• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Pendekatan CTL

Jadi, persediaan minyak goreng ibu liter.

2. Nenek membeli kg tepung tapioka, kemudian ia membeli

kg tepung tapioka, karena tepung yang akan digunakan untuk

membuat kue kurang nenek membeli lagi kg . Berapa kg

tepung tapioka yang dimiliki nenek?

Penyelesaian:

+ = =

Jadi, tepung terigu yang dimiliki nenek kg.

E. Pendekatan CTL

1. Sejarah Pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:42) tahun 1989 di Charlottesville,

Virginia diadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai pendidikan yang

dihadiri oleh para gubernur negara bagian dan presiden Amerika

Serikat. Pertemuan tersebut membahas sasaran – sasaran yang harus dicapai pada tahun 2000 dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1990

Commission on the Skills of the American Work-force dan Secretary of

Labor’s Commission on Anchieving Necessary Skills (SCANS).

Laporan ini menganjurkan diselenggarakannya reformasi dibidang

reformasi di bidang pendidikan tersebut diharapkan para pendidik

menggantikan metode yang sudah biasa mereka terapkan dengan

tujuan dan strategi yang baru. Kata „‟konteks‟‟ dalam imbauan SCANS

menghasilkan terminologi kontekstual. Kata kontekstual kemudian

secara alami menggantikan kata „‟terapan‟‟ karena „‟terapan‟‟ terlalu

sempit untuk mencakup inovasi atau penemuan baru. Kontekstual yang

lebih menyeluruh – di dalam konteks – menyatakan kesaling –

terhubungan. Segala sesuatu terhubung, termasuk gagasan – gagasan dan tindakan. Kontekstual juga mengarahkan pemikiran siswa pada

pengalaman. Ketika gagasan – gagasan dialami, digunakan di dalam konteks, mereka memiliki makna.

2. Pengertian Pendekatan CTL

Menurut Johnson(2010:65)pendekatan CTL adalah pendekatan

pembelajaran yang mengkaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia

nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan

dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (konteks

pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/

ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri

secara aktif pemahamannya.

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2010:34) pendekatan CTL

adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungan

Menurut Nurhadi dalam Muslich (2007:41) pendekatan CTL

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari.

Menurut Howey dalam Rusman (2011:189-190) pendekatan

CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses

belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan

akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk

memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik

sendiri – sendiri maupun bersama – sama.

Menurut Rusman (2011:187) pendekatan CTL adalah usaha

untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa

merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep

sekaligus menerapkan dan mengkaitkannya dengan dunia nyata.

3. Komponen Pendekatan CTL

Komponen pendekatan CTL menurut Sanjaya dalam Sugiyanto

(2010:17) meliputi:

1. Konstruktivisme (Constructivisme).

Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

2. Menemukan (Inquiry).

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencairan

dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses

inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

a. Merumuskan masalah.

b. Mengajukan hipotesa.

c. Mengumpulkan data.

d. Menguji hipotesis.

e. Membuat kesimpulan.

Penerapan asas Inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya

masalah yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa

untuk menemuan masalah sampai merumuskan kesimpulan.

Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah, rasional, sebagai dasar

pembentukan kreatifitas.

3. Bertanya (Questioning).

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan

pengetahuan. Dengan adanya keingintahuan, pengetahuan

selalu dapat berkembang. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan CTL guru tidak hanya menyampaikan informasi

tetapi memancing siswa dengan bertanya, agar siswa dapat

4. Masyarakat Belajar (Learning Community).

Pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh

komunikasi dengan orang lain. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing

dengan teman, orang lain, antar kelompok, sumber lain dan

bukan hanya guru.

5. Pemodelan (Modelling).

Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan

suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.

6. Refleksi (Reflection).

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari siswa dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi

kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya

untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang

bernilai positif atau tidak bernilai (negatif).

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment).

Proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Menurut Depdiknas dalam Rusman (2011:198) dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL harus

mempertimbangkan karakteristik – karakteristik yaitu: 1. Kerja sama.

3. Menyenangkan dan tidak membosankan.

4. Belajar dengan bergairah.

5. Pembelajaran terintegrasi.

6. Menggunakan berbagai sumber.

7. Siswa aktif.

8. Sharing dengan teman.

9. Siswa kritis guru kreatif.

10. Dinding kelas dan lorong - lorong penuh dengan hasil karya

siswa (peta – peta, gambar, artikel).

11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil

karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain

– lain.

4. Pengembangan Komponen Pendekatan CTL

Pengembangan setiap komponen pendekatan CTL dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan

belajar labih bermakna .

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua

topik yang diajarkan

3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan

pertanyaan – pertanyaan.

4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan

5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa

melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.

6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan

yang sebenarnya pada setiap siswa.

5. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan CTL a. Kelebihan pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:88) kelebihan pendekatan CTL adalah

pembelajaran menjadi lebih bermakna yaitu dengan cara

menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan

keseharian siswa. Siswa membuat hubungan – hubungan penting yang menghasilkan makna dengan pembelajaran dan siswa dituntut

untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

b. Kekurangan pendekatan CTL

Menurut Johnson (2010:302) kekurangan pendekatan CTL

adalah membutuhkan waktu cukup lama untuk membuat siswa benar

– benar paham, karena tingkat kecerdasan setiap siswa berbeda –

beda.

Dokumen terkait