• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK.pdf"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 PERCOBAAN II

SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

OLEH :

NAMA : NUR MUSLIMAH HAMSA

NIM : F1F1 13 135

KELAS : C

KELOMPOK : V (LIMA)

GRUP : I (SATU)

ASISTEN : LELY SULFIANI SAULA

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI 2014

(2)

SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini, yaitu:

1. Mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik.

2. Membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.

B. LANDASAN TEORI

Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya (Pinalia, 2011).

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut seperti etanol, metanol, etil asetat, heksana, dan air mampu memisahkan senyawa-sennyawa yang penting dalam suatu bahan. Pemilihan pelarut yang akan dipakai dalam proses ekstraksi harus memperlihatkan sifat kandungan senyawa yang akan diisilasi. Sifat yang penting adalah polaritas dan gugus polar suatu senyawa. Prinsipnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya, sehingga akan mempengaruhi sifat fisikokimia ekstrak yang dihasilkan (Septiana, 2012).

Senyawa-senyawa organik yang dapat digunakan sebagai indikator dalam titrasi mempunyai karakteristik yaitu senyawa memberikan perubahan warna terhadap perubahan suasana pH larutan. Perubahan warna dapat terjadi melalui proses kesetimbangan bentuk molekul dan ion dari senyawa

(3)

indikator tersebut. Sebagai contoh senyawa phenol phtalin (PP) akan mengalami perubahan kesetimbangan ion yang diikuti perubahan warna dari tak berwarna pada kondisi asam menjadi merah pada kondisi basa (Purwono, 2009).

Etanol dan air memiliki kemampuan untuk bercampur pada berbagai komposisi. Oleh karena itu sangat menarik apabila dikaji sifat-sifat termodinamik sistem biner etanol-air pada berbagai variasi komposisi (Isana, 2011).

Ethanol merupakan alkohol yang ramah lingkungan dan paling sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Ethanol umumnya digunakan sebagai pelarut, campuran minuman dan bahan aditif bahan bakar dengan tingkat kemurnian tertentu. Metode adsorpsi adalah metode yang sederhana untuk pemurnian ethanol. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan adsorben dan karakterisasi dari lumpur lapindo sebagai media pemurni ethanol (Arista, 2011).

(4)

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunaka pada percobaan ini, yaitu: - Tabung reaksi

- Gelas kimia - Pipet tetes - Gegep 2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu: - Bensin - Solar - Pertamax - Minyak goreng - Minyak tanah - Metanol - Etanol - Air

(5)

3. Uraian Bahan

1. Air (Ditjen POM, 1989)

Nama : Air Suling

Sinonim : Aqua Destilata Berat Molekul : 18, 02

Rumus Molekul : H2O Rumus Struktur : H - 0 - H

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai pelarut.

2. Metanol (Ditjen POM, 1989)

Nama : Methanol

Sinonim : Methanol

Berat Molekul : 32 gr/mol Rumus Molekul : CH3OH Rumus Struktur : CH3-OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih, tidak berwarna

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai pereaksi.

(6)

3. Etanol (Ditjen POM, 1979)

Nama : Aethanolum

Sinonim : Alkohol ; Etanol Berat Molekul : 46,068 g/mol Rumus Molekul : C2H6OH

Rumus Struktur : CH3– CH2– OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jerni, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.terlindung dari cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api. Kegunaan : Sebagai pereaksi

(7)

D. PROSEDUR KERJA

1. Uji kelarutan dalam bensin

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, , etanol, metanol, dan air

Larut dalam bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, dan metanol 2. Uji kelarutan dalam solar

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, , etanol, metanol, dan air

Larut dalam bensin, solar, pertamax, minyak goring, minyak tanah, dan etanol. Bensin

(8)

3. Uji Kelarutan dalam pertamax

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax, minyak tanah, minyak goreng, etanol, metanol, dan air

Larut dalam bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, dan etanol

4. Uji kelarutan dalam minyak tanah

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air

Larut dalam bensin, solar, pertamax, minyak goreng, dan minyak tanah. Pertamax

(9)

5. Uji kelarutan dalam minyak goreng

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, etanol, metanol, dan air

Larut dalam bensin, pertamax, minyak goreng, dan minyak tanah.

6. Metanol

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax minyak tanah, minyak goring, metanol, etanol dan air

Larut dalam bensin, metanol, atanol, dan air. Minyak Goreng

(10)

7. Etanol

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax minyak tanah, minyak goreng, metanol, etanol, dan air

Larut dalam bensin, pertamax, metanol, etanol, dan air.

8. Air

- Dipipet

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi - Ditambahkan bensin

- Diamati kelarutannya

- Tahap diatas diulangi untuk penambahan solar, pertamax minyak tanah, minyak goreng, metano, etanol, dan air

Larut dalam metanol, etanol, dan air. Etanol

(11)

E.HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Hasil Pengamatanm.

Bahan Bensin Solar Pertamax M. Goreng M. Tanah Metanol Etanol Air

Bensin       X X Solar    X  X X X Pertamax        X M. Goreng  X    X X X M. Tanah      X X X Metanol  X X X X    Etanol  X  X X    Air X X X X X    Keterangan : X : tidak larut  : larut

(12)

F. PEMBAHASAN

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda.

Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut. Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki atom karbon sebagai salah satu unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Senyawa organik banyak digunakan dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namun, tidak semua senyawa organik dapat larut dalam 1 jenis pelarut yang sama, ada beberapa sifat kelarutan yang berbeda pada setiap senyawa organik.

Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk dapat bercampursecara sempurna dengan suatu pelarut tertentu. Secara umum, dikatakan larutanapabila zat terlarut dan perlarutnya berada dalam fase yang sama, sehingga sifat-sifatnya sama diseluruh cairan. Campuran ini disebut juga campuran homogen.Tetapi suatu pelarut tertentu dicampur kemudian

(13)

membentuk 2 lapisan, makacampuran merupakan campuran dua fase atau biasa disebut dengan campuran heterogen

Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur unsurnya.Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Salah satu ciri pelarut polar yaitu dapat larut dalam air dan pelarut lain

Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. Salah satu ciri pelarut non polar yaitu dapat larut dalam air dan pelarut lain.

Prinsip yang digunakan pada praktikum ini adalah prinsip Like dissolve like. Sebuah prinsip kelarutan di mana, suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Di dalam prinsip ini suatu zat sangat larut dalam suatu pelarut apabila mempunyai struktur yang sangat mirip misalnya alcohol larut dalam air, kemudian suatu senyawa yang memiliki rantai cabang lebih mudah larut dalam pelarut dari pada yang mempunyai rantai isomernya.

Percobaan ini mencoba memahami kelarutan beberapa senyawa organik.Karena yang kita ketahui senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung karbon (C). Kelarutan menyatakan secara kulaitatif dari proses larutan. Yaitu menyatakan jumlah maksum yang dapat terlarut dalam

(14)

sejumlah tertentu zat terlarut atau larutan.Kelarutan suatu solut dalam sejumlah solven selain dipengaruhi oleh kepolaran, juga dipengaruhi oleh kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul pelarut.Dalam prinsip like dissolves like dijelaskan bahwa kelarutan dapat dipengaruhi oleh kesamaan struktur yang membentuk molekulnya.

Percobaan ini menggunakan 8 sampel yaitu bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, dan etanol, dan air. Pada saat bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, dan etanol, dan air dicampurkan masing-masing bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, dan etanol, dan air. Ada beberapa larutan bercampur dan ada beberapa larutan yang tidak bercampur.

Sampel bensin dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air . Bensin tidak larut ketika dicampur dengan etanol, dan air. Solar dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air. Solar tidak larut ketika dicampur dengan minyak goreng, metanol, etanol dan air. Pertamax dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air. Pertamax tidak larut ketika dicampur dengan air.

Minyak goreng dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air Minyak goreng tidak larut ketika dicampur dengan solar, metanol, dan air. Minyak tanah dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah,

(15)

metanol, etanol, dan air. Minyak tanah tidak larut ketika dicampur dengan metanol, etanol, dan air. Metanol dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air. Metanol tidak larut ketika dicampur dengan solar, pertamax, minyak goreng, dan minyak tanah. Etanol dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air. Etanol tidak larut ketika dicampur dengan solar, minyak goreng, dan minyak tanah. Air dicampur masing-masing pada bensin, solar, pertamax, minyak goreng, minyak tanah, metanol, etanol, dan air. Air tidak larut ketika dicampur dengan bensin solar, pertamax, goreng, dan minyak tanah.

Sampel yang dicampurkan dengan pelarut lain tidak larut karena semua senyawa tersebut merupakan senyawa polar dan memiliki rumus struktur yang tidak mirip sehingga tidak larut, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena perbedaan larutan senyawa, dimana bensin merupakan larutan senyawa nonpolar sedangkan air, etanol, dan metanol merupakan larutan senyawa polar. Tidak larutnya larutan yang dicampur ditandai dengan terbentuknya 2 lapisan cairan oleh senyawa polar dan senyawa nonpolar ini dipengaruhi oleh ikatan yang dibentuk.

Larutan non polar hanya dapat berikatan antar alkil, sehingga ketika dicampurkan, senyawa polar yang umumnya tidak memiliki rantai alkil tidak dapat diikat oleh senyawa nonpolar.Begitupun senyawa polar yang dapat berikatan apabila ada ion bermuatan yang dihasilkan atau adanya atom yng lebih elekronegatif menarik atom H dan membentuk jembatan hidrogen.

(16)

Dimana sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam praktikum ini yaitu prinsip like dissolve like dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar.Namun, berbeda halnya ketika bensin, solar, pertamaks, minyak tanah, minyak goreng dicampurkan masing-masing metanol, etanol dan air. Ketika bensin, solar, pertamaks, minyak tanah, minyak goreng di campurkan dengan ketiga larutan tersebut maka larutannya tidak larut.

Pengetahuan mengenai kelarutan sangat diperlukan dalam bidang farmasi. Pengetahuan mengenai sifat-sifat kelarutan senyawa organik digunakan oleh apoteker dalam membuat dan meracik obat sehingga obat menyenangkan untuk dikonsumsi, selain itu pula digunakan apoteker untuk memperkirakan efek terapi dari obat tersebut, apakah onset yang dihasilkan cepat atau lambat berdasarkan daya larutny dalam lemak tubuh.

(17)

G. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum ini, yaitu :

1. Senyawa organik dapat larut dalam pelarut polar dan non polar. Kelarutan senyawa organik tergantung pada kemampuan senyawa organik untuk membentuk ikatan hidrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingga dapat larut dalam senyawa polar.

2. Tingkat kelarutan senyawa organik yaitu glukosa > (metanol, etanol, klorofm, asam asetat) > (n-heksan, parafin, minyak goreng) > butanol.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arista Feby dkk, 2011, Pembuatan dan Karakterisasi Adsorben Dari Lumpur Lapindo Untuk Pemurnian Ethanol, Jurnal Industri, Vol. 1, No. 1 Hal : 1-6, ITS Surabaya Indonesia, Surabaya.

Isana, 2011, Sifat Termodinamik Sistem Biner Etanol-Air, Jurnal Kimia, Vol. 1 No. 1 Hal : 1-7.

Pinalia, Anita, 2011, Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat (AP), Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 6 No. 2 Hal : 67-70.

Purwono. Bambang dkk, 2009, Pembuatan Senyawa Turunan Azo dari Eugenol dan Penggunaannya sebagai Indikator Titras, Jurnal Kimia, Vol. 9 No. 1 Hal:95-98, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Septiana. Tri. Aisyah dkk, 2012, Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut Coklat Sargassum Duplicatum Menggunakan Berbagai Pelarut dan Metode Ekstraksi, Jurnal Agrointek, Vol. 6 No. 1 Hal : 22-28, Universitas Jendral Soedirman, Purwekerto.

(19)
(20)

Filename: SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK.docx

Directory: E:\kadar sari

Template: C:\Users\user\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: USER Keywords: Comments: Creation Date: 6/13/2014 5:31:00 AM Change Number: 11

Last Saved On: 6/8/2015 6:52:00 PM

Last Saved By: Cahaya Computer

Total Editing Time: 58 Minutes

Last Printed On: 6/8/2015 6:53:00 PM

As of Last Complete Printing Number of Pages: 19 Number of Words: 2,152

Referensi

Dokumen terkait

edulis bersifat semi polar, hal ini dikarenakan senyawa tersebut larut dalam pelarut etil asetat yang memiliki sifat semi polar, terbukti dari hasil pengujian

Berdasarkan kepolaran dan kelarutan, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut

memiliki sifat non polar akan larut dalam pelarut non polar, senyawa yang. memiliki sifat semi polar akan larut dalam pelarut semi polar, dan

Akan tetapi menurut literatur bahwa senyawa golongan alkohol, alkanon (aseton) memiliki sifat dapat larut dalam air (polar) berbeda dengan yang

Minyak adalah suatu senyawa yang bersifat non polar dan tidak larut pada pelarut polar seperti Na 2 SO 3 1%, Alkohol 70%, dan Aquades.. Minyak larut dalam senyawa non polar

Pada senyawa yang mengalami eksitasi n  *, misalnya aseton, bila diukur dalam pelarut non polar (heksana), kemudian pelarut diganti dengan pelarut polar

Pelarut yang digunakan pada eksperimen ini bersifat non-polar memiliki kelarutan yang tinggi pada polimer poli isobutilen (PIB) yang bersifat non-polar dan memiliki kelarutan

Pada senyawa yang mengalami eksitasi n   *, misalnya aseton, bila diukur dalam pelarut non polar heksana, kemudian pelarut diganti dengan pelarut polar etanol, akan terjadi efek