• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pengukuran Kebisingan menggunakan Sound Level Meter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Pengukuran Kebisingan menggunakan Sound Level Meter"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Materi Pokok : Pengukuran kebisingan dengan Sound Level Meter (SLM) Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2014

Waktu : 09.00-13.00 WITA

Lokasi : Perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh, Sesetan Kelompok : I (satu)

Pembimbing : Dewa Ayu Agustini Posmaningsih, SKM.,M.Kes

I. Latar Belakang

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. Berdasarkan SK Menteri Negeri Lingkungan Hidup No. Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa, dan sistem alam. Sedangkan menurut Permenkes No.718/Men.Kes/Per/XI/1987, yang dimaksud dengan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.

Kebisingan mempengaruhui kesehatan manusia baik secara fisik maupun psikologis. Pada tahun 1993, WHO mengakui efek kesehatan penduduk yang berasal dari kebisingan, antara lain ketergantungan pola tidur, kardiovaskuler, sistem pernafasan, psikologis, fisiologis, dan pendengaran. Efek psikologis akibat kebisingan termasuk hipertensi, takikardia,

peningkatan pelepasan kortisol dan stress fisiologis meningkat.

Pengukuran kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Sound Level Meter. Sound Level Meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya menggerakkan meter penunjuk. Pengukuran dengan menggunakan SLM dilakukan selama 10 menit, dan pembacaan dilakukan setiap 5 detik.

Nilai Ambang Batas kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam /minggu. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga dan Koperasi No. SE-01/MEN/1978, Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut; 16 jam perhari untuk 82 dB, 8 jam perhari untuk 85 dB, 4 jam perhari untuk 88 dB, 2 jam perhari untuk 91 dB, 1 jam perhari untuk 97 dB, dan ¼ jam perhari untuk 100 dB.

(2)

II. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melaksanakan cara mengukur kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam melakukan pengukuran kebisingan.

b. Mahasiswa dapat melakukan pen gukuran kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter sesuai dengan prosedur pengukuran.

c. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran kebisingan. d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kebisingan. III. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Sound Level Meter (SLM) RION tipe NA-24 b. Baterai

c. Stopwatch d. Alat Tulis e. Papan Tulis f. Formulir bis 1 IV. Cara Kerja

1. Persiapan Pengukuran

a. Mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan. b. Mengecek baterai pada Sound Level Meter (SLM).

c. Mengkalibrasi SLM yang akan dipergunakan, dengan cara sebagai berikut : 1. Mengatur Switch Function pada posisi Cal (94,0).

2. Mengatur Switch Range pada posisi Cal.

3. Melihat pada layar display, apabila menunjukkan angka 94,0 maka alat siap dan dapat digunakan.

4. Bila tidak menunjukkan angka 94,0 maka putar skrup Cal ke kiri atau ke kanan yang terletak pada bagian sisi kanan alat sampai menunjukkan angka 94,0. 5. Alat sudah siap untuk dipergunakan.

2. Rencana Pengukuran

a. Menentukan lokasi pengukuran. b. Menentukan waktu pengukuran. c. Menentukan lama pengukuran. 3. Pelaksanaan Pengukuran

a. Mengecek baterai SLM (Sound Level Meter).

b. Memegang alat dengan tangan pada ketinggian 1-1,2 meter atau pada posisi memegang mikrofon, yang terletak pada ujung alat sejajar dengan telinga. c. Menghidupkan SLM dengan memindahkan switch ON/OFF ke dB A

(3)

kebisingan fluktuaif.

e. Mencatat angka yang muncul setiap 5 detik sekali selama 10 menit menggunakan stopwatch yang telah dihidupkan alat tulis.

f. Mencatat pada formulir bis 1 (dalam bentuk tabel).

g. Menghitung kebisingan, dengan cara menghitung nilai mean, median, dan modus Rumus:

1. 2. Median

V. Hasil dan Pembahasan a. Hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah 1 66,9 67,8 83,4 65,7 72,2 68,6 72,3 72,1 66,0 68,1 68,2 69,2 840,5 2 66,3 70,6 68,2 68,5 68,8 71,2 75,8 71,5 69,7 68,7 71,3 69,6 840,2 3 69,0 67,7 69,6 67,3 64,7 70,5 69,1 69,0 65,7 69,2 69,7 68,6 820,1 4 70,2 71,7 68,0 72,7 70,3 69,6 68,1 69,7 68,2 70,2 69,9 75,1 843,7 5 68,2 72,9 70,3 70,4 69,5 69,7 71,8 73,2 76,0 72,3 68,8 67,5 850,6 6 70,1 79,1 66,5 67,1 65,3 71,9 68,0 69,5 68,0 71,6 69,7 69,3 836,1 7 71,8 75,3 76,7 71,0 70,9 69,2 67,3 65,0 64,2 65,0 69,6 65,7 831,7 8 67,0 65,3 66,9 67,4 69,5 64,8 68,2 70,0 86,7 72,8 66,1 66,8 831,5 9 72,6 71,5 68,3 65,6 65,2 66,0 72,2 74,5 84,3 69,1 67,7 67,4 844,4 10 72,8 67,7 69,1 68,6 65,3 66,2 68,6 67,2 69,6 71,2 70,7 64,9 821,9 TOTAL 8.360,7

Dari praktikum pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM) yang dilakukan di perempatan sebelah utara Banjar Lantang bejuh, Sesetan didapatkan data seperti diatas. Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan seperti dibawah ini.

1. Mean

Diketahui : Jumlah seluruh data = 8.360,7 Banyakya data = 120 Ditanya : Mean =…….? Hitungan :

(4)

2. Median

Untuk mencari nilai median diperlukan terlebih dahulu mengurutkan data. Berikut adalah urutan dari data pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter.

fk 64,2 64,2 64,8 64,9 65,0 65,0 65,2 65,3 65,3 65,3 65,6 65,7 12 65,7 65,7 66,0 66,0 66,1 66,2 66,3 66,5 66,8 66,9 66,9 67,0 24 67,1 67,2 67,3 67,3 67,4 67,4 67,5 67,7 67,7 67,7 67,8 68,0 36 68,0 68,0 68,1 68,1 68,2 68,2 68,2 68,2 68,2 68,3 68,5 68,6 48 68,6 68,6 68,6 68,7 68,7 68,8 68,8 69,0 69,0 69,1 69,1 69,1 60 69,2 69,2 69,3 69,5 69,5 69,5 69,6 69,6 69,6 69,6 69,6 69,6 72 69,7 69,7 69,7 69,7 69,7 69,9 70,0 70,1 70,2 70,2 70,3 70,3 84 70,4 70,5 70,6 70,7 70,9 71,0 71,2 71,2 71,3 71,5 71,5 71,6 96 71,7 71,8 71,8 71,9 72,1 72,2 72,2 72,3 72,3 72,6 72,7 72,8 108 72,8 72,9 73,2 74,5 75,1 75,3 75,8 76,0 76,7 79,1 83,4 84,3 120 Median = 69,15 3. Modus

Dari data diatas, angka yang paling sering muncul adalah 68,2; 69,6; dan 69,7 dB. b. Pembahasan

Dari praktikum pengukuran kebisingan yang dilakukan di perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh, Sesetan dapat diketahui bahwa nilai:

1. Mean = 69,6 dB 2. Median = 69,1 dB

3. Modus = 68,2; 69,6; dan 69,7 dB

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh, Sesetan tida melebihi Nilai Ambang Batas menurut Kepmenaker No. 51/Men/1999, yaitu sebesar 85 dB

(https://qhseconbloc.files.wordpress.com). Jadi tingkat kebisingan di perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh, Sesetan tidak terlalu berisiko datidak menimbulkan ketulian bagi penggunba jalan. Kebisingan yang terjadi di titik ini terjadi karena suara dari pengguna jalan yang berlalu lalang.

VI. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Dari praktium yan telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Dalam pengukuran kebisingan yan telah dilakukan, kami menggunakan Sound Level Meter RION tipe NA-24.

b. Dalam praktikum pengukuran kebisingan didapatkan hasil, yaitu mean = 69,7 dB, median = 69,15 dB, dan modus = 68,2; 69,6; dan 69,7 dB.

(5)

kebisingan yaitu sebesar 85 dB, jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan di perempatan sebelah Banjar Lantang bejuh tidak melebihi nilai ambang batas da tidak menimbulkan ketulian bagi pengguna jalan.

2. Saran

a. Saran Bagi Mahasiswa

Sangat disarankan untuk mempersiapkan alat dan bahan dengan sebaik-baiknya dan sangat disarankan untuk mengetahui dan terampil dalam pengoprasian Sound Level Meter, serta dalam pengukuran sangat disarankan untuk tidak berbicara dalam proses pengukuran.

b. Saran Bagi Masyarakat

Sebaiknya masyarakat mengunakan APD yaitu penutup telinga apabila berkendara, serta sangat dihimbau bai pengendara agar tidak menggunakan kendaraan yang bersuara bisin baik yan tidak dimodifikasi maupun yang telah dimodifikasi.

Daftar Pustaka

http://diilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-primanitam-6545-3-babii.pdf

Menyetujui Pembimbing Praktikum

(Dewa Ayu Agustini Posmaningsih, SKM., M.Kes) NIP. 197608211998032001

Denpasar, 22 September 2014 Praktikan

(I Putu Suyadnya Putra Utama) NIM. P07133013012

Referensi

Dokumen terkait

Air tanah memiliki sifat fisik yang berbeda-beda di setiap tempat yang mempengaruhi lahirnya getaran yang kemudian menimbulkan kebisingan (noise) pompa yang akan

Jika kecepatan pompa dekat dengan kecepatan kritis lateral, kebisingan dapat dihasilkan oleh getaran yang tinggi yang dihasilkan dari ketidakseimbangan atau keausan

4.2.3 Persyaratan Standar Baku Mutu Kebisingan Berdasarkan Tabel .20, tingkat kebisingan yang terjadi di depan Lippo plaza sudah melebihi dari ambang batas yang telah di