LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui sebagai Laporan Resmi Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui sebagai Laporan Resmi
Pelaksanaan PKL di Departemen Teknik Pelaksanaan PKL di Departemen Teknik
Judul
Judul : : Sistem Sistem Kontrol Kontrol Proses Proses Pengisian Pengisian Air Air Pada Pada Drum Drum Boiler Boiler DenganDengan Motor Valve
Motor Valve Feedwater Feedwater LCV103 LCV103 Nama
Nama : Annur Fitrinsyah Ramadhan: Annur Fitrinsyah Ramadhan NIM
NIM : 14 642 012: 14 642 012 Jurusan/Prodi
Jurusan/Prodi : Teknik : Teknik Elektro / Elektro / Teknik LTeknik Listrikistrik Unit
Unit Kerja Kerja : : Instrumen Instrumen & & KontrolKontrol Periode
Periode : : 03 03 Juni Juni 20172017 – – 02 September 2017 02 September 2017
Disahkan : Disahkan : Pembimbing
Pembimbing Lapangan Lapangan SupervisorSupervisor
Median
Median Akbar Akbar TiffanoArdhie PradanaTiffanoArdhie Pradana
Mengetahui : Mengetahui :
Manager Departemen Teknik Manager Departemen Teknik
Supono Supono
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DIPLOMA IV TEKNIK LISTRIK DIPLOMA IV TEKNIK LISTRIK
PADA PADA
SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM
SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM BOILERBOILER DENGAN MOTOR VALVE
DENGAN MOTOR VALVE FEEDWATER FEEDWATER LCV103 LCV103
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
ANNUR FITRIANSYAH RAMADHAN ANNUR FITRIANSYAH RAMADHAN
NIM : 14 642 01 NIM : 14 642 0122 Samarinda, 02 Oktober 2017 Samarinda, 02 Oktober 2017 Disahkan : Disahkan : Dosen
Dosen Pembimbing Pembimbing Pembimbing Pembimbing LapanganLapangan
Toyib.ST.,MT. MedianAkbar Toyib.ST.,MT. MedianAkbar NIP : 19611227 NIP : 1961122719890310031989031003 Mengetahui/Menyetujui, Mengetahui/Menyetujui, Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Bustani, MT Ir. Bustani, MT NIP : 1961071
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
pembuatan laporan laporan kerja kerja praktek praktek dengan dengan judul judul ““ SISTEM KONTROL PROSES SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM BOILER DENGAN MOTOR VALVE PENGISIAN AIR PADA DRUM BOILER DENGAN MOTOR VALVE FEEDWATER
FEEDWATER LCV103 “LCV103 “
. Adapun penyusunan laporan ini dimaksud untuk memenuhi persyaratan yang . Adapun penyusunan laporan ini dimaksud untuk memenuhi persyaratan yang berlaku
berlaku pada jurusan pada jurusan Teknik Teknik Elektro Elektro (D3) (D3) Politeknik Negeri Politeknik Negeri Samarinda. DisampingSamarinda. Disamping itu juga dapat menambah dan memperluas pengalaman dan pengetahuan penulis, itu juga dapat menambah dan memperluas pengalaman dan pengetahuan penulis, guna melengkapi materi-materi yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap guna melengkapi materi-materi yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mebantu dari awal hingga selesainya penyusun laporan ini, untuk itu pada telah mebantu dari awal hingga selesainya penyusun laporan ini, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
1. Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa,Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material.
kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material. 2.
2. BapakBapak IR. Bustani, MTIR. Bustani, MT., ., selaku Ketua selaku Ketua Jurusan Teknik Jurusan Teknik Elektro PoliteknikElektro Politeknik Negeri Samarinda.
Negeri Samarinda. 3.
3. BapakBapak Subir ST.,MTSubir ST.,MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda.
Negeri Samarinda. 4.
4. BapakBapak Khairuddin Karim, ST,. MTKhairuddin Karim, ST,. MT, selaku Kaprodi D4 Teknik Elektro, selaku Kaprodi D4 Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda.
Politeknik Negeri Samarinda. 5.
5. BapakBapak Toyib. ST.,MTToyib. ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja, selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
Lapangan. 6.
6. BapakBapak SuponoSupono, selaku Manager Departemen Teknik PT.CFK., selaku Manager Departemen Teknik PT.CFK. 7.
7. BapakBapak SukidiSukidi, selaku Superintendent Departemen Teknik PT.CFK, selaku Superintendent Departemen Teknik PT.CFK 8.
8. BapakBapak Tifanno Ardhie PTifanno Ardhie P, selaku Supervisor Elektrik dan Instrument &, selaku Supervisor Elektrik dan Instrument & Control PT. CFK
Control PT. CFK 9.
9. BapakBapak Median AkbarMedian Akbar, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan., selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan. 10.
10. BapakBapak Marsito Bakat PMarsito Bakat P, selaku Plan Engineer Departemen Teknik PT., selaku Plan Engineer Departemen Teknik PT. CFK
11. Segenap karyawan Instrumen & Kontrol dan seluruh karyawan PT. CFK yang telah membrikan banyak pengetahuan.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari adanya kekurangan,oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Samarinda, 02 Oktober 2017
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... I LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN... II KATA PENGANTAR ... III DAFTAR ISI ... V DAFTAR GAMBAR ... VIII
BAB I... 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan ... 1
1.2 Permasalahan ... 2
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan ... 3
1.4 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapangan ... 3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL ... 5
1.6 Metode Pengumpulan Data ... 5
1.7 Sistematika Penulisan laporan ... 5
BAB II ... 7
2.1 Sejarah PT.CAHAYA FAJAR KALTIM ... 7
2.2 Profile Perusahaan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM ... 8
2.4 Visi dan Misi PT. CFK ... 12
2.5 General Profile Perusahaan ... 12
2.6 Layout Unit 1,2 dan Unit 3 ... 14
2.7 Skema Proses Produksi ... 15
2.9 Struktur Organisasi ... 16
2.10 Tenaga Kerja dan Waktu Kerja ... 20
2.11 Produksi Energi Listrik ... 20
2.12 Konsumsi Batubara ... 20
BAB III... 22
3.1 Teori Dasar Sistem Pengendalian ... 22
3.1.1 Istilah dan Elemen Elemen Dalam Sistem Pengendalian ... 22
3.1.2 Pengelompokan Sistem Pengendalian ... 25
3.2 Prinsip Pengontrolan Proses ... 28
3.3 Penggunaan Instrumentasi ... 28
3.4 Komponen – Komponen Kontrol ... 29
3.4.1 Level Transmitter... 30
3.4.2 DCS (Distributed Sistem Control) ... 31
3.4.3 Kontrol Valve ... 33
3.4.4 Bagian-Bagian Kontrol Valve LCV 103 ... 34
3.4.5 Level Monitoring ... 46 BAB VI... 50 4.1 Proses Produksi ... 50 4.2 Penggunaan Motor ... 50 4.3 Langkah Pengoprasian ... 52 BAB V ... 58 4.1 Simpulan... 58 4.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2
Gambar 2. 1 PT.Cahaya Fajar Kaltim ... 8
Gambar 2. 2 Gardu Induk PT Cahaya Fajar Kaltim ... 11
Gambar 2. 3 Gambar Lambang PT. CAHAYA FAJAR KALTIM ... 11
Gambar 2. 4 Layout Unit 1, 2 x 25 MW dan 1 x 50 MW PT. Cahaya Fajar Kaltim ... 14
Gambar 2. 5 Skema Proses Produksi ... 15
Gambar 2. 6 Skema Process Overview ... 15
Gambar 2. 7 Struktur Organisasi PT.Cahaya Fajar Kaltim... 16
Gambar 2. 8 Struktur Organisasi Departemen Teknik PT.Cahaya Fajar Kaltim .. 17
Gambar 3
Gambar 3. 1 Sistem Pengendalian Loop Terbuka... 25Gambar 3. 2 Sistem Pengedalian Loop Tertutup ... 26
Gambar 3. 3 Sistem Pengendalian Bertingkat ... 27
Gambar 3. 4 Level Transmitter ... 30
Gambar 3. 5 Monitoring DCS ... 32
Gambar 3. 6 Struktur Control Valve ... 33
Gambar 3. 7 Motor Servo ... 35
Gambar 3. 8 Data Nameplate ... 35
Gambar 3. 9 Spesifikasi Dan Type ... 38
Gambar 3. 11 Modul Control ... 40
Gambar 3. 12 Kapasitor ... 40
Gambar 3. 13 Potensiometer ... 41
Gambar 3. 14 Limit Switch ... 42
Gambar 3. 15 Full Bore Ball Valve ... 44
Gambar 3. 16 Reduced Bore Ball Valve ... 44
Gambar 3. 17 Electronic Drum Level Indicator ( EDLI ) ... 47
Gambar 3. 18 Probe EDLI ... 49
Gambar 3. 19 Water Level Pada Boiler ... 49
Gambar 4
Gambar 4. 1 Rangkaian Motor & ... 51Gambar 4. 2 Water System untuk LCV 103 ... 53
Gambar 4. 3 Panel Untuk Mengatur nilai Set Point ... 53
Gambar 4. 4 Panel Untuk Menginput nilai Set Point ... 54
Gambar 4. 5 Button Untuk Meningkatkan 1 Percent ... 55
Gambar 4. 6 Button Untuk Meningkatkan 5 Percent ... 55
Gambar 4. 7 Button Untuk Menurunkan Sebesar 1 Percent ... 56
Gambar 4. 8 Button Untuk Menurunkan Sebesar 5 Percent ... 56
Gambar 4. 9 Indicator Ketika Air bedara pada High Level ... 57
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Pemanfaatan energi listrik dewasa ini sangat banyak dirasakan seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuann dan teknologi (IPTEK) dan pembangunan. Sedangkan suksesnya penggunaan tenaga listrik tersebut tergantung pada readibility atau kehandalan sistem tersebut. Berbicara tentang kehandalan sistem, maka erat hubunganya dengan monitoring system instrumentasi dan kontrol untuk menunjang keberlangsungan sistem. Telah banyak di ketahui bahwa sistem instrumentasi dan kontrol pada pembangkit selalu ada kemungkinan terjadi masalah pada peralatan pengukurannya, entah pada sensor-sensor ataupun pada peralatan control lainya. Oleh sebab itu sistem di monitoring oleh instrumentasi dan kontrol pada pembangkit, masalah-masalah tersebut dapat di minimalisir. Di tinjau Dari
kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara komunal, Maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peran yang penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi keberhasilan pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK berfungsi sebagai sarana percepatan peningkatan sumber daya manusia, perluasan kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa sekaligus peningkatan kesejahteraan
rakyat, pengarah proses pembaharuan, serta peningkatan produktifitas.
Dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibangun oleh dua pihak yang saling berkaitan, yakni paktisi lapangan di dunia industri dan akademis di kalangan pendidikan khususnya perguaruan tinggi. Pembangunan di dunia pendidikan di laksanakan seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya manusian (SDM) nasional di berbagai bidang. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari pendidikan nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang memiliki kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggap terhadap kebutuhan
pembangunan dan pengembangan IPTEK sehingga dapat di jadikan bekal dalam menjalankan fungsi mengabdi kepada masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi di laksanakan melalui kegiatan belajar mengajar secara akademis, penelitian dan pengabdian masyarakat. Program studi teknik listrik, jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran pengembangan dan penggunaan proses industri serta bidang ilmu pengetahuan. Mahasiswa yang nantinya dipersiapkan agar dapat
menjadi SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang berguna khusus untuk menjadi Engineer Designer , Engineer , Process Engineer , Project Engineer , peneliti dan pendidik. Untuk mencapai tujuan di atas maka program studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda memberi sarana kepada mahasiswanya untuk melaksanakan praktik kerja lapangan sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian) yang telah di pelajari di bangku kuliah. Dalam kesempatan ini, saya selaku mahasiswa Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Cahaya Fajar Kaltim, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Embalut.
1.2 Permasalahan
Motor valve LCV103 sebagai salah satu faktor utama untuk memoitoring level suplay air yang ada ada drum Boiler pada sistem pembangkit pada saat beroperasi, Dan harus selalu beroperasi selama 24 jam agar suplai air tetap terjaga. Untuk itu diperlukan suatu sistem kontrol, Motor valve LCV103 yang di lengkapi dengan modul kontrol yang berfungsi untuk memberikan sinyal feedback yang nantinya akan diterima oleh DCS ( Distributed Control System ) sehingga motor dapat bekerja dan dikontrol melalui program sehingga proses penyaluran air dapat berlansung dan level drum tetap terjaga.
Permasalahan motor valve LCV ( Level Control Valve ) yang perlu di antisipasi seperti terjadi pada modul kontrol yang tidak bisa memberikan sinyal Umpan balik ke DCS dan Macet . Oleh sebab itu dengan adanya monitoring sistem instrumentasi dan kontrol pada pembangkit, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir.
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Di dalam Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap pada PT. Cahaya Fajar Kaltim memiliki bagian-bagian kerja yang saling berhubungan dan mempunyai fungsi masing-masing, seperti unit kerja Instrumen dan Kontrol yang sangat menunjang ketersediaan sistem pembangkitan. Dalam laporan akhir program Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini hanya akan dibahas mengenai apa yang ada pada bagian “ SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM
DENGAN MOTOR VALVE
FEEDWATER
LCV 103“1.4 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lampangan merupakan suatu bentuk pendidikann yang memadukan proses belajar akademik dengan pengalaman kerja yang terencana, terbimbing dan mendapat insentif. Program Praktek Kerja Lapangan memungkinkan mahasiswa memperoleh kemampuan yang praktis dengan dihadapkan pada penerapan dunia kerja di luar kampus. Melalui program Praktek Kerja Lapangan akan diperoleh calon tenaga kerja yang mandiri, professional, dan siap memasuki dunia kerja.
Lama pelaksanaan PKL secara umum adalah antara 1-3 bulan. Maksud dan tujuan diadakanya program Praktek Kerja Lapangan di PT.Cahaya Fajar Kaltim adalah :
1. Mempercepat waktu penyesuaian bagi lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja
2. Meningkatkan kualitas SDM bagi calon tenaga kerja yang mandiri dan professional.
Adapun persyaratan yang harus di penuhi untuk mengikuti program Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Dapat diikuti oleh semua mahasiswa dari semua program studi dengan melalui seleksi
2. Mendapat izin pimpinan perguruan tinggi dari orang tua 3. Minimal duduk di semester 4, tetapi belum lulus
4. Memiliki semangat kerja dan dapat bersosialisasi dalam suatu organisasi/dunia kerja
5. Memiliki motifasi yang tinggi, ketekunan, dan ketahanan mental 6. Mentaati peraturan yang perlaku di tempat kerja yang bersangkutan.
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mendatangkan banyak manfaat diantaranya :
A. Perusahaan :
1. Mempermudah perusahaan dalam merekrut calon karyawan yang professional
2. Membantu perusahaan dalam meningkatkan mutu karyawan 3. Menghemat dana untuk pengembangan SDM
4. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan.
B. Perguruan Tinggi:
1. Menyesuaikan metode dan isi kuliah agar lebih relevan dengan dunia kerja.
2. Meningkatkan kemampuan tenaga pengajar agar memberikan kuliah yang relavan dengan dunia kerja di samping mutu akademisnya.
3. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan dalam sarana dan prasarana pendidikan.
4. Membekali kemampuan dasar yang memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam pekerjaan.
5. Meningkatkan kualitas program praktek kerja lapangan para lulusannya. C. Mahasiswa
1. Memiliki pengalaman kerja di suatu perusahaan.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di perolehnya dari perguruan tinggi dalam dunia kerja.
3. Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar. 4. Memperoleh insentif sesuai dengan kemampuanya.
5. Memberikan kesempatan mencari pengalaman, promosi dan peningkatan karir.
6. Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 03 Juli sampai dengan 02 September 2017 di PT. CAHAYA FAJAR KALTIM, Pembangkitan Listrik Tenaga Uap Embalut, Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara penulisan yang di gunakan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, tepat, jelas yang berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Metode dalam pengumpulan data dan informasi dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut.
Metode Observasi
Metode ini di lakukan dengan mengamati secara langsung ke lapangan mengenai objek Praktek Kerja Lapangan, agar mendapat gambaran secara riil tentang proses yang terjadi dan mendapatkan data-data secara akurat.
Metode Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan pembimbing atau teknisi yang bersangkutan agar mendapat gambaran yang
lebih jelas dan spesifik tentang materi yang akan dipelajari.
Metode Studi Literatur
Teknik pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari semua literiter yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.
1.7 Sistematika Penulisan laporan
Untuk mempermudah penulisan, pebahasan, penyajian materi dan untuk memperoleh gambaran yang baik dan lebihjelas mengenai Laporan Kerja Praktek ini, maka penulisan menyusun laporan ini dalam 5 bab, terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan secara mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan ini, waktu dan tempat pelaksanaan PKL, metode pengumpulan data dan sitematika penulisan laporan.
BAB II : URAIAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah pendiri dan perkembangan perusahaan, Visi dan Misi Perusahaan, lokasi Perusahaan, Skema produksi perusahaan, Peraturan waktu kerja, Serta produksi energy
listrik, batu bara dan solar di PT. CAHAYA FAJAR KALTIM.
BAB III : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori yaitu system instrumentasi dan control, pengertian Motor LVC (Level Control Valve),
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan system kerja Motor LVC (Level Control Valve)
BAB V : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT.CAHAYA FAJAR KALTIM
Selama kurang lebih puluhan tahun lamanya, termasuk Gubernur Kalimantan Timur saat itu, Bapak H. Suwarna AF sangat prihatin dengan kenyataan akan langkanya tenaga listrik di Kaltim, hal ini sering di tandai dengan terjadinya pemadaman bergilir di seluruh wilayah Kaltim. Begitu banyak keluhan, begitu banyak merasa dirugikan ketiak sumber listrik yang menjadi ketergantungan bagi masyarakat Kaltim ini harus padam dengan waktu dan batas yang terkadang tidak mengenal waktu.
Kurun waktu yang begitu sangat lama yang pada akhirnya, Gubernur Kaltim selalu berusaha untuk mencari jalan keluar, mencari jalan yang terbaik, namun untuk mengatasi hal ini bukanlah sesuatu yang sangat mudah, ini disebabkan karena penyediaan listrik adalah menjadi tugas dan wewenang Pembangunan Listrik Negara ( PLN ) yang segala sesuatunya tunduk pada ketentuan dan kemampuan PLN pusat.
Seiring berjalannya waktu, krisis ekonomi pun melanda negara Indonesia ini. PLN pun tak luput dari krisis tersebut, sehingga kemampuan pendanaan untuk mengatasi penyedian listrik di Kaltim pun harus sesuai dengan kebijakan – kebijakan prioritas.
Untuk menciptakan betapa seriusnya persoalan listrik di Kaltim ini, maka untuk menarik perhatian PLN agar benar – benar memperhatikan masalah ini, Gubernur Kaltim beserta jajarannya mengajak segenap masyarakat untuk membicarakan hal ini secara terbuka, seperti dilakukannya seminar – seminar kelistrikan di Kaltim. Langkah – langkah inilah tentunya menjadi harapan besar bagi masyarakat pun sudah ada di depan mata.
Adalah Bapak Dahlan Iskan dari Jawa Pos Group, yang kemudian sanggup untuk melakukan pembangunan pembangkit listrik yang berkapasitas 2 x 25 MW, dengan bahan baku batu bara yang banyak di Kaltim. Kesedian bapak Dahlan Iskan
dilatar belakangi kemampuannya dalam bidang pendanaan, mengadakan perlatan dan kemampuan di bidang networking, serta yang paling mendasar adalah rasa keprihatinannya terhadap Kaltim yang dianggap sebagai daerah yang telah membesarkannya.
Mengingat PLN tidak bisa melakukan MOU dengan pihak swasta, maka akhirnya di sepakati bahwa penandatanganan MOU dilakukan antara PLN dengan Pemerintah Provinsi Kaltim, dari sinilah beridiri perusahaan patungan bernama PT. CAHAYA FAJAR KALTIM, yang merupakan perusahaan patungan antara Perusda ketenaga listrikan Kaltim dengan Jawa Pos Group.
2.2 Profile Perusahaan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
Tanggal 26 Maret 2003 merupakan awal resminya PT. CAHAYA FAJAR KALTIM yang menempatkan daerah Operasionalnya di PLTU Embalut, Tanjung Batu, Tenggarong seberang, Kutai Kartanegara KALTIM. PT. CAHAYA FAJAR KALTIM memiliki luas area 1.450.299 m² atau 145 hektar. Dari luas area ini manfaatkan oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk membangun daerah proses yang mendukung menghasilkan kapasitas daya 2 x 25 MW. Sumber daya
alam Batubara menjadi pilihan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk menjadikan sumber tenaga uap yang bisa menghasilkan energi listrik.
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM sebagai operator pembangkit serta pelaksanaan pengembangnya. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) yang dibangun oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM telah dan akan menggunakan nama “PLTU Embalut”. Ini merupakan pembangkit listrik swasta ( IPP ) pertama yang didanai dan dioperasikan langsung oleh swasta. Hal ini adalah selaras dengan kebijakan Pemerintah dimana pihak swasta dapat diberi kesempatan untuk bisa berinvestasi dibidang industri kelistrikan. Lokasi yang berjarak kurang lebih 1,5 km
dari lokasi PLTGU Tanjung batu milik PT. PLN ( Persero ) Samarinda. Dari sinilah yang kemudian oleh PLN didistribusikan ke tempat tinggal penduduk, perkantoran, gedung – gedung, serta pabrik – pabrik yang berada di wilayah Kaltim.
PT. Cahaya Fajar Kaltim juga memanfaatkan luas area tersebut untuk membangun beberapa fasilitas sebagai pendukung jalannya Opersional seperti gedung perkantoran, Bangunan utama, Transfer House, Turbin dan Generator, Boiler, Dry Coal Storage, Water Intake, Bengkel, Demineralized Plant , Relay Room, Control Room Boiler, Bangunan Chimney, Bangunan Silo, Dermaga, Mess,
2.3 Arti Lambang CFK
Keseluruhan logo menggambarkan sebuah anak panah dimana simbol tulisan CFK sebagai mata panahnya mencerminkan CFK yang bergerak
Gambar 2. 3 Gambar Lambang PT. CFK Gambar 2. 2 Gardu Induk PT Cahaya Fajar Kaltim
maju, tepat sasaran menuju tujuan, dan cepat dalam perkembangan mengatasi krisis baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
Warna menunjukkan langkah besar CFK dan aspirasi perusahaan akan mas a depan yang lebih positif dan dinamis.
Warna Merah melambangkan keuletan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam tantang
Warna Hitam melambangkan ketegasan dalam bertindak saat beroperasi.
Tulisan Cahaya Fajar Kaltim dengan pilihan huruf yang mencerminkan kejelasan dan kelembutan perusahaam terhadap melayani masyarakat serta kesungguhan dalam mengatasi krisis listrik yang terjadi didaerah Kalimantan Timur.
2.4 Visi dan Misi PT. CFK
Visi perusahaan :
“ Membangun keunggulan kompetisi bagi Kalimantan Tinur menuju daerah industri khususnya dalam bidan pengadaan listrik murah “
Misi perusahaan :
“ Mengatasi kekurangan daya listrik di Kalimantan Timur ”
2.5 General Profile Perusahaan
Lokasi : Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan timur.
Area : 140 Ha
Lokasi : Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan timur.
Bahan Bakar : Batubara
Kapasitas : 2 x 25 MW (Operasi) + 1 x 60 MW
Operator unit : PT Cahaya Fajar Kaltim
COD : - Unit 1 : November 2008
- Unit 2 : November 2008 - Unit 3 : Agustus 2014
Layout Unit 1,2 dan Unit 3
Gambar 2. 4 Layout Unit 1, 2 x 25 MW dan 1 x 50 MW 2 6
2.7 Skema Proses Produksi
Gambar 2. 5 Skema Proses Produksi
2.8 Skema Process Overview
2.9 Struktur Organisasi
Sejak 26 Maret 2003 terbentuk struktur organisasi yang efektif dan efisien dengan lima Departemen, yaitu Departemen Operasional, Sumber Daya Manusia & Umum, Teknik, Keuangan, dan Alat-alat berat & Keuangan. Serta dipimping satu direktur utama dan dua direktur serta komisaris. Berikut adalah penjelasan dari setiap departemen yang ada adalah sebagai berikut :
1. Departemen SDM & Umum
SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan. PT Cahaya Fajar Kaltim mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset penting bagi perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring dengan kebutuhan perusahaan.
2. Departemen Operasional
Departemen yang mengoperasikan unit pembangkit dengan bagian-bagian adalah sebagai berikut:
a. Coal Feeding
Bagian ini bertugas untuk melakukan supply batu bara ke boiler unit b. Water Treatment Plant dan Laboratorium
Bagian ini bertugas untuk memproduksi air bersih dan air denim yang digunakan untuk pembangkit, sekaligus pada bagian ini terdapat laboratorium yang difungsikan untuk menganalisa kualitas air dan batu bara c. Boiler
Bagian ini bertugas untuk mengoperasikan mesin boiler atau ketel uap dengan menjaga kualitas steam yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin uap
d. Turbin dan Generator
Bagian yang bertugas untuk mengoperasikan mesin turbin dan mengontrol pembebanan pada generator serta menjalin komunikasi dengan PLN AP2B
3. Departemen Teknik
Bagian Teknik merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanakan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan unit-unit pendukungnya. Bagian-bagian dari Departemen Teknik adalah sebagai berikut :
a. Millwright
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan mesin meliputi seluruh area pembangkit.
b. Elektrik
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang berhubungan terhadap kelistrikan dan jaringan.
c. Instrumen dan Kontrol
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan system control dan peralatan instrumentasi yang meliputi seluruh area pembangkit 4. Departemen Keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kondisi keuangan pada akas perusahaan. Bagian ini terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi.
5. Departemen Alat-alat Berat & Lingkungan
Departemen yang bertugas untuk menangani alat-alat berat, baik perawatan maupun maintenance. Pada departemen ini, sekaligus menangani pembongkaran batu bara dari ponton ke coal storage. Selain itu juga pengendalian dampak lingkungan (pengontrolan terhadap kualitas limbah dan penanganannya).
2.10 Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
Waktu kerja bagi karyawan PT.CAHAYA FAJAR KALTIM dibagi dua, yaitu karyawan shift dan non shift . Untuk non shift , lama jam kerja adalah 8 jam sehari, seminggu lima hari, mulai pukul 08.00 – 16.00 WITA untuk hari senin sampai kamis sedangkan hari jum’at mulai pukul 08.00 – 17.00 WITA. Sedangkan untuk shift , terdapat pembagian kerja sebagai berikut :
Shift A : 07.00 – 15.00 WITA Shift B : 15.00 – 23.00 WITA Shift C : 23.00 – 07.00 WITA
2.11 Produksi Energi Listrik
Tahun Produksi Listrik (Kwh)
2012 396,310,080 / 356,520,015 2013 371,530,080 / 332,164,926 2014
2015
Table 2.1 Produksi Energi listrik
2.12 Konsumsi Batubara
Tahun Konsumsi Batubara (Ton)
2012 377,562,809
2013 381,200,626
2014 2015
2.13 Konsumsi Solar
Tahun Konsumsi Solar ( Liter )
2012 217.658
2013 290.912
2014
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Teori Dasar Sistem Pengendalian
Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Di dalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta dengan waktu yang telah ditentukan. Otomatisasi sangat membantu dalam hal kelancaran operasional, keamanan (investasi, lingkungan), ekonomi (biaya produksi), mutu produk, dll.
Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga terdapat parameter yang harus dikontrol atau di kendalikan antara lain tekanan ( pressure), aliran ( flow), suhu (temperature), ketinggian (level ), kerapatan (intensity), dll. Gabungan kerja dari berbagai alat-alat kontrol dalam proses produksi dinamakan sistem pengontrolan proses ( process control system). Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengontrolan disebut pengontrolan instrumentasi proses ( process control instrumentation). Dalam istilah
ilmu kendali, kedua hal tersebut berhubungan erat, namun keduanya sangat berbeda hakikatnya. Pembahasan disiplin ilmu Process Control Instrumentation lebih kepada pemahaman tentang kerja alat instrumentasi, sedangkan disiplin ilmu Process Control System mengenai sistem kerja suatu proses produksi.
3.1.1 Istilah dan Elemen Elemen Dalam Sistem Pengendalian -
Process
(Proses)Dalam kamus Merriam – Webster mendefinisikan proses sebagai operasi atau perkembangan alamiah yang berlangsung secara kontinyu yang ditandai oleh suatu deretan perubahan kecil yang berurutan dengan cara yang relative tetap dan menuju kesuatu hasil atau keadaan akhir tertentu. Atau tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu. Input proses dapat
bermacam macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dapat dimanipulasi oleh final control element atau control valve agar measurement variable sama dengan set point.
-
Plant
Plant adalah seperangkat peralatan, mungkin hanya terdiri dari beberapa bagian mesin yang bekerja bersama - sama, yang dilakukan untuk melakukan suatu operasi tertentu. Atau dengan kata lain plant adalah objek yang dikendalikan.
-
System
( Sistem )Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama sama dan melakukan suatu sasaran tertentu.
-
Controlled Variable
Controlled variable adalah besaran atau variable yang dikendalikan. Besaran ini pada diagram kotak disebut juga dengan out put proses atau process variable.
-
Manipulated Variable
Manipulated variable adalah input dari suatu proses yang dapat dimanipulasi atau di ubah ubah besarnya agar process variable atau control variable besarnya sama dengan set point.
-
Disturbance
(Gangguan)Disturbance adalah suatu sinyal yang cenderung mempunyai pengaruh yang merugikan pada harga keluaran system,atau biassa disebut dengan besaran lain, manipulated variable yang menyebabkan berubahnya
controlled variable , besaran ini juga lazim disebut dengan
load
. -Sensing E lement
Sensing Element adalah bagian yang paling ujung suatu sistem pengukuran (measuring system), bagian ini juga disebut dengan sensor atau primary element.
-
Transducer
danTransmitter
Transducer adalah unit pengalih sinyal sedangkan transmitter adalah alat yang berfungsi membaca sinyal sensing element dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controller. Transmitter lebih khusus pemakainnya dalam sistem pengukuran.
-
Measurrement Variable
Measurement variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter . Besaran ini merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.
-
Set point
Set point besar process variable yang dikehendaki. Sebuah controller akan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan set point. -
Error
Error adalah selisih antara setpoint dikurangi dengan measured variable. Error bisa negatif dan bisa juga positif. Bila setpoint lebih besar dari measured variable demikian sebaliknya bila setpoint lebih kecil dari measured variable maka error akan negatif.
-
Controller
Controller adalah element yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah pengendalian yaitu membandingkan setpoint dengan measurement variable, menghitung berapa banyak koreksi yang dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controller sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam meengendalikan sebuah proses. Controller sering diterjemahkan sebagai alat pengendali.
-
F eedback
(Umpan Balik)Umpan balik adalah sifat dari suatu sistem untaian tertutup yang memungkinkan keluarannya bisa dibandingkan dengan masukan sistem itu agar tindakan pengendalian yang tepat sebagai fungsi dari keluaran dan masukannya bisa terjadi.
-
F inal Control E lement
Final control element adalah bagian terakhir dari instrumentasi sistem pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variable
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable, berdasarkan perintah controller.
3.1.2 Pengelompokan Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian dapat di kelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: 1. Sistem Pengendalian Manual Dan Otomatis
Sistem pengendalian digolongkan kedalam dua kategori umum yaitu: sistem manual dan otomatis. Perbedaan ini ditentukan oleh tindakan pengontrolan, dimana besaran ini bertanggungjawab menggerakkan sistem untuk menghasilkan outputnya. Pengendalian secara manual adalah pengendalian yang dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai operator sedangkan pengontrolan secara otomatis adalah pengontrolan yang dilakukan oleh mesin atau peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya dibawah pengwasan manusia. Pengendalian secara manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari hari seperti penyetelan radio dan televisi sedangkan secara otomatis didalam proses industri, pengendalian pesawat dan pembangkit tenaga listrik.
2. Sistem Pengedalian Loop terbuka dan Loop tertutup
Sistem loop terbuka (open loop) adalah sistem pengendalian yang keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengendalian. Jadi pada sistem pengendalian loop terbuka, keluaran tidak diukur atau diumpan balikkan untuk dibandingkan dengan masukan. Gambar 2.2 menunjukkan hubungan masukan keluaran untuk sistem loop terbuka.
Masukan
Control Plant
Keluaran
Ada dua keistimewaan dalam sistem loop terbuka ini adalah: a. Ketelitian dari sistem loop terbuka tergantung pada
kalibrasinya.
b. Sistem ini lebih stabil.
Sistem pengendalian loop tertutup adalah sistem pengendalian yang sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengendalian. Jadi sistem pengendalian tertutup adalah sistem pengendalian berumpan balik ( feedback control ). Sistem pengendalian loop tertutup menggunakan
aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.
Masukan
Controller Plant
Keluaran
Elemen Ukur
Gambar 3. 2 Sistem Pengedalian Loop Tertutup
Adapun keistimewaan dalam sistem pengendalian loop tertutup adalah: a. Meningkatkan ketelitian dengan kemampuan untuk
menghasilkan kembali inputnya
b. Mengurangi akibat – akibat ketidaklinearan c. Memperbesar band width (jangkauan frekuensi)
3. Sistem Pengendalian Bertingkat (
Cascade Control System
)Sistem pengendalian bertingkat adalah sistem pengendalian yang memiliki 2 besaran pengukuran yang berada dalam satu kontrol loop. Tujuan dari sistem pengendalian bertingkat ini adalah untuk mendapatkan hasil pengaturan yang tepat dengan mengurangi efek penundaan waktu yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan jalan menggunakan out put dari controller pertama ( primary controller ), sebagai besaran untuk mengatur set point bagi
controller kedua ( secondary controller ).
Gambar 3. 3 Sistem Pengendalian Bertingkat
Perubahan perubahan dalam keadaan beroperasi membutuhkan pengaturan pada panas yang menjadi input, jika diperlukan untuk mendeteksi suatu perubahan yang cepat sebuah temperature kontrol dipasangkan pada ti tik yang paling optimum dari tower. Output dari temperatur controller digunakan digunakan untuk mengatur set point dari steam flow controller . Jadi kecepatan aliran uap berubah dengan perubahan suhu dari tower. Jadi dalam hal ini temperatur kontrol merupakan primary controller dan steam flow merupakan secondary controller .
3.2 Prinsip Pengontrolan Proses
Ada 3 parameter yang harus diperhatikan sebagai tinjauan pada suatu sistem kontrol proses yaitu :
- cara kerja sistem kontrol
- keterbatasan pengetahuan operator dalam pengontrolan proses - peran instrumentasi dalam membantu operator pada pengontrolan
proses
Empat langkah yang harus dikerjakan operator yaitu mengukur, membandingkan, menghitung, mengkoreksi. Pada waktu operator mengamati ketinggian level , yang dikerjakan sebenarnya adalah mengukur process variable (besaran parameter proses yang dikendalikan).
Contohnya proses pengontrolan water level secara manual, proses variabel nya adalah level . Lalu operator membandingkan apakah hasil pengukuran tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Besar proses variabel yang diinginkan tadi disebut desired set point . Perbedaan antara process variabel dan desired set point disebut error .
Dalam sistem kontrol suhu di atas dapat dirumuskan secara matematis:
E rror = Set Point
–
Process Variabel
Process variabel bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil daripada desired set point . Oleh karena itu error bisa diartikan negatif dan juga bisa positif.
3.3 Penggunaan Instrumentasi
Penggunaan alat instrument di PT. Cahaya Fajar Kaltim banyak digunakan untuk mengendalikan liquid /cairan diantaranya :
•
Level
(permukaan zat cair), volume zat cair dalam sebuahtangki. Pengukuran dilakukan untuk dapat mengetahui volume permukaan zat cair dalam zat cair. Bahan yang dapat diukur oleh
sensor level yaitu cairan (liquid ), lumpur, curah hujan, serta polusi.
• Elemen proses
flow
merupakan salah satu jenis pengendali akhiryang paling umum dipakai untuk sistem pengendali proses.
•
Pressure
(tekanan), tekanan air dalam sebuah pipa atau vessel .Prinsip kerjanya sama dengan proses flow karena sama-sama mengendalikan flow.
• Temperatur (suhu), suhu pada unit-unit proses.
Pengukuran suhu biasanya terjadi pada suatu unit proses yang memerlukan perubahan suhu, baik jenis steam maupun yang lainnya. Misalnya perpindahan panas yang terjadi pada sistem pengukuran suhu yaitu pada proses endotermis (suatu perolehan energi panas dari suatu media panas), seperti yang terjadi pada heat exchanger .
3.4 Komponen – Komponen Kontrol
Komponen kontrol yang terdapat dalam Sistem kontrol proses pengisian air pada drum boiler dengan motor valve Feedwater LCV103 di PT Cahaya Fajar
Kaltim, adalah :
Level Transmitter
DCS ( Distributed Control System)
Control Valve
3.4.1 Level Transmitter
Level transmitter adalah sebuah alat yang memanfaatkan asas bahan apung sederhana untuk mendeteksi dan mengkonversi perubahan level Air. Pada E-103, level transmitter yang digunakan merupakan tipe sensor Linear Variable Differential Transformer (LVDT). Secara umum LVDT bekerja karena adanya perbedaan medan magnet.
Prinsip kerja level transmitter yaitu, Ketika level cairan (berupa air) di vessel (LCV-103) di setpoint (40%), maka pada saat level cairan vessel mengalami kenaikan (>40%), secara sederhana batang yang berada di dalam external cage, akan mengalami gerakan naik secara linear sesuai level cairan pada vessel , sehingga range spring akan menekan ke atas dan menggerakkan batang besi (inti magnet). Akibat adanya gerakan yang ditimbulkan oleh inti magnet, maka terjadi GGL induksi.
Pada level transmitter arus yang dihasilkan (4-20 mA) sehingga perubahan vessel (0-100%) sebanding dengan arus yang keluar dari level transmitter . Sinyal output yang akan ditransmisikan sebanding dengan ketinggian pada level vessel . Sinyal output berupa sinyal elektrik akan ditransmisikan ke DCS, kemudian akan
ditransmisikan lagi ke control valve melalui I/P yang mengkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal pneumatic, sehingga valve akan membuka sesuai setpoint operasi.
3.4.2 DCS (Distributed Sistem Control)
DCS merupakan sistem kontrol yang mampu menghimpun (mengakuisisi) data dari lapangan bisa disimpan untuk keperluan-keperluan masa datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau digabung dengan data-data dari bagian lain proses. Berikut ini adalah bagian-bagian dari DCS :
• Operator Console
Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan informasi tentang apa yang sedang dikerjakan Melalui konsol ini juga, operator memberikan perintah pada instrumen-instrumen di lapangan.
• Engineering Station
Ini adalah stasion untuk para teknisi yang digunakan untuk mengkonfigurasi sistem dan juga mengimplementasi algoritma pengontrolan.
• History Module
Alat ini mirip dengan harddisk pada komputer. Alat ini digunakan untuk menyimpan berkas-berkas menyimpan data-data operasional pabrik.
• Data Historian
Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan variable-variabel proses, set point dan nilai-nilai keluaran.
• I/O
Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari DCS. Masukan dan keluaran tersebut bisa analog, bisa juga digital.
Jadi, DCS adalah pengendalian proses sistem kompleks. Pada Proses Pengontrolan motor valve LCV 103, DCS ini ditentukan setpoint kestabilan level
air pada drum.
Kelebihan DCS (
Distributed Control System
) – Fungsi kontrol terdistribusi diantara FCS – Sistem redundancy tersedia di setiap level– Informasi variable proses dapat ditampilkan sesuai dengan keinginan pengguna ( User )
– Maintenance dan Troubleshooting menjadi lebih mudah
Gambar 3 1 Monitoring DCS Gambar 3. 5 Monitoring DCS
Gambar 3.2 Struktur Control Valve 3.4.3 Kontrol Valve
Kontrol valve adalah suatu alat yang digunakan untuk memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan menggunakan daya untuk operasinya. Valve ini digunakan oleh industri dalam banyak aplikasi. Kontrol valve adalah elemen kontrol akhir yang paling umum digunakan untuk mengatur aliran bahan dalam sebuah proses. Pada suatu loop proses, hanya ada resistansi variable yang dikontrol, sedangkan resistansi berubah-ubah karena perubahan aliran pada sistem atau karena lapisan pipa dan permukaan dinding peralatan. Variasi resistansi ini tidak diinginkan dan harus dikompensasi dengan menggunakan control valve.
Pada umumnya, elemen pengendali akhir dalam suatu loop kontrol sistem adalah control valve. Control val ve pada LCV-103 yang berfungsi membuka dan menutup kontrol valve dengan menetukan besar kebutuhan (variabel yang diatur) pada drum boiler . Kontrol valve ini sangat berkaitan pada komponen lainnya
sebagai penunjang seperti :
- Bagian Bagian Kontrol Valve LCV 103 - Tipe Tipe Kontrol Valve
3.4.4 Bagian-Bagian Kontrol Valve LCV 103 a. Motor Valve
Pada kontrol valve ini menggunakan motor servo yang merupakan sebuah perangkat atau aktuator putar ( motor ) yang dirancang dengan sistem kontrol
umpan balik ( Feedback ) loop tertutup ( servo ), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo. Dengan
fungsinya yaitu menggerakan valve untuk membuka dan menutup namun dilengkapi dengan input nilai set-point untuk mengatur besar bukaan dalam proses penyaluran ( Flow ) agar sesuai dengan kebutuhan. Jenis motor servo yang digunakan yaitu jenis motor servo Continous yang dapat berputar searah jarum dan berlawanan dengan jarum jam. Dan tidak memiliki sudut defleksi putaran alias dapat berputar secara kontiyu. Dan karna penggunaan untuk industri motor servo yang digunakan adalah motor AC karna skala untuk beban beban yang berat.
Terdapat 3 komponen utama pada motor valve ini, Yaitu : 1. Handle untuk pengoperasian secara manual
2. Trigger ( 0 – 24 VDC ) Sebagai sinyal untuk memerintah valve membuka dan menutup.
3. Limit Switch sebagai pembatas motor pada saat membuka dan menutup valve
Kelebihan menggunakan motor servo.
- Tidak bergetar dan tidak ber – resonansi saat beroperasi
- Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor - Penggunaan arus listrik sebanding dengan beban yang diberikan - Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder
yang dipakai.
Kekurangan menggunakan motor servo.
- Harga relatif lebih mahal dibanding motor DC lainnya - Bentuknya cukup besar karna satu paket.
Gambar 3. 7 Data Nameplate Gambar 3. 8 Motor Servo
Data Motor
Name Plate : Motor Valve LCV 103
DY – J :
Integration and Elctronic type Electric Acuator
Output Torque : N.m
Input Signal : mA
No.200 :
Design Code :
Date Of Manufacture :
Tiajin Automatic Instrument No. 7Factory
b. Modul
Control
Modul Control yang digunakan oleh motor valve LCV 103 adalah tipe DY-J. Seri elektronik DY-J adalah peralatan kontrol dalam pengukuran proses industri dan sistem kontrol. Ini dapat mengubah sinyal kontrol sistem ke dalam poros sudut output untuk mengendalikan posisi inti katup dari katup kontrol atau mekanisme pengaturan lainnya. Kemudian media yang dikontrol akan bekerja mengikuti perintah sesuai dengan sistem yang ditentukan.
Aktuator listrik dibagi menjadi tipe proporsional dan tipe integral ses uai dengan mode kontrol. Jenis aktuator proporsional terdiri dari motor servo, reducer, sensor posisi dengan fungsi servo dan integral actuator. Ini dapat membandingkan sinyal
kontrol dari sistem dan sinyal umpan balik dari posisi keluaran poros (closed loop control) untuk mengubah sinyal dan membuatnya sebanding dengan sinyal output. Tipe integral aktuator terdiri dari motor servo, reducer dan sensor posisi normal. Bisa bekerja sama dengan operator listrik atau mekanisme regulasi lainnya untuk mewujudkan operasi remote.
41 W 600 4 704196 6 20 LCV103ABC 2007
Sistem kontrol otomatis dengan aktuator listrik dilengkapi dengan rangkaian listrik DFD Operator dan bisa mewujudkan peralihan tanpa ada gangguan antara status kerja Manual dan Auto dari sistem kontrol.
Aktuator listrik aman dan terpercaya. Pemasangan, operasi dan perawatannya mudah dilakukan. Hal ini dapat diterapkan secara luas di bidang energi, Ini memainkan peran penting dalam pengukuran proses industri dan sistem kontrol.
- Kondisi Aplikasi 1. Power supply
Single phase AC power supply Voltage: 220V +10%/-15% Frequency: 50Hz +/-1% 2. Kondisi Lingkungan
Temperature dan Kelembapan Relatif
Aktuator listrik adalah instrumen yang dipasang di lapangan di dalam ruangan.
Temperatur : -10 - +55 R.H.: 95%
Tekanan Atsmorfir 86-106kPa
- Spesifikasi Dan Type
- Petunjuk Teknis Utama
Seri elektronik DKJ aktuator ini dibuat sesuai spesifikasi Standar Cina GB11922-89 Aktuator listrik yang digunakan dalam pengukuran proses industri dan sistem kontrol dan kinerja teknis utamanya adalah sebagai berikut.
1. Rating beban dari besar output yang digunakan, Rated Travel dan Rated Travel Time bisa dilihat pada tabel diatas.
2. Rating sinyal kerja dari akuator listrik bisa dilihat pada tabel diatas. 3. Referensi kemapuan kerja dari modul.
- Batas kesalahan dasar: tidak melebihi +/- 2,5% dari Rated Travel Hystersis: tidak melebihi 1,5% dari Rated Travel
Nilai kesalahan waktu tempuh: tidak lebih dari +/- 20% Rated Travel Time.
- Aktuator proporsional
Zona mati : tidak melebihi 3% dari skala masukan
Karakteristik lembab : tidak melebihi 3 periode setengah ayunan. - Aktuator integral
Diam: Tidak melebihi 1% dari Rated Travel (bila Rated Travel Time antara 10 s dan 25 s)
Tidak melebihi 0,5% dari Rated Travel (bila Rated Travel Time adalah antara 25 s dan 63 s).
4. Resistansi
Bila suhu 15-35 dan kelembapan relatifnya 45% -75%:
Catu daya tidak kurang dari 50M
Catu daya Terminal input tidak kurang dari 50M
Terminal input tidak kurang dari 20M
5. Terminal
Terdapat 14 terminal input yang terdapat pada modul control yang memiliki fungsi dari inputan yang berbeda.
Terminal 1 – 2 : Input Sinyal Control Terminal 3 : Input Capacitor.
Terminal 4 - 5 : Input Sinyal Feedback 4 – 20 mA Terminal 6 - 7 : Output ke motor valve.
Terminal 8 – 9 : Limit Switch ON Terminal 10 – 11 : Limit Switch OFF Terminal 12 : Ground
Terminal 13 – 14 : Input tegangan 4 – 20 mA.
d. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Untuk membantu perputaran awal motor valve pada saat bekerja di perlukan torsi start atau tenaga yang besar. Tegangan kapasitor berkisar 300 – 500 VAC dengan Frekuensi 50 / 60 Hz. Nilai yang biasanya di gunakan 12µF ± 5% pada AC.
Gambar 3.3 Terminal Input Gambar 3. 10 Terminal Input
Gambar 3.12 Kapasitor
e. Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang nilai tahanannya atau hambatannya (resistansi) dapat dirubah atau diatur (adjustable). Potensiometer memiliki 3 terminal, 2 terminal terhubung ke kedua ujung elemen resistif, dan terminal ketiga terhubung k e kontak geser yang disebut wiper. Posisi wiper menentukan tegangan keluaran dari potensiometer. Dan yang di gunakan pada motor valve memiliki resistansi 1 Kg Ω.
f. Limit Switch
Limit switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari Normally Open/ NO ke Close atau sebaliknya dari Normally Close/NC ke
Open). Posisi kontak akan berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON atau Off.
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual oleh manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan sistem kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek pada aktuator, sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan ataupun
mengendalikan suatu objek/mesin tersebut, dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya.
g. Valve
Valve adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran ( Flow ) dengan
cara membuka, menutup atau mengalirkan sebagian guna mendapatkan tekanan ( pressure ) yang lebih rendah.
Selain untuk proses industri, valve atau katup atau bahasa lokalnya 'kran' dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai, Salah satunya adalah kran air di rumah kita.
Pengoperasian valve bisa dilakukan secara manual dengan merubah posisi sudut sebuah pegangan / tuas , pedal maupun roda. Di bidang industri selain manual, Banyak dipakai sistem pengoperasian secara otomatis dengan pengontrol, diantaranya adalah dengan tenaga hydraulik, pneumatik, dan elektrik.
Terdapat 11 jenis valve yang dapat digunakan namun yang digunakan pada proses pengontrolan ini adalah jenis ball valve.
-
Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat seperti bola. Disc bola tersebut memiliki lubang yang berada tepat di tengahnya. Ball Valve dalam posisi terbuka ( open ) ketika lubang tersebut menghadap searah dengan kedua ujung katup, dan aliran akan terjadi. Dan ketika handle diputar sehingga posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, Maka posisi valve dalam kondisi tutup ( close ), dan aliran akan terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat, Ball Valve dapat menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.
Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka s angat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2 - 11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm). Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan keramik. Bolanya sering dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.
- Tipe – Tipe
Ball Valve
Ada 2 tipe Ball Valve yaitu : 1. Full Bore Ball Valve
Full Bore Ball Valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang bolanya sama dengan diameter pipa. Jenis full bore ball valves ini biasanya digunakan pada blow down, piggable line, production manifold , pipeline.
2. Reduced Bore Ball Valve
Gambar 3. 15 Full Bore Ball Valve
Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya tidak seukuran / lebih kecil dari ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang berkurang adalah satu ukuran lebih rendah dari ukuran diameter pipa sebenarnya.
Misalnya ukuran diameter pipa 4 inci dan diameter bola valve adalah 3 inchi. - Fungsi
Ball Valve
Ball Valve sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas, air, dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°. Desainnya yang simple, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.
Ball valve banyak dipakai dan difungsikan pada :
Pengendalian Aliran ( Flow Control ). Pengendali Tekanan ( Pressure Control ). Shut off.
Cocok untuk high pressure dan temperatures / tekanan dan suhu yang
tinggi.
Kelebihan dari
ball valve
:- Kehilangan tekanan sangat rendah. - Jarang bocor.
- Ukuran simple dan tidak begitu berak jika dibandingkan dengan jenis valve lain yang sejenisnya.
- Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi. Kekurangan dari
ball valve
:- Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat
- Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer / palu air pada sistem sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak sambungan dan dinding pipa.
3.4.5 Level Monitoring
Level monitoring sangat penting peranannya dalam pemantauan tingkat air pada drum boiler sangat ditekankan. Karena ketika tingkat air berada pada posisi yang sangat tinggi dapat menyebabkan uap menjadi basah yang menyebabkan kerusakan pada peralatan yang terdapat pada proses penyaluran steam termasuk turbin. Dan ketika tingkat air pada kondisi yang sangat rendah dapat menyebabkan over heating pada drum yang dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi dan kemungkinan terjadi ledakan pada boiler. Oleh karena itu, semua bagian yang terdapat pada boiler memerlukan pemantauan secara berkala dan terus menerus terhadap tingkat air yang terdapat pada drum boiler.
Level state Systems memproduksi Electronic Drum Level Indicator (EDLI) yang dirancang khusus untuk aplikasi ini. Sistem pemantauan tingkat elektronik canggih ini didasarkan pada prinsip konduktivitas, teknik yang terbukti dan diterima dan diterapkan dilapangan
Gambar 3. 17 Electronic Drum Level Indicator ( EDLI ) Gambar 3. 17 Electronic Drum Level Indicator ( EDLI ) EDLI (
EDLI ( Electronic Electronic Drum Drum Level Level IndicatorIndicator ) memudahakan pengunaannya) memudahakan pengunaannya seperti industri karna perawatan yang mudah serta tidak perlu dicek secara berkala seperti industri karna perawatan yang mudah serta tidak perlu dicek secara berkala dan kalibrasi, tidak seperti peralatan monitoring lainnya.
dan kalibrasi, tidak seperti peralatan monitoring lainnya. -- Fitur yang terdapat pada EDLI :Fitur yang terdapat pada EDLI :
Standar dari sistem ini Standar dari sistem ini tersedia untuk rating tekanan sampai dengantersedia untuk rating tekanan sampai dengan
207 bar pada suhu jenuh. 207 bar pada suhu jenuh.
Pilihan 8-48 saluran untuk berbagai tingkat visibilitas.Pilihan 8-48 saluran untuk berbagai tingkat visibilitas.
Terdapat Fitur diagnostik sendiri untuk mendeteksi kontaminasi /Terdapat Fitur diagnostik sendiri untuk mendeteksi kontaminasi /
short
short circuit circuit / probe kontaminasi / komponen internal dan / probe kontaminasi / komponen internal dan kegagalan pentanahan..
kegagalan pentanahan..
Pengaturan konfigurasi banyak SPCO / relay output dilengkapiPengaturan konfigurasi banyak SPCO / relay output dilengkapi
energi DPCO / terdapat
energi DPCO / terdapat pengaturan outputpengaturan output timetime
–
–
delay. delay.
Output Output analog analog 4-20 m4-20 mA A terisolasi.terisolasi.
Indikator digital terhadap tingkat air dalam mm (opsional).Indikator digital terhadap tingkat air dalam mm (opsional).
Juga tersedia untuk zona berbahaya (proof ledakan) danJuga tersedia untuk zona berbahaya (proof ledakan) dan
penggunaan sangat berbahaya. penggunaan sangat berbahaya. -
- Prinsip Prinsip kerjakerja EDLI (
EDLI ( Electronic Drum Level Electronic Drum Level IndicatorIndicator ) menggunakan prinsip diskriminasi) menggunakan prinsip diskriminasi terhadap resistivitas yang stabil antara uap dan air
terhadap resistivitas yang stabil antara uap dan air untuk memberikan indikasi yanguntuk memberikan indikasi yang tepat terhadap tingkat air pada drum boiler. Diskriminasi antara uap dan air tepat terhadap tingkat air pada drum boiler. Diskriminasi antara uap dan air didasarkan pada perbedaan
didasarkan pada perbedaan resistivitas yang signifikan resistivitas yang signifikan antara kedua posisi antara kedua posisi bagian.bagian. Bagian utama dari level monitoring adalah probe dengan ujung terisolasi Bagian utama dari level monitoring adalah probe dengan ujung terisolasi yang disisipkan di kolom air bagian samping boiler. Setiap probe terhubung ke yang disisipkan di kolom air bagian samping boiler. Setiap probe terhubung ke rangkaian penginderaan dan indicator. Bila probe direndam dalam air, konduksi rangkaian penginderaan dan indicator. Bila probe direndam dalam air, konduksi terjadi antara ujung dan dinding bagian dalam kolom. Probe akan mengirim sinyal terjadi antara ujung dan dinding bagian dalam kolom. Probe akan mengirim sinyal ketika uap
ketika uap mencapai level. Tampilan mencapai level. Tampilan vertikal LED dvertikal LED dengan engan intensitas tinggi intensitas tinggi dengandengan warna hijau / merah sebagai indikasi terhadap tingkat air. Tingkat deteksi level warna hijau / merah sebagai indikasi terhadap tingkat air. Tingkat deteksi level tergantung pada kondisi operasi kemurnian dan ketangkasan air pada boiler.
Gambar 3. 18 Probe EDLI Gambar 3. 18 Probe EDLI
Gambar 3. 19 Water Level Pada Boiler Gambar 3. 19 Water Level Pada Boiler
BAB VI
PEMBAHASAN
4.1 Proses Produksi
Proses penyaluran air yang digunakan berasal dari air sungai yang di ambil menggunakan pompa yang berada di water intake kemudian air sungai tersebut tidak langsung di gunakan namun diolah terlebih dahulu agar air tersebut dapat digunakan untuk produksi. Air yang digunakan harus murni dan tidak terdapat kandungan lain dan non
–
mineral untuk menghidari korosi yang terjadi pada boiler, Air tersebut diolah pada Water Treatment Plant ( WTP ) kemudian setelah semua proses pengolahan selesai sampai air tersebut tidak terdapat kandungan lain air tersebut dialirkan ke Dearator untuk mengurangi kadar gas dan oksigen yang terlarut kemudian air dipompa menggunakan BFWP ( Boiler Feed Water Pump ) dengan suhu yang cukup panas setelah itu air tersebut melalui proses pemanasan untuk menaikan suhu air pada Lp Heater setelah suhu air tersebut naik, Air ters ebut melalu motor motor valve yang nanti nya sebelum sampai di drum boiler air tersebut melalui proses pemanasan kembali yang terdapat di water system hingga suhu nya mencapai 230oC – 240oC sehingga air tersebut bisa langsung digunakan dalam proses produksi untuk menjadi steam yang nantinya akan menggerakan turbine yang nantinya akan menggerakan generator dan menghasilkan energi l istrik.4.2 Penggunaan Motor
Motor valve LCV 103 ini merupakan serangkaian aplikasi control valve yang digunakan dalam proses pengontrolan aliran ( flow) air dalam upaya memonitoring level yang terdapat pada drum boiler agar tetap terjaga. Motor yang digunakan adalah motor servo dc namun karna penggunaanya dalam skala besar maka yang di gunakan ada jenis ac. Motor valve ini dilengkapi dengan modul control yang berfungsi sebagai bagian utama untuk menerima sinyal feedback , kapasitor yang berfungsi pada saat start awal motor karena dibutuhkan tenaga yang besar, Potensiometer berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor
valve, Sedangkan Limit switch sebagai salkar pembatas agar pada saat motor bekerja putarannya tidak over dan sesuai yang diinginkan. Untuk menggerakkan motor ini memerlukan input sebesar 4 – 20 mA yang nantinya akan diterima oleh modul control yang terdapat pada motor dengan besar output torque 600 Nm untuk menggerakkan valve.
Gambar 4. 1 Rangkaian Motor & Kelebihan dari motor valve LCV103 :
a. Pengoperasian mudah karna di Kontrol dari DCS b. Perawatan lebih mudah
c. Keandalan alat baik
Kekurangan menggunakan motor valve LVC103. a. Harga Modul Kontrol lumanyan mahal
c. Grease / Pelumas sering kering karna motor valve ini berada pada outdoor dan terlebih pula posisinya dekat dengan boiler yang suhunya cukup panas.
d. Modul Kontrol sering tidak merespon. Cara perawatan motor valve jenis LCV 103
a. Melakukan permbersihan pada komponen cover dari debu atau kotoran yang menempel.
b. Pemberian pelumas secara bertahap agar tidak kering
c. Pengecekan pada modul control dengan cara test manual dengan dihubungkan dengan avo meter.
d. Pemeriksaan Limit switch , capacitor , dan kabel kabel yang terhubung pada modul control yang terangkai pada motor valve
e. Pemberian WD / Pelumas sejenisnya pada handle untuk memutar manual.
f. Pemeriksaan secara bertahap pada motor dan komponen kompon yang terdapat pada motor valve.
4.3 Langkah Pengoprasian
Pengoprasian motor valve LCV 103 ini menggunakan program Hollysys yang di operasikan oleh operator. Berikut cara dan langkah pengoprasian motor tersebut :
1. Pertama menjalan kan aplikasi Hollysy yang terdapat pada PC / komputer yang terdapat pada DCS.
2. Kemudian masuk ke menu BOILER.
3. Kemudian setelah itu pilih menu Water System
4. Setelah masuk ke menu Water System Klik 2 kali pada Motor Valve Tersebut.
Gambar 4. 2 Water System untuk LCV 103
5. Setelah di Klik kiri 2 kali akan muncul panel seperti diatas
6. Kemudian Double klik pada kolom AV untuk mengatur nilai set point
7. Setelah itu maka akan timbul panel untuk menginput nilai Set Point sesuai kebutuhan.
Gambar 4. 4 Panel Untuk Menginput nilai Set Point 8. Setelah itu input nilai kemudian klik oke pada button.
9. Selain itu untuk mengatur nilai Set Point bisa juga mengunakan Button yang disediakan
Gambar 4. 5 Button Untuk Meningkatkan 1 Percent
11. Untuk menaikan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
12. Untuk menurunkan sebesar 1 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
Gambar 4. 7 Button Untuk Menurunkan Sebesar 1 Percent
13. Untuk menurunkan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
14. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di High Level di + 60
Gambar 4. 9 Indicator Ketika Air bedara pada High Level 15. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di Low Level di – 60
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penulisan laporan dan praktek kerja lapangan di PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran, diantaranya adalah :
4.1 Simpulan
a. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM ini mempunyai 3 unit pembangkit yang mempunyai kapasitas total tenaga listriknya sebesar 2 x
25 MW dan 1 x 60 MW = 110 MW.
b. Energi yang dihasilkan oleh PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM nantinya akan disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) 150 kV sepanjang 1,5 Kilometer ke gardu induk milik PLN. c. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM menggunakan pasokan
batu bara dan air untuk digunakan menjalankan siklus pembangkitan listrik tenaga uapnya.
d. Mendapatkan pengalaman kerja langsung dilapangan dengan menerapkan ilmu yang didapat saat perkuliahan.
e. Mengetahui sistem kerja program PLC yang mengontrol LCV motor valve Feed Water untuk drum boiler.
f. Mengetahui cara memperbaiki dan merawat peralatan listrik.
g. Mengetahui peran dari unit kerja Instrumen dan Kontrol dalam suatu pembangkit listrik.