BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.1. Latar Belakang
Kelainan bawaan pada sistem muskuloskeletal memiliki keistimewaan yakni selama Kelainan bawaan pada sistem muskuloskeletal memiliki keistimewaan yakni selama perkembangannya baik pertumbuhan maupun pematangan dapat mengakibatkan kelainan perkembangannya baik pertumbuhan maupun pematangan dapat mengakibatkan kelainan menetap yang lebih berat, atau sebaliknya menghasilkan perbaikan sehingga kelainannya menetap yang lebih berat, atau sebaliknya menghasilkan perbaikan sehingga kelainannya sama sekali hilang. Oleh karena itu pada pendekatan dan pengelolaan harus dipikirkan sama sekali hilang. Oleh karena itu pada pendekatan dan pengelolaan harus dipikirkan kemungkinan efek pertumbuhan dan maturasi dengan pengaruhnya terhadap anatomi dan kemungkinan efek pertumbuhan dan maturasi dengan pengaruhnya terhadap anatomi dan faal.
faal.11
Diagnosis pascanatal dini kelainan bawaan menjadi tanggung jawab dokter keluarga, dokter Diagnosis pascanatal dini kelainan bawaan menjadi tanggung jawab dokter keluarga, dokter kebidanan dan dokter anak yang pertama kali memeriksa anak yang baru lahir. Sebagian kebidanan dan dokter anak yang pertama kali memeriksa anak yang baru lahir. Sebagian kelainan, seperti pes ekuinovarus bawaan sangat mudah didiagnosis karena jelas terlihat kelainan, seperti pes ekuinovarus bawaan sangat mudah didiagnosis karena jelas terlihat pascalahir, akan tetapi Congenital Dislocation of the Hip (CDH) sering tid
pascalahir, akan tetapi Congenital Dislocation of the Hip (CDH) sering tid ak segera kelihatanak segera kelihatan pada waktu lahir dan hanya dengan pemeriksaan yang cermat dan khusus kelainan ini dapat pada waktu lahir dan hanya dengan pemeriksaan yang cermat dan khusus kelainan ini dapat diketahui.
diketahui.11
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa diagnosis dini dan pengobatan dini merupakan syarat Pada umumnya dapat dikatakan bahwa diagnosis dini dan pengobatan dini merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang tua memegang peran utama pada mutlak untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang tua memegang peran utama pada pengelolaan anaknya yang menyandang cacat bawaan dan perlu mendapat penjelasan pengelolaan anaknya yang menyandang cacat bawaan dan perlu mendapat penjelasan sehingga perasaan bersalah mereka dapat diganti dengan pemikiran positif dan penerimaan sehingga perasaan bersalah mereka dapat diganti dengan pemikiran positif dan penerimaan pada kondisi yang ada sehingga dapat
pada kondisi yang ada sehingga dapat bekerja sama selama pengobatannya.bekerja sama selama pengobatannya.11
Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah satu fase Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah satu fase dari berbagai ketidakstabilan pinggul pada bayi- bayi yang baru lahir. Biasanya pada saat dari berbagai ketidakstabilan pinggul pada bayi- bayi yang baru lahir. Biasanya pada saat kelahiran, pinggul benar- benar stabil dan dipertahankan berfleksi sebagian. Tetapi kelahiran, pinggul benar- benar stabil dan dipertahankan berfleksi sebagian. Tetapi kadang-kadang sendi tak stabil dalam arti bahwa sendi itu berdislokasi atau dapat berdislokasi, kadang sendi tak stabil dalam arti bahwa sendi itu berdislokasi atau dapat berdislokasi, artinya meskipun biasanya berada di tempatnya, sendi itu dengan mudah dapat dibuat artinya meskipun biasanya berada di tempatnya, sendi itu dengan mudah dapat dibuat berdislokasi dengan manipulasi perlahan- l
berdislokasi dengan manipulasi perlahan- lahan.ahan.22
1.2. Batasan Masalah
1.2. Batasan Masalah
Referat ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, anatomi, etiologi dan patogenesis, Referat ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, anatomi, etiologi dan patogenesis, patologi, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis dari patologi, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis dari
1.3. Tujuan Penulisan 1.3. Tujuan Penulisan
Referat ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Referat ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian Bedah RS Moh. Ridwan Meureksa dan untuk menambah pengetahuan tentang Bagian Bedah RS Moh. Ridwan Meureksa dan untuk menambah pengetahuan tentang Congenital Dislocation of the Hip (CDH).
Congenital Dislocation of the Hip (CDH).
1.4. Metode Penulisan
1.4. Metode Penulisan
Tulisan dalam referat ini merupakan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai Tulisan dalam referat ini merupakan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
II.1. Definisi
Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah deformitas ortopedik yang didapat segera sebelum atau pada saat kelahiran. Kondisi ini deformitas ortopedik yang didapat segera sebelum atau pada saat kelahiran. Kondisi ini bervariasi dari pergeseran minimal ke lateral sampai dislokasi komplit dari caput femoris bervariasi dari pergeseran minimal ke lateral sampai dislokasi komplit dari caput femoris keluar acetabulum.
keluar acetabulum.1,31,3
Ada tiga pola yang terlihat: (1) subluxation, caput femoris berada di acetabulum dan dapat Ada tiga pola yang terlihat: (1) subluxation, caput femoris berada di acetabulum dan dapat mengalami dislokasi parsial saat pemeriksaan; (2) dislocatable, pinggul dapat dislokasi mengalami dislokasi parsial saat pemeriksaan; (2) dislocatable, pinggul dapat dislokasi seluruhnya dengan manipulasi tetapi berada pada lokasi normal pada saat bayi istirahat; (3) seluruhnya dengan manipulasi tetapi berada pada lokasi normal pada saat bayi istirahat; (3) dislocated, pinggul berada dalam posisi
dislocated, pinggul berada dalam posisi dislokasi (paling parah).dislokasi (paling parah).2,42,4
II.2. Epidemiologi
II.2. Epidemiologi
Congenital Dislocation of the Hip
Congenital Dislocation of the Hip (CDH) merupakan fase spektrum dari ketidakstabilan sendi(CDH) merupakan fase spektrum dari ketidakstabilan sendi panggul pada bayi. Dalam keadaan normal, panggul bayi
panggul pada bayi. Dalam keadaan normal, panggul bayi baru lahir dalam baru lahir dalam keadaan stabil dankeadaan stabil dan sedikit fleksi.
sedikit fleksi.33
Ketidakstabilan panggul berkisar 5
Ketidakstabilan panggul berkisar 5 – – 20% dari 1.000 kelahiran hidup d20% dari 1.000 kelahiran hidup dan sebagian besar akanan sebagian besar akan menjadi stabil setelah 3 minggu dan hanya 1-2% yang tetap tidak stabil. Dislokasi panggul menjadi stabil setelah 3 minggu dan hanya 1-2% yang tetap tidak stabil. Dislokasi panggul kongenital tujuh kali lebih banyak pada perempuan daripada laki
kongenital tujuh kali lebih banyak pada perempuan daripada laki – – laki, sendi panggul kirilaki, sendi panggul kiri lebih sering terkena dan hanya 1- 5% yang bersifat bilateral. Kelainan ini lebih banyak lebih sering terkena dan hanya 1- 5% yang bersifat bilateral. Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada orang Amerika dan
ditemukan pada orang Amerika dan Jepang serta jarang ditemukan pada Jepang serta jarang ditemukan pada orang Indonesia.orang Indonesia. 2,3,42,3,4
II.3. Anatomi
II.3. Anatomi
Anatomi Pelvis Anatomi Pelvis
Panggul berbentuk seperti baskom dengan tepi lebar pada kedua sisi, dibentuk oleh 2 tulang Panggul berbentuk seperti baskom dengan tepi lebar pada kedua sisi, dibentuk oleh 2 tulang pelvis yang bergabung ke arah posterior pada sacrum dan ke arah anterior pada simphisis pelvis yang bergabung ke arah posterior pada sacrum dan ke arah anterior pada simphisis pubis. Tulang panggul mempunyai 3 bagian yang menyatu:
pubis. Tulang panggul mempunyai 3 bagian yang menyatu: 1.
1. Os. iliumOs. ilium
Terdiri atas: ala (sayap atas), crista iliaka, linea arcuata/ linea terminalis, incisura Terdiri atas: ala (sayap atas), crista iliaka, linea arcuata/ linea terminalis, incisura ischiadicus mayor.
ischiadicus mayor. Otot
2.
2. Os. ischiumOs. ischium
•• Tuberocitas ischium: origo m. Tuberocitas ischium: origo m. ekstensor panggul, m.hamstrings dan m.gluteus.ekstensor panggul, m.hamstrings dan m.gluteus. •• Ligamen sacrotuberosum: membatasi dan menstabilkan pintu bawah panggul.Ligamen sacrotuberosum: membatasi dan menstabilkan pintu bawah panggul.
•• Spina ischiadica: variatif, jarak 10cm diameter panggul tersempit, penting dalamSpina ischiadica: variatif, jarak 10cm diameter panggul tersempit, penting dalam persalinan.
persalinan. 3.
3. Os. pubisOs. pubis
Ketiga bagian ini bersatu pada acetabulum, soket dari sendi
Ketiga bagian ini bersatu pada acetabulum, soket dari sendi panggul.panggul.55
Tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta Tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta dua baling-baling. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir disebut acetabulum, dua baling-baling. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir disebut acetabulum, yang menerima caput femur di persendian panggul. Ilium adalah lempeng tulang lebar yang yang menerima caput femur di persendian panggul. Ilium adalah lempeng tulang lebar yang menjulang ke atas dan keluar acetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai crista menjulang ke atas dan keluar acetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai crista iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul. Ujung anterior crista iliaka iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul. Ujung anterior crista iliaka adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina iliaka ini menjadi tempat perlekatan otot dan ligamen. Spina iliaka anterior superior. Spina iliaka ini menjadi tempat perlekatan otot dan ligamen. Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior. Di tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior. Di bawah spina iliaka posterior superior, tapi posterior
bawah spina iliaka posterior superior, tapi posterior os. ilium membentuk lekukan yang dalamos. ilium membentuk lekukan yang dalam disebut fossa schiatik mayor.
disebut fossa schiatik mayor.55
Os.ischium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya ikut Os.ischium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya ikut membentuk fossa schiatik mayor. Pada sisi inferior fossa schiatik mayor adalah bagian spina membentuk fossa schiatik mayor. Pada sisi inferior fossa schiatik mayor adalah bagian spina ischial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligamen dari os.sacrrum. Bagian ischial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligamen dari os.sacrrum. Bagian inferior dari spina ischial adalah fossa schiatic minor. Tuberocitas ischial adalah tonjolan inferior dari spina ischial adalah fossa schiatic minor. Tuberocitas ischial adalah tonjolan besar os.ischium yang menyokong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai besar os.ischium yang menyokong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha posterior.
tempat perlekatan otot paha posterior.55
Di bagian anterior tuberocitas ischial, terdapat ramus ischial ramping yang memanjang ke Di bagian anterior tuberocitas ischial, terdapat ramus ischial ramping yang memanjang ke arah depan dan ke atas untuk menyatu dengan ramus pubis inferior yang memanjang ke arah depan dan ke atas untuk menyatu dengan ramus pubis inferior yang memanjang ke bawah dari os.pubis. Os.pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. bawah dari os.pubis. Os.pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior. Ramus Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain di garis pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain di garis tengah simphisis pubis. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tengah simphisis pubis. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tulang pubis di bawah simphisis.
tulang pubis di bawah simphisis.55
Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus ischial, terdapat ramus Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus ischial, terdapat ramus
os.ilium, os.ischium, dan os.pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurai dan os.ilium, os.ischium, dan os.pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurai dan mulai terpisah. Os. ischium dan os.pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang mulai terpisah. Os. ischium dan os.pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang menyatu pada usia 7-8 tahun. Osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai menyatu pada usia 7-8 tahun. Osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.55
Gambar 1.
Gambar 1. Anatomi Tulang PelvisAnatomi Tulang Pelvis Anatomi Femur
Anatomi Femur
Secara anatomis bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut adalah Secara anatomis bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut adalah paha, bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai. Femur adalah tulang paha, bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai. Femur adalah tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh. Ujung proksimal terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan acetabulum. Permukaan femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan acetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi- fovea capitis untuk tempat perlekatan ligamen lembut dari bagian kepala mengalami depresi- fovea capitis untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga caput femoris agar tetap di tempatnya dan membawa pembuluh darah ke yang menyangga caput femoris agar tetap di tempatnya dan membawa pembuluh darah ke caput femoris tersebut.
caput femoris tersebut. 4,54,5
Femur tidak berada pada garis vertical tubuh. Caput femur masuk dengan pas ke acetabulum Femur tidak berada pada garis vertical tubuh. Caput femur masuk dengan pas ke acetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125
untuk membentuk sudut sekitar 125oo dari bagian collum femur, dengan demikian corpusdari bagian collum femur, dengan demikian corpus femoris dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada femoris dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125
wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125oo) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
Gambar 2.
Gambar 2. Anatomi Hip JointAnatomi Hip Joint
II.4. Etiologi dan Patogenesis
II.4. Etiologi dan Patogenesis
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga berhubungan dengan terjadinya Congenital Ada beberapa faktor penyebab yang diduga berhubungan dengan terjadinya Congenital Dislocation of the Hip (CDH), antara lain:
Dislocation of the Hip (CDH), antara lain: 1. Faktor genetik
1. Faktor genetik
Faktor genetik pasti berperan pada etiologi, karena dislokasi kongenital cenderung Faktor genetik pasti berperan pada etiologi, karena dislokasi kongenital cenderung berlangsung dalam keluarga dan bahkan dalam seluruh populasi (misalnya orang Italia berlangsung dalam keluarga dan bahkan dalam seluruh populasi (misalnya orang Italia Utara). Wynne- Davies (1970) menemukan dua ciri warisan yang dapat mempengaruhi Utara). Wynne- Davies (1970) menemukan dua ciri warisan yang dapat mempengaruhi ketidakstabilan pinggul yakni sendi yang longgar merata, suatu sifat yang dominan dan ketidakstabilan pinggul yakni sendi yang longgar merata, suatu sifat yang dominan dan displasia acetabulum, suatu sifat poligenik yang ditemukan pada kelompok yang lebih kecil displasia acetabulum, suatu sifat poligenik yang ditemukan pada kelompok yang lebih kecil (terutama gadis) yang menderita ketidakstabilan yang menetap. Tetapi ini bukan keterangan (terutama gadis) yang menderita ketidakstabilan yang menetap. Tetapi ini bukan keterangan satu- satunya karena pada 4 dari 5
satu- satunya karena pada 4 dari 5 kasus hanya 1 yang mengalami dislokasi.kasus hanya 1 yang mengalami dislokasi.2,32,3 2. Faktor hormonal
2. Faktor hormonal
Yaitu tingginya kadar estrogen, progesteron dan relaksin pada ibu dalam beberapa minggu Yaitu tingginya kadar estrogen, progesteron dan relaksin pada ibu dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, dapat memperburuk kelonggaran ligamentum pada bayi. Hal ini dapat terakhir kehamilan, dapat memperburuk kelonggaran ligamentum pada bayi. Hal ini dapat menerangkan langkanya ketidakstabilan pada bayi prematur, yang lahir sebelum menerangkan langkanya ketidakstabilan pada bayi prematur, yang lahir sebelum hormon-hormon mencapai puncaknya.
hormon mencapai puncaknya.2,32,3
Ditambahkan adalah pengamatan bahwa selama periode neonatal, bayi relatif membawa Ditambahkan adalah pengamatan bahwa selama periode neonatal, bayi relatif membawa estrogen dari ibunya. Hal ini menenangkan ligamen di dalam tubuh. Beberapa bayi sangat estrogen dari ibunya. Hal ini menenangkan ligamen di dalam tubuh. Beberapa bayi sangat sensitif terhadap estrogen, sehingga menyebabkan ligament panggul menjadi terlalu lemah, sensitif terhadap estrogen, sehingga menyebabkan ligament panggul menjadi terlalu lemah, dan panggul tidak stabil.
3. Malposisi intrauterin 3. Malposisi intrauterin
Terutama posisi bokong dengan kaki yang berekstensi, dapat mempermudah terjadinya Terutama posisi bokong dengan kaki yang berekstensi, dapat mempermudah terjadinya dislokasi, ini berhubungan dengan lebih tingginya insidensi pada bayi yang merupakan anak dislokasi, ini berhubungan dengan lebih tingginya insidensi pada bayi yang merupakan anak sulung, dimana versi spontan lebih
sulung, dimana versi spontan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadi.sedikit kemungkinannya untuk terjadi. Dislokasi unilateral biasanya mempengaruhi pinggul kiri, ini
Dislokasi unilateral biasanya mempengaruhi pinggul kiri, ini sesuai dengan presentasi vertekssesuai dengan presentasi verteks biasa (occiput anterior kiri) dimana pi
biasa (occiput anterior kiri) dimana pinggul kiri agak beradduksi.nggul kiri agak beradduksi. 4. Faktor
4. Faktor pascakelahiranpascakelahiran
Dapat membantu menetapnya ketidakstabilan neonatal dan gangguan perkembangan Dapat membantu menetapnya ketidakstabilan neonatal dan gangguan perkembangan acetabulum. Dislokasi sering kali ditemukan pada orang Lapps dan orang Indian Amerika acetabulum. Dislokasi sering kali ditemukan pada orang Lapps dan orang Indian Amerika Utara yang membedong bayinya dan menggendongnya dengan kaki merapat, pinggul dan Utara yang membedong bayinya dan menggendongnya dengan kaki merapat, pinggul dan lutut sepenuhnya berekstensi, dan jarang pada orang Cina Selatan dan Negro Afrika yang lutut sepenuhnya berekstensi, dan jarang pada orang Cina Selatan dan Negro Afrika yang membawa bayi pada punggungnya dengan kedua kaki berabduks
membawa bayi pada punggungnya dengan kedua kaki berabduksi lebar- i lebar- lebar. Ada juga buktilebar. Ada juga bukti dari percobaan bahwa ekstensi lutut dan pinggul secara serentak mengakibatkan dislokasi dari percobaan bahwa ekstensi lutut dan pinggul secara serentak mengakibatkan dislokasi panggul selama perkembangan awal (Yamamuro dan
panggul selama perkembangan awal (Yamamuro dan Ishida, 1984).Ishida, 1984).22
II.5. Patologi
II.5. Patologi
Saat kelahiran panggul, meskipun tak stabil mungkin bentuknya normal (McKibbin, 1970), Saat kelahiran panggul, meskipun tak stabil mungkin bentuknya normal (McKibbin, 1970), tetapi capsul sering merentang dan
tetapi capsul sering merentang dan berlebih-lebihan.berlebih-lebihan.22 Selama masa kanak
Selama masa kanak – – kanak beberapa perubahan timbul, beberapa di antaranya mungkinkanak beberapa perubahan timbul, beberapa di antaranya mungkin menunjukkan displasia primer pada acetabulum dan/atau
menunjukkan displasia primer pada acetabulum dan/atau femur proksimal, tetapi femur proksimal, tetapi kebanyakebanyakankan di antaranya muncul karena
di antaranya muncul karena adaptasi terhadap ketidakstabilan menetap dan pembebanan sendiadaptasi terhadap ketidakstabilan menetap dan pembebanan sendi secara abnormal.
secara abnormal.22
Caput femoris mengalami dislokasi di bagian posterior tetapi dengan ekstensi pinggul, caput Caput femoris mengalami dislokasi di bagian posterior tetapi dengan ekstensi pinggul, caput itu pertama
itu pertama – – tama terletak posterolateral dan tama terletak posterolateral dan kemudian superolateral pada acetabulum. Soketkemudian superolateral pada acetabulum. Soket tulang rawan terletak dangkal dan anteversi. Caput femoris yang bertulang rawan ukurannya tulang rawan terletak dangkal dan anteversi. Caput femoris yang bertulang rawan ukurannya normal tetapi inti
normal tetapi inti tulangnya terlambat muncul dan osifikasinya tertunda selama masa bayi.tulangnya terlambat muncul dan osifikasinya tertunda selama masa bayi.22 Caput teregang dan ligamentum teres menjadi panjang dan hipertrofi. Di bagian superior, Caput teregang dan ligamentum teres menjadi panjang dan hipertrofi. Di bagian superior, labrum asetabulum dan tepi kapsulnya dapat didorong ke dalam soket oleh caput femoris labrum asetabulum dan tepi kapsulnya dapat didorong ke dalam soket oleh caput femoris yang berdislokasi; libus fibrokartilaginosa ini dapat menghalangi usaha reduksi tertutup yang berdislokasi; libus fibrokartilaginosa ini dapat menghalangi usaha reduksi tertutup terhadap caput femoris.
terhadap caput femoris.22
Setelah mulai menyangga badan perubahan-perubahan ini lebih hebat. Acetabulum dan Setelah mulai menyangga badan perubahan-perubahan ini lebih hebat. Acetabulum dan colum femur tetap anteversi
soket palsu di atas acetabulum dan m. psoas, menimbulkan suatu penampilan jam pasir soket palsu di atas acetabulum dan m. psoas, menimbulkan suatu penampilan jam pasir (hourglass). Pada saatnya otot di
(hourglass). Pada saatnya otot di sekelilingnysekelilingnya menyesuaikan diri dengan a menyesuaikan diri dengan memendek.memendek. 22
II.6. Diagnosis
II.6. Diagnosis
Diagnosis Congenital Dislocation of the Hip (CDH) berdasarkan atas manifestasi klinis dan Diagnosis Congenital Dislocation of the Hip (CDH) berdasarkan atas manifestasi klinis dan pemeriksaan radiologi.
pemeriksaan radiologi. Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis
Keadaan ideal yang masih belum tercapai adalah mendiagnosis setiap kasus pada saat Keadaan ideal yang masih belum tercapai adalah mendiagnosis setiap kasus pada saat kelahiran. Karena alasan ini setiap bayi yang baru lahir harus diperiksa untuk mencari kelahiran. Karena alasan ini setiap bayi yang baru lahir harus diperiksa untuk mencari tanda-tanda ketidakstabilan panggul. Bila terdapat riwayat dislokasi kongenital dalam keluarga, tanda ketidakstabilan panggul. Bila terdapat riwayat dislokasi kongenital dalam keluarga, disertai presentasi bokong, kita harus sangat berhati-hati dan bayi mungkin terpaksa diperiksa disertai presentasi bokong, kita harus sangat berhati-hati dan bayi mungkin terpaksa diperiksa lebih dari sekali.
lebih dari sekali. Pada nenonatus terdapat beberapa cara untuk menguji Pada nenonatus terdapat beberapa cara untuk menguji ketidakstabilan.ketidakstabilan.2,72,7 Gambaran klinis dislokasi panggul kongenital adalah asimetri pada lipatan- li
Gambaran klinis dislokasi panggul kongenital adalah asimetri pada lipatan- li patan kulit paha.patan kulit paha. Pemeriksaaan klinik untuk mengetahui dislokasi panggul kongenital pada bayi baru lahir Pemeriksaaan klinik untuk mengetahui dislokasi panggul kongenital pada bayi baru lahir adalah:
adalah:
1. Uji Barlow 1. Uji Barlow
Uji Barlow dilakukan dengan cara yang sama, tetapi di sini ibu jari pemeriksa di tempatkan Uji Barlow dilakukan dengan cara yang sama, tetapi di sini ibu jari pemeriksa di tempatkan pada lipatan paha dan dengan memegang paha bagian atas, diusahakan mengungkit caput pada lipatan paha dan dengan memegang paha bagian atas, diusahakan mengungkit caput femoris ke dalam dan keluar acetabulum selama abduksi dan adduksi. Kalau caput femoris femoris ke dalam dan keluar acetabulum selama abduksi dan adduksi. Kalau caput femoris normalnya berada pada posisi reduksi, tetapi dapat keluar dari sendi dan kembali masuk lagi, normalnya berada pada posisi reduksi, tetapi dapat keluar dari sendi dan kembali masuk lagi, panggul itu digolongkan sebagai dapat mengalami dislokasi (yaitu tak stabil).
panggul itu digolongkan sebagai dapat mengalami dislokasi (yaitu tak stabil).2,72,7 2. Uji Ortolani
2. Uji Ortolani
Dalam uji Ortolani, bagian medial paha bayi dipegang dengan ibu jari dan jari
Dalam uji Ortolani, bagian medial paha bayi dipegang dengan ibu jari dan jari – – jarijari diletakkan pada trokanter mayor; pinggul difleksikan sampai 90
diletakkan pada trokanter mayor; pinggul difleksikan sampai 90oo dan diabduksi perlahandan diabduksi perlahan – – lahan. Biasanya abduksi berjalan lancar sampai hampir 90
lahan. Biasanya abduksi berjalan lancar sampai hampir 90oo. Pada dislokasi kongenital. Pada dislokasi kongenital biasanya gerakan terhalang, tetapi kalau tekanan diberikan pada trokanter mayor akan biasanya gerakan terhalang, tetapi kalau tekanan diberikan pada trokanter mayor akan terdapat suatu bunyi halus sementara dislokasi tereduksi, dan kemudian panggul berabduksi terdapat suatu bunyi halus sementara dislokasi tereduksi, dan kemudian panggul berabduksi sepenuhnya (sentakan ke dalam). Kalau abduksi berhenti di tengah jalan dan tidak ada sepenuhnya (sentakan ke dalam). Kalau abduksi berhenti di tengah jalan dan tidak ada sentakan ke dalam, mungkin ada suatu dislokasi yang tak dapat direduksi.
Gambar 3.
Gambar 3. Barlow Manuver & Ortolani ManuverBarlow Manuver & Ortolani Manuver
3. Tanda Galeazzi 3. Tanda Galeazzi
Pada pemeriksaan ini kedua lutut bayi dilipat penuh dengan panggul dalam keadaan fleksi Pada pemeriksaan ini kedua lutut bayi dilipat penuh dengan panggul dalam keadaan fleksi 90
90oo serta kedua paha saling dirapatkan. Keempat jari pemeriksa memegang bagian belakangserta kedua paha saling dirapatkan. Keempat jari pemeriksa memegang bagian belakang tungkai bawah dengan ibu jari di depan. Dalam
tungkai bawah dengan ibu jari di depan. Dalam keadaan normal kedua lutut akan sama tinggikeadaan normal kedua lutut akan sama tinggi dan bila terdapat dislokasi panggul kongenital maka tungkai yang mengalami dislokasi, dan bila terdapat dislokasi panggul kongenital maka tungkai yang mengalami dislokasi, lututnya akan terlihat lebih rendah dan disebut sebagai tanda Galeazzi/ Allis
Gambar 4.
Gambar 4. Tanda GalleaziTanda Galleazi Setiap panggul yang memiliki tanda
Setiap panggul yang memiliki tanda – – tanda ketidakstabilan walaupun sedikit diperiksatanda ketidakstabilan walaupun sedikit diperiksa dengan ultrasonografi. Cara ini memperlihatkan bentuk acetabulum dan posisi caput femoris. dengan ultrasonografi. Cara ini memperlihatkan bentuk acetabulum dan posisi caput femoris. Kalau terdapat kelainan, bayi itu dibebat dengan panggul yang berfleksi dan berabduksi dan Kalau terdapat kelainan, bayi itu dibebat dengan panggul yang berfleksi dan berabduksi dan diperiksa kembali 6 minggu kemudian. Pada saat itu mungkin perlu dinilai apakah panggul diperiksa kembali 6 minggu kemudian. Pada saat itu mungkin perlu dinilai apakah panggul berhasil direduksi dan stabil, tereduksi tetapi tak stabil, mengalami subluksasi atau dislokasi. berhasil direduksi dan stabil, tereduksi tetapi tak stabil, mengalami subluksasi atau dislokasi. Di tangan ahli
Di tangan ahli yang berpengalamayang berpengalaman, skrining pada n, skrining pada neonatus sangat efektif untuk neonatus sangat efektif untuk menurunkanmenurunkan insidensi dislokasi
insidensi dislokasi yang muncul belakangan (Hadlow,1988).2yang muncul belakangan (Hadlow,1988).2 II.6.2. Pemeriksaan Radiologi
II.6.2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan biasanya agak sulit dilakukan karena pusat osifikasi sendi baru tampak pada Pemeriksaan biasanya agak sulit dilakukan karena pusat osifikasi sendi baru tampak pada bayi umur 3 bulan atau lebih sehingga pemeriksaan ini hanya bermanfaat pada umur 6 bulan bayi umur 3 bulan atau lebih sehingga pemeriksaan ini hanya bermanfaat pada umur 6 bulan atau lebih.
atau lebih. 2,4,72,4,7 Rontgen Pelvis Rontgen Pelvis
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan indeks acetabuler, garis horizontal Hilgenreiner, Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan indeks acetabuler, garis horizontal Hilgenreiner, garis vertikal Perkin serta garis
Gambar 5
Gambar 5. Garis Khayal Rontgen Pelvic. Garis Khayal Rontgen Pelvic Keterangan:
Keterangan:
•• Garis Hilgenreiner adalah garis horizontal yang melintasi tulang rawan triGaris Hilgenreiner adalah garis horizontal yang melintasi tulang rawan tri -radiatum.-radiatum.
•• Garis Perkin adalah garis vertikal yang berjalan melalui aspek lateral dari asetabulum.Garis Perkin adalah garis vertikal yang berjalan melalui aspek lateral dari asetabulum. Tepi asetabulum pada bayi masih merupakan tulang rawan sehingga tidak terlihat pada Tepi asetabulum pada bayi masih merupakan tulang rawan sehingga tidak terlihat pada foto rontgen.
foto rontgen.
•• Indeks Asetabular (Sudut Hilgenreiner)Indeks Asetabular (Sudut Hilgenreiner)
Dibentuk oleh perpotongan antara garis sepanjang atap asetabulum dengan garis Dibentuk oleh perpotongan antara garis sepanjang atap asetabulum dengan garis Hilgenreiner.
Hilgenreiner.
•• Garis Shenton adalah garis yang melewati arkus antara tepi atas foramen obturator danGaris Shenton adalah garis yang melewati arkus antara tepi atas foramen obturator dan bagian medial leher femur. Garis ini
bagian medial leher femur. Garis ini akan terpotong bila terdapat dislokasi panggul.akan terpotong bila terdapat dislokasi panggul. Ukuran normal indeks asetabular:
Gambar 6.
Gambar 6. rontgen pelvis memperlihatkan Congenital Dislocation of the Hiprontgen pelvis memperlihatkan Congenital Dislocation of the Hip Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG pada bayi dilakukan untuk menggantikan pencitraan panggul dengan foto Pemeriksaan USG pada bayi dilakukan untuk menggantikan pencitraan panggul dengan foto rontgen. Pada bayi baru lahir, acetabulum dan caput femoris dihubungkan oleh tulang rawan, rontgen. Pada bayi baru lahir, acetabulum dan caput femoris dihubungkan oleh tulang rawan, sehingga pada foto polos biasa
sehingga pada foto polos biasa tidak terlihat. Dengan pemeriksaan USG, tidak terlihat. Dengan pemeriksaan USG, meskipun penderitameskipun penderita berusia di bawah 3 bulan,
berusia di bawah 3 bulan, hubungahubungan antara caput femoris n antara caput femoris dan acetabulum dapat diamati.dan acetabulum dapat diamati.99 Persiapan pemeriksaan pada USG:
Persiapan pemeriksaan pada USG: 1.
•• Bayi diposisikan secara supine (kaki baBayi diposisikan secara supine (kaki bayi menghadap ke arah pemeriksa).yi menghadap ke arah pemeriksa).
•• Bayi boleh diposisikan secara dekubitus dengan meletakkan bantal Bayi boleh diposisikan secara dekubitus dengan meletakkan bantal di punggungnya.di punggungnya. •• Jika bayi memakai popok, popok dibuka supaya dapat di skaning secara coronal padaJika bayi memakai popok, popok dibuka supaya dapat di skaning secara coronal pada
panggul. panggul.
•• Bayi didampngi oleh orang tuaBayi didampngi oleh orang tua 2.
2. Teknik SkanningTeknik Skanning
•• Panggul bayi diskaning secara coronal dan transversal untuk mengevaluasi panggulPanggul bayi diskaning secara coronal dan transversal untuk mengevaluasi panggul dalam posisi neutral, abduksi / adduksi dan
dalam posisi neutral, abduksi / adduksi dan fleksi.fleksi.
Gambar 7.
Gambar 7. USG coronal meperlihatkan caput femur yang bulat berada pada USG coronal meperlihatkan caput femur yang bulat berada pada posisi sentralposisi sentral ((FHFH – – femoral head, YCfemoral head, YC – – Y-cartilage, L- labrum)Y-cartilage, L- labrum)
Gambar 8.
Gambar 8. USG coronal memperlihatkan ketidak stabil panggul bayi (USG coronal memperlihatkan ketidak stabil panggul bayi ( Coronal USG imagesCoronal USG images
show that the femoral head is centrally placed in the acetabulum at rest (A), with
show that the femoral head is centrally placed in the acetabulum at rest (A), with subluxationsubluxation
after stress (B). The diagram (C) shows the extent of subluxation)
after stress (B). The diagram (C) shows the extent of subluxation)
USG secara luas telah
USG secara luas telah menggantikan radiografi untuk pencitraan panggul neonatus. Pada saatmenggantikan radiografi untuk pencitraan panggul neonatus. Pada saat kelahiran, acetabulum dan caput femoris merupakan tulang rawan sehingga tak kelihatan kelahiran, acetabulum dan caput femoris merupakan tulang rawan sehingga tak kelihatan pada foto rontgen biasa. USG nyata memberikan gambaran yang tepat mengenai tata pada foto rontgen biasa. USG nyata memberikan gambaran yang tepat mengenai tata
II.7. Diagnosis Banding
II.7. Diagnosis Banding
Perthes (Coxa plana) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan hancurnya lempeng Perthes (Coxa plana) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan hancurnya lempeng pertumbuhan pada leher tulang paha. Pada foto rontgen akan tampak bahwa kepala tulang pertumbuhan pada leher tulang paha. Pada foto rontgen akan tampak bahwa kepala tulang paha kanan mendatar.
paha kanan mendatar.99
Gambar 9.
Gambar 9. Foto RontgenFoto Rontgen Perthes DieseasePerthes Diesease
II.8. Penatalaksanaan
II.8. Penatalaksanaan
3-6 bulan pertama 3-6 bulan pertama
Kebijakan yang paling sederhana adalah menganggap semua bayi dengan latar belakang yang Kebijakan yang paling sederhana adalah menganggap semua bayi dengan latar belakang yang berisiko tinggi (riwayat keluarga atau kelahiran sungsang dengan ekstensi), atau dengan uji berisiko tinggi (riwayat keluarga atau kelahiran sungsang dengan ekstensi), atau dengan uji Ortholani atau uji Barlow positif, harus dicurigai dan merawatnya dengan popok dobel atau Ortholani atau uji Barlow positif, harus dicurigai dan merawatnya dengan popok dobel atau suatu bantal abduksi selama 6 minggu pertama. Pada stadium itu
suatu bantal abduksi selama 6 minggu pertama. Pada stadium itu mereka diuji lagi, bayi mereka diuji lagi, bayi yangyang panggulnya stabil dibiarkan bebas tetapi tetap dalam pengawasan sekurang
panggulnya stabil dibiarkan bebas tetapi tetap dalam pengawasan sekurang – – kurangnyakurangnya selama 6 bulan hingga panggul it
selama 6 bulan hingga panggul itu stabil u stabil dan rontgen memperlihatkan bahwa atap acetabulumdan rontgen memperlihatkan bahwa atap acetabulum berkembang dengan memuaskan (biasanya 3-6
berkembang dengan memuaskan (biasanya 3-6 bulan).bulan).2,6,7,102,6,7,10 Tetapi karena 80
Tetapi karena 80 – – 90% panggul yang tak stabil pada saat kelahiran akan stabil secara90% panggul yang tak stabil pada saat kelahiran akan stabil secara spontan dalam 2-3 minggu, tampaknya akan lebih bijaksana bila tidak memulai pembebatan spontan dalam 2-3 minggu, tampaknya akan lebih bijaksana bila tidak memulai pembebatan dengan segera kecuali kalau panggul itu sudah mengalami dislokasi. Hal ini mengurangi dengan segera kecuali kalau panggul itu sudah mengalami dislokasi. Hal ini mengurangi sedikit risiko (tetapi bermakna) akan terjadinya nekrosis epifisis yang menyertai setiap sedikit risiko (tetapi bermakna) akan terjadinya nekrosis epifisis yang menyertai setiap bentuk pembebatan pembatas pada neonatus. Karena itu kalau panggul dapat mengalami bentuk pembebatan pembatas pada neonatus. Karena itu kalau panggul dapat mengalami dislokasi tetapi biasanya tidak terjadi dislokasi, bayi itu tidak diberi terapi tetapi diuji lagi dislokasi tetapi biasanya tidak terjadi dislokasi, bayi itu tidak diberi terapi tetapi diuji lagi setiap minggu, jika setelah 3 minggu pinggul masih tak stabil, pembebatan abduksi setiap minggu, jika setelah 3 minggu pinggul masih tak stabil, pembebatan abduksi diterapkan. Kalau panggul sudah mengalami dislokasi pada
beberapa minggu, tetapi tindakan yang paling aman adalah mempertahankan pembebatan beberapa minggu, tetapi tindakan yang paling aman adalah mempertahankan pembebatan hingga rontgen memperlihatkan suatu atap
hingga rontgen memperlihatkan suatu atap acetabulum yang baik.acetabulum yang baik.1,2,6,7,101,2,6,7,10
Bila ada fasilitas untuk USG, dapat diterapkan protokol yang lebih baik. Semua bayi baru Bila ada fasilitas untuk USG, dapat diterapkan protokol yang lebih baik. Semua bayi baru lahir yang memiliki latar belakang berisiko tinggi atau diduga memiliki ketidakstabilan lahir yang memiliki latar belakang berisiko tinggi atau diduga memiliki ketidakstabilan pinggul diperiksa dengan USG. Kalau USG memperlihatkan bahwa panggul dalam reduksi pinggul diperiksa dengan USG. Kalau USG memperlihatkan bahwa panggul dalam reduksi dan mempunyai struktur tulang rawan yang normal, tidak diperlukan terapi tetapi anak itu dan mempunyai struktur tulang rawan yang normal, tidak diperlukan terapi tetapi anak itu tetap dalam pengawasan selama 3-
tetap dalam pengawasan selama 3- 6 bulan. Kalau 6 bulan. Kalau secara anatomis kurang sempurna, panggulsecara anatomis kurang sempurna, panggul dibebat dalam keadaan abduksi dan setelah 6 minggu USG dilakukan lagi. Sekarang pada dibebat dalam keadaan abduksi dan setelah 6 minggu USG dilakukan lagi. Sekarang pada beberapa kasus, panggul akan tampak normal dan
beberapa kasus, panggul akan tampak normal dan tidak membutuhkan terapi lanjutan, kecualitidak membutuhkan terapi lanjutan, kecuali pemeriksaan rutin selama 3-6 bulan. Sebagian di antaranya akan memperlihatkan kelainan pemeriksaan rutin selama 3-6 bulan. Sebagian di antaranya akan memperlihatkan kelainan yang menetap dan untuk kasus ini pembebatan dalam keadaan abduksi dilanjutkan sampai yang menetap dan untuk kasus ini pembebatan dalam keadaan abduksi dilanjutkan sampai USG berikutnya dalam 3 bulan atau rontgen dalam 6 bulan memperlihatkan terbentuknya USG berikutnya dalam 3 bulan atau rontgen dalam 6 bulan memperlihatkan terbentuknya atap acetabulum yang baik.
atap acetabulum yang baik.1,2,6,7,101,2,6,7,10
Pembebatan. Pembebatan.
Tujuan pembebatan adalah mempertahankan panggul agak berfleksi dan berabduksi; posisi Tujuan pembebatan adalah mempertahankan panggul agak berfleksi dan berabduksi; posisi ekstrim dihindari dan sendi
ekstrim dihindari dan sendi – – sendi harus dimungkinkan untuk melakukan sedikit gerakansendi harus dimungkinkan untuk melakukan sedikit gerakan dalam bebat. Untuk bayi yang baru lahir,
dalam bebat. Untuk bayi yang baru lahir, popok dobel atau bantal abduksi yang empuk cukuppopok dobel atau bantal abduksi yang empuk cukup memadai. Bebat Von Rosen adalah suatu bebat lunak yang berbentuk
memadai. Bebat Von Rosen adalah suatu bebat lunak yang berbentuk – – H yang bermanfaatH yang bermanfaat karena mudah digunakan. Pengikat pelvic (Pelvic Harness) lebih sulit dipakaikan tetapi lebih karena mudah digunakan. Pengikat pelvic (Pelvic Harness) lebih sulit dipakaikan tetapi lebih banyak memberi kebebasan kepada anak sementara posisi masih dipertahankan. Cara yang banyak memberi kebebasan kepada anak sementara posisi masih dipertahankan. Cara yang tidak terlalu rumit dan yang paling tidak disenangi ibu yaitu penggunaan plaster lutut dengan tidak terlalu rumit dan yang paling tidak disenangi ibu yaitu penggunaan plaster lutut dengan batang melintang yang mempertahankan pinggul dalam 90
batang melintang yang mempertahankan pinggul dalam 90oo fleksi dan sekitar 45fleksi dan sekitar 45oo abduksi,abduksi, atau 10
atau 10oo lebih besar dari sudut dimana sentakan ke dalamnya dapat diraba.lebih besar dari sudut dimana sentakan ke dalamnya dapat diraba.1,2,6,7,101,2,6,7,10 (McKibbin,dkk,19
(McKibbin,dkk,1988). Tiga 88). Tiga aturan pembebatan yang terbaik adalah :aturan pembebatan yang terbaik adalah : 1. Pinggul harus
1. Pinggul harus direduksi sebagaimana mestinya sebelum dibebatdireduksi sebagaimana mestinya sebelum dibebat 2. Posisi ekstrim harus dihindari
2. Posisi ekstrim harus dihindari 3. Pinggul harus
3. Pinggul harus dapat digerakkan.dapat digerakkan.
Tindak lanjut Tindak lanjut
Tindakan apapun yang telah diambil, tindak lanjut tetap diteruskan hingga anak dapat Tindakan apapun yang telah diambil, tindak lanjut tetap diteruskan hingga anak dapat berjalan. Kadang-kadang sekalipun dengan terapi yang paling hati-hati, panggul dapat berjalan. Kadang-kadang sekalipun dengan terapi yang paling hati-hati, panggul dapat memperlihatkan tingkat displasia acetabulum tertentu di kemudian hari.
Gambar 10.
Gambar 10. Bebat Von Rosen & AberdeenBebat Von Rosen & Aberdeen
Gambar 11.
Gambar 11. Pembebatan dengan Palvik HarnessPembebatan dengan Palvik Harness
Dislokasi yang menetap 6
Dislokasi yang menetap 6
–
–
18 bulan18 bulanKalau setelah terapi dini, panggul belum seluruhnya direduksi atau kalau anak itu di
Kalau setelah terapi dini, panggul belum seluruhnya direduksi atau kalau anak itu di belakangbelakang hari menunjukkan adanya dislokasi yang tersembunyi, panggul itu harus direduksi terutama hari menunjukkan adanya dislokasi yang tersembunyi, panggul itu harus direduksi terutama dengan metode tertutup tetapi kalau perlu dengan operasi dan tetap direduksi hingga dengan metode tertutup tetapi kalau perlu dengan operasi dan tetap direduksi hingga perkembanga
perkembangan n acetabulum memuaskan.acetabulum memuaskan.2,6,72,6,7 Reduksi tertutup
Reduksi tertutup
Cara ini ideal tetapi memiliki risiko rusaknya pasokan darah pada caput femoris dan Cara ini ideal tetapi memiliki risiko rusaknya pasokan darah pada caput femoris dan menyebabkan nekrosis. Untuk memperkecil risiko ini dilakukan reduksi berangsur- angsur, menyebabkan nekrosis. Untuk memperkecil risiko ini dilakukan reduksi berangsur- angsur, traksi dilakukan pada kedua kaki secara vertikal dan secara berangsur- angsur abduksi traksi dilakukan pada kedua kaki secara vertikal dan secara berangsur- angsur abduksi
Pembebatan panggul yang direduksi secara konsentrik ditahan dalam suatu spika gips dalam Pembebatan panggul yang direduksi secara konsentrik ditahan dalam suatu spika gips dalam keadaan 60
keadaan 60oo fleksi, 40fleksi, 40oo abduksi dan 20abduksi dan 20oo rotasi internal. Setela 6 minggu spika digantikanrotasi internal. Setela 6 minggu spika digantikan dengan bebat yang mencegah adduksi tetapi memungkinkan gerakan suatu pengikat Pavlik dengan bebat yang mencegah adduksi tetapi memungkinkan gerakan suatu pengikat Pavlik atau gips lutut dengan batang melintang. Bebat ini dipertahankan selama 3-6 bulan lagi dan atau gips lutut dengan batang melintang. Bebat ini dipertahankan selama 3-6 bulan lagi dan diperiksa dengan rontgen untuk memastikan caput femoris tereduksi secara konsentrik dan diperiksa dengan rontgen untuk memastikan caput femoris tereduksi secara konsentrik dan atap acetabulum berkembang dengan normal.
atap acetabulum berkembang dengan normal.1,2,6,71,2,6,7
Gambar 11.
Gambar 11. Reduksi tertutup dengan spika GipsReduksi tertutup dengan spika Gips Operasi
Operasi
Kalau setiap tahap reduksi konsentrik belum dicapai, diperlukan operasi terbuka. Kalau setiap tahap reduksi konsentrik belum dicapai, diperlukan operasi terbuka.
Dislokasi menetap 18 bulan ke atas Dislokasi menetap 18 bulan ke atas..
Pada anak yang lebih tua, reduksi tertutup kemungkinan kurang berhasil; banyak ahli bedah Pada anak yang lebih tua, reduksi tertutup kemungkinan kurang berhasil; banyak ahli bedah langsung melakukan atrografi dan reduksi terbuka.
langsung melakukan atrografi dan reduksi terbuka.
Traksi dilakukan jika reduksi tertutup tidak berhasil. traksi
Traksi dilakukan jika reduksi tertutup tidak berhasil. traksi membantu melonggarkan jaringanmembantu melonggarkan jaringan dan menurunkan caput femoris berhadapan dengan acetabulum.
dan menurunkan caput femoris berhadapan dengan acetabulum.
Operasi kapsul sendi dibuka di bagian anteriornya, setiap limbus yang ke dalam dibuang dan Operasi kapsul sendi dibuka di bagian anteriornya, setiap limbus yang ke dalam dibuang dan caput femoris ditempatkan pada acetabulum. Biasanya diperlukan osteotomi
caput femoris ditempatkan pada acetabulum. Biasanya diperlukan osteotomi derotasi.derotasi.
Pembebatan dilakukan setelah operasi, panggul ditahan dalam spika gips selama 3 bulan dan Pembebatan dilakukan setelah operasi, panggul ditahan dalam spika gips selama 3 bulan dan kemudian dengan bebat memungkinkan beberapa gerakan pinggul selama 1- 3 bulan dan kemudian dengan bebat memungkinkan beberapa gerakan pinggul selama 1- 3 bulan dan diperiksa dengan rontgen untuk memastikan telah tereduksi dan sedang berkembang secara diperiksa dengan rontgen untuk memastikan telah tereduksi dan sedang berkembang secara memuaskan.
memuaskan.1,2,3,6,7,101,2,3,6,7,10
II.9. Komplikasi
II.9. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin dapat
Berbagai komplikasi yang mungkin dapat terjadi, termasuk redislocation, terjadi, termasuk redislocation, kekakuan panggul,kekakuan panggul, infeksi, kehilangan darah dan kemungkinan nekrosis paling berat dari caput femur. Tingkat infeksi, kehilangan darah dan kemungkinan nekrosis paling berat dari caput femur. Tingkat nekrosis caput femur bervariasi, pada penelitian ini rentang tingkat dari 0% sampai 73%. nekrosis caput femur bervariasi, pada penelitian ini rentang tingkat dari 0% sampai 73%. Banyak penelitian menunjukkan bahwa abduksi ekstrim, khususnya dikombinasikan dengan Banyak penelitian menunjukkan bahwa abduksi ekstrim, khususnya dikombinasikan dengan ekstensi dan rotasi internal, menghasilkan nekrosis avaskular yang lebih tinggi kecuali ekstensi dan rotasi internal, menghasilkan nekrosis avaskular yang lebih tinggi kecuali dikoreksi segera setelah lahir, penekanan abnormal menyebabkan malformasi perkembanga dikoreksi segera setelah lahir, penekanan abnormal menyebabkan malformasi perkembanga tulang paha dengan gaya berjalan pincang. Jika kasus kelainan panggul congenital terlambat tulang paha dengan gaya berjalan pincang. Jika kasus kelainan panggul congenital terlambat diobati, anak akan memiliki kesulitan berjalan yang dapat mengakibatkan rasa sakit seumur diobati, anak akan memiliki kesulitan berjalan yang dapat mengakibatkan rasa sakit seumur hidup. Selain itu jika kondisi ini tidak diobati posisi pinggul abnormal akan memaksa hidup. Selain itu jika kondisi ini tidak diobati posisi pinggul abnormal akan memaksa acetabulum untuk mencari posisi lain untuk menampung caput femur.
acetabulum untuk mencari posisi lain untuk menampung caput femur.2,6,72,6,7
II.10. Prognosis
II.10. Prognosis
Penanganan penderita dengan dislokasi panggul kongenital termasuk dalam kedaruratan Penanganan penderita dengan dislokasi panggul kongenital termasuk dalam kedaruratan medis, artinya harus segera dilakukan reposisi. Semakin cepat ditangani semakin baik medis, artinya harus segera dilakukan reposisi. Semakin cepat ditangani semakin baik prognosisnya. Tindakan yang lazim dilakukan adalah reposisi, umumnya perlu pembiusan prognosisnya. Tindakan yang lazim dilakukan adalah reposisi, umumnya perlu pembiusan total mengingat sakit yang berat dan otot
total mengingat sakit yang berat dan otot serta jaringan penunjangnya yang kuat. Akibat serta jaringan penunjangnya yang kuat. Akibat yangyang bisa terjadi bila
bisa terjadi bila terlambat ditangani adalah terjadinya terlambat ditangani adalah terjadinya nekrosis avaskuler yang mengakibatkannekrosis avaskuler yang mengakibatkan kematian jaringan tulang dan sendi sampai osteoartritis sendi yang terjadi lebih akhir dan kematian jaringan tulang dan sendi sampai osteoartritis sendi yang terjadi lebih akhir dan ditandai kerusakan jaringan sendi diikuti terbentuknya jaringan tulang baru yang abnormal. ditandai kerusakan jaringan sendi diikuti terbentuknya jaringan tulang baru yang abnormal. Idealnya jika kurang dari 6 jam dislokasi sudah ditangani dapat mencegah komplikasi ini. Idealnya jika kurang dari 6 jam dislokasi sudah ditangani dapat mencegah komplikasi ini. Selain direposisi juga dilakukan pemasanga
Selain direposisi juga dilakukan pemasangan traksi agar posisi sendi n traksi agar posisi sendi tidak bergeser lagi, lebihtidak bergeser lagi, lebih kurang 2 minggu.
PENUTUP
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
III.1. Kesimpulan
Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah satu fase Congenital Dislocation of the Hip (CDH) atau dislokasi panggul kongenital adalah satu fase dari berbagai ketidakstabilan pinggul pada bayi baru lahir. Ada beberapa faktor penyebab dari berbagai ketidakstabilan pinggul pada bayi baru lahir. Ada beberapa faktor penyebab yang diduga berhubungan dengan terjadinya Congenital Dislocation of the
yang diduga berhubungan dengan terjadinya Congenital Dislocation of the Hip (CDH), antaraHip (CDH), antara lain factor genetic, factor hormonal, malposisi intrauterine dan factor pasca kelahiran. lain factor genetic, factor hormonal, malposisi intrauterine dan factor pasca kelahiran. Congenital Dislocation of the Hip (CDH) memiliki gambaran klinis seperti pergerakan yang Congenital Dislocation of the Hip (CDH) memiliki gambaran klinis seperti pergerakan yang terbatas di daerah yang terkena, posisi tungkai yang asimetris, lipatan lemak paha yang terbatas di daerah yang terkena, posisi tungkai yang asimetris, lipatan lemak paha yang asimetris dan tungkai pada sisi
asimetris dan tungkai pada sisi yang terkena tampak memendeyang terkena tampak memendek.k.
Diagnosis Congenital Dislocation of the Hip (CDH) ditegakkan berdasarkan gejala klinis, Diagnosis Congenital Dislocation of the Hip (CDH) ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis.
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis.
Penatalaksanaan CDH umumnya hanya dengan memasang bidai untuk mempertahankan Penatalaksanaan CDH umumnya hanya dengan memasang bidai untuk mempertahankan sendi panggul dalam posisinya dan penderita usia 3-18 bulan, dapat dicoba reduksi tertutup sendi panggul dalam posisinya dan penderita usia 3-18 bulan, dapat dicoba reduksi tertutup dan tindakan operasi dipertimbangkan bila reduksi ini tidak berhasil dan bagi kelainan telah dan tindakan operasi dipertimbangkan bila reduksi ini tidak berhasil dan bagi kelainan telah bersifat irreversible sehingga tindakan operasi merupakan satu
bersifat irreversible sehingga tindakan operasi merupakan satu – – satunya alternatif satunya alternatif pengobatan untuk mengoreksi kelainan yang ada.
pengobatan untuk mengoreksi kelainan yang ada.
Komplikasi CDH adalah redislokasi, kekakuan pinggul, infeksi, kehilangan darah, dan Komplikasi CDH adalah redislokasi, kekakuan pinggul, infeksi, kehilangan darah, dan nekrosis caput femoralis. Prognosis baik jika dideteksi dini dan segera ditangani jika tidak, nekrosis caput femoralis. Prognosis baik jika dideteksi dini dan segera ditangani jika tidak, dapat menyebabkan komplikasi.
dapat menyebabkan komplikasi.
Merupakan kompetensi seorang dokter umum untuk dapat mengetahui, mendiagnosis, dan Merupakan kompetensi seorang dokter umum untuk dapat mengetahui, mendiagnosis, dan mengenali pemeriksaan radiologi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis dari
mengenali pemeriksaan radiologi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis dari CDH.CDH.
III.2. Saran
III.2. Saran
Dengan berbagai permasalahan yang ada khususnya yang menyangkut tentang Congenital Dengan berbagai permasalahan yang ada khususnya yang menyangkut tentang Congenital Dislocation of the Hip
Dislocation of the Hip (CDH), dokter harus selalu waspada terhadap gejala dini (CDH), dokter harus selalu waspada terhadap gejala dini permasalahanpermasalahan tersebut dan dapat mendiagnosis dengan cepat dan tepat sehingga penanganan bisa segera tersebut dan dapat mendiagnosis dengan cepat dan tepat sehingga penanganan bisa segera dilakukan dalam upaya meningkatkan angka kehidupan untuk seorang bayi dengan dilakukan dalam upaya meningkatkan angka kehidupan untuk seorang bayi dengan Congenital Dislocation of the Hip (CDH).
1.
1. Sjamsuhidajat, Dejong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Sjamsuhidajat, Dejong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005ke-2. Jakarta: EGC; 2005 2.
2. Apley Graham dkk. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley Edisi ke-7. Jakarta:Apley Graham dkk. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley Edisi ke-7. Jakarta: Widya Medika; 1995
Widya Medika; 1995 3.
3. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang Lamumpatue;Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003
2003 4.
4. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008FKUI; 2008 5.
5. Gray’s AnatomGray’s Anatomy of y of the Human Body. The the Human Body. The Pelvic. Education.yahoo.cPelvic. Education.yahoo.comom 6.
6. Specht EE. Congenital dislocation of the hip Specht EE. Congenital dislocation of the hip (Medical Progress).(Medical Progress). West J Med West J Med 124:18-28,124:18-28, Jan 1976
Jan 1976 7.
7. Dunn et all. Congenital dislocation of Dunn et all. Congenital dislocation of the hip: early and lthe hip: early and l ate diagnosis and managementate diagnosis and management compared.
compared. Arch Dis Child Arch Dis Child , 1985, 60, 407-414, 1985, 60, 407-414 8.
8. Tonnis.Tonnis. Normal Values of the Hip Joint for tNormal Values of the Hip Joint for the Evaluation of X-rays inhe Evaluation of X-rays in Children andChildren and Adults.
Adults. Clin OrthopClin Orthop Sept 1976, 119:39-46Sept 1976, 119:39-46 9.
9. Karnik A. Hip Ultrasonography in Infants and Karnik A. Hip Ultrasonography in Infants and Children.Children. Indian J Radio Imaging Indian J Radio Imaging NovNov 2007, 17:280-9
2007, 17:280-9 10.