BAH
BAHAN
AN AJAR
AJAR MAN
MANDIR
DIRII
KRITIK ARSITEKTUR
KRITIK ARSITEKTUR
(STARS16205)
(STARS16205)
2
2 S
SK
KS
S
MMoodduul l 11 ::KRITIK ARSITEKTURKRITIK ARSITEKTUR
M
Moodduul l 22 ::KRITIKUSKRITIKUS
M
Moodduul l 33 ::METODMETODE KRITIKE KRITIK NORMATNORMATIFIF
M
Moodduul l 44 ::METODMETODEE KRITIKRITIK K INTERINTERPRETIPRETIFF
M
Moodduul l 55 ::METODMETODEE KRITIKRITIK K DESKRDESKRIPTIIPTIFF
M
Moodduull 66 ::CONTOH IMPLEMENTASI METODECONTOH IMPLEMENTASI METODE KRITIK ARSITEKTUR KRITIK ARSITEKTUR
OLEH :
OLEH :
APLIMON JEROBISONIF, ST., M.Sc APLIMON JEROBISONIF, ST., M.Sc NIP NIP :: 197719770400404 2004 200604 1 0604 1 00202JURUSAN ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN
Ju
Jududul Ml Mododuul/l/PePetutunjnjuk uk PrPrakaktitikukunn :: KRKRITITIK IK ARARSISITETEKTKTURUR P
Peennuulliiss//PPeennyyuussuunn : : AAPPLLIIMMOON N JJEERROOBBIISSOONNIIFF, , SSTT.., , MM..SScc..
Telah diperiksa dengan sebenar-benarnya bahwa naskah Modul tersebut asli Telah diperiksa dengan sebenar-benarnya bahwa naskah Modul tersebut asli sesuai Standar Penulisan
sesuai Standar Penulisan Bahan Ajar BBahan Ajar Berbentuk Moduerbentuk Modul/Petunjuk Praktikuml/Petunjuk Praktikum BagiBagi Dosen Universitas Nusa Cendana
Dosen Universitas Nusa Cendana
Mengetahui, Mengetahui, Pemba
Pembantuntu DekanDekan BidanBidang g AkadeAkademik mik Fakultas Sains dan Teknik
Fakultas Sains dan Teknik
Drs Theo da Cunha, M.Si Drs Theo da Cunha, M.Si NIP. 195703271987021001 NIP. 195703271987021001
Ku
Kupapangng,, MaMareret 201t 20155 Reviewer Reviewer Linda W. FanggidaE, ST., MT Linda W. FanggidaE, ST., MT NIP NIP 197119710227 200227 200012 2 000012 2 0011
LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERNYATAAN
Saya meny
Saya menyatakan denatakan dengan sebergan sebernya bahwnya bahwa Naskah/Pana Naskah/Panduan denduan dengan judugan judull :: Kritik Kritik Arsitektur
Arsitektur adalah karya asli saya dadalah karya asli saya dan belum pernah an belum pernah dibiayai dari sumber ddibiayai dari sumber dana lainana lain serta sesuai den
serta sesuai dengan standgan standar penulisar penulisan bahanan bahan ajar berbajar berbentuk modentuk modul/petul/petunjuunjuk k praktikum
praktikum bagi dosen dilbagi dosen dilingkungan Univeringkungan Universitas Nusa Cendana.sitas Nusa Cendana.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mempertanggungjawabkannya
mempertanggungjawabkannya
Kup
Kupangang,, MarMaret et 20120155 Yang membuat pernyataan Yang membuat pernyataan
Aplimon Jerobisonif, ST., M.Sc. Aplimon Jerobisonif, ST., M.Sc.
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syuk
Puji syukur dipanjur dipanjatkan keatkan kehadirhadirat Tuhanat Tuhan Yang Maha Esa, ataYang Maha Esa, atas segalas segala berka
berkat rahmatt rahmat dan karudan karunia Nya, sehinia Nya, sehinggngga penyusa penyususanusan ModuModul Mata Kuliah Krl Mata Kuliah Kritik itik Arsitek
Arsitekturtur ini dapaini dapat terselt terselesaikaesaikan dengn denganan baik baik Modul Mata Kul
Modul Mata Kuliah Kritik Arsitiah Kritik Arsitekturektur ini disusuini disusun berdasarn berdasarkan analiskan analisisis kebut
kebutuhan di Juuhan di Jurusan Arrusan Arsitektusitektur FST Univr FST Universitas Nuersitas Nusa Cendansa Cendana.a. DanDan berisberisii bahanbahan ajar
ajar untuntukuk MatMata Kulia Kuliah Kriah Kritik Artik Arsitesitektukturr yanyang meneg menekankankan pkan pada peada pengngetahetahuanuan ten
tentantangg MetoMetode Krde Kritik Aitik Arsirsitekttekturur yanyang terg tersajisaji dandan dirdiramu damu dari bari berberbagaagai sumi sumberber,, baik buku, m
baik buku, majalah,ajalah, brosur, internbrosur, internet, dan diskusi et, dan diskusi sejawat.sejawat. Tidak ada gad
Tidak ada gading yang tak reing yang tak retak, demtak, demikian juikian juga dengaga dengann penyupenyusunansunan Modul Mata Kuliah Kritik Arsitektur, dengan segala daya dan upaya diusahakan Modul Mata Kuliah Kritik Arsitektur, dengan segala daya dan upaya diusahakan men
menjawjawab segab segala tunala tuntuntunan teran terhadhadap konap konsep dasep dan pengn pengetahetahuanuan untuntuk uk penyusunannya,
penyusunannya, namunnamun disadari disadari bahwa masih bahwa masih banyak banyak terdapatterdapat kekurangan. kekurangan. SegalaSegala saran dan kritik
saran dan kritik konstrukstif akan dkonstrukstif akan diterima denganiterima dengan tangan terbuka tangan terbuka demi menujudemi menuju suatu kes
suatu kesempurempurnaan ternaan terhadap ihadap isi darisi dari bahan abahan ajarjar ini.ini. Terima Kasih
Terima Kasih
Kupa
Kupang,ng, MareMaret 20t 201515
P e n y u s u n P e n y u s u n
TINJAUAN MATA KULIAH TINJAUAN MATA KULIAH
1
1.. IIddeennttiittaas s MMaatta a KKuulliiaahh
aa.. NNaamma a MMaatta a KKuulliiaahh :: KKrriittiik k AArrssiitteekkttuurr b.
b. KKodode Me Matata a KKuuliliahah/S/SKSKS :: STSTARARS1S163630303 / / 3 3 SKSKSS cc.. SSeemmeesstteerr :: VVII ((EEnnaamm))
d
d.. SSttaattuuss :: PPiilliihhaann 2
2.. DDeesskkrriippssi Si Siinnggkkaatt MMaatta Ka Kuulliiaahh Kri
Kritik tik ArsArsitekitekturtur adaadalah lah salsalah ah satu satu matmata a kulkuliahiah PilPilihaihann di di semsemesteester r VIVI (E
(Enanam)m).. MaMaterterii KrKrititik ik ArArsitsitekektuturr secsecarara ua umumum bm bererisiisi pepengngetaetahuhuan an dadann pemahaman mengenai bagaimana proses dan catatan tanggapan pemahaman mengenai bagaimana proses dan catatan tanggapan publi
publik/indk/individu terhadividu terhadap suatuap suatu lingklingkungaunganbuatnbuatan/arsian/arsitektutektur dan r dan faktofaktor- r-faktor
faktor yangyang mempengaruhi/mempengaruhi/ melatarbelakangi melatarbelakangi tanggapan tanggapan tersebuttersebut..
3
3.. KKeegguunnaaaan n MMaatta a KKuulliiaahh Ad
Adananya mya mata kata kululiaiahh KrKrititik Arik Arsitsitekektuturr memembmbererikikan man mananfafaat baat bagigi mahasiswa untuk m
mahasiswa untuk memiliki pengetahuemiliki pengetahuan secara tean secara teoritis dan proritis dan praktisaktis tentangtentang Metod
Metode Kritik Arsitekte Kritik Arsitektur.ur. Dalam kuriDalam kurikulum jurukulum jurusan arsiteksan arsitektur mata kuliahtur mata kuliah ini selain memiliki beberapa mata kuliah penunjang juga berguna untuk ini selain memiliki beberapa mata kuliah penunjang juga berguna untuk mendukung beberapa mata kuliah lainnya seperti Mata Kuliah Studio mendukung beberapa mata kuliah lainnya seperti Mata Kuliah Studio Peranc
Perancangan angan ArsitekArsitektur tur terutamterutamaa didaldidalam am membmemberikanerikan contocontoh h presepresedenden dalam arsitektur.
4. Kompetensi Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan:
a. Memiliki pemahaman tentang permasalahan arsitektur dan prosedur pemecahan permasalahan arsitektur.
b. Memiliki pemahaman tentang pengertian kritik arsitektur dan pembagian /kategorisasi metode kritik arsitektur.
c. Memiliki pemahaman tentang hubungan antara kritik arsitektur dengan teori arsitektur dan sejarah arsitektur.
d. Memiliki pemahaman tentang pengertian setiap metode kritik arsitektur dan dapat memberikan contoh penerapan setiap metode kritik.
e. Memiliki kemampuan untuk melakukan aplikasi terhadap setiap metode kritik arsitektur berdasarkan pada kasus-kasus permasalahan arsitektur baik dalam skala single building maupun dalam skala kawasan/kota secara faktual yang terjadi pada masa modern/post modern di berbagai negara secara khusus di indonesia.
5. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul disusun untuk mengoptimalkan pembelajaran mata kuliah Kritik Arsitektur. Dalam penggunaan Modul ini mahasiswa hendaknya memperhatikan hal sebagai berikut :
· Bacalah secara teliti materi yang diberikan dalam setiap modul ini dimulai dari bagian awal sampai selesai
· Apabila terdapat hal yang belum jelas, diskusikan dengan rekan, dosen dan mencari referensi pendukung
DAFTAR ISI Halaman PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
MODUL I KRITIK ARSITEKTUR
1.1 Definisi Dan Bentuk Kritik 1.2 Fungsi Kritik
1.3 Hubungan Kritik Dengan Teori Dan Sejarah Arsitektur
MODUL II KRITIKUS.
2.1 Definisi
2.2 Persyaratan Seorang Kritikus 2.3 Peran Kritikus
MODUL III METODE KRITIK NORMATIF
3.1 Kritik normatif doktrinal 3.2 Kritik normatif sistem 3.3 Kritik normatif tipe. 3.4 Kritik normatif ukuran
MODUL IV METODE KRITIK INTERPRETIF
4.1 Kritik interpretif advokasi 4.2 Kritik interpretif evokasi 4.3 Kritik interpretif impressionis
MODUL V METODE KRITIK DESKRIPTIF
5.2 Kritik deskriptif biografis 5.3 Kritik deskriptif kontekstual
MODUL VI CONTOH IMPLEMENTASI METODE KRITIK ARSITEKTUR
6.1 Faham “Less Is More” Sebagai Sistem Expresi Pada Arsitektur
Minimalis Di Indonesia
MODUL I KRITIK ARSITEKTUR
1.1 Definisi Dan Bentuk Kritik
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
κριτικός,
kritikós
‐
"yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kunaκριτής,
krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasukkritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah (Wikipedia).
Kritik berasal dari bahasa Yunani, krinein, artinya untuk memisahkan, untuk menyaring, untuk membuat pembedaan
‐
pembedaan. Krinien sendiri secara sederhana berarti untuk melihat secara tajam atau untuk menilai. Sehingga dapat dikatakan bahwa kritik adalah adalah alat untuk membedakan/melihat atau untuk menilai. Kritik adalah keadaan tak pantas, seringkali juga digunakan untuk menyangkut penyelidikan dan uraian teks ilmiah, asal usul, karakter, struktur,teknik, sejarah atau konteks sejarah. (Wayne Attoe, 1978).
Kritik pada dasarnya adalah sebuah aktivitas, yaitu serangkaian tindakan intelektual yang mau tidak mau dilibatkan dalam eksistensi historis dan subyektif dari orang yang melakukannya dan yang menerima tanggung jawab atasnya (Barthes, 1964)
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, kritik adalah kata benda yang mempunyai arti kecaman yang seringkali disertai pertimbangan baik buruk dan jalan keluar.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan, pembedaan, bukan penilaian dengan mendeskripsikan fakta yang ada melalui pengamatan yang telah dilakukan dengan tatacara tertentu berdasarkan kumpulan pemikiran dari pendapat orang lain, termasuk kutipan
‐
kutipan fakta‐
fakta, interpretasi‐
interpretasi dan dogma‐
dogma. Kritik akan selalu lebih berguna ketika menginformasikan masa depan daripada menilai masa lalu. Kritik secara luas berkaitan dengan evaluating, interpreting dan describing.Respons atas lingkungan adalah bentuk kritik dengan berdasarkan atas tiga pertimbangan yaitu :
1 Kritik seni dan tulisan menyediakan preseden untuk melihat kritik secara luas. Kita telah dibertahu, bahwa lapangan kritik dapat berupa normatif, interpretif atau deskriptif. Dan penyampian kritik dengan tambahan foto, gambar dan kartun seringkali berbicara lebih banyak.
2 Alasan lain atas keinklusifan adalah impresi populer akan kritik arsitektur biasanya sangat sempit. Karena kebanyakan kritikus adalah pekerja sampingan dan dalam sebagian besar kasus tidak mempunyai pelatihan khusus bagi pekerjaan itu.
3 Motif lainnya bersifat personal. Bagi saya tidak ada lagi pembedaan jelas antara kegiatan artistik, kritis dan ilmiah atau setidaknya tak ada dinding.
Semua diakomodasi dengan penumpukan sebagai “respon bertujuan /
purposeful response”.
Bentuk paling umum dari kritik arsitektur adalah komentar dan asses sment dalam koran, majalah dan jurnal profesional.
Dalam bidang arsitektur, Peter Collins (1971, p.146) mengidentifikasikan empat kategori bentuk kritik, yaitu penilaian arsitektural yang berakit dengan salah satu dari empat kategori utama yang dapat diklasifikasikan sebagai proses desain, penilaian kompetitif, evaluasi kontrol dan jurnalisme.
Ahli sejarah juga adalah kritikus. Kritik mereka bertujuan untuk memberitahu apa yang telah terjadi sebenarnya atau untuk menunjukkan kejadian mana diantaranya yang layak diberi perhatian khusus.
Lebih tidak populer bagi publik, namun sangat “kritik arsitektur”, adalah
komentar para guru (kritikus desain) dalam studio akademi desain.
Meskipun paling populer, ini bukan perpanjangan kritik arsitektur. Kritik juga ditemukan dalam banyak setting, termasuk saat penting ketika desainer
mengajukan solusi desain kepada dirinya sendiri dan dirinya sendiri juga mengajukan penilaian akan ide tersebut.
Bagi beberapa orang kritik bernilai karena memfasilitasi pemahaman. Bagi yang lainnya kritik bernilai sebagai feedback. Bagi mereka yang dalam pencarian pemahaman, responnya dapat berupa kesenangan sampai kebosanan. Bagi penerima feedback, responnya dapat beragam mulai dari konfirmasi ke intimidasi dan pembelaan diri.
Pemahaman akan metode kritik daripada mengancam dan mengintimidasi, kritik dapat digunakan sebagai alat menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.
1.2 Fungsi Kritik
Kritik memiliki berbagai jenis fungsi tergantung perspektif, tujuan dan obyek yang dikritik. Adapun beberapa fungsi kritik antara lain:
a. Memberikan sumbangan bagi pemahaman akan lingkungan binaan secara lebih mendalam dan lebih penting lagi usaha
‐
usaha secara fisik untuk memperbaiki fungsi dan meningkatkan kualitas lingkungan binaan tersebut.b. Menemukan penyebab dari suatu masalah sehingga dapat lebih fokus dalam usaha penyelesaiannya.
c. Menginformasikan masa depan berdasarkan fakta
‐
fakta masa lalud. Menjadikan seseorang tidak lagi defensif dan menjadi lebih mudah dipengaruhi ketika kritik berada dalam skala konseptual dan filosofis yang berjarak lebih dekat.
e. Mempengaruhi kualitas dari lingkungan binaan sebelum didesain dan dibangun ketika kritik berada pada usaha untuk memperdebatkan
kebijakan sehingga lebih mengenal sejauh mana keberhasilan keputusan
‐
keputusan tersebut dan pengaruhnya kedepan.f. Memfasilitasi pemahaman dan sebagai feedback, responsnya dapat berupa kesenangan sampai kebosanan dan berupa konfirmasi ke intimidasi serta pembelaan diri.
g. Memberikan sumbangan pemikiran kepada ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap arsitektur.
1.3 Hubungan Kritik Dengan Teori Dan Sejarah Arsitektur
Sejarah merupakan subkategori dari kritik, karena sejarah menggunakan teknik-teknik pelukisan dan penafsiran dalam mengutarakan hasil
‐
hasil dan pencapaian-pencapaian sepanjang masa. Ada tiga aspek penting sejarah arsitektur yaitu menyangkut isi, metode dan dampak.Bahan dasar sejarah yang ditulis para sejarahwan dalam bentuk yang dapat dipahami mencakup hal
‐
hal yang abstrak, bentuk teori‐
teori, sampai kepada yang sangat khusus, seperti ukuran‐
ukuran sebuah ruang yang disyaratkan.Teori
‐
teori diidentifikasikan dan ditegaskan dalam sejarah karena dalam beberapa hal mempunyai peranan yang penting dalam menghasilkan bentuk bangunan. Sebagai contoh teori Alberti tentang proporsi secara matematis, berdasarkan vitruvius, keindahan mencakup pemaduan rasional proporsi‐
proporsi seluruh bagian sebuah bangunan, sehingga setiap bagian mempunyai ukuran dan bentuk yang benar‐
benar sesuai dan tak satupun yang dapat ditambahkan atau dikurangi tanpa merusak keselarasan keseluruhan. Kecocokan rasio‐
rasio danpersesuaian diantara semua bagian ini, geometri organik ini diperhatikan dalam setiap bangunan, terutama dalam bangunan gereja.
Selain teori dalam penggarapan sejarah, dampak peristiwa sosial, ekonomi, politik dan teknologi merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Penemuan mesin
‐
mesin konstruksi memungkinkan pelaksanaan kontruksi suatu karya arsitektur lebih cepat sehingga mempengaruhi bentuk dan biayanya. Subsidi‐
subsidi pemerintah untuk hipotek pemilik tanah/rumah memperkuat pertumbuhan kota‐
kota sateli. Council of Trent dalam pertengahan abad keenam belas sangat berperan dalam pengembangan rancangan gereja barok.Tatacara yang digunakan para arsitek dalam membuat rancangan merupakan perhatian penting dari sejarah arsitektur. Sistem
‐
sistem modul, geometri‐
geometri, tipologi‐
tipologi standar atau salah satu dari beberapa metode merancang akan membentuk ciri khas dalam karya arsitektur.Sejarah dan teori arsitektur memberikan cara untuk memahami persamaan dan perbedaan dalam karya arsitektur yang tadinya tidak memungkinkan untuk dibuktikan. Kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan, pembedaan, bukan penilaian dengan mendeskripsikan fakta yang ada melalui pengamatan yang telah dilakukan dengan tatacara tertentu berdasarkan kumpulan pemikiran dari pendapat orang lain, termasuk kutipan
‐
kutipan fakta‐
fakta, interpretasi‐
interpretasi dan dogma‐
dogma. Hal ini dapat dalam bentuk fakta sejarah yang ada dan teori‐
teori arsitektur yang digunakan dalam merancang sebuah karya arsitektur.sangat erat. Ketika hendak mengkritisi sebuah karya arsitektur harus ditelusuri lebih dahulu fakta sejarah dari karya arsitektur tersebut. Kemudian teori apa yang digunakan dalam proses perancangannya sehingga dapat dikristisi secara benar dan lebih mendalam.
Teori, kritik dan sejarah arsitektur mejadi penting dalam masyarakat yang mengalami perubahan. Ditempat dimana teknologi baru dikembangkan dengan tujuan yang pasti dan ketidak puasan akan masa lalu timbul secara wajar atau disebarluaskan dalam sistem sosial, maka kritik, teori dan sejarah menjadi relevan. Ketiga hal yang berkaitan ini penting karena masyarakat dalam perubahan memaksa pribadi
‐
pribadi mengambil keputusan. Keputusan yang tepat tidak dapat dibuat tanpa identifikasi tujuantujuan, dan tampa pemahaman proses‐
proses yang berlaku di dalam masyarakat sehingga harus berdasarkan konteks sejarah dengan kesadaran akan sejarah, teori dan kritik.1.4 Jenis Jenis Kritik.
Jenis
‐
jenis kritik dapat dibagi berdasarkan metoda yang digunakan oleh para kritikus dalam menyampaikan kritiknya atau dalam merekam tanggapan‐
tanggapan terhadap lingkungan binaan. Akan tetapi sebaiknya ditinjau dulu taksomi tentang kritik yang diajukan oleh beberapa orang :a. Matthew Lipman (1967) : identification, explication, explanation, interpretation dan evaluation
b. T.M.Greene (1973) : tiga kategori kritik : historikal, re
‐
kreatif dan yudisial.c. Smith (1969) : impression, analysis, interpretation, orientation, generalization.
d. Walter Abell (1966) ada enam tradisi interpretif dalam seni : iconography, biographical critisism, historical determinism, esthetic materialism, esthetic teleology, pure visibility.
e. T.S Elliot (1965) meliht lima peranan kritikus : professional critic (super reviewer), critic with gusto (advocate), academic dan theoretical, critic as moralist, poet
‐
critic.f. Peter Collins (1971) melihat empat kategori kritik : the design process, competitive assessments, control evaluation dan journalism.
Dengan menggunakan taksonomi diatas, studi yang sekarang mengidentifikasikan sepuluh metode dasar untuk kritik arsitektur yang terbagi dalam tiga kelompok dasar yaitu kritik normatif, kritik interpretatif dan kritik deskriptif.
Tabel 1.1 Pengelompokkan Metode Kritik Arsitektur
KELOMPOK DASAR METODE DASAR
1. Kritik Normatif 1) Doktrin 2) Sistem 3) Tipe 4) Ukuran 2. Kritik Interpretif 5) Advokasi 6) Evokasi 7) Impressionis 3. Kritik Deskriptif 8) Depiktif 9) Biografis 10) Kontekstual
BAB II KRITIKUS
2.1 Definisi
Beberapa kuotasi berikut memberikan pendapatnya tentang siapa kritikus (Quotations Collins Thesaurus of the English Language
–
Complete and Unabridged 2nd Edition, HarperCollins Publishers 1995, 2002 ), yaitu :· " It's not the critic who counts. Not the man who points out where the strong man stumbled or where the doer of great deeds could have done them better
" [Theodore Roosevelt] “Bukan si kritikus yang penting. Bukan
pula orang yang menunjukkan dimana seorang yang kuat terjatuh atau
dimana sang pelaku perbuatan hebat dapat melakukan yang lebih baik.”
· "The proper function of the critic is to save the tale from the artist who created it
"[D.H. Lawrence] “Fungsi kritikus yang tepat adalah untuk
menyelamatkan kisah dari seniman yang menciptakannya.”
" A critic is a man who knows the way but can't drive the car " [Kenneth Tynan]“Seorang kritikus adalah seseorang ya
ng tahu jalan namun tak bisamengemudi mobil.”
· "critic: a person who boasts himself hard to please because nobody tries to please him" [Ambrose Bierce
‐The Devil’s Dictionary] “Kritikus :
seorang yang membual bahwa dirinya sulit untuk disenangkan karena takada orang yang berusaha menyenangkannya.”
· " A critic is a bundle of biases held loosely together by a sense of taste" [Whitney Balliet
‐Dinosaurs in the Morning] “Seorang kritikus adalah
kumpulan bias yang disatukan secara bebas oleh rasa akan selera.”
Berdasarkan beberapa sumber, dapat ditemukan pengertian kritikus, antara lain: 1. Seseorang yang menyampaikan pendapat dengan alasan akan berbagai
masalah, khususnya yang melibatkan penilaian akan nilainya, kebenarannya, keindahannya atau tekniknya.
2. Seseorang yang seringkali melakukan secara profesional analisis, evaluasi atau penghargaan terhadap pekerjaan
‐
pekerjaan seni.4. Seseorang yang terlibat secara professional dalam analisis dan interpretasi karya seni
5. Siapapun yang menyampaikan penilaian dengan alasan akan sesuatu
6. Seseorang yang seringkali menyatakan kesalahan atau membuat penilaian keras dan tidak adil ²
7. Seseorang yang ahli dalam menilai kebaikan dari karya literature atau karya seni; seseorang yang cakap dalam memeriksa karya literatur atau karya seni dan memberikan penilaian kepada karya
‐
karya tersebut; seorang reviewer.8. Seseorang yang memberikan penilaian keras, seseorang yang menemukan kesalahan, seorang pemeriksa atau hakim yang keras ³
Kritikus dalam bahasa Latin adalah criticus, dari bahasa Yunani kritikos, yaitu mampu melihat dengan tajam atau mampu menghakimi / menilai, yang berasal dari kata krites, berarti seseorang yang menyampaikan penilaian beralasan atau analisis, penilaian akan nilai (value judgement ), interpretasi atau observasi. 1
1sumber : http://www.merriam
‐webster.com/dictionary/critics
² sumber : www.wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn
Para kritikus modern termasuk para profesional atau amatir yang secara teratur menilai atau menginterpretasi kinerja atau karya ( dari mereka seperti seniman, ilmuwan, pemusik atau aktor) dan mempublikasikan hasil observasi mereka secara teratur.
Media
‐
media mempublikasikan kritik dapat berupa koran nasional, yang memasukkan kritik akan seni atau arsitektur dalam halaman bahasannya. Beberapa koran, memasukkan review arsitektur bersama dengan bagian real estate atau bagian Home & style. Adapula beberapa media yang khusus membahas seni dan arsitektur, contohnya Architectural Review. Ada Louise Huxtable adalah seorang kritikus full time pertama yang bekerja bagi koran harian Amerika, New York Times sejak tahun 1963. Lewis Mumford, telah banyak menulis tentang arsitektur tahun 30an, 40an dan 50an di New Yorker.Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pengertian kritikus adalah seseorang yang ahli dan terlibat secara profesional dalam analisis dan interpretasi karya seni, ahli dalam menilai kebaikan dari karya literatur atau karya seni; seseorang yang cakap dalam memeriksa karya literatur atau karya seni dan memberikan penilaian kepada karya
‐
karya tersebut.2.2 Persyaratan Seorang Kritikus
Hanief (2000), dalam bukunya The Dynamics of Criticism in T.S. Elliot , menyampaikan pendapat T.S. Elliot tentang sifat alamiah dan fungsi kritik, yaitu : 1. Kritik adalah penjelasan / uraian dari karya seni dan koreksi terhadap
2. Fungsi kritik adalah untuk memajukan pemahaman dan kegembiraan akan literatur.
3. Untuk menghidupkan kembali masa lalu adalah tugas besar kritik. 4.
Tugas kritik adalah “mendeteksi yang hidup dari yang mati.”
5. Satu fungsi kritik adalah bertindak sebagai daya mengatur arus perubahan dalam selera tulisan
6. Kritikus yang baik adalah, seseorang yang menggabungkan pembacaan luas dan membedakan, dengan perasaan / sensibilitas yang tajam dan tak kunjung habis
7. Kritki adalah bagian pekerjaan seorang kritikus untuk menjaga tradisi yang baik tetap eksis dan menjadi bagian pekerjaannya untuk melihat literatur secara tetap dan menyeluruh, tak hanya melihatnya terabadikan dalam waktu, tapi untuk melihatnya melebihi waktu, untuk melihat karya terbaik masa kini dan melihat karya terbaik 2500 tahun yang lalu dengan mata yang sama.
8.
Kritik dikatakan sebagai “
pencarian bersama akan penilaian yang benar.”
9. Nampaknya kritik, seperti halnya aktivitas filosofis lainnya, adalah tak terhindarkan dan tidak memerlukan justifikasi. Anda tak dapat mencela kritik sebelum mencela filosofi.
Dalam Hanief (2000), T. S. Elliot juga menyatakan persyaratan seorang kritikus. Yaitu seorang kritikus juga harus berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi prasangka dan tingkahnya untuk memperoleh ketenangan, keseimbangan, kebenaran dan objektifitas dalam kritiknya.
“Analisis dan perbandingan secara metodis dengan sensitifitas,
kepandaian, keingintahuan, intensitas keinginan dan pengetahuan yang tak terbatas; semuanya perlu bagi seorang kritikus yang hebat. Sang kritikus, seharusnya berusaha keras untuk mendisiplin prasangka pribadinya dan mengkomposisi perbedaan
‐
perbedaan dirinya dengan sebanyak mungkinorang lain dalam pencarian bersama akan kebenaran sejati.”
(T. S. Elliot Dalam Hanief, 2000)Kesimpulan yang dapat diambil adalah, seorang kritikus yang besar, memerlukan modal dan sikap. Modal seorang kritikus adalah : pengetahuan yang tak terbatas, sensitif, pandai, mempunyai keingintahuan dan keinginan. Sedangkan sikapnya adalah menganalisis dan membuat perbandingan secara metodis, dan mendisiplin prasangka pribadinya untuk memperoleh keseimbangan dan objektifitas dalam kritiknya.
2.3 Peran Kritikus
Dalam Das (2005), Elliot (1965) membagi tipe
‐
tipe kritikus ke dalam 4 macam,yaitu :Tabel 2.1 Tipe Kritikus
TIPE KRITIKUS PENJELASAN
1. Professional Critic (Super Reviewer)
tipe kritikus ini bekerja kepada koran
‐
koran dan mereka menilai buku‐
buku dalam majalah dan koran. Namun tak semua dari mereka merupakan penulis / pembuat puisi / novelis yang berhasil2. Critic with Gusto
tugasnya bukan untuk menyatakan penilaian terhadap penulis atau karyanya, namun untuk menarik perhatian pembaca kepada penulis dengan kualitas yang lebih baik yang sebelumnya terabaikan
3. Critic as The Academic and Theoretical
yaitu mereka yang menggabungkan pengajaran dengan karya original dan kritis. Di dalamnya ia menyebut seorang kritikus, F.R. Leavis sebagai critic as moralist 4. Poet critic yaitu kelompok kritikus dengan persyaratan dikenal
secara utama melalui karya
‐
karya puisinyaDalam Attoe (1978), beberapa peran kritikus terutama dalam arsitektur, yaitu : 1 Bentuk paling umum dari kritik arsitektur adalah komentar dan assessment
dalam koran, majalah dan jurnal profesional.
2 Ahli sejarah juga adalah kritikus. Kritik mereka bertujuan untuk memberitahu apa yang telah terjadi sebenarnya atau untuk menunjukkan kejadian mana diantaranya yang layak diberi perhatian khusus.
3
Lebih tidak populer bagi publik, namun sangat “kritik arsitektur”, adalah
MODUL III METODE KRITIK NORMATIF
3.1 Pendahuluan
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (convince) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai. Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi. Sebagai contoh adalah slogan yang berkembang pada beberpa negara dan berperan kuat terhadap perkembangan arsitektur seperti form follow function. Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jenis-jenis Metode Kritik Normatif JENIS KRITIK
NORMATIF PENJELASAN
1. DOKTRIN Satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur
2. SISTEM Suatu norma penyusunan elemen
‐
elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan3. TIPE Suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik 4. UKURAN Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan
3.2 Kritik Normatif Doktrinal
Beberapa hal terkait kritik normatif doktrinal adalah :
1. Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur. ejarah arsitektur dapat meliputi : nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
2. Melalui sejarah, kita mengenal terjadinya bentuk dalam arsitektur melalui norma yang berkembang seperti :
•
Form Follow Function•
Function Follow Form•
Form Follow Culture•
Form Follow World View•
Less is More•
Less is Bore•
Big is beauty•
Buildings should be what they wants to be•
Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods, Regional Climate and Material•
Ornament is Crime•
Ornament makes a sense of place, genius loci or extence of architecture.3. Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu
arsitektur yang diharapkan.
Dalam sejarah arsitektur dapat diidentifikasi empat doktrin yang berkembang dalam pengambilan keputusan desain dalam fragmen sejarah arsitektur yang telah berlangsung :
Tabel 3.2 Jenis Kritik Normatif Doktrinal
Jenis Penjelasan
1. Utilitarian
· Doktrin yang mengacu pada progress harga · Keputusan arsitektur mengarahkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektifitas 2. Preservasionist
· Doktrin yang cenderung mengacu pada isme lama · Berorientasi pada paham yang bersifat immateri · Tidak berorientasi pada bahan atau material
3. Tidy Minded
· Doktrin yang mengacu pada keteraturan
· Tahap pengambilan keputusan yang sistematik · Berpikir detail dan cermat sebelum melanjutkan
pada langkah berikutnya
4. The Improver
· Berpikir inovatif
· Menggali kemungkinan
‐
kemungkinan baru dari kegagalan masa lalu· Menyesuaikan pola
‐
pola yang ada terhadap pola‐
pola baru yang muncul· Ada keinginan yang kuat untuk mempertinggi kualitas karena kebaruan
4. Keunggulan dan kelemahan kritik normatif doctrinal Keunggulan :
· Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur dengan demikian arsitek dapat mempunyai landasan yang tidak meragukan lagi dalam desain
· Dengan doktrin tertentu yang diyakini arsitek dapat mempunyai arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
· Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang.
· Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
· Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu · Memperkaya penafsiran
Kelemahan :
· Mendorong segala sesuatunya tampak mudah dan mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana ditengah
‐
tengah kompleksitas arsitektur.· Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal dan meletakkan kesalahan pada prinsip lain yang tidak sepaham.
· Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
· Terdapat kecenderungan untuk memandang arsitektur secara partial dan tidak bersifat holistik
·
Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
· Memperlebar konflik dalam tingkat teoritik dalam arsitektur 5. Kesimpulan
· Tidak etik menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu untuk bangunan fungsi mutakhir
· Tidak etik memperlakukan teknologi secara berbeda dari yang dilakukan sebelumnya
· Jika akan me
‐
reproduce objek yang muncul pada masa lalu untuk masa kini harus dipandang secara total dan dengan cara pandang yang tepat · Bahwa desain arsitektur selalu mengekspresikan keputusan desain yangtepat Secara sosial bangunan akan tercela bila ia merepresentasikan sikap seseorang dan tidak didasarkan pada hasrat yang tumbuh dari kebutuhan masyarakatnya.
3.3 Kritik Normatif Sistem
Beberapa hal terkait kritik normatif
–
sistem adalah :1. Bagi Kritikus dan Desainer bergantung pada hanya satu doktrin sangat riskan untuk mendukung satu keputusan desain
2. Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
3. Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.
4. Systematic Criticsm dipandang cukup lebih baik daripada doktrin yang tunggal untuk dihadapkan pada kompleksitas kebutuhan dan pengalaman manusia.
5. Setidaknya, ada beberapa hal yang harus dipikirkan yakni : Tabel 3.3. Aspek yang dipikirkan dalam kritik normatif
–
sistemAspek Penjelasan
1. Elements
Mass(massa), Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan Space(ruang), Volume batas‐batas permukaan di sekeliling massa Surface(permukaan), batas massa dan ruang
2. Relations Bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini
diantara dimensi‐dimensi
3. Capacity of the structure Kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
4. Valuable Nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa
6. Menurut Huxtable, 1976, dalam Kicked a Building Lately :
Kritik arsitektur sedang dihadapkan hanya dengan sekadar produksi bangunan yang indah. Bahwa kini kita kewalahan menghitung beragam cara memenuhi kondisi kebutuhan lingkungan yang kompleks dan sophisticated . Hal yang terkait yang perlu dipikirkan adalah :
· Apa sajakah bagian
‐
bagiannya? · Bagaimana ia bekerja?· Bagaimana ia dikaitkan dengan apa yang ada di sekitarnya?
· Bagaimana bangunan dapat memuaskan manusia dan masyarakat sebagaimana yang dibutuhkan klien?
· Bagaimana kelayakannya terhadap organism secara lebih luas, komunitas?
· Apa nilai tambah atau kurang terhadap dan dari kualitas hidup?
7. Beberapa variasi sistem kritik normatif
–
sistem ditunjukkan dalam tabel berikut :Tabel 3.4 Variasi Sistem kritik normatif
–
system Tokoh Uraian Albert Bush 1959 · Commodity (komoditas), · Firmness (kekokohan) · Delight (kesenangan) Viruvius 1900 · Firmitas (kekokohan), · Utilitas (kegunaan), · Venustas (keindahan) John Ruskin1851· Bahwa bangunan harus bertindak baik, dan memperlakukan segala sesuatunya untuk meningkatkan cara yang paling baik
· Bahwa bangunan harus berbicara yang baik. Dan mengatakan pada bagian
‐
bagiannya untuk berbicara dengan kata‐
kata yang baik· Bahwa bangunan harus tampak baik, dan
mempersilahkan kita melalui keberadaannya baik yang dilakukannya atau yang dikatakannya
Hillier, Musgrove,
O’ Sull ivan, Geofr ey
Broadbent 1972
· Climate Modifier (Pengatur iklim)
· Container of Activities (Pewadah aktifitas)
· Symbolic and Cultural Object (Simbolik dan objek budaya)
· Addition of Value to Raw Materials (Memberi nilai terhadap material yang mentah)
· Having Environment Impact (Mempengaruhi lingkungan secara positif)
Christian N. Schulz 1965
· Building Task (Tugas Bangunan) · Form (Bentuk )
· Technics (Teknik Membangun) Brown
3.4 Kritik Normatif Tipe
Beberapa hal terkait Kritik Normatif
–
Tipe :1. Kritik Tipikal diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola kebutuhan dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan lingkungan fisik
2. Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian, inovasi).
3. Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi.
4. Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method , dalam buku Charles Jencks, Meaning in Architecture
Type pemecahan standard justru disebut sebagai desain inovatif. Karena dengan ini problem dapat diselesaikan dengan mengembalikannya pada satu convensi (type standard ) untuk mengurangi kompleksitas.
5. Elemen Kritik Normatif
‐
TipeSetidaknya ada 3 hal yang harus ditelaah dalam membuat kritik normatif
–
tipe, dengan referensi berupa standar, atau jika belum ada standarnya maka harus disandingkan dengan bangunan yang sejenis lainnya
Tabel 3.5 Elemen Kritik Normatif
‐
TipeElemen Penjelasan
1. Struktur
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan dikaitkan dengan lingkungan yang dibuat dengan material yang sama dan pola yang sama pula.
· Jenis bahan · Sistem struktur · Pemipaan · Ducting dsb.
2. Fungsi
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sa ma.
· Kebutuhan pada ruang kelas · Kebutuhan auditorium
· Kebutuhan ruang terbuka dsb.
3. Bentuk
· Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk
‐
bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.· Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.
· Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk
‐
bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.· Menurut Mc. Donald (1976), The Pantheon :
Secara simbolis dan ideologis Pantheon dapat bertahan karena ia mampu menjelaskan secara memuaskan dalam bentuk arsitektur, segala sesuatunya secara meyakinkan memenuhi kebutuhan dan inspirasi utama manusia. Melalui astraksi bentuk bumi dan imaginasi kosmos dalam bentuk yang agung. Arsitek Pantheon telah memberi seperangkat simbol transedensi agama, derajad dan kekuatan politik.
6. Keunggulan dan kelemahan Keunggulan :
· Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe tertentu.
· Tidak perlu menentukan pilihan
‐
pilihan visi baru lagi.· Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama · Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain. Kelemahan :
· Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal · Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard · Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type · Tidak memeiliki pemikiran yang segar
· Sekadar memproduksi ulang satu pemecahan 7. Dampak dari Kritik Normatif
–
Tipe :· Munculnya semiotica dalam arsitektur, satu bentuk ilmu sistem tanda (Science of sign systems) yang mengadopsi dari tipe ilmu bahasa. Walaupun kemudian banyak pakar menyangsikan kesahihan tipe ini, dan menyebut semiotica dalam arsitektur sebagai bentuk pseudo theoretic
· Munculnya Pattern Language sebagaimana telah disusun oleh Christoper Alexander
· Banyak penelitian yang mengarah pada penampilan bentuk bangunan · Lahirnya arsitektur yang tidak memiliki keunikan dan bangunan
3.5 Kritik Normatif Ukuran
Beberapa hal terkait Kritik Normatif
–
Tipe :1. Kritik terukur menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum
‐
hukum matematika tertentu. Norma yang terukur digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini merupakan satu bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam yang diformulasikan untuk tujuan kendali rancangan arsitektural.2. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain secara matematis dapat mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi arsitektur.
3. Perbedaan dari kritik normatif yang lain adalah terletak pada metode yang digunakan yang berupa standardisasi desain yang sangat kuantitatif dan terukur secara matematis.
4. Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
5. Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
•
Ukuran batas minimum atau maksimum•
Ukuran batas rata‐
rata (average)•
Kondisi‐
kondisi yang dikehendakiContoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard normatif
•
Batas sempadan bangunan dan luas terbangun•
Batas ketinggian pagar yang diijinkan•
Standardisasi : Pencegahan kebakaran, penangkal petir, penggunaan air bersih dsb.6. Norma atau standard yang digunakan dalam kritik terukur bergantung pada ukuran minimum/maksimum, rata
‐
rata atau kondisi yang dikehendaki yang selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri. 7. Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuksebagai berikut:
i. Tujuan Teknis (Technical Goals) ii. Tujuan Fungsi (Functional Goals) iii. Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
Tujuan Teknis (Technical Goals)
Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya secara teknis. Contoh : Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya.
Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah : a. Stabilitas Struktur
- Daya tahan terhadap beban struktur
- Daya tahan terhadap benturan
- Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
- Ketepatan instalasi elemen
‐
elemen yang di luar sistemb. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
- Ketahanan permukaan
- Daya tahan terhadap gores dan coretan
- Daya serap dan penyempurnaan air
c. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
- Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
- Timbunan debu yang mungkin menempel
- Kemudahan dalam penggantian terhadap elemen
‐
elemen yang rusakKemudahan dalam pemeliharaan baik terhadap noda atau kerusakan teknis dan alami.
Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
Berkait pada penampilan bangunan sebagai lingkungan aktivitas yang khusus maka ruang harus dipenuhi melalui penyediaan suatu area yang dapat
digunakan untuk aktivitas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan :
•
Keberlangsungan fungsi dengan baik•
Aktifitaskhusus yang perlu dipenuhi•
Kondisi‐
kondisi khusus yang harus diciptakan•
Kemudahan‐
kemudahan penggunaan,•
Pencapaian dan sebagainya.Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih kepada dampak bangunan terhadap individu. Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang terhadap kualitas bentuk fisik bangunan.
Lozar (1974), dalam Measurement Techniques Towards a Measurement Technology, menganjurkan sistem klasifikasi ragam elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :
MODUL IV METODE KRITIK INTERPRETIF
Karakteristik utama kritik interpretif adalah kritikus dengan metode sangat personal. Tindakannya bagaikan sebagai seorang interpreter atau pengamat tidak mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau ukuran sebagaimana yang terdapat pada kritik normatif. Kritik Interpretif punya kecenderungan karakteristik sebagai berikut :
•
Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.•
Kritikus melalui kesan yang dirasakannya terhadap sebuah bangunan diungkapkan untuk mempengaruhi pandangan orang lain bisa memandang sebagaimana yang dilihatnya.•
Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan (biasanya perubahan cara pandang dengan“metafor” terhadap bangunan
yang kita lihat)•
Melalui rasa artistiknya disadari atau tidak kritikus mempengaruhi orang lain untuk merasakan sama sebagaimana yang ia alami ketika berhadapan dengan bangunan atau lingkungan kota.•
Membangun karya “bayangan” yang independen melalui bangu
nan sebagaimana miliknya, ibarat kendaraan.4.1 Kritik Interpretif Advokasi
•
Kritik ini tidak diposisikan sebagai penghakiman ( judgement ) sebagaimana pada kritik normatif.•
Bentuk kritiknya lebih kepada sekadar anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan•
Isi kritik tidak mengarahkan pada upaya yang memandang rendah orang lain•
Kritikus mencoba menyajikan satu arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan secara bersama tentang bangunan•
Kritikus membantu kita melihat manfaat yang telah dihasilkan arsitek melalui bangunannya dan berusaha menemukan pesona yang kita kira hanya sebuah objek menjemukan.•
Dalam hukum kritik advokasi, kritiknya tercurah terutama pada usaha mengangkat apresiasi pengamat.4.2 Kritik Interpretif Evokasi
•
Evoke : menimbulkan, membangkitkan•
Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai bangunan•
Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang dikandung bangunan•
Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan bangunan•
Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan•
Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang terungkap dan penglaman ruang yang dirasakan.•
Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana dirasakan kritikus•
Kritik evokatif disampaikan dalam bentuk : (1) naratif dan (2) fotografi4.3 Kritik Interpretif Impressionis
•
Seniman mereproduksi karyanya sendiri atau orang lain dengan konsekuensi adanya kejemuan, sedang kritik selalu berubah dan berkembang. Impresi terhadap karya mempengaruhi perancang untuk membuat perubahan dan perkembangan dalam karya‐
karya berikutnya.•
Kritik impressionis adakalanya dipandang sebagai parasit karena seringkali menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya. Karya yang telah ada menjadi kendaraan untuk menghasilan karya seni lain melalui berbagai metode penyajian.•
Karya yang asli berjasa bagi kritik sebagai area eksplorasi karya‐
karya baru yang berbeda. Begitu juga sebaliknya kritik akan membaerikan impresi bagi pengkayaan rasa, pengalaman dan apresiasi terhadap perkembangan teoritik ke depan.•
Kecantikan, memberi kepada penciptaan unsur yang universal dan estetik, menjadikan kritikus sebagai kreator, dan menghembuskan ribuan benda yang berbeda yang belum pernah hadir dalam benaknya, yang kemudian terukir pada patung‐
patung, terlukis pada panel‐
panel dan terbenam dalampermata
‐
permata.Kritik Impresionistik dapat berbentuk :
•
Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa•
Caligramme : Paduan kata yang membentuk silhouette•
Painting : Lukisan•
Photo image : Imagi foto•
Modification of Building: Modifikasi bangunanMODUL V METODE KRITIK DESKRIPTIF
•
Dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif tampak lebih nyata (faktual)•
Deskriptif mencatat fakta‐
fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota•
Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.•
Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya•
Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.5.1 Kritik Deskriptif Depiktif Ada 3 aspek yang dibahas : 1. Aspek Statis (Static Aspects)
•
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan•
Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana•
Fakta yang digambarkan dari aspek fisik sebuah bangunan dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan apresiasi kita terhadap sebuah karya arsitektur.pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan mennceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depictive telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang.
•
Kritik Depictive tidak butuh satu pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya.•
Kritik depictive lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.•
Kritik Depiktif dalam aspek statis memfocuskan perhatian pada elemen‐
elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture)•
Penelusuran aspek static dalam Depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian.•
Penggunaan media grafis dalam kritik depiktif dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal, tanpa kekhawatiran terhadap bias.•
Aspek static kritik depiktif dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : photografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata‐
kata). 2. Aspek Dinamis ( Dynamic Aspect)•
Tidak seperti aspek static, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.•
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang‐
ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana?•
Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian‐
kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya?.3. Aspek Proses ( Process Aspect)
•
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab‐
sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.•
Kalau kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depictive (aspek proses) lebih melihat pada langkah‐
langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi : Kapan bangunan itu mulai direncanakan, bagaimana perubahannya, bagaimana ia diperbaiki, kita dapat membayangkan persepsi kita dalam proses pembentukannya.5.2 Kritik Deskriptif Biografis
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya.. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya
‐
karyanya secara spesifik.Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian
‐
kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Misalnya : Bagaimanapengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek? Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan
‐
bangunan yang dirancangnya.5.3 Kritik Deskriptif – Kontekstual
Hal yang perlu diketahui dalam metode kritik kontekstual adalah :
Informasi tentang aspek sosial, politik dan ekonomi pada saat bangunan di desain. Tekanan
‐
tekanan apakah yang diterima sang arsitek atau klien pada saat bangunan akan dan sedang dibangun?.MODUL VI CONTOH IMPLEMENTASI METODE KRITIK ARSITEKTUR
6.1
Faham “
Less Is M or e” Sebagai Sistem Expresi Pada Arsitektur MinimalisVI.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1. Kesimp ulan
“Less is more”, jargon yang dikenalkan oleh Mies Van der Rohe oleh banyak pihak menjadi salah satu identitas arsitektur mo dern dan International style ternyata juga m empengaruhi sangat dalam arsitektur minimalis tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan dibandingkan dengan hampir keseluruhan karya dalam International style, faham “less is more” dalam arsitektur minimalis diimplementasikan lebih tepat. Kata minimal sendiri secara implisit menunjukkan tujuan yang sama dengan yang disebut “less is more” yaitu mencapai yang lebih dengan cara dan atau bentuk yang sedikit atau sesedikit mungkin.
4.2. Rekomendasi
Sebagai dasar pengetahuan tentang arsitektur minimalis, akademisi dan praktisi di Indonesia pada khususnya harus mengerti benar ide dasar arsitektur minimalis yang berakar dari faham “less is more” dari Mies van der Rohe. Esensi kesederhanaan dan kejujuran dari faham ini telah terbukti mampu bertahan selama beberapa periode sejarah perkembangan arsitektur dan sangat fleksibel dalam terjemahan esensialitasnya sesuai dengan perkembangan jaman.
Karena sifat abadi dan kelenturannya, faham “less is more” ini bisa saja mengalami berbagai macam penyesuaian menurut konteks yang sesuai dengan lingkungannya. Contohnya bentuk atap datar pada penerapan karya Mies dirasa tidak menguntungkan jika diterapkan di bangunan rumah tinggal Indonesia (tropis), penyesuaian terjadi tetap menggunakan atap miring dengan misalnya mengkamuflasekannya pada fasade.
Daftar Pustaka
Blaser, warner. 1997. Mies Van der Rohe: Birkhauser Verlag.
Blaser, warner. 1996. West Meets East - Mies Van der Rohe: Birkhauser Verlag. Frampton, Kenneth, 1980, Modern Architecture, a critical history, Oxfod University
press,
Kurniawan, Harry. Arsitektur Minimalis, Konsep, Prinsip dan Metoda , Tesis Strata-2 Program Studi Teknik Arsitektur UGM, Yogyakarta, 2009
Sinar Tanudjaja, F. Christian. 1993. Arsitektur Modern: Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Russel, Frank, 1986, “Architectural Monographs 11”, Academy Edition, London
Schulze, F.,1985, “Mies Van der Rohe A Critical Biography” University of Chicago Press
Sumalyo, Yulianto, 1997, “Arsitektur Modern”, UGM Press, Yogyakarta Suwardana, I Wayan, Blogger, 2009
http://www.answer.com
http:// www.Greatbuilding.com http://www.wikipedia.com http://www.Farnsworth.org