• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PILIH NASIGORENG DI KOTA KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PILIH NASIGORENG DI KOTA KEDIRI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PILIH NASIGORENG DI

KOTA KEDIRI

Listy Yusuf AL Anbiyaa

Risna Wijayanti, SE, MM.,Ph.D., CFP

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Zhugelisty@gmail.com

Abstract: Pilih Nasigoreng is a culinary business in Kediri focusing on traditional fried

rice products. The objective of this study is to identify the business’ internal and external condition and to formulate the appropriate business strategy for Pilih Nasigoreng. This research using IE,SWOT,and QSPM methods. This research finds that the internal and external enviroment on Pilih Nasigoreng is strong enough to responds the opportunity and threat of Pilih Nasigoreng. Based from the enviroments analytics, this research finds that the appropriate strategy to be applied by Pilih Nasigoreng is create a standard operating procedure and improving the workflow to increase the effieciency of operational performance in Pilih Nasigoreng.

Keywords: business strategy formulation ,SWOT, QSPM.

Abstrak: Pilih Nasigoreng adalah sebuah bisnis yang bergerak di industri kuliner

berfokus pada produk nasi goreng tradisional di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal serta merumuskan strategi bisnis Pilih Nasigoreng yang sesuai untuk kondisi saat ini. Penelitian ini menggunakan metode analisa matriks SWOT,IE, dan QSPM. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan internal dan eksternal pada Pilih Nasigoreng cukup kuat untuk merespon dengan baik peluang dan ancaman pada Pilih Nasigoreng. Berdasarkan analisis lingkungan tersebut didapatkan strategi membuat standar prosedur operasional dan memperbaiki alur kerja untuk meningkatkan kualitas kinerja operasional Pilih Nasigoreng.

(2)

2 PENDAHULUAN

Besarnya angka permintaan akan makanan dan minuman di Indonesia yang setiap hari semakin bertumbuh menciptakan peluang bisnis yang besar sehingga mengundang perhatian banyak pebisnis untuk membuat bisnis di industri kuliner. Hal tersebut sesuai penelitian oleh Shir et. al (2012) bahwa pertumbuhan perminataan yang besar memiliki peluang bisnis yang besar. Pertumbuhan industri kuliner tersebut tersebar di seluruh kota – kota di Indonesia.

Pilih Nasigoreng adalah usaha kuliner di Kota Kediri yang menjual produk nasi goreng khas Kota Kediri. Pilih Nasigoreng memiliki keunggulan dari sisi tempat dan desain Outlet yang nyaman untuk dine in maupun untuk menunggu pesanan take away. Harga produk – produk Pilih Nasigoreng juga cukup terjangkau untuk memenuhi permintaan mahasiswa dan warga yang berada di sekitar lokasi Pilih Nasigoreng.

Proses pengembangan bisnis setiap perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor lingkungan utama yaitu

lingkungan internal dan eksternal, tidak terkecuali pada Pilih Nasigoreng. Kondisi di Pilih Nasigoreng saat ini mengalami penurunan omset yang drastis dikarenakan sebagian besar pasar menghilang. Hal tersebut dikarenakan pada masa pandemi COVID-19 aktivitas di Kota Kediri menurun, banyak kantor, sekolah , kampus yang diliburkan pada masa pandemi ini (Santoso ,2020). Karena target konsumen utama Pilih Nasigoreng adalah mahasiswa yang pada masa pandemi COVID 19 tidak ada aktivitas di kampus, Pilih Nasigoreng kehilangan sebagian besar pasarnya. Berkurangnya sebagian besar pasar tersebut membuat omset Pilih Nasigoreng mengalami penurunan tajam sebesar 80%.

Berdasarkan alasan masalah yang dialami oleh Pilih Nasigoreng diatas, maka sangat diperlukan perumusan strategi bisnis untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada Pilih Nasigoreng saat ini Sehubungan dengan hal itu, maka perlu diadakan sebuah penelitian dengan judul “Perumusan Strategi Bisnis Pilih Nasigoreng di Kota Kediri”

(3)

3 LANDASAN TEORI

Manajemen Strategi

Manajemen strategi

didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan tindakan strategis dari perusahaan untuk dapat mencapai keunggulan kompetitif (Solihin, 2012). Sedangkan menurut David (2013) Manajemen strategi adalah pengambilan keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan efektif dalam kondisi lingkungan perusahaan yang selalu berubah-ubah.

Tujuan Manajemen Strategi

Adanya penggunaan

pendekatan terhadap manajemen strategis, seluruh tingkatan manajer di perusahaan dapat berinteraksi dalam proses perencanaan dan implementasi (Hubeis dan Najib, 2014). Manajemen strategis juga memberikan tujuan jangka panjang pada perusahaan, membantu perusahaan dalam beradaptasi pada perubahan yang terjadi, membuat perusahaan menjadi lebih efektif, mengidentifikasi keunggulan perusahaan dalam lingkungan yang beresiko, mencegah aktivitas yang

tidak efektif serta mencegah munculnya masalah dimasa mendatang (Amirullah, 2015).

Jenis – Jenis Strategi

Menurut David (2013) strategi dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

1. Strategi Integrasi 2. Strategi Intensif 3. Strategi Diversifikasi 4. Strategi Defensif Proses Manajemen Strategi

Perencanaan strategi terdapat tiga tahap penting yaitu perumusan strategi, implementasi atau penerapan strategi dan evaluasi strategi (David,2013).

1. Tahap perumusan strategi Tahap perumusan strategi adalah tahap awal dalam manajemen strategi yang terdiri dari beberapa langkah untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk perusahaan saat ini. Tahap perumusan strategi mencakup analisa lingkungan internal untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan internal perusahaan, analisa lingkungan ekternal yang menjelaskan peluang utama dan ancaman yang dihadapi perusahaan

(4)

4 2. Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan adalah tahap pelaksanaan strategi yang telah dibuat dalam tahap perumusan. Tahap ini dapat dilakukan dengan membuat budaya baru, restrukturisasi perusahaan, melakukan pemasaran, penyiapan anggaran, pemanfaatan teknologi untuk informasi manajemen pada perusahaan. 3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Pada tahap ini perusahaan membuat review dan laporan pada strategi yang sudah dijalankan pada tahap penerapan.

Perumusan Strategi Komprehensif Tahap ini adalah tahap awal dalam manajemen strategi terdiri dari tiga langkah yang terintegrasi untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk perusahaan saat ini. Perumusan strategi komprehensif dibagi menjadi 3 tahap yaitu:

1. Input Stage

Pada tahap ini perusahaan menganalisa lingkungan perusahaan untuk mengetahui

keunggulan, kelemahan, kekuatan dan ancaman yang ada sekarang. Analisa lingkungan terdiri dari analisa lingkungan internal dan analisa lingkungan eksternal. Analisa lingkungan internal memiliki fungsi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, analisa eksternal berfungsi untuk mengetahui potensi peluang dan ancaman yang akan mempengaruhi sebuah perusahaan

2. Matching Stage

Tahap pencocokan adalah tahap yang berfokus pada menghasilkan strategi alternatif yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal utama. Salah satu teknik yang dapat digunakan pada tahap ini yaitu: Matriks Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) dan Matriks Internal-External (IE).

3. Decision Stage

Pada tahap keputusan strategi dalam perumusan strategi dapat

(5)

5 menggunakan satu metode yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Matriks QSPM adalah sebuah alat yang digunakan sebagai pengevaluasi strategi alternatif secara objektif. QSPM menggunakan informasi dari tahap input dan hasil dari tahap pencocokan.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (study case). Objek dan Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kota Kediri. Objek penelitian ini adalah usaha kuliner dengan trade mark Pilih Nasigoreng. Usaha ini berdiri pada agustus 2018 yang menjual produk nasigoreng jawa sebagai produk utama. Usaha ini menarik untuk dijadikan obyek dalam penelitian ini dikarenakan banyak permasalahan dalam hal operasional yang terjadi terutama pada proses produksi, sehingga usaha ini dirasa perlu untuk dievaluasi melalui analisa SWOT dan dibuatkan perencanaan

strategi yang tepat yang akan diperoleh melalui penelitian ini. Teknik Penelitian Data

Menurut Sugiyono (2015), teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Wawancara

Tedapat 6 orang yang akan diwawancarai yaitu pemilik Pilih Nasigoreng, karyawan Pilih Nasigoreng yang berposisi sebagai Kepala Toko, salah satu praktisi senior di Kota Kediri, tiga orang pelanggan Pilih Nasigoreng, dan salah satu supplier Pilih Nasigoreng yang memasok kebutuhan ayam, dan sayur pada Pilih Nasigoreng.

2. Observasi

Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan yaitu peneliti terlibat secara langsung di Pilih Nasigoreng dan mengamati perubahan kondisi internal Pilih Nasigoreng.

(6)

6 Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan informasi yang dapat mendukung penelitian ini untuk merumuskan strategi bisnis pada Pilih Nasigoreng. Temuan ini diperoleh dari catatan historis yang berhubungan dengan Pilih Nasigoreng. Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh catatan keuangan yang berupa data omset Pilih Nasigoreng dari tahun 2018 sampai 2020.

Teknik Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini akan dilakukan secara mendalam dengan memperhatikan faktor lingkungan internal dan eksternal. Penelitian ini menggunakan metode perumusan strategi komprehensif yang terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. Tahap input

Tahap input (pemasukan) data yang akan dilakukan terdiri dari dua matriks yaitu, matriks EFE, matriks IFE

2. Tahap matching

selanjutnya proses analisa data memasuki tahap 2 yaitu pemilihan alternatif strategi bisnis (Matching). Tahap Matching akan dilakukan

dengan menggunakan dua matriks yaitu, matriks SWOT, dan matriks IE. 3. Tahap Decision

Tahap Decision merupakan tahap ketiga dari proses perumusan strategi. Pada tahap ini dilakukan pemeringkatan strategi-strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT di tahap sebelumnya. Pemeringkatan pada tahap ini dilakukan dengan perhitungan matriks QSPM. Pemeringkatan dilakukan agar perusahaan dapat memprioritaskan strategi yang harus dijalankan.

PEMBAHASAN

Hasil Temuan Penelitian 1. Tahap input

Matriks IFE

Faktor - Faktor Internal Utama

Bob ot Rati ng Skor Bobot Kekuatan 1. Memiliki cadanagan uang yang

kuat. 0,08 3 0,24

2. Design outlet yang nyaman dan

tepat untuk pasar 0,08 3 0,24

3. Harga terjangkau 0,12 4 0,48

4. Rasa yang enak 0,18 4 0,72

5. Lokasi yang mudah dijangkau

konsumen 0,07 3 0,21

Total skor kekuatan 1,89 Kelemahan 6. Proses pemasakan lama 0,15 1 0,15

7. Rasa tidak konsisten 0,15 1 0,15

8. Kinerja karyawan kurang

efisien dan teledor 0,10 2 0,20

9. Banyaknya pengeluaran

operasional 0,02 2 0,04

10. Proses pengolahan bahan baku

rumit 0,05 2 0,10

Total skor kelemahan 0,64

(7)

7 Matriks EFE

Faktor - Faktor Eksternal Utama Bo bot Rat ing Skor Bobot Peluang 1. Perekonomian kota kediri

meningkat

0,1

7 4 0,68

2. Daya beli masyarakat kediri tinggi

0,1

0 3 0,30

3. kota kediri memiliki banyak penduduk dan pendatang

0,1

3 4 0,52

4. Industri kuliner didukung oleh pemerintah

0,0

8 3 0,24

5. Daya tawar pemasok rendah 0,0

8 3 0,24

Total skor peluang 1,98 Ancaman 6. Persaingan antar kompetitor

yang tidak sehat

0,2

0 1 0,20

7. Entry Barrier yang rendah 0,1 4 1 0,14 8. Potensi pengembangan produk-produk substitusi. 0,0 6 2 0,12

9. Daya tawar konsumen

0,0

6 2 0,12

Total skor ancaman 0,58

1,0

0 2,56

Sumber: Data Primer di olah, 2020

Berdasarkan analisa matriks IFE dan EFE diatas dapat disimpukan bahwa kondisi intenal Pilih Nasigoreng cukup kuat untuk merespon peluang dan ancaman Pilih Nasigoreng. 2. Tahap Matching

A. Matriks SWOT

Pada analisis matriks SWOT didapatkan hasil alternatif strategi sebagai berikut.

a. Strategi SO

Strategi SO (Strenght – Opportunity) merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal serta peluang yang ada

pada lingkungan eksternal Pilih

Nasigoreng. Berdasarkan faktor internal dan eksternal Pilih Nasigoreng saat ini, alternatif strategi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan kekuatan internal dan peluang dengan menerapkan strategi merenovasi tempat untuk menambah

value pada place Pilih Nasigoreng,

menambah alat produksi untuk

mempermudah proses produksi, membeli ke supplier dengan cara bulking, menambah menu untuk upsell dan mendaftarkan Pilih Nasigoreng pada GRABFOOD dan GOFOOD untuk memperluas jangkauan layanan.

b. Strategi WO

Strategi WO (Weaknesess – Opportunity) merupakan strategi yang bertujuan untuk mengurangi dampak kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang ada

pada lingkungan eksternal Pilih

Nasigoreng. Saat ini, Pilih Nasigoreng memiliki peluang untuk berkembang besar, namun Pilih Nasigoreng memiliki kelemahan yang dapat menghambat peluang tersebut. Strategi yang di dapatkan adalah memperbaiki workflow agar proses pelayanan lebih cepat, membuat SOP disetiap aktivitas agar meminimalisir kesalahan yang dibuat oleh kariyawan dan membuat standar bumbu agar rasa dari produk Pilih Nasigoreng tetap konsisten.

(8)

8

Strategi ST (Strength – Threats)

merupakan strategi yang bertujuan untuk mengurangi dampak ancaman eksternal dengan memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki. Saat ini Pilih Nasigoreng memiliki ancaman eksternal yang harus direspon dengan baik, Cara untuk mengurangi dampak ancaman tersebut

dengan Alternatif strategi,

mengalokasikan budget untuk

eksperimen produk baru agar Pilih Nasigoreng selalu memiliki produk dengan value yang tidak sama dengan kompetitor lain. Selain itu Pilih Nasigoreng dapat merenovasi outlet untuk menginkatkan value place dan juga Pilih Nasigoreng dapat menguatkan branding melalui media sosial tentang

value dan konsep tradisionalnya. membuat produk dengan cirikhas yang hanya dimiliki oleh Pilih Nasigoreng sehingga Pilih Nasigoreng dapat keluar dari persaingan yang tidak sehat di pasar. d. Strategi WT

Strategi WT (Weakness – Threat) merupakan strategi yang bertujuan untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman dari lingkungan eksternal Pilih Nasigoreng. pada kondisi ini Pilih Nasigoreng harus bisa menghindari ancaman dan mengurangi kelemahan internal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah memperbanyak

training dan maintenance karyawan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pilih Nasigoreng juga dapat merekrut karyawan baru untuk menambah value

kecepatan dan pelayanan pada Pilih Nasigoreng.

B. Matriks IE

Dari analisa matriks IE diatas dapat disimpulkan Pilih Nasigoreng saat ini berada pada kuadran V yang berarti strategi yang cocok untuk Pilih Nasigoreng saat ini adalah hold and maintain

Dari analisa matriks SWOT dan IE diperoleh beberapa alternatif strategi, strategi yang paling sering muncul adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar. Alternatif tersebut akan di masukkan ke tahap selanjutnya untuk di beri bobot dan dipilih strategi yang memiliki bobot paling tinggi

3. Tahap Decision A. Matriks QSPM

Matriks QSPM menggunakan input dari analisa tahap 1 (tahap masukan) dan hasil yang cocok dari analisa tahap 2 (tahap pencocokan) untuk memutuskan secara objektif strategi

(9)

9 terbaik di antara strategi alternatif. Alternatif strategi yang dimasukkan dalam Matriks QSPM ini dipilih berdasarkan yang paling mewakili secara general strategi yang telah dihasilkan dari Matriks IE dan Matriks SWOT yakni strategi penetrasi pasar dan strategi . Berikut ini adalah hasil Matriks QSPM Pilih Nasigoreng: Faktor - Faktor Internal Utama B ob ot Alternatif strategi pengemban gan Produk Penetras i Pasar AS TAS A S T A S Kekuatan 1. Memiliki kekuatan keuangan yang kuat

0,

08 3 0,24 2 0, 16

2. Design Outlet yang nyaman dan tepat untuk pasar 0, 08 3 0,24 2 0, 16 3. Harga terjangkau 0, 12 3 0,36 4 0, 48

4. Rasa yang enak

0,

18 4 0,72 3 0, 54

5. Lokasi yang mudah dijangkau konsumen

0,

07 3 0,21 3 0, 21

Total skor Kekuatan 1,77 1, 55 Kelemahan 6. Proses pemasakan lama 0, 15 4 0,60 4 0, 60

7. Rasa tidak konsisten 0,

15 4 0,60 4 0, 60

8. Kinerja karyawan kurang efisien dan teledor 0, 10 4 0,40 3 0, 30 9. Banyaknya pengeluaran operasional 0, 02 2 0,04 2 0, 04 10. Proses produksi memiliki banyak teknik

0,

05 3 0,15 3 0, 15

Total skor Kelemahan 1,79 1, 69 Peluang 1. Perekonomian kota kediri meningkat 0, 17 3 0,51 3 0, 51

2. Daya beli masyarakat kediri tinggi

0,

10 3 0,30 3 0, 30

3. kota kediri memiliki banyak penduduk dan pendatang 0, 13 3 0,39 4 0, 52 4. Industri kuliner didukung oleh pemerintah 0, 08 4 0,32 3 0, 24

5. Daya tawar pemasok rendah

0,

08

Total skor Peluang 1,52 1, 57 Ancaman

6. Persaingan antar kompetitor yang tidak sehat

0,

18 3 0,54 3 0, 54

7. Entry Barrier yang rendah 0, 14 3 0,42 3 0, 42 8. Potensi pengembangan produk-produk substitusi. 0, 06 4 0,24 3 0, 18

9. Daya tawar konsumen 0,

06 3 0,18 3 0, 18

Total skor Ancaman 1,38 1, 32 TOTAL 6,46

6, 13

Sumber: Data diolah (2020).

Pada tahap QSPM ini, didapatkan skor total 6,46untuk strategi pengembangan produk dan skor 6,13 untuk strategi penetrasi pasar. Kesimpulannya, strategi

pengembangan produk adalah strategi yang tepat untuk diterapkan di bisnis Pilih Nasigoreng.

PEMBAHASAN DAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dihasilkan beberapa kesimpulan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

(10)

10 1. Kondisi lingkungan internal

bisnis Pilih Nasigoreng saat ini mendapat skor 2,53 dari matriks IFE dan skor bobot total matriks EFE sebesar 2,56 Hal ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi Pilih Nasigoreng memiliki posisi yang kuat secara internal sehingga Pilih

Nasigoreng mampu

memaksimalkan kekuatan internal untuk meresp on peluang dan ancaman pada Pilih Nasigoreng.

2. Proses perumusan Strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh Pilih Nasigoreng berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal saat ini dirumuskan melalui matriks SWOT dan IE. Pada matriks SWOT diperoleh hasil strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, strategi integrasi horizontal, strategi integrasi depan, dan strategi integrasi belakang dan pada matriks IE diperoleh hasil bahwa Pilih Nasigoreng saat ini berada pada kuadran 5 dengan posisi hold and maintain.

3. Data yang didapat dari analisis sebelumnya dimasukkan pada matriks QSPM. Hasil yang diperoleh dari matriks QSPM adalah alternatif strategi yang memiliki nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi yaitu strategi pengembangan produk dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 6,46. Strategi tersebut lebih unggul dari strategi penetrasi pasar dengan nilai TAS 6,13. Berdasarkan hasil analisa matriks QSPM,

disimpulkan bahwa

rekomendasi strategi bisnis yang sesuai diterapkan pada Pilih adalah strategi pengembangan produk, hasil tersebut sesuai adengan kondisi Pilih Nasigoreng saat ini yang

membutuhkan banyak

perbaikan pada proses operasional dan pengembangan produk.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan pada Pilih Nasigoreng, diperoleh saran untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan Pilih Nasigoreng saat ini sebagai berikut:

(11)

11 A Pilih Nasigoreng dapat

mengembangkan produk yang bertemakan healthy food untuk memenuhi permintaan konsumen yang sangat mementingkan aspek kesehatan pada masa pandemi COVID-19. Produk tersebut dapat dirupakan dalam menu utama (main dish) ataupun sebagai pelengkap. Kriteria yang harus dipenuhi pada produk tersebut adalah sehat dan memiliki kandungan vitamin yang tinggi, rasa familiar dengan pasar Pilih

Nasigoreng, proses

produksinya sinkron dengan proses produksi bahan baku Pilih Nasigoreng lainnya. Dari kriteria diatas terdapat beberapa menu yang disarankan seperti tipe makanan yang berbasis sayur yang kemudian di tumis seperti tumis sayur yang dibumbui dengan bumbu nasi goreng tanpa menggunakan MSG berkomposisikan 90% sayur dan 10% protein dari telur dan ayam. Menu kedua adalah cah tauge sebagai pelengkap nasi goreng, tauge dipilih karena mengandung banyak

nilai gizi dan juga rasa dari tumis tauge dapat melengkapi nasi goreng sebagai menu utama.

B Pilih Nasigoreng dapat mengembangkan metode bumbu prepack untuk mempercepat proses produksi. Bumbu prepack adalah bumbu yang sudah distandardkan untuk suatu menu dan dikemas secara praktis guna

mempercepat proses

pemasakan pada outlet. Langkah untuk menerapkan metode bumbu prepack adalah menuliskan dengan rinci setiap bumbu yang digunakan untuk membuat salah satu produk di Pilih Nasigoreng dan distandardkan, kemudian menimbang dan mengemas bahan yang sudah distandarkan tersebut pada kemasan yang praktis dan reusable seperti plastik klip. Bumbu repack ini dapat mempercepat proses pemasukan bumbu dan meminimalisir terjadinya ketidak konsistenan rasa pada produk Pilih Nasigoreng.

(12)

12 C Pilih Nasigoreng sebaiknya

membuat SOP pada setiap aktivitas baik produksi dan pelayanan. SOP tersebut dapat berupa video rekaman, tulisan resep atau tahapan produksi yang bisa diakses oleh karyawan dengan mudah. SOP harus dibuat terutama pada aktivitas – aktivitas yang membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian yang tinggi seperti memasak bahan baku di dapur utama dan memasak produk di outlet. Pembuatan SOP ini berfungsi untuk mengurangi kesalahan yang dibuat oleh karyawan dan mempercepat proses training pada awal perekrutan karyawan baru.

D Pilih Nasigoreng disarankan untuk membuat produk pelengkap. Produk pelengkap berfungsi untuk meningkatkan

penjualanm dengan

memanfaatkan daya beli masyarakat Kota Kediri yang tinggi tanpa membuat pelanggan merasa membeli terlalu . Produk pelengkap dapat ditawarkan ketika

pelanggan Pilih Nasigoreng memesan menu utama (upseling). Menu yang disarankan untuk produk pelengkap adalah cah tauge, krengsengan ayam, dan beberapa desert untuk pencuci mulut. Kriteria produk pelengkap adalah memiliki sifat pelengkap menu utama, harga tidak melebihi dari harga menu utama, proses produksi harus memiliki alur yang sama dengan beberapa produk Pilih Nasigoreng yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S. S. (2015). Metodologi Dasar Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing. Amirullah. (2015). Pengantar

Manajemen. Jakarta: Media Utama.

David, A. (2013). Manajemen Pemasaran Strategi. Jakarta: Salemba empat.

Hubeis, M., & Najib, M. (2014). Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Moloeng, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ommani, A. R. (2011). Strengths, weaknesses, opportunities and

(13)

13 threats (SWOT) analysis for farming system businesses management: Case of wheat farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran . African Journal of Business Management Vol. 5(22) ISSN 1993-8233 ©2011 Academic Journals, 9448-9454.

Shri, C., & Agrawal, M. G. (2015). Strategy Formulation for Performance Improvement of Indian Corrugated Industry: An Application of SWOT Analysis and QSPM Matrix. Journal of Applied Packaging Research, 61 - 72.

Solihin. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian

Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang dilakukan pada riset ini menggunakan metode analisis-deskriptif, dengan pendekatan linguistik.Penulis melacak dan menghimpun ayat-ayat

Dalam pokok bahasan yang terkait dengan mata pelajaran menguasai alat ukur listrik dan elektronika selain menuntut keterampilan dari siswa, keaktifan siswa juga

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

Kecilnya persentase hasil rumusan soal yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak sesuai dengan situasi tugas menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil mahasiswa yang

Dari penjelasan di atas, maka dapat disintesiskan bahwa keadilan prosedural adalah kepatutan yang dirasakan setiap individu di dalam organisasi yang berkaitan

Konsep JIT menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses padat produksi, diusahakan untuk tidak kurang atau lebih pada saat

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan secara kualitatif bentuk-bentuk bahasa (jargon) dakwah yang digunakan oleh

[r]