• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZAINUDDIN ABDULLAH STIT Al-Amin Kreo Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ZAINUDDIN ABDULLAH STIT Al-Amin Kreo Tangerang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

115

PERAN PEREMPUAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN PERSPEKTIF HAMKA

ZAINUDDIN ABDULLAH STIT Al-Amin Kreo Tangerang

zainudinzain.zz@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to make women more aware of their role as social beings. Most of the women only know their role as housewives, but many education experts consider this to be untrue because women have a major role in education. Prophet Muhammad, once said that the first upbringing of a child lies in a mother. This role once occurred by a hero in the movement of education for a woman, namely R.A Kartini, in real rebellion against the ignorance experienced by women. In addition, Hamka has the perspective that the role of women has a very big influence on one's success. Therefore, this thesis, entitled The Role of Women in Hamka's Education, uses the library search method. By using the library search research method, this research is classified as Library Research with qualitative descriptive analysis techniques by collecting data or related materials. with the theme of discussion and problems taken from library sources.

Keywords: Role, Education, World, Women, HAMKA.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan kalangan perempuan lebih mengetahui perannya sebagai makhluk sosial. Kebanyakan diantara kalangan perempuan hanya mengetahui perannya sebagai ibu rumah tangga, akan tetapi banyak pakar pendidikan menganggap hal seperti itu tidak benar karena perempuan mempunyai peran utama dalam pendidikan. Nabi Muhammad, pernah berkata bahwa didikan pertama seorang anak terdapat pada seorang ibu. Peran ini pernah terjadi oleh seorang pahlawan penggerakan pendidikan bagi seorang perempuan yaitu R.A Kartini, secara real berontak terhadap kebodohan yang dialami oleh perempuan. Selain itu Hamka, mempunyai persefektif bahwa peran perempuan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang. Oleh karena itu skripsi ini yang berjudul Peran Perempuan Dalam Dunia Pendidikan Hamka, menggunakan metode library search.Dengan menggunakan metode penelitian library search, penelitian ini tergolong Library Research (penelitian kepustakaan) dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan dan permasalahan yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan.

(2)

116

A. PENDAULUAN

Perempuan adalah makhluk yang diciptakan dengan banyak keunggulan, sehingga banyak topik diangkat dengan latar belakang wanita. Keuntungan perempuan termasuk dalam peran yang mereka mainkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan ada beberapa masalah yang muncul dari peran perempuan. Diskusi perempuan dengan sejuta masalah telah melahirkan beberapa ahli yang telah mengemukakan teori sosial di samping perempuan sebagai feminisme (gender) dengan beberapa paradigma.1 Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, perempuan menjadi landasan bagi pembangunan bangsa ini. Pahlawan yang membela Indonesia selama kolonialisme dan imperialisme tidak hanya lahir dari laki-laki saja. Peran perempuan sebagai patriot pahlawan atau kaleng kebenaran tak terbantahkan Hal ini membuat banyak ahli sosial mengadopsi teori-teori perubahan sosial abad ke-18 bahwa negara-negara bahwa perempuan bisa menjadi pembawa aktor pembangunan berkelanjutan bangsa.2

Perempuan sangat dimuliakan dalam Islam ditengah kondisi perkembangan zaman dan lajunya arus teknologi informasi yang membuat isu feminisme dan pandangan tentang perempuan dalam pandangan Islam semakin mencuat lalu berujung pada perang pemikiran terkait isu perempuan dalam Islam sendiri. Dalam mengungkapkan ketidakadilan gender Fatima Mernissi mengungkapkan beberapa fenomena yang mendorong lahirnya gerakan Feminisme, yaitu: 1) Perempuan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti keluarga, pekerjaan, dan masyarakat; 2) Perempuan menimbulkan Irasional dan emosional sehingga tidak bisa mengambil keputusan penting; 3) Perempuan sangat merugikan, misalnya perempuan bersolek untuk memancing perhatian lawan jenis, sehingga setiap kasus seksual di kaitkan dengan hal ini dan masyarakat cenderung menyalahkan perempuan sebagai penyebabnya; 4) Perempuan dalam hal pekerjaan menimbulkan akibat, bahwa perempuan memiliki sifat pemelihara, rajin, keibuan, dan lainnya.3

Fenomena tersebut menimbulkan pemikiran Mernissi dalam mengupayakan sistem masyarakat yang memberikan jaminan bagi perempuan untuk memperoleh hak-haknya dalam keluarga dan masyarakat sehingga peran lebih berarti dalam kehidupan. Pandangan Mernissi dalam kasus dunia Islam sangat terlihat indah karena dengan kekayaan yang luar biasa, dalam sejarah yang memihak perempuan, ternyata citra perempuan tetap dirugikan ini menyebabkan salahnya dalam menafsirkan sejarah abad pertengahan.4 Fakta historis ini melukiskan secara jelas bahwa Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw mengubah posisi dan kedudukan perempuan dari objek yang dihinakan dan dilecehkan menjadi subjek yang dihormati dan diindahkan. Ini menjadi jelas bahwa islam adalah agama yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan antara perempuan dan laki-laki. Di dalam al-Qur’an juga sesungguhnya banyak ayat yang menjelaskan tentang bahwa antara laki-laki dan perempuan itu memiliki martabat yang sama.

Perempuan adalah saudara laki-laki yang diamanahi tanggung jawab dalam kepemimpinan dan keadilan.5 Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan kecuali dalam hal yang sifatnya biologis. Hakikatnya, laki- laki dan perempuan adalah sama yang dijadikan sebagai pemimpin di muka bumi, keduanya akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki tercermin dalam nilai-nilai kemanusiaan dan hak sosial. Perempuan juga makhluk yang diciptakan dengan

1 M. Faqih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2012), 80. 2 Aswiyati, Peran Wanita dalam Menunjang Perekonomian Rumah Tangga Petani Tradisional untuk

Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kuwil Kecamatan Kalawat”. Jurnal Holistik (20017): 2,

3 Fatima Menissi, Pemberontakan Wanita Peran Intelektual Kaum Wanita Dalam Sejarah Muslim, terj.

Rahmani Astuti (Bandung: Mizan, 1999), 127.

4 Fatima Mernissi dan Riffat Hasan, Setara di Hadapan Allah (Yogyakarta: LSPPA, 1995), 175. 5 Sayed MahdI, Perempuan Agama Dan Moralitas (Jakarta: Erlangga, 2000), 131.

(3)

117 berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan perempuan tercakup dalam peran yang dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah yang timbul akibat peran perempuan.

Perempuan dimuliakan dengan dijanjikan surga atas ketakwaannya, kehormatannya yang dijaga dan garis keturunannya. Bahkan dalam al-Qura’an surah lukman ayat 14, diperintahkan setiap anak untuk berbuat baik kepada orang tua terutama ibu. Sebuah hadits yang masyhur juga menganjurkan untuk mendahulukan ibu sebelum ayah betapa beruntungnya perempuan dengan kedatangan islam di muka bumi ini.6Perempuan-perempuan yang terhormat dan mulia banyak tersebut dalam al-Qur’an. Disebut juga bahwa diantara perempuan-perempuan tersebut ada yang mendapat wahyu istimewa dari Allah Swt, yaitu ibunda Nabi Musa, yang diperintahkan Allah Swt untuk membuang putranya di dalam peti ke dalam arus sungai nil. Maryam ibunda Nabi Isa, yang sejak lahir ke dunia telah diserahkan ke ibundanya ke dalam asuhan Nabi Zakaria untuk memenuhi nazarnya agar anaknya menjadi salah seorang penyelenggara Masjidil Aqsa, kemudian dengan kehendak Allah Swt dia melahirkan Isa al-Masih as.7

Seiring berkembangnya zaman, peran perempuan mengalami perubahan. Di masa lalu, perempuan hanya berperan di lingkup rumah tangga saja, namun masa kini selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan dapat berperan menjadi pengacara, guru, pengusaha, politikus, pemberdayaan masyarakat, sehingga lingkungan interaksi perempuan menjadi sangat luas. Mereka tidak lagi difungsikan sebagai ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya, dan anak bagi orang tuanya, juga difungsikan sebagai mitra kerja di dunia karirnya. Ruang kreativitas perempuan yang awalnya sedikit tertutup menjadi terbuka. Sehingga, perempuan mampu melebarkan sayap untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat yang diinginkan, dengan tidak mengorbankan tanggung jawab domestiknya. Peran perempuan menjadi modal suatu pengembangan masyarakat. Dilihat secara definisi, pengembangan masyarakat yaitu metode meningkatkan kualitas hidup seseorang yang berpengaruh terhadap proses-proses kehidupannya.8 Dengan kata lain, pengembangan masyarakat dapat memperbaiki kondisi kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pendidikan adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, semestinya tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan ataupun menelantarkan pendidikan kaum perempuan. Ini berarti perempuan bisa belajar bidang apa saja. Memang secara umum sebagian besar orang tua di Indonesia saat ini sudah mulai menyadari akan pentingnya sekolah bagi putra-putrinya namun ada sebagian yang masih memiliki pandangan yang timpang terhadap pendidikan anak perempuannya. Jika di telusuri ketimpangan pendidikan perempuan di Indonesia ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain: masyarakat masih berpandangan male oriented atau lebih mengutamakan pendidikan anak laki-laki dari pada anak perempuannya. Male oriented juga berkaitan dengan budaya yang telah mengakar kuat dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan tinggi karena nantinya hanya akan ke dapur. Persepsi ini tidak diluruskan dan tidak disadari bahwa sesungguhnya peran di dapur pun menuntut ilmu dan pengetahuan. Tanpa tahu nutrisi yang baik yang diperlukan tubuh untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, mustahil perempuan dapat menyiapkan menu makanan dengan baik dan menarik sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga.

6 Andi sri suriati amal, Perempuan Sebagai Muslimah Ibu dan Istri (Jakarta: PT. gramedia pustaka

utama), 2.

7 Hamka, Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan (Jakarta: Gema Insani, 2014), 5.

8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan

(4)

118

Pendidikan perempuan adalah tanggungjawab umat Islam baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karenanya pemahaman tentang pendidikan perempuan perlu digalakkan oleh setiap kalangan baik secara individu, maupun lembaga (terutama lembaga pendidikan). Keluarga merupakan institusi penting dimana pendidikan perempuan mampu efektif berpengaruh melalui institusi tersebut. Pendidikan perempuan merupakan salah satu aspek yang paling sedikit disentuh dalam ranah pembaruan pemikiran pendidikan Islam. Berbagai data menunjukkan betapa timpangnya antara ilmuwan laki-laki dan ilmuwan perempuan dalam lintasan sejarah Islam. Sehingga terkesan dunia pendidikan adalah dunianya kaum laki-laki. Sementara kaum perempuan hanya dituntut untuk berilmu sekadar melampaui batas buta huruf atau supaya dapat mengimbangi kadar intelektual kaum laki-laki semata. Fakta ini jelas Bertentangan dengan al-Qur'an yang membenarkan hak persamaan. Maka konsep pendidikan Islam perlu berupaya untuk merekonstruksi sistem pendidikan agar memaksimalkan potensi intelektual kaum perempuan yang lebih dari setengah jumlah umat Islam.9 Dari sini, tulisan ini menelaah tentang peran perempuan dalam dunia pendidikan perempuan dalam perspektif Hamka.

B. KAJIAN PUSTAKA

Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena perasaannya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Demikianlah gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, perempuan diartikan sebagai manusia yang dapat merasakan menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui.10 Dalam Ensiklopedi Islam, perempuan berasal dari bahasa Arab al-Mar’ah, al-Nisa’ yang berarti wanita, perempuan dewasa atau putri dewasa yaitu lawan jenis pria. Adapun pengertian perempuan sendiri secara etimologis berasal dari kata empu yang berarti “tuan”, orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling besar.11 Secara etimologi wanita berdasarkan asal bahasanya tidak mengacu pada wanita yang ditata atau diatur oleh lelaki. Arti wanita sama dengan perempuan yaitu bangsa manusia yang halus kulitnya, lemah sendi tulangnya dan agak berlainan bentuk dari susunan bentuk tubuh lelaki.12

Zaitunah Subhan, mengemukakan arti dari perempuan berasal dari kata empu yang artinya dihargai.13 Menurut Moenawar Chalil, dalam bukunya yang berjudul Nilai Wanita, menjelaskan bahwa perempuan yang disebut juga wanita, puteri, istri, ibu, adalah sejenis makhluk dari yang halus kulitnya, lemah sendi tulangnya dan agak berlainan bentuk serta susunan tubuhnya dengan bentuk dan susunan tubuh laki-laki.14 Para ilmuan seperti Plato, mengatakan bahwa perempuan ditinjau dari segi kekuatan fisik maupun spritual, mental perempuan lebih lemah dari laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan dalam bakatnya.15 Sedangkan gambaran tentang perempuan menurut pandangan yang didasarkan pada kajian medis, psikologis, dan sosial, terbagi atas dua faktor, yaitu faktor fisik dan psikis.

9 Ali muhanif, mutiara terpendam perempuan dalam literature islam klasik (Jakarta: Gramedia

pustaka utama, 2002), 33.

10 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 856. 11 Herman Saksono, Pusat Studi wanita (http/www.yoho.com, diakses 01 Agustus 2020. 12 Sarwono Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajawali Press, 2012), 123.

13 Zaitunah Subhan, Qodrat Perempuan Taqdir atau Mitos (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2004), 1. 14 Moenawar Chalil, Nilai Wanita (Solo: Ramadhani, 1984), 11.

(5)

119 Perempuan adalah tiang Negara. Apabila Perempuannya baik maka negara akan baik dan apabila wanita rusak maka negara pun akan rusak. Ini menunjukkan bahwa perempuan berperan penting dalam membina keutuhan dan kinerja sistem dalam suatu negara. Dalam kalimat tersebut memiliki pemahaman tersendiri khususnya bagi kaum perempuan, karena Perempuan memiliki peran penting dalam Islam. Tidak hanya sebagai orang yang melahirkan keturunan manusia, tapi juga sebagai tonggak dalam tatanan masyarakat sebagaimana pentingnya peran laki-laki. Pepatah tersebut juga mengisyaratkan bahwa Islam datang bukan untuk mendiskreditkan perempuan seperti kaum-kaum terdahulu sebelum datangnya Islam yang selalu menganggap kaum Perempuan adalah kaum yang lemah bahkan ada yang sangat ekstrem dengan mengubur anak perempuannya secara hidup-hidup. Justru kedatangan Islam juga mengangkat derajat perempuan dimata masyarakat.

Perempuan merupakan makhluk yang paling di manja oleh Allah Swt. Saat berbicara tentang perempuan, yang dibicarakan adalah hak-haknya dan ketika berbicara laki-laki maka yang dibicarakan itu adalah kewajiban-kewajibannya. Sebagai contoh kata

An-nisa yang disebutkan 57 kali dalam al-Quran, lebih dua kali dari kata rijal, paling

sering disebutkan dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan hukum pernikahan, hukum waris, hukum yang menyangkut hubungan suami-istri, hak perempuan untuk memperoleh hasil kerjanya, hukum ibadah, etika berbusana, etika pergaulan diantara perempuan dan etika perempuan diantara perempuan dan laki-laki. Semuanya hampir membicarakan hak-hak seorang perempuan sebagai respons sosial atas keadaan perempuan pada masa jahiliah yang sering diabaikan hak-haknya.16 Al-Qur’an sering menambahkan kata ganti genetif pada kata an-Nisa, seperti nisa’ukum, nisa’ahum,

nisa’ahunna, untuk menegaskan perempuan sebagai anggota komunitas yang lebih luas.

Apabila kata laki-laki (al-mudzakkar) dan kata perempuan (al-muannas) disebutkan bersama-sama, Al-Qur’an menunjukkan tidak adanya perbedaan perlakuan terhadap tindakan laki-laki atau perempuan. Misalnya dapat dilihat pada:

1. Surat An-Nisa: 124

ٌنِم ْؤُم َوُه َو ٰىَثْنُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم ِتاَحِلاَّصلا َنِم ْلَمْعَي ْنَم َو

ا ًريِقَن َنوُمَلْظُي َلَ َو َةَّنَجْلا َنوُلُخْدَي َكِئَٰلوُأَف

.

Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

2. Surat Al-Mu’min: 40

ٌنِم ْؤُم َوُه َو ٰىَثْنُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم اًحِلاَص َلِمَع ْنَم َو ۖ اَهَلْثِم َّلَِإ ٰى َزْجُي َلََف ًةَئِ يَس َلِمَع ْنَم

َةَّنَجْل َنوُلُخْدَي َكِئَٰلوُأَف

ٍباَس ِح ِرْيَغِب اَهيِف َنوُق َز ْرُي

Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.

3. Surat Ali Imran: 195

ۖ ٍضْعَب ْنِم ْمُكُضْعَب ۖ ٰىَثْنُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم ْمُكْنِم ٍلِماَع َلَمَع ُعي ِضُأ َلَ يِ نَأ ْمُهُّب َر ْمُهَل َباَجَتْساَف

او ُرَجاَه َنيِذَّلاَف

اوُلِتُق َو اوُلَتاَق َو يِليِبَس يِف اوُذوُأ َو ْمِه ِراَيِد ْنِم اوُج ِرْخُأ َو

ْن ِم ي ِرْجَت ٍتاَّنَج ْمُهَّنَل ِخْدُ َلَ َو ْمِهِتاَئِ يَس ْمُهْنَع َّن َرِ فَكُ َلَ

ِبا َوَّثلا ُنْسُح ُهَدْنِع ُ َّاللَّ َو ۗ ِ َّاللَّ ِدْنِع ْنِم اًبا َوَث ُراَهْنَ ْلَا اَهِتْحَت

16 Tedy Supriyadi, Wacana Perempuan Dalam Perspektif Pendidikan Islam, No. 16 (2018): 14-21.

(6)

120

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik

4. Surat Al-Ahzab: 36

ِه ِرْمَأ ْنِم ُة َرَي ِخْلا ُمُهَل َنوُكَي ْنَأ ا ًرْمَأ ُهُلوُس َر َو ُ َّاللَّ ىَضَق اَذِإ ٍةَنِمْؤُم َلَ َو ٍنِمْؤُمِل َناَك اَم َو

َ َّاللَّ ِصْعَي ْنَم َو ۗ ْم

اًنيِبُم ًلَ َلََض َّلَض ْدَقَف ُهَلوُس َر َو

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. 5. Surat At-Taubah: 71

َو ِرَكْنُمْلا ِنَع َن ْوَهْنَي َو ِفو ُرْعَمْلاِب َنو ُرُمْأَي ۚ ٍضْعَب ُءاَيِل ْوَأ ْمُهُضْعَب ُتاَنِمْؤُمْلا َو َنوُنِمْؤُمْلا َو

َة َلََّصلا َنوُميِقُي

َنوُت ْؤُي َو

ٌميِكَح ٌزي ِزَع َ َّاللَّ َّنِإ ۗ ُ َّاللَّ ُمُهُمَح ْرَيَس َكِئَٰلوُأ ۚ ُهَلوُس َر َو َ َّاللَّ َنوُعيِطُي َو َةاَك َّزلا

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah: sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

6. Surat Al-Ahzab: 35

ِلْسُمْلا َّنِإ

ا َو ِتاَقِداَّصلا َو َنيِقِداَّصلا َو ِتاَتِناَقْلا َو َنيِتِناَقْلا َو ِتاَنِمْؤُمْلا َو َنيِنِمْؤُمْلا َو ِتاَمِلْسُمْلا َو َنيِم

َني ِرِباَّصل

ِتاَمِئاَّصلا َو َنيِمِئاَّصلا َو ِتاَقِ دَصَتُمْلا َو َنيِقِ دَصَتُمْلا َو ِتاَعِشاَخْلا َو َنيِعِشاَخْلا َو ِتا َرِباَّصلا َو

َني ِظِفاَحْلا َو

ِظَع ا ًرْجَأ َو ًة َرِفْغَم ْمُهَل ُ َّاللَّ َّدَعَأ ِتا َرِكاَّذلا َو ا ًريِثَك َ َّاللَّ َني ِرِكاَّذلا َو ِتاَظِفاَحْلا َو ْمُهَجو ُرُف

اًمي

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

7. Surat An-Nisa: 124

َلْظُي َلَ َو َةَّنَجْلا َنوُلُخْدَي َكِئَٰلوُأَف ٌنِمْؤُم َوُه َو ٰىَثْنُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم ِتاَحِلاَّصلا َنِم ْلَمْعَي ْنَم َو

اًريِقَن َنوُم

Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk dapat menjadi

(7)

121 otonom dalam masa remaja.17 Adapun Kemandirian berasal dari kata independence yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikiap percaya diri. Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak-anak selanjutnya. Kemandirian mencakup pengertian dari berbagai istilah seperti Autonomy, Independency dan Self Relience. Pada dasarnya kemandirian dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, sebab sebenarnya sikap merupakan dasar dari terbentuknya suatu perbuatan. kemandirian perempuan merupakan perwujudan dari pembebasan ketergantungan perempuan pada pihak lain, dimana perlu dipersepsi sebagai penampilan kepercayaan diri. kemandirian perempuan merupakan perwujudan dari pembebasan ketergantungan perempuan pada pihak lain, dimana perlu dipersepsi sebagai penampilan kepercayaan diri.18

Perempuan akan mencapai kemandirian apabila perempuan bekerja dan melakukan pekerjaan yang menghasilkan upah, sehingga pendapatan yang diperoleh dapat diputuskan sendiri penggunaannya. Perempuan dikatakan mandiri apabila dalam berperan sebagai istri berkaitan dengan pendidikan dan perawatan anak serta pekerjaan rumah tangga diatur bersama suami bukan hanya dibebankan kepada perempuan sebagai istri. Perempuan mandiri dalam melakukan pekerjaan domestik tidak dilakukan sendirian apabila perempuan tersebut turut mencari nafkah tidak menjalankan peran ganda bahkan multiple role sendirian. Pekerjaan domestic dianggap sebagai kepanjangan tugas reproduksi seperti merawat dan membimbing anak, menyediakan makan dan pendidikan anak dapat dilakukan laki-laki dan perempuan, demikian pula pekerjaan publik bukan hanya tanggung jawab laki- laki. Perempuan juga mempunyai hak untuk melakukan pilihan pekerjaan tersebut. Pembagian kerja yang menempatkan perempuan melakukan pekerjaan domestik sendirian dimana perempuan harus bekerja guna memperoleh pendapatan, pekerjaan domestik akan menjadi kendala bagi perempuan di dalam mengembangkan potensi dirinya.

Ketidak-adilan pembagian kerja laki-laki mencari nafkah perempuan bekerja tidak berupah menimbulkan dominasi atau penguasaan ekonomi oleh laki-laki terhadap perempuan. Perempuan yang memiliki kesempatan mengembangkan potensi dirinya sehingga tidak bergantung pada laki-laki dengan mempunyai pendapatan sendiri perempuan menjadi mandiri secara ekonomi, Kemandirian perempuan dalam rumah tangga ditentukan keterlibatan dalam pengambilan keputusan tentang makanan dan hidangan apa yang dibeli dan harus dihidangkan untuk keluarga, kebebasan menata kekayaan rumah tangga termasuk pembelian peralatan rumah tangga, dan kebebasan memperoleh kesempatan bekerja diluar rumah. Kemampuan untuk mandiri tidak terbentuk dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh dengan kemauan, dan dorongan dari orang lain. Perbedaan kualitas yang selama ini terasa di masyarakat lebih banyak disebabkan antara lain kurang tersedianya peluang bagi perempuan untuk berkembang melalui pendidikan dan pelatihan. Ditambah lagi kurangnya minat perempuan atau dorongan lelaki terhadap mereka untuk mengembangkan diri akibat meresapnya pandangan budaya yang keliru itu dibawah sadar. Ini terbukti antara lain dengan tampilnya sekian banyak perempuan yang memiliki prestasi yang menyamai bahkan melebihi, prestasi lelaki. Ini 17 Patriana, Pradny. Hubungan Antara Kemandirian Dengan Motivasi Bekerja Sebagai Pengajar Les

Privat Pada Mahasiswa di Semarang. Jurnal.Semarang: Universitas Diponegoro. 2007.

18 Suardiman, Siti Partin, “Wanita Kepala Rumah Tangga di Pedesaan: Suatu Studi Tentang

Kemandirian dan Pendapatan di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali”, Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 1994.

(8)

122

juga membuktikan bahwa perempuan dapat maju dan berprestasi jika mereka bertekad untuk maju dan menciptakan peluang untuk diri mereka.19

Kemandirian perempuan mengharuskannya tampil sebagai perempuan dan bangga dengan identitasnya. Kemandiriannya tidak boleh lebur sehingga menjadikannya sebagai lelaki dan tidak juga menjadikan mereka harus mengalah dengan mengorbankan kepentingannya sebagai perempuan yang memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan lelaki. Kemandirian mengharuskannya menolak setiap upaya yang mengeksploitasi keunggulannya sebagai perempuan untuk tujuan-tujuan yang bertentangan dengan kehormatannya dengan kehormatannya sebagai manusia dan sebagai perempuan. Kemandiriannya menuntut tidak terpaksa harus menerima begitu saja apa yang diperintahkan kepadanya.20

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang didasarkan pada filosofi pasca positivistic, yang digunakan untuk mengkaji kondisi benda alamiah dengan menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi (kombinasi) dan analisis data induktif, serta mendapatkan hasil yang difokuskan. penelitian kualitatif lebih pada makna daripada generalisasi.21 Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi pustaka (library research) atau disebut juga analisis isi.

Teknik pengumpulan data dengan mencatat data dari berbagai sumber dari bahan tertulis kemudian mengidentifikasi bukti kontekstual yaitu dengan mencari hubungan antara data tersebut dengan kenyataan yang selama ini penulis teliti. Pengolahan data dalam survei ini bersifat kualitatif, sehingga dilakukan melalui analisis kritis, perbandingan dan interpretasi berbagai hasil pencarian dari sumber primer dan sekunder. Dengan demikian, pendekatan data dalam penelitian ini adalah kualitatif, dan korelasi kisi variabel juga kualitatif.

Oleh karena itu dalam proses analisis data, penulis menyeleksi data yang terkumpul, kemudian setelah dilakukan seleksi, peneliti memulai pengkodean sesuai dengan pembahasan dan topik. Selain mengacu pada berbagai bahan bacaan yang berkaitan dengan penelitian, dalam pembahasan materi ini, penulis juga menggunakan metode interpretasi topik dengan mengacu pada beberapa buku review yang berkaitan dengan materi tersebut. Penjelasan topik atau yang lebih dikenal dengan tafsir maudu'i merupakan mode penjelasan yang menitikberatkan pada suatu topik yang berkaitan dengan suatu masalah tertentu, kemudian mendefinisikan kata-kata kunci masalahnya, kemudian mengumpulkan bahan bacaan terkait tema yang dikaji.22

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Hamka Kelahiran

Hamka dilahirkan pada hari minggu malam Senin, tanggal 13 memasuki 14 Muharram 1326 H atau 16 Februari 1908, kelahiran bayi laki-laki dalam keluarga sarjana DR. Haji Abdul Karim Amrullah. Bayi laki-laki itu bernama Abdul Malik23 nama itu diambil oleh DR. Haji Abdul Karim Amrullah untuk menghormati gurunya Sheikh Ahmad

19 Muhammad Quraish Syihab, Perempuan (Tangerang: Lentera Hati, 2018), 111. 20 Muhammad Quraish Shihab, perempuan, 121

21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, 11th ed.

(Bandung: ALPABETA, 2010), 9.

22 A Alim, Tafsir Pendidikan Islam (AMP Press, 2014), 10,

https://books.google.co.id/books?id=TRaaAQAACAAJ.

(9)

123 Khathib di Mekah, juga dikenal sebagai Abdul Malik.24 Abdul Malik bin Syekh Ahmad Khathib pada masa pemerintahan Sharif Husain di Mekah, pernah menjadi Duta Besar Ziarah Mesir di Mesir, mungkin dimaksudkan sebagai nama do'a bagi para pemain lama.25 Pada tahun 1941 ayah diasingkan belanda ke sukabumi karena fatwa-fatwa yang dianggap mengganggu keamanan dan keselamatan umum. Beliau meninggal di Jakarta tanggal 21 juni 1945, dua bulan sebelum Proklamasi.26 Sementara ibunya bernama Siti Shafiyah tanjung binti Haji Zakariya (W. 1934).27 Ayah dari ibu itu bernama gelanggang gelar bagindo nan Batuah. Di kala mudanya terkenal sebagai guru tari, nyanyian dan pencak silat. Di waktu masih kecil Hamka selalu mendengarkan pantun-pantun yang berarti dan mendalam dari beliau.28

Hamka merupakan salah seorang tokoh pembaharu Minangkabau yang berupaya menggugah dinamika umat dan mujaddid yang unik. Meskipun hanya sebagai produk pendidikan tradisional, namun ia merupakan seorang intelektual yang memiliki wawasan generalistik dan modern. Hal ini nampak pada pembaharuan pendidikan Islam yang ia perkenalkan melalui Masjid Al-Azhar yang ia kelola atas permintaan pihak yayasan melalui Ghazali Syahlan dan Abdullah Salim. Nama Hamka melekat setelah ia untuk pertama kalinya naik haji ke Mekah pada tahn 1927. Hamka (akronim29 pertama bagi orang indonesia), yaitu potongan dari nama lengkap, Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Waktu kecilnya, Hamka lebih dekat dengan andung (nenek) dan engkunya (kakek), di desa kelahirannya. Sebab, ayahnya DR. Haji Abdul Karim Amrullah, adalah ulama modernis yang banyak diperlukan masyarakat pada waktu itu sehingga hidupnya harus keluar dari desa kelahiran Hamka, seperti ke kota padang.

Menurut penuturan Hamka sendiri, dia merasa bahwa terhadap kakek dan neneknya merasa lebih sayang dari pada terhadap ayah dan ibunya. Terhadap ayahnya, Hamka lebih banyak merasa takut dari pada sayang. Ayahnya dirasakannya sebagai orang yang kurang mau mengerti jiwa dan kebiasaan anak-anak. Ayahnya dinilainya terlampau kaku dan bahkan secara diametral dinilainya bertentangan dengan kecenderungan masa kanak-kanak yang cenderung ingin “bebas” mengekspresikan diri, atau “nakal”, sebab kenakalan anak-anak , betapapun nakalnya , asal masih dalam batasbatas kewajaran adalah masih lumrah bahkan demikian menurut Hamka. Hamka sendiri pada masa kecilnya tergolong anak yang tingkat kenakalannya. cukup memusingkan kepala. Kenakalan kanak-kanak itu mulai tampak tatkala Hamka berusia empat tahun (1912) dan mengalami puncaknya pada usia dua belas tahun (1920). Di antara kelakuan-kelakuan yang di anggap “nakal”, kurang terpuji menurut masyarakat terhadap Hamka, antara lain: (1) belajarnya tidak karuan (dia hanya menyelesaikan “sekolah desa” sampai kelas II saja dan “sekolah diniyah” dan “tawalib” tidak lebih dari lima tahun; (2) bergaul dengan para “Preman”, atau masuk kalangan “parewa”, sebab dia juga mengerjakan sebagian dari tingkah laku kelompok itu seperti suka menyambung ayam, berkeahlian silat untuk kepentingan kesukaan berkelahi. Tetapi Hamka, menurut pengakuannya dan juga menurut pengamatan orang lain, belum pernah melakukan perjudian suka keluyuran ke mana-mana, seperti sering berbelok niat dari pergi ke surau menjadi ke gedung bioskop untuk mengintip lakon film bisu yang sedang diputar (yang oleh karena itu Hamka sejak kecil telah sangat

24 Hamka, Ayahku (Jakarta: Umminda, 1982), 64.

25 Mohammad damami, Tasawuf Positif (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2000), 28. 26 Titiek W.S, Dimata hati umat (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), 51.

27 Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika Intelektual dan Pemikiran HAMKA tentang pendidikan

Islam (Jakarta: Kencana, 2008), 17.

28 Titiek W.S, Dimata hati umat, 51.

29 kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan

(10)

124

mengenal aktor semacam Eddie polo, aktris semacam Marie Walcamp, dan sebagainya) memanjat pohon jambu milik orang lain, mengambil ikan di tebat milik orang lain, kalau kehendaknya tidak dituruti oleh kawannya, maka kawannya itu diganggunya, pendeknya hampir seluruh penduduk kampung sekeliling padang panjang tidak ada yang tidak kenal akan “kenakalan” Hamka kecil ini.30 Menurut Hamka sendiri, kenakalannya itu semakin menjadi-jadi setelah dia menghadapi dua hal yang sama sekali belum dapat dipahaminya. Pertama, dia tidak mengerti mengapa ayahnya memarahinya karena apa yang dia lakukan, tetapi menurut alasannya, itu sesuai dengan sarannya sendiri. Hal kedua, yang, antara lain, menyebabkan perselingkuhan Hamlet, adalah peristiwa perceraian antara ayahnya, Dr. Abdul Karim Amrullah, dan ibu shafiyah kesayangannya. Insiden itu menghantam Hamlet di hati.

Kehidupan Hamka kecil yang cukup memprihatinkan di atas hampir berjalan selama setahun, yaitu dari usia 12 tahun sampai dengan usia 13 tahun, atau sampai sekitar tahun 1921. Sisi positif dari perilaku Hamka kecil mulai dari usia 12 tahun (1920) sampai dengan usia 15 tahun (1923) pertama, ia Sudah mulai gemar membaca buku-buku, baik itu cerita sejarah kepahlawaan atau artikel-artikel di surat kabar yang memuat kisah perjalanan dan sebagainya. Dari kegemaran membaca ini, kesadaran auto didact Hamka membaca ini, kesadaran muto didact Hamka kecil sampai dengan masa tuannya menjadi sangat terdukung. Kebiasaan gemar membaca sejak kecil ini, sekalipun senantiasa mendapat marah dari ayahnya (lantaran si Hamka kecil hanya suka membaca buku cerita, sejarah kepahlawanan, kisah perjalanan dan sebagainya, bukan kitab tata bahasa arab (nahwu) atau kitab derivasi kata Arab (saraf) dan sejenisnya), namun oleh Hamka kecil tetap dilakukannya, bahkan diam-diam hamka kecil sudah mulai menulis surat yang ditujukan kepada gadis. Kedua ia Suka kemampuan daya khayal (fiction) dengan cara banyak mendengar dan merekam dongeng,cerita sehari-hari yang sedang merebak (cerita tentang hantu misalnya), “pidato-pidato adat” dengan menghadiri pertemuan para penghulu (ninik mamak, datuk-datuk) mengadu keindahan suara balam (butung terukur) atau kalau ada perayaan pelantikan para penghulu yang banyak mengungkap kata-kata kebesaran adat tambo, keturunan dan 20 dongeng-dongeng, bahkan si Hamka kecil b erani bertanya langsung kepada orang-orang tua yang pandai mengucapkan “Pidato adat” itu kemudian dicatatnya dalam buku tulisnya.

Sementara Hamka kecil mencoba terus untuk memadukan antara” kesukaan hidupnya’ (sesuai dengan fitrah kekanak-kanakannya) dengan “keinginan ayahnya”, nampaknya Hamka kecil merasa “gagal”. Hal itu terbukti senantiasa terkena marah ayahnya, tak pernah dapat persetujuan, apabila mendapat pujian. Rumah ayahnya, karenanya, dianggap sebagai “penutup pikiran” saja. Oleh karena itu dia ingin “mencari sesuatu” yang dapat melonggarkan kesumpekan hatinya. Maka diputuskanlah unutk berbuat nekat, yaitu “lari”. Kemana dia ingin “lari” itu? Dia ingin berkelana ke sebuah (pulau yang sering dikenalnya lewat bacaannya, yaitu: Jawa. Dalam proses “pelarian itu” itu, dia tidak tahu apa yang akan dapat diraihnya dalam perkenalannya itu dan yang pasti adalah dia ingin lewat bengkulen (bengkulu), sebab di sana saudara persukuannya yang dapat dimintai belanja untuk biaya ke pulau Jawa.31

Pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka telah puang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam.20 Hamka bukan saja sebagai pujangga, wartawan, ulama, dan budayawan, tapi juga seorang pemikir

30 Mohammad damami, Tasawuf Positif, (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar Pustaka

Baru, 2000), 29.

(11)

125 pendidikan yang pemikirannya masih relevan dan baik untuk diberlakukan dengan zaman sekarang.

Peran Perempuan Menurut Hamka: Perempuan di dunia kerja

Perempuan bekerja adalah perempuan yang bekerja diluar rumah dan menerima uang atau memperoleh penghasilan dari hasil kerjanya. Kebutuhan yang timbul pada wanita untuk bekerja meliputi kebutuhan psikologis, rasa aman, sosial , ego, dan aktualisasi diri.32 Perempuan yang bekerja tidak hanya untuk mengisi waktu luang, namun juga mereka ingin meningkatkan taraf kehidupannya sendiri maupun keluarganya. Sampai zaman R.A Kartini hanya perempuan dari lapisan bawahan dapat bertindak dan bergerak dengan leluasa dalam masyarakat ramai. Karena terpaksa oleh tekanan ekonomi mereka mencari nafkah sendiri atau menambah penghasilan suami dengan bekerja sebagai petani, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, buruh dan sebagainya. Perempuan yang telah bersuami harus melakukan segala pekerjaan itu di samping urusan rumah tangga. Keinginan mereka yang utama yaitu pembebasan dari kemiskinan dan kesengsaraan dengan perkataan lain perbaikan sosial.33

Pekerjaan merupakan kata generik yang berlaku untuk berbagi status pekerjaan yang dilakukan sebagai konsekuensi dari kedudukan seorang seseorang. laki-laki maupun perempuan dalam melakukan pekerjaan di suatu kegiatan baik yang berlangsung rutin maupun kontemporer juga mendapatkan jaminan perlindungan. sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003. Dalam undang-undang tersebut juga diatur bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama, baik laki-laki maupun perempuan kesempurnaan Tuhan menciptakan manusia berpasangan laki-laki dan perempuan. mengandung fakta tentang adanya peran, tugas dan kedudukan yang melekat pada masing-masing gender tidak ada perbedaan dan perdebatan yang mendasar dalam Alquran terkait keduanya termasuk dalam menyangkut pekerjaan di luar rumah atau berkarier.

Perempuan diperbolehkan bekerja di sektor publik atau mengembangkan bakatnya karena hal tersebut sesuai dengan firman Allah dan As-Sunnah, pendapat ini diperkuat tentang pembolehan perempuan bekerja di luar rumah dalam surat an-nisa ayat 32: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi para wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-nya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segalanya sesuatu. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa dalam beribadah maupun berkarya wanita memperoleh imbalan dan pahala yang tidak berbeda dengan pria. Islam tidak membedakan pengakuan dan apresiasi terhadap kinerja atas dasar jenis kelamin bahkan ditegaskan bahwa prestasi akan dicapai jika usaha dilakukan secara maksimal disertai doa dengan demikian jelaskan kiranya bahwa wanita bisa bekerja dan mendapat prestasi sama dengan pria atau bahkan melebihi bergantung pada usaha dan doanya.

Agama islam sebagai agama yang sangat, menjunjung tinggi nilai kemerdekaan. Tidak ada satu perintah pun baik dalam Al-Qur’an maupun Hadis yang mempersempit gerak langkah wanita untuk berkecimpung dalam dunia kerja, baik yang bersifat social maupun profit oriented (berorientasi keuntungan), seperti berniaga, berdagang dan lain sebagainya. Wanita boleh bekerja keras, bahkan boleh menduduki jabatan strategis yang memiliki peranan penting di dalam masyarakat, entah sebagai pedagang, sebagai pekerja

32 Theresia vania radhitya, “Peran Ganda yang di Alami Pekerja Wanita, Jurnal, K3L (2018): 29. 33 Nani suwondo, kedudukan wanita Indonesia: dalam hukum dan masyarakat (Jakarta: Balai

(12)

126

industry, ataupun dalam ranah public lainya. Kebolehan wanita menjadi pekerja telah nyata dilakukan sejak zaman Nabi Saw, banyak wanita-wanita terdahulu yang sudah memiliki berbagai profesi sebagai wanita pekerja, salah satunya Siti Khadijah. Sehingga tidak ada masalah bagi kaum wanita untuk bekerja, karena wanita sebagai makhluk social yang harus mempertahankan hidupnya dan mengabdi kepada Tuhan.34 Masalah wanita bekerja bukanlah masalah baru dan kehidupan manusia setiap manusia pertama kali diciptakan Allah dan berkembang biak seperti sekarang wanita sudah bekerja di rumah maupun di luar rumah hanya saja pada waktu itu istilah pekerja dikaitkan dengan mereka yang memperoleh upah Alquran sendiri menjelaskan bahwa salah satu fungsi manusia sebagai khalifah Allah di atas bumi ini ialah untuk memakmurkan bumi dengan bekerja memenuhi segala kebutuhan hidupnya.35

Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran. Menurutnya pendidikan adalah serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk mendidik dan membantu dalam membentuk watak budi akhlak dan kepribadian peserta didik, sedangkan pengajaran yaitu upaya untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan. Keduanya memuat makna yang integral dan saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang sama, sebab setiap proses pendidikan di dalamnya terdapat proses pengajaran. Demikian sebaliknya proses pengajaran tidak akan banyak berarti apabila tidak dibersamai dengan proses pendidikan.36

Bekerja adalah salah satu tuntutan Islam kepada semua umat manusia tidak terkecuali kepada perempuan. bahwa setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk berusaha dan bekerja setiap mendapat ganjaran yang setimpal dari apa yang telah mereka kerjakan. Jika kaum perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki maka ia memikul pula kewajiban yang sama dalam tugas-tugas agama dan syariat dan dalam tugas-tugas sosial dan kemasyarakatan.37 Islam meletakkan tugas-tugas kaum perempuan pada urutan pertama dan pada tempat yang paling tinggi, yang tidak dapat di tandingi oleh tugas dan jabatan apapun. Lebih lanjut dikatakannya, Islam cuma membenarkan kaum wanita keluar dari rumahnya ketika keadaan darurat, hal mana ia terpaksa unt uk keluar, seperti menuntut ilmu, beribadah dan membantu pejuang di jalan Allah swt. Walau bagaimanapun mereka harus menjaga batas-batas dan adab-adab yang telah ditentukan oleh Islam. Perempuan Muslimah yang senantiasa menjalankan ajaran Agamanya akan selalu mentaati suaminya, tanpa sedikitpun membantahnya, berbakti kepadanya, dan berusaha untuk mencari keridhoannyan serta memberikan kebahagiaan pada dirinya, meskipun dia hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Tidak bermalas-malas mengurus dan menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, serta mengingat bahwa sejumlah wanita terhormat dalam sejarah Islam menjadi teladan dalam hal kesabaran, kebajikan, kedewasaan, dan yang benarbenar mengabdi bagi suami dan rumah tangganya, meskipun mereka hidup dalam kemiskinan dan kesusahan.

Pada masa sekarang ini banyak perempuan yang ingin menjadi perempuan yang berbeda dari yang lain. Maksudnya adalah perempuan juga ingin memiliki pendidikan yang tinggi dan menjadi perempuan karir tanpa harus mengabaikan kodrat sebagai seorang 34 Siti Muria, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan wanita Karir (Semarang: Team RaSAIL Media Group,

2011), 226.

35 Jamaludin rabain, Pandangan Islam Terhadap Wanita Pekerja, Jurnal Perempuan Agama Dan

Gender, (Pusat Studi Wanita Islam UIN Suska Pekanbaru, Desember 2002), 29-30.

36 Nizar, Ramayulis dan Syamsul, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam (Ciputat: Quantum Teaching,

2005), 226.

(13)

127 perempuan Karena perempuan pada masa sekarang tidak ingin hanya berbatas mengurus rumah tangga dengan berdiam diri di rumah. Latar belakang wanita bekerja dalam rumah tangga berawal dari banyak kebutuhan yang harus di penuhi, membuat sadar akan pentingnya kerja bagi setiap individu, baik wanita atau laki-laki. Problematika ekonomi rumah tangga sering kali menuntut agar wanita ikut bekerja dalam mencukupi kebutuhan. Sehingga antara suami dan istri yang bekerja dalam hal ini terdapat relasi-relasi formal semacam pembagian kerja (devision of labour), dimana suami bertindak sebagai pencari nafkah dan istri berfungsi sebagai pengurus rumah tangga, namun ancap kali istri berperan sebagai pencari nafkah. Sehingga dalam pengurusan rumah tangga demikian ini yang sangat penting adalah factor kemampuan membagi waktu dan tenaga untuk melaksanakan tugas pekerjaan di rumah, dari waktu subuh sampai larut malam.38

Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa tempat perempuan di rumah. Perempuan bukanlah pencari nafkah karena yang mencari nafkah adalah laki-laki atau suami. Walaupun perempuan bekerja dan memperoleh penghasilan yang memadai, ia tetap berstatus “membantu suami”. Ketika banyak perempuan bekerja di sektor modern, hal tersebut dipermasalahkan. Ada kekhawatiran bahwa bila perempuan aktif di luar rumah tangga, anak-anak akan terabaikan dan rumah tangga menjadi tidak terurus.39

Perempuan dan Management Rumah Tangga

Management rumah tangga harus diartikan sebagai suatu tindakan pengaturan atau pengelolaan tempat tinggal Beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya untuk mencapai kemuliaan. Maka lingkupan manajemen rumah tangga bukan hanya sebatas rumah, suami, dan anak. melainkan pula mencakup isi dan hal-hal yang berhubungan dengan ketentraman keluarga. Salah satunya adalah lingkungan. Keluarga yang harmonis didefinisikan sebagai sebuah keluarga dibangun di atas hukum pernikahan, mampu memenuhi kehidupan moril dan material dalam bermartabat dan seimbang, ditutupi oleh suasana cinta antara anggota keluarga dan lingkungan dengan konsisten, yang kompatibel40 dan mampu menghargai dan praktik nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlak yang mulia.

Dalam ayat-ayat Alquran dan telah terbukti dalam sejarah hidup Rasulullah sendiri bahwa laki-laki yang beriman sama haknya dengan perempuan yang beriman bahkan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain titik Islam pun mengetahui dan menjaga kondisi fisik perempuan jangan sampai ia memikul hal yang tidak dapat dipikulnya. jelas sekali bahwasanya rumah tangga yang aman dan damai ialah gabungan antara tegapnya laki-laki dengan halusnya perempuan laki-laki mencari dan perempuan mengatur. Tidak bisa satu rumah tangga berdiri jika hanya kemauan laki-laki saja, yang berlaku dan tidak bisa rumah tangga berdiri jika hanya kehalusan lemah lembut perempuan saja yang terdapat.

Gabungan laki-laki dan perempuan lah yang menimbulkan keturunan dari kasih ibu dan saya bapak lalu dibentuklah jiwa anak-anak yang akan tiba gilirannya mereka pun mendirikan rumah tangga dan melanjutkan keturunannya, oleh sebab itu setelah saya kemukakan contoh keteladanan pada diri nabi saw. sendiri bersama istrinya Khodijah dan Ummu Salamah demikian pulalah yang berlaku dalam masyarakat manusia semuanya. Agama mengatur perkawinan sehingga keturunan menjadi salah seorang anakpun memiliki kejelasan siapa ayahnya. Kehidupan seseorang akan berubah setelah memasuki 38 Kartini Kartono, Psikologi Wanita (Mengenai Wanita sebagai Ibu dan Nenek (Bandung: CV Mandar

Maju, 2007), 5, 9.

39 Mayling Oey-Gardiner, Perempuan Indonesia Dulu dan Kini (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1996),

234.

(14)

128

pernikahan. Perubahan tersebut dapat terjadi pada status, tanggung jawab, peran dan aktivitas yang dilakukan. Di antara urgensi pernikahan adalah untuk membangun lembaga keluarga dan menanggung bersama tugas dan tanggung jawab yang muncul sebagai konsekuensi dari terbentuknya lembaga keluarga ini. Pernikahan yang dilandasi dengan rasa saling cinta, menghargai, menghormati serta kasih sayang merupakan suatu dambaan baik bagi pasangan tersebut maupun orang di sekitarnya. Bahkan perbedaan budaya yang melekat pada masing-masing pasangan tidak akan saling berbenturan.

Laki-laki dan perempuan adalah satu jiwa walaupun ada perbedaan fungsi dan tugasnya, akan tetapi perbedaan ini mengandung makna yang dalam yaitu agar salah satu pihak merasa tenteram dan nyaman berada di samping pasangannya. Selain itu berfungsi sebagai pengaman, benteng, dan penjagaan, pernikahan juga merupakan ladang untuk melanjutkan keturunan yang berkesinambungan sehingga dapat menjadi keluarga yang tenang, nyaman dan aman. Proses terbentuknya keluarga yang harmonis tidak terlepas dari evaluasi dari masing-masing pasangan. Dapat berupa perenungan dan pemikiran agar dapat memahami apa yang dilihat dan dirasakan pada pasangan tersebut.

Hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki dengan perempuan bukanlah berarti bahwa pekerjaan yang hanya bahu laki-laki yang kuat memikulnya perempuan disuruh pula memikulnya. Islam menjelaskan bahwa meskipun sama-sama berhak dan sama-sama berkewajiban, pekerjaan harus dibagi. Hanya perempuan yang kurang sehat jiwanya yang akan ingkar kepada pembagian tugas seperti ini. Atau, perempuan-perempuan yang gagal di dalam mendirikan rumah tangga, lalu ia mempengaruhi orang lain, mempertontonkan diri ke luar meminta persamaan hak dengan laki-laki sedangkan dia tidak kenal lagi di mana batas hak tersebut. Sampai kepada mengerjakan ibadah agama Islam menjatuhkan pemerintah yang cocok dengan kondisi diri perempuan. Meskipun laki-laki dan perempuan muslim wajib mengerjakan salat lima waktu dan dianjurkan mengerjakan salat yang disunnahkan ketika perempuan mengalami haid di tidak diwajibkan salat dia tidak mengerjakan salat dan dia tidak wajib mengqadha salat karena haidnya. meskipun laki-laki dan perempuan sama-sama diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadan ketika haid datang perempuan tidak usah berpuasa kode saja di hari lain yang punya terbuka selama 11 bulan dari pangkal Syawal sampai ke ujung sya'ban. disebabkan tanggung jawabnya di dalam memelihara rumah tangga perempuan tidak diwajibkan pergi salat Jumat sebagaimana laki-laki bahkan berjamaah di masjid tiap waktu pun tidak diwajibkan karena rumah mereka lebih baik untuk mereka. Tetapi, di dalam hadis tersebut juga diterangkan bahwa jika mereka ingin juga turut salat Jumat dan berjamaah janganlah dihalangi.

Seorang perempuan diwajibkan taat setia kepada suaminya ketaatan tersebut adalah imbangan dari perjuangan suaminya berjuang di medan perang atau di Medan hidup titik oleh karena itu perempuan diperintahkan taat kepada suami ada hadis yang mengatakan Allah sekiranya aku diperbolehkan menyuruh seorang sujud kepada orang lain niscaya perempuan lain akan aku suruh sujud kepada suaminya. para perempuan modern tidak usah cemas Islam tidak memerintahkan orang sujud kepada selain Allah perempuan tidak diperintahkan sujud kepada suaminya yang diperintahkan hanyalah kesetiaan sebagai imbangan dari perintah Rasulullah kepada laki-laki. Jika hendak dimasukkan hitungan orang yang mulia, Setia, hendaknya menganggap mulia ahlinya yaitu istrinya. Jika ahli dan istrinya dianggap menghina hal tersebut tertera bahwa dialah yang hina.

Perempuan dan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Dalam Islam diajarkan hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah, buat berterima kasih, dan buat jadi khalifah. Semua itu tidak dapat dilaksanakan jika kita tidak dilahirkan ke dunia. Dengan demikian manusia haruslah berakhlak baik kepada kedua ibu bapaknya. Oleh karena itu, wajarlah apabila anak diperintahkan untuk berbakti

(15)

129 kepada orang tuanya, sebagai ungkapan syukur (terima kasih) kepadanya. Pada hakikatnya walaupun anak berbakti dan berusaha membalas budi kepada orang tua, tak mungkin akan mampu membalasnya. Jasa-jasa dan kasih sayang orang tua tak akan mampu diimbangi dengan apapun dari anaknya. Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua mengandung makna mengasihi, menyayangi, mendoakan, taat dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, melakukan hal-hal yang mereka sukai dan meninggalkan hal-hal yang tidak mereka sukai. berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan termasuk amalan yang berkedudukan paling tinggi. Banyak jalan atau sarana yang bisa dilakukan seseorang untuk mendapatkan ridha Allah, rahmat, ataupun pertolongan-Nya. Dalam agama Islam, sarana, jalan, atau sering juga disebut dengan jembatan penghubung itu biasa diistilahkan dengan perkataan “wasilah”. Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu usaha di dalam “berwasilah” untuk memperoleh ridha Allah dan rahmat-Nya.41

Tidak ada petunjuk yang lebih jelas mengenai pentingnya berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua.42 berbakti kepada orang tua merupakan suatu ajaran agama agar seorang anak selalu berbuat baik kepada ibu bapaknya, tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakitkan hati mereka meskipun kata-kata itu hanya “ah” apalagi menghardiknya. Menurut Imam Hasan al-Bashri ra. yang dikutip oleh Majdi Fathi Sayyid berkata: Berbakti kepada orang tua adalah engkau mentaati segala apa yang mereka perintahkan kepadamu selama perintah itu bukan maksiat kepada Allah.43 Berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan termasuk amalan yang berkedudukan paling tinggi. Tidak ada petunjuk yang lebih gamblang mengenai pentingnya berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua.18 Birrul walidain merupakan suatu ajaran agama agar seorang anak selalu berbuat baik kepada ibu bapaknya, tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakitkan hati mereka meskipun kata-kata itu hanya “ah” apalagi menghardiknya. Menurut Imam Hasan al-Bashri ra. yang dikutip oleh Majdi Fathi Sayyid berkata: “Berbakti kepada orang tua adalah engkau mentaati segala apa yang mereka perintahkan kepadamu selama perintah itu bukan maksiat kepada Allah”

Islam memposisikan orang tua pada posisi yang sangat terhormat dan mulia. Allah sering menyandingkan perintah ibadah kepada-Nya dengan perintah berbuat baik kepada orang tua. Allah juga mengaitkan syukur kepada-Nya yang merupakan sumber nikmat, kebaikan, karunia dan anugrah dengan syukur kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan satu kewajiban yang agung dan mulia. Allah swt. yang Maha Bijaksana telah mewajibkan kepada setiap anak agar senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan, Allah swt. dalam firman-Nya selalu menyandingkan perintah berbakti kepada orang tua dengan perintah tauhid yang merupakan konsep dasar dalam Islam. Ini mengindikasikan bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu ibadah istimewa di hadapan Allah swt. Sejatinya, ibu dikatakan ideal dalam Islam yaitu mampu mendidik anak dengan nilai ke-Islaman sejak masih dini, memiliki budi pekerti yang baik (akhlakul karimah), selalu menjaga perilakunya agar menjadi teladan bagi anaknya, memiliki sikap penyabar, sopan serta lembut dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki kepribadian yang tangguh dan baik. Tidak ada yang meragukan betapa pentingnya ibu dalam pendidikan anak seperti kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu. Karena perhatian dan kasih sayang tersebut akan menimbulkan perasaan di terima dalam diri anak-anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa-masa pertumbuhan mereka.

41 F. Jaelani, Membuka Pintu Rezeki, Cet. I (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 55.

42 Mushtafa bin Al-‘Adawi, Fikih Birrul Walidain: Menjemput Surga dengan Bakti Orang tua, Terj.

Hawin Murtadlo (Solo: Al-Qowam, 2013), 7.

(16)

130

Ibu adalah sosok yang berperangai lemah lembut, dan lebih dari itu sosok ibu baik adalah yang telah membuktikan cintanya dengan kesediaannya berkorban bagi keluarga. Pencitraan seperti inilah, yang seringkali kita dengar sebagai bentuk pencitraan terhadap sosok ibu yang baik. Yang berarti, ibu juga sebagai sosok istri bersedia mengorbankan segala tenaga, waktu dan fikiran untuk melayani keluarganya. Mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, mulai dari mengasuh anak, memasak, mencuci, dan menjamin kebersihan rumah bagi anggota rumah keluarga yang lain.44 Walau demikian peran seorang ibu melebihi siapapun sosoknya adalah sosok satu satunya orang yang dapat mengurus anak dengan baik. Sosok yang secara ajaib dan penuh dengan tanggung jawab terhadap kehidupan dan nasib anaknya.45 Tugas seorang ibu sekaligus istri bagi suami, bukanlah tugas yang mudah. Terlepas dari peran-peran serta tugas pekerjaan rumah tangga atau domestik. Seorang ibu juga bertanggung jawab terhadap pengasuhan dan kehidupan anaknya. Seperti yang di ungkapkan oleh Brazelton peranan wanita yang paling penting adalah tinggal di dalam rumah, dan menjadi ibu bagi anakanaknya stigma atau pandangan seperti ini sudah menjadi tradisi dalam.

Menurut Hamka sebagaimana ia kutip dari tafsir Ibnu Katsir, hal seperti ini pernah terjadi pada sahabat Rasulullah Saw. Yang bernama Sa`ad bin Malik. Sa`ad menceritakan: "Aku ini adalah seorang yang sangat berbakti kepada ibuku. Setelah aku masuk Islam ibuku berkata: "apakah yang aku lihat telah terjadi pada dirimu ini? Engkau tinggalkan agamamu ini, atau aku tidak makan dan tidak minum sampai aku mati. Sehingga semua orang menyalahkanmu bahwa kamu yang membunuh ibumu." Lalu aku menjawab: "Jangan engkau berbuat begitu wahai ibuku! Aku tidak akan meninggalkan agamaku ini, walau apa pun sebabnya."Maka dia pun tidak mau makan sampai sehari semalam. Pagi harinya ia kelihatan letih. Kemudian ia tambah sehari semalam lagi, tidak makan dan tidak minum. Di paginya ia sudah sangat letih. Lalu hingga hari ketiga, ia tidak makan dan juga tidak minum sehari semalam lagi, sehingga paginya ia tidak dapat bangkit karena letihnya. Setelah aku lihat keadaannya demikian.9 Aku mengatakan kepadanya: "wahai ibuku! Hendaklah ibu ketahui, walaupun ibu mempunyai 100 nyawa, lalu nyawa itu lepas dari tubuh ibu satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini. Jika ibu suka, lebih baik ibu makan.Jika ibu tidak suka teruslah tidak makan.Mendengar jawabanku setegas itu akhirnya beliau makan juga."

Ayat dan riwayat di atas merupakan pengecualian menta`ati perintah kedua orang tua, sekaligus menggaris bawahi pengajaran kepada anaknya. Dalam konteks ini diriwayatkan bahwa Asma` putri Sayyidina Abu Bakar ra. pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu tidak Islam. Asma` bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya ia bersikap. Maka Rasul saw. memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik, menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut kunjungannya. Namun walaupun orang tua itu berlainan keyakinan dengan anaknya. Anak jangan memutuskan hubungan dengan orang tua atau tidak menghormatinya. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agamanya, dan pergaulilah keduanya di dunia. Selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan (bukan akidah) dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip agamamu, karena itu perhatikan tuntunan agama dan ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada- Ku dalam segala urusanmu, karena semua urusan dunia kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah juga di akhirat nanti bukan kepada siapapun selain aku, kembali kamu semua, maka Ku akan beritakan kepada kamu apa yang telah

44 Susan Chira, Ketika Ibu harus Memilih: Pandangan Baru tentang Peran Ganda Wanita Bekerja (New

York: Harper Collins: 1998), 49.

(17)

131 kamu kerjakan dari kebaikan dan keburukan, lalu masing-masing Ku-beri balasan dan ganjaran.46

Islam memposisikan orang tua pada posisi yang sangat terhormat dan mulia. Allah sering menyandingkan perintah ibadah kepada-Nya dengan perintah berbuat baik kepada orang tua. Allah juga mengaitkan syukur kepada-Nya yang merupakan sumber nikmat, kebaikan, karunia dan anugrah dengan syukur kepada orang tua. Seorang muslim yang taat beragama, menyadari betapa besar jasa yang diberikan orang tua pada dirinya. Sejak dalam kandungan. lahir ke dunia hingga dewasa pun mereka masih tetap merawat, memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya. Orang tua selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya, membina dan mengarahkannya agar kelak ia menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat untuk keluarga dan umat. Orang tua tidak pernah berfikir untuk mendapatkan balas jasa dari anaknya, ia rela menangung kepahitan dan kegetiran hidup demi untuk kebahagiaan anaknya.

Bila orang tua kita adalah orang kafir atau berlainan agama, jelasnya kedua orang tua atau salah satunya adalah bukan orang Islam, maka urusan taat dan berbakti kepada orang tua masih tetap wajib, karena masalah berbakti kepada orang tua tidak terhalang dengan berlainan agama dan kepercayaan. Hanya saja, di dalam urusan agama, orang tua tidak ikut campur karena kita tidak boleh taat kepada manusia yang mengajak durhaka dan maksiat kepada Allah. Hal itu dijelaskan bahwa taat kepada makhluk dalam perkara yang dilarang Allah tidak diperbolehkan47 Berbakti kepada orang tua merupakan suatu yang sangat agung, karena lahir dari hubungan yang sangat erat dan dari nilai-nilai kemanusiaan yang sangat tinggi, yakni ikatan antara anak dan orang tuanya, namun demikian ia tetap berada di bawah hubungan akidah. Jika orang tua menyuruh anak-anaknya berbuat syirik, tidak ada kewajiban bagi anak untuk mentaatinya.

Perempuan dalam Hak Menentukan Calon Suami

Dalam batas-batas tertentu, Islam memberikan hak kepada kaum perempuan. Di antaranya adalah hak menentukan calon suami. Sebagaimana laki-laki, perempuan juga mempunyai hak untuk menolak calon suami bila tidak sesuai dengan keinginannya. dalam sebuah hadis terkenal Rasulullah mengatakan: ”Perempuan yang telah janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya. Dan anak perawan diminta izinnya dari dirinya langsung. Tanda persetujuannya ialah diamnya.” (HR. At-Tarmizi, Imam Ahmad, dan muslim).48 Masa Nabi Muhammad Saw ada seorang gadis yang mengadukan dirinya kepada beliau karena ayahnya menikahkannya dengan sepupunya. Rasulullah berkata kepada gadis itu. ”Terserah kepadamu. Kalau kamu tidak suka, akan aku pisahkan kalian.” Gadis itu menjawab: ” Aku terima apa yang dilakukan ayah terhadapku. Cuma sekarang aku datang kepadamu ya Rasulullah, supaya perempuan tahu bahwa tidaklah mesti terserah ayah saja segala urusan.”

Riwayat di atas menunjukkan bahwa perempuan mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak laki-laki yang akan menjadi suaminya. Karena itulah, kata Buya Hamka, para ulama fiqih mempersilahkan perempuan sebelum menikah untuk membuat persyaratan bagi calon suami. Dia boleh membuat ”ta’liq thalaq” (talak bergantung). Misalnya, dia membuat syarat, kalau saya disakiti, tidak diberi nafkah, suami tidak pulang sekian bulan, dan lain sebagainya. Bila syarat yang dibuat itu dilanggar oleh suami, maka jatuhlah talak dan dengan sendirinya dia terpisah dari laki-laki itu. Bahkan Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa perempuan boleh saja membuat ta’liq bahwa suaminya

46 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Bandung: Mizan, 1996), 252.. 47 Umar Hasyim, Anak Saleh (Surabaya: Bina Ilmu, 2007), 38.

(18)

132

tidak boleh berpoligami. Perempuan mempunyai hak melakukan apa yang disebut khulu26. Perempuan juga berhak mendapatkan dan menentukan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang disukai. Perempuan berhak menuntut ilmu yang setinggi-tingginya. Rasulullah Saw bersabda, “Aisyah, istri Rasulullah adalah perempuan sangat cerdas yang dalam sejarahnya meriwayatkan ribuan hadis dan memberikan penjelasan tentang Islam kepada umat. Banyak tokoh-tokoh perempuan dalam Islam yang mempunyai andil besar dalam membangun kejayaan umat.49

E. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah penyusun sampaikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pandangan Hamka peran Perempuan memiliki berbagai macam peran dalam pendidikan diantaranya: pertama, perempuan memiliki dasar untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Yang kedua, perempuan yang bekerja diluar rumah dan menerima uang memperoleh penghasilan dari hasil kerjanya. Yang ketiga, tindakan atau pengaturan atau pengelolaan tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya untuk mencapai kemuliaan. Yang ke-empat tidak ada petunjuk yang lebih jelas mengenai pentingnya berkbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Yang kelima, perempuan dijamin haknya dengan perempuan dijamin haknya dengan perempuan sebuah harta waris. Dan hal tersebut relevan dengan adanya hak setiap perempuan dapat bebas mendapatkan pendidikan yang bebas. Yang ke enam, perempuan juga memiliki hak untuk menolak atau menerima calon suami bila tidak sesuai dengan keinginannya

(19)

133

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Menikah Untuk Bahagia: Fikih Tentang Pernikahan Dan Kamasutra Islami. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo Kompas Gramedia, 2010.

Aswiyati, “Peran Wanita dalam Menunjang Perekonomian Rumah Tangga Petani Tradisional untuk Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kuwil Kecamatan Kalawat”. Jurnal

Holistik, no. 17 (2018)

Bashri, Yanto. Suffatni, Retno. Sejarah Tokoh Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Tokoh bangsa, 2004.

Bass, B. M. Bass & Stogdill's: Handbook of leadership: Theory, Research & Managerial Applications (3rd Ed). New York: The Free Press. 1990.

Chalil, Moenawar. Nilai Wanita Solo: Ramadhani, 1984.

Chira, Susan. Ketika Ibu harus Memilih : Pandangan Baru tentang Peran Ganda Wanita

Bekerja. New York: Harper Collins : 1998.

Dahniar, Kemandirian: Pandanagn Seorang Manager Perempuan. Perempuan Indonesia, Kelompok Studi Wanita Pusat Penelitian Universitas Brawijaya Malang 1991.

Damami, Mohammad. Tasawuf Positif (Dalam pemikiran Hamka), Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2000.

Dawam, Ainurrafiq. & Ta’arifin, Ahmad. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Jakarta: Listafariska Putra, 2004.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. F. Jaelani, Membuka Pintu Rezeki. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Faqih, M. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2012.

Fathi Sayyid, Majdi. Amal yang Dibenci dan Dicintai Allah. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Fatima, Mernissi. Dan Hasan, Riffat, Setara di Hadapan Allah. Yogyakarta: LSPPA, 1995. Firdhausa, Mareta. Hidup sekali bijak mengeksekusi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2016.

Frieda Mangunsong, “Faktor Intrapersonal, Interpersonal, Dan Kultural Pendukung Efektivitas Kepemimpinan Perempuan Pengusaha Dari Empat Kelompok Etnis Di Indonesia, Makara, Sosial Humaniora 13, no. 1 (2009): 19-28.

Gunaryo, Achmad. Dkk, Bias Jender Dalam Pemahaman Islam, Yogyakarta: Gema media, 2002.

Hamka, Ayahku, Jakarta: Umminda, 1982.

_______. Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan, Jakarta: Gema Insani, 2014. _______.Hamka, Falsafah Hidup, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1940.

_______. Kenang-Kenangan Hidup I, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. _______. Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990. Hasyim, Umar. Anak Saleh, Surabaya: Bina Ilmu, 2007.

Herry, Mohammad. Dkk, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema Insani Press, 2006.

Kartono, Kartini, Psikologi Wanita jilid I. Bandung: Mandar Maju. 1992.

Kartono, Kartini. Psikologi Wanita (Mengenai Wanita sebagai Ibu dan Nenek), Bandung: CV Mandar Maju, 2007.

Mahdi, Sayed. Perempuan Agama Dan Moralitas, Jakarta: Erlangga, 2000.

Mayling Oey-Gardiner, Perempuan Indonesia Dulu dan Kini, Jakarta: Gramedia Pustaka, 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil t-statistik KP->PS memiliki nilai sebesar 2,88 nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,77 berarti H7 diterima atau terdapat

Hasil uji t didapat bahwa secara parsial variabel pendapatan konsumen kopi Robusta berpengaruh signifikan terhadap permintaan kopi Robusta di pasar inpres,

Fitness merupakan olah raga yang berguna untuk membakar lemak dengan difokuskan pada pembentukan otot tubuh dan juga bagian tubuh lainnya yang

Dari hasil penelitian Kecamatan Kendari juga diketahui bahwa, ada beberapa faktor sosial-budaya penyebab tetap terjadinya kesemrawutan arsitektur dan buruknya kualitas

Berdasarkan anaslisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan menunjukkan faktor luas lahan, biaya tenaga kerja, biaya benih, biaya pupuk kandang, biaya pupuk

Tampilan sistem tambah data kelola evaluasi sikap peserta dan keterangan tampilan pada bagian program dapat dilihat pada Gambar 4.64 dan Tabel 4.62.

Uang Rp 6.000.000 tersebut dipotong terlebih dulu oleh Staf Kopontren Nurul Huda Al Hikmah cabang Blora Desa Kutukan untuk biaya administrasi sebesar Rp

Faktor-faktor yang dimasukan dalam model penelitian, yang diduga akan berpengaruh terhadap intensitas penggunaan modal ventura, adalah (1) pengalaman usaha, (2) tingkat