• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hibridisasi Pada Ikan Lele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hibridisasi Pada Ikan Lele"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

HIBRIDISASI PADA IKAN LELE HIBRIDISASI PADA IKAN LELE

Disusun oleh Dr. Ir.

Disusun oleh Dr. Ir. Gusrina,MSGusrina,MSi.i.

Hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan Hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan pada ikan, udang, kerang-kerangan maupun rumput laut. Hasil dari pada ikan, udang, kerang-kerangan maupun rumput laut. Hasil dari program ini dapat menghasilkan individu-individu yang unggul, program ini dapat menghasilkan individu-individu yang unggul, kadang-kadang ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, kadang ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan reproduksi buatan seperti halnya ikan mas dan ikan nila, dimana dapat reproduksi buatan seperti halnya ikan mas dan ikan nila, dimana dapat dilakukan striping telur dan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari dilakukan striping telur dan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hibridisasi adalah hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan antara spesies yang berbeda. Hibridisasi atau persilangan perkawinan antara spesies yang berbeda. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul. yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan hal tersebut para ahli genetika perikanan membagi Berdasarkan hal tersebut para ahli genetika perikanan membagi hibridisasi ke dalam tiga macam yaitu :

hibridisasi ke dalam tiga macam yaitu : 1.

1. Hibridisasi intraspesifik yaitu perkawinaHibridisasi intraspesifik yaitu perkawinan antara spesies yang saman antara spesies yang sama tetapi berasal dari populasi yang berbeda. Misalnya persilangan antara tetapi berasal dari populasi yang berbeda. Misalnya persilangan antara ikan mas rajadanu dengan ikan mas sinyonya (

ikan mas rajadanu dengan ikan mas sinyonya (Cyprinus carpioCyprinus carpio XX Cyprinus carpio

Cyprinus carpio).).

2. Hibridisasi interspecifik yaitu perkawinan dalam genus yang sama 2. Hibridisasi interspecifik yaitu perkawinan dalam genus yang sama

tetapi berbeda species. Misalnya persilangan antara ikan lele:

tetapi berbeda species. Misalnya persilangan antara ikan lele: ClariasClarias meladerma

meladerma XX Clarias gariepinusClarias gariepinus atauatau Clarias meladermaClarias meladerma XX ClariasClarias teijsmanni 

teijsmanni , persilangan ikan patin:, persilangan ikan patin: Pangasius djambal Pangasius djambal  XX PangasiusPangasius hypophthalmus

hypophthalmus.. 3.

3. Hibridisasi intergenerik yaitu perkaHibridisasi intergenerik yaitu perkawinan dalam genus yawinan dalam genus yang berbeda.ng berbeda. Misalnya persilangan antara ikan nila dengan ikan mujair (

Misalnya persilangan antara ikan nila dengan ikan mujair (OreochromisOreochromis niloticus

niloticus XX Tilapia mosambicusTilapia mosambicus), persilangan antara ikan mas dengan), persilangan antara ikan mas dengan ikan tawes atau ikan nilem

ikan tawes atau ikan nilem

Hibridisasi interspesifik dan intraspesifik biasanya disebut juga dengan Hibridisasi interspesifik dan intraspesifik biasanya disebut juga dengan istilah “

istilah “OutbreedingOutbreeding”. Sehingga pengertian outbreeding”. Sehingga pengertian outbreeding adalah perkawinanadalah perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam

dalam satu satu varietas varietas atau atau beda beda varietas. varietas. Outbreeding Outbreeding ini ini akanakan menghasilkan heterosigositas yang akan menguatkan i

menghasilkan heterosigositas yang akan menguatkan individu-individunyandividu-individunya terhadap perubahan lingkungan yang biasa disebut juga mempunyai fitnes terhadap perubahan lingkungan yang biasa disebut juga mempunyai fitnes yang tinggi. Fitnes yaitu kemampuan relatif pada organisma untuk yang tinggi. Fitnes yaitu kemampuan relatif pada organisma untuk bertahan hidup dan pemindahan gen untuk generasi berikutnya. Individu bertahan hidup dan pemindahan gen untuk generasi berikutnya. Individu yang

yang mempunyai mempunyai heterosigositas heterosigositas yang yang tinggi tinggi maka maka akan akan mempunyaimempunyai fitness yang tinggi pula. Oleh karena itu untuk memperoleh induk ikan fitness yang tinggi pula. Oleh karena itu untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai kemampuan hidup yang tinggi sebaiknya dalam proses yang mempunyai kemampuan hidup yang tinggi sebaiknya dalam proses budidaya harus dilakukan perkawinan dengan menggunakan induk yang budidaya harus dilakukan perkawinan dengan menggunakan induk yang terseleksi.

terseleksi.

Hibridisasi pada ikan budidaya seperti ikan mas, ikan nila, ikan lele dan Hibridisasi pada ikan budidaya seperti ikan mas, ikan nila, ikan lele dan ikan patin telah dilakukan oleh para pembudidaya ikan untuk memperolah ikan patin telah dilakukan oleh para pembudidaya ikan untuk memperolah benih hibrida. Benih ikan hasil hibridisasi biasanya benih unggul dan benih benih hibrida. Benih ikan hasil hibridisasi biasanya benih unggul dan benih

(2)

unggul ini hanya dapat dipergunakan untuk kegiatan pembesaran, tidak unggul ini hanya dapat dipergunakan untuk kegiatan pembesaran, tidak dapat lagi dijadikan untuk induk. Dari beberapa kegiatan hibridisasi pada dapat lagi dijadikan untuk induk. Dari beberapa kegiatan hibridisasi pada ikan budidaya baik ikan konsumsi maupun ikan hias mempunyai tujuan ikan budidaya baik ikan konsumsi maupun ikan hias mempunyai tujuan antara lain adalah:

antara lain adalah: 1.

1. Memperbaiki Memperbaiki kualitas kualitas benih benih seperti seperti perbaikan perbaikan pada pada lajulaju pertumbuhan.

pertumbuhan. 2.

2. Penundaan kematangan Penundaan kematangan gonad gonad agar agar tercapai tercapai pertumbuhanpertumbuhan maksimal.

maksimal. 3.

3. Meningkatkan ketahanMeningkatkan ketahanan terhadap penyakit dan lingkunan terhadap penyakit dan lingkungan yanggan yang kurang baik.

kurang baik. 4.

4. Memperoleh Memperoleh benih benih yang yang unggul.unggul. 5.

5. Menghasilkan sMenghasilkan strain baru patrain baru pada beberapa da beberapa jenis ikan jenis ikan hias.hias.

Pada ikan yang dilakukan hibridisasi hasil yang sangat mudah untuk Pada ikan yang dilakukan hibridisasi hasil yang sangat mudah untuk diamati adalah karakter fenotipe kualitatif. Fenotipe adalah bentuk luar  diamati adalah karakter fenotipe kualitatif. Fenotipe adalah bentuk luar  atau bagaimana kenyataannya karakter yang dikandung oleh suatu atau bagaimana kenyataannya karakter yang dikandung oleh suatu individu atau fenotipe adalah setiap karakteristik yang dapat diukur atau individu atau fenotipe adalah setiap karakteristik yang dapat diukur atau sifat nyata yang dipunyai oleh organisme. Fenotipe merupakan hasil sifat nyata yang dipunyai oleh organisme. Fenotipe merupakan hasil interaksi antara genotipe dan lingkungan serta merupakan bentuk luar  interaksi antara genotipe dan lingkungan serta merupakan bentuk luar  atau sifat-sifat yang tampak. Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat atau sifat-sifat yang tampak. Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat dilihat ada atau tidaknya suatu karakter. Karakter ini tidak dapat diukur  dilihat ada atau tidaknya suatu karakter. Karakter ini tidak dapat diukur  atau dibuat gradasi (diskontinyu). Sedangkan karakter kuantitatif adalah atau dibuat gradasi (diskontinyu). Sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur nilai atau derajatnya, sehingga ada urutan karakter yang dapat diukur nilai atau derajatnya, sehingga ada urutan gradasi dari yang rendah sampai yang tinggi (kontinu). Karakter kualitatif  gradasi dari yang rendah sampai yang tinggi (kontinu). Karakter kualitatif  ditentukan oleh satu atau dua gen saja sedangkan karakter kuantitatif  ditentukan oleh satu atau dua gen saja sedangkan karakter kuantitatif  disebabkan oleh banyak gen (tiga atau lebih).

disebabkan oleh banyak gen (tiga atau lebih).

Karaketer fenotipe kualitatif yang dapat diamati dari hasil persilangan Karaketer fenotipe kualitatif yang dapat diamati dari hasil persilangan biasanya paling mudah memperhatikan misalnya :

biasanya paling mudah memperhatikan misalnya : 1.

1. Warna tubuh, dimana dapat dilakuWarna tubuh, dimana dapat dilakukan persilangan antara ikan yakan persilangan antara ikan yangng mempunyai warna antara lain :

mempunyai warna antara lain :

 Ikan warna tubuh Albino disilangkan dengan ikan berpigmenIkan warna tubuh Albino disilangkan dengan ikan berpigmen

normal normal

 Ikan berwarna kuning/merah/putih disilangkan dengan ikanIkan berwarna kuning/merah/putih disilangkan dengan ikan

berwarna hijau/biru/abu-abu berwarna hijau/biru/abu-abu

 Ikan berwarna bintik disilangkan dengan ikan tanpa bintikIkan berwarna bintik disilangkan dengan ikan tanpa bintik

2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang 2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang

mempunyai sirip antara lain: mempunyai sirip antara lain:

 Ikan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan bersirip normalIkan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan bersirip normal 

 Ikan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan yang ekornyaIkan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan yang ekornya

membundar  membundar 

3. Pola sisik pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang 3. Pola sisik pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang

mempunyai sisik antara lain: mempunyai sisik antara lain:

 Ikan bersisik bergaris disilangkan dengan ikan yang tidakIkan bersisik bergaris disilangkan dengan ikan yang tidak

mempunyai sisik mempunyai sisik

 Ikan bersisik menyebar/kaca disilangkan dengan ikan yang bersisikIkan bersisik menyebar/kaca disilangkan dengan ikan yang bersisik

penuh penuh 4.

(3)

Dalam kegiatan hibridisasi ini biasanya akan dihasilkan individu baru pada Dalam kegiatan hibridisasi ini biasanya akan dihasilkan individu baru pada ikan konsumsi yang sudah dilakukan misalnya melakukan persilangan ikan konsumsi yang sudah dilakukan misalnya melakukan persilangan antara ikan nila hitam dengan ikan nila putih akan dihasilkan ikan nila antara ikan nila hitam dengan ikan nila putih akan dihasilkan ikan nila yang b

yang berwarna tubuh erwarna tubuh ikan merahikan merah. Pada . Pada umumnya jeumumnya jenis-jenis nis-jenis ikan hiasikan hias yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan banyak yang diperoleh dari yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan banyak yang diperoleh dari hasil persilangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam hasil persilangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam produksi

produksi benih benih ikan ikan hias hias baru-baru baru-baru ini ini dari dari suatu suatu populasi populasi yakniyakni persilangan antar varitas atau strain (hibridisasi intervaritas) yang memiliki persilangan antar varitas atau strain (hibridisasi intervaritas) yang memiliki tampilan morfologi dari spesies yang sama. Hibridsasi intervaritas adalah tampilan morfologi dari spesies yang sama. Hibridsasi intervaritas adalah mempersilangkan antara induk jantan dan induk betina yang berasal dari mempersilangkan antara induk jantan dan induk betina yang berasal dari spesies yang sama namun minimal memiliki dua karakter fenotipe spesies yang sama namun minimal memiliki dua karakter fenotipe tampilan morfologi yang berbeda (Kirpichnikov, 1981). Disamping itu, tampilan morfologi yang berbeda (Kirpichnikov, 1981). Disamping itu, karakter lain dari hasil persilangan antara varitas adalah fertile yakni dari karakter lain dari hasil persilangan antara varitas adalah fertile yakni dari masing-masing jenis kelamin masih tetap mampu untuk menghasilkan masing-masing jenis kelamin masih tetap mampu untuk menghasilkan keturunan walaupun peluang dari benih keturunan tersebut cenderung keturunan walaupun peluang dari benih keturunan tersebut cenderung memiliki karakter fenotipe tampilan morfologi yang bervariasi.

memiliki karakter fenotipe tampilan morfologi yang bervariasi.

Oleh karena itu hibridisasi dapat juga mempunyai pengertian yang Oleh karena itu hibridisasi dapat juga mempunyai pengertian yang sederhana yaitu hibridisasi merupakan persilangan antara varitas atau sederhana yaitu hibridisasi merupakan persilangan antara varitas atau spesies yang secara morfologis memiliki perbedaan. Kirpichnikov (1981), spesies yang secara morfologis memiliki perbedaan. Kirpichnikov (1981), menyatakan bahwa perbedaan yang paling menonjol yang digunakan menyatakan bahwa perbedaan yang paling menonjol yang digunakan dalam hibridisasi intervaritas adalah perbedaan warna, bentuk, ukuran dalam hibridisasi intervaritas adalah perbedaan warna, bentuk, ukuran dan kelengkapan biologis lain yang melekat pada organ tubuh. Perolehan dan kelengkapan biologis lain yang melekat pada organ tubuh. Perolehan ikan hybrid sangat bergantung pada karakter dari induk. Waynorovich dan ikan hybrid sangat bergantung pada karakter dari induk. Waynorovich dan Horvarth (1980) menyatakan bahwa ikan hasil hibridisasi interspesies Horvarth (1980) menyatakan bahwa ikan hasil hibridisasi interspesies adalah steril. Disamping itu rata-rata ukuran morfometrik dan meristik dari adalah steril. Disamping itu rata-rata ukuran morfometrik dan meristik dari ikan hibrid kebanyakan berada pada pertengahan (intermediate) diantara ikan hibrid kebanyakan berada pada pertengahan (intermediate) diantara nilai rata-rata morfometerik dan meristik

nilai rata-rata morfometerik dan meristik induk.induk.

Hibridisasi merupakan metode yang digunakan dalam upaya memperoleh Hibridisasi merupakan metode yang digunakan dalam upaya memperoleh ikan keturunan baru. Matsui (1935) menyatakan bahwa banyaknya varitas ikan keturunan baru. Matsui (1935) menyatakan bahwa banyaknya varitas pada ikan maskoki merupakan akibat dari perkawinan antara mutan pada ikan maskoki merupakan akibat dari perkawinan antara mutan dengan induk asal atau antara mutan dengan mutan dari induk yang sama dengan induk asal atau antara mutan dengan mutan dari induk yang sama sehingga secara morfologi terdapat varitas ikan maskoki baru. Hibridisasi sehingga secara morfologi terdapat varitas ikan maskoki baru. Hibridisasi didasarkan pada perbedaan tampilan morfometrik dan meristik. Metode didasarkan pada perbedaan tampilan morfometrik dan meristik. Metode paling banyak dilakukan oleh petani ikan maskoki adalah hibridisasi paling banyak dilakukan oleh petani ikan maskoki adalah hibridisasi karena disamping memiliki varitas yang banyak, pada ikan keturunan karena disamping memiliki varitas yang banyak, pada ikan keturunan sering diperoleh warna, bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda sehingga sering diperoleh warna, bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda sehingga  jumlah varitas

 jumlah varitas akan lebih akan lebih banyak. Kirpichnikov banyak. Kirpichnikov (1981) menyatakan (1981) menyatakan bahwabahwa hasil perlakuan hibridisasi tidak hanya dilihat dari tampilan morfologi hasil perlakuan hibridisasi tidak hanya dilihat dari tampilan morfologi namun harus dilakukan pula pengukuran morfometrik dan meristik karena namun harus dilakukan pula pengukuran morfometrik dan meristik karena data yang diperoleh merupakan refleksi dari kekuatan penurunan karakter  data yang diperoleh merupakan refleksi dari kekuatan penurunan karakter  dari sumber gamet disamping kondisi lingkungan terjadi pada saat dari sumber gamet disamping kondisi lingkungan terjadi pada saat pembelahan sel mulai bekerja.

pembelahan sel mulai bekerja.

Beberapa spesies ikan air tawar yang sering digunakan dalam kegiatan Beberapa spesies ikan air tawar yang sering digunakan dalam kegiatan persilangan adalah spesies-spesies ikan yang memiliki varietas yang persilangan adalah spesies-spesies ikan yang memiliki varietas yang

(4)

banyak dan memiliki karakter morfologi yang dapat dibedakan secara jelas banyak dan memiliki karakter morfologi yang dapat dibedakan secara jelas seperti populasi spesies ikan hias yang terdiri dari spesies ekor pedang seperti populasi spesies ikan hias yang terdiri dari spesies ekor pedang (( Xyphophorus  Xyphophorus maculatusmaculatus), ikan guppi (), ikan guppi (Poecilia reticulataPoecilia reticulata) dan ikan) dan ikan maskoki (

maskoki (Carassius auratusCarassius auratus). Sementara pada spesies ikan konsumsi,). Sementara pada spesies ikan konsumsi, adalah ikan mas (

adalah ikan mas (Cyprinus carpioCyprinus carpio), ikan nila (), ikan nila (Oreochromis niloticusOreochromis niloticus) dan) dan spesies ikan konsumsi lain karena disamping memiliki berbagai varietas spesies ikan konsumsi lain karena disamping memiliki berbagai varietas  juga keturunan hibrid telah ma

 juga keturunan hibrid telah mampu untuk dibudidayampu untuk dibudidayakan.kan.

Pengertian tentang persilangan ikan ini ada berbagai pendapat misalnya Pengertian tentang persilangan ikan ini ada berbagai pendapat misalnya crossbreeding merupakan persilangan juga tetapi bukan persilangan crossbreeding merupakan persilangan juga tetapi bukan persilangan seperti hibridisasi, melainkan persilangan balik. Jenis ikan konsumsi yang seperti hibridisasi, melainkan persilangan balik. Jenis ikan konsumsi yang merupakan hasil persilangan balik adalah lele sangkuriang yang telah merupakan hasil persilangan balik adalah lele sangkuriang yang telah direlease oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004. Jenis direlease oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004. Jenis ikan ini merupakan hasil persilangan balik antara ikan lele generasi ke ikan ini merupakan hasil persilangan balik antara ikan lele generasi ke duadua dengan ikan lele generasi ke enam yang telah dibuat oleh Balai Besar  dengan ikan lele generasi ke enam yang telah dibuat oleh Balai Besar  Pengembanga

Pengembangan Budidaya Air n Budidaya Air Tawar, Sukabumi.Tawar, Sukabumi.

Dalam modul ini akan dibahas secara rinci tentang teknik hibridisasi pada Dalam modul ini akan dibahas secara rinci tentang teknik hibridisasi pada ikan lele. Tahapan yang harus dilakukan antara lain adalah:

ikan lele. Tahapan yang harus dilakukan antara lain adalah: 1.

1. Persiapan Persiapan wadah wadah dan dan mediamedia 2.

2. Seleksi Seleksi indukinduk 3. Pemijahan 3. Pemijahan 4.

4. Penetasan Penetasan telur telur  5.

5. Pemeliharaan Pemeliharaan larvalarva 6.

6. Pengamatan Pengamatan hasil hasil ((Progeny test Progeny test ))

Persiapan wadah dan Media Persiapan wadah dan Media

Wadah budidaya yang akan dipergunakan untuk melakukan hibridisasi Wadah budidaya yang akan dipergunakan untuk melakukan hibridisasi pada ikan lele antara lain adalah: bak beton, fiber glass atau akuarium. pada ikan lele antara lain adalah: bak beton, fiber glass atau akuarium. Sebelum wadah tersebut dipergunakan untuk kegiatan hibridisasi ikan lele Sebelum wadah tersebut dipergunakan untuk kegiatan hibridisasi ikan lele ikan, bak tersebut harus dilakukan persiapan wadah sebelum ikan, bak tersebut harus dilakukan persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hid

ikan dapat hidup dengan laju up dengan laju pertumbuhan yang pertumbuhan yang optimum. optimum. Persiapan bakPersiapan bak budidaya ikan meliputi:

budidaya ikan meliputi: 1.

1. Sanitasi Sanitasi wadahwadah

Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit. Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah dan penyakit. Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah

(5)

yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakaukan sanitasi diisi dengan air untuk menguap. Setelah dilakaukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.

memeriksa kebocoran bak.

Gambar

Gambar 1. 1. Sanitasi Sanitasi bak bak budidayabudidaya 2.

2. Perbaikan Perbaikan wadahwadah

Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak yang akan digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah bak yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dahulu sebelum digunakan. Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak yang akan digunakan terbuat dari plastik maka dapat bila bak yang akan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan

membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.dibudidayakan. 3.

3. Perbaikan Perbaikan Instalasi Instalasi udaraudara

Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi udara terdiri dari pompa udara, penyaring peralatan tersebut. Instalasi udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran). Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan udara (kran). Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan

(6)

penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang pengudaraan pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.

udara dalam waktu lama. 4.

4. Perbaikan Perbaikan Instalasi Instalasi Air Air 

Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya. Sumber air yang digunkan dapat berasal dari mata air atau budidaya. Sumber air yang digunkan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur  Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur  aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air  aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air  pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu pengeluarannya pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran

pada saluran pembuangannypembuangannya.a.

Setelah wadah dipersiapkan dilakukan pengisian air pada wadah tersebut Setelah wadah dipersiapkan dilakukan pengisian air pada wadah tersebut dan dilakukan pengukuran parameter kualitas air seperti tertera pada dan dilakukan pengukuran parameter kualitas air seperti tertera pada Tabel 1.

Tabel 1.

Tabel 1. Parameter kualitas air untuk

Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pembenihan ikan lelepembenihan ikan lele No. Parameter 

No. Parameter  Nilai kisaran untukNilai kisaran untuk Budidaya Ikan

Budidaya Ikan Peralatan PengukuranPeralatan Pengukuran 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. Aspek Fisik Aspek Fisik Suhu Suhu Kecerahan Kecerahan Kekeruhan Kekeruhan Salinitas Salinitas Debit air  Debit air  Aspek Kimia Aspek Kimia Oksigen terlarut Oksigen terlarut Karbondioksida Karbondioksida pH pH  Alkalinitas  Alkalinitas Kesadahan Kesadahan  Ammonia  Ammonia H H22SS Nitrit Nitrit Nitrat Nitrat Phosphat Phosphat 20 20 – – 3030ooCC > 10 cm > 10 cm 25 25 – – 400 JTU400 JTU  Air tawar 0  Air tawar 0 – – 55oo//oooo  Air tenang 0  Air tenang 0,5,5 – – 5 l/dt5 l/dt 5 5 – – 6 ppm6 ppm Max 25 ppm Max 25 ppm 6,5 6,5 – – 88 50 50 – – 500 ppm CaCO3500 ppm CaCO3 3 3 – – 15 dH15 dH < 1,5 ppm < 1,5 ppm < 0,1 ppm < 0,1 ppm < 0,2 ppm < 0,2 ppm 0 0 – – 1,5 ppm1,5 ppm < 0,02 ppm < 0,02 ppm Termometer  Termometer  Secchi Disc Secchi Disc Turbiditymeter  Turbiditymeter  Salinometer/Refraktometer  Salinometer/Refraktometer  Current meter  Current meter  DO meter/Metode Winkler  DO meter/Metode Winkler  CO meter/Metode Titrasi CO meter/Metode Titrasi pH meter/Kertas Lakmus pH meter/Kertas Lakmus dH meter  dH meter  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer  Spektrofotometer 

(7)

Seleksi Induk Seleksi Induk

Sebelum melakukan seleksi induk untuk memijahkan ikan lele dengan Sebelum melakukan seleksi induk untuk memijahkan ikan lele dengan teknik hibridisasi harus dilakukan identifikasi jenis ikan lele yang akan teknik hibridisasi harus dilakukan identifikasi jenis ikan lele yang akan digunakan. Saat ini jenis-jenis ikan lele yang ada di perairan antara lain digunakan. Saat ini jenis-jenis ikan lele yang ada di perairan antara lain adalah:

adalah: 1.

1. Clarias batrachusClarias batrachus (Linnaeus, 1758). (Linnaeus, 1758). Disebut jDisebut juga Lele uga Lele kampung,kampung, Kalang, Ikan Maut, Ikan Pintet. Menyebar di Asia Selatan dan Asia Kalang, Ikan Maut, Ikan Pintet. Menyebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Tenggara termasuk di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. 2.

2. Clarias gariepinusClarias gariepinus (Burchell, 1822). Disebut sebagai Lele Dumbo(Burchell, 1822). Disebut sebagai Lele Dumbo (King Catfish). Menyebar luas di Afrika dan Asia Kecil, kini (King Catfish). Menyebar luas di Afrika dan Asia Kecil, kini diternakkan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

diternakkan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. 3.

3. Clarias insolitusClarias insolitus (Ng, 2003). Endemik di aliran Sungai(Ng, 2003). Endemik di aliran Sungai Barito, Kalimantan.

Barito, Kalimantan. 4.

4. Clarias intermediusClarias intermedius (Teugels, Sudarto & Pouyaud, 2001). Endemik(Teugels, Sudarto & Pouyaud, 2001). Endemik di Kalimantan Tengah, di antara Sampit

di Kalimantan Tengah, di antara Sampit dengan Sungai Barito.dengan Sungai Barito. 5.

5. Clarias kapuasensisClarias kapuasensis (Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003). Endemik(Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003). Endemik di Kalimantan Barat, di

di Kalimantan Barat, di sekitar aliran Sungai Melawi dan Kapuas.sekitar aliran Sungai Melawi dan Kapuas. 6.

6. Clarias leiacanthusClarias leiacanthus (Bleeker, 1851). Endemik di Kalimantan Barat,(Bleeker, 1851). Endemik di Kalimantan Barat, di aliran Sungai Kapuas.

di aliran Sungai Kapuas. 7.

7. Clarias meladermaClarias meladerma (Bleeker, 1846). Disebut juga dengan Wiru,(Bleeker, 1846). Disebut juga dengan Wiru, Wais, Ikan Duri, atau Lele Hitam. Terdapat di lembah Sungai Wais, Ikan Duri, atau Lele Hitam. Terdapat di lembah Sungai Mekong, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Filipina.

Mekong, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Filipina. 8.

8. Clarias microstomusClarias microstomus (Ng, 2001). Endemik di Kalimantan Timur, di(Ng, 2001). Endemik di Kalimantan Timur, di sekitar aliran Sungai Mahakam dan Kayan.

sekitar aliran Sungai Mahakam dan Kayan. 9.

9. Clarias nieuhofii Clarias nieuhofii  (Valenciennes, (Valenciennes, 1840). 1840). Disebut Disebut juga juga dengandengan Limbat, Lembat. Terdapat di Sumatra, Kalimantan, India, Filipina, Limbat, Lembat. Terdapat di Sumatra, Kalimantan, India, Filipina, Thailand,

Thailand, dan dan pesisir pesisir Kamboja, Kamboja, serta serta kemungkinan kemungkinan di di sisisisi Pegunungan Cardamom di arah Sungai

Pegunungan Cardamom di arah Sungai Mekong.Mekong. 10.

10. Clarias nigricansClarias nigricans (Ng, 2003). Endemik di Kalimantan Timur, di(Ng, 2003). Endemik di Kalimantan Timur, di sekitar aliran Sungai Mahakam.

sekitar aliran Sungai Mahakam. 11.

11. Clarias olivaceusClarias olivaceus (Fowler, 1904). Endemik di Sumatera Barat, di(Fowler, 1904). Endemik di Sumatera Barat, di sungai-sungai dataran tinggi.

sungai-sungai dataran tinggi. 12.

12. Clarias planicepsClarias planiceps (Ng, 1999). Disebut juga sebagai Lele Kepala-(Ng, 1999). Disebut juga sebagai Lele Kepala-pipih. Endemik Kalimantan. Habitatnya meliputi hulu Sungai Rajang pipih. Endemik Kalimantan. Habitatnya meliputi hulu Sungai Rajang dan Kapuas, Kalimantan Barat, serta Sungai Kayan, Kaltim.

dan Kapuas, Kalimantan Barat, serta Sungai Kayan, Kaltim. 13.

13. Clarias pseudoleiacanthusClarias pseudoleiacanthus (Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003).(Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003). Endemik Kalimantan.

Endemik Kalimantan. 14.

14. Clarias pseudonieuhofii Clarias pseudonieuhofii  (Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2004).(Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2004). Endemik Kalimantan Barat, pada sistem Sungai Kapuas bagian Endemik Kalimantan Barat, pada sistem Sungai Kapuas bagian hulu.

hulu. 15

15.Clarias teijsmanni .Clarias teijsmanni  (Bleeker, 1857). Dinamakan juga sebagai Lele(Bleeker, 1857). Dinamakan juga sebagai Lele Kembang. Menyebar di sekitar aliran Sungai Kapuas, Kalimantan Kembang. Menyebar di sekitar aliran Sungai Kapuas, Kalimantan Barat, dan Jawa.

(8)

Induk ikan lele yang akan dipijahkan secara buatan harus sudah matang Induk ikan lele yang akan dipijahkan secara buatan harus sudah matang gonad dan dapat dengan mudah dibedakan antara jantan dan betinanya gonad dan dapat dengan mudah dibedakan antara jantan dan betinanya (Gambar 2). Perbedaan induk jantan dan betina antara

(Gambar 2). Perbedaan induk jantan dan betina antara lain adalah:lain adalah:

•• Induk Jantan ditandai genitalnya meruncing ke arah ekor, perutInduk Jantan ditandai genitalnya meruncing ke arah ekor, perut ramping dan pada ujung alat kelamin berwarna kemerahan selain ramping dan pada ujung alat kelamin berwarna kemerahan selain itu ada perubahan warna tubuh menjadi coklat kemerahan.

itu ada perubahan warna tubuh menjadi coklat kemerahan.

•• Induk betina ditandai genital papila berbentuk bundar (oval), bagianInduk betina ditandai genital papila berbentuk bundar (oval), bagian perut relatif lebih besar, gerakan lambat, jika di raba bagian perut perut relatif lebih besar, gerakan lambat, jika di raba bagian perut terasa lembek dan alat kelamin berwarna kemerah merahan.

terasa lembek dan alat kelamin berwarna kemerah merahan.

Gambar 2. Induk lele jantan (kiri) dan induk lele betina (kanan) Gambar 2. Induk lele jantan (kiri) dan induk lele betina (kanan)

Induk ikan lele yang telah dapat dibedakan jantan dan betinanya Induk ikan lele yang telah dapat dibedakan jantan dan betinanya selanjutnya dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan induk dilakukan selanjutnya dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3 - 6 % perhari dari bobot ikan. dengan pemberian pakan tambahan 3 - 6 % perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh induk ikan lele. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh induk ikan lele.  Agar

 Agar induk induk yang yang akan akan dipijahkan dipijahkan dapat dapat matang matang gonad gonad secara secara sempurnasempurna maka persyaratan yang harus dilakukan dalam memelihara induk ikan maka persyaratan yang harus dilakukan dalam memelihara induk ikan lelenya antara lain adalah:

lelenya antara lain adalah:

•• Induk jantan dan betina dipelihara secara terpisahInduk jantan dan betina dipelihara secara terpisah

•• Pakan dalam bentuk pellet dengan kadar protein 30%-35%Pakan dalam bentuk pellet dengan kadar protein 30%-35%

•• Frekuensi pemberian pakan 2 kali dalam satu hari yaitu pagi danFrekuensi pemberian pakan 2 kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore hari dan feeding rate

sore hari dan feeding rate 3%/bobot biomassa/hari3%/bobot biomassa/hari •• Padat penebaran induk sebaiknya adalah 2-4 kg/m2Padat penebaran induk sebaiknya adalah 2-4 kg/m2

(9)

•• Umur induk yang ideal menurut SNI jantan 8-12 bulan dan betinaUmur induk yang ideal menurut SNI jantan 8-12 bulan dan betina 12 bulan

12 bulan

Setelah dilakukan pemeliharaan induk jantan dan betina, dapat dilakukan Setelah dilakukan pemeliharaan induk jantan dan betina, dapat dilakukan seleksi induk. Secara morfologi penampakan induk jantan dan betina seleksi induk. Secara morfologi penampakan induk jantan dan betina dapat dibedakan.

dapat dibedakan.

Seleksi induk betina matang gonad: Seleksi induk betina matang gonad:

•• Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika dirabaBagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek.

terasa lembek.

•• Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.agak membesar. •• Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar 

beberapa butir telur berwarna hijau tua

beberapa butir telur berwarna hijau tua dan ukurannya relatif besar.dan ukurannya relatif besar. •• Gerakannya lambat.Gerakannya lambat.

Seleksi induk jantan matang gonad: Seleksi induk jantan matang gonad:

•• Alat kelamin tampak jelas memerahAlat kelamin tampak jelas memerah •• Warna tubuh agak kemerah-merahanWarna tubuh agak kemerah-merahan •• Tubuh ramping dan gerakannya lincah.Tubuh ramping dan gerakannya lincah.

Induk jantan dan betina yang telah matang gonad sebaiknya dilaakukan Induk jantan dan betina yang telah matang gonad sebaiknya dilaakukan pemberokan untuk memperoleh jumlah telur yang dibuahi secara optimal. pemberokan untuk memperoleh jumlah telur yang dibuahi secara optimal. Tahapan dalam pemberokan induk matang gonad:

Tahapan dalam pemberokan induk matang gonad:

•• Sebaiknya induk diberok selama 1-2 hari yang berfungsi untukSebaiknya induk diberok selama 1-2 hari yang berfungsi untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.

gonad.

•• Lemak pada tubuh ikan dapat menghambat ovulasi telur padaLemak pada tubuh ikan dapat menghambat ovulasi telur pada betina dan pengeluaran sperma pada induk jantan.

betina dan pengeluaran sperma pada induk jantan.

•• Induk yang akan diberok dipisahkan antara induk jantan dan betina.Induk yang akan diberok dipisahkan antara induk jantan dan betina. Hal ini bertujuan untuk menghindari mijah maling. Selain itu, Hal ini bertujuan untuk menghindari mijah maling. Selain itu, pemisahan induk tersebut bertujuan mempercepat pemijahan i

pemisahan induk tersebut bertujuan mempercepat pemijahan i kan.kan. Pemijahan

Pemijahan

Sebelum dilakukan pemijahan ikan lele dengan teknik hibridisasi ada Sebelum dilakukan pemijahan ikan lele dengan teknik hibridisasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah:

beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah:

(10)

•• Menghitung dosis hormonMenghitung dosis hormon •• Menyuntik hormonMenyuntik hormon

•• Melakukan strippingMelakukan stripping •• Melakukan pembuahanMelakukan pembuahan

Gambar 3. Tahapan pemijahan ikan lele secara buatan Gambar 3. Tahapan pemijahan ikan lele secara buatan Menentukan jenis hibridisasi:

Menentukan jenis hibridisasi:

•• Hibridisasi dengan metode apa?Hibridisasi dengan metode apa? •• Pilih induk jantan dan betinaPilih induk jantan dan betina

•• Persyaratan dalam melakukan hibridisasi sebaiknya ukuran spermaPersyaratan dalam melakukan hibridisasi sebaiknya ukuran sperma (diameter sperma) induk jantan lebih kecil dari ukuran mikropil telur  (diameter sperma) induk jantan lebih kecil dari ukuran mikropil telur  agar sel sperma tersebut dapat membuahi telur 

agar sel sperma tersebut dapat membuahi telur 

•• Tentukan jenis varietasnya untuk memprediksi hasil persilanganTentukan jenis varietasnya untuk memprediksi hasil persilangan berdasarkan hukum Mendel

berdasarkan hukum Mendel Perhitungan dosis hormon:

Perhitungan dosis hormon:

•• Jenis hormon: gonadotropin yang diperoleh secara alami denganJenis hormon: gonadotropin yang diperoleh secara alami dengan membuat larutan kelenjar hypofisa atau secara buatan dengan membuat larutan kelenjar hypofisa atau secara buatan dengan produk merk Ovaprim

(11)

•• Dosis hormon jika menggunakan kelenjar hypofisa adalah 2 dosisDosis hormon jika menggunakan kelenjar hypofisa adalah 2 dosis artinya 1 kg resipien dan 2 kg donor, jika menggunakan ovaprim artinya 1 kg resipien dan 2 kg donor, jika menggunakan ovaprim dosis yang terbaik untuk pemijahan buatan adalah 0,3 ml/kg

dosis yang terbaik untuk pemijahan buatan adalah 0,3 ml/kg indukinduk Teknik Penyuntikan:

Teknik Penyuntikan:

•• Pada ikan lele teknik penyuntikan yang biasa dilakukan melaluiPada ikan lele teknik penyuntikan yang biasa dilakukan melalui punggung (intra muscular)

punggung (intra muscular)

•• Penyuntikan hormon dapat dilakukan 1 kali atau 2 Penyuntikan hormon dapat dilakukan 1 kali atau 2 kalikali

•• Masa tenggang penyuntikan 1 dan 2 berkisar antara 6-8 jam,Masa tenggang penyuntikan 1 dan 2 berkisar antara 6-8 jam, biasanya pada ikan jantan dilakukan 1 kali penyuntikan, sedangkan biasanya pada ikan jantan dilakukan 1 kali penyuntikan, sedangkan pada induk betina dapat dilakukan 2 kali penyuntikan dengan cara pada induk betina dapat dilakukan 2 kali penyuntikan dengan cara 1/3 dosis dilakukan pada penyuntikan 1 dan 2/3 dosis dilakukan 1/3 dosis dilakukan pada penyuntikan 1 dan 2/3 dosis dilakukan pada penyuntikan 2

pada penyuntikan 2

•• Setelah penyuntikan induk diinkubasi dan dilakuan pengecekanSetelah penyuntikan induk diinkubasi dan dilakuan pengecekan kesiapan pemijahan buatan, biasanya 8-12 jam kemudian induk kesiapan pemijahan buatan, biasanya 8-12 jam kemudian induk siap dipijahkan

siap dipijahkan

Pembuatan larutan sperma: Pembuatan larutan sperma: •• Induk jantan dibedahInduk jantan dibedah •• Ambil gonadnyaAmbil gonadnya •• Bersihkan dari darahBersihkan dari darah

•• Gunting gonad/kantong sperma kemudian lakukan pengurutanGunting gonad/kantong sperma kemudian lakukan pengurutan •• Tampung sperma dalam wadah keringTampung sperma dalam wadah kering

•• Tambahkan larutan fisiologis dengan perbandingan 1:50-100Tambahkan larutan fisiologis dengan perbandingan 1:50-100 •• Simpan larutan spermaSimpan larutan sperma

Pembuahan Buatan: Pembuahan Buatan:

•• Siapkan wadah kering untuk Siapkan wadah kering untuk penampungan telur penampungan telur  •• Lakukan stripping pada induk betinaLakukan stripping pada induk betina

•• Hitung fekunditas telur induk betina dengan metode GravimetriHitung fekunditas telur induk betina dengan metode Gravimetri •• Bandingkan hasilnya dengan SNI: 50.000-100.000/kg indukBandingkan hasilnya dengan SNI: 50.000-100.000/kg induk •• Campur telur dan larutan spermaCampur telur dan larutan sperma

(12)

•• Lakukan pencampuran dengan bantuan bulu ayam dan adukLakukan pencampuran dengan bantuan bulu ayam dan aduk secara merata selama 60 detik, kemudian lakukan pembilasan secara merata selama 60 detik, kemudian lakukan pembilasan untuk membuang kelebihan sperma dengan air agar semua telur  untuk membuang kelebihan sperma dengan air agar semua telur  yang sudah terbuahi tidak rusak terkena jamur 

yang sudah terbuahi tidak rusak terkena jamur 

Induk lele dumbo yang telah disuntik selanjutnya dipijahkan secara alami, Induk lele dumbo yang telah disuntik selanjutnya dipijahkan secara alami, atau dipijahkan secara buatan. Jika akan dilakukan secara semi buatan, atau dipijahkan secara buatan. Jika akan dilakukan secara semi buatan, setelah induk ikan lele disuntik dengan hormon maka induk tersebut setelah induk ikan lele disuntik dengan hormon maka induk tersebut dimasukan ke dalam bak pemijahan yang telah disiapkan. Induk akan dimasukan ke dalam bak pemijahan yang telah disiapkan. Induk akan memijah setelah 8

memijah setelah 8  – – 12 jam dari penyuntikan. Selama proses pemijahan12 jam dari penyuntikan. Selama proses pemijahan berlangsung dilakukan pengontrolan agar induk yang sedang memijah berlangsung dilakukan pengontrolan agar induk yang sedang memijah tidak melompat keluar tempat pemijahan.

tidak melompat keluar tempat pemijahan.

Pemijahan ikan lele dapat dilakukan secara alami, semi buatan dan Pemijahan ikan lele dapat dilakukan secara alami, semi buatan dan buatan (induced breeding). Pemijahan ikan lele secara alami dapat buatan (induced breeding). Pemijahan ikan lele secara alami dapat dilakukan dengan memijahkan induk jantan dan betina tanpa perlakuan dilakukan dengan memijahkan induk jantan dan betina tanpa perlakuan khusus. Induk ikan lele memijah berdasarkan kondisi alam dan ikan itu khusus. Induk ikan lele memijah berdasarkan kondisi alam dan ikan itu sendiri.

sendiri. Kelemahan Kelemahan pemijahan pemijahan secara secara alami alami adalah adalah pemijahan pemijahan indukinduk belum dapat diperkirakan waktunya sehingga ketersediaan telur juga belum dapat diperkirakan waktunya sehingga ketersediaan telur juga belum dapat di perkirakan. Pemijahan secara semi buatan adalah belum dapat di perkirakan. Pemijahan secara semi buatan adalah pemijahan dengan cara memberi perlakuan khusus yaitu dengan pemijahan dengan cara memberi perlakuan khusus yaitu dengan menyuntik induk ikan menggunakan hormon. Hormon yang digunakan menyuntik induk ikan menggunakan hormon. Hormon yang digunakan adalah

adalah hormon hormon sintetis sintetis atau atau hormon hormon hypofisa. hypofisa. Jika Jika Induk Induk disuntikdisuntik menggunakan hormon sintetis (hormon dengan merk dagang Ovaprim) menggunakan hormon sintetis (hormon dengan merk dagang Ovaprim) dapat dilakukan dengan dosis 0,2-0,3 ml per kilogram berat induk di dapat dilakukan dengan dosis 0,2-0,3 ml per kilogram berat induk di tambah aquabides sebanyak 1-2 ml. Pemijahan secara semi buatan induk tambah aquabides sebanyak 1-2 ml. Pemijahan secara semi buatan induk  jantan dan

 jantan dan betina disuntik. betina disuntik. Induk yang Induk yang telah disuntik telah disuntik dimasukkan kedalamdimasukkan kedalam kolam/bak pemijahan. Pemijahan secara buatan yaitu dengan kolam/bak pemijahan. Pemijahan secara buatan yaitu dengan menyuntikan

menyuntikan hormon ghormon gonadotropin onadotropin kedalam kedalam tubuh tubuh induk induk betina. Unbetina. Untuktuk mendapatkan hormon ini ada yang sudah dalam bentuk cairan hormon mendapatkan hormon ini ada yang sudah dalam bentuk cairan hormon siap pakai, ada pula yang harus di ekstrak dari kelenjar hormon ikan siap pakai, ada pula yang harus di ekstrak dari kelenjar hormon ikan tertentu.

tertentu.

Pada ikan lele yang akan dilakukan pemijahan secara buatan maka Pada ikan lele yang akan dilakukan pemijahan secara buatan maka pengambilan sperma dilakukan dengan pembedahan perut induk jantan. pengambilan sperma dilakukan dengan pembedahan perut induk jantan. Selanjutnya

Selanjutnya sperma sperma diambil dan diambil dan dibersihkan dibersihkan dari dari darah darah dengandengan menggunakan

menggunakan tissue. tissue. Kelenjar Kelenjar sperma sperma dipotong-potong dengandipotong-potong dengan menggunakan gunting kemudian ditekan secara halus untuk menggunakan gunting kemudian ditekan secara halus untuk mengeluarkan sel sperma dari kelenjar sperma tersebut, lalu diencerkan di mengeluarkan sel sperma dari kelenjar sperma tersebut, lalu diencerkan di dalam larutan natrium clorida (NaCl 0.9 %) dalam mangkuk plastik yang dalam larutan natrium clorida (NaCl 0.9 %) dalam mangkuk plastik yang bersih.

bersih.

Pengurutan induk betina dilakukan dengan hati-hati agar induk tersebut Pengurutan induk betina dilakukan dengan hati-hati agar induk tersebut tidak terluka. Telur induk betina tersebut ditampung dalam baki dan pada tidak terluka. Telur induk betina tersebut ditampung dalam baki dan pada waktu yang bersamaan sperma yang telah disiapkan sebelumnya waktu yang bersamaan sperma yang telah disiapkan sebelumnya dicampur dengan telur. Telur dan sperma diaduk menggunakan bulu dicampur dengan telur. Telur dan sperma diaduk menggunakan bulu ayam. Setelah telur dan sperma tercampur merata, lalu ditambah air  ayam. Setelah telur dan sperma tercampur merata, lalu ditambah air  sampai semua telur terendam dan biarkan beberapa menit agar semua sampai semua telur terendam dan biarkan beberapa menit agar semua

(13)

telur terbuahi oleh sperma. Air rendaman yang berwarna putih selanjutnya telur terbuahi oleh sperma. Air rendaman yang berwarna putih selanjutnya di buang.

di buang.

Telur yang telah

Telur yang telah dibuahi disebarkan kepermukaan substrat “kakaban”dibuahi disebarkan kepermukaan substrat “kakaban” atauatau disebarkan secara merata dan direndam dalam bak penetasan sampai disebarkan secara merata dan direndam dalam bak penetasan sampai menetas. Untuk mencegah infeksi pada induk, maka setelah dilakukan menetas. Untuk mencegah infeksi pada induk, maka setelah dilakukan pengurutan induk ikan ditreatment dengan cara direndam dalam larutan pengurutan induk ikan ditreatment dengan cara direndam dalam larutan formalin 50

formalin 50  – – 150 ppm selama 3 jam, kemudian induk ikan di lepas ke150 ppm selama 3 jam, kemudian induk ikan di lepas ke dalam bak fiber

dalam bak fiber penampungan induk yang sudah disediakan.penampungan induk yang sudah disediakan.

Penetasan Telur  Penetasan Telur 

Setelah induk ikan melakukan pemijahan maka sel telur dan sel sperma Setelah induk ikan melakukan pemijahan maka sel telur dan sel sperma akan bertemu dan mengalami proses pembuahan (fertilisasi) yang akan akan bertemu dan mengalami proses pembuahan (fertilisasi) yang akan membentuk zygot. Oleh karena itu pembuahan ini merupakan proses membentuk zygot. Oleh karena itu pembuahan ini merupakan proses peleburan antara sel telur dan sel sperma untuk membentuk zygot. peleburan antara sel telur dan sel sperma untuk membentuk zygot. Pembuahan terjadi ditandai dengan masuknya spermatozoa ke dalam Pembuahan terjadi ditandai dengan masuknya spermatozoa ke dalam telur lewat micropyle. Tiap sel sperma cukup untuk membuahi satu butir  telur lewat micropyle. Tiap sel sperma cukup untuk membuahi satu butir  telur. Pada saat pembuahan spermatozoa masuk yaitu hanya kepalanya telur. Pada saat pembuahan spermatozoa masuk yaitu hanya kepalanya saja sedangkan ekornya tinggal di luar, cytoplasma dan chorion saja sedangkan ekornya tinggal di luar, cytoplasma dan chorion merenggang dan semacam sumbat segera menutup micropyle untuk merenggang dan semacam sumbat segera menutup micropyle untuk menghalangi masuknya spermatozoa lain. Pengerasan chorion menghalangi masuknya spermatozoa lain. Pengerasan chorion disebabkan oleh enzim pengeras yang terdapat pada bagian dalam disebabkan oleh enzim pengeras yang terdapat pada bagian dalam lapisan chorion. Pengerasan chorion berguna untuk melindungi embrio lapisan chorion. Pengerasan chorion berguna untuk melindungi embrio yang masih sangat sensitif. Setelah membentuk zygot maka setiap yang masih sangat sensitif. Setelah membentuk zygot maka setiap individu akan mengalami proses embriogenesis sebelum menetas. Untuk individu akan mengalami proses embriogenesis sebelum menetas. Untuk memahami tentang proses penetasan telur maka harus dipahami proses memahami tentang proses penetasan telur maka harus dipahami proses tentang embryogenesis.

tentang embryogenesis. Perkembanga

Perkembangan n embrioembrio

Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadia Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadia morula (morulasi), stadia blastula (blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi) morula (morulasi), stadia blastula (blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi) dan stadia organogenesis.

dan stadia organogenesis. Stadium Cleavage

Stadium Cleavage

Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang lebih kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan lebih kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer.

pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer. Stadia morula

Stadia morula

Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat

(14)

untuk menjadi blas

untuk menjadi blastodik kecil yang membentutodik kecil yang membentuk dua lapisan sel. k dua lapisan sel. Pada saatPada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadia morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan Stadia morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua membentuk dua lapis sel. Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells), fungsinya adalah membentuk tubuh embrio. Kedua adalah adalah fungsinya adalah membentuk tubuh embrio. Kedua adalah adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, auxilliary kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, auxilliary cells, fungsinya adalah melindungi dan menghubungi antara embrio cells, fungsinya adalah melindungi dan menghubungi antara embrio dengan induk atau lingkungan luar. Kelompok sel-sel yang terdiri dari dengan induk atau lingkungan luar. Kelompok sel-sel yang terdiri dari  jaringan

 jaringan embrio embrio (blastodic) (blastodic) dan dan jaringan jaringan periblas, periblas, pada pada ikan, ikan, reptil reptil dandan burug disebut cakram kecambah (germinal disc).

burug disebut cakram kecambah (germinal disc). Stadia blastula

Stadia blastula

Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, Pada akhir blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, meso-dermal, dan endodermal yang merupakan epidermal, notochordal, meso-dermal, dan endodermal yang merupakan bakal pembentuk organ-organ. dicirikan dua lapisan yang sangat nyata bakal pembentuk organ-organ. dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada blastula vegetal berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi membentuk organ-organ sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm dan endoderm.

ektoderm, mesoderm dan endoderm. Stadia gastrula

Stadia gastrula

Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, dimana sel bakal organ Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, dimana sel bakal organ yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel

dan emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arahyang bergerak ke arah depan, belakang dan kesamping dari sumbu embrio dan

depan, belakang dan kesamping dari sumbu embrio dan akan membentukakan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang epidermal, sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam terutama diujung sumbu embrio.

bergerak ke arah dalam terutama diujung sumbu embrio. Stadia

Stadia gastrula gastrula ini ini merupakan merupakan proses pembentukan proses pembentukan ketiga ketiga daundaun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada proses kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm dan gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm dan notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya

hubungannya dengan dengan proses proses pembentukan pembentukan susunan susunan syaraf. syaraf. GastrulasiGastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Dan berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Dan beberapa jaringan mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi beberapa jaringan mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen-segmen yang disebut somit yaitu notochord disusun menjadi segmen-segmen yang disebut somit yaitu ruasruas yang terdapat pada embrio.

yang terdapat pada embrio. Stadia

(15)

Organogenesis merupakan stadia terakhir dari proses perkembangan Organogenesis merupakan stadia terakhir dari proses perkembangan embrio. S

embrio. Stadia ini tadia ini merupakan merupakan proses proses pembentukan pembentukan organ-organ organ-organ tubuhtubuh makhluk hidup yang sedang berkembang. Dalam proses organogenesis makhluk hidup yang sedang berkembang. Dalam proses organogenesis terbentuk berturut-turut bakal organ yaitu syaraf, notochorda, mata, somit, terbentuk berturut-turut bakal organ yaitu syaraf, notochorda, mata, somit, rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga ginjal, usus, tulang subnotochord, rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga ginjal, usus, tulang subnotochord, linea lateralis, jantung, aorta, insang, infundibullum dan lipatan-lipatan linea lateralis, jantung, aorta, insang, infundibullum dan lipatan-lipatan sirip. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah daun kecambah, sirip. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah daun kecambah, yaitu ektodermal, endodermal dan mesodermal. Pada ektodermal akan yaitu ektodermal, endodermal dan mesodermal. Pada ektodermal akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit. membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit. Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan kelenjar pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot, alat-alat peredaran darah, alat eksresi, alat-alat membentuk rangka, otot, alat-alat peredaran darah, alat eksresi, alat-alat reproduksi dan korium (chorium) kulit. Jika proses organogenesis ini telah reproduksi dan korium (chorium) kulit. Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan proses penetasan telur.

sempurna maka akan dilanjutkan dengan proses penetasan telur.

Proses penetasan telur  Proses penetasan telur 

Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan (tempat luas), hal ini penting dalam perubahan-perubahan kehidupan (tempat luas), hal ini penting dalam perubahan-perubahan morfologi hewan. Penetasan merupakann saat terakhir

morfologi hewan. Penetasan merupakann saat terakhir masa pengeramanmasa pengeraman sebagai hasil beberapa proses sehingga embrio

sebagai hasil beberapa proses sehingga embrio keluar dari keluar dari cangkangnycangkangnya.a. Penetasan terjadi karena 1) kerja mekanik, oleh karena embrio sering Penetasan terjadi karena 1) kerja mekanik, oleh karena embrio sering mengubah posisinya karena kekurangan ruang dalam cangkangnya, atau mengubah posisinya karena kekurangan ruang dalam cangkangnya, atau karena embrio telah lebih panjang dari lingkungan dalam cangkangnya karena embrio telah lebih panjang dari lingkungan dalam cangkangnya (Lagler et al. 1962). Dengan pergerakan-pergerakan tersebut bagian telur  (Lagler et al. 1962). Dengan pergerakan-pergerakan tersebut bagian telur  lembek dan tipis akan pecah sehingga embrio akan keluar dari lembek dan tipis akan pecah sehingga embrio akan keluar dari cangkangnya. 2) Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zat kimia lainnya yang cangkangnya. 2) Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zat kimia lainnya yang dikeluarkan oleh kelenjar endodermal di daerah pharink embrio. Enzim ini dikeluarkan oleh kelenjar endodermal di daerah pharink embrio. Enzim ini disebut chorionase yang kerjanya bersifat mereduksi chorion yang terdiri disebut chorionase yang kerjanya bersifat mereduksi chorion yang terdiri dari pseudokeratine menjadi lembek. Sehingga pada bagian cangkang dari pseudokeratine menjadi lembek. Sehingga pada bagian cangkang yang tipis dan terkena chorionase akan pecah dan ekor embrio keluar dari yang tipis dan terkena chorionase akan pecah dan ekor embrio keluar dari cangkang kemudian diikuti tubuh dan kepalanya.

cangkang kemudian diikuti tubuh dan kepalanya.

Semakin aktif embrio bergerak akan semakin cepat penetasan terjadi. Semakin aktif embrio bergerak akan semakin cepat penetasan terjadi.  Aktifitas

 Aktifitas embrio embrio dan dan pembentukan pembentukan chorionase chorionase dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh faktor faktor  dalam dan luar. Faktor dalam antara lain hormon dan volume kuning telur. dalam dan luar. Faktor dalam antara lain hormon dan volume kuning telur. Hormon tersebut adalah hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa dan Hormon tersebut adalah hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa dan tyroid sebagai hormon metamorfosa, sedang volume kuning telur  tyroid sebagai hormon metamorfosa, sedang volume kuning telur  berhubungan dengan energi perkembangan embrio. Sedangkan faktor  berhubungan dengan energi perkembangan embrio. Sedangkan faktor  luar yang berpengaruh adalah suhu, oksigen, pH salinitas dan intensitas luar yang berpengaruh adalah suhu, oksigen, pH salinitas dan intensitas cahaya.

cahaya.

Penetasan telur terjadi bila embrio telah menjadi lebih panjang dari pada Penetasan telur terjadi bila embrio telah menjadi lebih panjang dari pada lingkaran kuning dan telah terbentuk sirip ekor. Penetasan terjadi dengan lingkaran kuning dan telah terbentuk sirip ekor. Penetasan terjadi dengan cara pelunakan chorion oleh suatu enzim atau substansi kimia lainnya cara pelunakan chorion oleh suatu enzim atau substansi kimia lainnya

(16)

hasil sekresi kelenjar ekstoderm. Selain itu penetasan juga disebabkan hasil sekresi kelenjar ekstoderm. Selain itu penetasan juga disebabkan oleh gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya oleh gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya dan pengurangan tekanan oksigen.

dan pengurangan tekanan oksigen.

Untuk meningkatkan derajat penetasan maka tahapan-tahapan yang Untuk meningkatkan derajat penetasan maka tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam menetaskan telur antara lain adalah:

harus dilakukan dalam menetaskan telur antara lain adalah:

•• Penebaran telur: telur harus ditebar secara merata diwadahPenebaran telur: telur harus ditebar secara merata diwadah penetasan jangan menumpuk

penetasan jangan menumpuk

•• Pengendalian kualitas air, harus dilakukan sebelum telur disebar Pengendalian kualitas air, harus dilakukan sebelum telur disebar  kedalam wadah dan selama pemeliharaan sampai

kedalam wadah dan selama pemeliharaan sampai panenpanen

•• Perhitungan derajat penetasan (Perhitungan derajat penetasan (Hatching RateHatching Rate) dilakukan untuk) dilakukan untuk mengetahui kualitas induk yang digunakan dan memprediksi panen mengetahui kualitas induk yang digunakan dan memprediksi panen benih yang akan diperoleh.

benih yang akan diperoleh.

Penetasan telur pada ikan budidaya dapat dilakukan dengan berbagai Penetasan telur pada ikan budidaya dapat dilakukan dengan berbagai wadah. Wadah penetasan telur ikan dapat digunakan antara lain adalah wadah. Wadah penetasan telur ikan dapat digunakan antara lain adalah akuarium, ko

akuarium, kolam, bak lam, bak atau atau fiber glass. Wafiber glass. Wadah yang dah yang di gunakan di gunakan harusharus bersih. Sebelum penetasan telur, air wadah penetasan di sanitasi bersih. Sebelum penetasan telur, air wadah penetasan di sanitasi menggunakan methalyne blue (MB). Jika penetasan telur dilakukan di menggunakan methalyne blue (MB). Jika penetasan telur dilakukan di kolam harus menggunakan hapa. Hapa yang digunakan dengan mata kolam harus menggunakan hapa. Hapa yang digunakan dengan mata  jaring

 jaring 1 1 mm mm atau atau lebih lebih kecil kecil dari dari butiran butiran telur. telur. Air Air pada pada wadah penetasanwadah penetasan harus mengalir terus menerus. Salah satu sumber oksigen terlarut di harus mengalir terus menerus. Salah satu sumber oksigen terlarut di dalam wadah penetasan berasal dari difusi air langsung dengan udara. dalam wadah penetasan berasal dari difusi air langsung dengan udara. Kadar oksigen terlarut di dalam wadah adalah 6 - 8 ppm.

Kadar oksigen terlarut di dalam wadah adalah 6 - 8 ppm.

Pada ikan lele biasanya telurnya dilekatkan pada substrat. Telur yang Pada ikan lele biasanya telurnya dilekatkan pada substrat. Telur yang telah menempel pada kakaban dapat ditetaskan dalam wadah budidaya telah menempel pada kakaban dapat ditetaskan dalam wadah budidaya disesuaikan dengan sistem budidaya yang akan diaplikasikan. Selama disesuaikan dengan sistem budidaya yang akan diaplikasikan. Selama penetasan telur, air dialirkan terus menerus. Seluruh telur yang akan penetasan telur, air dialirkan terus menerus. Seluruh telur yang akan ditetaskan harus terendam air, kakaban yang penuh dengan telur  ditetaskan harus terendam air, kakaban yang penuh dengan telur  diletakan terbalik sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan diletakan terbalik sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan demikian telur akan terendam air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi demikian telur akan terendam air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih susu. Di dalam proses penetasan telur diperlukan suplai berwarna putih susu. Di dalam proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak penetasan di pasang aerasi. Telur akan menetas dalam air, setiap bak penetasan di pasang aerasi. Telur akan menetas tergantung dari suhu air wadah penetasan dan suhu udara. Jika suhu tergantung dari suhu air wadah penetasan dan suhu udara. Jika suhu semakin panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga semakin panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika suhu rendah, menetasnya semakin lama.

sebaliknya, jika suhu rendah, menetasnya semakin lama. Telur ikan

Telur ikan lele akan menelele akan menetas berkisar antas berkisar antara tara 24-57 jam dari p24-57 jam dari pembuahan.embuahan. Selama penetasan telur harus selalu dicek, telur yang sehat berwarna Selama penetasan telur harus selalu dicek, telur yang sehat berwarna

(17)

hijau kecoklatan, bila ada telur yang berwarna putih harus segera dibuang hijau kecoklatan, bila ada telur yang berwarna putih harus segera dibuang untuk menghindari berkembangnya jamur.

untuk menghindari berkembangnya jamur.

Perkembangan stadia embrio pada ikan lele telah diamati oleh Volkaert Perkembangan stadia embrio pada ikan lele telah diamati oleh Volkaert et et  al 

al  (1994) yang melakukan pengamatan pada suhu penetasan telur yang(1994) yang melakukan pengamatan pada suhu penetasan telur yang optimal adalah 28

optimal adalah 28ooC (Tabel 2). Telur ikan lele (C (Tabel 2). Telur ikan lele ( African  African catfishcatfish) akan) akan menetas setelah 24 jam dengan derajat penetasan 80

menetas setelah 24 jam dengan derajat penetasan 80 – –100%.100%. Tabel

Tabel 2. 2. Perkembangan Perkembangan stadia estadia embrio ikan mbrio ikan lele padlele pada suhu a suhu 2828ooCC Waktu Waktu (jam) (jam) Stadia embrionik Stadia embrionik 0 : 45 0 : 45 1 : 00 1 : 00 1 : 15 1 : 15 1 : 30 1 : 30 1 : 45 1 : 45 2 : 00 2 : 00 2 : 15 2 : 15 2 : 30 2 : 30 2 : 45 2 : 45 4 : 15 4 : 15 4 : 45 4 : 45 5 : 15 5 : 15 7 : 00 7 : 00 8 : 15 8 : 15 12 : 00 12 : 00 24 : 00 24 : 00 2 sel 2 sel 4 sel 4 sel 16 sel 16 sel 32 sel 32 sel 64 sel 64 sel 128 sel 128 sel Morula Morula  Awal Blastula  Awal Blastula  Akhir Blastula  Akhir Blastula Dimulainya Dimulainya epiboly epiboly 30% epiboly 30% epiboly Germinal disk Germinal disk 60% epiboly 60% epiboly 90% epiboly 90% epiboly 1 1 – – 10 somite10 somite 80 80 – –100%100% menetas menetas

Selama penetasan telur, air terus menerus dialirkan. Hari ke dua Selama penetasan telur, air terus menerus dialirkan. Hari ke dua penetasan telur akan terlihat telur yang mati dan hidup. Telur yang mati penetasan telur akan terlihat telur yang mati dan hidup. Telur yang mati segera dibuang karena akan mempengaruhi kualitas air. Sumantadinata segera dibuang karena akan mempengaruhi kualitas air. Sumantadinata (1983) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas telur  (1983) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas telur  adalah :

adalah :

1. Kualitas telur. Kualitas telur dipengaruhi oleh kualitas pakan yang 1. Kualitas telur. Kualitas telur dipengaruhi oleh kualitas pakan yang

diberikan pada induk dan tingkat kematangan telur. diberikan pada induk dan tingkat kematangan telur.

2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiri dari suhu, oksigen, 2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiri dari suhu, oksigen,

karbon-dioksida, amonia, dll. dioksida, amonia, dll. 3.

3. Gerakan air yang Gerakan air yang terlalu kuat yang terlalu kuat yang menyebabkan menyebabkan terjadinya benturanterjadinya benturan yang keras di antara

yang keras di antara telur atau benda lainnya sehingga mengakibatkantelur atau benda lainnya sehingga mengakibatkan telur pecah.

Gambar

Gambar 2. Induk lele jantan (kiri) dan induk lele betina (kanan)Gambar 2. Induk lele jantan (kiri) dan induk lele betina (kanan)
Gambar 3. Tahapan pemijahan ikan lele secara buatanGambar 3. Tahapan pemijahan ikan lele secara buatan Menentukan jenis hibridisasi:

Referensi

Dokumen terkait

Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat terjadi mulai dari telur ikan yang baru dilepas keperairan atau yang lelah di buahi, dimasa larva,

Analisis nilai tambah dari kegiatan agroindustri abon ikan lele dan ikan patin dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tambah abon ikan lele dan ikan patin

bahwa guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Lele yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Lele Mandalika yang merupakan hasil

Analisis nilai tambah dari kegiatan agroindustri abon ikan lele dan ikan patin dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tambah abon ikan lele dan ikan patin

Penggunaan vaksin dalam kegiatan budidaya ikan memiliki banyak keuntungan yaitu; (1) tidak memiliki efek samping pada ikan maupun lingkungan hidup, (2) tingkat kekebalan

Hibridisasi intraspesifik antara ikan lele strain Sangkuriang F3 dengan strain Mesir F1 secara resiprokal ini diharapkan dapat memperbaiki mutu genetik benih ikan

Untuk mengetahui kemampuan peserta dalam praktek usaha budidaya ikan dalam kegiatan ekonomi baru, tolok ukur yang digunakan adalah kemampuan peserta dalam menghasilkan benih ukuran siap

Hasil Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Peningkatan Angka Konsumsi Ikan Provinsi Jawa Timur melalui Pengenalan Ikan-Ikan Konsumsi dan Produk Perikanan pada Balita dilaksanakan di