• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

39

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah kegiatan mengamati atau melakukan observasi atau sesuatu dan melakukan interpretasi atau analisi terhadap apa yang kita amati atau sesuatu itu. Namun sebelum kita dapat melakukan observasi dan analisis, kita memerlukan rencana. Kita perlu memutuskan mengenai apa yang kita amati, dan apa yang akan kita analisis, mengapa kita harus melakukan hal itu, dan bagaimana caranya. Untuk itulah kita harus mempersiapkan rancangan atau desain penelitian (research design) kita.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat tertentu. Peneliti

sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual (landasan teori).25

Pendekatan kualitatif yang dimaksud sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara

25

Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media,

Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana Prenada

(2)

fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebutdalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.26

Sekilas penelitian deskriptif mirip dengan pekerjaan seorang wartawan, yaitu mengamati dan kemudian menceritakan dalam tulisan di media massa. Namun penelitian deskriptif merupakan pengamatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan secara hati-hati dan cermat dan karenanya lebih akurat dan tepat

dibandingkan dengan pengamatan biasa sebagaimana yang dilakukan wartawan.27

Kategori penelitian studi kasus deskriptif, pokok permasalahan biasanya menggunakan pertanyaan “bagaimana”, karena dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bagaimana sesungguhnya permasalahan terjadi yang akan diangkat dalam penelitian.

Tipe penelitian studi kasus pada Konstruksi Narasi Versi Bahasa Isyarat dalam Program Indonesia Malam TVRI edisi 18 september 2014. Menggunakan studi observasi terhadap individu atau kelompok, yaitu penekanannya pada penggunaan observasi dalam penelitian untuk menjaring informasi-infomasi empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian, apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam kehidupan masyarakat. Jenis studi kasus pada penelitian Konstruksi Narasi Versi Bahasa Isyarat dalam Program Indonesia Malam TVRI edisi 18 september 2014. Adalah studi

26 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal.3 27

Morissan, Andy Corry W, Farid Hamid, Metode Penelitian Survei, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hal. 34 & 37

(3)

kasus intrinsik, yaitu peneliti bermaksud memahami sebuah kasus tertentu secara lebih mendalam. Jenis ini dilakukan bukan karena suatu kasus mewakili kasus-kasus lain atau karena menggambarkan sifat atau permasalahan tertentu, namun karena dalam seluruh aspek kekhususan dan kesederhanaannya, kasus itu sendiri

menarik minat. 28

George Ritzer (1975:7) menegaskan bahwa paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan mengenai hal yang menjadi pokok kajian yang semestinya harus dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan, hal yang harus dinyatakan dan bagaimana cara menjawabnya. Paradigma menjadi semacam konsensus dari komunitas ilmuwan tertentu sehingga melahirkan berbagai sub komunitas yang berbeda. Keragaman paradigma dapat terjadi karena adanya perbedaan pandangan filosofis, konsekuensi logis dari perbedaan teori yang

digunakan, dan sifat metodologi yang digunakan untuk mencapai kebenaran.29

Sejak abad pencerahan hingga era globalisasi, terdapat empat paradigma ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh para ilmuwan. Empat paradigma ilmu tersebut adalah positivisme, post-positivisme, critical teory dan constructivism. Keempatnya dimaksudkan untuk menemukan hakikat realitas atau ilmu pengetahuan yang berkembang.

Perbedaan keempat paradigma tersebut dapat dilihat dari cara pandang masing-masing terhadap relaitas yang digunakan dan cara yang ditempuh untuk melakukan pengembangan penemuan ilmu pengetahuan, khususnya pada tiga

28

Ellys Lestari Pambayun, Qualitative Research Methodology in Communication, hal. 250-252, Lentera Ilmu Cendekia 2013

29

(4)

aspek yang ada didalamnya, yakni aspek-aspek ontologis, epistemologis dan

metodologis. 30

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Secara ontologisme, aliran konstruktivisme mengatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya.

Paradigma konstruktivisme hampir merupakan antitesis terhadap paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas paham ini menyatakan bahwa positivisme dan post positivisme keliru dalam mengungkap realitas dunia, dan harus ditinggalkan serta digantikan oleh paham yang bersifat konstruktif. Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas ada dalam beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya. Karena itu realitas yang diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang sebagaimana yang biasa dilakukan dikalangan positivis atau post-positivis. Atas dasar filosofis ini, aliran ini menyatakan bahwa hubungan epistemologis antara pengamat dan objek merupakan satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya.

Secara metodelogis aliran ini menerapkan hermeunitika dan dialektika dalam proses mencapai kebenaran, metode dilakukan melalui identifikasi kebenaran atau

30

(5)

konstruksi orang per orang. sedangkan metode kedua mencoba untuk memastikan dan menyilangkan pendapat orang per orang yang diperoleh melalui metode pertama. Untuk memperoleh suatu konsensus kebenaran yang disepakati bersama. Dengan demikian hasil akhir dari suatu kebenaran merupakan perpaduan pendapat

yang bersifat subjektif dan spesifik mengenai hal-hal tertentu.31

Atas dasar tersebut maka penulis menggunakan paradigma

konstruktivisme, karena dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa apa yang dipahami sebagai pengetahuan dan kebenaran objektif dalam memecahkan sebuah kasus dalam narasi bahasa isyarat Indonesia. Pengetahuan dan kebenaran diciptakan, namun tidak ditemukan oleh pikiran dan lebih menekankan karakter realitas yang jamak dan lentur. Jamak dalam pengertian bahwa realitas bisa direntangkan dan dibentuk sesuai dengan tindakan-tindakan bertujuan dari para pelaku sosial.

Dalam paradigma konstruktivisme, tujuan penelitian adalah untuk memahami dan merekonstruksi berbagai konstruksi yang sebelumnya dipegang orang (termasuk peneliti), yang berusaha ke arah konsensus namun masih terbuka bagi interpretasi baru seiring dengan perkembangan informasi dan kecanggihan. Kriteria kemajuannya adalah bahwa seiring dengan perjalanan waktu, setiap orang akan merumuskan konstruksi yang lebih matang dan canggih dan semakin

menyadari isi dan makna dari berbagai konstruksi yang bersaing32

31

Ibid 71&72

32

Denzin & Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 140.

(6)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Definisi tersebut telah dijelaskan pada bab II dalam tinjauan pustaka. Studi kasus merupakan salah satu metode atau strategi kualitatif yang muncul pada masa keemasan penelitian kualitatif, dengan sifat-sifatnya yang spesifik, khusus dan berskala lokal. Sifat-sifat seperti itu amat bersesuaian dengan momentum kemunculan post modernisme yang kemudian menjadi acuan baru dalam paradigma penelitian kualitatif masa kini.

Secara umum studi kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu. Studi kasus lebih dipahami sebagai pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya yang alamiah tanpa adanya intervensi pihak luar. Diantara semua ragam studi kasus, kecenderungan yang paling menonjol adalah upaya untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat

keputusan itu diambil, bagaimana ia diterapkan dan apa pula hasilnya .33

Pengertian ini berargumen bahwa pada penelitian kualitatif, terdapat objek penelitian yang harus dipandang secara khusus, agar hasil penelitiannya mampu menggali substansi secara terperinci dan menyeluruh dibalik fakta. Objek penelitian ini yang disebut kasus, harus dipandang sebagai satu kesatuan system yang dibatasi (bounded system) yang terikat pada tempat dan kurun waktu

33

(7)

tertentu. Sebagai system tertutup, kasus terbentuk dari banyak bagian, komponen atau unit yang saling berkaitan dan membentuk suatu fungsi tertentu.

Sementara menurut Robert K. Yin secara khusus memandang penelitian studi kasus sebagai sebuah metode penelitian. Yang meneliti fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan

menggunakan pendekatan penelitian naturalistic. 34

Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pernyataan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why” ; peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus peneliti terletak pada fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata.

Dengan mempelajari semaksimal mungkin mengenai seorang individu, kelompok atau suatu kejadian atau fenomena, peneliti bertujuan memberikan

uraian yang lengkap dan mendalam mengenai topic yang diteliti. 35

3.1 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber yang berkompeten untuk dimintai informasi sehubungan dengan penelitian, atau disebut sebagai key informan.

34

Ellys Lestari Pambayun, Qualitative Research Methodology in Communication, hal. 245-247, Lentera Ilmu Cendekia 2013

35

(8)

a. Peraga / Interpreter Bisindo : Bapak Edik Widodo

Merupakan orang yang berwenang dan kompeten sebagai informan atau narasumber karena beliau adalah Peraga dan interpreter Bisindo pada program Indonesia malam di stasiun TVRI yang bertugas memperagakan dan menterjemahkan narasi ke dalam bahasa isyarat.

b. Pengarah Interpreter Bisindo : Ibu Pinkan Warouw

Bertugas untuk melakukan briefing dan diskusi kepada peraga / interpreter sebelum melaksanakan siaran produksi bisindo pada tayangan langsung program acara berita Indonesia Malam TVRI

c. General Manager TVRI : Bapak Sifak Mashudi

Sebagai manager pemberitaan LPP TVRI bertanggung jawab kepada seluruh aktivitas kelembagaan, baik kepada jajaran redaksional pemberitaan, maupun kepada non redaksional serta divisi-divisi lainnya. Tugas lainnya juga Melakukan monitoring seluruh isi program yang ditayangkan, dari manapun sumbernya, serta melakukan revisi managerial.

d. Produser Program Indonesia Malam TVRI : Muhammad Yusuf

menginventarisir segala kebutuhan tim redaksional, seperti mengedit naskah berita, menyusun rundown berita dan melakukan monitoring terhadap pra produksi, produksi dan pasca produksi tim redaksional pemberitaan

(9)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Dalam Penelitian ini, penulis mendapatkan data yang diperoleh melalui cara wawancara mendalam, atau disebut juga Indepth Interview. Menurut Drs. Suharsimi Arikunto, Indepth Interview adalah interview yang dilakukan oleh pewawancara dan dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci, seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur. Instrument yang digunakan

dalam data-data adalah pedoman wawancara.36 Wawancara ini akan digunakan

untuk menganalisa penelitian yang bersangkutan dan membuat data-data yang disampaikan lebih valid kebenarannya.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut juga dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik lisan langsung maupun

tidak langsung.37

Wawancara mendalam mengungkapkan kumpulan berbagai tanggapan dan perspektif dari berbagai data yang telah terkumpul. Rekaman wawancara membantu penelitian untuk melaporkan berbagai catatan yang didapat selama

36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktekum, Rhineka Cipta, Edisi Revisi II, Jakarta, 1996, hal.45

37

(10)

wawancara. Selain itu, monolog peneliti mengidentifikasi bagian-bagian dari

penelitian yang ditemukan selama wawancara atau data sebelumnya.38

Tujuan wawancara yaitu :

1. Menciptakan hubungan baik antara dua pihak yang terlibat

2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subjek wawancara

3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan

4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subjek wawancara

5. Mendorong kearah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada

subjek wawancara

3.4.2 Data Sekunder

Data yang digunakan adalah observasi / studi literatur. Data yang diambil dari data kepustakaan dalam bentuk dokumentasi, diolah dari media massa, perpustakaan, internet, dan lain-lain.

3.5 Teknik Analisis Data

Sebelum membuat penelitian, penulis telah melakukan analisis data sebelum dilapangan, berupa riset pendahuluan dan observasi melalui tayangan program Indonesia Malam TVRI. Dalam mendapatkan sumber data, riset pendahuluan tersebut dilakukan dengan cara menanyakan kepada pengurus atau

38

(11)

member DPP Gerkatin (Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) tentang tayangan bisindo yang disiarkan oleh stasiun TVRI, yang merupakan sebuah urgensi bagi penyandang disabilitas dalam mendapatkan layanan informasi berita pada media audio visual.

Ketika selesai melaksanakan riset dan observasi tayangan, selanjutnya peneliti melakukan analisis data selama dilapangan, field research di redaksional pemberitaan tvri, melalui observasi dan wawancara dengan general manager dan produser program Indonesia Malam TVRI, untuk mengetahui proses pembuatan naskah dan rundown berita. Tak hanya redaksional TVRI, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara tim bisindo. yang mengkonstruksi narasi kedalam bahasa isyarat.

Tahap berikutnya adalah analisis data selesai di lapangan, pada tahap akhir ini, peneliti melakukan analisis dengan mencari hubungan antara domain dan hubungannya dengan seluruh komponen untuk menelaah sebuah proses yang terjadi dalam kasus tersebut.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Menurut Patton, triangulasi data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi data diperoleh dengan

(12)

Adapun dari beberapa macam tehnik triangulasi, maka pada penelitian ini yang akan digunakan adalah tehnik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah tehnik yang digunakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi sumber ini dapat dilakukan dengan beberapa jalan, yaitu :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan pendapat dan

pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.39

Dari kelima jalan dalam proses triangulasi sumber tersebut, maka pada penelitian ini akan digunakan jalan nomor 1 dan 5, yakni dengan membandingkan dua hasil pengamatan dengan hasil wawancara, serta membandingkan hasil

wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

39

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, di perumahan ini warga belum mengetahui cara pengolahan air limbah rumah tangga khususnya yang berasal dari kamar mandi agar air limbah

Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model word square, meliputi: kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa,

biosecurity yang berpengaruh jelek atau negatif terhadap peternakan itu diantaranya kandang peternakan yang dibangun dekat dengan peternakan skala kecil, bibit berasal dari

Zian karena melihat potensi yang ada cukup banyak dan kopi luwak telah dijadikan ikon Lampung Barat dan harga jual yang relatif tinggi sementara pengusaha kopi luwak

ah elusi berjalan kertas kromatograf dikeluarkan dan batas larutan ditandai dengan pensil ingkan pada suhu #$5 / #$$$) selama # menit. 0oda-noda

Nur Fitriana II Honeypot Menggunakan Honeyd… Dari ketiga pengujian terhadap serangan DoS, FTP dan ICMP dibuat grafik hasil pengamatan terhadap ketiga jenis serangan

dengan sejarah berdirinya Kota Lamongan yang pada waktu itu, yaitu “Masjid Ambuko Sucining Manembah” yang berarti Masjid yang memiliki gapura model cina dua genuk atau

Teknologi Virtual Reality yang telah diterapkan di dalam game Bandung Advanced Tour ini terbukti dapat menjadi simulasi yang mampu menciptakan suasana baru dan menarik bagi