• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kawasan pertanian lahan kering (Wiradisastra, Sastrosoemarjo dan Sarief et al, 1991).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kawasan pertanian lahan kering (Wiradisastra, Sastrosoemarjo dan Sarief et al, 1991)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lahan yang mengalami penurunan produktivitas sarnpai ke titik kritis di Indonesia makin bertambah dengan laju sekitar 400 000 hektar tiap tahun. Lahan seperti ini sexing disebut sebagai lahan kritis. Pada tahun 199 1 tercatat seluas 13.2 juta hektar lahan kritis, enam juta hektar.di antaranya berada di kawasan hutan dan 7.2 juta hektar terdapat di kawasan pertanian lahan kering (Wiradisastra, Sastrosoemarjo dan Sarief et aL, 1991). Timbulnya lahan kritis te jadi akibat penggunaan lahan yang mengabaikan azas konservasi, terutarna di tanah marginal. Lahan marginal adalah lahan yang memiliki sejumlah faktor pembatas dan bila diusahakan, secara agroekonorni lahan tersebut memberikan hasil yang tidak seimbang antara masukan dan hail yang diperoleh, serta berpotensi yang cukup besar untuk mengalami degradasi, apabila terjadi kesalahan pengelolaan (Anecksarnphant, 1993). Lahan atau tanah marginal di Indonesia diperkirakan berjumlah 61 juta hektar, yang pada umurnnya dibuka untuk permukiman transmigrasi, maupun upaya perluasan perkebunan behagai komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan kakao. Lahan ini karena sifat fisiknya yang kurang menguntungkan, sangat rentan untuk mengalami degradasi terutama bila penanganannya kurang hati-hati. Oleh sebab itu degradasi lahan di Indonesia tergolong permasaiahan yang cukup serius dan perlu ditanggulangi.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bukti-bukti mengenai terjadiiya degradasi lahan terutama di kawasan luar pulau Jawa, seperti hasil penelitian Hassan (1 987) rnenunjukkan bahwa lahan hutan dengan tanah Podsoiik Merah Kuning di Sumatera

(2)

2 Selatan yang dikonversi menjadi lahan pertanian mengalami kemerosotan sifat tanah sejalan dengan lamanya lahan terbuka dari vegetasi aslinya. Dokurnen yang sama menunjukkan data kehilangan lapisan tanah pada kerniringan lereng 3

- 15 persen sebesar

1.4

-

2.8 cm per tahun. Kemudian, Nugroho (1988) meneliti produktivitas tanah Typic Paleudults di Kuamang Kuning, Propinsi Jambi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produktivitas tanah menurun akibat pengaruh perubahan tekstur tanah, tingkat kepadatan dan kandungan P tersedia akibat terjadinya erosi tanah.

Hasil pemantauan penggunaan lahan di Kecarnatan Seberida dan sekitarnya terutarna pada lahan usaha daerah transrnigrasi menunjukkan adanya perubahan pola penggunaan lahan yang sangat nyata, terutarna pada daerah transrnigrasi tanarnan pangan WPP VII Rengat, yaitu dari penggunaan lahan tanarnan pangan ke lahan bera yang ditutupi alang-alang yang merupakan suatu indikasi terjadinya degradasi lahan. Lahan usaha transmigran yang dibuka pada tahun 1980 dan 1983, pada tahun 1991 sebagian besar (82

%) telah ditinggakan dan ditutupi alang-alang. Para petani menyatakan bahwa telah te rjadi penurunan produksi terus menerus sejalan dengan lama penggunaan lahan, sehingga lebih baik diberakan daripada digarap, tetapi tidak memberikan hasil yang diingmkan. Menurut kriteria Dent (1993) lahan-lahan yang mengalami proses penurunan produksi seperti di atas disebut sebagai degradasi lahan &bat pengaruh rnanusia. Tipe degradasi tanahnya disebabkan d e h knornena erosi air. Selanjutnya mengikuti pendapat Lal, Hall dan Miller (1 989) menyatakan bahwa degradasi lahan akibat kehilangan tanah lapisan atas berimplikasi

(3)

produktivitas lahannya.

Penelitian pendahuluan di selumh WPP VII Rengat, SKP E (Belilas

III)

dan

SKP

H (Anak Talang), menunjukkan hasil yang memperkuat ha1 tersebut di atas. Di antara hasid tersebut adalah bahwa : ( I ) sistem pertanian yang diterapkan adalah pertanian tanpa pengelolaan tanah yang seharusnya (tanpa input dan tanpa menerapkan azas konservasi); (2) produktivitas lahan adalah rendah dan beresiko tinggi; dan (3) telah terjadi dan masih berlangsung penurunan produksi padi ladang dari tahun ke tahun. Dari sisi lain yaitu segi sumberdaya lahan telah mengalami penurunan kualitas atau menunjukkan adanya ciri degradasi lahan. Pengarnatan lain di daerah yang sarna, misalnya yang dilakukan oleh

olden

dan Simanjuntak (1993) menemukan bahwa para transrnigran merupakan petani mis(cin yang langka modal, oleh karena itu tidak mampu untuk mempertahankan produktivitas tanahnya. Akibatnya bukan hanya terjadi kemerosotan produksi pertanian tanaman pangan, akan tetapi juga kemiskinan sumberdaya dam dan sumberdaya manusianya. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang menyelumh mengenai permasalahan degradasi lahan di daerah penelitian.

1.2. Permasdahan Penelitian

Kemerosotan atau degradasi lahan dapat te qadi pada semua jenis tanah, akan tetapi akibatnya idcan berbeda bila terjadi pada tanah marginal dibandingkan dengan tanah yang baik dan subur. Kemerosotan yang terjadi pada tanah yang baik dan subur tidak terlalu

(4)

4 nyata pengaruhnya, karena perubahan terjadi sediikit demi sediit dan mungkin tanpa mencapai titik kritis. Sebaliknya bia kemerosotan kualitas lahan tersebut terjadi di lahan marginal, maka dapat menurunkan produktivitas pada titik yang menyebabkan pengelolaan tanah akan terus menurunkan kualitas tanah dan rnerniskinkan petani yang mengelolanya. Batas kritis dari sudut produksi dapat datang bersarnaan dengan batas kritis kualitas tanah, dan proses perubahannya hanya memakan waktu beberapa tahun saja, sehingga masih dapat diilcuti. Te jadinya lahan kritis yang disinyalir* lebih sering te jadi pada tanah marginal yang mengalami degradasi merupakan isu penting yang memerlukan penelitian. Kendatipun demikian masih terdapat ketidakpastian mengenai hubungan antara tanah asal dengan tanah yang terbentuk pada proses degradasi. Oleh karena itu sasaran pertama penelitian adalah berupaya memecahkan rnasalah hubungan antara tanah asal dan bentuk serta proses tejadinya degradasi lahan tersebut, yang diikuti klasifikasi tingkat degradasi. Hal ini hams diikuti dengan uji kualitas tanah pada kondisi akhir yang paling parah, untuk melihat peluang rehabilitasi lahan. Uji produktivitas dan penelitian kemungkinan cara peningkatan kembali produksi hanya dapat dilakukan di laboratorium agar dalam waktu singkat dapat dipetik hasilnya untuk selanjutnya diterapkan pada upaya rehabilitasi tersebut. Kondisi sosial masyarakat tani yang terlibat, terutama para transrnigran mempunyai ciri sosial dan perekonornian yang khas, yang dalarn upaya penerapan metode rehabilitasi harus diperhitungkan. Ciri khas tersebut adalah pstani yang langka modal, yang kebetulan ditempatkan pada tanah marginal (tidak dibenkan pilihan lain) dan sedapat mungkin harus tetap mempertahankan keberadaannya sesuai yang telah diprogramkan oleh p e m e ~ t a h

(5)

melalui program transmigrasi. Yang terakhir adalah permasalahan bagaimana rehabilitasi yang &an dilaksanakan memunghnkan bertani secara berkelanjutan pada tanah seperti ini dapat dilaksanakan.

-

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, tiga permasalahan dalam penelitian ini adalah: pertama cara dan prosedur identifikasi bentuk degradasi lahan yang sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat memenuhi persyaratan tingkat ketelitian. Permasalahan kedua adalah upaya mengatasi faktor penyebab degradqsi lahan dan usaha merehabilitasi lahan terdegradasi. Permasalahan ketiga bagairnana mengupayakan peningkatan kualitas lahan yang telah terdegradasi dan pengelolaannya dalarn upaya untuk kebutuhan pangan keluarga serta dapat menjamin kelestarian produktivitas lahannya.

1.3. Pemecahan Masalah

Pemecahan permasalahan penelitian didekati dengan cara: (1) pengamatan dan pengumpulan data fisik tanah (morfologi tanah di lapang, analisis kimia, fisiia tanah di laboratorium); (2) pengumpulan data tentang produktivitas tanah aktual dari para responden yang diikuti pengujian produktivitas tanah di rumah kaca melalui berbagai perlaicuan masukan; dan (3) melakukan perancangan pengelolaan yang m e n e w a n pada keadaan tanah dan sosial ekonomi masyarakat tani yang terlibat pada waktu sekarang, serta memperhatikan azas kelestarian produktivitas meldui prosedur evaluasi lahan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan studi pustaka rnengenai permasalahan penelitian dan kondisi

(6)

Esik di daerah penelitian WPP VII Rengat, maka penelitian diarahkan untuk mengevaluasi kualitas dan produktivitas lahan kering terdegradasi di daerah SKP E dan H.

1.4, Tujuan Penelitian

1 . Mengidentiiikasi bentuk $an ciri degradasi fisik lahan serta klasifikasinya pada lama penggunaan lahan yang berbeda.

2. Mengidentifikasi adanya fenomena penurunan produktivitas tanah serta mencari cara-cara pemulihan kualitas tanahnya.

3 Mencari altematif pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan lahan yang disesuaikan dengan kondisi sumberdaya lahan, dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat transmigran.

1.5. Hipotesis

1 . Penurunan kualitas dan produktivitas tanah sejalan dengan lama penggunaan lahan yang terus-menerus dan tanpa konservasi tanah. Pada waktu tertentu lahan tidak dapat digunakan lagi.

2. Produktivitas tanah yang berasal dari bahan induk batuan masam ditentukan okh lapisan atas b d a h a n organik.

3 Masuatan rendah tidak dapat diterapkan untuk usaha tani tanaman pangan semusirn pada tanah miskin hara dan beresiko t i n e .

Referensi

Dokumen terkait

Peran media massa berdasarkan hasil penelitian dari Moeller & De Vreese (2013, p. 318) menunjukkan bahwa media massa sebagai agen sosialisasi politik tidak memberikan peran yang

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran seni tari dengan pendekatan tari pendidikan untuk meningkatkan

Penyusunan LKIP Kecamatan Cinambo Kota Bandung Tahun 2014 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian

Mengetahui pengaruh yang diberikan antara Event Sponsorship terhadap Brand Image dari merek produk mie cepat saji

Walaupun elektroda GOD/EPKT pada penelitian ini memiliki kinerja optimum pada suhu tinggi dengan nilai energi aktivasi yang cukup baik, elektroda GOD/EPKT tersebut

Estimasi produksi feses dari ternak sapi, kerbau dan kuda yang ada di kota Makassar serta hasil konversi produksi biogas, gas metan (CH 4 ) dan CO 2 eq disajikan dalam tabel 4

Sarapan pagi Pergi ke sekolah.. Yang termasuk pengalaman menyenangkan adalah .... Membaca dengan keras disebut .... Ujaran terkecil dari bahasa disebut .... Kalimat perintah

Jenis makan yang pantang untuk dikonsumsi karena kandungan kolesterol yang sangat tinggi. Cumi-cumi