• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2010"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE

BENTUK PERSEN DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD KANISIUS KLEPU

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Monika Ayu Maharani

NIM 091134152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE

BENTUK PERSEN DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD KANISIUS KLEPU

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Monika Ayu Maharani

NIM 091134152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Makalah ini kupersembahkan untuk :

™ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalui menyertaiku dengan Roh Kudus-Nya dalam setiap perjalanan hidupku dan membuat

segala sesuatu menjadi indah dalam setiap perjalanan ini.

™ Orang tuaku tercinta, terimakasih atas kerja keras, doa, dorongan, nasehat dan pengorbananmu selama ini. Sehingga skripsi ini dapat

selesai tepat waktu.

™ Kakek dan nenek yang telah membantuku dalam memberi semangat dan doa bagi cucunya.

™ Kekasihku tercinta, yang selalu memberikan, semangat, dorongan, doa, dan cintanya kepadaku.

™ Teman-temanku terkasih di PGSD, terkhusus bagi teman-temanku di kelas B. Terima kasih telah mengisi lembar-lembar hidupku dengan

penuh warna dan menjadi keluarga kedua bagiku.

™ Anak-anak di SD Kanisius Klepu, terima kasih telah dengan suka hati dan ceria membantuku menyelesaikan skripsi ini, tanpa kalian tidak

akan jadi seperti ini.

(6)

MOTTO

“Jika kita takut dan malu untuk melakukan sesuatu

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah makalah.

Yogyakarta, 22 Juli 2011

Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Monika Ayu Maharani

Nomor Mahasiswa : 091134152

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE BENTUK PERSEN DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD K KLEPU TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini

saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Juli 2011

Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning

Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Mengubah Pecahan Ke Bentuk Persen Dan Desimal Serta Sebaliknya Pada Siswa Kelas V Semester 2 SD

Kanisius Klepu Tahun Pelajaran 2010/2011

Monika Ayu Maharani

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2011

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistemik. Banyaknya permasalahan yang ada dalam mata pelajaran matematika di SD Kanisius Klepu, dapat diatasi dengan model cooperative learning tipe STAD. Model ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V di SD Kanisius Klepu.

Metode dalam penelitian ini, dilakukan oleh peneliti selama empat pertemuan. Dalam setiap pertemuan pembelajaran, terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selama penelitian di kelas, peneliti menggunakan langkah-langkah model cooperative learning tipe STAD yaitu : membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, guru menyajikan materi pelajaran, guru memberikan tugas dalam kelompok, guru memberikan kuis, membahas kuis, dan kesimpulan.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain : sebelum tindakan dengan persentase 51,5 %, siklus pertama dengan persentase 57,5 %, dan siklus kedua dengan persentase 87,8 %. Jadi, dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan mengalami peningkatan pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V di SD Kanisius Klepu.

(10)

ABSTRACT

Enhancing Learning Achievement By Using The Model Type STAD Cooperative Learning Math Lessons In Eye On Change Fraction And Decimal Percent To Form And Otherwise In Class V Semester 2 SD Kanisius Klepu Lesson Year

2010/2011.

Monika Ayu Maharani

Program Elementary School Teacher Education Studies Sanata Dharma University, Yogyakarta.

2011

Mathematics is a branch of an exact science and systemically organized. Many existing problems in mathematics in elementary Kanisius Klepu, can be resolved by model type STAD cooperative learning. This model aims to improve learning achievement in mathematics courses about converting fractions into decimals and percentages and vice versa in class V students in elementary Kanisius Klepu. Mathematics is a branch of an exact science and systemically organized. Many existing problems in mathematics in elementary Kanisius Klepu, can be resolved by model type STAD cooperative learning. This model aims to improve learning achievement in mathematics courses about converting fractions into decimals and percentages and vice versa in class V students in elementary Kanisius Klepu.

The method in this study, conducted by researchers over the past four meetings. In each meeting the learning, consisting of initial activities, core activities, and the final activity. During research in the classroom, researchers used measures of type STAD cooperative learning model, namely: form a group whose members are 4-5 people, teachers present the subject matter, the teacher gives the task in a group, the teacher gives a quiz, discuss the quiz, and conclusions.

The results obtained in this study include: prior action by the percentage of 51.5%, the first cycle with the percentage of 57.5%, and the second cycle with the percentage of 87.8%. Thus, the results obtained in this study can be said that this research has experienced an increase in mathematics courses about changing fractions to percentages and decimals and vice versa in class V students in elementary Kanisius Klepu.

Kata kunci : model cooperative learning tipe STAD, prestasi belajar, pecahan, persen, desimal, dan matematika.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberkati dan

menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “

peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model cooperative learning

tipe STAD pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk

persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester 2 SD K Klepu

tahun pelajaran 2010/2011” sesuai pada waktu yang diharapakan.

Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan program studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu, skripsi

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku dalam

mengerjakan tugas akhir ini.

2. Drs. T. Sarkim, M. Ed. Ph. D., selaku Dekan FKIP yang telah

memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam

(12)

4. Drs. A. Sardjana, M.Pd, dan Drs. Puji Purnomo M.si. selaku dosen

pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan

banyak saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.

5. Para dosen PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan

kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

6. Para staf sekertariat PGSD sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

7. Staf perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis

dalam mendapat referensi.

8. Drs. A.Y. Eko Sutopo S.Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius Klepu

dan rekan-rekan guru yang telah memberikan peneliti ijin untuk

melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Klepu, terima kasih atas

kerjasamanya.

10.Orang tua dan adikku yang selalu memberiku semangat dan doanya.

11.Bernadus Joko Santoso yang selalu setia memberikan penulis

semangat,dorongan dan kesabarannya selama penulis menyelesaikan

studi di Universitas Sanata Dharma.

12.Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan

2009 yang memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

(13)

membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 22 Juli 2011

Penyusun

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(15)

3. Pengertian prestasi belajar………. 7

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar... 7

5. Kelebihan dan kelemahan model cooperative learning..... 18

6. Langkah-langkah model cooperative learning……... 19

7. Macam-macam model cooperative learning... 21

8. Peran guru dalam model cooperative learning 23

9. Manfaat model cooperative learning………. 24

C. Model Cooperative Learning Tipe STAD………. 25

1. Pengertian model cooperative learning tipe STA 25 2. Sejarah model cooperative learning tipe STAD 26

3. Tujuan model cooperative learning tipe STAD 26 4. Kelebihan dan kelemahan model cooperative learning tipe STAD………... 26

5. Langkah-langkah model cooperative learning tipe STAD………... 28

6. Manfaat model cooperative learning tipe STAD 31 D. Matematika……… 31

1. Pengertian matematika………. 31

2. Ciri-ciri matematika………. 32

(16)

4. Fungsi pembelajaran pada matematika……. 33

E. Pecahan……….. 34

1. Pengertian pecahan………... 34

2. Macam-macam pecahan………. 35

F. Alat peraga………. 36

G. Penelitian yang relevan……….. 36

H. Kerangka berpikir………... 36

I. Hipotesis tindakan………. 37

BAB III METODE PENELITIAN……… 38

A. Setting penelitian... 38

B. Rencana tindakan... 38

C. Kriteria berhentinya siklus... 53

D. Pengumpulan data... 53

E. Penyusunan instrumen... 54

F. Teknik analisis data... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 67

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan... 77

B. Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA... 79

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Alur model Penelitian Tindakan Kelas ... 38

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Siswa ... 55

Tabel 3.3 Analisis Data ... 55

Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Siswa Kelas V ... 67

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Siklus I... 70

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 73

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Silabus ... 81

Lampiran 2

RPP, LKS, Kuis, Evaluasi, dan Kunci Jawaban ... 83

Lampiran 3

Hasil Observasi, LKS, dan Kuis ... 127

Lampiran 4

Hasil Kerja Siswa... 133

Lampiran 5

Surat Penelitian ... 139

Lampiran 6

Surat Bukti Penelitian ... 140

Lampiran 7

Foto Penelitian ... 141

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian yang saya lakukan berlokasi di SD Kanisius Klepu,

Sendang mulyo, Minggir, Sleman Yogyakarta. Para siswa dari SD tersebut

mayoritas berasal dari desa di sekitar SD tersebut. Jumlah siswa di SD

Kanisius Klepu pada umumnya berjumlah sekitar 70 siswa untuk kelas

rendah (kelas 1-3) dan sekitar 90 siswa untuk kelas tinggi (4-6).

Berdasarkan pengamatan saya selama di SD Kanisius Klepu, para

siswa mengalami berbagai masalah menyangkut mata pelajaran

matematika. Berbagai masalah tersebut antara lainbanyak siswa kurang

teliti, tidak mau meneliti latihan soal yang sudah dikerjakan, ramai saat

mengerjakan soal, kurang memahami soal, meremehkan pelajaran

matematika, kurang percaya diri saat mengerjakan soal, guru hanya

menggunakan metode drill, dan guru tidak menggunakan alat peraga

selama mengajar di kelas.

Dari nilai KKM siswa pada kompetensi dasar 5.1. yaitu mengubah

pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya minimal 46,5 %

yang mencapai 60 ke atas.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika di kelas, perlu diadakan pembaharuan model pembelajaran.

(20)

siswa belum memuaskan. Sebaiknya, guru mencoba untuk menggunakan

model Cooperative LearningTipeStudent Teams Achievement Division (STAD) karena menurut Surianto, 2009, dalam http://pembelajaran-kooperatif-tipe-stad/, yang didownload pada tanggal 3 Agustus 2011,

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang paling

sederhana dan sangat cocok bagi guru pemula, salah satu ciri dari STAD

adalah siswa dalam kelompoknya menggunakan bantuan lembar kegiatan

siswa atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian dalam kelompoknya siswa saling membantu

satu sama lainnya untuk memahami bahan pelajaran tersebut. STAD

sangat sesuai.

Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan mata pelajaran

matematika dengan model yang berbeda dari sebelumnya. Maka, peneliti

akan mencoba menggunakan Model Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan langkah-langkah yaitu membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang, guru menyajikan

materi pelajaran, guru memberikan tugas dalam kelompok, guru

memberikan kuis, membahas kuis, dan kesimpulan. Model ini juga

merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dibandingkan

model-model pembelajaran yang lainnya.

B. Identifikasi Masalah

1. Banyak siswa kurang teliti.

(21)

3. Ramai saat mengerjakan soal.

4. Kurang memahami soal.

5. Meremehkan pelajaran matematika.

6. Kurang percaya diri saat mengerjakan soal.

7. Guru hanya menggunakan metode drill.

8. Guru tidak menggunakan alat peraga selama mengajar di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya masalah, saya membatasi masalah pada materi

semester 2, tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta

sebaliknya siswa SD Kanisius Klepu kelas V dengan menggunakan model

cooperative learning tipe STAD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

dapat dirumuskan permasalahan yang akan di teliti yaitu :

Apakah dengan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika di kelas

V SD Kanisius Klepu pada materi mengubah pecahan ke bentuk persen

dan desimal serta sebaliknya untuk tahun pelajaran 2010/2011?

E. Batasan Istilah

1. Prestasi belajar

Adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes

(22)

2. Model Cooperative LearningTipe STAD

Merupakan salah satu tipe dengan menggunakan

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa

secara heterogen.

3. Pecahan

Adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam

bentuk

b a

dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.

F. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah :

Peneliti ingin mengetahui apakah model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V tentang

mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.

G. Manfaat (kontribusi) Penelitian

1. Pengalaman berharga dalam menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Salah satu contoh upaya pembelajaran yang dapat dikembangkan

untuk materi lain, di kelas lain dalam mata pelajaran ini.

3. Menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prestasi belajar dan Belajar

1. Pengertian Prestasi

MenurutSardimanA.M(2001:46) dalam http://tentangkomputer kita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html yang diakses tanggal 11 Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.

Menurut A. Tabrani (1991:22) dalam http://tentangkomputerkita. blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html yang diakses tanggal 11 Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) dalam http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertianprestasi.html yang diakses tanggal 11 Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.

(24)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

2. Pengertian Belajar

Definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :

a. Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-

pengertian-definisihasil-belajar-dari/ yang diakses tanggal 11 Agustus pukul 08.31berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Hilgard dan Bower (1975 : 156) dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertian-definisihasil-belajar-dari/ diakses tanggal 11 Agustus pukul 08.31 mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan.

(25)

baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

d. Thursan Hakim (2002) dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertian-definisihasil-belajar-dari/ diakses tanggal11 Agustus pukul 08.31 mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku.

Dari penjelasan beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(26)

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan motivasi.

1. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

2. Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972 ; Reber, 1988).

(27)

3. Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

4. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian juga dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsikdan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

b. Faktor Ekstern

(28)

keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. 1. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

2. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara menyajikan pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

3. Lingkungan Masyarakat

(29)

dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

5. Jenis - Jenis Belajar

Robert M. Gagne, (Masidjo, 2006) menyebutkan jenis-jenis belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.

a. Kognitif

1. Informasi verbal

Adalah suatu pengetahuan yang berbentuk bahasa verbal(lisan /tulis) dari sumber yang berbahasa lisan/tulis. Contoh : meja.

2. Kemahiran intelektual

Adalah suatu kemampuan mempresentasikan suatu relasi yang dapat terjadi dengan diri dan lingkungannya dalam bentuk pengertian-pengertian, simbol-simbol.

3. Pengaturan kegiatan kognitif

Adalah belajar mengatur atau menggunakan kemampuan kognitif secara efektif dan efisien, terarah sehingga kegiatan kognitif terawasi dan tersalurkan secara sistematis dalam pemecahan masalah.

b. Psikomotorik

Keterampilan motorik

(30)

c. Afektif Sikap

Adalah belajar yang mendapatkan kecenderungan-kecenderungan dalam diri siswa untuk menilai suatu objek sebagai objek yang berharga atau tidak berharga.

6. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal (1961) yaitu a. Prinsip Kesiapan

(31)

b. Prinsip Motivasi

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seharusnya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak

c. Prinsip Persepsi

Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu.

d. Prinsip Tujuan

(32)

e. Prinsip Belajar Afektif

“Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”.Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.

f. Proses Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor, individu dapat menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

g. Prinsip Evaluasi

Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar.

B. Model Cooperative Learning

1. Pengertian Model Cooperative Learning

(33)

Pembelajaran harus menekankan kerja sama dalam kelompok untuk rnencapai tujuan yang sama. Oleh sebab itu, penanaman keterampilan cooperative sangat perlu dilakukan, antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas.

2. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning

a. Saling ketergantungan yang positif

Artinya tiap anggota harus sadar bahwa keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya. Jadi keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.Dengan demikian di antara sesama anggota saling membantu menyelesaikan tugas-tugasnya.

b. Tanggung jawab perseorangan

(34)

c. Interaksi tatap muka

Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang, pengalaman keluarga dan sosial ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses bertukar pikiran dalam memecahkan permasalahan. Para anggota kelompok diberi kesempatan saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi sehingga terjalin hubungan yang akrab. Dengan demikian maka di antara anggota kelompok dapat saling menghargai perbedaan, saling memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota hal ini akan berakibat hasil yang dicapai akan jauh lebih baik bila dikerjakan sendiri.

d. Komunikasi antar anggota

(35)

suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka dalam mengutarakan pendapatnya. Sikap interaksi sosial yang diharapkan bagaimana cara menyampaikan pendapat, bertanya dan menjawab yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai demokratis.

e. Evaluasi proses kelompok

Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok. guru hendaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu dilaksanakan setiap kali ada kerja kelompok melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam coopertive learning.

3. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning

Pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

(36)

b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

4. TujuanModel Cooperative Learning

Tujuan utama dalam pengembangan model cooperative learning adalah belajar kelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan cara menyampaikan pendapat mereka dengan cara.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning

a. Kelebihan Model Cooperative Learning

1. Siswa aktif berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

2. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata- kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

(37)

4. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

6. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b. Kelemahan Model Cooperative Learning

1. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

2. Keberhasilan model cooperative learning dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. 3. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

6. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning

Fase Tingkah laku guru

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

(38)

pelajaran dan memotivasi siswa belajar.

2. Menyampaikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi/lewat bahan bacaan.

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara psikis.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas.

5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

(39)

7 . Macam-macam model Cooperative Learning

Model pembelajaran yang dapat mewakili model-model cooperative learning :

a.Student Teams Achievement Division (STAD) Langkah - langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang. 2. Guru menyajikan materi pelajaran.

3. Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepadaanggota. 4. Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab

pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu. 5. Pembahasan kuis.

6. Kesimpulan. b.Jigsaw (model tim ahli) Langkah - langkah :

1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.

2. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda. 3. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru.

(40)

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 6. Pembahasan.

7. Penutup.

c. Group investivigation go a round Langkah - langkah :

1. Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa. 2. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.

3. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.

d. Think pair and share Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi.

2. Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3. Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

4. Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa.

(41)

e. Make a match (membuat pasangan) Langkah - langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review ( satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban ).

2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soaldari kartu yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartujawaban).

4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktudiberi poin

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkartu 6. Kesimpulan.

8. Peran Guru dalam Model Cooperative Learning

(42)

9. Manfaat Model Cooperative Learning

Beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam dengan menggunakan model cooperative learningyaitu :

a. Menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.

b. Membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

c. Mengembangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.

(43)

pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya.

e.Mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu mengembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat melatih siswa dalam mengembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.

f. Melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.

C.Model Cooperative Learning Tipe STAD

1. PengertianModel Cooperative Learning TipeStudent Teams

AchievementDivision(STAD)

(44)

menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

2. Sejarah Model Cooperatif Learning Tipe STAD

Student Teams Achievement Division yang disingkat STAD, dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif atau cooperativelearning yang paling sederhana.

3. Tujuan Model Cooperative Learning TipeStudent Teams Achievement

Division (STAD)

a. Mendorong siswa berdiskusi.

b. Saling membantu menyelesaikan tugas. c. Menguasai dan pada akhirnya.

d. Menerapkan keterampilan yang diberikan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning TipeStudent Teams

Achievement Division (STAD)

(45)

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok.

d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Selain kelebihan tersebut model cooperative learning tipe STAD juga memiliki kekurangan antara lain :

a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapaitarget kurikulum.

b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan model cooperative learning.

c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan model cooperative learning.

(46)

5. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD)

Menurut Slavin (1995) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan pendekatan ini, yaitu :

a. Persiapan

Pada tahap ini guru memulainya dengan membenkan tujuan pembelajaran khusus, kemudian memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kandungan materi yang akan dipelajarai. Kemudian dilanjutkan dengan memberi apersepsi dengan harapan mengingatkan kembali pemahaman siswa akan materi prasyarat yang diperlukan.

b. Penyajian Materi

Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.

2. Menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar hafalan.

3. Memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa.

(47)

5. Beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada.

c. Tahap Kerja Kelompok

Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini, siswa saring berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target mampu memahami materi secara benar. Salah satu kerja kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator kerja kelompok.

d. Tahap Tes Individu

(48)

e. Tahap Penghargaan

Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: 1) Menghitung skor individu kelompok. 2) Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya.

Menurut Slavin (1995), kriteria perkembangan individu terhadap kelompok sebagai berikut : Skor tes jika lebih dari 10 poin di bawah skor dasar, nilai perkembangan adalah 5. Skor tes jika 10 poin hingga 1 dibawah skor dasar, nilai perkembangannya 20. Skor tes jika skor dasar sampai 10 poin di atasnya, nilai perkembangannya, lebih dari 13 poin di atas skor dasar, nilai perkembangannya 20 skor tes.Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal), nilai perkembangannya 30. 2) Penghargaan. Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan setiap kelompok.

(49)

6. Manfaat Model Cooperative Learning TipeStudent Teams Achievement

Division (STAD)

a. Dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

E. Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut Johnson dan Myklebust (1967:244)matematika adalah simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukan kemampuan strategi dalam merumuskan menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir.

(50)

Dari penjelasan beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa matematika adalah sesuatu yang berupa simbol atau cara untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan menghitung.

2. Ciri - Ciri Matematika

1. Siswa terlibat secara aktif dalam belajarnya.

2. Siswa belajar materi matematika, secara bermakna. 3. Siswa belajar bagaimana belajar itu.

4. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skemata yang telah dimiliki siswa.

5. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan. 6. Berorientasi pada pemecahan masalah.

3. Peranan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Matematika

Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan (Sujono, 1998:6-12), karena di dalam matematika terdapat nilai-nilai pendidikan yang membantu dalam menghindarkan diri dari pengajaran yang tanpa arah, yaitu :

a. Nilai praktis

(51)

bantuan yang sangat besar dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang lain.

b. Nilai disiplin

Matematika merupakan sarana untuk menanamkan kebiasaan menalar di dalam pikiran orang sehingga matematika melatih dan mendisiplinkan pikiran. Bila matematika diajarkan dengan cara yang benar, maka matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan demikian dapat mengurangi kebiasaan menghafal.

c. Nilai budaya

Perkembangan dan kemajuan berbagai macam ilmu pengetahuan memerlukan bantuan matematika. Matematika memiliki nilai budaya, dan kebudayaan akan terus berkembang.

4. Fungsi Pembelajaran Pada Matematika

Fungsi pembelajaran matematika (Erman Suherman, 2003:56) adalah sebagai berikut:

a. Alat

Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami dan menyampaikan suatu informasi.

b. Pola pikir

(52)

c. Ilmu dan pengetahuan

Matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima.

F. Pecahan

1. Pengertian Pecahan

Berdasarkan silabus kelas V semester 2materi pecahan ini membahas tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal sertasebaliknya. Tujuan materi pecahan adalah para siswa mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal sertasebaliknya.

Menurut Kennedy (1994 : 425 - 427), makna dari pecahan dapat muncul dari situasi-situasi sebagai berikut :

a. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan.

b. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak atau juga menyatakan pembagian.

c. Pecahan sebagai perbandingan (rasio)

(53)

Dari pendapat beberapa ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pecahan adalah sesuatu yang berhubungan dengan pembagian dari bagian yang utuh tetapi tidak terlepas dengan suatu bilangan.

2. Macam-Macam Pecahan

Menurut Purwoto (2002:44), macam-macam pecahan meliputi : a. Pecahan sederhana yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya

merupakan bilangan-bilangan yang koprim. 2 4 11

Misalnya : ─ , ─, ─ 2 9 15

b. Pecahan murni yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebut.

1 1 3 Misalnya : ─, ─, ─ 2 3 4

c. Pecahan tidak murni yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar dari penyebut.

7 12 4 Misalnya : ─, ─ , ─ 5 10 3

d. Pecahan mesir yaitu pecahan dengan pembilang 1. 1 1 1

Misalnya : ─, ─ , ─ 2 3 4

(54)

G. Alat Peraga

Pendapat Darhim (1985:5) menyatakan bahwa alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan isi pengajaran yang telah tertuang dalam GBPP bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran.

Alat peraga matematika diperlukan sekali, meskipun tingkat intelegensi maupun bakat siswa tinggi sebab akan membuat siswa lebih cepat sampai pada ide yang sedang dijelaskan, dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga.

Penggaris merupakan alat peraga yang digunakan untuk menghitung panjang suatu benda. Contoh : penggaris meteran dan penggaris 30 cm.

H. Penelitian yang Relevan

Peneliti menunjuk pada skripsi tentang peningkatan kemampuan mengartikan, membaca, menulis, dan menghitung lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam garis bilangan dan membandingkan bilangan pecahan sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas III SD Kanisius Klepu Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 (Br.Jemino/071134065).

I. Kerangka Berpikir

(55)

percaya diri saat mengerjakan soal, guru hanya menggunakan metode drill, dan guru tidak menggunakan alat peraga selama mengajar di kelas.

Peneliti mencoba untuk menggunakan model cooperative learning tipe STAD karena pembelajaran yang paling sederhana dan sangat cocok bagi guru pemula, salah satu ciri dari STAD adalah siswa dalam kelompoknya menggunakan bantuan lembar kegiatan siswa atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian dalam kelompoknya siswa saling membantu satu sama lainnya untuk memahami bahan pelajaran tersebut. STAD sangat sesuai. Model cooperative learning tipe STAD mempunyai beberapa langkah yaitu : persiapan, penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, dan penghargaan.

Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

J. Hipotesis Tindakan

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : SD Kanisius Klepu, Sendang mulyo, Minggir. 2. Subyek penelitian : Siswa kelas V SD Kanisius Klepu.

3. Obyek penelitian : Prestasi belajar dengan model cooperative learning tipe STAD.

4. Waktu penelitian : Tanggal 28 April 2011 sampai dengan 7 Mei tahun pelajaran 2010/2011.

B. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart dalam buku ”Metode Penelitian Tindakan Kelas” karangan Wiraatmadja (2005:66) seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini. Gambar. 3.1 Alur Model Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Wiraatmaja (2005:66)

REFLEKSI TINDAKAN 

PENGAMATAN  SIKLUSII

PERENCANAAN

REFLEKSI  TINDAKAN

PENGAMATAN SIKLUSI

(57)

Dengan penelitian ini, peneliti akan mengambil dua siklus dengan rencana sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Klepu untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Mengidentifikasi masalah.

c. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok. d. Menyusun rencana siklus.

e. Mencari dan mempelajari sumber dan bahan.

f. Menyusun silabus, kisi-kisi, RPP, LKS, soal evaluasi, lembar observasi guru dan siswa, serta menyiapkan alat peraga.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Siklus I ( pecahan biasa dan persentase benda 65% yang mencapai KKM ). a. Pelaksanaan Tindakan, terdiri dari 2 pertemuan yaitu :

1. Pertemuan I siklus 1

(58)

2. Pertemuan II siklus 1

Berisi materi tentang persentasedari banyaknya benda. Selanjutnya, guru menyampaikan materi lalu siswa mengerjakan tugas kelompok menggunakan LKS. Di akhir pertemuan guru mengadakan kuis secara individu, evaluasi, dan pemberian penghargaan.

Sebelumnya, hal ini bisa diubah berdasarkan refleksi dari siklus I.

Pertemuan I (2 x 40 menit)

1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

a. Guru menyiapkan alat peraga dan bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

b. Guru memberikan salam kepada para siswa.

c. Guru bersama-sama dengan siswa membuka pelajaran dengan doa. d. Guru menyanyikan lagu yang berjudul “Anak Budiman”.

e. Guru melakukan apersepsi kepada siswa pada materi pecahan biasa. 1. Siapa yang mempunyai hobi?

2. Kalau kamu yang mempunyai hobi makan, biasanya kamu sering membagi kue kepada saudaramu tidak?

(59)

2.Kegiatan Inti ( 55 menit )

a. Guru menjelaskan materi tentang pecahan biasa. 1. Pecahan adalah bagian dari keseluruhan.

2. Macam-macam pecahan yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, persen, dan desimal.

3. Contoh dari macam-macam pecahan yaitu :

a. Pecahan biasa adalah perbandingan dua bilangan dalam bentuk a 1

─ misalnya ─ b 2

b. Pecahan campuran adalah gabungan bilangan dengan pecahan b 1

dalam bentuk a ─ misalnya 2 ─ c 2

c. Persen adalah bilangan yang peyebutnya per seratus misalnya 20 %. d. Desimal adalah bilangan yang peyebutnya pangkat dari 10 misalnya 0,24. b. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dan

(60)

6 1 Contoh : ── = 1 ─

5 5 Latihan soal !

7 15 a. ─ = ... d. ─ = …. 3 6

9 18 b. ─ = ... e. ─ = ….

2 5

13 c. ─ = ...

4

c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.Dalam kelompok, para siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal pada LKS yang sudah disediakan selama 15 menit dengan saling membantu. (Pengalaman).

d. Setelah itu, guru dan para siswa membahas jawaban dari LKS.

e. Para siswa bersama dengan guru melakukan kegiatan refleksi yang dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru.

(61)

f. Para siswa merumuskan niat-niat dan merencanakan tindakan yang akan dilakukannya.

g. Para siswa dan guru membahas refleksi, rumusan niat-niat, dan rencana tindakan yang dilakukan siswa. (Tindakan)

3. Kegiatan Penutup ( 15 menit )

a. Guru memberikan kuis kepada para siswa secara individu. b. Guru memberikan penghargaan kepada para siswa.

c. Guru memberikan salam penutup. Observasi

a. Mengamati kegiatan pembelajaran. b. Melaksanakan kuis.

Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan hasil belajar pada siswa dalam mengerjakan tugas dari guru.

(62)

Pertemuan II (2 x 40 menit) 1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

a. Guru menyiapkan alat peraga dan bahan pembelajaran yang disampaikankepada siswa.

b. Guru memberikan salam kepada para siswa.

c. Guru bersama-sama dengan siswa membuka pelajaran dengan doa. d. Guru menyanyikan lagu yang berjudul “Ayo Berhitung”.

e. Guru melakukan apersepsi kepada para siswa tentang persentase benda. 1. Siapa yang pernah pergi ke toko?

2. Saat kamu pergi ke toko, kamu mengajak siapa? 3. Apa saja barang yang kamu beli? (Konteks).

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a. Guru menjelaskan materi tentang persentase benda. Pengertian dari persentase adalah perseratus.

b. Beberapa siswa mencoba maju untuk menggunakan alat peraga selama pembelajaran berlangsung.

(63)

Contoh soal tentang persentase benda. 5

5 % dari 100 = ─ x 100 = 5 100

Latihan soal !

• 10 % dari 60 = ....

• 15 % dari 70 = .... • 45 % dari 80 = ....

• 50 % dari 90 = ....

• 70 % dari 100 = ....

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.Dalam kelompok, para siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal pada LKS yang sudah disediakan selama 15 menit dengan saling membantu. (Pengalaman).

e. Setelah itu, guru dan para siswa membahas jawaban dari LKS.

f. Para siswa bersama dengan guru melakukan kegiatan refleksi yang dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan.

1. Sudahkah kamu pergi ke toko?

(64)

g. Para siswa merumuskan niat-niat dan merencanakan tindakan yang akan dilakukannya.

h. Para siswa dan guru membahas refleksi, rumusan niat-niat, dan rencana tindakan yang dilakukan siswa (Tindakan).

3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru memberikan soal kuis. b. Guru memberikan soal evaluasi. c. Guru memberikan penghargaan.

d. Guru memberikan salam penutup kepada para siswa.

Observasi

a. Mengamati kegiatan pembelajaran. b. Melaksanakan kuis dan evaluasi.

Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan hasil belajar pada siswa dalam mengerjakan tugas dari guru.

(65)

Siklus II

a. Pelaksanaan Tindakan, terdiri dari 2 pertemuan yaitu : 1. Pertemuan I siklus II

Berisi materi tentang mengubah pecahan menjadi persen. Selanjutnya, guru menyampaikan materi lalu siswa mengerjakan tugas kelompok menggunakan LKS. Di akhir pertemuan guru mengadakan kuis secara individu dan pemberian penghargaan.

2. Pertemuan II siklus II

Berisi tentang melanjutkan materi tentang desimal. Selanjutnya, guru menyampaikan materi lalu siswa mengerjakan tugas kelompok menggunakan LKS. Di akhir pertemuan guru mengadakan kuis secara individu, evaluasi, dan pemberian penghargaan.

Pertemuan I (2 x 40 menit) 1.Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru menyiapkan alat peraga dan bahan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.

b. Guru memberikan salam kepada para siswa.

(66)

1. Siapa yang sudah pernah menabung?

2. Berapakah jumlah uang yang kamu pergunakan untuk menabung? 3. Kalau kamu menabung biasanya mendapatkan apa? (Konteks). 2. Kegiatan Inti ( 55 menit )

a. Guru menjelaskan materi tentang persen.

Pengertian dari persen adalah pecahan yang penyebutnya perseratus. b. Beberapa siswa mencoba maju untuk menggunakan alat peraga selama pembelajaran berlangsung.

c. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. 1 20

Contoh soal tentang persen : ─ = ─ = 20 % 5 100 Latihan soal !

2

• ─ = .... % 5

3

(67)

4

• ─ = ... % 5

5

• ─ = ... % 10

6

• ─ = ... % 4

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.Dalam kelompok, para siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal pada LKS yang sudah disediakan selama 15 menit dengan saling membantu. (Pengalaman).

e. Setelah itu, guru dan para siswa membahas jawaban dari LKS.

f. Para siswa bersama dengan guru melakukan kegiatan refleksi yang dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru.

1. Sudahkah kamu pergi ke bank?

2. Sudahkah kamu mendapatkan bunga dari bank? (Refleksi)

(68)

dilakukannya.

h. Para siswa dan guru membahas refleksi, rumusan niat-niat, dan rencana tindakan yang dilakukan siswa(Tindakan).

3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru memberikan soal kuis. b. Guru memberikan salam penutup.

Observasi

a. Mengamati kegiatan pembelajaran. b. Melaksanakan kuis.

Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan hasil belajar pada siswa dalam mengerjakan tuga 2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan indikator yang telah

ditetapkan

3. Merefleksikan hal-hal yang dianggap berhasil dan belum berhasil.

Pertemuan II (2 x 40 menit) 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru menyiapkan alat peraga dan bahan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.

(69)

c. Guru menyanyikan lagu yang berjudul “Mari Kita Menabung”. d. Guru melakukan apersepsi kepada para siswa tentang desimal.

Dimana biasanya kamu menabung?

Berapa desimal bunga yang kamu peroleh saat menabung? (Konteks).

2. Kegiatan Inti ( 55 menit )

a. Guru menjelaskan materi tentang desimal.

• Pengertian dari desimal adalah pecahan yang penyebutnya pangkat dari 10. • Aturan pembulatan desimal, saya menggunakan perseratusan. (dua angka di

belakang koma). Misalnya : 0, 39 menjadi 0,40 0, 32 menjadi 0,30

b. Beberapa siswa mencoba maju untuk menggunakan alat peraga selama pembelajaran berlangsung.

c. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis.

20

Contoh soal tentang desimal = 20 % = ─ = 0,20 100

(70)

2. 57 % = ... 3. 68 % = ... 4. 74 % = ... 5. 98 % = ...

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. Dalam kelompok, para siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan LKS.

e. Setelah itu, guru dan para siswa membahas jawaban dari LKS.

e. Para siswa bersama dengan guru melakukan kegiatan refleksi yang dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru.

1.Sudahkah kamu pergi ke bank?

2.Sudahkah kamu menghitung desimal bunga dari bank? (Refleksi) g. Para siswa merumuskan niat-niat dan merencanakan tindakan yang akan

dilakukannya.

h. Para siswa dan guru membahas refleksi, rumusan niat-niat, dan rencana tindakan yang dilakukan siswa. (Tindakan).

(71)

b. Guru memberikan evaluasi. c. Guru memberikan salam penutup.

Observasi

Mengamati kegiatan pembelajaran. Melaksanakan kuis dan evaluasi.

Refleksi

1. Mengidentifikasi kesulitan hasil belajar pada siswa dalam mengerjakan tugas 2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan indikator yang telah ditetapkan. 3. Merefleksikan hal-hal yang dianggap berhasil dan belum berhasil.

C. Kriteria Siklus

Peneliti merencanakan akan berhenti pada siklus II alasannya bahwa para siswa sudah mencapai KKM 60 ke atas sebanyak 70 %.

D. Pengumpulan Data

1.Peubah

(72)

2. Indikator

peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada matapelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester II SDK Klepu tahun pelajaran 2010/2011.

3. Data Nilai ulangan.

4. Pengumpulan data tes tertulis.

5. Instrumen

soal - soal ulangan tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.

E. Penyusunan Instrumen

1. Proses penyusunan

Instrumen soal-soal ulangan berupa tes tertulis dengan bentuk soal objektif yang berjumlah 20 soal. Kisi-kisi soal digunakan sebagai dasar dalam membuat soal. Kisi - kisi soal ulangan ini menggunakan expertjudgment. Experjudgment ini harus mendapatkan persetujuan dari guru kelas.

2. Kriteria skoring Pemberian skor

(73)

Salah : 0

F. Teknik Analisis Data

1.Kriteria keberhasilan dalam penelitian

Kondisi akhir Peubah Indikator Kondisi awal

Siklus I Siklus II

nilai 60 dianggap

tuntas Tabel 3.3 indikator keberhasilan dalam penelitian

2.Langkah-langkah analisis

a. Menghitung jumlah skor individu

Skor kuis Poin kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20

(74)

b. Menghitung jumlah skor rata-rata tim Kriteria Penghargaan

5-15 Baik

16-25 Sangat Baik

26-30 Super Tabel 3.4 analisis data

POSTTEST 1

Pilihlah jawaban yang paling tepat dibawah ini!

1. Pembilang dari pecahan adalah ….. a. 3 c. 4

b. 7 d. 5

2. Penyebut dari pecahan adalah …..

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

3. Pecahan yang mempunyai nilai sama dengan pecahan adalah . . . .

a. c.

b. d.

4. Pecahan yang mempunyai nilai sama dengan pecahan 12 10

adalah. . . .

a. 30 25

(75)

b.

5. Bentuk pecahan paling sederhana dari pecahan 72

mempunyai nilai sama dengan pecahan …..

a.

apabila diubah ke dalam bentuk persen maka menjadi pecahan …..

a. 20,5 % c. 37,5 % b. 25,7 % d. 45,8 %

8. Hasil penjumlahan dari pecahan 5 2 2 1 +

apabila diubah ke dalam bentuk

(76)

b. 20 13

d.

20 31

10. Bentuk pecahan biasa dari 0,75 adalah ….. a. 1/4 c. 3/4

b. 2/4 d. 4/4

11. Bentuk pecahan biasa dari pecahan 4/5 adalah ….. a. 50 % c. 70 %

b. 60 % d. 80 %

12. Hasil penjumlahan dari pecahan 4/7 + 2/5 adalah ….. a. 31/35 c. 33/35

b. 32/35 d. 34/35

13. Hasil pengurangan dari pecahan 3/4 -1/5 adalah ….. a. 55 % c. 75 %

b. 65 % d. 85 % 4

14. Pecahan --- apabila diubah ke dalam bentuk desimal adalah ….. 25

a. 0,50 c. 0,16

(77)

POSTEST 2

Pilihlah jawaban yang paling tepat dibawah ini!

1. Pembilang dari pecahan 9 8

adalah …..

a. 6 c. 8

b. 7 d. 9

2. Penyebut dari pecahan 7 6

adalah …..

a. 5 c. 7

b. 6 d. 8

3. Pecahan yang mempunyai nilai sama dengan pecahan 8

4. Bentuk pecahan paling sederhana dari pecahan 81

apabila diubah ke dalam bentuk persen maka menjadi pecahan…

(78)

6. Hasil penjumlahan dari pecahan

8. Pembulatan dua angka di belakang koma dari pecahan desimal 0,278 menjadi a. 0,2 c. 0,28

b. 0,27 d. 0,29

9. Hasil pengurangan dari pecahan 4

10. Bentuk desimal dari 5 2

adalah….

a. 0,40 c. 0,60 b. 0,50 d. 0,70

11. 0,25 cara membacanya adalah ….

a. nol koma dua puluh tiga c. nol koma dua puluh tujuh

(79)

12. Nilai tempat persepuluh dari desimal 0,28 adalah …..

a. 0 b.2 c.8 d.9

13. 4 1

apabiladiubah ke dalam bentuk pecahan desimal maka menjadi..

a. 0,10 c. 0,25

b. 0,20 d. 0,30

14. 50 24

apabila diubah ke dalam bentuk pecahan desimal maka

menjadi ….

a. 0,28 c. 0,38

b. 0,35 d. 0,48

Lembar Observasi Siswa

(80)

2. 1. 2. 3. 4. 5. 3. 1.

2. 3. 4. 5. 4. 1.

2. 3. 4. 5.

Tabel 3.5 Lembar observasi untuk siswa

Kriteria Penilaian :

1. Menjawab pertanyaan

Skor 1, jika siswa keliru dalam menjawab pertanyaan.

Skor 2, jika siswa menjawab pertanyaan benar, tetapi kurang tepat. Skor 3, jika siswa menjawab pertanyaan secara benar dan tepat. 2. Ketepatan menggunakan alat peraga

(81)

Skor 2, jika penggunaan alat peraga benar, tetapi kurang tepat. Skor 3, jika menggunakan alat peraga secara benar dan tepat. 3. Keaktifan siswa dalam kelompok

Skor 1, jika siswa tidak ikut berpartisipasi di dalam kelompok. Skor 2, jika siswa berpartisipasi pasif.

Skor 3, jika siswa berpartisipasi aktif.

% 100 x St

1 S Na =

Keterangan :

Na = nilai akhir. S1 = skor pertama. St = skor total.

Skala Penilaian:

0% - 25% = tidak baik. 26% - 50% = kurang baik. 51% - 75% = baik.

(82)

Lembar Observasi Guru

Lingkarilah angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan praktikan dengan memperhatikan rambu-rambu skoring sebagai berikut!

Rentangan skor : 1 sampai dengan 4

No Aspek yang Diamati Skor Keterangan

I

Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaraan.

Memeriksa kesiapan siswa.

Membuka Pelajaran

Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran dengan menghadirkan masalah yang bersifat kontekstual.

Kualitas komunitas belajar dalam kelas (1 =

1 2 3 4

1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4

(83)

3

tidak ada komunikasi dari guru, 2 = komunikasi guru ke siswa, 3 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, 4 = komunikasi guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.

Guru tidak banyak memberi tahu hasil kepada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara guru – siswa, siswa – guru, siswa-siswa. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan inkuiri.

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan alat peraga.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga.

Alat peraga yang digunakan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Memberi kesan menarik pada siswa.

Melakukan penilaian akhir secara autentik

Penutup

(84)

Catatan :

……… ………

% 100 x St

1 S Na =

Keterangan :

Na = nilai akhir. S1 = skor pertama. St = skor total.

Skala Penilaian:

0% - 25% = tidak baik. 26% - 50% = kurang baik. 51% - 75% = baik.

Gambar

Tabel 3.1 Alur model Penelitian Tindakan Kelas..........................................
Tabel 3.3 indikator keberhasilan dalam penelitian
Tabel 3.4 analisis data
Tabel 3.5 Lembar observasi untuk siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Semangat Kerja Tenaga Pengajar (Studi Pada Lembaga Bimbingan Belajar PT. Gadjahmada

[r]

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Roxb). Departemen Teknologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Perbedaan waktu fermentasi dalam pembuatan teh kombucha dari ekstrak the hijau local Arraca kiara, Arraca

(d) menyenangkan, imajinasi dan kreativitas kita tidak terbatas. Hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.. Keterampilan menulis menjadi salah

Hipotesis tindakan yang diajukan yakni penerapan model Course Review Horay dapat meningkatkan keterampilan guru dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD 4

Fenomena yang terjadi saat ini adalah jual beli atau pengalihan fung- si harta benda wakaf yang dikarena- kan sudah tidak dapat difungsikan lagi secara

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu