• Tidak ada hasil yang ditemukan

Business Plan Ayam Broiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Business Plan Ayam Broiler"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Ibnu

R

ach

m

an

T

anjung

(8

2

1

5

0

6

7

7

1

7

)

2010

Bus

in

ess Pla

n

Ayam pedaging mempunyai potensi ekonomi yang tinggi baik sebagai ternak potong maupun ternak bibit. Selama ini ayam pedaging dapat memenuhi kebutuhan daging untuk lokal. Seperti rumah tangga, hotel, restoran, industri pengolahan, perdagangan antar pulau.

Ibnu Rachman Tanjung 8215 06 7717 0856 9586 8075 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

(2)

Page 2 of 27

Ringkasan Eksekutif

Dengan bermunculannya berbagai restoran baru,rumah makan baru, pasar-pasar baru dan pertambahan penduduk dari waktu ke waktu sangat memberikan harapan yang menjanjikan bagi usaha peternakan, khususnya yang menghasilkan daging.

Dari kenyataan seperti itu tercermin bahwa peluang usaha ayam pedaging cukup besar dan selalu ada tempat untuk penjualan daging ayam.

Ayam pedaging mempunyai potensi ekonomi yang tinggi baik sebagai ternak potong maupun ternak bibit. Selama ini ayam pedaging dapat memenuhi kebutuhan daging untuk lokal. Seperti rumah tangga, hotel, restoran, industri pengolahan, perdagangan antar pulau.

Baru – baru ini pun gejolak isu kesehatan nasional dan dunia membuat konsumsi daging di indonesia sempat merosot tajam, seperti halnya flu H5N1 yang juga kita kenal sebagai flu burung, walaupun flu ini serangan utamanya menyerang ternak burung, bukan saja semata – mata peternak burung yang bingung hendak berbuat apa, tapi hampir seluruh peternak dibuat kaget dengan konsumsi daging indonesia menurun tajam dalam beberapa bulan terakhir, hal ini pun menjadi salah satu peluang untuk peternak yaitu mengutamakan kuantitas ternaknya dengan menjual ayam sehat

(3)

Page 3 of 27

Deskripsi Umum

1. Nama perusahaan dan produk yang diproduksi

Selanjutnya nama usaha dinamakan For Him Chicken Farm Adapun hasil yang kami diproduksi :

1. Kulit sebagai bahan industri kemoceng, kerajinan, dll. 2. Tulang sebagai bahan – bahan perekat lem / lem 3. Daging ayam sebagai makanan

2. Latar belakang industri

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

Berdasarkan prosentase ekspor impor menunjukkan bahwa kebutuhan daging masih dirasa belum memenuhi target, kenyataan ini bisa dilihat dengan jelas pada jumlah permintaan dan persediaan daging. Ternyata kurang berimbang disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Laju pertumbuhan penduduk 2. Perluasan usaha baru 3. Kesadaran kebutuhan gizi

4. Meningkatnya kebutuhan masyarakat

Faktor lain yang mendukung kebutuhan ayam pedaging semakin meningkat karena disebabkan tingkat harga yang lebih rendah dibandingkan harga daging sapi,kerbau, dan kambing,padahal nilai kandungan gizinya hampir sejajar, jadi orang cenderung membeli ayam pedaging selain lebih ekonomis dagingnya pun lebih lunak dan dapat dimasak dalam beberapa macam masakan yang lezat dan khas masakan ayam.

(4)

Page 4 of 27 Kebutuhan konsumsi nasional pangan hewani dari daging ruminansia, daging ayam, telur dan susu pada tahun 1999 sebesar 1.665.745 ton, tahun 2002 sebesar 2.112.705 ton, tahun 2006 sebesar 2.794.010 ton dan tahun 2011 sebesar 4.265.971 ton.

Total produksi pangan hewani daging ruminansia, daging ayam, telur dan susu pada tahun 1999 sebesar 2.13.200 ton, tahun 2002 sebesar, 2.669.835 ton, tahun 2006 sebesar 3.096.025 ton dan tahun 2011 sebesar 3.741.622 ton

Perbandingan produksi dan konsumsi pada tahun 2011 produksi daging, telur dan susu sebesar 3.741.622 ton dan kebutuhan konsumsi sebesar 4.265.971 ton sehingga secara nyata tidak mampu tercukupi atau defisit 524.349 ton.

3. Keunikan Produk

1. Bebas penyakit umum ternak 2. Bebas flu burung

3. Bebas hama

4. Sertifikasi sehat dan halal Depkes secara berkesinambungan 5. Bebas TIREN

(5)

Page 5 of 27

Pemasaran

1. Riset dan analisis

1. Karakteristik pasar

Harga daging ayam broiler dipasaran bebas selalu berubah-ubah menurut situaasi dan kondisi pasar.Fluktuasi harga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Perubahan ekonomi masyarakat Perubahan harga bahan pokok Meningkatnya jumlah kebutuhan Pertambahan penduduk

2. Ukuran dan tren pasar

Perkembangan ayam ternak di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak - peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan. Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam ternak sangat rendah, ± 10 ekor/tahun. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam ternak, dapat meningkatkan produksi daging, serta dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.

3. Persaingan

Pesaing kita adalah peternak yang ada di wilayah JABODETABEK, namun bukan rumah potong dan ternak besar.

(6)

Page 6 of 27 4. Estimasi pangsa pasar

Perkembangan Rata-rata Harga Daging dan Telur Ayam,

Daging Sapi dan Ikan Air Tawar di Indonesia

Harga (Rp/kg) Inflasi

Tahun Daging Ayam Telur Ayam Daging Sapi Ikan Air Tawar (%/th)

1980

1.618

931

2.132

766

16,00

1981

1.686

977

2.444

921

7,10

1982

1.817

911

2.519

967

6,70

1983

2.041

1.089

2.600

946

11,50

1984

2.336

1.186

2.879

1.046

8,76

1985

2.516

1.148

3.130

1.027

4,31

1986

2.515

1.265

3.535

1.068

8,83

1987

2.140

1.379

4.141

1.085

8,90

1988

2.310

1.541

4.455

1.108

5,47

1989

2.352

1.753

4.650

1.237

5,97

1990

2.638

1.951

5.236

1.665

9,53

1991

2.944

1.948

6.094

2.238

9,52

1992

3.128

2.031

6.742

2.365

4,94

1993

3.379

2.277

7.419

2.504

9,77

1994

3.639

2.137

8.533

2.822

9,24

1995

4.799

2.253

9.965

3.369

8,64

1996

5.352

2.536

10.328

3.679

6,47

1997

5.127

2.838

11.645

3.760

11,05

1998

8.394

5.145

15.222

4.380

77,63

1999

11.058

7.194

22.068

7.364

2,01

2000

11.509

8.276

22.637

7.940

9,35

2001

12.019

7.045

30.442

7.843

12,55

2002

11.825

7.533

35.405

7.202

10,00

2003

11.837

6.923

36.758

7.306

5,10

2004

11.894

7.167

38.162

7.450

6,40

2008

23.490

18.459

42.560

(7)

Page 7 of 27

Populasi ternak (000 ekor) 2000-2008

Livestocks Population (000Head) 2000-2008 Ternak

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*)

Livestock

Sapi Potong/ Cattle 11,008 11,137 11,298 10,504 10,533 10,569 10,875 11,515 11,869 Sapi Perah/ Dairy Cattle 354 347 358 374 364 361 369 374 408

Kerbau/ Buffalo 2,405 2,333 2,403 2,459 2,403 2,128 2,167 2,086 2,192

Kuda/ Horse 412 422 419 413 397 387 398 401 411

Kambing/ Goat 12,566 12,464 12,549 12,722 12,781 13,409 13,790 14,470 15,806 Domba/ Sheep 7,427 7,401 7,641 7,811 8,075 8,327 8,980 9,514 10,392 Babi/ Pig 5,357 5,369 5,927 6,151 5,980 6,801 6,218 6,711 7,376 Ayam Buras/ Native Chicken 259,257 268,039 275,292 277,357 276,989 278,954 291,085 272,251 290,803

Ayam Ras Petelur/ Layer 69,366 70,254 78,039 79,206 93,416 84,790 100,202 111,489 116,474 Ayam Ras Pedaging/ Broiler 530,874 621,870 865,075 847,744 778,970 811,189 797,527 891,659 1,075,885

Itik/ Duck 29,035 32,068 46,001 33,863 32,573 32,405 32,481 35,867 36,931

Angka sementara/ Preliminary figures

Sumber/ Source: Direktorat Jenderal Peternakan/ Directorate General of Livestock Services

Dengan data diatas, Ayam Ras Pedaging/ Broiler mempunyai laju pertumbuhan yang belum signifikan dan juga daging kambing yang biasanya menjadi substitusi daging ayam.

2. Rencana Pemasaran 1. Strategi pasar

Sudah sebagai mana umumnya peternak bekerjasama dengan pihak pembibitan oleh karena itu distribution channel kita gunakan dari dan oleh pembibit, terlepas dari penawaran kita terhadap :

Pedagang pasar induk, rumah makan, hotel, dll.

Pasar utamanya adalah kota - kota besar seperti kota metropolitan Jakarta dan sekitarnya. Konsumen untuk daging di Indonesia dapat digolongkan ke dalam beberapa segmen yaitu :

(8)

Page 8 of 27 Konsumen akhir, atau disebut konsumen rumah tangga adalah pembeli-pembeli yang membeli untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individunya. Golongan ini mencakup porsi yang paling besar dalam konsumsi daging, diperkirakan mencapai 98% dari konsumsi total.

Mereka ini dapat dikelompokkan lagi ke dalam sub segmen yaitu : Konsumen dalam negeri ( Golongan menengah keatas)

Segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih belum memperhatikan kualitas tertentu sebagai persyaratan kesehatan maupun selera. Konsumen asing

Konsumen asing yang mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan dan sebagian pelancong ini porsinya relatif kecil dan tidak signifikan. Di samping itu juga kemungkinan terdapat konsumen manca negara yang selama ini belum terjangkau oleh pemasok dalam negeri, artinya ekspor belum dilakukan / jika dilakukan porsinya tidak signifikan.

Konsumen Industri

Konsumen industri merupakan pembeli-pembeli yang menggunakan daging untuk diolah kembali menjadi produk lain dan dijual lagi guna mendapatkan laba. Konsumen ini terutama meliputi: hotel dan restauran dan yang jumlahnya semakin meningkat Adapun mengenai tata niaga daging di negara kita diatur dalam inpres nomor 4 tahun 1985 mengenai kebijakansanakan kelancaran arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Di Indonesia terdapat 3 organisasi yang bertindak seperti pemasok daging yaitu :

a) KOPPHI (Koperasi Pemotongan Hewan Indonesia), yang mewakili pemasok produksi peternakan rakyat.

b) APFINDO (Asosiasi Peternak Feedlot (penggemukan) Indonesia), yang mewakili peternak penggemukan

c) ASPIDI (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia).

2. Kebijakan harga

Ayam broiler tipe B (hidup) 1,75 Kg ; Rp. 14.500,- Ayam broiler tipe A (hidup) 2 ≥ Kg ; Rp. 19.500,-

Harga ini tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu – waktu sesuai perkembangan pasar dan kami pun tidak memberikan potongan dalam

(9)

Page 9 of 27 pembelian jumlah banyak maupun sedikit, dengan demikian asas kerja profesionalisme kami tetap terjaga dan menghindari praktik kolusi dan nepotisme dilapangan.

3. Kebijakan promosi

Sehubungan dengan bisnis yang kami jalankan lebih bersifat Business to Business kami menggunakan jalur distribusi yang sudah ada seperti penawaran kepada Makro, Giant, Superindo dan juga pasar – pasar tradisional untuk pedagang menengah.

Untuk memperkuat pernyataan diatas berikut saya lampirkan analisi SWOT secara umum :

Strengths

a) No Competitive Pricing (Estimator planner konsumen bisa bekerja lebih kompeten).

b) Fasilitas terbaik menghasilkan kualitas terbaik.

c) Tenaga kerja ahli yang professional di bidang peternakan. d) Letak pool yang strategis.

e) Sistem manajemen yang baik dan mendukung kelancaran usaha.

f) Menawarkan data privacy dan kenyamanan transaksi via DO (Delivery Order) yang tidak bisa didapat di peternakan pada umumnya.

g) Melayani dengan waktu singkat dan hasil yang memuaskan, karna kami mengerti waktu anda sangat berharga.

Weaknesses

a) Tidak melayani pelanggan luar jabodetabek.

b) Bagi pelanggan awal, harus mensetujui perjanjian umum untuk kecelakaan kerja pada saat pengambilan barang hingga ketempat tujuan bukan menjadi tanggung jawab For Him Chicken Farm, baik dari segi barang yang diangkut maupun karyawan dan kendaraannya.

Opportunity

a) Dengan tingginya laju permintaan daging ayam berkualitas dan rendahnya pertumbuhan grafik Ayam broiler di jabodetabek.

b) Sebagai Broiler specialist yang kompeten dan hanya menjual ayam broiler. Threat

(10)

Page 10 of 27 b) Tekanan pesaing yaitu peternak yang lebih dahulu memasuki pasar – pasar potensial seperti ; supermarket yang sudah mempunyai brand yang telah menjadi market leader.

c) Lama kelamaan jika Ayam broiler specialist ini berhasil maka nantinya akan ada pesaing baru.

(11)

Page 11 of 27

Operasi

- Analisis Lokasi

Sebidang tanah kosong 200 m2 berlokasi di Bekasi – Selatan, Pondok mitra lestari.

Keputusan ini diambil karena : 1. Jalur arteri Bekasi – Pondok Gede 2. Struktur jalan mendukung (plur / chorr) 3. Banyaknya konsumen potensial disekitar

4. ≤ 1Km Menuju pintu tol JORR (Jakarta outer ring road) 5. ≤ 1Km Menuju pintu tol Bekasi - barat

6. ≤ 3Km Menuju pasar induk Pondok gede

: Pintu Tol JORR : Pasar

(12)

Page 12 of 27 - Kebutuhan Produksi: Fasilitas dan peralatan

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan).

1) Perkandangan

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam broiler meliputi : persyaratan temperatur berkisar antara 32,2 - 35 ˚C,

kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan / pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,

tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,

untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.

Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

2) Peralatan

4. Litter (alas lantai)

Alas lantai / litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

5. Indukan atau brooder

Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.

6. Tempat bertengger (bila perlu)

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

(13)

Page 13 of 27 3) Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

4) Alat-alat rutin

Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

5) Pembibitan

Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya

2. pertumbuhan dan perkembangannya normal

3. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya. 4. tidak ada lekatan tinja di duburnya

5. Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:

Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.

1. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya . 2. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.

3. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.

4. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. 5. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

6. Perawatan Bibit dan Calon Induk Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

6) Pemeliharaan

1. Pemberian Pakan dan Minuman

Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 0-4-6 minggu).

a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut :

 kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

(14)

Page 14 of 27  kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut :

 kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

 kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:

minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.

Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

2. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

3. Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan

(15)

Page 15 of 27 tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

- Pemasok dan akses transportasi

Menemui peternak pembibitan ayam potong di daerah terdekat dan mengadakan kerjasama, sekaligus mempermudah dalam pengadaan semua yang dibutuhkan karena peternak pembibitan biasanya menyediakan kebutuhan-kebutuhan ternak yang lengkap dan mereka pula yang mengantarkan DOC ke lokasi kita.

DAFTAR PERUSAHAAN PERBIBITAN AYAM RAS PARENT STOCK (GPS) DI PROVINSI JAWA BARAT

N

O KABUPATEN PERUSAHAAN LOKASI FARM

1 BOGOR PT. CIBADAK I.S.F. PINKU, PARUNG PANJANG

PT. ISA INKUD CURUG, JASINGA

2 SUBANG PT. CENTRA AVIAN PERTIWI SUKAMULYA, PAGADEN PT. BIBIT INDONESIA CISAGA, SUBANG

3 PURWAKARTA

PT. MULTIBREEDER A.I. SUKAMANAH, BOJONG PT. MULTIPHALA ADUPUTRA NEGASARI, DARANGDAN

4 SUKABUMI

PT. GALUR PALARASI COBBINDA

MEKARSARI, KALAPA NUNGGAL

PT. AYAM MANGGIS CIPETIR, CIBADAK

5 CIANJUR PT. CIPENDAWA CIPANAS, PACET

PT. HYBRO INDONESIA WARUNGKONDANG

6 SUMEDANG CV. MISSOURI RANCA KALONG, PAMULIHAN

Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

- Sumber pasokan tenaga kerja

Untuk tenga kerja diambil dari Departemen tenaga kerja agar mem by pass, masalah legal ketenagakerjaan, namun tetap disesuaikan dengan kemampuan dan tugas yang akan diembannya, sedangkan untuk para professionalnya, dari pihak pembibitan dan peternakan yang sudah berpengalaman.

(16)

Page 16 of 27

Pengelolaan Usaha

1. Personil kunci Job description

Job description yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu. Berikut ini adalah job description dari bisnis peternakan ayam kami :

1) General Manager

General Manager (GM) merupakan tingkatan manajemen perusahaan yang paling tinggi, dimana GM bertanggung jawab langsung kepada investor atau owner dari perusahaan.

General Manager sebagai supervisor tertinggi dapat meminta laporan dari setiap manager berkaitan dengan performa perusahaan. GM juga merupakan decision maker terutama yang berhubungan dengan keputusan strategis perusahaan. Namun dalam kondisi tertentu General Manager dapat memberikan wewenang kepada setiap manager untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan bidang atau divisinya masing-masing.

2) Human Resource Manager

Bertugas menyeleksi pegawai yang akan bekerja dan yang akan diberhentikan, mengawasi kinerja pegawai, dan menyusun serta memberikan gaji dan kompensasi kepada para pegawai.

3) Operation Manager

Kegiatan operasi perusahaan dibawah pengawasan Operation Manager. Karyawan yang berada di bawah tanggung jawab pengawasan Operation Manager adalah :

a) Monitoring Staff

Staff yang bertugas memonitor seluruh aspek usaha dilapangan dan melaporkannya kepada manager terkait

b) Broiler Specialist

(17)

Page 17 of 27 4) Finance and Accounting Manager

Finance and Accounting Manager merupakan manager yang bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan setiap transaksi yang berhubungan dengan perusahaan. Selain itu manager juga bertindak sebagai cost control perusahaan. Dimana setiap rencana biaya yang diajukan oleh divisi lain harus melalui proses evaluasi oleh Finance and Accounting Manager sebelum disetujui oleh General Manager. Sebagai middle level management, Finance and Accounting Manager dapat memberikan saran kepada General Manager berkaitan dengan sumber pembiayaan dan keuangan perusahaan.

5) Marketing Manager

Marketing manager bertugas menangani strategi pemasaran dan promosi perusahaan. Strategi promosi yang jitu tentunya sangat menentukan perkembangan perusahaan yang sedang berada pada tahap introduction dalam Product Life Cycle (PLC). Marketing plan yang disusun oleh Marketing Manager harus berdasarkan pertimbangan biaya dari Finance and Accounting Manager sebelum diajukan ke General Manager.

6) General Affair Manager

General Affair Manager menangani berbagai masalah umum diluar kegiatan keuangan, marketing dan operasi, seperti : administrasi dokumen, masalah legal dan perizinan, perawatan gedung dsb.

Staff yang berada di bawah pengawasan General Affair Manager adalah : a) General Administration Staff

Staff yang membantu kegiatan administrasi dokumen serta masalah legal dan perizinan perusahaan.

b) Janitor Staff

Bertanggung jawab atas kebersihan dan peternakan.

2. Struktur legal

Pasar persaingan sempurna dicirikan pula dengan no barrier to entry, artinya dalam pasar industri makanan ini, para pemain baru akan dengan mudahnya masuk ke dalam pasar. Para pemain baru ini dapat masuk dengan modal yang tidak terlalu besar, biaya produksi yang murah dan teknologi yang tidak terlalu rumit. Namun, keadaan pasar seperti ini menuntut setiap pemain dalam industri memiliki diferensiasi serta value added yang diberikan kepada konsumen sehingga dapat membedakan dengan pemain lainnya.

(18)

Page 18 of 27 Oleh karena itu kami membuat bentuk badan usaha PT. FOR HIM CHICKEN FARM Dengan ketentuan yang berlaku seperti berikut :

1. Badan hukum didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan dengan modal tertentu dimana modal terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan UU serta peraturan pelaksanaannya.

2. Perjanjian dilakukan oleh pihak – pihak yang terkait pendirian usaha ini. 3. Modal dibagi dalam bentuk saham.

4. Mematuhi peryaratan undang-undang dan peraturan pemerintah. 5. Perjanjian kewenangan.

6. Perjanjian tanggung jawab seimbang terhadap modal yang disetorkan.

Sedangkan sifat kepemilikan PT. F2HIM CHICKEN FARM adalah Perseroan Terbatas Biasa :

Pendiri, pemegang saham dan pengurus adalah warga negara dan Badan Hukum Indonesia (Tidak ada modal asing)

(19)

Page 19 of 27

GM

General Manager

Finance and

Accounting

Manager

Marketing

Manager

Operation

Manager

Monitoring

Staff

Broiler

Specialist

Broiler

Specialist Staff

Broiler

Specialist Staff

Broiler

Specialist Staff

Broiler

Specialist Staff

Human

Resource

Manager

General Affair

Manager

General

Administration

Staff

Janitor Staff

3. Struktur organisasi

(20)

Page 20 of 27

Risiko

1. Hambatan dan Risiko

- Marketing

Dalam mengatasi risiko-risiko pemasaran yang telah disebutkan sebelumnya, pada awal periode perusahaan harus menetapkan target yang tepat dan jelas, sehingga produk akan diterima dengan baik di pasar. Tak lupa untuk memilih Distribution Channel yang sesuai dengan produk, segmen produk dan tujuan dari perusahaan, sehingga proses promosi dapat efektif. Hal ini ditandai dengan target konsumen telah mengenal bisnis perusahaan dan telah mengetahui kelebihan - kelebihan yang ditawarkan oleh For Him Chicken Farm, sehingga akan memberikan dampak yang positif terhadap penjualan perusahaan.

- Financial

Untuk mengatasi risiko-risiko yang menyangkut keuangan (financial) perusahaan, khususnya yang menyangkut permasalahan pembiayaan investasi awal akan diusahan dengan menawarkan bisnis ini kepada investor individu dan lembaga keuangan (bank atau non bank) untuk mendapatkan dana guna kebutuhan investasi awal.

Selain itu menyangkut masalah arus kas perusahaan dapat diatasi dengan melakukan proyeksi laporan keuangan pada awal periode harus menggunakan metode proyeksi yang sesuai dengan sifat bisnis ini dan sifat-sifat dari asset yang dimiliki perusahaan serta kegiatan operasional perusahaan. Sehingga diharapkan tidak terdapat penyimpangan yang cukup signifikan antara proyeksi laporan keuangan dengan laporan keuangan yang sesungguhnya terjadi, atau dengan kata lain proyeksi laporan keuangan sangat mendekati dengan yang kenyataannya terjadi.

- Management

Risiko yang timbul sebagai akibat pihak manajemen belum memiliki pengalaman yang cukup pada bisnis ini sebab bisnis ini merupakan bisnis baru dapat diatasi dengan pengumpulan informasi yang banyak mengenai bisnis ini oleh pihak manajemen baik informasi mengenai segi operasional, pemasaran, SDM, dan lain sebagainya. Selain itu, pihak manajemen harus mengevaluasi segala macam risiko yang mungkin timbul dan langsung ditetapkan rencana-rencana untuk menghadapi berbagai risiko yang mungkin

(21)

Page 21 of 27 timbul. Metode, persyaratan serta prosedur recruitment juga harus ditetapkan dengan jelas. Sehingga diharapkan nantinya akan mendapatkan SDM yang berkualitas dan sesuai dengan job description yang ada di dalam perusahaan.

- Operation

Perusahaan terus melakukan up date terhadap teknologi peternakan yang digunakan sehingga konsumen akan selalu setia. Selain itu perusahaan juga harus memastikan bahwa ayam - ayam yang dimiliki adalah ayam sehat dan DI ATAS STANDAR layak konsumsi.

- Legal

Mengenai masalah legal akan sulit bagi perusahaan untuk melakukan intervensi karena semua kebijakan dan peraturan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah selaku regulator. Namun untuk mengurangi resiko tersebut perusahaan dapat melakukan diversifikasi fasilitas yang ditawarkan sehingga tidak secara langsung berkompetisi dengan peternak besar yang sudah lebih dulu menguasai pasar.

2. Tindakan Alternatif

Untuk mengantisipasi kondisi perusahaan yang menghadapi tahap decline, manajemen perusahaan dapat melakukan strategi dengan melakukan kebijakan - kebijakan sebagai berikut :

 Integrasi ke Depan

Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer

 Integrasi ke Belakang

Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan

 Integrasi Horizontal

Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing  Penetrasi Pasar

Meningkatkan pangsa pasar untuk produk / jasa saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar.

 Likuidasi

(22)

Page 22 of 27

Finansial

1. Estimasi Finansial

Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam Rencana Bisnis ini, antara lain adalah:

1. Jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.

2. Sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal

3. Luas tanah yang digunakan yaitu 200 m2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 10.000.000,-.

4. Kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.

5. Ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.

6. Lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.

7. Menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas. 8. Penerangan dengan lampu listrik.

9. Umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari 10. Litter/alas kandang menggunakan sekam padi.

11. Jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.

12. Tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.

13. Lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).

14. Berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen. 15. Harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 14500,-di kalangan

peternak.

16. Ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari. 17. Nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-. 18. Bunga Bank yaitu 1,5%/bulan

19. Nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.

(23)

Page 23 of 27 1. Neraca (proforma)

Harga per satuan (@) Total

(Rp) (Rp)

1. Biaya prasarana produksi

a) Sewa tanah 200 m2 selama 1 tahun Rp 8.500.000

b) Kandang ukuran 20 x 10 m

Bambu 180 batang 180 batang Rp 7.500 Rp 1.350.000 Semen Holcim 4 zak 4 zak Rp 44.850 Rp 179.400 Kapur 30 zak 30 zak Rp 10.000 Rp 300.000 Genting 2600 bh 2600 bh Rp 1.500 Rp 3.900.000 Paku reng 5 kg 5 kg Rp 9.500 Rp 47.500 Paku usuk 7 kg 7 kg Rp 9.500 Rp 66.500 Batu bata 1000 buah 1000 bh Rp 600 Rp 600.000 Pasir 1 truk Rp 500.000 Rp 500.000 Tali 28 meter 28 meter Rp 8.000 Rp 224.000 Tenaga kerja ahli Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

2. Peralatan Total kandang Rp 8.167.400

Tempat pakan 28 bh 28 bh Rp 10.000 Rp 280.000 Tempat minum 32 bh 32 bh Rp 6.000 Rp 192.000

Sekop 1 bh 1 bh Rp 20.000

Ember 2 bh 2 bh Rp 25.000 Rp 50.000 Tong bak air 1 bh 1 bh Rp 50.000 Rp 50.000 Ciduk 2 bh 2 bh Rp 5.000 Rp 10.000 Tabung gas besar 1 bh 1 bh Rp 500.000 Rp 500.000 Thermometer 1 bh 1 bh Rp 10.000 Rp 10.000 Regulator 1 bh 1 bh Rp 100.000 Rp 100.000 Brooder (gasolec) 1 bh 1 bh Rp 40.000 Rp 40.000 Tali gantung tempat pakan 120 m 120 meter Rp 1.000 Rp 120.000

Jumlah biaya prasarana produksi Rp 26.206.800

3. Biaya sarana produksi

- Bibit DOC 1000 bh 1000 bh Rp 3.800 Rp 3.800.000 - Pakan dan obat-obatan

BR-1 31 zak (0-4 minggu) 31 zak Rp 56.000 Rp 1.736.000 BR-2 34 zak (4-6 mingu) 34 zak Rp 54.000 Rp 1.836.000 obat-obatan @ Rp 150/ekor 1000 Rp 500 Rp 500.000 - Tenaga kerja pelihara 1,5 bln Rp 400.000 Rp 400.000 - Lain-lain Rp 100.000 Rp 100.000 Sekam padi alas kandang 1 truk Rp 300.000 Rp 300.000 Karung goni bekas 32 kantong 32 bh Rp 700 Rp 22.400 Pemakaian listrik selama 1 tahun 12 bulan Rp 100.000 Rp 1.200.000 Pemakaian gas 12 bulan Rp 71.500 Rp 858.000

Jumlah biaya sarana produksi Rp 10.752.400

4. Biaya produksi

- Sewa tanah 200 m2 selama 1 tahun Rp 8.500.000

- Nilai susut prasarana produksi/2 bln

kandang Rp 100.000

Peralatan Rp.1.372.000 : 30 Rp 45.733

- Bibit DOC 1000 ekor 1000 ekor Rp 3.800 Rp 3.800.000

- Pakan dan obat-obatan Rp 4.072.000

- Tenaga kerja pelihara/bantu Rp 400.000

- lain-lain Rp 2.480.400

- Bunga modal 1,5% per bulan Rp 566.666

- Bulan modal 1,5 bulan Rp 150.000

Jumlah biaya produksi Rp 20.114.799

2. Rugi Laba (proforma)

Secara garis besar kebutuhan investasi di gambarkan sebagai berikut :

Biaya Pra Investasi Kebutuhan Investasi

Biaya sewa tempat Rp 1.000.000

Biaya prasarana Rp 8.500.000

Biaya sarana Rp 18.039.400

Jumlah kebutuhan dana Rp 10.752.400 38.291.800 Rp

Pendapatan

1. Total Produksi 1000x94%x1,75x14500 23.852.500

2. Nilai Pupuk Kandang 60.000

3. Jumlah Pendapatan 23.912.500

4. Keuntungan 3.797.701

Banyak Qty

Jenis Modal Kerja

perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai / harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan. Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha adalah sebagai berikut :

(24)

Page 24 of 27

3. Arus Kas (proforma)

Cash Flow For Him Chiken Farm

CASH RECEIVED bulan 0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan 7 bulan 8 bulan 9 bulan 10 bulan 11 bulan 12

Begining cash Rp 38.291.800 Rp 7.737.601 Rp 21.048.832 Rp 34.825.267 Rp 49.026.832 Rp 63.600.791 Rp 78.479.607 Rp 93.578.511 Rp 108.792.732 Rp 123.994.345 Rp 139.028.686 Rp 153.710.285 Rp 167.818.250 sales Rp - Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Rp 23.852.500 Receivables Collected Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -Other Cash Received Rp - Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 60.000

Total Cash Available Rp 38.291.800 Rp 31.650.101 Rp 44.961.332 Rp 58.737.767 Rp 72.939.332 Rp 87.513.291 Rp 102.392.107 Rp 117.491.011 Rp 132.705.232 Rp 147.906.845 Rp 162.941.186 Rp 177.622.785 Rp 191.730.750

Production Cost

Land Rent Rp 8.500.000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -henhouse Rp 8.167.400 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -equipment Rp 1.372.000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -DOC seed Rp 3.800.000 Rp 3.800.000 Rp 4.180.000 Rp 4.598.000 Rp 5.057.800 Rp 5.563.580 Rp 6.119.938 Rp 6.731.932 Rp 7.405.125 Rp 8.145.637 Rp 8.960.201 Rp 9.856.221 Rp 10.841.843 feed and medicines Rp 4.072.000 Rp 4.072.000 Rp 4.479.200 Rp 4.927.120 Rp 5.419.832 Rp 5.961.815 Rp 6.557.997 Rp 7.213.796 Rp 7.935.176 Rp 8.728.694 Rp 9.601.563 Rp 10.561.719 Rp 11.617.891 Repairs and Maintenance Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 Rp 45.733 depreciation henhouse Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Professional Fees Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Labour Fees Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Loan Payment with Interest Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 Rp 566.666 interest per month Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Other Cash Disbursed Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Rp 2.480.400 Loss Rp 228.000 Rp 241.680 Rp 256.181 Rp 271.552 Rp 287.845 Rp 305.115 Rp 323.422 Rp 342.828 Rp 363.397 Rp 385.201 Rp 408.313 Rp 432.812 Rp 458.781

Total Disbursements Rp 30.554.199 Rp 12.514.799 Rp 13.301.999 Rp 14.167.919 Rp 15.120.431 Rp 16.168.194 Rp 17.320.734 Rp 18.588.527 Rp 19.983.100 Rp 21.517.130 Rp 23.204.563 Rp 25.060.740 Rp 27.102.534

CASH POSITION

Balance Before Financing Rp 7.737.601 Rp 19.135.302 Rp 31.659.333 Rp 44.569.848 Rp 57.818.901 Rp 71.345.097 Rp 85.071.373 Rp 98.902.483 Rp 112.722.132 Rp 126.389.715 Rp 139.736.623 Rp 152.562.046 Rp 164.628.216 tax Rp - Rp 1.913.530 Rp 3.165.933 Rp 4.456.985 Rp 5.781.890 Rp 7.134.510 Rp 8.507.137 Rp 9.890.248 Rp 11.272.213 Rp 12.638.971 Rp 13.973.662 Rp 15.256.205 Rp 16.462.822

End Of Month Balance Rp 7.737.601 Rp 21.048.832 Rp 34.825.267 Rp 49.026.832 Rp 63.600.791 Rp 78.479.607 Rp 93.578.511 Rp 108.792.732 Rp 123.994.345 Rp 139.028.686 Rp 153.710.285 Rp 167.818.250 Rp 181.091.038

Total Cost Rp 38.291.800

(25)

Page 25 of 27 2. Sumber Pendanaan

Jenis Pendanaan

Nama

Modal Awal

(Rp)

Modal Sendiri

Ibnu Rachman Tanjung

30.000.000,-

Pinjaman Bank

8.291.000,-

(26)

Page 26 of 27

Jadual Rencana Kerja

Jadual Rencana Kerja

Pertemuan dan survei kelayakan dengan bank

1 Bulan Penyelesaian perjanjian dengan bank

Perjanjian sewa tanah

2 Bulan Perjanjian jual beli dan kerjasama dengan pihak supplier

Pembelian dan penempatan aset 1 Bulan

Pembentukan tim manajemen dan penyeleksian pegawai

2 Bulan Penyetujuan dengan distribution channel yang digunakan

Opening For Him Chicken Farm 1 bulan

Berdasarikan rencana kerja diatas dijelaskan bahwa untuk dapat menjalankan

For Him Chicken Farm mulai dari pencarian investor sampai dengan opening

diperlukan total waktu berkisar 7 bulan. Perkiraan waktu tersebut merupakan

konsumsi waktu maksimal yang dibutuhkan, karena pada realisasinya beberapa

tahapan diatas dapat dilakukan secara simultan sehingga rencana kerja akan

semakin efisien.

(27)

Page 27 of 27

Lampiran

Moda Transportasi yang digunakan supplier

Gambar ayam Broiler tipe A dan B

Gambar

Gambar ayam Broiler tipe A dan B  Trimakasih kepada :

Referensi

Dokumen terkait

Science Center (ILSC) sangat diperlukan. Demikian juga penelitian kit diagnostik dan alat kesehatan, biofarmasi dan biosimilar, bahan baku obat dan obat baru, antibiotik

mereka mengetahui serta paham tentu mereka lebih memilih untuk ikut berangkat bersama Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dijalan Allah Shubhanahu wa ta’alla walaupun dalam

Bahan-bahan yang digunakan sebagai tempat penampungan kotoran kuda pada andong tidak ramah lingkungan karena masih terbuat dari bahan plastik seperti jerigen yang tidak bisa

Jika petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan pembawa utama, hal ini akan memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran primer,

Jika ada data yang belum lengkap maka bagian administrasi akan mengembalikan form tersebut untuk dilengkapi datanya, namun jika sudah lengkap maka proses

Dalam kaitannya dengan pemberdayaan pasar tradisional maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari peranan pemerintah daerah dalam pemberdayaan pasar tradisional

Of course, sudah barang tentu, kita masih menghadapi kesulitan-kesulitan di segala bidang, − sebagaimana semua negara-negara-dalam-revolusi menghadapi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons ransum kaya ß-karoten dan vitamin A dari kombinasi tepung daun pepaya dan daun murbai terhadap kandungan kolesterol