• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE KECAMATAN BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR SKRIPSI OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE KECAMATAN BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR SKRIPSI OLEH"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

v

PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE

KECAMATAN BONTOMATENE KABUPATEN

KEPULAUAN SELAYAR

SKRIPSI

OLEH

SARTIKA MUSLIMAWATI

NIM 105721113916

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

vi

HALAMAN JUDUL

PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE KECAMATAN

BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Oleh

SARTIKA MUSLIMAWATI

105721113916

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Manajemen pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)

x ABSTRAK

Sartika Muslimawati, 2020. “Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kab. Kep. Selayar”. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing 1 Akhmad dan Pembimbing 2 Zalkha Soraya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete serta kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan petani kelapa. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan jenis data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Metode analisis data dilakukan mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan yang dilakukan pemerintah atau dinas terkait belum maksimal dan pendapatan yang diperoleh petani dari hasil pengolahan kelapa masih rendah. Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pemberdayaan petani kelapa salah satunya yaitu Kurangnya kesadaran dari petani kelapa untuk melakukan inovasi terhadap produk olahan kelapa yakni dari pengolahan dari kopra biasa menjadi kopra putih. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kompetensi yang dimiliki para petani mulai dari pendidikan, keterampilan, dan wawasan sehingga perkembangan yang lambat dan pendapatan masih rendah.

(7)

xi ABSTRACT

Sartika Muslimawati, 2020. “Empowerment of coconut farmers in increasing community income in Tanete Village, Bontomatene subdistrict Selayar Island Regency. Thesis Management Study program faculty of Economics and Business Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Supervisor 1 Akhmad, and Advisor 2 Name is Zalkha Soraya.

This study aims to determine the efforts to empower coconut farmers in increasing community income in the Tanete Village and knowing the obstacles faced in empowering coconut farmers. Research method using descriptive method by using qualitative data type. Data collection techniques were carried out by means of observation, interview, and literature study. Data analysis method are carried out starting from data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The result of the study show that the empowerment efforts carried out by the government or related agencies have not been maximal so the the income earned from coconut processing in still low. There are several things that become obstacles in empowering coconut farmers one of which is a lack of awareness from farmers to innovate processed coconut products, from processing ordinary copra into white koopra. This is because to the limited competence of farmers, starting from skills, education, and insight, so that development is slow and income is still low.

(8)

xii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti di berikan kepada setiap hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Tanete Kec. Bontomatene Kab. Kep Selayar”. Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi ummatnya dan untuk berbuat kebajikan.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yaitu Bapak Andi Akhmad dan Ibu Andi Alang yang senantiasa memberi semangat, serta kasih sayang dan doa yang tulus dan tanpa pamrih. Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada saudara saudari tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan akhirat.

(9)

xiii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula pengharga an yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulog, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muhammad Nur Rasyid, SE., MM selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Akhmad, SE., M.Si selaku pembimbing 1 yang senangtiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi bisa selesai dengan baik.

5. Ibu Zalkha Soraya, SE., MM selaku pembimbing 2 yang telah berkenan meluangkan waktu membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Rekan rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen angkatan 2016 dan teman teman kelasku tercinta dari kelas Man 16 D yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis

(10)

xiv

8. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungan sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk menambah kesempurnaan skripsi ini.

Mudah mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii sabilil Haq, fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 31 Oktober 2020

(11)

xv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini

saya persembahkan kepada Kedua Orang Tuaku tercinta

Ibu Andi Alang, S.Pd dan Bapak Andi Akhmad, S.Pd

Yang senang tiasa memberikan dukungan baik berupa material, motivasi,

dan kasih sayang, serta doa yang tiada hentinya untuk

keberhasilan anak anaknya. Untuk saudara-saudariku juga

terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya

sehingga saya dapat menyelesaikan study dengan baik

MOTTO HIDUP

Hidup terus berjalan,

Kita tidak pernah tau bagaimana rencana tuhan kedepannya,

Tetaplah bersyukur dan nikmati setiap peran kita di kehidupan ini.

Dan lakukanlah yang terbaik untuk bermanfaat bagi banyak orang.

(12)

xvi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 7

B. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ... 8

C. Pendapatan Masyarakat ... 16

D. Tinjauan Empiris ... 18

E. Kerangka Pikir ... 21

(13)

xvii

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Informan Penelitian ... 23

D. Sumber Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Desa Tanete ... 29

B. Karakteristik Informan Penelitian ... 34

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 35

D. Analisis dan Interpretasi ... 50

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(14)

xviii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

TABEL 4.1 Data Kependudukan Desa Tanete ... 31

TABEL 4.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanete ... 32

TABEL 4.3 Keadaan penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 32

TABEL 4.4 Data Luas Lahan Pertanian ... 33

TABEL 4.5 Karakteristik Informan Penelitian ... 34

TABEL 4.6 Rata Rata Pendapatan Pengolahan Kopra Asap ... 58

(15)

xix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Konsep ... 21 GAMBAR 4.1 Skema Pengolahan Kelapa Kopra ... 52

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat harus diikuti dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan unggul karena kelangsungan dan keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang mendukungnya. Sumber Daya Manusia merupakan seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembangunan, karena sumber daya manusia yang rendah menjadikan masyarakat kurang mampu dalam melihat dan mengatasi permasalahan hidupnya dalam rangka untuk mencapai suatu kemajuan maka potensi potensi yang ada dalam diri seseorang haruslah dikembangkan secara teratur dan terencana. Maka dari itu upaya pemberdayaan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat perlu dan harus untuk dilakukan.

Pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan dengan cara mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Pemberdayaan sumber daya manusia dalam hal ini masyarakat ditujukan untuk mewujudkan manusia pembangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas, terampil, mandiri, bekerja keras, produktif, kreatif dan inovatif guna meningkatkan

(17)

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan dan memperkuat potensi yang dimiliki agar menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Petani merupakan salah satu mata pencaharian yang paling banyak digeluti oleh masyarakat. Sehubung dengan itu kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini petani dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membentuk para masyarakat agar menguasai berbagai kemampuan dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien. Pembangunan pertanian sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang ada didalamnya. Apabila sumber daya manusia memiliki motivasi yang tinggi dan kreatif serta mampu mengembangkan inovasi maka pembangunan pertanian dapat dipastikan semakin baik. Oleh karena itu perlu diupayakan pemberdayaan petani untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang akan berdampak kepada pendapatan yang diperoleh.

Pendapatan masyarakat merupakan sejumlah penghasilan yang diterima oleh anggota masyarakat sebagai balas jasa atas usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Pendapatan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, dengan bertambahnya pendapatan bukan hanya barang yang dikonsumsi akan bertambah tetapi juga kualitas barang tersebut akan ikut menjadi perhatian. Program pemberdayaan masyarakat dalam hal ini para petani dilakukan dengan berupaya menjadikan para petani diberdayakan sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.

(18)

Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara negara Asia dan Pasifik dan telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari penyebaran tanaman kelapa di hampir seluruh wilayah nusantara yaitu Sumatera dengan area 1,20 juta Ha (32,90%), Jawa 0,903 juta Ha (24,30%), Sulawesi 0,716 juta Ha (19,30%), Bali, NTB, NTT 0,305 juta ha (7, 80%) dan Kalimantan 0,277 juta ha (7,50%) (Nogoseno 2003). Kelapa merupakan mata pencaharian jutaan petani yang mampu memberikan penghidupan bagi puluhan juta keluarga. Kelapa memiliki banyak manfaat karena hampir semua bagian kelapa bisa diolah atau dimanfaatkan oleh manusia mulai dari buah, batang, bahkan daunnya. Maka dari itu kelapa sering dianggap sebagai tumbuhan serbaguna terlebih bagi wilayah pesisir.

Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas sebesar 10.503,69 km² (wilayah daratan dan lautan) dan berpenduduk sebanyak ±134.000 jiwa. Kabupaten Selayar memiliki 11 kecamatan dan ada 88 desa. Salah satunya yaitu Kecamatan Bontomatene dengan 12 desa didalamnya. Desa Tanete adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Bontomatene. Desa Tanete merupakan salah satu wilayah yang banyak ditumbuhi pohon kelapa sehingga sebagian besar masyarakat di Desa Tanete mata pencahariannya sebagai petani kelapa. Akan tetapi, Pengolahan kelapa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tanete masih sangat kurang, hal itu dikarenakan rendahnya pengetahuan masyarakat untuk mengelola hasil perkebunan mereka, sehingga diperlukan pengolahan yang lebih bermanfaat dan inovatif bagi

(19)

masyarakat sekitar, karena pengelolaan kelapa di Desa Tanete selama ini hanya sebatas untuk dijadikan minyak dan kelapa kopra.

Kondisi perekonomian masyarakat di Desa Tanete masih sangat perlu ditingkatkan. Walaupun sebagian besar masyarakat di Desa Tanete terkesan mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan masyarakat hidup serba pas-pasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan masyarakat dengan mata pencaharian bertani kelapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari yang dikarenakan harga jual kelapa yang tidak stabil, dan untuk pengelolaannya butuh tenaga yang besar karena semuanya serba manual. Sebagian besar masyarakat di Desa Tanete kurang mampu dalam melihat peluang yang ada. Selain itu tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat di Desa Tanete bisa dikatakan masih sangat kurang yaitu mengenai cara bercocok tanam yang baik, sampai kepada cara pemanfaatan kelapa yang maksimal yang bisa bernilai ekonomi sehingga berpengaruh bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di Desa Tanete dalam hal ini petani kelapa sangat perlu dilakukan untuk memandirikan masyarakat, yang pastinya untuk memampukan dan membangun kekuatan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dipandang sangat penting untuk mewujudkan perekonomian yang seimbang, berkembang dan berkeadilan serta menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha masyarakat untuk menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Dan yang paling utama dengan adanya pemberdayaan petani kelapa di Desa

(20)

Tanete bisa berpengaruh bagi peningkatan pendapatan masyarakat itu sendiri. Dengan peran yang sangat penting sebagai pemutar roda perekonomian negara, maka perlunya pemberdayaan masyarakat petani, sehingga mempunyai power yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kab. Kep. Selayar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam hal pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam hal pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

(21)

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan teori teori yang didapat dan dipelajari selama mengikuti perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang dikemukakan, serta menambah wawasan dalam bidang ilmu Manajemen SDM khususnya tentang pemberdayaan sumber daya manusia yaitu petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kec. Bontomatene Kab. Kep. Selayar 2. Bagi Pembaca

Sebagai sarana pengetahuan mahasiswa dan sebagai sumber bahan bacaan secara khususnya menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Instansi

Sebagai bahan pertimbangan dan input bagi pihak pemerintah Desa Tanete dalam melakukan pemberdayaan petani kelapa untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya manusia (SDM) merupakan bagian dari ilmu manajemen, yang berarti usaha untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan organisasi. Organisasi yang maju tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, sebaliknya tidak sedikit organisasi hancur dan gagal karena ketidakmampuannya dalam mengelola sumber daya manusia.

Hasibuan (2006:10), menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Menurut Mangkunegara (2013:2), menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

(23)

Pada hakikatnya Manajemen sumber daya manusia merupakan gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat dominan pada setiap organisasi. Oleh sebab itu Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan keseluruhan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap kegiatan organisasi.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Adapun fungsi fungsi manajemen SDM, seperti halnya fungsi manajemen umum. Menurut G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:10), membagi empat fungsi dasar manajemen, yaitu:

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan proses yang menyangkut upaya yang dilakukan, untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penerimaan strategi dan taktik yang tepat untuk menentukan target dan tujuan organisasi. Perencanaan merupakan tujuan yang hendak dicapai pada suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan tujuan itu.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang tetap dan tangguh serta sistem dan lingkungan organisasi

(24)

yang kondusif dan bisa memastikan bahwa semua pihak bekerja secara efektif dan efisien.

c. Actuating (penggerakan)

Penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja pada bawahan, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana untuk segera melaksanakan rencana. d. Controlling (pengendalian)

Pengendalian yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi.

B. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

1. Pengertian pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang atau individu menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai hal dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pemberdayaan berarti seseorang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatian.

Menurut Sedarmayanti (2016) pemberdayaan sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan usaha untuk lebih memberdayakan “daya manusia” melalui perubahan dan

(25)

pengembangan manusia itu sendiri, berupa kemampuan, kepercayaan, wewenang dan tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi untuk meningkatkan kinerja sebagaimana diharapkan.

Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kemampuan, motivasi dan peran semua unsur masyarakat agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk mendukung semua bentuk usaha kesejahteraan sosial (Huraerah, 2011:96).

2. Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan petani (kelompok tani) merupakan upaya memfasilitasi petani untuk memanfaatkan potensi dan kreativitas sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Menurut Syafa'at (2003), pemberdayaan merupakan instrumen inti yang dapat digunakan untuk pengembangan masyarakat. Dengan pengertian tersebut maka pemberdayaan petani atau kelompok tani tidak hanya terbatas pada aspek teknik produksi, tetapi juga untuk peningkatan sumber daya manusia (keluarga) dan aspek bisnis, baik usaha tani maupun usaha di luar sektor pertanian.

Meskipun demikian upaya pemberdayaan petani kelapa merupakan kebijakan strategis yang dapat dioperasionalkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga petani dan memperbesar kontribusi petani dalam pembangunan ekonomi. Inti pemberdayaan petani kelapa adalah dukungan dan peran serta petani itu sendiri, sehingga pemberdayaan dapat membangkitkan

(26)

potensi dan kemampuan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani secara berkelanjutan.

3. Tujuan Pemberdayaan Petani

Upaya pemberdayaan petani kelapa merupakan kebijakan strategis yang dapat dioperasionalkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga petani dan memperbesar kontribusi petani dalam pembangunan ekonomi. Inti pemberdayaan petani kelapa adalah dukungan dan peran serta petani itu sendiri, sehingga pemberdayaan dapat membangkitkan potensi dan kemampuan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani secara berkelanjutan. Pemberdayaan petani kelapa bertujuan untuk :

a. Mengembangkan kemampuan petani sehingga dapat mengakses permodalan, teknologi, dan pemasaran, termasuk membuat rencana, memproduksi, mengelola, memasarkan serta melihat setiap peluang yang ada.

b. Memanfaatkan sumber daya secara efisien melalui pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dengan usaha pokok tanaman perkebunan.

c. Meningkatkan diversifikasi sumber pendapatan sepanjang tahun.

d. Menumbuh kembangkan kelembagaan ekonomi petani yang mampu mewakili kepentingan petani sehingga dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saing hasil usaha tani. e. Meningkatkan daya saing dari hasil usaha pertanian.

(27)

4. Upaya Pemberdayaan

Pemberdayaan bertujuan agar masyarakat bisa memiliki inisiatif untuk melaksanakan berbagai kegiatan kegiatan sosial kemasyarakatan agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas serta kondisi diri sendiri menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Menurut Kartasasmita (1997:31) Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari 3 sisi, yakni: a. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Penguatan ini meliputi langkah langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.

c. Protecting, yaitu potensi masyarakat yang lemah dalam segala hal perlu adanya perlindungan secara seimbang agar persaingan yang terbentuk berjalan secara sehat.

(28)

Menurut Ife (2002), program pemabrdayaan masyarakat hanya mungkin dapat mewujudkan indikator indikator keberdayaan bila ia dilaksanakan berdasarkan prinsip pronsip pemberdayaan seperti prinsip holisme, keberlanjutan, keanekaragaman, perkembangan organik, perkembangan yang seimbang, dan mengatasi struktur yang merugikan. Prinsip prisip inilah yang bila diterapkan secara konsekuen akan menjadikan program pemberdayaan tersebut sebaai pemberdayaan masyarakat yang mampu memberdayakan masyarakat.

Kajian kajian konseptual tentang pemberdayaan menyajikan banyak indikator keberdayaan, empat diantaranya menyangkut derajat keberdayaan (Soeharto, 2008), yakni :

a. Tingkat kesadaran dan keinginan untuk berubah (power to) b. Tingkat kemampuan meningkatkan kapasitas untuk

memperoleh akses (power within)

c. Tingkat kemampuan mengahdapi hambatan (power over) d. Tingkat kemampuan kerjasama dan solidaritas (power with) 5. Tahapan Pemberdayaan

Sebagai suatu proses, dalam implementasi pemberdayaan terdapat beberapa tahapan yang menunjang suatu program pemberdayaan, adapun tahapan tahapan dalam pemberdayaan adalah sebagai berikut (Edi Suharto, 2005: 59-60):

a. Tahapan persiapan

Pada tahap persiapan ada dua hal yang perlu disiapkan pertama penyiapan petugas yaitu community worker.

(29)

Sedangkan persiapan kedua adalah penyiapan lapangan, yaitu melakukan studi kelayakan lapangan. Tahapan persiapan merupakan tahapan yang lazim pada setiap kegiatan termasuk pemberdayaan, persiapan tersebut berkenaan dengan petugas pemberdayaan dan lapangan berkenaan dengan studi kelayakan lapangan yaitu layak tidaknya dilakukan pemberdayaan.

b. Tahapan Assessment

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah dan sumber daya yang dimiliki klien atau masyarakat. Assessment ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan penilaian SWOT, strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan) threat (ancaman).

c. Tahap Perencanaan Program

Pada tahap ini agen perubahan mencoba melihat masyarakat untuk memahami masalah yang mereka hadapi dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut. d. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Pada tahap ini agen perubahan pada kelompok masyarakat untuk menentukan program dan kegiatan yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Formulasi rencana aksi dirumuskan oleh petugas dengan masyarakat.

(30)

Pada tahap ini agen perubahan bersama peserta dari kelompok masyarakat dalam melaksanakan program yang telah direncanakan.

f. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini agen perubahan bersama peserta dari kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap program yang dilaksanakan dan mengawasinya.

g. Tahap Terminasi

Pada tahap ini dilakukan pemutusan hubungan kerja secara resmi antara pekerja sosial dengan masyarakat.

6. Prinsip prinsip pemberdayaan

Terdapat empat prinsip yang digunakan untuk melihat suksesnya pemberdayaan, yaitu: (Sri Najiati: 2005)

a. Kesetaraan

Adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program program pemberdayaan masyarakat.

b. Partisipasi

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat. Untuk sampai pada tingkat tersebut memerlukan waktu dan proses pendampingan yang berkomitmen tinggi.

(31)

Menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan dari pihak lain. Konsep ini tidak mendukung orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan, melainkan sebagai objek yang memiliki kemampuan sedikit. Mereka mempunyai kemampuan menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungan, serta memiliki norma norma yang sudah lama dipatuhi. Semua perlu digali untuk menjadi modal dasar bagi proses pemberdayaan

d. Berkelanjutan

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, meskipun pada awal awal peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Namun peran pendamping akan semakin berkembang.

C. Pendapatan Masyarakat 1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diterima perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan seseorang juga didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang.

Menurut Soekartiwi (2012:132), Pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa yang

(32)

telah disumbangkan. Pendapatan masyarakat merupakan arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa, dan laba. Pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan. Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah, bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan akan rendah pula. Demikian juga apabila pendapatan perekonomian masyarakat suatu daerah tinggi, maka tingkat kemajuan dan kesejahteraannya dapat dikatakan tinggi juga.

2. Faktor Faktor yang mempengaruhi pendapatan

Adapun beberapa faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan: (Ratna Sukmayanti: 2008)

a. Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

b. Kecakapan dan Keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan

c. Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan, semakin besar dorongan seseorang untuk

(33)

melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.

d. Keuletan Kerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meneliti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan

Besar kecilnya suatu usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan. suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang diperoleh. D. Tinjauan Empiris Table 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama/Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Supadi (2016) Pemberdayaan petani kelapa dalam upaya peningkatan pendapatan Metode kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka pengembangan perkebunan kelapa berwawasan agribisnis melalui pemberdayaan petani dapat dilakukan melalui: 1) penyuluhan dan pelatihan dalam aspek teknis dan manajemen

(34)

untuk meningkatkan kemampuan petani dalam meraih dan

menciptakan peluang ekonomi, 2) mengaktifkan dan memfungsikan kelembagaan pertanian, seperti kelompok tani, koperasi, lembaga keuangan mikro, lembaga

penyuluhan dan lainnya untuk mengatasi berbagai persoalan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, 3)

pengembangan dan penerapan teknologi spesifik lokasi, 4) memberikan bantuan permodalan kepada petani dalam bentuk bantuan dana bergulir dan kredit 2 Nurtika Laelasari (2017) Peranan program pemberdayaan masyarakat kelurahan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi Metode kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan

bahwasanya peranan kelurahan dalam memberdayakan

masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi tentu itu memberikan dampak yang baik terhadap kesejahteraan masyarakat karena segala aspek yang dilakukan oleh kelurahan tersebut tujuannya untuk memberdayakan

masyarakat agar taraf hidupnya lebih baik. 3 Very Londa (2014) Peningkatan pendapatan Metode Kualitatif

Hasil penelitian yang didapat yaitu peningkatan pendapatan

(35)

masyarakat melalui program pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombabire Kabupaten Minahasa

masyarakat melalui program pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombabiri Kabupaten Minahasa dilakukan melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat pedesaan yaitu kegiatan bantuan pinjam modal usaha melalui program nasional pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengembangan motivasi bekerja, serta pelatihan keterampilan usaha ekonomi 4 Muhammad rakib Peningkatan nilai tambah pengolahan buah kelapa dalam mensejahteraka n petani kelapa di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan hasil penelitian yaitu dilakukan pelatihan pembuatan ecap, minyak, nata de coco, dan cuka masyarakat lebih

bersemangat dan antusias untuk mengetahui bagaimana

bagaimana proses pembuatan minyak, nata de coco, dan kecap serta masyarakat mampu

mengolah kelapa dengan teknologi fermentasi yang berkualitas. 5 Riansyah (2018) Kontribusi usaha kopra terhadap pendapatan petani di Desa Munse Indah Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Metode Kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pendapatan kopra memberikan kontribusi dengan kategori sedang (49,05%) pada pola usaha tani (kelapa, jambu mete, padi ladang dan pala). Sedangkan kontribusi terendah dengan kategori rendah pada pola usaha tani (kelapa,

(36)

jambu mete, cengkeh dan pala) dengan kontribusi sebesar 22,68%. Permasalahan yang dihadapi petani di lokasi penelitian ada tiga hal yaitu kurangnya tenaga pemanjat, kurangnya modal dan rusaknya jalan pada musim hujan.

E. Kerangka Pikir

Pemberdayaan sumber daya manusia diartikan sebagai upaya memberikan daya atau penguatan kepada masyarakat. Salah satu bagian dari masyarakat yang perlu dilakukan pemberdayaan adalah para petani. Pemberdayaan petani atau kelompok tani merupakan upaya memfasilitasi petani untuk memanfaatkan potensi dan kreativitas sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Upaya pemberdayaan petani merupakan usaha untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan potensi yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia dengan mendorong, memotivasi, dan memberi semangat kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan potensi yang bernilai ekonomi. Pemberdayaan memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintah desa ditujukan untuk meningkatkan pendapatan melalui kebijakan penetapan dan program. Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat dalam hal ini para petani kelapa secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar oleh karena itu pemberdayaan masyarakat dalam hal ini petani kelapa perlu dilakukan

(37)

mengingat bahwa masyarakat merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Maka dari itu pemerintah memerlukan dukungan semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Kartasasmita (1997:31) ada 3 dimensi yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat yaitu enabling atau terciptanya iklim yang mampu mendorong berkembangnya potensi masyarakat, kemudian empowering yaitu potensi yang dimiliki masyarakat lebih diperkuat lagi dan yang ketiga yaitu protecting atau potensi masyarakat yang lemah dalam segala hal perlu adanya perlindungan secara seimbang agar persaingan yang terbentuk berjalan secara sehat.

Berdasarkan uraian di atas maka model teori dalam penelitian ini adalah : Gambar 2.1 Pemberdayaan Petani Kelapa 1. Enabling 2. Empowering 3. Protecting Kartasasmita (1997:31) Meningkatkan pendapatan masyarakat Pemerintah Desa Tanete Kec. Bontomatene

(38)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Denzin dan Lincoln: 1994)

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta fakta yang tampak sebagaimana adanya. Jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan karena dianggap kompeten dalam memperoleh informasi mengenai pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kep. Selayar.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah mengarah pada bagaimana upaya pemberdayaan terhadap petani kelapa yang ada di Desa Tanete sehingga bisa meningkatkan pendapatan yang diperoleh masyarakat. C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, rentang waktu yang dibutuhkan dalam

(39)

penelitian ini yaitu kurang lebih 2 bulan yakni dimulai dari Bulan juli sampai dengan Agustus 2020.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang berupa sejumlah keterangan atau fakta yang secara langsung dari lokasi penelitian, yaitu dalam hal ini fakta yang secara langsung ada di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Selayar dengan melalui interview langsung maupun secara lisan dengan menyiapkan pedoman wawancara terlebih dahulu.

Informan merupakan seseorang yang dapat dijadikan sumber informasi tentang pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendaparan masyarakat. Berdasarkan data di Desa Tanete terdapat ±620 kepala keluarga yang tersebar di 6 dusun yang ada di Desa Tanete. Maka dari itu informan dari penelitian ini yaitu masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani kelapa dan pihak pemerintah Desa Tanete dengan jumlah sebanyak 12 orang diambil dari tiap tiap perwakilan petani kelapa yakni masing masing 2 orang yang tersebar di 6 dusun yang ada di Desa Tanete.

Tabel 3.1

Karakteristik Informan Penelitian

Informan Karakteristik

Masyarakat Petani Kelapa

Merupakan informan kunci untuk mengetahui pemberdayaan apa saja yang telah didapatkan Pemerintah Desa Merupakan salah satu pihak yang memiliki

(40)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data data yang berupa buku buku atau literatur atau peraturan perundang-undangan serta data/dokumen lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan mengambil dasar dasar teori dari berbagai buku, peraturan perundang-undangan maupun literatur lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Metode observasi adalah proses pengumpulan informasi dengan cara mengamati orang atau tempat di lokasi riset. Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data data langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja melainkan juga pencatatan guna memperoleh data data yang telah konkret dan jelas (Sugiyono 2001: 309).

2. Interview

Interview adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan berhadap-hadapan secara fisik, antara satu dengan yang lainnya dan masing masing dapat mendengarkan langsung pembicaraannya dengan menggunakan alat bantu seperti perekam, atau alat alat tulis. Wawancara dimaksudkan untuk melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan narasumber atau responden yang dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data primer.(Koentjoro Ningrat 1993:29).

(41)

Metode interview ini digunakan sebagai metode utama dalam penelitian ini, karena dipandang perlu dan memegang peranan penting untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga data data yang akurat dapat diperoleh, kemudian data data yang diperoleh dapat digali secara teliti. Metode interview ini juga digunakan untuk mendapatkan data data tentang pemberdayaan petani kelapa yang ada di Desa Tanete untuk peningkatan pendapatan masyarakatnya. 3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yaitu bahan primer dan hukum sekunder dengan mencari, mencatat, dan mempelajari data yang berupa bahan bahan pustaka yang terkait dengan pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif yaitu menggambarkan atau pemaparan secara jelas keadaan senyatanya mengenai fakta fakta sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan dengan konsep wawancara terhadap responden yang berkaitan pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Selayar. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Mathew B. Miles, 2001: 15).

(42)

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, menyederhanakan, serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan (Patilima, 2005). Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan agar data hasil reduksi dapat terorganisasikan dengan baik dan tersusun dalam pola hubungan sehingga memudahkan bagi para pembaca untuk memahami data penelitian. Pada tahap penyajian data, peneliti berusaha menyusun data yang relevan untuk menghasilkan informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal..

(43)

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

(44)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Tanete 1. Keadaan Demografi Desa Tanete

Desa Tanete merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Bontomatene Kabupaten Selayar dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai ± 11,25 Km². Wilayah Desa Tanete terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Bontorikja, Dusun Barro, Dusun Parangia, Dusun Paniroang, Dusun Unjuruiya dan Dusun Tinggisisila. Pusat pemerintahan Desa Tanete sendiri berada di Dusun Parangia. Jarak antara Desa Tanete dengan ibu kota Kecamatan Bontomatene sekitar kurang lebih 23 km, sedangkan jarak dengan ibu kota kabupaten yaitu Kota Benteng sekitar 46 km. Adapun batas teritorial Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kab. Selayar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pamatata Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kayuk Bauk Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bungayya Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Kayuk Bayuk 2. Visi dan Misi

a. Visi

Berdasarkan realitas kekinian maka Visi Desa Tanete adalah :

(45)

Terwujudnya Desa Tanete yang aman, sehat, sejahtera, dan berakhlak mulia.

b. Misi

Rumusan misi Desa Tanete secara umum adalah :

1. Meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat Desa Tanete.

2. Meningkatkan pembangunan di bidang pertanian dan perikanan.

3. Menjadikan Desa Tanete sebagai desa yang aman dan tentram.

4. Mewujudkan pelestarian lingkungan dan tata ruang Desa Tanete.

5. Mewujudkan fasilitas Desa dengan didukung sarana dan prasarana desa yang memadai.

6. Mewujudkan perilaku masyarakat sesuai norma norma agama. 3. Keadaan Masyarakat

a. Jumlah penduduk

Penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan suatu desa yang perlu mendapat perhatian besar agar aktif dan ikut serta dan bertanggung jawab dalam program pembangunan. Jumlah penduduk di Desa Tanete adalah sebanyak 2187 jiwa dari 620 kartu keluarga yang tersebar di 6 dusun di Desa Tanete. Berikut adalah data jumlah penduduk Desa Tanete :

(46)

Table 4.1

Data Kependudukan Desa Tanete sampai dengan Juli 2020

No Dusun Penduduk Jumlah Jml

KK Laki Laki Perempuan

1 Bontorikja 179 197 376 100 2 Barro 101 120 221 62 3 Paniroang 68 87 155 51 4 Parangia 177 224 401 118 5 Unjuruiya 267 271 538 138 6 Tinggisisila 240 256 496 151 Jumlah 1032 1155 2187 620

Sumber: Data Desa Tanete 2020 b. Pendidikan

Peranan pendidikan pada setiap masyarakat sangat penting. Karena tingkat pendidikan berhubungan dengan penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga mata pencaharian. Pendidikan memiliki arti luas di mana dari pendidikan seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya serta mengangkat harkat dan martabatnya di lingkungan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan adanya perubahan sosial. Karena dengan latar belakang pendidikan yang memadai akan mempengaruhi cara berpikir, perilaku, serta pembentukan karakter seseorang

Berikut adalah data pendidikan masyarakat di Desa Tanete.

(47)

Table 4.2

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanete

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Warga

1. Lulusan S1/ Diploma 84 0rang

2. Lulusan SLTA 157 orang

3. Lulusan SMP 153 orang

4. Lulusan SD 173 orang

5. Tidak tamat SD/ tidak sekolah - Sumber: Data Desa Tanete 2020

c. Mata Pencaharian

Desa tanete merupakan desa dengan mata pencaharian yang beragam dari masyarakatnya namun yang menempati posisi tertinggi yaitu masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani. Hal itu dikarenakan sudah sejak dahulu para orang tua mengerjakan tanah pertanian mereka sendiri. Jadi anak anak sudah diajarkan untuk mengelola lahan pertanian sejak kecil. Di samping itu ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang, nelayan, wiraswasta, buruh bangunan, dan lain sebagainya. Berikut adalah data mata pencaharian masyarakat di Desa Tanete :

Table 4.3

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani 1108 Nelayan 294 Pedagang 128 ASN 20 Tukang Kayu 33 Tukang Batu 28 Guru 51

(48)

Tenaga Honorer 16 Tenaga Kontrak 31 Bidan/ Perawat 18 TNI/ Polri 1 Pensiunan 15 Sopir/ Angkutan 24 Buruh 129 Jasa Persewaan 20 Swasta 32

Sumber: Data Desa Tanete 2020 d. Profil perkebunan kelapa di Desa Tanete

Perkebunan kelapa merupakan salah satu sektor utama yang menjadi mata pencaharian masyarakat di Desa Tanete, hampir seluruh wilayah Desa Tanete ditumbuhi pohon kelapa. Sudah sejak dahulu buah kelapa yang diperoleh masyarakat sebagian besar pengolahanya hanya menjadi kelapa kopra biasa atau kopra asap, dengan kata lain sudah turun temurun. Berikut adalah data lahan pertanian di Desa Tanete :

Table 4.4

Data luas lahan pertanian Jenis Tanaman Luas lahan

Manga 2 ha Jeruk 0,5 ha Jagung - Tebu - Jambu mente 16 ha Kacang - Kelapa 65 ha Singkong - Lain lain -

Sumber : Data Desa Tanete 2020

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa memang di Desa Tanete yang mendominasi itu adalah perkebunan kelapa,

(49)

dimana sebagian besar masyarakat di Desa Tanete memiliki perkebunan kelapa sendiri dan selalu mengolah kelapa tersebut menjadi kelapa kopra. Kopra sendiri adalah kelapa yang dikeringkan kemudian dijual. Cara pengeringan kelapa kopra bisa dengan pemanggangan dengan bara api (kopra asap), pengeringan dengan sinar matahari (kopra biasa) dan pengeringan dengan sinar matahari dengan pemberian belerang agar kopra kering yang dihasilkan tidak berjamur (kopra putih). Namun cara pengeringan yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Desa Tanete adalah pengeringan dengan pemanggangan di atas bara api atau kopra asap dengan cara pembakaran sebagai metode pengeringannya.

B. Data Informan Penelitian

Karakteristik informan berdasarkan jenis Penelitian: Tabel 4.5

Data Informan Penelitian

Jenis Pekerjaan Informan

Petani kelapa kopra asap/kopra biasa 8

Petani kelapa kopra putih 2

Tukang panjat kelapa 1

Pihak Pemerintah Desa 1

Informan dari penelitian ini yaitu sebanyak 12 orang, yang terdiri dari petani kelapa kopra biasa sebanyak 8 orang yang diambil dari tiap dusun di Desa Tanete petani kelapa kopra putih sebanyak 2 orang yaitu pemilik usaha dan salah satu, Informan berikutnya yaitu tukang panjat

(50)

kelapa dan pihak pemerintah desa yang merupakan salah satu pihak yang bisa melakukan upaya pemberdayaan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi hasil wawancara terhadap petani kelapa kopra asap a. Bentuk dan Proses Pengolahan Kelapa

Di Desa Tanete ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dari pertanian kelapa yang dilakukan masyarakat, dan juga beberapa hal yang menjadi permasalahan para petani kelapa. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan menunjukkan bahwa pengolahan kelapa di Desa Tanete sebagian besar diolah menjadi kopra biasa atau kopra asap dengan menggunakan cara yang masih tradisional, berikut adalah rangkuman hasil wawancara peneliti dengan beberapa petani kelapa terkait bentuk pengolahan kelapa :

Peneliti mengawali pertanyaan mengenai berapa kali proses panen kelapa tiap tahunnya ? informan mengatakan :

“Panen kelapa bisa 3 kali setahunnya, tiap 4 bulan sekali”. (HN, wawancara Senin 20 Juli 2020)

Kemudian peneliti menanyakan mengenai apa ada bentuk perawatan yang dilakukan terhadap pohon kelapa seperti pemberian pupuk ?, informan mengatakan :

“Pemberian pupuk kelapa saya pernah lakukan, akan tetapi cuma sekali, setelah itu tidak lagi. Harga kelapa yang tidak stabil kadang tinggi kadang rendah sehingga saya malas melakukan perawatan terhadap kebun kelapa ini”. (BD, Wawancara Sabtu 25 Juli 2020)

(51)

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Barro, informan mengatakan :

“Saya tidak pernah memberikan pupuk terhadap semua kelapa saya. Jadi kelapa ini saya biarkan begitu saja pada saat mau dipanen baru saya lakukan pembersihan kebun. Karena saya juga mengurus kebun lain”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020)

Kemudian peneliti menanyakan mengenai bagaimana bentuk olahan kelapa yang dilakukan terhadap kelapa yang sudah dipanen ? informan mengatakan :

“Dari dulu saya selalu olah menjadi kopra, tepatnya kopra asap. Kadang juga saya beli kelapa per biji baru saya olah menjadi kopra untuk tambah tambah pendapatan”. (AD, wawancara Kamis 13 Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Kelapa ini dari dulu saya selalu saya olah menjadi kopra. Dan kadang juga beberapa biji di bawah pulang ke rumah untuk diolah menjadi minyak, tetapi minyak untuk dikonsumsi pribadi saja”. (HN, wawancara, Senin 20 Juli 2020).

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Barro, informan mengatakan :

“Ini saya olah menjadi kopra, tapi saya keringkan denga panas matahari”. (NA, wawancara Selasa 18 Agustus 2020.

Selain itu pendapat berbeda juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Tinggisisila yang biasa menjual kelapa per biji kepada masyarakat, informan mengatakan :

“Saya akan jual ini per biji, kebetulan ada yang mau membeli perbiji, jadi saya langsung jual saja. Saya hanya mengumpulkan

(52)

kelapa ini lalu pembeli datang mengambil” (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Kemudian peneliti menanyakan mengenai bagaimana cara pengolahan kelapa sehingga menjadi kopra yang bernilai ekonomi ? informan mengatakan :

“Prosesnya sangat panjang, mulai dari memanjat kelapa, kemudian semua kelapa dikumpulkan di satu tempat. setelah itu biji kelapa dipisahkan dari sabutnya, kemudian kelapanya di belah dua dan dikeringkan dengan cara pembakaran di tempat pemangangan kelapa yang saya buat sendiri sampai menjadi kopra. Kelapa yang sudah kering kemudian di potong potong kecil agar lebih efisien ketika dimasukkan kedalam karung. Setelah itu barulah dilakukan pengangkutan untuk dibawa ke pembeli kopra”. (HN, wawancara Senin 20 Juli 2020).

Kemudian peneliti bertanya tentang kenapa tidak melakukan inovasi dalam pengolahan kelapa, seperti pengolahan menjadi kopra putih karena harga kopra putih lebih tinggi ? informan mengatakan :

“Pengolahan menjadi kopra putih memang bagus dan harganya juga lebih tinggi. Tapi masih saya pikirkan untuk mengolah kopra putih, mulai dari modal hingga tempat pengeringannya” (PD, wawancara Sabtu 25 Juli 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari dusun Bontorikja mengenai pengolahan kopra putih :

“Memang harga jual kopra putih lebih tinggi, tapi karena saya juga sudah terbiasa mengolah menjadi kopra dengan pembakaran jadi tidak apa apa kalau diolah menjadi kopra asap saja” (BD, wawancara MInggu 16 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya kembali mengenai kendala yang dihadapi dalam pengolahan kelapa, informan mengatakan:

“Karena saya tidak bisa memanjat kelapa, saya selalu sewa orang untuk memanjat kelapa, terkadang juga saya kesulitan dalam menemukan pemanjat kelapa, karna hanya sedikit yang bisa

(53)

memanjat kelapa di kampung ini, terkadang juga antara saya dan tukang panjat kelapa saling tidak cocok dengan biaya sewa panjat yang diminta apalagi pada saat harga jual kopra lagi rendah”. (AD, wawancara Kamis 13 Agustus 2020).

Pendapat yang sama yang disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Barro :

“Yang menjadi kendala terkadang susah mencari tukang panjat kelapa. Karena yang biasa menjadi tukang panjat kadang juga memiliki aktivitas lain. Jadi terkadang waktu pengolahan kopra menjadi tertunda. Dan ketika kelapa ditunggu jatuh sendiri dari pohonnya itu kualitas isinya sudah tidak bagus untuk kopra di mana berpengaruh terhadap harga jual kopra”. (BD, wawancara Sabtu 25 Juli 2020).

Selain kendala kurangnya tenaga kerja panjat ada juga kendala lain yang dihadapi oleh beberapa petani kelapa lainnya, berikut adalah kata Bapak Patta Daeng petani kelapa dari Dusun Unjuruiya :

“Saya sangat mengeluhkan harga jual kelapa kopra yang tidak stabil. Selain itu saya juga ada kendala untuk pengangkutan hasil kopra ini ke kampung. Karena kan letak kebun saya ini lumayan jauh dari kampung, dan motor tidak bisa menjangkau sampai disini jadi untuk pengangkutan harus menggunakan gerobak”. (PD, wawancara Sabtu 25 Juli 2020).

b. Harga Dan Pendapatan Dari Usaha Kelapa

Harga jual kelapa dan harga jual hasil olahan kelapa masyarakat di Desa Tanete masih rendah dan tidak stabil. Dimana masyarakat selalu dirugikan oleh praktek pasar monopoli yang dilakukan oleh para pembeli kelapa. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan terkait harga jual kelapa, informan mengatakan :

(54)

“Harga pasaran kelapa kopra tidak menentu. Dan untuk harga di selayar kadang 5ribuan /kg kadang hanya 3 ribuan/kg”. (HN, wawancara Senin 20 Juli 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Barro yang mengolah kopra dengan pengeringan menggunakan panas matahari, informan mengatakan :

“Harganya sama dengan kopra yang dibakar. Tidak stabil, kadang juga harganya sampai 500 ribuan per ton”. (NA, wawancara Sabtu 18 Agustus 2020)

Berbeda dengan harga pengolahan kelapa menjadi kopra, berikut adalah kata salah satu petani kelapa dari dusun tinggisisila yang terbiasa menjual per biji buah kelapa nya, informan mengatakan:

“Harga kelapa jika dijual per biji sekitaran Rp. 800 sampai Rp. 1000 per bijinya. Saya jual ini per biji, kemarin ada yang mau membeli ini dengan harga Rp. 850/ biji. Dia akan mengolah ini menjadi kopra putih”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020)

Kemudian peneliti juga menanyakan tentang berapa harga jual untuk batok kelapa ? informan mengatakan :

“Saya jualkan ini Rp. 25.000 per karung” (DS, wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat sama juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Barro, informan mengatakan :

Biasa ada yang ambil 1000/ kg, ada juga yang beli per karung dengan harga Rp. 25.000 per karung (NA, wawancara Selasa 18 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah pendapatan sebagai petani kelapa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ? informan mengatakan :

(55)

“Kalau hanya mengandalkan pendapatan dari usaha kelapa, saya rasa tidak cukup dek. Makannya saya juga menanam tanaman lain sebagai pendapatan tambahan ketika dijual ke pasar” (HN, wawancara Senin 20 Juli 2020).

Hal sama juga diungkapkan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Tinggisisila, informan mengatakan :

“Saya rasa tidak cukup dek kalau hanya mengandalkan dari usaha kelapa”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Alhamdulillah, di cukup cukupkan saja dek. Karena tinggal di kampung beda dengan tinggal di kota yang banyak pengeluaran. Untuk ikan terkadang anak saya pergi memancing dan untuk konsumsi sayur ada beberapa jenis sayuran yang saya tanam. Jadi sedikit mengurangi pengeluaran”. (BD, Sabtu 25 Juli 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah ada usaha lain yang dijalankan selain mengolah kelapa kopra ? informan mengatakan :

“Usaha lain palingan itu ketika musim hujan saya menanam jagung dan kacang kacangan seperti kacang pendek dan labu, akan tetapi kendala kalau menanam seperti itu terkadang ternak kambing seseorang masuk ke kebun dan memakan semua jenis tanaman sehingga tanaman yang saya tanam gagal tumbuh. Selain itu saya juga ada sedikit kebun jambu mete” (HN, wawancara Senin 20 Juli 2020).

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari dusun Paniroang, informan mengatakan :

“Saya hanya petani dek, mengurus kebun, menanam jagung, serta jual jambu mete dan mangga ketika musim walaupun tidak banyak”. Saya juga terkadang pergi ke laut untuk mencari ikan. (AD, wawancara Kamis 13 Agustus 2020).

(56)

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Saya mengurus kebun jambu mete, menanam jagung saat musim hujan, menanam pisang, istri juga jualan sembako di rumah”. (PD, wawancara Sabtu 25 JUli 2020).

c. Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya dalam pengembangan masyarakat Desa Tanete, baik bantuan berupa fisik maupun non fisik dari pemerintah. Berikut adalah wawancara peneliti dengan informan terkait apa saja bantuan yang diperoleh para petani kelapa dan apa saja upaya pemberdayaan petani kelapa dari pemerintah ? informan mengatakan :

“Kalau bantuan sembako dan bantuan beras saya biasa dapat dari desa. Tetapi kalau terkait pemberdayaan petani kelapa belum ada. Harga kopra juga masih begitu begitu saja”. (BA, wawancara Minggu 16 Agustus 2020

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Unjuruiya, informan mengatakan:

“Saya pernah dapat bantuan bibit mangga yang diberikan oleh dinas pertanian tapi sudah lama”.(HA, wawancara Senin 20 Agustus 2020).

Berikut juga adalah kata salah satu petani kelapa dari dusun paniroang terkait upaya pemberdayaan petani kelapa, informan mengatakan :

“Saya rasa belum ada upaya pemerintah yang memang fokus dalam menanggulangi masalah petani kelapa”.(AD, Kamis 13 Agustus 2020).

(57)

Kemudian peneliti menanyakan pertanyaan lagi tentang bagaimana harapan para petani kelapa terhadap pemerintah ? informan mengatakan :

“Saya harap pemerintah lebih memperhatikan kami para petani kelapa, selain itu saya berharap pemerintah bisa mengusahakan untuk harga jual kelapa kopra. Sehingga kami para petani kelapa lebih bersemangat dalam pengolahan kelapa” (DS, wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari Dusun Bontorikja, informan mengatakan :

“Kalo saya bisa meminta kami para petani kelapa diberikan modal usaha untuk tambahan pengolahan menjadi kopra putih”. (BA, wawancara Minggu 16 Agustus 2020).

2. Deskripsi hasil wawancara dengan petani kelapa kopra putih

Kopra putih merupakan salah satu inovasi dalam pengolahan kelapa kopra, dimana untuk proses pengeringannya tidak lagi dengan cara pemanggangan di atas api, melainkan menggunakan panas dari sinar matahari, tetapi terlebih dahulu dilakukan pengasapan menggunakan belerang atau obat untuk kopra putih. Namun di Desa Tanete sendiri baru 1 orang yang menjalankan usaha tersebut, yaitu Bapak Sewang dari Dusun Parangia. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan :

Peneliti mengawali pertanyaan tentang sudah berapa lama bapak menjalankan usaha kopra putih ini ? Informan pun menjawab :

“Saya sudah menjalankan ini sudah 1 tahun lebih” (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

tetapi pada dasarnya tidak berbeda yaitu bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana berupa simpanan dari masyarakat atau pihak lainnya

fisik CentOS mengalami penurunan kecepatan download lebih rendah dari pada CentOS saat kondisi normal hingga kondisi flooding minimal, sedangkan pada kondisi

Analisis materi dilakukan dengan melihat kurikulum yang digunakan di sekolah yang dijadikan tempat penelitian sehingga materi dalam bahan ajar yang akan

Hasil identifikasi terhadap karakteristik habitat ular jali meliputi beberapa peubah, yaitu: kelembaban lubang sarang dan kelembaban tanah diatas 80%; suhu lubang sarang

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Rizki Andhi Irawan, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

Kemajuan teknologi mendorong upaya keterbaruan pemanfaatannya dalam proses belajar mengajar (Sugianto etal , 2018). Pembelajaran berbantukan e-learning diharapkan dapat

Dari Gambar 10 dan 11 perubahan ukuran citra dalam hal ini besar nilai piksel dari citra yang dalam proses penyisipan dan ekstraksi dengan metode LSB berpengaruh pada

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan perkembangan kemampuan berhitung anak yang pada kondisi awal prosentase rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak