• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Sebagai Sumber Kalium pada Fortifikasi Yoghurt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Sebagai Sumber Kalium pada Fortifikasi Yoghurt"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Sebagai Sumber Kalium

pada Fortifikasi Yoghurt

Florentina Maria Titin Supriyanti*, Zackiyah, Fitri Rosniawati

Departemen Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,Indonesia *Email korespondensi: florentinasupriyanti@yahoo.co.id

Abstrak. Penelitian bertujuan untuk memproduksi yoghurt terfortifikasi kalium bersumber dari

kacang merah yang disukai oleh konsumen. Metode penelitian meliputi pembuatan pasta kacang merah, pembuatan yoghurt, fortifikasi yoghurt menggunakan kalium dari kacang merah, dan uji organoleptik.Analisis produk yoghurt meliputi kadar air, pH, dan kandungan kalium menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) dan analisis organoleptik yoghurt menggunakan uji hedonik dengan 30 orang panelis tidak terlatih, berdasarkan parameter aroma, tekstur, dan rasa. Hasil penelitian meliputi produk pasta kacang merah sebanyak 661 g dengan tekstur sangat kental, yoghurt terfortifikasi dengan perbandingan massa yoghurt dan kacang merah yang ditambahkan, yaitu Y1 (50:50), Y2 (60:40), Y3 (70:30), Y4 (80:20), Y5 (90:10) dan Y0 (yoghurt tanpa fortifikasi ). Hasil analisis menunjukkan kadar air terbaik yaitu sampel Y1 sebesar 72,79% dengan pH 4,45. Kandungan kalium kacang merah sebesar 482,3000 mg/100 g, yoghurt tanpa fortifikasi (Y0) sebesar 160,2455 mg/100 g bahan. Kandungan kalium yoghurt terfortifikasi Y1, Y2, Y3, Y4, dan Y5 berturut-turut adalah 428,1745 mg; 406,8104 mg; 359,5980 mg, 323,4247 mg, dan 271,6944 mg untuk setiap 100g bahan. Hasil uji organoleptik yoghurt terfortifikasi terbaik yang disukai panelis berdasarkan parameter aroma dan rasa adalah yoghurt dengan perbandingan antara yoghurt:kacang merah (70:30), sedang berdasarkan parameter tekstur adalah yoghurt:kacang merah (90:10).

Kata kunci: fortifikasi, kacang merah, kalium, yoghurt.

1. Pengantar

Mineral merupakan zat gizi yang memiliki fungsi penting bagi tubuh, baik pada sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan [1]. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Salah satu contoh mineral makro adalah kalium (K).

Kalium merupakan kation penting dalam cairan intraselular yang berperan dalam keseimbangan pH dan osmotik. Kekurangan kalium dapat berpengaruh buruk pada tubuh karena mengakibatkan hipokalemia yang berdampak pada frekuensi denyut jantung melambat. Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari [2].

Kalium sebagai mineral zat gizi dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti kacang-kacangan. Jenis kacang-kacangan yang perlu di kembangkan dalam industri pangan diantaranya kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) [3]. Kacang merah merupakan salah satu sumber kalium yang baik karena mengandung kalium sebesar 1151 mg per 100 gram kacang merah [4]. Mengingat pentingnya kalium terhadap kesehatan maka kalium perlu ditambahkan kedalam makanan dengan cara fortifikasi makanan.

Fortifikasi makanan bertujuan untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan dan untuk meningkatkan status gizi [5]. Selain pada makanan, fortifikasi dapat juga dilakukan pada produk minuman seperti yoghurt. Fortifikasi yang telah dilakukan pada sumber makanan protein lainnya seperti susu, susu kedelai dan yoghurt [6]. Menurut Santoso, secara umum susu kedelai mengandung vitamin B1, B2, niacin, pyridoxine dan grup

(2)

vitamin B komplek [7]. Mikronutrien seperti vitamin selain berfungsi membantu kerja berbagai jenis enzim juga beberapa di antaranya bertindak sebagai antioksidan [8]. Maria menyatakan bahwa Vitamin C dapat bertindak sebagai antioksidan, dan telah digunakan sebagai fortifikan dalam produksi yoghurt [9].

Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi susu yang dihasilkan dengan menambahkan starter yoghurt aktif yang mengandung kultur campuran Lactobacillus bulgaricus danStreptococcus thermophillus yang menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi [10]. Asam laktat yang terbentuk akan menurunkan pH campuran. Salah satu kelebihan yoghurt karena sifat fungsionalitas terhadap kesehatan diantaranya yaitu mengatur kadar kolesterol dalam darah, memperlancar saluran pencernaan, membantu dalam meningkatkan pertumbuhan, antikanker, membantu penderita lactose intolerance, dan antidiare [11]. Yoghurt merupakan media fortifikasi kalium yang baik, karena susu mengandung jumlah kalium yang sedikit namun kaya akan unsur gizi penting lainnya. Pada 100 gram yoghurt terkandung karbohidrat 4,9 gram, protein 3,9 gram, lemak 3,4 gram, kalsium 145 mg, natrium 47 mg, kalium 186 mg, vitamin A 148 IU, vitamin B1 30 mg dan vitamin C 0,7 mg [12]. Namun demikian penelitian terkait fortifikasi youghurt menggunakan fortifikan Kalim bersumber dari kacang merah belum pernah dilakukan. Penelitian bertujuan memproduksi yoghurt terfortifikasi kalium yang bersumber dari kacang merah, uji organoleptik, mengetahui kandungan air dan kalium dari produknya.

2. Metode

2.1 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbagai macam alat gelas, botol vial, blender, panci, termometer, toples, cawan penguap, hot plate, neraca analitik, oven, desikator, pH meter Mettler Toledo dan Atomic Absorption Spectrocopy (AAS).

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang merah , air matang, susu murni, starter yoghurt mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophillus, gula putih, HNO3, (Merck) 65% dan KCl anhidrat (Merck).

2.2 Prosedur Penelitian

(1) Pembuatan pasta kacang merah

Kacang merah dibersihkan, ditimbang, dikukus sekitar 30 menit, didinginkan, kemudian ditambahkan air matang dengan perbandingan (5:2) gr/mL, lalu diblender sampai menjadi pasta.

(2) Pembuatan Yoghurt

(i) Penyiapan Starter Youghurt

Starter dibuat dengan cara Siapkan susu segar 500 ml dan masukkan ke dalam dua gelas kimia yang masing-masing berisi 250 ml, kemudian di pasteurisasi pada suhu 60-65oC selama 30menit. Angkat gelas kimia berisi susu dan turunkan suhu menjadi 45oC. Inokulasi dengan bakteri Streptococcus thermophillus pada gelas kimia pertama dan Lactobacillus bulgaricus pada gelas kimia kedua masing-masing sebanyak 3% dari volume bahan baku. Simpan dalam ruangan bersuhu 25-27oC (suhu kamar) selama 24 jam. Periode inkubasi untuk pembuatan starter yogurt selama 4 sampai 6 jam dengan

(3)

suhu 43oC dan fermentasi diakhiri ketika kadar asam laktat tercapai 0,85 sampai 0,90%. Rasio perbandingan kultur bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus adalah 1:1.

(ii) Pembuatan Yoghurt

Sebanyak 2 L susu murni dipanaskan pada suhu 85°C selama 30 menit sambil diaduk perlahan dan ditambahkan gula pasir. Susu selanjutnya didinginkan hingga suhu 43°C kemudian ditambah 100 ml starter yoghurt yang mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Susu yang telah ditambahkan bakteri starter kemudian diinkubasi selama 4-5 jam dengan suhu 42°C pada wadah tertutup. Selanjutnya didinginkan hingga suhu ruang dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

(3) Pembuatan Yoghurt Terfortifikasi Kacang Merah

Kacang merah difortifikasi ke dalam yoghurt dengan perbandingan antara yoghurt : kacang merah sebesar 50:50 (Y1); 60:40 (Y2) ; 70:30 (Y3); 80:20 (Y4) ; 90:10 (Y5). Campuran selanjutnya diaduk hingga merata dan disimpan dalam lemari es. Penyimpanan dilakukan selama 24 jam, untuk selanjutnya digunakan.

(4) Uji Organoleptik (Hedonik)

Uji organoleptik dilakukan menggunakan 30 orang panelis tidak terlatih. Yoghurt terfortifikasi kacang merah berbagai variabel dan yoghurt kontrol disajikan dalam wadah berkode. Panelis menilai dengan memberikan skor pada skala hedonik 1-3 terhadap aroma, tekstur, dan rasa dari yoghurt, dengan kriteria 1= sangat tidak suka; 2= cukup suka; dan 3=suka. Data hasil uji hedonik selanjutnya diuji statistik dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 22.

(5) Analisis Kandungan Kimia (i) Pengukuran Kadar Kalium

Pengukuran kandungan kalium menggunakan AAS. Analisis kandungan kalium dilakukan berdasarkan metode dari AOAC,1990 [13].

(ii) Analisis Kadar Air

Penentuan kadar air dilakukan menggunakan metode pengeringan (gravimetri). Analisis kadar air berdasarkan metode dari AOAC,1995 [14].

(iii) Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Pengukuran pH berdasarkan metode dari AOAC,1995 [14].

3. Hasil Dan Pembahasan

Hasil penelitian terdiri dari hasil produksi pasta kacang merah, produksi starter yoghurt, produksi yoghurt, fortifikasi yoghurt, uji hedonik dan analisis terhadap pH, kandungan air dan kandungan kalium.

3.1 Hasil Produksi Pasta Kacang Merah

Berdasarkan hasil penelitian dari sebanyak 500 g kacang merah setelah mengalami pemrosesan dihasilkan pasta kacang merah sebanyak 661 g dengan tekstur sangat kental.

(4)

Gambar 1. Pasta kacang merah

3.2 Hasil Produksi Yoghurt

Produksi yoghurt diawali oleh pembuatan starter yang terdiri dari kultur bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus 1:1.

Produk yoghurt yang dihasilkan telah memenuhi standart SNI yaitu cairan kental, berwarna agak kuning, berasa asam, dan homogen. Kondisi tersebut didapat setelah proses pasteurisasi susu dilakukan pada suhu 85°C yang bertujuan untuk membunuh semua bakteri patogen yang dapat mengganggu tumbuhnya bakteri starter selama proses fermentasi, inokulasi pada media susu dengan suhu 40-43°C. Hal ini bertujuan untuk menghindari rusaknya bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopillus yang terdapat dalam starter, serta mempercepat proses fermentasi. Inkubasi pada 42°C, selama 5-6 jam, kemudian didinginkan untuk menghentikan pengasaman yang lebih lanjut yaitu pH < 4,0 – 3,8.

3.3 Hasil Fortifikasi Yoghurt

Yoghurt yang dihasilkan sebanyak 6 varian. Perbandingan yang digunakan antara yoghurt dengan kacang merah yaitu 50:50 (Y1), 60:40 (Y2), 70:30 (Y3), 80:20 (Y4), 90:10 (Y5), dan yoghurt tanpa fortifikasi (Y0). Perbandingan tersebut digunakan berdasarkan hasil perhitungan kandungan kalium dalam kacang merah.

Yoghurt yang dihasilkan memiliki tekstur yang berbeda-beda. Pada Y1 dan Y2 dihasilkan yoghurt dengan tekstur sangat kental. Pada Y3 dihasilkan yoghurt dengan tekstur kental. Sedangkan pada Y4 dan Y5 dihasilkan yoghurt dengan tekstur sedikit kental dan lembut. Semakin banyak kacang merah ditambahkan, tekstur yoghurt yang dihasilkan akan semakin kental.

3.4 Hasil Uji Organoleptik Yoghurt Terfortifikasi

Yoghurt terfortifikasi kacang merah yang telah diproduksi kemudian dilakukan uji organoleptik. Tujuan uji hedonik adalah untuk mengetahui apakah suatu produk pangan dapat diterima oleh responden. Panelis diminta tanggapan untuk menyatakan kesukaan atau ketidaksukaan pada produk pangan tersebut.

Pada parameter aroma, rata-rata panelis lebih menyukai produk Y3 yaitu yoghurt dengan penambahan kacang merah sebesar 30 %. Dipilihnya Y3 sebagai produk yang paling disukai oleh panelis karena aroma kacang merah yang dihasilkan tidak terlalu kuat. Semakin banyak kacang merah yang ditambahkan maka aroma yang dihasilkan hanya aroma dari kacang merah saja dan tidak begitu disukai oleh para panelis.

(5)

Tabel 1. Hasil uji hedonik yoghurt terfortifikasi kacang merah

Sampel Tingkat Kesukaan

Aroma Tekstur Rasa

Y0 2,43 2,23 1,87 Y1 1,70 1,67 1,20 Y2 2,20 1,77 1,30 Y3 2,47 1,97 1,93 Y4 2,33 2,00 1,80 Y5 1,67 2,30 1,77

Pada parameter tekstur, rata-rata panelis lebih menyukai produk Y5 yaitu yoghurt dengan penambahan kacang merah sebesar 10 %. Dipilihnya Y5 sebagai produk yang paling disukai oleh panelis karena teksturnya lembut dan sedikit kental.

Pada parameter rasa, rata-rata panelis lebih menyukai produk yoghurt Y3 yaitu yoghurt dengan penambahan kacang merah sebesar 30 %. Dipilihnya Y3 sebagai produk yang paling disukai karena memiliki rasa hampir sama seperti yoghurt tanpa kacang merah. Data uji hedonik youghurt pada Tabel 1, dapat gambarkan dengan grafik jaring laba-laba seperti Gambar 2.

Yoghurt terfortifikasi kacang merah diuji statistik dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 22. Uji yang dilakukan meliputi uji normalitas data melalui uji Kolmogorof-Smirnov untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh. Batas kepercayaan yang digunakan adalah 95% maka jika nilai Asymp. Sig ≥ 0,05 artinya data yang diperoleh normal sedangkan apabila nilai Asymp. Sig ≤ 0,05 artinya data yang diperoleh tidak normal.

Gambar 2. Grafik jaring laba-laba tingkat kesukaan panelis berdasarkan parameter aroma,

teksur, dan rasa

Berdasarkan hasil pengujian uji Kolmogorof-Smirnov terhadap tingkat kesukaan rata-rata panelis pada parameter aroma, tekstur, dan rasa diperoleh nilai Asymp. Sig < 0,05 yang artinya data yang diperoleh tidak normal sehingga perlu dilakukan uji Kruskal Wallis yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan secara nyata pada tingkat kesukaan panelis

0 0.5 1 1.5 2 2.5 Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Aroma Tekstur Rasa

(6)

pada keseluruhan sampel yang diuji. Batas kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga apabila nilai Asymp. Sig > 0,05 artinya tidak ada perbedaan secara nyata dari keseluruhan sampel yang diuji. Apabila nilai Asymp. Sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan secara nyata dari keseluruhan sampel yang diuji. Hasil uji Kruskal Wallis untuk parameter aroma, tekstur, dan rasa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji Kruskal Wallis terhadap tingkat kesukaan rata-rata panelis

Nilai Aroma Tekstur Rasa

Chi-Square 44,322 21,363 33,999

Df 5 5 5

Asymp. Sig. 0,000 0,001 0,000

Dari hasil uji Kruskal Wallis terhadap parameter aroma, tekstur, dan rasa nilai Asymp.Sig <0,05 yang artinya dengan penambahan kacang merah pada yoghurt menghasilkan perbedaan aroma, tekstur, dan rasa secara nyata pada tingkat kesukaan rata-rata panelis.

Dari hasil analisis organoleptik terhadap yoghurt terfortifikasi kacang merah yang paling disukai oleh panelis berdasarkan parameter aroma dan rasa yaitu produk yoghurt terfortifikasi Y3 (70:30), dan untuk parameter tekstur yaitu yoghurt terfortifikasi Y5 (90:10).

3.5 Hasil Analisis kandungan gizi 3.5.1 Kandungan Kalium

Dari hasil pengukuran didapatkan kandungan kalium yang ada pada kacang merah, yoghurt tanpa fortifikasi dan sampel Y1, Y2, Y3, Y4, dan Y5. Berdasarkan hasil pengukuran AAS, yoghurt tanpa fortifikasi (Y0) mengandung kalium sebesar 160,2455 mg/100 g bahan, sedangkan menurut Tamine dan Robinson, yoghurt mengandung kalium sebesar 186 mg/100 mg bahan [12]. Terjadi penurunan kandungan kalium pada yoghurt, hal ini dapat disebabkan oleh jenis susu dan kualitas susu yang berbeda sehingga kandungan gizi yang dihasilkan pun akan berbeda.

Gambar 3. Kandungan kalium kacang merah dan yoghurt terfortifikasi kacang merah. 0 100 200 300 400 500 600 Kacang Merah Y0 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1

K

an

d

u

n

gan

k

ali

u

m

m

g/100

g

(7)

Pada yoghurt terfortifikasi kacang merah (Y1) mengandung kalium sebesar 428,1745 mg/100 g bahan, pada Y2 mengandung kalium sebesar 406,8104 mg/ 100 g bahan, pada Y3 mengandung kalium sebesar 359,5980 mg/ 100 g bahan, pada Y4 mengandung kalium sebesar 323,4247 mg/ 100 g bahan , dan pada Y5 mengandung kalium sebesar 271,6944 mg/ 100 g bahan.

Berdasarkan hasil pengukuran, semakin banyak kacang merah ditambahkan menyebakan kandungan kalium pada yoghurt bertambah, Y1 merupakan yoghurt terfortifikasi dengan kandungan kalium tertinggi.

3.5.2 Hasil Kadar Air dan pH Yoghurt Terfortifikasi Kacang Merah

Uji kandungan kimia yoghurt yang dilakukan meliputi kadar air dan pH.

Tabel 3. Kadar Air dan pH Yoghurt Terfortifikasi

Yoghurt Kadar Air (%) pH

Y0 79,06 4,30 Y1 72,79 4,45 Y2 75,18 4,43 Y3 77,40 4,37 Y4 77,96 4,35 Y5 79,05 4,32

Berdasarkan Tabel 3, kandungan air dari semua produk yoghurt terfortifikasi memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh SNI yaitu maksimal sebesar 88% . Yoghurt yang memiliki kadar air terbaik adalah Y1 sebesar 72,79%. Salah satu mutu yoghurt ditentukan oleh kadar airnya. Semakin tinggi kadar air, mutu yoghurt akan turun, karena tingginya kadar air akan mempercepat pertumbuhan bakteri, dan dapat menyebabkan kerusakan yoghurt. Air merupakan salah satu karakteristik penting, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa.

3.5.3 Pengukuran Keasaman Yoghurt

Keasaman Yoghurt dapat ditunjukkan oleh nilai pH. Berdasarkan tabel 3 nilai pH produk yoghurt untuk Y0, Y1,Y2,Y3,Y4 dan Y5, berturut turut adalah 4,3; 4,45; 4,43; 4,37; 4,35; 4,32 dengan waktu fermentasi selama 6 jam. Selama proses fermentasi, bakteri asam laktat akan memfermentasi karbohidrat yang ada hingga terbentuk asam laktat. Pembentukan asam laktat ini menyebabkan peningkatan keasaman dan penurunan nilai pH. Penambahan kacang merah menyebabkan terjadinya penurunan pH. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari gula dalam kacang merah terhadap aktivitas bakteri asam laktat dalam memproduksi asam laktat, selain itu pH kacang merah juga akan mempengaruhi pH produk. Penambahan gula lain bermanfaat bagi mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan yoghurt [15]. Menurut Djaafar dan Rahayu [16], selama proses fermentasi , bakteri asam laktat akan memanfaatkan karbohidrat yang ada untuk menghasilkan asam laktat, hingga terjadi penurunan nilai pH dan peningkatan keasaman.

(8)

4. Kesimpulan dan Saran

(1) Dihasilkan pasta kacang merah dan 5 varian yoghurt terfortifikasi kalium dari kacang merah.

(2) Kandungan kalium pasta kacang merah yaitu sebesar 482,3000 mg/100 g bahan, yoghurt tanpa fortifikasi (Y0) sebesar 160,2455 mg/100 g bahan, dan yoghurt terfortifikasi kacang merah untuk Y1(50:50) sebesar 428,1745 mg/ 100 g bahan.

(3) Hasil uji organoleptik yoghurt terfortifikasi terbaik yang disukai panelis berdasarkan parameter aroma dan rasa adalah yoghurt dengan perbandingan antara yoghurt:kacang merah (70:30), sedang berdasarkan parameter tekstur adalah yoghurt:kacang merah (90:10)

Referensi

[1] Yaswir, R dan Ferawati, I. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida Serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 1 no. 2, pp. 78-84, 2012.

[2] Irawan, M. A. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral. Universitas Negeri Semarang, (1), 53-61.2007.

[3] Husaini. Optimasi Pendayagunaan Komoditas Pangan yang Kurang Termanfaatkan. Lokakarya Pengembangan Pangan Alternatif, KMRT, HKTI dan BPPT. Jakarta.2000.

[4] Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.2009. [5] Siagian, Albiner. Pendekatan Fortifikasi Pangan Untuk Mengatasi Masalah Kekurangan

Zat Gizimikro. Sumatera Utara: USU Digital Library, 2003.

[6] Panomai, N. P. Sanchaisuriya and L. Rakoin, Journal of Science, 51 : 325-332 (2010). [7] Santoso S.P., Susu dan Yoghurt Kedelai. Laboratorium Kimia Pangan Faperta Universitas

Widya Gama, Malang, 2009.

[8] Supriyanti, F.M.T. Zackiyah, N. Azizah, Multifunction yogurt based on soy milk and lemon juice , IOP Conf.Series: Journal of Physics : Conf.series 812. 2017. 012024 . doi:10.1088/1742-6596/812/I/012024

[9] Maria,M.B. Fortifikasi vitamin C sebagai antioksidan dalam minuman sari buah.(Online)Tersedia:http://chemistranger.blogspot.com/2013/01/fortifikasi-vitamin C.html(Diakses, 19 April 2014)

[10] Nwaoha, M., I. Elizabeth and N. G. Onyinyechi. Production and Evaluaton Of Yoghurt Flavoured With Beetroot (Beta vulgaris L.). Journal of Food Science and Engineering. Vol. 2, pp. 583-592, 2012

[11] Astawan, M. Sehat dengan Hidangan Hewani. Jakarta : Penebar Swadaya.2008.

[12] Tammime, A.Y and Robinson, R.K. 2007. “Yoghurt Science and Thecnology”. Pergamon Press,Oxford. P.328-382.

[13] [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. Official Methods of Analysis. (13th Ed.). Washington Dc: Association of Official Analytical Chemist Inc.1990.

[14] [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. Official Methods of Analysis (14th Ed.). Washington Dc: Association of Official Analytical Chemist Inc.1995.

(9)

[15] Samsumaharto, R. A dan N. Puspawati. Perbandingan fermentasi yoghurt susu biji asam (Tamarindus indica, L.) dengan yoghurt susu murni. Jurnal Kimia dan Teknologi. Vol. 1, pp. 263-274, 2008.

[16] Djaafar, T. F dan E. S. Rahayu. Karakteristik yogurt dengan inokulum Lactobacillus yang diisolasi dari makanan fermentasi tradisional. Agros. Vol.8 no.1, pp. 73-80, 2006

Gambar

Gambar 2. Grafik jaring laba-laba tingkat kesukaan panelis berdasarkan parameter aroma,  teksur, dan rasa
Gambar 3. Kandungan kalium kacang merah dan yoghurt terfortifikasi kacang merah.
Tabel 3. Kadar Air dan pH Yoghurt Terfortifikasi  Yoghurt    Kadar Air (%)  pH

Referensi

Dokumen terkait

perlakuan pembelajaran. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cut off point status gizi obese berdasarkan indikator IMT sam- pel penelitian serta mengetahui faktor risiko yang paling berhubungan

Untuk itu, dengan adanya RSJ dan juga LSM yang menanganinya diharapkan dapat menampung orang gila yang terlantar serta membantu keluarga yang tidak mampu menyembuhkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada Retno’s Beuaty Center Surakarta.

Selain itu juga ada prinsip amanah, sebagai penyelenggara pelayanan publik pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangkalan diamanatkan

di bawahini Dari hasil pengujian koefisien absorpsi suara pada spesimen material peredam suara dari serat batang pinang raja dengan menggunakan poliuratan dan

Selain media online tersebut diatas, masih ada beberapa situs resensi sinema berbahasa Indonesia yang cukup populer yang menjadi rujukan penggemar film maupun

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai