar antara siklus I dengan siklus II.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul „‟Peningkatan Minat

Dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan Menggunakan

Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IVA SD Kanisius Ganjuran Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012” Kelurahan Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kota Bantul dilaksanakan pada tanggal 29 Februari

2012-14 Maret 2012 dengan kegiatan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada

tanggal 29 Februari dan 05 Maret 2012 dengan submateri

penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama. Pada siklus ini siswa

dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

Jumlah kelompok dalam siklus ini ada lima kelompok. Ada satu

kelompok yang terdiri dari lima siswa dan empat kelompok yang

lain terdiri dari empat siswa.

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan ajar,

soal siklus, soal evaluasi dan rubrik penilaian kognitif, afektif

dan psikomotorik. Peneliti juga menyusun rubrik panduan

wawancara kepada sebagian siswa, panduan wawancara

kepada guru, rubrik pengamatan siswa yang sudah divalidasi

untuk menilai minat siswa SD Kanisius Ganjuran dalam

pembelajaran matematika. Peneliti mempersiapkan alat peraga

dan media pembelajaran seperti: gelas ukur, gula, air, tepung,

mika pecahan, penggaris dan spidol. Materi yang disampaikan

pada pertemuan I yaitu penjumlahan dua bilangan pecahan

biasa berpenyebut sama, pada pertemuan II yaitu penjumlahan

tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut sama.

2) Pelaksanaan

a). Pertemuan 1

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

pada hari Rabu, 29 Februari 2012. Subyek penelitian yang

digunakan yaitu siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran

yang berjumlah 21 siswa. Pada pertemuan ini semua siswa

hadir semua. Pada kegiatan awal, guru memberi salam

kepada siswa, perwakilan dari siswa bertugas memimpin

doa sebelum pembelajaran dimulai, setelah selesai berdoa

ketua kelas memimpin semua siswa untuk memberi salam

kepada guru. Setelah itu dilanjutkan presensi kehadiran

yang disampaikan oleh guru, kemudian guru memberikan

apersepsi kepada siswa dan melakukan tanya jawab tentang

apersepsi dari guru.

Pada kegiatan inti, siswa dibimbing oleh guru untuk

membicarakan benda–benda kebutuhan sehari–hari yang berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan pecahan biasa

berpenyebut sama. Guru memancing siswa untuk

menemukan contoh penjumlahan dua bilangan pecahan

biasa berpenyebut sama dalam kehidupan sehari–hari mereka, ada beberapa siswa yang mengangkat tangan dan

menceritakan pengalaman mereka, kemudian siswa dan

guru melakukan tanya jawab mengenai pengalaman siswa

yang siswa alami dalam kehidupannya sehari–hari. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara berkelompok,

siswa dibagi menjadi lima kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa.

Dalam membagi kelompok guru menunjuk lima siswa

yang diberi tanggung jawab sebagai ketua kelompok, guru

menunjuk siswa yang lain untuk bergabung dengan

kelompoknya sesuai pembagian kelompok dari guru,

kemudian setiap kelompok menempatkan diri sesuai

dengan kelompoknya masing–masing dan duduk di tempat yang telah disediakan dan ditentukan oleh guru. Di saat

membagi kelompok ada salah satu siswa yang tidak mau

bergabung dengan kelompoknya. Siswa ini dijauhi oleh

teman-temannya, kemudian guru menempatkan siswa itu

untuk pindah kelompok dan guru memberikan nasihat

kepada anak itu dan anak–anak yang lainnya agar mereka bisa bekerja sama dengan baik dan mau menerima orang

lain dengan tulus.

Guru membagi LKS, kemudian perwakilan kelompok

maju ke depan kelas untuk mengambil undian. guru

membagi gelas ukur, gula, air, tepung sesuai undian yang

didapat. Dengan kelompoknya siswa melakukan kegiatan

tersebut sesuai dengan undian yang di dapat, guru

membimbing siswa dalam melakukan kegiatan tersebut,

kemudian setelah melakukan kegiatan I siswa mengerjakan

soal LKS kegiatan belajar I bagian a, kemudian siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

Siswa-siswa berebut untuk mempresentasikan jawabannya

dengan mengangkat tangan dan berteriak-teriak, kemudian

guru memilih secara bergiliran kelompok yang akan

mempresentasikan jawabannya di depan kelas, guru

membimbing siswa dalam presentasi dan menanyakan

presentasi tepat atau tidak. Gelas ukur, gula, air, tepung

kemudian dikumpulkan di tepi.

Perwakilan kelompok maju di depan kelas untuk

mengambil undian dan mika pecahan, spidol. Setiap

kelompok melakukan kegiatan belajar I bagian b sesuai

dengan petunjuk yang telah disediakan. Guru membimbing

siswa dalam melakukan kegiatan belajar ini, kemudian

siswa mengerjakan soal LKS kegiatan belajar I bagian b.

Dalam membagi mika pecahan masih ada kelompok yang

kesulitan untuk membagi mika pecahan sama besar, guru

memancing siswa bagaimana cara membagi mika pecahan

tersebut supaya bagiannya menjadi sama besar. Ada

beberapa siswa yang menjawab supaya mika tersebut

menjadi bagian yang sama besar mika harus dilipat,

kemudian digaris supaya jelas pembagiannya dan diarsir

menurut undian yang di dapat. Pada saat itu guru langsung

memberi respon kepada siswa yang menjawab dengan

mengucapkan kata „‟ bagus‟‟, jawaban teman kalian tepat. Kelompok yang lain kemudian mengikuti dan

mempraktekkan seperti langkah tersebut. Setelah semua

kelompok selesai mengerjakan kegiatan tersebut, guru

menyuruh setiap kelompok untuk mempresentasikan

berebut dan mengacungkan tangan untuk maju di depan

kelas, tetapi guru menunjuk secara bergiliran kelompok

yang maju urutan pertama sampai urutan kelima. Dalam

mempresentasikan jawabannya ada siswa yang menjawab

tidak tepat, kemudian siswa yang lain membenarkan

jawaban tersebut, semua mika pecahan dan spidol

dikumpulkan di depan kelas.

Setelah kegiatan belajar I selesai, guru mengarahkan

siswa untuk mengerjakan kegiatan belajar II dalam LKS

yang terdiri dari lima soal penjumlahan dua pecahan biasa

berpenyebut sama. Guru membimbing dan mengarahkan

bahwa penjumlahan pecahan berpenyebut sama dilakukan

dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya

sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. Setiap

kelompok harus bekerjasama agar semua anggota dalam

kelompok tersebut dapat mengetahui dan memahami setiap

jawaban dari semua soal yang terdapat dalam LKS, pada

saat menyederhanakan pecahan masih ada siswa yang

belum terlalu paham, kemudian siswa yang lain atau masih

dalam satu kelompok membantu temannya menjelaskan

cara menyederhanakan pecahan, pada saat berdiskusi

siswa-siswa saling membantu dalam kelompoknya, setelah

kelompok menuliskan hasil jawabannya di papan tulis,

kemudian guru dan siswa membahas hasil kerja siswa.

Setelah selesai mempresentasikan hasil pekerjaannya,

siswa mengumpulkan LKS ke depan kelas. Guru

memberikan peneguhan atau penguatan, menarik

kesimpulan mengenai penjumlahan dua bilangan pecahan

biasa berpenyebut sama, dan menanyakan apakah siswa

sudah paham tentang materi tersebut.

Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mengerjakan

soal latihan yang terdiri dari dua soal penjumlahan dua

bilangan pecahan biasa berpenyebut sama, hal ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi

penjumlahan dua bilangan pecahan biasa berpenyebut

sama. Dalam mengerjakan soal latihan sebagian siswa

mengerjakan soal dan cepat. Setelah selesai mengerjakan

soal latihan siswa dan guru melakukan refleksi mengenai

bagaimana perasaan siswa setelah mempelajari

pembelajaran tersebut, kesulitan-kesulitan yang masih

dialami oleh siswa dan menanyakan apa yang akan

dilakukan oleh siswa setelah mempelajari materi tersebut.

Kemudian perwakilan dari siswa memimpin doa penutup

b). Pertemuan 2

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

pada hari Senin, 05 Maret 2012. Subyek penelitian yang

digunakan yaitu siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran

yang berjumlah 21 siswa. Pada pertemuan kedua semua

siswa hadir semua. Pada kegiatan belajar mengajar ini

berfokus pada penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa

berpenyebut sama. Pada kegiatan awal, guru

menyampaikan salam pembuka secara singkat, kemudian

doa pembuka yang dipimpin oleh perwakilan siswa yang

saat itu bertugas memimpin doa, setelah berdoa ketua kelas

memimpin siswa yang lain untuk memberi salam kepada

guru, menanyakan kabar siswa dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan kedua, kemudian guru memberikan

apersepsi yaitu mengulas secara singkat pembelajaran pada

pertemuan pertama untuk memancing pengetahuan atau

pemahaman siswa pada pembelajaran pertemuan pertama.

Pada kegiatan inti, guru membicarakan dan bertanya

tentang pengalaman siswa yang berkaitan dengan

penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut

sama dan guru memberi masalah yang berkaitan dengan

(salah satu nama siswa) makan kue bagian, siangnya Egi

makan kue bagian, malam harinya Egi makan kue

bagian. Siswa didampingi oleh guru untuk menemukan

contoh penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa

berpenyebut sama dalam kehidupan sehari-hari, kemudian

siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai

penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa berpenyabut

sama. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara

berkelompok, kelompok dalam pertemuan kedua ini sama

dengan kelompok mereka pada pertemuan pertama.

Perwakilan kelompok mengambil undian, kemudian

mengambil mika pecahan dan spidol. Guru memberi tugas

dan membimbing siswa untuk mencari penjumlahan tiga

bilangan pecahan biasa berpenyebut sama sesuai undian

yang didapat siswa melalui alat peraga tersebut. Dalam

membagi mika pecahan siswa sudah cukup paham untuk

membagi mika pecahan menjadi sama besar. Setelah

selesai mengerjakan siswa menulis hasil pekerjaannya

dalam LKS pada kegiatan belajar 1. Dengan bimbingan

dari guru, siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di

depan kelas. Pada awalnya siswa masih berebut untuk maju

di depan kelas dengan berisik, tetapi guru langsung

maju di depan kelas mengungkapkan hasil pekerjaannya

tersebut.

Pada kegiatan belajar yang kedua siswa mengerjakan

lima soal yang ada dalam LKS. Setelah semua kelompok

selesai mengerjakan. Guru meminta perwakilan dari setiap

kelompok untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan

tulis sesuai dengan nomer yang ditunjuk guru. Guru dan

siswa membahas secara bersama–sama. Kemudian guru memberi penguatan dan menarik kesimpulan tentang

penjumlahan tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut

sama.

Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal evaluasi

siklus I untuk penilaian kognitif. Setelah itu siswa dan guru

melakukan refleksi dilanjutkan dengan doa penutup yang

dipimpin oleh perwakilan dari salah satu siswa, kemudian

guru memberi salam penutup kepada siswa.

3) Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran

siklus I adalah peneliti mengamati minat siswa terhadap

pembelajaran matematika. Peneliti melakukan pengamatan

pada saat siswa berdiskusi yaitu melakukan penilaian aspek

afektif dan psikomotorik. Pada saat berdiskusi pada pertemuan

terlihat menguasi materi yang akan diajarkan hanya saja guru

masih kurang tegas dalam mengatur anak-anak, hal ini terlihat

pada pertemuan pertama masih banyak siswa yang usil,

keluyuran, ramai dan berteriak-teriak di dalam kelas. Ada satu

anak yang susah untuk diatur dan semaunya sendiri, guru

kemudian menegurnya.

Pada pertemuan kedua, kegiatan belajar mengajar sudah

cukup tenang, hanya saja ada beberapa siswa susah untuk diam

atau tenang, mereka suka jalan-jalan, ribut sendiri dengan

teman-temannya dan jika berbicara terlalu keras.

4) Refleksi

Pada siklus I pertemuan 1 membahas tentang penjumlahan

dua bilangan pecahan biasa berpenyebut sama. Pembelajaran

berjalan sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan, indikator

sudah tercapai. Tetapi dalam pertemuan pertama ini ada

kelompok yang masih kesulitan dalam menggunakan mika

pecahan dan ada beberapa siswa yang masih kurang aktif

dalam berdiskusi.

Pada siklus I pertemuan 2, membahas tentang penjumlahan

tiga bilangan pecahan biasa berpenyebut sama. Pembelajaran

berlangsung cukup baik, alokasi waktu cukup, indikator sudah

tercapai. Siswa sudah berminat untuk mengikuti pembelajaran

Dari Siklus I diperoleh hasil skor minat yang dapat dilihat

pada lampiran 17 halaman 274 dan prestasi belajar yang dapat

dilihat pada lampiran 14 halaman 258.

Dengan demikian pembelajaran pada siklus II harus

dilakukan karena:

1. Jumlah anggota kelompok dikurangi menjadi kelompok

kecil yang beranggotakan tiga siswa.

2. Ada beberapa kelompok yang belum tepat dalam

penggunaan mika pecahan.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada

tanggal 12 Maret dan 14 Maret 2012 dengan submateri penjumlahan

pecahan biasa berpenyebut beda. Pada siklus ini siswa dibagi dalam

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Dalam siklus ini

terdapat tujuh kelompok.

1) Perencanaan kegiatan

Pada tahap ini peneliti memperbaiki perangkat

pembelajaran meliputi: RPP, LKS, bahan ajar dan hasil refleksi

pada siklus I. Peneliti juga menyusun rubrik panduan

wawancara kepada sebagian siswa, panduan wawancara

kepada guru untuk menilai minat siswa SD Kanisius Ganjuran

dalam pembelajaran matematika. Peneliti mempersiapkan alat

penggaris dan spidol. Materi yang disampaikan pada

pertemuan I yaitu penjumlahan dua bilangan pecahan biasa

berpenyebut beda, pada pertemuan II yaitu penjumlahan tiga

bilangan pecahan biasa berpenyebut beda. Dalam siklus ini

terdapat tujuh kelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga

siswa. Guru juga akan mempersiapkan diri lebih baik lagi agar

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan guru akan

bersikap tegas kepada siswa yang sulit untuk diatur.

2) Pelaksanaan

a). Pertemuan I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

pada hari Senin, 12 Maret 2012. Subyek penelitian yang

digunakan yaitu siswa kelas IVA SD Kanisius Ganjuran

yang berjumlah 21 siswa. Pada pertemuan ini semua siswa

hadir semua. Pada kegiatan awal pertemuan ketiga ini, guru

memberi salam kepada siswa secara singkat, sebelum

memulai pembelajaran perwakilan dari siswa bertugas

memimpin doa, setelah selesai berdoa ketua kelas

memimpin semua siswa untuk memberi salam kepada

guru. Setelah itu dilanjutkan presensi kehadiran siswa.

Seluruh siswa menyimak tujuan yang pembelajaran yang

apersepsi kepada siswa yaitu bertanya tentang pengalaman

siswa kehidupan sehari-hari.

Pada kegiatan inti, siswa dibimbing oleh guru untuk

membicarakan permasalahan dan diberi ilustrasi yang

berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan pecahan biasa

berpenyebut beda misalnya: ibu membeli buah apel merah

kg, kemudian ibu membeli kg buah apel hijau,

kemudian guru bertanya berapa berat semua apel yang

dibeli oleh ibu?. Setelah itu siswa didampingi oleh guru

untuk menemukan contoh penjumlahan dua bilangan

pecahan biasa berpenyebut beda dengan pengetahuan yang

dimiliki siswa. Kemudian siswa dan guru melakukan tanya

jawab mengenai permasalahan tersebut.

Sebelum memulai diskusi guru membagi siswa dalam

tujuh kelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga siswa.

Setiap kelompok menempati tempat duduk yang sudah

ditentukan oleh guru. Perwakilan setiap kelompok maju ke

depan kelas untuk mengambil undian. Kemudian siswa

mulai mengerjakan tugas sesuai dengan undian yang

didapat dan guru membimbing siswa dalam melakukan

pembelajaran tersebut. Pada saat membagi mika pecahan

siswa terlihat terampil dan sudah paham tentang cara

kelompok juga mengarsir mika pecahan dengan hati-hati

supaya arsirannya terlihat rapi. Ada satu kelompok yang

mengarsir mika pecahan tidak tepat, guru kemudian

memancing siswa untuk mengetahui bagian yang salah dan

membimbing kelompok tersebut agar tidak mengulang

kesalahan yang sama. Setelah selesai mereka menulis hasil

pekerjaannya dalam LKS pada kegiatan belajar I. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan mika pecahan guru

menyuruh siswa mempresentasikan hasil pekerjaan

mereka. Siswa sudah sedikit teratur dalam melakukan

kegiatan pembelajaran ini. Kemudian siswa mengerjakan

kegiatan belajar II yang terdiri dari lima soal, guru

membimbing siswa dan memancing pengetahuan siswa

tentang cara menghitung penjumlahan pecahan beda

penyebut yaitu dengan menyamakan penyebut dengan

KPK kedua bilangan atau mencari bentuk pecahan yang

senilai dan menjumlahkan pecahan baru seperti pada

penjumlahan pecahan berpenyebut sama, beberapa siswa

masih terlihat belum menguasai materi tersebut, guru

membimbing dengan penuh sabar cara menjumlahkan

pecahan berpenyebut beda kepada siswa, siswa yang sudah

menguasai dan tahu cara menghitung penjumlahan pecahan

jelas. Setelah itu guru menunjuk perwakilan dari kelompok

untuk menuliskan hasil kerjanya di papan tulis, setelah itu

guru dan siswa membahas hasil kerja siswa. Ada salah satu

dari kelompok yang menulis jawabannya tanpa

disederhanakan, kemudian guru menyuruh siswa untuk

menyederhanakan jawaban siswa. Guru memberikan

peneguhan atau penguatan kepada siswa dan menarik

kesimpulan tentang pembelajaran tersebut.

Kegiatan akhir, siswa secara individu mengerjakan soal

latihan yang terdiri dari dua soal penjumlahan dua bilangan

pecahan biasa berpenyebut beda untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami tentang pembelajaran yang telah

diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi, guru

menanyakan apakah siswa merasa senang dalam

pembelajaran, menanyakan apakah masih ada kesulitan dan

menanyakan tindakan apa yang akan dilakukan setelah

mempelajari materi tersebut. Pada saat guru menanyakan

kesulitan siswa ada dua kelompok yang menjawab masih

kesulitan untuk menyamakan penyebutnya. Guru memberi

pesan kepada siswa tersebut agar dirumah belajar atau

lebih memahami lagi materi tersebut. Perwakilan siswa

memimpin doa penutup, kemudian guru memberi salam

Dokumen terkait