BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus yang telah kita Tahap ini dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus yang telah kita bahas
bahas dimuka. dimuka. Ditahap Ditahap ini ini sangat sangat penting. penting. Tahap Tahap penyelesaian penyelesaian audit audit sangatsangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama tahap mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian
penyelesaian ini ini sangat sangat penting penting untuk untuk mencapai mencapai hasil hasil audit audit yang yang optimal. optimal. BerbagaiBerbagai prosedur
prosedur yang yang diterapkan diterapkan dalam dalam tahap tahap ini ini dapat dapat menghasilkan menghasilkan bukti bukti tambahan tambahan yangyang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan.
pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.
keadaan yang sebenarnya.
Dalam bidang akuntansi, tidak akan asing dengan yang namanya Laporan Audit. Dalam bidang akuntansi, tidak akan asing dengan yang namanya Laporan Audit. Namun
Namun demikian, demikian, banyak banyak mahasiswa mahasiswa akuntansi akuntansi yang yang masih masih bingung bingung apa apa saja saja manfaatmanfaat Pemeriksaan Akuntansi, Jenis Pemeriksaan Akuntansi, Jenis-jenis Opini Akuntan, serta Pemeriksaan Akuntansi, Jenis Pemeriksaan Akuntansi, Jenis-jenis Opini Akuntan, serta Unsur-unsur Laporan Audit.
Unsur-unsur Laporan Audit.
B.
B. RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya, yaitu :
permasalahannya, yaitu : 1.
1. Bagaimana tahap pelaporan pekerjaan audit ?Bagaimana tahap pelaporan pekerjaan audit ? 2.
BAB II BAB II
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
1.
1. AUDIT TAHAP 3AUDIT TAHAP 3
A.
A. PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGANPENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN
Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor
Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor
melaksanakan beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti audit.
melaksanakan beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti audit.
Ada lima prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor, yaitu:
Ada lima prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor, yaitu:
a)
a) Melakukan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event review)Melakukan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event review)
b)
b) Membaca notulen rapatMembaca notulen rapat
c)
c) Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan penasihat hukum klienMengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan penasihat hukum klien
d)
d) Menghimpun surat representasi klienMenghimpun surat representasi klien
e)
e) Melaksanakan prosedur analitis komprehensifMelaksanakan prosedur analitis komprehensif
B.
B. MELAKUKAN MELAKUKAN PENELAAHAN PENELAAHAN PERISTIWA PERISTIWA KEMUDIANKEMUDIAN
(SUBSEQUENT EVENT REVIEW)
(SUBSEQUENT EVENT REVIEW)
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang dihitung sejak tanggal neraca
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang dihitung sejak tanggal neraca
sampai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit).
sampai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit).
Ada dua jenis peristiwa kemudian, yaitu:
Ada dua jenis peristiwa kemudian, yaitu:
1.
1. Tipe peristiwa kemudian I, meliputi peristiwa yang memberikan tambahan buktiTipe peristiwa kemudian I, meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti
yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan yang
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan yang
memerlukan penyesuaian dan pengungkapan dalam laporan keuangan, adalah:
memerlukan penyesuaian dan pengungkapan dalam laporan keuangan, adalah:
a)
a) Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan adanya pelanggan yangKerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan adanya pelanggan yang
mengalami kesulitan keuangan dan menuju kepailitan sesudah tanggal neraca,
mengalami kesulitan keuangan dan menuju kepailitan sesudah tanggal neraca,
merupakan indikasi keadaan yang ada pada tanggal neraca.
merupakan indikasi keadaan yang ada pada tanggal neraca.
b)
b) Penyelesaian tuntutan hukum baik yang dilakukan klien maupun yangPenyelesaian tuntutan hukum baik yang dilakukan klien maupun yang
ditujukan pada klien, yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang atau
ditujukan pada klien, yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang atau
piutang
piutang yang yang dicatat, dicatat, membutuhkan membutuhkan penyesuaian penyesuaian laporan laporan keuangan keuangan jikajika
peristiwa
peristiwa yang yang menimbulkan menimbulkan tuntutan tuntutan tersebut tersebut telah telah terjadi terjadi atau atau ada ada sebelumsebelum
tanggal neraca.
tanggal neraca.
c)
c) Penghentian operasi perusahaan cabang dengan rugi terestimasi yangPenghentian operasi perusahaan cabang dengan rugi terestimasi yang
diakibatkan oleh kondisi yang ada sebelum tanggal neraca.
2. Tipe peristiwa kemudian II, meliputi peristiwa-peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca. Peristiwa ini memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan, adalah:
a) Penjualan obligasi maupun penerbitan saham baru b) Akuisisi pada perusahaan lain
c) Kerugian aktiva tetap yang disebabkan kebakaran yang terjadi setelah tanggal neraca.
d) Business combination misalnya perusahaan klien akan merger dengan sebuah perusahaan lain.
e) Perusahaan struktur modal
f) Pengumuman dividen saham ataupun dividen kas yang lain dari biasanya.
Prosedur audit yang dapat dilakukan auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian, antara lain:
a) Membaca dan menganalisis laporan keuangan interim terbaru setelah tanggal neraca serta membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan.
b) Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan mengenai apakah laporan keuangan interim telah disajikan dengan dasar yang sama dengan penyusunan laporan keuangan tahunan.
c) Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang bertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi.
d) Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi l ainnya. e) Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai adanya
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
f) Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang mengenai peristiwa kemudian yang perlu penyesuaian dan pengungkapan, yang bertanggal
sama dengan tanggal laporan audit. g) Mengajukan pertanyaan tambahan
h) Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan perlu dan semestinya dilakukan
Auditor dapat mengeluarkan laporan audit sebagai berikut (tergantung materialitas peristiwa kemudian) :
a) Pendapat tidak wajar apabila peristiwa kemudian sangat material. b) Pendapat menolak memberikan pendapat.
C. MENELAAH NOTULEN RAPAT
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya (komite keuangan dan komite audit), dapat berisi hal-hal yang secara signifikan berkaitan erat dengan audit yang dilaksanakan, misalnya:
a) Otorisasi pengeluaran obligasi b) Otorisasi pengeluaran saham baru
c) Otorisasi pembelian kembali saham sendiri d) Otorisasi pembayaran dividen
e) Otorisasi penghentian jenis produk tertentu.
Kelima hal tersebut diatas berpengaruh pada asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat menyebabkan auditor:
a) Melakukan pengujian substantif tambahan
b) Meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.
D. MENGAJUKAN PERTANYAAN ATAU KONFIRMASI KEPADA
PENASIHAT HUKUM KLIEN
Pengajuan pertanyaan atau konfirmasi dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang mempengaruhi usaha dan keuangan klien dimasa datang. Kadang kejadian ekonomi lebih mempengaruhi posisi keuangan daripada suatu transaksi kas atau transaksi lainnya. Sebagai contoh adalah kewajiban kontinjensi.
Kontinjensi adalah keadaan, situasi, atau kondisi yang meliputi ketidakpastian yang mungkin melibatkan keuntungan atau kerugian dimasa datang. Perlakuan akuntansi terhadap kontinjensi kerugian dapat berupa:
a) Dicatat sebagai contingent liability (kewajiban bersyarat) b) Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c) Tidak dicatat
Kontinjensi dapat timbul karena
b) Pemberian garansi produk
c) Adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan E. MENGHIMPUN SURAT REPRESENTASI KLIEN
Auditor disyaratkan untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar pengauditan. Auditor mengandalkan representasi klien untuk:
a) Mengkonfirmasikan pernyataan lisan yang disampaikan pada auditor b) Mendokumentasikan ketepatan representasi yang kontinu.
c) Menurunkan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen.
Reprensentasi klien melengkapi dan mendukung prosedur audit lainnya. Isi representasi klien meliputi:
a) Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
b) Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan. c) Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat.
d) Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak tercatat.
e) Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
f) Ketidakpatuhan dengan berbagai isi perjanjian kontrak yang mungkin berdampak pada laporan keuangan.
g) Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi, dan lain sebagainya.
F. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS KOMPREHENSIF
Prosedur analitis mencakup penggunaan rasio dan teknik pembandingan lainnya. Prosedur analitis juga digunakan dalam tahap penyelesaian audit sebagai alat penelaahan menyeluruh atau penelaahan akhir atas laporan keuangan. Prosedur analitis ini bertujuan untuk membantu auditor dalam mengambil kesimpulan mengenai audit, dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Prosedur analitis kemudian diterapkan pada laporan keuangan untuk menentukan apakah ada hubungan yang tidak wajar yang masih ada. Apabila ternyata masih ada, maka auditor perlu melaksanakan prosedur audit tambahan.
Data perusahaan dapat dibandingkan dengan:
a) Hasil perusahaan yang diharapkan misalnya seperti yang tercantum dalam anggaran.
b) Data industry
c) Data non keuangan yang relevan seperti jumlah produksi, atau jumlah tenaga kerja.
G. PENGEVALUASIAN TEMUAN
Auditor melaksanakan pengevaluasian atas temuan dengan tujuan: a) Untuk menentukan jenis pendapat yang akan diberikan
b) Untuk menentukan apakah standar pengauditan telah dilaksanakan dengan baik dalam audit.
Untuk mencapai tujuan tersebu, auditor melaksanakan beberapa langkah berikut: a) Membuat penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit
b) Melakukan penelaahan teknis mengenai laporan keuangan c) Merumuskan pendapat dan membuat draft laporan audit d) Melakukan penelaahan akhir atas kertas kerja
H. MEMBUAT PENETAPAN AKHIR MENGENAI MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Tahap ini perlu dilakukan sebelum memutuskan pendapat yang akan diberikan atas laporan keuangan klien. Titik awal proses ini adalah menjumlahkan seluruh salah saji dalam pemeriksaan atas seluruh akun yang tidak dikoreksi oleh klien. Berkaitan dengan hal ini, ada dua kasus yang mungkin ditemui auditor, yaitu:
a) Salah saji yang tidak atau belum dikoreksi mungkin secara individual tidak material sehingga auditor tidak meminta pembetulan atau koreksi. b) Klien tidak mau melakukan koreksi sesuai dengan yang diminta oleh
auditor.
Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan pengaruh jumlah seluruh salah saji pada laba bersih dan elemen laporan keuangan lain yang terkait
dengan salah saji, seperti aktiva lancar dan utang lancar. Penentuan salah saji oleh auditor dalam suatu akun meliputi beberapa komponen berikut:
a) Salah saji yang tidak dikoreksi yang terdeteksi melalui pengujian substantive (known misstatement).
b) Proyeksi salah saji yang tidak dikoreksi, yang diperkirakan melalui teknik sampling audit.
c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis, dan yang dikuantifikasikan dengan prosedur audit lainnya.
I. MELAKUKAN PENELAAHAN TEKNIS MENGENAI LAPORAN
KEUANGAN
Banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai checklist (daftar pengecek) rincian laporan keuangan. Daftar ini diisi oleh auditor yang melakukan penelaahan. Daftar yang sudah lengkap, ditelaah lagi oleh manajer atau partner. Checklist meliputi hal-hal yang berhubungan dengan bentuk dan isi setiap laporan keuangan, dan hal-hal lain yang harus diungkapkan. Checklist yang telah lengkap, dan temuan yang diperoleh melalui penelaahan, harus dimasukkan dalam kertas kerja.
J. MERUMUSKAN PENDAPAT DAN MEMBUAT DRAFT LAPORAN AUDIT Pada setiap selesai dilaksanakannya prosedur pengujian audit, staf yang melaksanakan prosedur tersebut diharapkan meringkas temuannya. Berbagai ringkasan temuan tersebut, kemudian digabungkan, dan dievaluasi untuk menentukan pendapat yang diberikan atas laporan keuangan secara keseluruhan. Proses ini biasanya dilaksanakan oleh partner. Aktivitas ini bisa juga dilakukan oleh manajer (manajer KAP) dan ditelaah kembali oleh partner. Sebelum mencapai keputusan pendapat yang final, auditor perlu berdiskusi dengan klien. Apabila diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Tetapi apabila diskusi tersebut tidak dapat menghasilkan kesepakatan bersama, auditor dapat memberikan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.
K. MELAKUKAN PENELAAHAN AKHIR ATAS KERTAS KERJA
Setiap kertas kerja telah ditelaah oleh supervisor. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan, bukti yang dihimpun, dan kesimpulan
yang ditarik oleh pembuat kertas kerja. Meskipun demikian, penelaahan tambahan terhadap kertas kerja perlu dilakukan pada tahap akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Hal ini dapat dilaksanakan oleh partner maupun manajer. Manajer dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja yang dibuat oleh seorang auditor, maupun yang dibuat oleh asisten atau junior auditor yang telah ditelaah oleh senior auditor. Partner dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja yang dibuat oleh manajer, penelaahan atas kertas kerja lain yang dipilih.
L. BERKOMUNIKASI DENGAN KLIEN
Komunikasi oleh auditor dapat dilaksanakan dengan: a) Komite audit
b) Manajemen
Komunikasi yang dapat dilakukan auditor dengan komite audit adalah komunikasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien, atau mengenal pelaksanaan audit. Komunikasi manajemen dapat dilaksanakan melalui management letter (surat pernyataan manajemen).
M. KOMUNIKASI HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Suatu persoalan SPI perlu dilaporkan apabila menunjukkan kekurangan yang material dalam rancangan atau pelaksanaan SPI, yang berakibat buruk pada efektifitas proses dan sistem akuntansi.
Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang dapat dilaporkan. Tetapi, auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui:
a) Pertimbangannya atau pemahamannya atas unsur-unsur SPI b) Penerapan prosedur audit terhadap saldo maupun transaksi
Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk suatu laporan tertulis. Distribusi tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen, dan anggota organisasi klien lain yang berwenang.
Laporan tersebut harus:
a) Mengindikasikan kegunaan audit laporan keuangan adalah memberikan pendapat atas laporan keuangan, bukan menyediakan mengenai struktur pengendalian intern klien.
c) Mencakup pembatasan distribusi laporan
N. KOMUNIKASI MENGENAI PELAKSANAAN AUDIT (DENGAN KOMITE AUDIT)
Komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis. Komunikasi dengan komite audit meliputi masalah-masalah berikut:
a) Tanggung jawab auditor berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
b) Kebijakan akuntansi yang signifikan termasuk pilihan dan perubahan kebijakan akuntansi serta metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi yang tidak biasa.
c) Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi termasuk dasar pertimbangan yang dilakukan, dan proses pembuatan estimasi.
d) Penyesuaian audit yang signifikan yang berdampak signifikan atas proses pelaporan satuan usaha.
e) Ketidaksepakatan dengan manajemen
f) Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan pengauditan.
g) Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit
O. MENYUSUN MANAGEMENT LETTER (SURAT PERNYATAAN
MANAJEMEN)
Management letter berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan untuk dikomunikasikan dengan komite audit. Rekomendasi tersebut biasanya berkaitan erat dengan usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi per usahaan
klien oleh karena itu, management letter menunjukkan pelayanan yang diberikan auditor agar klien puas. Pelayanan ini menunjukkan adanya perhatian auditor terhadap kesejahteraan dan masa depan klien.
Management letter dapat mencakup komentar atas:
a) Struktur pengendalian intern, yang bukan termasuk reportable condition. b) Sumber daya manajemen seperti kas, persediaan, dan investasi
c) Masalah perpajakan.
P. TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
a) Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan tanggal dipublikasikannya laporan audit.
b) Penemuan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru yang ditemukan mungkin mempengaruhi penyajian laporan keuangan yang akan berakibat menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
c) Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan. Prosedur yang belum dilaksanakan akan mempengaruhi tingkat efektivitas audit. Bila efektivitas audit lemah ada kemungkinan auditor tidak dapat mencapai tingkat risiko deteksi yang direncanakan.
Q. PERISTIWA KEMUDIAN YANG TERJADI ANTARA TANGGAL LAPORAN AUDIT DAN TANGGAL DIPUBLIKASIKANNYA LAPORAN AUDIT.
Sebenarnya auditor tidak bertanggung jawab (setelah audit selesai) untuk menemukan hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan auditan setelah tanggal laporan audit. Meskipun demikian, apabila kejadian tersebut timbul, auditor perlu mempertimbangkan apakah perlu ada pengungkapan atau penyesuaian laporan keuangan. Bila auditor menetapkan perlunya penyesuaian laporan keuangan. Bila auditor menetapkan perlunya penyesuaian atau pengungkapan, dan manajemen setuju, maka auditor dapat mengeluarkan laporan audit bentuk baku. Sebagai alternatif, auditor dapat menggunakan penanggalan ganda (dual dating).
R. PENEMUAN FAKTA-FAKTA BARU
Apabila penyelidikan auditor menunjukkan adanya fakta tersebut, dan auditor yakin bahwa informasi tersebut penting bagi keandalan laporan keuangan, auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah pengandalan (pemanfaatan) dimasa datang atas laporan audit.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
a) Memberitahu (tertulis) klien bahwa laporan audit tidak dapat lagi dikaitkan dengan laporan keuangan.
b) Memberitahu (tertulis) badan yang berwenang seperti BAPEPAM bahwa laporan audit tidak dapat diandalkan lagi.
c) Memberitahu (tertulis) melalui badan berwenang (BAPEPAM) kepada setiap individu yang diketahui mengandalkan laporan keuangan, bahwa laporan audit tidak dapat diandalkan lagi.
S. PENEMUAN ADANYA PROSEDUR YANG TIDAK DILAKSANAKAN
Setelah tanggal laporan audit, ada kemungkinan auditor menyimpulkan bahwa satu atau lebih prosedur audit, yang dianggap perlu sesuai keadaan, tidak dilaksanakan selama pelaksanaan audit. Standar pengauditan tidak mensyaratkan auditor untuk melaksanakan penelaahan pos audit (setelah audit berakhir) atas pekerjaan lapangan.
Meskipun demikian, penemuan adanya prosedur audit yang tidak dilaksanakan dapat diketahui melalui:
a) Pelaksanaan program pengendalian kualitas Kantor Akuntan Publik
b) Pelaksanaan peer review Sebagai contoh, auditor tidak melaksanakan penelaahan notulen rapat dan verifikasi kesesuaian saldo.
2. MERUMUSKAN PENDAPAT AUDITOR A. LAPORAN AUDIT
Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalan suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku.
Berikut contoh laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraph :
a) paragraf pengantar,
b) paragraf lingkup, dan
c) paragraf pendapat.
Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar :
a) Tipe jasa yang diberikan auditor
b) Objek yang diaudit
c) Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan auditor. Dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh auditor untuk menyataka n pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan , dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
B. Manfaat-manfaat Pemeriksaan Akuntansi
Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh eksternalauditor (KAP) sebagai pihak yang independen dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:
a) Pihak Perusahaan yang diaudit Menambah kredibilitas laporan keuangan badan usaha organisasi. Dapat mengurangi kecurangan di kalangan manajemen dan para karyawan perusahaan. Dapat memberikan dasar yang lebih di percaya untuk penyiapan surat pemberitahuan pajak dan laporan keuangan yang harus diserahkan kepada pemerintah, sehingga mengurangi audit pemerintah. Dapat membuka pintu masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar (investor). Seringkali dapat menyingkapkan kesalahan/ penyimpangan moneter dalam catatan keuangan klien, sehingga dapat
menemukan biaya atau pendaptan yang hilang.
 Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada para investor / kreditor untuk mengambil keputusan yang menyangkut pemberian kredit.
 Dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
 Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang bisa diasuransikan.
 Dapat memberikan dasar yang obyektif kepada serikat buruh dalam menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
 Dapat memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjua luntuk menentukan syarat-syarat pembelian, penjualan atau penggabungan perusahaan.
 Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada para pelanggan atau klien untuk menilai profitabilitas atau rentabilitas perusahaan, efisiens ioperasionalnya dan keadaan keuangannya.
c) Pihak Pemerintah dan Badan Hukum
Dapat memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan keterandalan kepada badan pemerintah. Dapat memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak dibidang hukum untuk mengurus harta/ menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan menentukan pelaksanaan perjanjian, persekutuan dengan cara semestinya. Dapat memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-undang keamanan Nasional.
C. Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Akuntansi
keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Special Audit (PemeriksaanKhusus) Adalah suatu pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keungan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa. Misalnya KAP diminta memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha perusahaan.
b) Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit dibedakan menjadi : Management Audit (Operational Audit) Adalah pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan) Adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris), maupun pihak eksternal (pemerintah, BAPEPAM, BI, Dirjen Pajak, dll). Internal Audit (Pemeriksaan Intern) Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bag. Internal Audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Computer Audit Adalah pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansi nya dengan menggunakan
sistem EDP.
D. Jenis-jenis Opini Akuntan
Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified Opinion).
 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqulified Opinion with explanatory language).
 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) .
 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).
 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).
a) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified Opinion). Akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK).
b) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan(Unqulified Opinion with explanatory language). Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Misalnya :
 pendapat sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
 Adanya keadaan-keadaan yang luar biasa,
 Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya,
 Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif,
 Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh BAPEPAM, namun tidak disajikan atau tidak review.
c) Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.
Pendapat ini diberikan bilamana :
 Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit, dan ia berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
 Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari SAK, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
d) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraph pendapat dalam laporannya, semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar, terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas.
e) Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
 Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
 Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapa tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.
 Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.
E. Unsur-unsur Laporan Audit
a) Judul, “Laporan Audit Independen”.
b) Alamat , “Pihak yang memberi penugasan”. c) Paragraf Pendahuluan, Harus berisi:
 Pernyataan telah melakukan Pemeriksaan.  Periode Laporan keuangan yang diaudit.  Jenis Laporan keuangan.
 Tanggung jawab manajemen terhadap Laporan keuangan.
 Tanggung jawab auditor terhadap pernyataan pendapat atas Laporan keuangan yang diaudit.
d) Paragraf Ruang Lingkup
 Pernyataan auditor , bahwa pelaksanaan Pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang disahkan oleh IAI.
 Pernyataan auditor bahwa Pemeriksaan dilakukan dengan perencanaan, pengujian, pengumpulan Bukti- bukti dan pengungkapan dalam Laporan
keuangan. e) Paragraf Pendapat
Auditor menyatakan pendapatnya, terhadap Laporan keuangan secara keseluruhan pada nilai yang material.
f) Identitas Kantor Akuntan Publik, “Nama, No register, Tanda tangan.
g) Tanggal Laporan, “Tanggal yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pemeriksaan”.
Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, maka unsur laporan audit ditambah “paragraph penjelasan” sebagai penjelasan atas pengecualian pos dalam laporan keuangan atau ketidakwajaran dalam laporan keuangan.
F. MATERIALITAS
Materialitas adalah faktor penting dalam mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Definisi dari materialitas dalam
kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit,adalah : “Suatu salah saji dalam laporan keuangan,dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang r asional.
Dalam menerapkan definisi ini,digunakan tiga tingkatan materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan yang akan dibuat. Jumlah tidak material.Jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan,tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan,salah saji tersebut dianggap tidak material. Jumlahnya material tetapi tidak menganggu laporan keuangan secara keseluruhan. Tingkat materialitas kedua terjadi jika salah saji di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pemakai,tetapi keseluruhan laporan keuangan tersebut tersaji dengan benar sehingga tetap berguna. Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat meluas sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan.Tingkat materialitas tertinggi terjadi jika para pemakai dapat membuat keputusan yang salah jika mereka mengandalkan
laporan keuangan secara keseluruhan.
G. KEPUTUSAN MENGENAI MATERIALITAS
Keputusan materialitas-kaitan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Jika seorang klien tidak menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan benar laporan audit dapat wajar tanpa pengecualian,wajar dengan pengecualian atau tidak wajar,tergantung kepada materialitas dari penyimpangan tersebut.Harus dipertimbangkan beberapa aspek dari materialitas.
a) Jumlah rupiah dibandingkan tehadap tolok ukur tertentu b) Daya ukur
c) Sifat salah saji.
Salah saji berikut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan dan dengan demikian juga akan mempengaruhi pendapat auditor,dengan cara yang berbeda dari salah saji yang lazim terjadi :
a) Transaksi-transaksi adalah melanggar hokum
b) Sesuatu pos yang dapat mempengaruhi periode mendatang,meskipun jumlahnya tidak berarti jika hanya periode sekarang yang diperhitungkan.
c) Sesuatu yang menimbulkan akibat “psikis”(sebagai contoh,laba kecil versus kerugian kecil,atau saldo bank versus cerukan)
d) Sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting bila dipandang dari segi kewajiban kontrak (contoh : pelanggan persyaratan kredit dapat mengakibatkan dibatalkannya fasilitas kredit tersebut).
Keputusan materialitas-kaitan dengan pembatasan lingkup audit. Besar kecilnya salah saji yang mungkin terjadi akibat pembatasan lingkup audit penting untuk diperhatikan dalam menentukan jenis pendapat yang sesuai, yaitu apakah laporan wajar tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak memberikan pendapat.
Contoh Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)
a) Laporan Audit Independen Kepada Yth.
b) Direksi dan Dewan Komisaris PT. BOLA DUNIA
Jl. Margonda Raya Depok
c) Kami telah mengaudit neraca PT. BOLA DUNIA per 31 Desember 2005 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah- jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. BOLA DUNIA per 31 Desember 2005, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
f) Kantor akuntan Eliya (Eliya )
Reg. Neg-D110369 g) Tanggal, 13 Maret 2006
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti audit. Laporan audit merupakan sebuah hasil akhir dari pemeriksaan akuntansi, laporan audit ini terbagi 2 yakni laporan audit intern untuk pihak-pihak dalam perusahaan dan laporan audit ekstern yang mana laporan ini untuk pihak luar perusahaan, laporan audit juga akan menghasilkan sebuah opini audit
DAFTAR PUSTAKA http://seiyoumi.blogspot.co.id/2012/04/dokumentasi-audit.html http://keepcopying.blogspot.co.id/2014/07/mendokumentasikan-pekerjaan-audit.html https://www.slideshare.net/tarymarthen/makalah-auditing-ii-kelompok-8-tahap-penyelesaian-audit-jiantari-c-301-09-013 https://fauzirahman27.wordpress.com/2013/03/31/contoh-makalah-laporan-audit/