• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN PARADIGMA ABAD DUA PULUH SATU DENGAN PESATNYA KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERGESERAN PARADIGMA ABAD DUA PULUH SATU DENGAN PESATNYA KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERGESERAN PARADIGMA ABAD DUA PULUH SATU

DENGAN PESATNYA KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pengganti Mid Semester matakuliah “Teknologi Informasi pembelajaran” dari dosen pengampu Agus Susilo S.Pd

Disusun Oleh: Puput Anggraini

A210100013

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

A. PENDAHULUAN

Dari jaman ke jaman, pendidikan muncul dalam berbagai bentuk dan paham. Dilihat dari sejarahnya, Pendidikan Indonesia dapat dibagi secara urutan waktu kurang lebih sebagai berikut: (a) jaman pra-kolonial: masa prasejarah dan masa sejarah, (b) jaman kolonial ketika sistem pendidikan modern dari Eropa diperkenalkan, dan (c) jaman kemerdekaan RI yang berlangsung hingga sekarang. Masing-masing jaman memiliki corak dan bentuk tersendiri. Memasuki abad ke-21 sekarang ini, Pendidikan Indonesia dihadapkan dengan sejumlah tantangan dan peluang, yang tentunya berbeda dengan jaman-jaman sebelumnya. Guna mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dan dinamika perubahan yang sedang dan akan terus berlangsung di Abad ke-21 ini, Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), pada tahun 2010 telah berupaya mengkonsepsikan pendidikan Indonesia untuk abad ke-21.

Kehadiran dan kecepatan Perkembangan teknologi informasi (selanjutnya disebut TI) telah menyebabkan terjadinya proses Perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga Batas wilayah suatu negara menjadi tiada dan negara – negara di dunia terhubungkan menjadi satu kesatuan yang disebut global village atau desa dunia. Melalui Pemanfaatan TI, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja. di mana saja, dan kapan saja dikehendaki.

Menurut Nelly P Stromquist dalam jurnalnya yang berjudul The “Knowledge Society” and the Proffesoriate: Reverberations of ICTs in

Teaching and Learning Pengaruh TIK ' pada kaum profesor dengan menilai

dampak teknologi di mana-mana seperti Internet ,PowerPoint dan mengajar dalam pendidikan jarak jauh Data berasal dari studi kasus sebuah universitas swasta yang sangat bergengsi di Peru, Universitas Katolik Kepausan Peru

(3)

(Pontificia Universidad Católica , PUC) Sebanyak 42 orang diwawancarai . Mereka termasuk 35 profesor senior dengan setidaknya 10 tahun mengajar pengalaman , sehingga dapat melaporkan perubahan dari waktu ke waktu , dan tujuhPengetahuan Masyarakat / Stromquist 7 administrator bertanggung jawab atas operasi universitas utama termasuk strategis perencanaan . Semua wawancara direkam , ditranskrip , dan dianalisis berikut baik deduktif dan induktif, pendekatan ( grounded theory ). Menurut Rust(1991:662) dalam Stromquist (2011:6) “kita harus berkontribusi pada definisi baru sekolah yang sesuai dengan zaman baru”. Dikemukakan oleh Stromquist Konsekuensi TIK untuk Program Akademik Baik, nyata dan dirasakan "pengetahuan masyarakat " yang mengarah ke pengembangan kursus dengan pengetahuan lebih pasti. Gagasan “pengetahuan masyarakat” juga menciptakan lebih besar permintaan untuk program tersebut, sebagai individu mereka berusaha untuk menempatkan diri mereka dalam posisi menguntungkan di pasar tenaga kerja.

Sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan TI akan menjadi kadaluarsa dan kehilangan kredibilitasnya. Namun, di sisi lain ada juga pendapat yang menyatakan bahwa situasi ini lebih disebabkan oleh adanya konspirasi yang mengakibatkan terjadinya ketergantungan dunia pendidikan terhadap TI. Kedua pendapat itu tidak perlu diperdebatkan karena memiliki kesahihan tersendiri dan persepektif yang berbeda. Justru, yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana dampak TI terhadap sistem pendidikan, terutama sistem pembelajaran, serta hagaimana strtcgi Pemanfaatan TI dalam pembelajaran? Tentunya, untuk semua itu diperlukan langkah – langkah strategis agar dapat diperoleh basil yang optimal.

Pembelajaran merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus perubahan yang disebahkan oleh kehadiran TI yang sangat intrusif: Dengan segala atributnya, TI menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi dalam sistem pembelajaran di kelas. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh TI untuk

(4)

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Di antaranya ialah (1) TI untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengajar, (2) TI sebagai sumber bclajar dalam pembelajaran, (3) TI sebagai alat bantu interaksi pembelajaran. dan (4) TI sebagai wadah pembelajaran, tennasuk juga perubahan paradigma pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfatan TI dalam pembelajaran.

B. PERGESERAN PARADIGMA TENTANG PEMBELAJARAN

Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

(5)

Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

Lingkungan Berpusat pada guru Berpusat pada siswa Aktivitas kelas Guru sebagai sentral dan

bersifat didaktis

Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif

Peran guru Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai akhli

Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai akhli

Penekanan pengajaran

Mengingat fakta-fakta Hubungan antara informasi dan temuan Konsep pengetahuan Akumujlasi fakta secara

kuantitas

Transformasi fakta-fakta

Penampilan keberhasilan

Penilaian acuan norma Kuantitas pemahaman, penilaian acuan patokan

(6)

Penilaian Soal-soal pilihan berganda Protofolio,pemecahan masalah, dan penampilan Penggunaan

teknologi

Latihan dan praktek Komunikasi,akses, kolaborasi, ekspresi

C. PESATNYA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang demikian pesat telah mengubah paradigma manusia dan telah menyebar dalam setiap aspek kehidupannya, serta memberikan dampak yang positif maupun negatif . Hal ini telah menyebabkan munculnya paradigma baru, yaitu paradigma ‘`e” yang berarti ‘electronic Paradigma ini mulai melekat dalam seluruh aspek kehidupan kita dan teknologi ini akan merubah jalan hidup manusia. Dengan munculnya paradigma “e”, akan memicu kita untuk better (multimedia standard), faster

(data communication process), accessbility (internet reaches any point), available web-based & collaborative software.

Pengaruh penggunaan TI telah masuk dalam dunia pendidikan, dan telah membawa dampak positip yang besar dalam sistem pendidikan di Indonesia, serta menciptakan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara khusus TI mempunyai kemampuan dan kontribusi yang sangat besar dalam merubah learning and teaching process, clan budaya belajar. Perubaham paradigma ini, lebih mengarah pada terciptanya budaya learning how lo

learn,dan budaya long live learning yang tidak tergantung tempat dan waktu.

Keunggulan TI yang diperankan oleh Internet dalam menyediakan informasi apa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Relajar Mengajar (PBM). Saat ini, hanyak lembaga pendidikan (berbagai negara, telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan TI.

(7)

pendidikan seperti ini dinamakan sebagal e-Education, e-Learning, e-Campusi,

e-dgital, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual Universiy, dll. yang juga

dilengkapi dengan dgiital librarv atau virtual-library termasuk didalamnya

ebook.

Narnpaknya model pendidikan e-duction ini, akan sangat diandalkan pada saat ini dan dimasa mendatang. Pada dekade berikutnya perubahan besar yang terjadi adalah penggunaan teknologi dan delivery system. Model e-Education dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk dapat menjawab tantangan perkembangan TI, khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Model yang dikembangkan dapat saja berbentuk off-line, real time, dan online, yang bersifat

non nteractive,, semi interactive. atau ,fulllv interactive. Penerapan e-Education

perlu difokuskan pada learning and teaching process, berarti bahwa model yang diciptakan juga harus berbentuk e-Iearning dan e-tcarhing dan implementasinya memerlukan suatu software. yang memiliki fasilitas learning space.

Pembelajaran yang menyenangkan disebut edutainment, perpaduan antara

education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Sebuah proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan dengan harmonis. Sebuah proses pembelajaran yang interaktif yang memberikan ruang kepada siswa untuk mengalami, rnencoba, merasakan, dan menemukan sendiri. Dave Meier (2000) dalam Khoiruddin Bashori menyatakan, sudah saatnya pembelajaran pola lama diganti dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory. Visual, dan Intellectual). Somatic didefinisikan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and

picturing (belajar dengan mengamati dan mcnggambarkan). Intellectual

maksudnya adalah learning bv problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi). Keempat pendekatan belajar tersebut diintegrasikan sedemikian rupa sehingga siswa dan guru dapat secara

(8)

bersama-sama menghidupkan suasana kelas. Kelas, dengan pendekatan ini tidak lagi seperti kuburan, akan tetapi merupakan arena bermain yang menyenangkan bagi anak. Pclajaran dikenalkan dalam suasana bermain dan bereksperimen. Suasana kelas yang menggairahkan sangat bermanfaat tidak saja bagi peningkatan prestasi belajar siswa, tetapi Juga menurunkan stress, meningkatkan ketrampilan interpersonal, dan kreativitas siswa.

Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri; diarahkan sendiri dan dipenuhi sendiri. Ini herarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk mengeksplorasi, bereksperimen dan mengajari dirinva sendiri. Model pendidikan tradisional yang serius dan over-regulasi perlu diganti dengan belajar mandiri, berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif modern. Dengan model ini kecintaan belajar secara alami akan tumbuh dalam diri setiap orang. Semangat otodidak dapat berkembang subur. Setiap individu mcmi!iki gaya belajar dan gava bekerja yang unik, maka sekolah semestinya dapat melayani setiap gaya belajar individu. Sebagian orang lebih mudah belajar secara visual: melihat gambar dan diagram. Sebagian lain secara auditorial; suka mendengarkan. Sebagian lain mungkin adalah pelajar haptic: menggunakan indera perasa atau mcnggerakkan tubuh (pelajar kinestetik). Beberapa orang berorentasi pada teks tercetak; membaca buku. Yang lainnya adalah kelompok interaktif; berinteraksi dengan orang lain. (Dryden &Vos, 2001 dalam Khoiruddin Bashori).

D. Optimalisasi Pemanfaatan TI dalam Pembelajaran

Kehadiran TI pada saat ini sudah tidak mungkin dihindarkan lagi. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan untuk menerima TI, dan kemampuan untuk memanfaatkanya seoptimal mungkin. Untuk dapat memanfaatkan TI dalam pembelajaram secara optimal, diperlukan hal – hal berikut:

1. Visi Pembelajaran – yang menjelaskan bagaimana pembelajaran seharusnya: karakteristik, proses dan paradigmanya – di masa mendatang.

(9)

TI mcmbawa peruhahan dalam berbagai aspek pembelajaran, termasuk paradigma pernbelajarannya. Apakah pembelajaran tetap berfokus pada materi dan tenaga pengajar Ataukah pembelajaran yang diinginkan adalah yang berfokus pada siswa atau kompetensi? Apakah pembelajaran akan memiliki sifat fleksibel, dari sisi peserta pembelajaran serta akses? Apakah pembela.jaran dipersepsikan memerlukan TI? Dalam hal ini, perlu ada kejelasan isi pembelajaran yang memamfaatkan TI, sehingga TI dapat dimanfaatkan dengan optimal.

2. Realokasi sumber daya – hal ini sangat penting karena dari waktu ke waktu penerimaan setiap lembaga pendidikan relatif tidak meningkat. Untuk memanfaatkan TI, yang memiliki initial cost yang sangat timggi, diperlukan keberanian pimpinan Lembaga pendidikan untuk mereloalokasikan sumber daya sesuai denganprioritas yang ditentukan. Alokasi sumberdaya ini dapat dibuat secara bertahap dan sistematis.

3. Strategi implementasi – Sesuai dengan alokasi sumberdaya yang dibuat bertahap, maka strategi implementasi pun perlu dilakukan secara bertahap dan sistematik. Pentahapan ini menjamin bahwa langkah yang dilakukan tidak terlalu besar sehingga dapat memutarbalikkan tradisi pembelajaran yang sekarang sudah bcrjalan dan banyak orang sudah merasa nyaman dengan hal itu. Pentahapan juga dapat memberikan gambaran tentang keuntungan dari pemanfaatun TI, contoh keberhasilan pemanfaatan TI yang kemudian dapat dimamfaatkan kepada kasus-kasus lainnya, serta nilai tambah yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan TI (misalnya keterampilan tenaga pengajar, siswa)

4. Infrastruktur – sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam upaya pemanfaaran TI dalam pembela’jaran. Pemanfaatan TI sangat bergantung pada kehadiran perangkat keras pendukung, perangkat lunak, jaringan, serta sumberdaya manusia yang dapat mendukung. Jika salah satu tidak tersedia, maka pemanfaatan TI tidak akan optimal.

(10)

5. Akses siswa kepada TI – walaupun pemanfaatan sudah dirancang dengan sistematis dan cermat, jika siswa tidak atau belum memiliki akses terhadap TI, maka pemanfaatan TI akan menjadi beban semata. Jika memungkinkan, institusi pendidikan dapat menyediakan TI yang dapat diakses oleh siswa atau institusi pendidikan dapat menjamin bahwa siswa dapat mengakses TImisalnya melalui penyediaan daftar warnet, computer and internet rental. 6. Kesiapan tenaga pengajar – pembelajaran merupakan proses untuk

knowledge prodtion knowleg transmission, dan knowledge application. Sementara itu, TI adalah alat yang dapat mempermudah dan mempercepat terjadinya proses tersebut. Tenaga pengajar perlu memiliki sikap dan pengetahuan yang jelas tentang hal tersebut, sehingga tidak menjadikan TI sebagai pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, persiapan tenaga pengajar dimulai dari tahap penyadaran, sampai tahap adopsi dan pemanfaatan perlu dilakukan, melalui berbagai cara, seperli pelatihan, learning by doing, sekolah lanjut. Kesiapan tenaga pengajar meliputi computer., and intenet literacy, pengetahuan teknis dan operasional komputer dan internet, keterarnpilan merancang pembelajaran berhasis TI keterampilan memproduksi pembelajaran berbasis TI, serta keterampilan mengintegrasikan TI dalam sistem pembelajaran secara umum. Institusi pendidikan perlu melakukan penataan tentang penghargaan bagi tenaga pengajar yang telah mulai berpartisipasi dalarn pemanfaatan TI, sebagai salah satu bentuk motivasi ekstemal.

7. Kendali mutu dan penjaminan mutu – Inisiasi pembelajaran berbasis TI perlu disikapi sebagai proyek pengembangan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini, perencanaan secara konseptual maupun operasional merupakan syarat yang tidak dapat ditawar. Pemantauan inisiasi selama dilaksanakan juga merupakan mekanisme pengendalian mutu yang tidak dapat dihindarkan , kemudian evaluasi keberhasilan (cost-efftctiveness dan cost

(11)

pembelajaran berbasis TI dapat memberikan hasil yang optimal. Perlu diyakinkan bahwa pembelajaran berbasis TI akan memberikan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, bukannya berkurang atau menyimpang.

8. Kolaborasi dan konsorsiurn – pembelajaran berbasis TI tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Kolaborasi dan pengembangan jejaring keahlian merupakan landasan dasar dari keberhasilan pembelajaran berbasis TI. Artinya, dituntut kerjasama dari berbagai pihak dalam beragam peran untuk dapat mengembangkan pembelajaran berbasis T1, melaksanakannya, serta mengevaluasi serta merevisi untuk kemudian meningkatkan kualitasnya. Kedelapan strategi tersebut memerlukan perencanaan dan juga sumberdaya yang tidak sedikit. Apakah kita mampu dan mau melakukan semua itu? Menurut Machiavelli dalam bukunya The Prince: “There is nothing more

difficu/t to plan, more doubful of success, nor more dangerous to manage than the creation of a new order of things”. Jika memang kita perlu

berubah, maka kita dapat melakukanya.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.

Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan

(12)

dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.

Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Keuntungan dan kerugian perkembangan IPTEK dalam dunia pembelajaran yaitu:

1. Keuntungan perkembangan informasi teknologi

a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

b) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.

(13)

c) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka ,Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.

d) Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.

e) Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. f) Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas

virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.

g) Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK

2. Kerugian perkembangan informasi teknologi

a) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut. b) Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk

melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

c) Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudahterjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena

(14)

semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.

d) Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.

e) Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short

span of attention).

F. KESIMPULAN

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.Dalam bidang informasi dan komunikasi sebagai hasil kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri terjadinya hal-hal negatif seperti bergesernya norma dan pola kehidupan manusia dalam kaitannya dengan pemanfaatan media informasi dan komunikasi tersebut.

Ketika dampak positif yang lebih berperan, maka akan sangat memberikan manfaat dalam kehidupan. Diantaranya menjadikan pekerjaan menjadi sangat mudah. Sebaliknya, ketika perkembangan teknologi komunikasi tersebut lebih menampilkan dampak negatifnya, maka akan muncul masalah baru diantaranya cyber crime dan lain sebagainya. Untuk itu setiap pengguna teknologi haruslah mempunyai sikap yang kritis serta skeptis terhadap teknologi komunikasi.

(15)

Peran orang tua dalam pengawasan yang sadar akan pengaruh buruk media informasi dan komunikasi pada anak-anaknya di usia dini dirasa menjadi cara yang paling tepat untuk menanggulangi atau mencegah kemerosotan moral, tanpa mengurangi pembelajaran yang sifatnya mengembangkan kreatiftas anak itu sendiri.

Selain itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi media informasi dan komunikasi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Cecep Kustandi.Makalah perkembangan TIK.diperoleh 16 April 2014, dari http://gibqar.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-tik.html

Fadhilah.Makalah manfaat teknologi informasi dan komunikasi. Diperoleh 12 april 2014, dari http://fadhilahluthfi.blogspot.com/2012/06/makalah-manfaat-teknologi-informasi-dan.html

Khoiruddin Bashori. 2001.Kelas Bukan “Kuburan”. Majalah Gerbang: Majalah Surya Muhammad. Prof.Dr. H. Potensi Tehnologi dan komunikasi dalam

peningkataan mutu pembelajaran di kelas. Pustekkom Depdiknas, 2006

Stromquist, P Nelly.2011.The “Knowledge Society” and the Proffesoriate:

Reverberations of ICTs in Teaching and Learning.University of Marylan Vera.Makalah perkembangan informasi dan teknologi.diperoleh 16 April 2014,dari

http://verachubby.blogspot.com/2011/10/makalah-perkembangan-informasi-dan.html

Referensi

Dokumen terkait

Proses mengenai penerapan implementasi aplikasi yang dibuat sesuai dengan hasil analisis pada tahapan sebelumnya, hasil uji coba aplikasi package dependency merger.

Kalau untuk persiapan saya mempersiapkan konsep, bagaimana konsepnya nanti saya melakukan proses belajar mengajar menggunakan metode demonstrasi, seperti siswa di suruh

Dans ce domaine, le Maroc accuse un retard marqué par rapport aux pays émergents concurrents en ce qui concerne les dépenses de recherche et développement ou le nombre de

Bila obat FOI yang diresepkan oleh dokter tidak ada di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, maka Apotek

[r]

Sedangakan untuk kategori gemuk sebanyak 8 orang, 5 orang yang prestasinya buruk , dan untuk presentasi baik sebanyak 3 orang, maka dalam penelitian ini diketahui

[r]

Ada tiga pola yang terlihat: (1) subluxation, caput femoris berada di acetabulum dan dapat Ada tiga pola yang terlihat: (1) subluxation, caput femoris berada di acetabulum dan