• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia komunikasi yang semakin pesat membuat setiap orang berlombalomba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dunia komunikasi yang semakin pesat membuat setiap orang berlombalomba"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia komunikasi yang semakin pesat membuat setiap orang berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang semakin canggih dan modern. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk menyuarakan kebutuhan akan informasi. Hal tersebut di dukung dengan berbagai fungsi dan jenis komunikasi yang kita gunakan sehari-hari, dimana makhluk sosial yang peka terhadap lingkungan memiliki sifat menerima dan menyampaikan informasi ke segala arah. Komunikasi dapat dilakukan melalui teknik persuasif, musyawarah, public speaking yang baik, atau bahkan sebuah kampanye kehumasan tak jarang masalah-masalah dapat diselesaikan terlebih masalah yang mengandung unsur komunikasi didalamnya.

Salah satu dari kegiatan komunikasi, kita kenal dengan istilah kampanye yaitu sebagai sebuah upaya dalam membuat suatu perubahan dan solusi atas isu sosial yang berkaitan dengan paradigma dan pola pikir masyarakat akan suatu hal. Pada prinsipnya kampanye merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk

menciptakan suatu efek tertentu. Roger dan Storey (1987)1, mendefinisikan

kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan

1 Venus, Antar. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal. 25

(2)

tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Kampanye bukan hanya dimanfaatkan oleh lembaga pemerintah saja, tetapi juga oleh kalangan swasta atau perusahaan. Selain itu kampanye tentu memerlukan saluran media agar bisa menyampaikan programnya ke khalayak umum. Para ahli komunikasi umumnya meyakini dalam sebuah kampanye, seorang public relations harus memastikan khalayaknya merupakan kumpulan individu yang aktif. Mereka senantiasa mengolah berbagai pesan yang mereka terima dari media tertentu dan akan menafsirkan pesan tersebut dengan caranya masing-masing. Secara tradisional kampanye menggunakan media atau saluran surat kabar, majalah, televisi, radio, film dan poster. Biasanya kampanye dilakukan secara berbarengan pada saluran-saluran media tersebut dalam kurun waktu tertentu. Namun dalam melaksanakan kampanye, kebanyakan masih mencoba meraba-raba cara yang paling efektif dalam penggunaan media kampanyenya.

Saat ini kegiatan kampanye telah banyak di lakukan di Indonesia, biasanya melatar belakangi sebuah isu atau permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat. Indonesia secara umum, kini menghadapi sebuah masalah dengan paradigma masyarakat, yakni maraknya kasus bullying di Jakarta. Hal ini terjadi karena masih banyak yang menganggap bullying sebagai hal yang biasa dan kebanyakan orang hanya bertindak diam ketika ada teman yang di bully. Bullying

(dikenal sebagai “penindasan/risak” dalam bahasa Indonesia)2 merupakan segala

(3)

bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Kebiasaan mem-bully yang dilakukan oleh anak-anak, akan memberi efek yang akan terbawa hingga dewasa. Bullying adalah penyakit, bullying adalah kejahatan, bullying adalah perubahan hidup dan bullying adalah pembunuh, yang telah mengakibatkan gangguan jiwa, trauma, kejahatan, masalah fisik dan tradisi

kekerasan hingga berujung kematian3. Dampak negatif ini akan melekat pada

dirinya, sebab bullying yang dirasakan oleh korban membuat dirinya selalu merasa buruk. Efek lain juga terlihat dari akademisnya yang menurun, sehingga mereka tidak akan menemui makna hidup dan akan membenci dirinya serta orang lain bahkan Tuhan. Mereka selalu menyalahkan diri sendiri sehingga bisa menyebabkan perilaku kriminalitas yang berujung psikopat.

Kasus bully tidak hanya di timbulkan dari perilaku buruk orang lain melainkan diri kita sendiri, yang memancing seseorang untuk melakukan tindakan bully terjadi;

Kasus yang baru-baru ini terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), siswi cantik dan juga seorang model bernama Sonya Depari yang mengaku anak jenderal, di bully habis-habisan di media sosial lantaran mengancam seorang polisi wanita (polwan) saat hendak ditilang karena melakukan konvoi usai melaksanakan ujian nasional SMA. Tindakan bully ini menyebabkan kematian, karena sehari setelah di bully, Sonya Depari mengalami depresi bahkan ayahnya mendadak serangan jantung dan langsung meninggal dunia4.

3

Akibat dari bullying. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016 dari http://www.sudahdong.com.

4 Paninringi (2016, 9 April). Inilah 6 kasus bully berujung kematian, terbaru Sonya Depari si

“Anak Jenderal”. Pojoksatu Sumut (online). Diakses pada Selasa, 28 Juni 2016 pukul 10.00 WIB dari

(4)

Berdasarkan hal tersebut, kita membutuhkan solusi terhadap masalah tindakan bully ini, yang dinaungi oleh perhatian pemerintah untuk membuat suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Namun saat ini pemerintah telah membuat undang-undang bagi pelaku bullying terhadap anak, dapat di pidana berdasarkan Undang Nomor 35 tahun 2014 sebagaimana telah diubah atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (“UU 35/2014”), yakni pasal tentang perlakuan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan,

atau penganiayaan terhadap anak5.

Menurut survei yang dilakukan Latinude news, telah melakukan penelitian terhadap 40 negara, Indonesia masuk urutan ke dua dari lima negara yang melakukan bullying tertinggi di dunia. Berikut negara-negaranya, yaitu Jepang,

Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Firlandia dan Korea Selatan6. Di Indonesia

setiap tahun ada 3,5 juta korban bullying. Khususnya di Jakarta, pada tahun 2014 lalu tercatat setiap hari 3.350 kasus bully namun pada tahun 2016 meningkat menjadi 160.000 orang takut di bully setiap harinya. Salah satu masalahnya di balik bullying adalah sebagian besar di lakukan oleh kaum remaja. Bully menjadi turun temurun di sekolahan karena adek kelas dan begitu seterusnya, di Jakarta khususnya riset menunjukkan bahwa; 10% siswa pindah sekolah, 71% manganggap bully sebagai masalah di sekolah dan 90% pelajar melapor sebagai korban bully, 1 dari 4 guru menganggap bullying sebagai sebuah hal yang wajar dan hanya campur tangan dari 4% dari seluruh kasus, anak-anak yang kegemukan

5 Undang-undang bagi pelaku bullying. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016 dari http://www.sudahdong.com

(5)

beresiko lebih besar untuk di bully dan remaja “gay” beresiko 3x lebih besar untuk di bully dan berkemungkinan 80% lebih kecil untuk mem-buly anak-anak, 60% pria yang saat kecil mem-bully tertangkap paling sedikit di usia ke-24 akan melakukan tindakan kriminal, bullying fisik meningkat di SD, memuncak di SMP dan berkurang di SMA, namun bullying verbal akan tetap terjadi secara konstan, dan orang yang saat kecil mem-bully lebih mungkin terlibat vandalisme

penyalahgunaan obat-obatan dan pergaulan bebas7.

Berdasarkan data diatas, tindakan bully dapat di cegah, namun dibutuhkan sebuah langkah konkrit untuk memastikan bahwa kekerasan tidak dapat di tolerir di tengah lingkungan masyarakat. Kita harus bekerja sama dan percaya bahwa anak muda dapat mewujudkan perdamaian serta saling menghargai. Maka dari itu kampanye dianggap perlu digalakkan dalam upaya pengurangan tindakan bully, oleh berbagai komunitas dan organisasi baik yang berorientasi profit maupun non profit. Hal tersebut bertujuan untuk membuat berbagai kegiatan dengan ide utama merubah persepsi masyarakat bahkan sikap mereka terhadap kasus bully yang sering terjadi dimana-mana.

Beberapa komunitas di antaranya adalah Komunitas Orang Muda Anti Perdagangan Anak dan Eksploitasi Seksual Anak (KOMPAK Jakarta), Sekretariat Forum Anak Nasional, Yayasan Aliansi Remaja Independen, ‘Stop Bullying’ oleh (SEJIWA), Gerakan Nasional Anti Bullying (GENAB), dan masih banyak lagi komunitas yang bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dalam aksi perlindungan

7 Jumlah korban dari kasus bullying. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016 dari http://www.sudahdong.com.

(6)

anak dan berantas bully. Salah satu komunitas penggagas gerakan sosial pengurangan korban bully adalah Komunitas Sudah Dong! Gerakan Anti Bullying Jakarta.

Komunitas ini didirikan oleh Katyana Wardhana, yang pada saat itu merupakan siswi kelas 3 di salah satu SMA di Jakarta. Berawal dari proyek sekolah beberapa tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis yang putus sekolah. Gadis tersebut tidak lagi bersekolah karena sering mendapat bully (penindasan) dari teman-teman di sekolahnya, sehingga lebih memilih membantu keluarganya memulung sampah. Kejadian tersebut memotivasi Katyana untuk membentuk perubahan, agar anak-anak muda bisa meraih impiannya.

Hal ini yang menginisiasi Katyana untuk mendirikan gerakan anti bullying, yang diberi nama “Sudah Dong! Gerakan Anti Bullying” pada pertengahan Juli tahun 2014. Guna meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk bullying melalui new media dan beberapa kegiatan offline, karena gerakan ini tidak hanya menyentuh kalangan terdekat tapi harus mampu mencapai kalangan yang paling terpinggir di seluruh pelosok Indonesia. Komunitas ini tidak memiliki struktur organisasi kehumasan yang resmi, namun mereka bertanggung jawab melalui koordinator relawan atau Person In Charge (PIC) dalam melaksanakan kegiatan kampanyenya. Dimana selain Katyana sebagai founder (pendiri), serta memiliki 6 orang yang bertindak sebagai pembantu pendiri utama dalam mendirikan Komunitas Sudah Dong!.

Menurutnya, anak-anak Indonesia harus bisa berekspresi dalam berkarya dan belajar tanpa ada rasa takut akan tekanan dari orang lain serta jangan sampai

(7)

ada lagi anak Indonesia yang putus sekolah karena bullying. Mereka percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan mengekspresikan bakat

dan dirinya tanpa rasa takut akan tekanan atau hinaan8.

Saat ini Komunitas Sudah Dong!, telah di galakkan di 5 daerah di Indonesia, diantaranya; Jakarta, Bandung, Surabaya, Banda Aceh dan Banjarmasin, serta telah mendapat simpati masyarakat dan relawan diantaranya; khususnya di Jakarta telah memiliki relawan online yang berjumlah 860-an dan offline sekitar 40-an orang yang terus aktif menggiatkan kampanye gerakan anti bully. Selain itu supaya menjangkau gerakan yang lebih luas lagi, Komunitas Sudah Dong! juga meluncurkan buku panduan yang berisi tentang melawan bullying yang bisa di sebarkan secara online, serta sangat mendukung culture sharing yaitu sebuah web yang bisa dibuka oleh setiap orang yang ingin bercerita pengalaman mereka tentang bullying. Oleh karena itu, masyarakat bisa download secara gratis melalui website resmi www.sudahdong.com/bukupanduan dalam format PDF.

Komunitas Sudah Dong! telah menjalin kerjasama untuk sama-sama bergerak memberantas kasus bullying ini, di antaranya dengan UNICEF Indonesia, CNN Student, YWN (Youth Network on Violence Against Children), YCAB, KPPPA (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI), KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Facebook, Psikolog UI, dan PBB yang telah menetapkan tanggal 4 Mei sebagai hari anti bully.

8Anak-anak Indonesia harus berkarya tanpa takut di bullying. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016

(8)

Salah satu kegiatan kampanye Komunitas Sudah Dong! dalam berantas bullying adalah melakukan kerjasama dengan coca-cola, dalam kampanye “Rayakan Namamu”. Kampanye ini dilakukan karena prihatin bahwa di Indonesia setiap tahunnya ada 3.5 juta korban bully dan sebagian besar berawal dari nama julukan. Bersama cola-cola mengingatkan kembali akan keindahan di balik sebuah nama dengan menghadirkan orang tua tentang harapan di balik nama anak- anaknya;

Banyak orang yang dikenal bukan karena nama aslinya, termasuk para selebriti. Ada yang dianggap positif, tapi tak jarang juga yang panggilan itu justru dianggap sebagai ejekan, dan membuat mereka tak nyaman. Seperti yang dirasakan Tatjana Saphira yang kerap dipanggil Terajana karena kesulitan menyebut namanya. Begitupun dengan Giring Nidji yang dikaitkan dengan sepak bola. Sedangkan penyanyi Tulus, sejak kecil sering dipanggil Gajah, atau binatang lainnya karena memiliki badan gemuk9. Menyadari akan hal itu, Komunitas Sudah Dong! tidak hanya memanfaatkan kemajuan teknologi dengan melalui new media seperti; website, facebook, Instagram, twitter, dan group whatsapp saja, tetapi juga bisa mengandalkan strategi kampanye yang bersifat konvensional, seperti; Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai organisasi yang terkait, seminar dan talkshow di forum akademis, dan acara Jumpa Kawan Sudah Dong!, serta berbagai bentuk kampanyepun dicanangkan untuk memberantas bullying pada Jakarta Car Free Day (CFD).

Penelitian pada Komunitas Sudah Dong!, dilakukan pada periode tahun 2014 hingga 2016. Hal ini dilakukan karena Komunitas Sudah Dong! memiliki

9 Kegiatan Komunitas Sudah Dong! bersama coca-cola dalam aksi namecalling. Diakses pada

(9)

keterbatasan berbasis relawan yang tidak bisa di paksakan oleh waktu dan tempat, dalam melakukan berbagai kegiatan tidak secara rutin terkadang kegiatan full dalam sebulan dan kadang kegiatan harus off karena keterbatan relawan untuk turun ke lapangan. Maka dari itu peneliti mempelajari seluruh kegiatan kampanye dari awal komunitas ini berdiri hingga saat ini, lalu menarik kesimpulan apakah kampanyenya sudah efektif atau belum serta mencari solusi terhadap kendala yang terjadi di lapangan.

Mengingat pentingnya kampanye pengurangan tindakan bully di masyarakat, berdasarkan uraian diatas dan eratnya kaitan ranah komunikasi dengan kegiatan kampanye yang dimaksud sebagaimana bidang studi yang peneliti pilih. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengkaji “Strategi Kampanye Gerakan Anti Bullying Di Jakarta (Studi Kasus pada Komunitas Sudah Dong! Gerakan Anti Bullying)”, yang sekiranya akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S-1) pada bidang komunikasi.

1.2 Fokus Penelitian

Semakin berkembangnya jaman, gerakan sosial menjadi hal utama dalam menciptakan perubahan kognitif masyarakat hingga mampu menggerakannya kepada aksi yang diharapkan. Menurut pengamatan peneliti, Komunitas Sudah Dong! telah menjalankan beberapa kegiatan yang bersifat konvensional maupun digital (modern) dalam kampanye gerakan anti bullying di Jakarta.

Mengingat luasnya ranah komunikasi, untuk mempersempit penelitian ini cakupannya akan peneliti batasi mengenai, “Bagaimana strategi kampanye gerakan anti bullying di Jakarta oleh Komunitas Sudah Dong!?”.

(10)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka peneliti menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi kampanye gerakan anti bullying di Jakarta oleh Komunitas Sudah Dong!?

2. Bagaimana kendala yang ditemui dalam kegiatan kampanye gerakan anti bullying di Jakarta yang di galakkan oleh Komunitas Sudah Dong!?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memaparkan strategi kampanye gerakan anti bullying di Jakarta oleh Komunitas Sudah Dong!.

2. Untuk memaparkan kendala yang ditemui dalam kegiatan kampanye gerakan anti bullying di Jakarta yang di lakukan oleh Komunitas Sudah Dong!.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dirumuskan, oleh karena itu manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian literatur berupa pengembangan kajian ilmu dalam dunia komunikasi, sehingga menghasilkan strategi-strategi yang lebih baik dalam substansi keilmuan dari kampanye oleh Komunitas Sudah Dong! gerakan anti bullying.

(11)

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan referensi terhadap pemerintah dan masyarakat sebagai komponen perumusan kebijakan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat merubah cara pandang dan kebiasaan kita dalam melakukan tindak bully, dan dengan bersama-sama turut menciptakan individu yang peduli terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitan tentang hubungan merokok dengan saturasi oksigen yang dilakukan pada pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dapat

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian pada penelitian ini memperoleh nilai signifikan 0,014 < 0,05 yang berarti bahwa komisaris independen memiliki pengaruh

Melihat hasil di atas diperoleh suatu teorema bilangan rainbow connection dan bilangan rainbow vertex-connection pada graf hasil dari penjumlahan dua sebarang graf sebagai

program pada pembahasan sebelumnya (di atas), dalam pemanggilan fungsi tidak ada nilai yang dikembalikan (dalam pemanggilan fungsi tidak ada suatu nilai yang di berikan oleh

Penelitian ini dilakukan pada 4 struktur beton dengan variasi bentang panjang balok untuk mengetahui gaya geser desar akibat gempa efektif, mengetahui kinerja akibat perpindahan

Migrasi musim gugur atau outbond migration adalah migrasi yang terjadi dari habitat reproduksi menuju habitat non-reproduksi (habitat musim dingin) ketika burung

Keputusan untuk menjadi fasilitator IOS atau pesertanya menunjukkan bahwa Keputusan untuk menjadi fasilitator IOS atau pesertanya menunjukkan bahwa manajemen telah menyadari

(2) SiLPA yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perhitungan perkiraan penerimaan dari