• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELARUTAN SENYAWA ORGANIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan dan senyawa. Di antara banyaknya hal yang dipelajari dalam ilmu kimia tersebut tentu kita mengenal bagiannya yang disebut kimia organik dimana cabang ini mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur karbon dan hidrogen, oksigen, dan nitrogen. senyawa organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas, karene memiliki kemempun untuk mengadakan ikatan kofalen yang kuat dengan sesamanya. Atom-atom karbon dapat membentuk rantai lurus, bercabang, atau bentuk cincin. Kemungkinan penyusunan ikatan yang tak terbatas agar atom karbon tersebut menyatakan tingginya keragaman senyawa karbon.

Senyawa organik banyak digunakan dalam bentuk larutan yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namun, tidak semua senyawa organik dapat larut dalam satu jenis pelarut yang sama, ada beberapa sifat kelarutan yang dalam pelarut inert (air, alkohol, eter, dan hidrokarbon) dan pelarut aktif, secara kimia tergantung pada struktur molekulnya. Sehingga secara kuantitatif dapat meramalkan penggolongan kelarutan senyawa organik berdasarkan struktur zat terlarut secara sifat fisik dan kimia zat pelarut.

Kelarutan dalam sebuah pelarut diramalkan berdasarkan hukum kelarutan like dissolved like. Dimana senyawa polar larut dalam pelarut

(2)

polar begitupun sebaliknya senyawa nonpolar larut dalam senyawa nonpolar. Dalam kelarutan senyawa organik dengan suatu larutan dapat memberikan informasi tentang klasifikasi larutan yang bersifat basa. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah percobaan “sifat-sifat kelarutan senyawa organik”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah: 1. Bagaimana sifat-sifat kelarutan senyawa organi ?

2. Bagaimana perbandingan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut?

C. Tujuan

Tujuan dari percibaan ini adalah:

1. Untuk mengetahui sifat-sifat kelarutan senyawa organik

2. Untuk membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.

D. Manfaat

Manfaat yang akan dicapai pada percobaan ini adalah: 1. Dapat mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik

2. Dapat membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.

(3)

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan pelarut. Komponen dapat berupa gas, cair, atau padat. Pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka disebut pelarut. Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifat-sifat air seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang dimiliki pelarut lain. Sifat ini menempatkan air sebagai pelarut universal. Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Chang, 2010).

Kelarutan sebagai besar disebabkan oleh polaritas dari pelarutnya yaitu dari momendipolnya. Namun hildebrand membuktikan bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton dan lain-lain dan mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan elektrolit pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memisahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut non polar (Martin,1993).

(4)

Etanol merupakan zat cair tidak berwarna, berbau spesifik mudah terbakar dan mudah menguap dapat bercampur dengan air dengan segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik maupun anorganik, bahan industri, asam cuka, ester, spiritus, asetaldehid, anti septik, dan sebagai bahan baku pembuatan eter denetil ester. Heksana adalah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. Awalan heks merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran – ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tinggal yang menghubungkan atam-atom karbon tersebut. Dalam keadaan standar senyawa cairan ini merupakan cairan tak bewarna yang tidak larut dalam air (Munawaroh, 2010).

Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit, dan minyak kelapa. Fakta bahwa, ketika minyak seperti ini yang dipanaskan untuk perpanjangan waktu (penyalahgunaan), mengalami oksida (degradasi) dan menimbulkan oksida. Banyak dari hidroperoksida, epoksida, dan polimer zat (Wiratmaja, 2010).

Ikatan hidrogen dapat membentuk fase baru dan menghasilkan suatu senyawa baru dalam ikatannya dengan atom lain seperti atom C, N, O maupun ikatannya dengan atom hidrogen sendiri, antara lain dalam pembentukan benzena, air, amonik dan lain-lain. Pada ikatan hidrogen tersebut terdapat karakteristik proton penyusun atomnya, yaitu gerakan-gerakan dinamis proton dalam ikatan tersebut sehingga dapat diketahui perilaku proton dalam keadaan tertentu. Ikatan hidrogen dalam molekul H2O merupakan ikata kovalen, kajian

(5)

kepadatan diperlukan untuk mengetahui bagaimana keadaan ideal dari molekul tersebut (Kurniawan, 2005).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum sifat-sifat kelarutan senyawa organik dilaksanakan pada

(6)

-dimasukan masing-masing kedalam 10 tabung reaksi

-ditambahkan masing-masing 2 ml H2O, NaOH, HCl, H2SO4, etil asetat, butanol, benzen, glukosa, karbon tetraklorida, dan metanol

-dikocok kuat-kuat

-diamati perubahan yang terjadi

-dimasukan masing-masing kedalam 10 tabing reaksi

-ditambahkan masing-masing 2 ml H2SO4, NaOH, etil, butanol, benzen, asam asetat, glukosa, CCl4, HCl, dan metanol

-dikocok kuat-kuat

-diamati perubahan yang terjadi

Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi 10 buah, rak tabung, pipet tetes, dan gelas kimia.

3. Bahan

Bahan yang digunaka pada percobaan ini adalah air, natrium hidroksida, asam sulfat, etilasetat, butanol, benzen, asam asetat, glukosa, karbon tetraklorida, asam klorida, dan metanol.

C. Prosedur Kerja

1. Kelarutan dalam Airerjadi

Hasil Pengamatan 2. Kelarutan dalam Natrium Hidroksida

1 ml H2O

(7)

-dimasukan masing-masing kedalam 10 tabing reaksi

-ditambahkan masing-masing 2 ml H2SO4, NaOH, etil, butanol, benzen, asam asetat, glukosa, CCl4, HCl, dan metanol

-dikocok kuat-kuat

-diamati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan

3.Kelarutan dalam Asam Klorida

Hasil Pengamatan

4.Kelarutan dalam Asam Sulfat

Hasil Pengamatan 1 ml HCl

-dimasukan masing-masing kedalam 10 tabing reaksi

-ditambahkan masing-masing 2 ml H2SO4, NaOH, etil, butanol, benzen, asam asetat, glukosa, CCl4, HCl, dan metanol

-dikocok kuat-kuat

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No. Senyawa Kelarutan Dalam

H2O NaOH HCl H2SO4 1 H2SO4 √ √ √ — 2 NaOH √ — √ √ 3 HCl √ √ √ √ 4 CH3COOH √ √ √ √ 5 Butanol — — — — 6 Metanol √ √ √ x 7 Etilasetat — — √ — 8 Benzen — — √ — 9 Glukosa √ √ √ √ 10 Karbontetraklorida — — — — 2.Reaksi

(9)

H2SO4 + H2O 2H+ + SO4 2-HCl + H2O H+ + Cl -NaOH + H2O Na+ + OH

-CH3COOH + H2O CH3COO- + H+ CH3OH + H2O CH3O- + H+ C4H9OH + H2O

C6H12O6(aq) + H2O C6H12O6(aq) C2H5-COOH+ H2O

CCl4+ H2O C6H6+ H2O

b. Reaksi terhadap NaOH

H2SO4 +2NaOH Na2SO4 + 2H2O HCl +NaOH NaCl + H2O

CH3COOH +NaOH CH3COONa + H2O CH3OH + NaOH CH3ONa + H2O C4H9OH + NaOH C6H12O6 + NaOH C2H5-COOH+ NaOH CCl4+NaOH C6H6+NaOH c. Reaksi terhadap HCl H2SO4 +HCl

NaOH+HCl NaCl + H2O CH3COOH +HCl CH3OH + HCl C4H9OH + HCl C6H12O6 + HCl C2H5-COOH+ HCl CCl4+HCl C6H6+HClC6H6Cl d. Reaksi terhadap H2SO4

HCl +H2SO4

2NaOH+H2SO4 Na2SO4 + 2H2O CH3COOH +H2SO4 CH3OH + H2SO4 C4H9OH + H2SO4 C6H12O6 + H2SO4 C2H5-COOH+ H2SO4 CCl4+H2SO4 C6H6+H2SO4

(10)

B. Pembahasan

Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki atom karbon sebagai salah satu unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat dan oksida. Kelarutan dari senyawa organik dalam pelarut inert (air, alkohol, eter, dan hidrokarbon) dan dalam pelarut aktif, secara kimia tegantung pada struktur molekulnya. Sehingga secara kualitatif dapat meramalkan penggolongan kelarutan senyawa organik berdasarkan struktur zat terlarut serta sifat fisik dan kimia zat pelarut. Kelarutan dalam sebuah pelarut diramalkan berdasarkan hukum kelarutan like dissolve like.

Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar electron yang mempunyai kutub pada unsur-unsutnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Sedangkan senyawa nonpolar adalah senyawa yang tidak mempunyai kutub. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama atau hampir sama.

Pengujian kelarutan dilakukan dengan beberapa senyawa organik dalam beberapa jenis pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu air, natrium hidroksida, asam klorida, dan asam sulfat. Berdasarkan kepolarannya H2O, NaOH, HCl, dan H2SO4 maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar begitupun dengan senyawa yang bersifat nonpolar akan larut dalam pelarut polar.

Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini yakni glukosa menjukan kelarutan pada segala jenis pelarut. Kelarutan suatu solute dalam sejumlah solven selain dipengaruhi kepolaran, juga dipengaruhi oleh kemampuan

(11)

untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul pelarut. Glukosa merupakan senyawa nonpolar, dimana glukosa dibentuk oleh ikatan kovalen dan muatan dielektrinya adalah nol karena kecilnya perbedaan keelektronegatifitasnya. Bila berpatokan pada prinsip like dissolves like maka glukosa seharusnya hanya dapat larut dalam pelarut nonpolar. Namun, karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hidrogen melalui atom oksigeb pada gugus glukosa yang melakukan ikatan dengan atom H pada air sehingga glukosa dapat larut dengan pelarut air, NaOH, HCl dan H2SO4.

Asam asetat, asam sulfat, natrium hidrokarbon, dan asam klorida menunjukan kepolaritasannya dalam kelarutan dalam pelarut pada pelarut, dimana bahan-bahan uji ini hanya larut dalam pelarut polarnya. Kecenderungan suatu zat untuk larut sempurna dalam pelarutnya dipengaruhi oleh keasaman polaritas. Keasaman zat tersebut untuk berubah menjadi kutub-kutub yang berupa kation dan anion dan membentuk suatu zat baru dengan melakukan ikatan antar kutub. Pada asam asetat, asam klorida, asam sulfat, dan natrium hidrokarbon, ikatan antar atomnya dibentuk dari ikatan ionik atau kovalen polar. Dimana ikatan ionik apabila diputuskan maka atom yang memiliki tingkat elektronegatif lebih tinggi akan bermuatan negatif dan atom lainnya akan bermuatan positif, ketika dua zat ini dicampurkan maka bagian parsial positif akan menarik bagian parsial negatif untuk membentuk ikatan baru sehingga dihasilkan zat baru.

Turunan alkohol yaitu metanol dan butanol, berdasarkan hasil percobaan ini diperoleh data yang menunjukan bahwa butanol tidak larut pada pelarut yang disediakan yakni air, asam sulft, asam klorida, dan natrium hidrokarbon.

(12)

Kelarutan dapat dipengaruhi oleh keasaman struktur yang membentuk molekulnya. Molekul air ibentuk oleh atom H dan O dan alkohol juga dibentuk oleh atom H dan O oleh sebuah ikatan sigma. Adanya gugus OH ini membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama dengan polaritas air. Namun kepolaritasan yang dimiliki oleh senyawa-senyawa alkoholat nonpolar tidak akan sebanding dengan polaritas air , hal ini dipengaruhi oleh kehadiran gugus alkil pada molekulnya, seperti yang diketahui gugus alkil merupakan gugus nonpolar, semakin panjang alkil yang dimiliki oleh suatu senyawa maka semakin besar sifat nonpolarnya. Pada metanol gugus alkil yang kedua senyawa ini memiliki tidak begitu panjang dan merubah tingkat keelektronegatifan sehingga metanol dapat larut dalam pelarut polar. Butanol berbeda dengan metanol yang dapat larut dealam pelarut polar, dimana butanol ini tidak dapat larut dalam bahan-bahan pelarut polar. Hal ini dipengaruhu karena butanol memiliki rantai karbon yang panjang sehingga sulit untuk larut dalam pelarut-pelarut poolar baik dalam air, asam sulfat, asam klorida, dan natrium hidrokarbon.

Kelarutan etil asetat sabagai senyawa nonpolar sudah dipastikan akan larut dalam senyawa nonpolar. Hal ini terbukti pada pencampuran etil asetat yang tidak larut dalam pelarut air, natrium hidrokarbon, dan asam sulfat yang ditandai dengan terbentuknya dua lapis cairan apabila dilarutkan dalam pelarut polar. Terbentuknya dua lapisan cairan oleh senyawa polar dan nonpolar ini dipengaruhi oleh ikatan yang terbentuk. Nonpolar hanya dapat berikatan antar alkil sehingga ketika dicampurkan senyawa polar yang umumnya tidak memiliki rantai alkil tidak dapat diikat oleh senyawa nonpolar. Pada pencampuran etil asetat dengan

(13)

asam klorida dapat larut. Seharusnya etil asetat hanya akan larut dalam pelarut non polar tidak pada pelarut polar. Hal ini dipengaruhi karena adanya kesalah dalam pencampuran senyawa.

Pengamatan kelarutan pada benzen dan karbon tetraklorida dengan pelarut polar baik pada air, asam klorida, asam sulfat, dan natrium hidrokarbon menunjukan bahwa benzen dan karbon tetraklorida tidak dapat larut dalam pelarut polar, ditunjukan dengan terbentuknya dua lapis cairan. Hal ini terjadi karena benzen dan karbon tetraklorida merupakan pelarut non polar sehingga tidak dapat larut dalam pelarut polar, kenyataan ini sesuia dengan teori like dissolve llike yang menyatakan bahwa pelarut polar hanya akan larut dalam larutan polar begitupun pelarut non polar hanya akan larut dalam larutan non polar.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sifat –sifat kelarutan senyawa organik pada percobaan ini terbagi 3 yaitu : a. Semi Polar = asam sulfat, air, asam klorida, natrium hidroksida

b. polar = asam asetat, metanol, glukosa,

c. Non polar = Butanol, CCl4, etil asetat, petroleum benzen

2. Berdasarkan tingkat kelarutannya suatu senyawa dikatakan dapat larut jika sesuai dengan sifatnya masing yaitu polar-polar, polar-semipolar (terkhusus untuk atom karbon dengan jumlah maksimum 2 untuk asam lemah), semi polar – semi polar dan non polar - non polar.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Purut ( Citrus hysrixs D.C)” dengan pelarut etanol dan N-heksanan. Jurnal Kopetensi Tekhnik. Vol. 2(1).

Wiratmaja. I.G., I Gusti. BWK., I Nyoman. SW. 2011. “Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Chang. Raymond. 2010. Kimia Dasar Jilid 1. Erlangga: Jakarta Kurniawan. Y., Muhammad. N. 2008.” Studi Pemodelan Dinamika

Proton dalam Ikatan Hidrogen H2O Padatan Satu Dimensi”. Jurnal Fisika. Vol. 8 (3)

Martin. 1993. Kimia Dasar Jilid 3. Erlangga: Jakarta

Munawaroh. S., Prima. AH. 2010. “ Ekstrasi Minyak Daun Jeruk Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan Baku”. Jurnal Ilmiah Tekhnik Mesin. Vol. 5(1).

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh perendaman asam organik terhadap kelarutan mineral dilakukan dengan cara memasukkan sampel ke dalam asam organik yang telah disiapkan dengan perbandingan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetiltrimetilammonium bromida (CTAB), ammonium tiosulfat, natrium hidroksida, asam klorida, asam sulfat dari merck

Senyawa turunan hidrokarbon yang dimaksud adalah haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat, ester, dan amina.. Anda juga tentu telah mengetahui bahwa di antara

pelarut.Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur,seperti benzene,karbon tetraklorida atau kloroform dengan

Pengaruh perendaman asam organik terhadap kelarutan mineral dilakukan dengan cara memasukkan sampel ke dalam asam organik yang telah disiapkan dengan perbandingan

Jika suatu senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam larutan 10% NaOH, maka dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut lebih asam daripada air dan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetiltrimetilammonium bromida (CTAB), ammonium tiosulfat, natrium hidroksida, asam klorida, asam sulfat dari merck

Pada senyawa yang mengalami eksitasi n   *, misalnya aseton, bila diukur dalam pelarut non polar heksana, kemudian pelarut diganti dengan pelarut polar etanol, akan terjadi efek