1
PENYUSUNAN
LAPORAN HASIL AUDIT
2
WAKHYUDI
Widyaiswara Pusdiklatwas BPKP
Pendidikan terakhir :
Master of Commerce (Accounting) Wollongong
University, Australia
Tempat/tanggal lahir :
Kebumen, 10 April 1967
Alamat :
wakhyuwakhyudi@gmail.com
HP : 081310010901
3 13/03/2015 3
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. D-III STAN (1988)
2. D IV STAN (1994)
3. S-2:WOLLONGONG
UNIVERSITY,AUSTRALIA
(2000)
RIWAYAT PEKERJAAN:
1. BPKP JAKARTA (1988 – 1991)
2.
BPKP MALUKU (1994 -1998)
3. BPKP YOGYA (2000 -2003)
4. PUSDIKLATWAS BPKP (JUNI 2003)
5. WIDYAISWARA (SEJAK OKT. 2007)
4
PROSES
PENYUSUNAN LAPORAN
HASIL AUDIT
2 STRATEGI PENULISAN 3 PENULISAN INFORMASI 4 PENULISAN URAIAN 5 PENULISAN PERSUASI 6 PENULISAN SIMPULAN 9 FORMAT PELAPORAN 8 REVIU & EDITING 7 FORMAT & PENGATURAN 1 PENDAHULUAN5
PENGERTIAN
LAPORAN HASIL AUDIT
LHA adalah media auditor untuk
memberitahukan/melaporkan
hasil-hasil auditnya, berfungsi
sebagai alat komunikasi dari
auditor kepada pihak-pihak yang
berkepentingan
6 6 Manajemen berkepentingan utk mengetahui risiko yg relevan, area yg bermasalah & pengendalian yg terkait Tujuan Laporan Hasil Audit
Menginformasikan cepat dan mudah dipahami manajemen Meyakinkan hrs memuat
fakta yg didukung dgn data dan argumentasi yg meyakinkan. Menghasilkan hrs memuat rekomendasi yg benar2 dpt mengatasi sebab dan akibat, menghasilkan manfaat yg lebih besar dari biaya serta dpt
dilaksanakan oleh manajemen
Teknik Menulis untuk Menginformasikan
7 Efektifitas laporan 1. Memperoleh perhatian pembaca, dari paragraf pembuka2. Mengelola detail informasi substansi
scr menyeluruh
Nyatakan simpulan secara langsung Tulis secara tegas dan jelas
Gunakan Istilah yg dipahami pembaca Dahulukan informasi yang paling diminati pembaca
Gunakan format yang mengarahkan pembaca
Pikirkan pembaca dan tujuan laporan Ikhtisarkan data pendukung
Pilih informasi yang dapat meyakinkan dan bermanfaat.
Pertimbangkan manfaat informasi
Sajikan data dalam format yang mudah dibaca
8
Peraturan/Standar/Pedoman Pelaporan
8
No Laporan Peraturan/Standar/Pedoman
1 Audit kinerja dan audit investigatif Audit Komprehensif
Standar Audit APIP (Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008) Pedoman yang berlaku bagi instansi
2 Audit atas LKP Stadar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) BPK. 3 Reviu LK K /L
Reviu LK Pemda
Standar Reviu LK K /L (Peraturan Menkeu No.41/PMK.09/2010) Pedoman Pelaksanaan Reviu LKPD (Permendagri No 4 Thn 2008) 4 Evaluasi Kinerja
Perusahaan, Evaluasi LAKIP
KepMen BUMN Nomor: Kep-100/MBU/2002 tgl 4 Juni 2002 Pedoman Penilaian Kinerja PDAM (Kepmendagri No. 47 tanggal 31 Maret 1999)
Pedoman Umum Evaluasi LAKIP (Kepmenpan No KEP/135/M.PAN/ 9/2004)
5 Monitoring dan Evaluasi, Pemantauan Tindak Lanjut.
Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemda (Permendagri No. 23 / 2007)
6 Pengawasan Lainnya (asistensi, sosialisasi, dan konsultansi)
Kiat-kiat menyiapkan laporan
Bahan disiapkan selama proses audit
Gunakan klasifikasi standar
Sepakati mengenai substansi
10
2. STRATEGI PENULISAN
LAPORAN
TUJUAN PENULISAN :
Laporan berkualitas dengan waktu
terbatas !
MASALAH UMUM :
1. Waktu penulisan terbatas
2. Kecenderungan menunda
3. Ingin sempurna
Sajikan dalam bentuk yang
mudah dibaca dalam;
Angka dan prosentase
Daftar (list)
Grafik dan bagan
12
Memperbaiki pola penulisan
1. Siap membuat kesalahan dalam proses penulisan :
Alur pikiran menjadi jelas
Penalaran menjadi lebih baik
Tahu apa yang ingin disampaikan
2. Mulai proses penulisan sejak awal dan selama
penugasan :
Tahap persiapan
Tahap pengujian pengendalian dan substantif
Tahap pengembangan temuan
MENANGANI
14
Pertimbangan-pertimbangan
Menangani Informasi Rinci
Volume KKA VS Laporan Audit
Mentrasfer kompleksitas audit ke
laporan
Terbiasa dg. tebalnya laporan =
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan kerincian laporan
Sasaran pembaca dan tujuan laporan
Iktisarkan data pendukung (rekap)
Pemilihan informasi yang meyakinkan
dan bermanfaat
Hindarkan penulisan informasi detail
yang tidak signifikan
Sajikan dalam bentuk yang mudah
dibaca
ARTI PENTING :
– Agar dapat diterima dan memberikan pengaruh.
– Agar pembaca memfokuskan dirinya pada
isi laporan
,
bukan pada bahasanya.
PRINSIP PENULISAN KONSTRUKTIF :
– Hindari
bahasa opini
dan
generalisasi
.
– Gagasan positif dalam
bahasa positif
.
– Berikan perspektif yang seimbang.
18
HINDARI BAHASA OPINI
& GENERALISASI TANPA DUKUNGAN
Laporan audit harus faktual dan konklusif,
tidak boleh kabur dan berbau opini.
A. Gunakan bahasa yang konkrit dan faktual
- Bahasa opini melemahkan argumen yang kita kemukakan
Contoh : Menurut pendapat kami…………dst
B. Hindari kata-kata dengan konotasi negatif - Temuan
- Mengungkapkan vs mengidentifikasi
C. Hindari generalisasi yang tanpa dukungan - Jangan gunakan bahasa yang tidak persis/kabur
(contoh: banyak sekali, berlebihan, sebagian besar dokumen….dst)
DALAM BAHASA POSITIF
• Auditor tidak terbiasa membuat pernyataan positif.
• Auditor biasanya berputar-putar dalam
mengemukakan gagasan positif
• Gagasan positif lebih suka dikemas dalam bentuk
negatif
• Untuk meningkatkan kerjasama, ungkapkan
upaya-upaya yang telah dilakukan dengan itikad baik
20
PERSPEKTIF YANG SEIMBANG
• Prioritas berdasarkan tujuan dan resiko (goal vs.
control)
• Tidak membesar-besarkan masalah (beri
perspektif)
• Jangan membuat daftar masalah yang minor
• Apresiasi tindakan-tindakan yang telah
FOKUS PADA MANFAAT,
REKOMENDASI & SOLUSI MASALAH
• Trade-off resiko atas kondisi yang ada dengan manfaat dari
solusi yang disarankan.
• Tidak perlu menunjukan masalah yang manajemen sudah tahu.
• Jangan ‘menggali’ masalah (
supaya kerjasama lebih baik
)
22
Teknik menulis persuasif
1. Masalah dijelaskan & dikuantifisir
2. Tunjukan dampaknya dari kacamata
auditee & manajemen
3. Atasi berbagai keberatan yang
disampaikan kepada auditor
Mendorong tindakan
InformatifNilai Laporan *Volume
*Jumlah temuan
Kesadaran *Manajemen Kontrol
Sukses *Jumlah laporan Strategi *Menyajikan fakta Keberatan Mgt.*Dibiarkan
Persuasif
* Pemborosan yang dicegah * Peningkatan efisiensi
* Rekomendasi praktis * Diyakinkan oleh auditor
•Hasil dan respon
•Arti penting secara bisnis •Dimengerti
24
•
URUTAN ATRIBUT TEMUAN :
Judul Temuan
Kondisi
Kriteria
Sebab
Akibat
Tanggapan Auditee
Rekomendasi
24Mengenali karakteristik temuan
Cukup signifikan untuk dilaporkan
Didasarkan pada fakta dan bukannya opini
Dokumentasi dalam bentuk bukti
relevan
kompeten,
cukup
Obyektif dan tidak bias
Relevan dengan permasalahan
26
Proses Penyelesaian Temuan
1. INSIGNIFICANT FINDING
2. MINOR AUDIT FINDING
KONDISI
• Gambarkan dengan cara
yang jelas dan ringkas.
• Kondisi yang faktual
dilaporkan dengan lengkap, akurat dan tepat.
• Jika mungkin, kondisi dapat
dikuantifikasi dengan
terminologi tertentu, misal: waktu, uang, dan servis
27
MENYATAKAN APA YANG TEJADI SAAT INI ATAU APA YANG TERJADI DI MASA LALU
28
KRITERIA
Kriteria menyatakan standar apa yang seharusnya
ada.
Standar dapat ditetapkan oleh manajemen, praktik
yang umum, UU, standar industri, dsb.
Kondisi diukur dengan kriteria yang ditetapkan ini.
SEBAB
Sebab menjawab pertanyaan: “Mengapa kondisi dan kriteria berbeda?”
Beberapa sebab tidak dapat dikoreksi secara langsung (Contoh: Pembayaran tagihan terlambat karena adanya perubahan on-line system di Kantor Pusat), namun
rekomendasi dapat diarahkan bagaimana mengurangi risiko (Contoh: dikembangkan disaster contigency plan
untuk memastikan tidak terganggunya operasional). Sebab terbagi menjadi sebab utama (primary) sebab
pendukung (supplemental).
30
AKIBAT
Akibat adalah tingkatan
risiko yang dapat
ditunjukkan / dilihat jika
sebab
tidak ditangani atau
jika kondisi tidak dikoreksi.
Ini merupakan elemen yang
cukup penting untuk tujuan
“meyakinkan”
AKIBAT
Secara persuasif,jelaskan risiko dan benefit dengan
dukungan fakta yang diperoleh.
Jika mungkin, akibat dkuantifisir (frekuensi, ukuran, atau
kemungkinan terjadinya).
• Contoh: Karena kelalaian petugas dalam menganalisis kecepatan, volume, dan nilai transaksi, perusahaan akan mengalami kerugian jumlah uang dengan nilai yang sangat besar. Kerugian ditaksir
sebesar Rp 5juta,- untuk setiap transaksi.
32
REKOMENDASI
Rekomendasi
adalah usulan
atau saran
perbaikan atas
masalah yang ada
dan dimaksudkan
untuk mencegah
agar temuan
tidak berulang.
Checklist - Findings
KONDISI
Apakah kondisi saat ini dan yang lalu digambarkan
dengan cara yang jelas dan ringkas?
Apakah kondisi fokus pada saat ini atau yang lalu dan
bukannya untuk suatu hal di masa depan?
Apakah kondisi yang faktual dilaporkan dengan lengkap,
akurat, dan tepat?
Jika mungkin, apakah permasalahan dapat dikuantifisir?
Apakah risiko dapat diduga atau diidentifikasi?
36
Checklist - Findings
KRITERIA
Apakah memang ada kebijakan atau prosedur yang
telah ditetapkan untuk lebih memperkuat temuan?
Jika mungkin, ada referensi yang baku secara
tertulis atas kriteria yang ditetapkan?
Apakah kriteria memang mengarahkan pada
permasalahan-permasalahan dalam kondisi yang
faktual?
Checklist - Findings
SEBAB
Apakah sebab menjelaskan mengapa kondisi berbeda
dengan kriteria?
Apakah sudah dibedakan antara apa yang merupakan
sebab utama (primary) dan sebab pendukung
(Supplemental)?
38
Checklist - Findings
AKIBAT
o Apakah akibat menjawab pertanyaan,
“
So what?”
o Apakah akibat secara meyakinkan dapat menjelaskan
mengenai risiko dan manfaat dengan pernyataan
fakta-fakta yang mendukung?
o Jika mungkin, apakah dampak dapat dikuantifisir dan
dinyatakan dalam bentuk frekuensi, ukuran, atau
kemungkinan?
Checklist - Findings
REKOMENDASI
Apakah rekomendasi telah
diarahkan untuk mengeliminasi
sebab dan akibat ?
Apa rekomendasi dibuat praktis,
logis, dan murah?
MANFAAT SIMPULAN :
Signifikan hasil audit, membantu menentukan tindakan. Menjelaskan dampaknya pada bisnis dari hasil audit. Sarana untuk memberi komentar yang konstruktif.
47
Style simpulan yang banyak dijumpai
………
• Penyakit 1 :
– terlalu luas, kabur dan dapat diguanakan untuk hampir setiap laporan
• Penyakit 2 :
– membingungkan ; nuansa berpindah-pindah dari nada positif ke negatif.
Enam langkah menuju simpulan yang efektif :
Menjawab tujuan audit
Menggunakan informasi pendukung yang konkrit
Gunakan ‘nada’ yang konsisten dan tepat
Balance
Beri perspektif
49
Menjawab tujuan audit :
Berikan jawaban atas tujuan audit secara langsung
Jika terdapat lebih dari satu tujuan audit, berikan
yang konkrit :
Beri dukungan : fakta, contoh , perbandingan , dsb
Berikan informasi pendukung
Hindari kata-kata (frasa) yang tidak konkrit
Kurangi
qualifier
:
Misal: menurut pendapat kami, nampaknya, dsb
Untuk mengurangi qualifier:
Jawab tujuan audit
51
Gunakan nada yang konsisten dan tepat :
• Nada tidak konsisten sangat
membingungkan.
Balance antara positif dan negatif :
Penekanan yang seimbang
Penekanan dengan mengatur penempatan gagasan positif/negatif
dalam kalimat/paragraf.
Contoh :
Manual prosedur kerja yang lama, meskipun tidak mengakibatkan adanya kesalahan yang terjadi, memperlambat proses pelatihan staf yang baru.
Meskipun manual prosedur kerja yang lama memperlambat proses pelatihan staf yang baru, tidak mengakibatkan adanya kesalahan yang terjadi.
53
Beri perspektif :
Memudahkan pembaca menginterpretasikan hasil.
Menggambarkan besar masalah & implikasi terhadap
organisasi.
Perspektif dengan menjelaskan signifikan (efek) temuan,
memberikan perbandingan atau menunjukan penyebab
masalah.
1.Apakah terdapat bab-bab yang diperlukan? 2.Apakah terdapat ikhtisar?
3.Apakah outline laporan memberikan overview atas isi laporan ?
4.Apakah terdapat headings yang cukup untuk menuntun pembaca?
5.Apakah judul-judul ditulis secara konsisten? 6.Apakah formatnya menarik?
7.Apakah komentar yang paling penting disajikan pada bagian awal?
8.Apakah komentar-komentar yang sejenis digabung? 9.Apakah pengulangan informasi telah dihindari?
55
TIPS...
• THA ; Kondisi ≠ Kriteria
• Kondisi – Kriteria = Akibat
• Akibat = Penyebab
• Rekomendasi – Penyebab = 0
• Rekomendasi – Akibat = 0
57
Pusdiklatwas BPKP 57
FORMAT LHA OPERASIONAL
BENTUK BAB
Kulit Depan
Halaman Pertama
Daftar Isi
Bagian Pertama: Ringkasan Hasil Audit
Bagian Kedua : Uraian Hasil Audit
Bab I: Pendahuluan
(1) Landasan Audit dan Pernyataan Auditor
tentang Kesesuaian Audit Dengan Std Audit
(2) Informasi Umum Secara Singkat mengenai
Auditi:
(2.1) Organisasi dan Manajemen
(2.2) Kegiatan Auditi
58
Pusdiklatwas BPKP 58
BENTUK BAB
(3) Latar Belakang Diadakannya Kegiatan
(4) Tujuan Kegiatan
(5) Sifat Dan Informasi Tentang Kegiatan Auditi
sebagai Sasaran Audit
(6) Ukuran Kegiatan
(7) Informasi Lainnya
Bab II: Uraian Hasil Audit
1)Temuan dan Rekomendasi 1
2)Temuan dan Rekomendasi 2
3)Dst.
59
JUDUL DAN KONDISI
• Terdapat Pengadaan Barang Z yang Tidak Efektif
Sebesar Rp 185.000.000,-
• Kondisi;
Hasil pemeriksaan fisik atas persediaan barang di
gudang Unit Organisasi C, di peroleh data sisa barang Z
per 31 Desember 2010 senilai Rp 185.000.000,-.
Sebagai informasi tambahan diketahui pula bahwa sisa
barang tersebut berasal dari pengadaan tahun 2010
sebesar Rp. 90.000.000,- yang merupakan realisasi
dari anggaran yang telah tersedia dalam DIPA tahun
2010. Sedangkan sisa barang sebesar Rp. 95.000.000,-
berasal dari pengadaan sebelum tahun 2010.
KRITERIA DAN SEBAB
• Kriteria• Seharusnya sisa barang Z per 31 Desember 2010 adalah nihil, yaitu sesuai dengan SK Menteri PQR No. XX/V/2008 tanggal 15 Mei 2008 mengatur bahwa pengadaan barang harus
berdasarkan;
• permintaan calon pemakai.
• rencana kebutuhan sesuai kegiatan operasional tahun yang bersangkutan.
• Penyebab;
Panitia Pengadaan Barang tidak melaksanakan pengendalian anggaran secara efisien dan efektif yaitu dengan sengaja
mengabaikan ketentuan yang telah diatur dalam SK Menteri PQR No No. XX/V/2008 tanggal 15 Mei 2008.
61
AKIBAT DAN REKOMENDASI
• Akibat;
– Terjadi sisa barang Z sebesar Rp 185.000.000,- tidak efisien dan efektif pemanfaatannya dengan dampak;
– Sisa barang sebesar 110.000.000,- berpotensi akan rusak.
– Sisa barang sebesar Rp 75.000.000,- telah rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi.
•
• Rekomendasi;
– Kepada Pimpinan Unit Organisasi C, kami rekomendasikan agar segera; – Merevisi anggaran tahun 2011 terkait pengadaan barang Z.
– Mengalokasikan pemanfaatan barang Z sebesar Rp. 110.000.000,-
– Mengusulkan penghapusan barang Z yang rusak sebesar Rp 75.000.000,- yang dituangkan dalam berita acara penghapusan aset.
– Memberikan sanksi kepada Panitia Pengadaan Barang atas kelalaiannya mematuhi SK Menteri PQR No No. XX/V/2008 tanggal 15 Mei 2008.