NALISIS PERTUMBUHAN IKAN NILA NALISIS PERTUMBUHAN IKAN NILA
Oleh Oleh
Septi Diah Palupi Septi Diah Palupi
1214111058 1214111058
Jurusan Budidaya Periaran/Perikanan Jurusan Budidaya Periaran/Perikanan
Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Universitas Lampung ABSTRAK ABSTRAK
Pada Praktikum Biologi Perikan yang dilakukan adalah melakukan analisis pertumbuhan Pada Praktikum Biologi Perikan yang dilakukan adalah melakukan analisis pertumbuhan ikan, terutama ikan nila. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Perikan Universitas ikan, terutama ikan nila. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Perikan Universitas lampung. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan panjang, berat lampung. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan panjang, berat dan faktor kondisi ikan nila. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2013. Hubungan dan faktor kondisi ikan nila. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2013. Hubungan panjang
panjang dan dan berat berat merupakan merupakan aspek aspek biologi biologi perikanan perikanan yang yang perlu perlu di di pelajari. pelajari. PanjangPanjang tubuh sangat berhubungan
tubuh sangat berhubungan dengan dengan panjang dan berat seperi hukum kubipanjang dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa k yaitu bahwa beratberat se-bagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan se-bagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Pengamatan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin.
dapat diketahui sedini mungkin. Key Word
Key Word : Analisis : Analisis , bera, berat, ikan, t, ikan, panjang, pertumpanjang, pertum buhbuh an an ..
A. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Latar BelakangBelakang
Biologi ikan khusus mempelajari Biologi ikan khusus mempelajari tentang kehidupan ikan-ikan yang berupa tentang kehidupan ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan, tentang bagaimana pertumbuhan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan dalam suatu populasi melakukan ikan-ikan dalam suatu populasi melakukan pemijahan, tumbuh dan menentukan pemijahan, tumbuh dan menentukan kebiasaan makanan. Dinamika populasi kebiasaan makanan. Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan ikan khusus mempelajari perubahan populasi ikan, tentang bagaimana populasi ikan, tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak keturunan, selain itu memperbanyak keturunan, selain itu dapat menentukan penyebaran, dapat menentukan penyebaran, mengetahui jumlah telur dan tingkat mengetahui jumlah telur dan tingkat kematangan gonad ikan.
kematangan gonad ikan. Hubungan
Hubungan panjang panjang dan dan beratberat merupakan
merupakan aspek aspek biologi biologi perikanan perikanan yangyang perlu di pelajari. Panjang tubuh sangat perlu di pelajari. Panjang tubuh sangat berhubungan
berhubungan dengan dengan panjang panjang dan dan beratberat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada Namun, hubungan yang terdapat pada
ikan sebenarnya tidak demikian karena ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Pengamatan pertumbuhan ikan, Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin. ikan dapat diketahui sedini mungkin. Hubungan panjang dan berat Hubungan panjang dan berat (Length-weight relationship/LWR) merupakan hal weight relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam penelitian ilmiah yang penting dalam penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan perikanan, karena hal ini memberikan informasi parameter-parameter populasi. informasi parameter-parameter populasi.
1.2 Tujuan 1.2 Tujuan Adapun tujuan
Adapun tujuan dari praktdari praktikum ini dalamikum ini dalam mengkaji pertumbuhan dan aspek umur mengkaji pertumbuhan dan aspek umur adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut : 1.
1. Mengetahui Mengetahui perkembangan perkembangan yangyang dialami ikan melalui analisis dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat dan parameter panjang, berat dan morfologi ikan,
2. Memprediksi pola pertumbuhan ikan, faktor kondisi, kelompok umur dan
3. Menduga pola perkembangan populasi ikan.
B. METODELOGI B.1 Metode Kerja
B.1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi perikanan yang membahas tentang Analisis Pertumbuhan Ikan Nila, dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2013 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
B.1.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Penggaris,Kertas Label,Timbangan berskala minimal 0,01 gram,Kain lap dan tissue, Jarum pentul, Botol film (6 buah perorang),Kantong plastik/kresek,Alat bedah (satu set lengkap perkelompok), Bahan yang di pakai adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) dan formalin,m Alat tulis,Benang jahit, dan Spidol
permanen.
B.1.3 Prosedur Kerja
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan ikan yang akan di amati di atas baki, kemudian keringkan menggunakan tissue. Setelah itu beri nomor pada ikan dengan kertas label, ukur panjang total ikan, panjang cagak, dan panjang baku (panjang ikan dinyatakan dalam satuan mm). Kemudian menimbang berat ikan lalu di catat dalam satuan gram. Perhatikan morfologi ikan yang akan di amati mulai dari bentuk tubuh, posisi mulut dan kelengkapan sirip dengan rumusnya.
Amati setiap sirip ikan, kemudian catat jumlahnya menggunakan rumus, kemudian bedah ikan menggunakan gunting yang ujungnya runcing terlebih dahulu. Setelah terlihat organ-organ
dalam ikan, ambil gonadnya. Tentukan jenis kelamin ikan dan Tingkat Kematangan Gonadnya, gonad disimpan dalam botol film yang sudah di beri label.
Setelah itu uraikan usus ikan yang menggulung dan rentangkan, kemudian ikat kedua ujungnya dan ukur panjang usus ikan, lalu masukkan ke dalam botol film yang sudah di beri label. Setelah semua prosedur dilakukan, beri formalin 4% pada masing-masing botol film sampai tenggelam, tutup rapat kemudian di simpan.
B.2 METODE DATA
1. Pertumbuhan Panjang.
Analysis pertumbuhan panjang model yang digunakan adalah model Von Bartalanffy plot ( VBP ). Bartalanffy
mengembangkan model terutama untuk mengetahui laju pertumbuhan panjang. Setelah diketahui kelompok ukuran dengan model Batacharya, maka dilakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan. Secara khusus data yang dianalisis adalah nilai tengah dari kelompok ukuran yang diperoleh.
Dalam menganalisis pertumbuhan panjang, langkah yang harus dilakukan adalah : pertama menentukan jumlah kelas dengan rumus ∑ kelas = 1 + 3,32 Log n dimana n = jumlah keseluruhan data. Kedua menentukan lebar kelas dengan rumus :
Lk = Nilai max - nilai min ∑ kelas
Ketiga buat tabel frekuensi dari selang kelas dan ke empat buatlah grafik histogram nya
Langkah – langkah analisis pertumbuhan panjang dilakukan dengan model Von Bartalanffy ( VBP ) sebagai berikut :
a. Membuat selang kelas panjang dari data N ikan yang didapat kemudian menentukan frekuensi setiap selang kelas,
b. Menentukan titik tengah selang, nilai Log F, dan ∆ Log F pada masing – masing selang, dan
c. Menentukan kelompok ukuran ( cohort ) berdasarkan model Batacharya dengan melakukan pendekatan untuk menduga tingkat pertumbuhan.
Penurunan ∆ Log F minimal 3 kali secara berurutan disebut 1 cohort.
2. Pertumbuhan Berat. Analisis pertumbuhan berat hampir sama dengan model pendekatan pertumbuhan panjang. Tetapi sebaliknya dilakukan pada kelompok ikan yang belum memijah secara rutin, karena berat ikan yang relative berubah. Apabila panjang ikan dengan umur tertentu diplotkan dengan panjang ikan dengan umur yang lebih muda satu tahun akan menghasilkan garis lurus dengan sudut yang lebih kecil dari satu.
Sudut Walford besarnya sama dengan e-k , jadi logaritma natural sudut Walford dengan tandanya berubah merupakan penduga dari koefisien pertumbuhan k.
Persamaan Walford Ln+1 = L∞( 1 – e k
) + Lte
-k
dimana k = - log natural sudut Walford, L∞= intersep / 1 – b.
Hubungan Panjang dan Berat. Analisis pertumbuhan dengan
menggunakan parameter panjang dan berat menggunakan rumus : ( Bal dan Rao, 1984 )
W = aLbdimana ; W = berat ( garam ) ; L = panjang ( mm ) ; a,b = konstanta
Berdasarkan pola hubungan linier maka dapat dilihat bahwa :
Log W = Log a + b Log L atau Y = a + bX
Korelasi parameter dari hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b ( sebagai penduga tingkat kedekatan kedua parameter ).
Jika b = 3, disebut hubungan yang isometrik dimana pola pertambahan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat.
Jika b < 3, disebut hubungan allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih dominan.
Jika b > 3, disebut hubungan allometrik positif, dimana pertumbuhan berat lebih dominan.
Untuk mengantisipasi sulit untuk
memberikan kesimpulan atau ketetapan pada nilai yang didapat dilapangan ( kelemahan ) tersebut maka perlu
diadakan uji statistik. Uji yang digunakan yaitu uji t. Dimana kita dihadapkan pada proses atau usaha untuk melakukan penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis yang kita buat ( Stell and Torie, 1989 ). Hipotesis :
HO : b = 3 H1 : b ≠ 3
Thit = b₁ - b₀
Sb₁
dimana Sb1 adalah simpangan koefisien b
yang dapat ditentukan dari rumus berikut : S²b₁= KTS
∑ X ² - ¹/n ( ∑ X )²
Dmna KTS dicari melalui analisa varians
JKT = ∑ Y² -1/n ( ∑Y)² JKR = b1 ( ∑ XY - ¹/n ∑ X ∑ Y ) ; JKS = JKT -JKR
Kaidah keputusan adalah dengan
membandingkan hasil T hitung dengan T Tabel pada Selang Kepercayaan 95 %. Jika hit > T tabel maka menolak hipotesis nol dan jika T hit < T tabel maka
menerima hipotesis nol. Faktor Kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dalam angka – angka berdasarkan pada data panjang dan berat. Dalam menganalisa kondisi ikan, terlebih dahulu
dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya. Ikan dengan jenis kelamin yang sama dilihat koefisien pertumbuhan ( model gabungan panjang dan berat ). Setelah itu pola pertumbuhan panjang dapat diketahui, maka baru dapat ditemukan kondisi dari ikan tersebut, yaitu :
Jika pertumbuhan ikan isometrik, digunakan rumus :
K = 105W L3
Jika pola pertumbuhan yang ditemukan adalah allometrik, maka digunakan rumus :
K = W
aL
Keterangan :
1. K = faktor kondisi 2. W = berat ikan ( gram ) 3. L = panjang ikan ( mm )
4. a,b = konstanta hasil regresi dari log W terdahulu dengan nilai a di anti log kan. Cohort ( kelas ukuran )
Kelompok yang tumbuh berkembang pada waktu yang sama, mendapat pasokan makanan yang sama pula disebut kohort. Salah satu cara untuk menyeragamkan ukuran pada saat panen ikan budidaya adalah dengan melakukan penebaran dengan umur yang sama, sedangkan untuk ikan laut lepas dengan selektifitas alat tangkap. Ikan yang berada di perairan terbuka sulit sekali ditentukan umurnya. Maka alternative yang ditempuh adalah dengan membuat pengelompokkan ikan berdasarkan ukuran. Metode ini
dikembangkan oleh Battacharya ( 1967 ) dalam WHO ( 1992 ). Penentuan kelas ukuran ini adalah untuk menentukan ukuran tangkap dari populasi tersebut. Kelompok ukuran ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan panjang ikan.
Tahapan kegiatan dalam penentuan kohort adalah sebagai berikut :
1. Tentukan selang kelas ukuran panjang dari ikan yang diamati secara statistik,
2. Tentukan frekuensi masing – masing kelas ukuran tersebut,
3. Lakukan transformasi nilai panjang agar data yang kita pakai lebih baik,
4. Tentukan nilai beda dari hasil transformasi tersebut dengan mengurangi nilai kedua dengan nilai pertama,
demikian seterusnya sampai proses pengurangan selesai,
5. Buatlah nilai tengah dari kelas ukuran panjang tersebut ( X ),
6. Tentukan dan hitung nilai yang mengalami penurunan dari transformasi beda frekuensi ( Y ). Minimal ada tiga nilai yang menurun yang baru bisa dikatakan satu kohort.
8. Tentukan rata – rata dari cohort Rataan
dengan bo dan bi adalah koefisien regresi, dan
9. Tentukan standar devisiasinya
SD =
√
, lalu buat plot dari nilai X dan Y, kemudian plot garis dari persamaan regresi.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN C.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Tabel 1. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila.
No Selang fi xi Log fi Delta Log fi Kelas 1 200-206 5 203 0,69897000 ~ 2 207-213 13 210 1,11394335 0,4149733 3 214-220 23 217 1,36172783 0,2477844 4 221-227 14 224 1,146128036 -0,215599 8 5 228-234 25 231 1,39794000 0,2518119 6 235-241 39 238 1,59106460 0,1931245 7 242-248 4 245 0,60205999 -0,98900462 8 249-255 4 252 0,60205999 0 L = - b0 b1
Grafik 1. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Pembahasan :
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan panjang ikan yang paling banyak terdapat di antara kelas 235-241 dan pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 242-248 dan 249-255.
Menurut Kimball (1994), menyatakan bahwa dalam pertumbuhan suatu organisme, yang biasanya dapat di-bedakan menjadi beberapa periode. Periode pertama yaitu periode lamban adalah ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya dan dalam periode ini organisme mempersiapkan diri untuk pertumbuhan
Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
No
Selang
Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi
1 200-208 3 204 0,477121255 ~ 2 209-217 10 213 1 0,522878745 3 218-226 10 222 1 0 4 227-235 7 231 0,84509804 -0,15490196 5 236-244 3 240 0,477121255 -0,36797679 6 245-253 2 249 0,301029996 -0,17609126 Tabel 2.Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
No
Selang
Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi 1 200-206 2 203 0,301029996 ~ 2 207-213 7 210 0,84509804 0,5440680 3 214-220 12 217 1,079181246 0,2340832 4 221-227 11 224 1,041392685 -0,0377885 5 228-234 22 231 1,342422681 0,3010299 6 235-241 23 238 1,361727836 0,0193051 7 242-248 4 247 0,602059991 -0,7596678 8 249-256 2 254 0,301029996 -0,30103
Grafik 2. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan.
Pembahasan :
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 K e l a s 2 0 0 - 2 0 6 2 0 7 - 2 1 3 2 1 4 - 2 2 0 2 2 1 - 2 2 7 2 2 8 - 2 3 4 2 3 5 - 2 4 1 2 4 2 - 2 4 8 2 4 9 - 2 5 5
Grafik Pertumbuhan Panjang
fi 0 5 10 15 20 25 2 0 0 - 2 0 6 2 0 7 - 2 1 3 2 1 4 - 2 2 0 2 2 1 - 2 2 7 2 2 8 - 2 3 4 2 3 5 - 2 4 1 2 4 2 - 2 4 8 2 4 9 - 2 5 6 Grafik Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
panjangikan nila jantan, yang paling banyak terdapat di antara kelas 235-241 dan pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 200-206 dan 249-256
Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina. Tabel 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina,
Grafik 3. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina
Pembahasan :
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan panjang ikan nila betina yang paling banyak terdapat di antara kelas 209-217 dan serta 218-226 pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 245-253.
C.2 Pertumbuhan Berat Ikan Nila Tabel 1. Pertumbuhan Berat Ikan Nila,
No
Selang
Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi 1 115-135 1 125 0 ~ 2 136-156 3 146 0,477121255 0,477121255 3 157-177 24 167 1,380211242 0,903089987 4 178-198 39 188 1,591064607 0,210853365 5 199-219 23 209 1,361727836 -0,229336771 6 220-240 17 230 1,230448921 -0,131278915 7 241-261 10 251 1 -0,230448921 8 262-282 1 272 0 -1 0 2 4 6 8 10 12
Grafik Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina
fi
No
Selang
Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi
1 200-208 3 204 0,477121255 ~ 2 209-217 10 213 1 0,522878745 3 218-226 10 222 1 0 4 227-235 7 231 0,84509804 -0,15490196 5 236-244 3 240 0,477121255 -0,36797679 6 245-253 2 249 0,301029996 -0,17609126
No. Selang fi Xi Log fi Delta Log fi
Kelas 1 200-208 3 204 0,477121255 ~ 2 209-217 10 213 1 0,522878745 3 218-226 10 222 1 0 4 227-235 7 231 0,84509804 -0,15490196 5 236-244 3 240 0,477121255 -0,367976785 6 245-253 2 249 0,301029996 -0,176091259
Grafik 1. Pertumbuhan Berat Ikan Nila. Pembahasan :
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan berat ikan nila yang paling banyak terdapat di antara kelas 178-198 dan pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 115-135 dan 262-282.
Menurut Nontji (1999), me-nyatakan bahwa berat dapat kita sebut sebagai suatu fungsi dari panjang, dan hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yang menjelaskan bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan terdapat perbedaan.
Tabel 2. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan,
No
Selang
Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi
1 115-135 1 125 0 ~ 2 136-156 3 146 0,47712125 0,47712125 3 157-177 13 167 1,11394335 0,63682209 4 178-198 25 188 1,39794000 0,28399665 5 199-219 17 209 1,23044892 -0,16749108 6 220-240 15 230 1,17609125 -0,05435766 7 241-261 8 251 0,90308998 -0,27300127 8 262-282 1 272 0 -0,90308998
Grafik 2. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan.
Pembahasan :
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan berat ikan nila jantan yang paling banyak terdapat di antara kelas 178-198 dan pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 115-135 dan 262-282. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 1 5 - 1 3 5 1 3 6 - 1 5 6 1 5 7 - 1 7 7 1 7 8 - 1 9 8 1 9 9 - 2 1 9 2 2 0 - 2 4 0 2 4 1 - 2 6 1 2 6 2 - 2 8 2
Grafik 1. Pertumbuhan
Berat Ikan Nila
fi 0 5 10 15 20 25 30 1 1 5 - 1 3 5 1 3 6 - 1 5 6 1 5 7 - 1 7 7 1 7 8 - 1 9 8 1 9 9 - 2 1 9 2 2 0 - 2 4 0 2 4 1 - 2 6 1 2 6 2 - 2 8 2
Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan
Tabel 3. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina. N o Selan g Kelas fi Xi Log fi Delta Log fi 1 161-176 1 1 168, 5 1,04139268 5 ~ 2 177-192 8 184, 5 0,90308998 7 -0,1383 3 193-208 1 1 200, 5 1,04139268 5 0,1383 4 209-224 1 216, 5 0 -1,041 5 225-240 2 232, 5 0,30102999 6 0,3010 6 241-256 2 248, 5 0,30102999 6 0
Grafik 3. Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina.
Pembahasan:
Dari data yang telah didapatkan diketahui bahwa pertumbuhan berat ikan nila betina yang paling banyak terdapat di antara kelas 161-176 dan 193-208 lalu pertumbuhan panjang ikan yang paling sedikit ada diantara kelas 209-224.
C.3 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila.
Grafik 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila.
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa Log W= Log a + b Log L atau Y= a + bx. Dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<3, yaitu Y= -0,2244x + 2,8222. Jadi hubungan panjang dan beratnya bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih dominan daripada pertambahan berat. Artinya, ikan nila tersebut kurus
.
Perbedaan ukuran berat dan panjang antara tiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang telah dikemukakan oleh Fujaya (1999), dimana ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan, sedangkan faktor luar mudah untuk pengontrolannya
.
0 2 4 6 8 10 12Pertumbuhan Berat Ikan Nila Betina fi y = -0.2244x + 2.8222 R² = 0.0071 2 2.05 2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.2 2.3 2.4 2.5 Grafik Hub. panjang dan
Berat Ikan Nila
Log W Linear (Log W)
Grafik 2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila Jantan.
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa Log W= Log a + b Log L atau Y= a + bx. Dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<3, yaitu Y=1,1651x - 0,4486. Jadi hubungan panjang dan beratnya bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih dominan daripada pertambahan berat. Artinya, ikan nila jantan tersebut kurus
.
Grafik 3. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila Betina.
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa Log W= Log a + b Log L atau Y= a + bx. Dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<3, yaitu Y=1,4309x - 1,0802. Jadi hubungan panjang dan beratnya bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih dominan daripada pertambahan berat. Artinya, ikan nila jantan tersebut kurus
.
Perbedaan ukuran panjang dan berat tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keturunan, faktor umur, faktor jenis kelamin,faktor parasit dan penyakit, kualitas air, misalnya suhu oksigen terlarut dan karbondioksida. (Fujaya 1999).
C.4 Faktor Kondisi
Grafik 1. Faktor Kondisi Ikan Nila
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<1, yaitu y = 1.1651x - 0.4486 R² = 0.1464 2 2.05 2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.2 2.3 2.4 2.5 Grafik Hub. Panjang dan Berat
Ikan Nila Jantan
Log W Linear (Log W) y = 1.4309x -1.0802 R² = 0.4885 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.2 2.3 2.4 2.5
Grafik Hub. Panjang Ikan Nila Betina Log W Linear (Log W) y = -0.0438x + 205.32 R² = 0.2669 190 192 194 196 198 200 202 204 0 200 400 F a k t o r K o n d i s i Berat (gram)
Faktor Kondisi Ikan Nila
anti log a * L^b Linear (anti log a * L^b)
Y=-0,0438x + 205,32. Jadi artinya, ikan nilatersebut kurus.
Grafik 2. Faktor Kondisi Ikan Nila Jantan
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<1, yaitu Y== 0,0041x + 0,1853. Jadi artinya, ikan nila jantan tersebut kurus.
Grafik 3. Faktor Kondisi Ikan Nila Betina
Pembahasan :
Dari grafik yang telah di buat dan berdasarkan pada hubungan liniernya dapat dilihat bahwa dari hasil yang didapat berdasarkan table, nilai b<1, yaitu Y== 0,0012x + 0,9816. Jadi artinya, ikan nila jantan tersebut kurus.
D. KESIMPULAN DAN SARAN D.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Ikan nila yang di analisis dalam praktikum ini adalah ikan nila yang kurus,
2. Perbedaan berat dan panjang ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah umur, dan gen, faktor eksternal yamg memengaruhi diantaranya adalah kualitas air
3. Faktor Kondisi ikan nila , dari 2 atau mendekati satu, jadi ikan nila yang di amati adalah ikan nila yang kurus.
D.2 Saran
Diharapkan kepada asisten dosen untuk lebih sering mengawasi praktikan ketika sedang melalukan sebuah praktikum, agar praktikan lebih mudah untuk bertanya jika ada metode praktikum yang belum dimengerti. Terima kasih. y = 0.0041x + 0.1853 R² = 0.839 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0 500 F a k t o r K o n d i s i Berat (gram)
Faktor Kondisi Ikan Nila Jantan
fk y = 0.0012x + 0.9816 R² = 0.0182 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 50 F a k t o r K o n d i s i Berat (gram)
Faktor Kondisi Ikan Nila
Betina
fk Linear (fk)