ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MEMENUHI ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BATUGAMPINGPADA PT.BOSOWA MINING TARGET PRODUKSI BATUGAMPINGPADA PT.BOSOWA MINING
KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN
I. LATAR BELAKANG I. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya al
alam am yanyang g begbegitu itu melmelimpimpah ah menmenghghadaadapi pi beberbarbagagai i tantantantangan gan diddidalaalamm meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber daya mineral tersebar di meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber daya mineral tersebar di seluruh pelosok tanah air merupakan modal dasar yang sangat berharga. seluruh pelosok tanah air merupakan modal dasar yang sangat berharga. Eksploitasi sumber daya mineral ini merupakan salah satu alternatif dalam Eksploitasi sumber daya mineral ini merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan negara.
meningkatkan pendapatan negara.
PT Bosowa Miningmerupakan salah satu
PT Bosowa Miningmerupakan salah satu perusahaaperusahaan yang n yang bergerakbergerak di
di bidbidang ang pertpertambaambangan ngan bahabahan n galigalian an induindustri stri dengdengan an mengmengelolelola a bahbahanan mentah menjadi semen.
mentah menjadi semen.
Bahan utama yang digunakan termasuk sumber daya alam yang Bahan utama yang digunakan termasuk sumber daya alam yang tidak terpulihkan (
tidak terpulihkan (unrenewableunrenewable), yang terdiri dari batugamping sekitar 80%), yang terdiri dari batugamping sekitar 80% tanah liat 10%, pasir besi dan pasir silika 6% serta gypsum 4 %.
tanah liat 10%, pasir besi dan pasir silika 6% serta gypsum 4 %. Ke
Kegigiatatan an pepenanambmbanangagan n babatutugagampmpining g inini i memenenerarapkpkan an sisiststemem tamb
tambang ang terbterbuka uka dengdengan an metometodede Quarry Quarry , , yayang ng dibdibuat uat dadalam lam bebeberberapaapa jenjang. Dalam pembongkaran batuan
jenjang. Dalam pembongkaran batuan didi Quarry Quarry melalui kegiatan pemboranmelalui kegiatan pemboran dan peledakan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemuatan di lokasi dan peledakan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemuatan di lokasi lo
loadiading ng arearea a yayang ng ditditerueruskskan an dedengangan n penpengangangkgkutautan n matmaterierial al menmenujuuju crushing plant.
5080 Cat dengan kapasitas bucket 5,2 m
5080 Cat dengan kapasitas bucket 5,2 m33. Sedangkan untuk pengangkutan. Sedangkan untuk pengangkutan
mate
material menggunrial menggunakan alat akan alat angkangkut ut Dump Truck Dump Truck TereTerex x HD HD 3363360 0 dengdenganan kapasitas bak 30,5 m
kapasitas bak 30,5 m33
.. Alat pemecah pada Alat pemecah pada crushing plant crushing plant menggunakmenggunakan an tipetipe
Gyratory Crusher
Gyratory Crusher dengan kemampuan produksi 1350 ton/jam dengan haridengan kemampuan produksi 1350 ton/jam dengan hari kerja 300 hari/tahun.
kerja 300 hari/tahun. Adapun
Adapun target target produksi produksi batugampibatugamping ng yang yang ditetapkaditetapkan n oleholeh pe
perusrusahaahan n padpada a tahtahun un 2012012 2 didiperperkirkirakakan an sesebesbesar ar 2,3 2,3 jutjuta a tonton. . NaNamunmun k
keeaaddaaaan n ddi i llaappaannggaan n tteerrkkaaddaanng g mmeennuunnjjuukkkkaan n babahhwwa a kkeeggiiaattaann pembongkaran batugamping tidak maksimal karena belum mampu mencapai pembongkaran batugamping tidak maksimal karena belum mampu mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.
target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.
Menyikapi hal tersebut di atas penulis mencoba mengambil judul Menyikapi hal tersebut di atas penulis mencoba mengambil judul dalam penelitian skripsi yaitu Analisis Geometri Peledakan Untuk Memenuhi dalam penelitian skripsi yaitu Analisis Geometri Peledakan Untuk Memenuhi Target Produksi BatugampingPad
Target Produksi BatugampingPada a PT.BosowPT.Bosowa Mining a Mining Kabupaten MarosKabupaten Maros Pr
Provovininsi si SuSulalawewesi si SeSelalatatanununtntuk uk lelebibih h memeniningngkakatktkan an prprododukuksi si hihingnggaga mencapai target produksi yang ditetapkan perusahaan per tahunnya.
mencapai target produksi yang ditetapkan perusahaan per tahunnya.
II.
II. RUMUSAN RUMUSAN MASALAHMASALAH 2.1. Identifikasi Masalah 2.1. Identifikasi Masalah
Be
Berdrdasasararkakan n pepengngamamatatan an didilalapapangngan an ununtutuk k memememenunuhi hi tatargrgetet pr
prododukuksi si pepeleledadakakan n babatu tu gagampmpining g yayang ng opoptitimumum m di di ququararry ry ddapapatat diidentifikasikan permasalahan yang ada yaitu :
1. Produksi peledakan dan geometri peledakan berdasarkan data lapangan.
2. Geometri peledakan yang diterapkan sehingga hasil produksi peledakan batugamping dapat terpenuhi.
2.2. Permasalahan
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa produksi peledakan dan geometri peledakan berdasarkan data lapangan sehingga target produksi peledakan belum terpenuhi.
2. Berapa ukuran geometri peledakan yang harus diterapkan perusahaan secara teoritis sehingga target produksi peledakan dapat terpenuhi.
2.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada aktivitas pembongkaran batugamping dengan pola peledakan untuk memenuhi target produksi, difokuskan pada faktor yang dominan, yaitu geometri peledakan yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi target produksi yang direncanakan dapat tercapai.
III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pada PT Bosowa Mining adalah untuk mengetahui :
1. Produksi peledakan dan geometri peledakan berdasarkan data lapangan.
2. Geometri peledakan yang
diterapkan sehingga hasil produksi peledakan batugamping dapat terpenuhi.
IV. DATA YANG DIPERLUKAN
Untuk mencapai judul diatas, maka diperlukan data sebagai berikut : a. Data primer
-
Data pemboran (Jumlah lubang bor/hari,kecepatan alat bor, pengamatan pola pemboran yang diterapkan dan jenis alat bor yang digunakan)
-
Data peledakan (Pengukuran geometripeledakan, pengamatan pra peledakan dan pengamatan bahan peledak).
b. Data sekunder
-
Curah Hujan-
Peta Lokasi-
Data Geologi-
Jadwal jam kerjaPengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan, mengamati aktivitas peledakan, kondisi lereng sebelum dan sesudah peledakan dan berdialog dengan karyawan yang ada dilapangan serta dengan pihak pihak yang berkompoten selain itu juga dengan melakukan a. Studi literature
b. Observasi lapangan
Jenis data berdasarkan sumber daya, ada 2 yaitu :
1. Data primer yaitu jenis data yang diperoleh melalui observasi langsung dilapangan.
2. Data sekunder yaitu data dari dokumentasi perusahaan serta literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
VI. PEMECAHAN MASALAH
Cara yang dilakukan dalam pemecahan masalah :
1. Studi pustaka untuk mendapatkan gambaran awal tentang lokasi aktivitas penambangan.
2. Mengadakan penelitian langsung di lapangan dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut :
a. Data pemboran. b. Data peledakan.
a. Metode statistik, dengan menggunakan distribusi frekuensi dan nilai rata-rata.
b. Metode perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu rumus-rumus teori Formula R.L. Ash.
VII. LANDASAN TEORI
Pada proses penambangan, ada bermacam-macam cara untuk melepaskan material dari batuan induknya. Salah satu cara yang biasa digunakan adalah pengeboran dan peledakan. Cara peledakan ditempuh jika cara lain tidak mampu untuk digunakan dalam suatu sistem penambangan.
Namun dalam hal ini segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut harus diperhatikan karena hal ini akan mempengaruhi target produksi yang diinginkan dari suatu perencanaan.
7.1 Pemboran
Kegiatan pemboran merupakan awal dari kegiatan pembongkaran material, karena pemboran dimaksudkan untuk membuat lubang ledak (blast hole).
Sebelum melakukan pemboran terlebih dahulu ditentukan titik lubang ledak dengan burden dan spacing tertentu dengan tujuan agar lubang ledak di lapangan lebih teratur dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap arah lemparan batuan hasil peledakan.
Hampir semua pola pemboran dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu:
-
Pola Sejajar (Paralel Patter )-
Pola zig-zag (Stanggred Pattern)Dalam pola sejajar (Paralel pattern) jarak antara burden dan spacing sama, sedang Pada pola zig-zag (stanggred pattern)adalah antar lubangbor dibuat zig-zag yang berbentuk bujursangkar(square pattern )dan persegipanjang( rectanggular pattern).
7.1.2 Cycle Time Alat Bor ( Ct )
Cycle time pemboran merupakan waktu yang dihitung untuk setiap satu siklus kerja dari alat bor yang terdiri atas: waktu membor, waktu menyambung batang bor, waktu mencabut dan melepas batang bor, dan waktu manuver.
7.1.3. Efisiensi kerja pemboran
Yang dimksud dengan efisiensi kerja pemboran adalah perbandingan antara waktu yang digunakan oleh alat untuk produksi dengan waktu yang tersedia dikali seratus persen sehingga dinyatakan dalam persen.
7.1.4. Kecepatan Pemboran ( Vt )
Kecepatan pemboran adalah kedalaman yang didapatkan persatuan waktu, atau dapat didefenisikan sebagai kemampuan alat bor untuk membuat lubang bor dengan kedalaman tertentu.
Dalam kegiatan pemboran sering kali dijumpai adanya hambatan-hambatan. Hambatan tersebut antara lain:
-
Kerusakan alat atau kesalahan manusia (human error)-
Keadaan BatuanBatuan dengan kekerasan sedang yang mempunyai banyak rekahan atau rongga umumnya dalam keadaan lapuk sehingga akan menghambat pemboran. Hambatan ini biasanya terjadi ketika mengangkat batang bor, karena sangat menyulitkan sewaktu ditarik/diangkat sehingga menyita waktu yang relatif lama dibandingkan dengan struktur batuan yang kompak
-
Alat BorHambata yng sering muncul dari alat bor adalah ari bit (mata bor) yang udah aus. Hal in disebabkan kecepatan masuknya bit tidak seimbang dengan flushing cutting, sehingga debu hasil pemboran berkumpul diatas bit sekeliling rod yang samakin lama semakin padat yang akan mengakibatkan alat bor tidak dapat bergerak atau macet.
-
Lapangan PemboranHambatan yang muncul dari lapangan adalah lapangan itu bersifat basah sehingga menimbulkan genangan air. Hal ini berpengaruh terhadap produksi peledakan, sebab lubang bor yang terisi air sewaktu pengisian bahan peledak akan menghambat masuknya bahan peledak. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan
pemompaan atau digunakan kondom dalam pengisian bahan peledak kedalam lubang ledak.
7.1.5 Produksi Alat Bor
Kemampuan alat bor adalah jumlah lubang yang dihasilkan selama alat bor bekerja, dinyatakan dalam lubang per jam.
7.2 Peledakan
Peledakan merupakan aktivitas pemisahan yang dilakukan untuk membebaskan batuan dari batuan induknya yang massive. Tujuan dari kegiatan peledakan adalah memecah atau membongkar batuan padat menjadi material yang berukuran tertentu yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya.
7.2.1 Proses Pecahnya Batuan
Bilamana bahan peledak yang diisikan ke dalam lubang tembak diledakkan, maka gas yang bertekanan tinggi yang dihasilkan dalm proses peledakan tersebut akan menekan dinding lubang tembak dan menimbulkan gelombang tekanan yang merambat ke badan batuan disekitar lubang tembak tersebut.
Tegangan yang terjadi di daerah sekitar dinding lubang dapat melebihi kekuatan dari pada batuan yang menyebabkan terjadinya
penggerusan batuan. Karena tegangan menurun dengan jarak dari lubang tembak, maka perilaku mekais batuan akan bervariasi dari perubahan plastis ke elastis. Ke arah luar dari daerah penggerusan dimana kekuatan batuan dilampaui oleh tegangan, yang kemudian akan mengalami rekahan radial akibat tegangan tarik tangensial. Rekahan radial ini akan terus berkembang secara radial selama tegangan tarik tangensial ini melampaui kuat tarik batuan pada ujung rekahan.
7.2.2 Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan peledakan merupakan semua jenis peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk meledakkan bahan peledak utama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu sistem peledakkan.
7.2.2.1 Peralatan Peledakan
Blasting Machine (exploder) adalah sumber arus listrik terhadap
penyalaan rangkaian peledakan.
Blasting Ohm Meter, yaitu alat mengukur tahanan rangkaian, juga dipakai
mengecek terputusnya rangkaian dan menentukan lokasi kabel rangkaian yang terputus agar tidak terjadi mis fire.
Detonator / Blasting Cap/Penggalak, adalah pemula peledakan untuk
Kabel Penghantar (connecting wire), adalah kabel yang menghubungkan
setiap leg wire yang seterusnya menuju leading wire dan berakhir pada blasting machine.
Plastik, digunakan untuk melindungi bahan peledak.
Mollen (Anfo Mixer), merupakan alat bantu pada kegiatan pencampuran
Amonium Nitrat (AN) dengan Fuel Oil (FO) agar diperoleh campuran yang homogen.
7.2.2.2 Bahan Peledak
Bahan peledak adalah bahan yang berbentuk padat, cair, gas, atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi seperti panas, benturan, gesekan, ledakan dan sebagainya akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat disetai efek panas dan tekanan tinggi. Bahan peledak dapat diklasifikasikan menjadi bahan peledak mekanis, kimia, dan bahan peledak nuklir.
Dari ketiga bahan peledak tersebut diatas yang umum dipakai sebagi bahan peledak industry adalah jenis bahan peledak kimia. Berdasarkan kecepatan reaksinya, bahan peledak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan peledak berdaya ledak tinggi (high explosive), contohnya : semua jenis dinamit, TNT (Tri Nitro Toluena), PENT (Penta Ery Thritol Tetra
Neitrate), dan bahan peledak lemah (low explosive), contohnya : Black powder. Dalam pembuatan bahan peledak perlu diperhatikan zero oksigen
balance artinya gas-gas beracun yang ditimbulkan ketika peledakan berlangsung tidak berbahaya.
7.2.3 Metode Peledakan
Metode peledakan dibedakan menjadi dua, yaitu: peledakan cara non-listrik dan peledakan cara listrik.
7.2.3.1 Peledakan Cara Non-Listrik Peledakan cara non-listrik terdiri atas: 1. Sumbu Api ( Safety Fuse )
Sumbu api adalah berupa sumbu yang fungsinya adalah merambatkan api dengan kecepatan tetap. Perambatan api tersebut dapat menyalakan detonator yang dipasang pada ujung sumbu guna meledakkan bahan peledak. Sumbu api terdiri dari: inti (centra core) berupa black powder (low explosive) dan pembungkus berupa tekstil dan material kedap air. Fungsi pembungkus untuk menjaga sumbu api dari kerusakan akibat air atau minyak.
2. Sumbu Ledak ( detonating fuse )
Sumbu ledak adalah smbu yang terdiri dari: inti “initiating explosve” (PETN) dibalut plastik dan dibungkus dengan kombinasi tekstil, kawat dan lapisan plastik.
Sumbu ledak apabila dinyalakan (alat: detonator) dapat merambatkan gelombang detonasi kesemua tempat disepanjang sumbu.
3. Nonel
Nonel adalah tube plastik, mempunyai diameter luar 3 mm, didalamnya berisi suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang kejut dengan kecepatan kira-kira 2000 meter per detik. Gelombang kejut tersebut mempunyai energi yang cukup untuk meledakkan “primary explosives” atau delay element dalam detonator. Energy reaksi terjadi didalam
7.2.3.2 Peledakan Cara Listrik
Rangkaian peledakan meliputi 3 elemen dasar rangkaian, yaitu: 1. Detonator listrik ( electric detonator )
2. Kawat rangkaian( circuit wiring ): leg wire, connecting wire,firing line dan bus wire.
3. Sumber tenaga( power source ): blasting machine dan AC power line.
7.3 Pola Peledakan
Efektivitas proses pembongkaran sangat dipengaruhi oleh pola peledakan. Pola peledakan yang baik akan menghasilkan fragmentasi dan arah lemparan yang diinginkan. Pola peledakan terdiri atas :
Square pattern umumnya digunakan dengan kombinasi V delay pattern, yang mana akan menyebabkan terjadinya penundaan antar lubang tembak yang saling berdekatan. Ada beberapa keuntungan antara lain mengurangi getaran, mengurangi overbreak dan fly rock dan mengurangi fragmentasi.
2. Rectangular Pattern
Rectangular pattern biasanya dipadukan dengan pola staggered pattern untuk dapat distribusi bahan peledak dengan baik. Pola baris demi baris dari pada delay pattern seperti pada. Cara ini sering di pakai untuk memotong over burden dimana lemparan optimumdiperlukan dengan lemparan ke arah depan.
7.4 Geometri Peledakan
Penentuan parameter-parameter peledakan (geometri peledakan) menggunakan rumus teori formula R. L. Ash adalah sebagai berikut:
1. Burden ( B ) B =
12
KbxDe
Keterangan :
B = Burden dalam feet
De = Diameter bahan peledak dalam inches. Kb = Burden ratio
Kb = Kbstd x Af 1 x Af 2) AF1 = D Dstd 1/3 Af 2 = 2 2 d SGstdxVest SGxVe 1/3 Keterangan :
Kbstd = Burden ratio standard
Af1 = Faktor koreksi karena batuan
Af2 = Faktor koreksi karena bahan peledak Dstd = Kerapatan batuan standard, 160 lb/cuft D = Kerapatan batuan yang akan diledakkan
SG = Spesific gravity bahan peledak yang digunakan SGstd = Spesific gravity bahan peledak standard
Ve = Kecepatan detonasi bahan peledak
Vestd = Kecepatan detonasi bahan peledak standard
2. Spacing ( S ) S = Ks x B Keterangan :
KS =Spasi Ratio S = Spacing dalam feet
Besarnya Ks menurut waktu delay yang digunakan adalah: a. long interal delay, Ks = 1
b. Short period delay, Ks = 1 – 2
c. Normal period delay, Ks = 1,2 – 1,8
3. Stemming ( T )
T= Kt x B Keterangan :
Kt = Stemming Ratio
T = Stemming dalam feet B = Burden dalam feet
4. Subdrilling ( J ) J = Kj x B Keterangan :
Kj = Subdrilling ratio = 0,3 untuk batuan massive J = Subdrilling dalam feet
B = Burden dalam feet
5. Kedalaman Lubang Ledak ( H ) H = Kh x B
Keterangan :
Kh = Rasio kedalaman lubang ledak (1,5 – 4) rata-rata2,6 H = kedalaman luabgn ledak dalam feet
B = Burden dalam feet
6. Jumlah Bahan Peledak ( E ) E = PC x de x N …………Lbs
Keterangan:
E = Jumlah bahan peledak
PC = Tinggi isian bahan peledak ( H – T ) de = Loading density (kg/m)
N = Jumlah lubang bor
7. Berat Batuan Hasil Peledakan ( W )
W = A x L x dr……Ton
Keterangan: W = Berat batuan hasil peledakan A = Luas area
L = Tinggi jenjang
dr = Density batuan (Ton/m3)
8. Blasting Ratio ( BR )
Berat bahan peledak ( kg
9. Powder Faktor ( PF )
PF = Berat bahan peledak ( kg )
Volume batuan yang diledakkan ( BCM )
VIII. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksaanan kegiatan ini diusulkan pada PT. BOSOWA MINING Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.
IX. PERALATAN DAN FASILITAS
Untuk kelancaran penelitian ini maka penulis meminta kesediaan perusahaan untuk menyediakan kelengkapan penelitian seperti peralatan penelitian, peralatan lapangan, konsumsi, akomodasi dan transportasi.
X. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012(Lampiran I).
XI. RENCANA DAFTAR ISI
Penyusunan laporan hasil penelitian akan disusun secara sistematis sesuai dengan bab bahasan masalah.(Lampiran III).
XII. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
LAMPIRAN III RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAAN SARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Metode Penelitian 1.5. Pemecahan Masalah
BAB II TINJAUAN UMUM
2.2. Keadaan Geografi Wilayah Penelitian 2.3. Keadaan Geologi
2.4. Sifat-sifat Batu Gamping 2.5. Sistem Penambangan 2.6. Waktu Kerja
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pemboran
3.2. Peledakan Batu Gamping 3.3. Pola Peledakan
3.4. Geometri Peledakan 3.5. Fragmentasi
BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Prosedur Penelitian
4.2. Hasil Penelitian
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Produksi Peledakan
5.2. Geometri dan fragmentasi hasil peledakan
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan 6.2. Saran