• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kosakata Kiezdeutsch dalam Pengajaran Ba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kosakata Kiezdeutsch dalam Pengajaran Ba"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

98

KOSAKATA KIEZDEUTSCH

DALAM PENGAJARAN BAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA ASING

Audrey Gabriella Titaley Universitas Indonesia audrey.g.titaley@gmail.com

ABSTRAK

Munculnya Kiezdeutsch sebagai akibat situasi masyarakat Jerman yang multietnis akibat gelombang migrasi yang datang ke Republik Federal Jerman menarik perhatian banyak pihak. Variasi bahasa Jerman ini digunakan di kalangan remaja yang tinggal di daerah perkotaan yang sarat dengan penduduk yang multietnis. Dalam perkembangannya Kiezdeutsch juga digunakan oleh remaja Jerman yang mengalami kontak bahasa dengan mereka dan dalam Kiezdeutsch bahasa Jerman mengalami perubahan segi kosakata.

Pemelajaran bahasa Jerman dengan ancangan komunikatif menaruh perhatian pada bentuk komunikasi yang autentik yang digunakan di negara penuturnya. Kiezdeutsch sebagai salah satu variasi bahasa Jerman dapat diperkenalkan untuk meningkatkan kesadaran pemelajar bahasa Jerman akan keberagaman bahasa Jerman ini Dengan menganalisis bahan ajar yang memperkenalkan variasi bahasa, makalah ini akan mengulas bagaimana Kiezdeutsch, khususnya kosakatanya dapat diperkenalkan dalam pemelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Deutsch als Fremdsprache).

Kata kunci: variasi bahasa Jerman, DaF, pengajaran kosakata Kiezdeutsch, bahan ajar autentik, language awareness

1. PENDAHULUAN

Terletak di hati benua Eropa, negara Republik Federal Jerman memiliki

keberagaman budaya. Menurut sensus penduduk pada tahun 2015 yang dilakukan

oleh Badan Statistika Jerman1, jumlah penduduk negara adalah 81,8 juta jiwa dan 20% diantaranya memiliki latar belakang migrasi (Migrationshintergrund).

Kamus daring Duden2 menyebutkan bahwa istilah ini terkait dengan latar belakang kekerabatan seseorang dan mengandung arti ‘anak dan atau cucu dari sesorang imigran’ Lebih jelas lagi istilah ini di. menurut situs www.destatis.de3

bagi penduduk yang (1) tidak memiliki kewarganegaraan Jerman, (2) tidak

dilahirkan di Jerman dan bermigrasi ke Jerman setelah tahun 1949, (3) dilahirkan

di Jerman dan berpindah kewarganegaraan dan menjadi warga negara Jerman dan

1 www.destatis.de/DE/ZahlenFakten/GesellschaftStaat/Bevoelkerung/Bevoelkerung.html# Tabellen. Diakeses Rabu, 6 April 2016

(2)

99 (4) salah satu dari orang tuanya bermigrasi ke Jerman dan berpindah

kewarganegaraan atau (5) salah satu dari orang tuanya berkewarganegaraan asing.

Sebagian besar dari mereka berasal dari Turki, kemudian Polandia dan Italia, serta

negara Eropa. Tinggal di Jerman tidak membuat mereka melupakan budaya dan

dalam hal ini mereka tetap menggunakan bahasa pertama mereka dan bahkan

mengajarkan bahasa tersebut kepada anak-anak mereka.

Salah satu dampak dari keberagaman budaya Jerman adalah adanya variasi

bahasa Jerman yang disebut Kiezdeutsch. Menurut laman kiezdeutsch.de, variasi

bahasa yang umumnya digunakan oleh remaja, mulai berkembang di masyarakat

pada pertengahan tahun 1990an. Akan tetapi, makna leksikal dari kata Kiez

menurut kamus Wahrig dalam Widhiasti dan Suganda (2015) tidak terkait dengan

kehidupan pergaulan di kalangan remaja. Kata Kiez bermakna ‘daerah tua di kota’, ‘daerah atau jalan, di mana praktik prostitusi banyak ditemukan’. Istilah ini juga digunakan di kota Berlin, yang sarat dengan penduduk dengan latar belakang

migrasi dan Kiezdeutsch digunakan sebagai sarana komunikasi dalam masyarakat

yang multietnis ini agar dapat saling memahami satu sama lain (Ibid)

Pengunaan Kiezdeutsch yang aktif oleh remaja dapat merepresentasikan

pentingnya bahasa ini dalam kehidupan remaja Jerman. Awalnya Kiezdeutsch

digunakan oleh anak muda yang memiliki latar belakang migrasi

(Migrationshintergrund) asal Turki. Oleh karena itu, Kiezdeutsch disebut sebagai

bagian dari Kanak Sprack, variasi bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat

Jerman dengan latar belakang etnis Turki. Namun, akibat kontak budaya dengan

etnis lain Kiezdeutsch mendapat pengaruh dari etnis lain (Widhiasti dan Suganda;

Wiese), bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi remaja dengan latar belakang

Arab dan remaja Jerman, sehingga variasi bahasa anak muda ini dikategorikan

sebagai Multietnolek. Multietnolek merupakan suatu istilah yang menekankan

bahwa suatu bahasa mendapat pengaruh dari berbagai etnis budaya. Selaras

dengan pernyataan Wiese (2010), penggunaan Kiezdeutsch menjadi bagian dari

identitas penggunanya yakni anak muda yang hidup dalam masyarakat yang

multietnis. Di samping itu, Kiezdeutsch membuktikan adanya persatuan di

(3)

100

Keberadaan Kiezdeutsch saat ini menarik perhatian guru bahasa Jerman

untuk menjadikannya sebagai salah satu bahan ajar autentik dalam pemelajaran

bahasa Jerman sebagai bahasa asing karena beberapa alasan berikut ini: Pertama,

Kiezdeutsch adalah variasi bahasa anak muda Jerman yang masih digunakan

sampai saat ini. Pengenalan bahasa ini dapat juga dijadikan sarana untuk

memperkenalkan keberagaman budaya Jerman dan mengembangkan kesadaran

berbahasa (language awareness) pemelajar. Pemelajar dapat membedakan

perbedaan antara bahasa Jerman standar (Hochdeutsch) dan Kiezdeutsch baik dari

segi leksikal dan gramatikal. Pelanggaran gramatikal yang dilakukan Kiezdeutsch

tidak perlu dianggap sebagai suatu ancaman, karena Wiese (2010) berpendapat

bahwa pelanggaran tersebut juga dilakukan oleh variasi regional dari bahasa

Jerman bahasa Jerman regional seperti Berlinerisch, Plattdeutsch, Schwäbisch,

dan lain-lain. Kedua, keberadaan Kiezdeutsch sebagai multietnolek dipandang

menarik bagi pemelajar Indonesia yang juga multietnis dan multibahasa.

Kiezdeutsch dipandang kreatif dalam menyerap kata-kata dari berbagai bahasa ibu

penuturnya, seperti kata Moruk, Lan, dan Hadi dari bahasa Turki dan Yallah dan

Wallah dari bahasa Arab. Kosakata ini sering muncul dalam kajian yang

membahas Kiezdeutsch dan dan mungkin bisa dikategorikan kosakata yang sering

digunakan (High-Frequency Vocabulary) dalam percakapan Kiezdeutsch. Ketiga,

Gysin, Spreckels menyatakan variasi bahasa anak muda merupakan kajian yang

menarik dalam pengajaran bahasa Jerman. Bahan ajar bisa digunakan bagi

pemelajar bahasa Jerman yang tergolong anak muda. Pemelajarannya dapat

membuat mereka menyadari bahwa di Jerman juga terdapat variasi bahasa anak

muda, seperti di negara asalnya. Dengan membandingkan Kiezdeutsch dengan

bahasa Jerman standar, mereka menyadari perbedaan kedua bahasa tersebut,

misalnya dari segi kosakata. Lebih lanjut lagi, guru dapat meminta mereka

membandingkannya dengan situasi di negara asalnya, dalam hal ini Indonesia.

Apakah Indonesia juga memiliki variasi bahasa remaja multietnolek seperti

Kiezdeutsch? Dimana letak perbedaan bahasa standar dengan variasi bahasa

(4)

101 memotivasi pemelajar untuk mengenal budaya bangsanya sendiri, bangsa

Indonesia.

Berdasarkan ketiga alasan di atas, Kiezdeutsch diajukan sebagai salah satu

bahan autentik dalam pemelajaran bahasa Jerman, terutama yang dirancang

berdasarkan ancangan komunikatif. Richards dan Rodgers (2014) menyatakan

bahwa ancangan komunikatif mendukung guru untuk memperkenalkan

keberagaman bahasa Jerman, sehingga mereka mengetahui tindak komunikasi

yang nyata dan berlaku (real-world context) di Jerman dan bahkan menerapkan

pengetahuan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana Kiezdeutsch dapat digunakan

sebagai bahan ajar yang autentik dalam pemelajaran bahasa Jerman sebagai

bahasa asing, peneliti akan melakukan penelitian studi pustaka dengan

mengumpulkan bahan ajar bahasa Jerman yang mengajarkan variasi bahasa dan

mengkaji tahap pengajarannya.

2. KIEZDEUTSCH

Kiezdeutsch sebagai bahasa remaja multietnis di Jerman adalah fenomena

menarik dalam perkembangan bahasa. Bahasa ini merupakan salah satu akibat

dari keberagaman budaya dari kedatangan penduduk dengan latar belakang

migrasi yang pindah dan tinggal menetap di kota-kota besar di Jerman. Fenomena

bahasa remaja ini berkembang tidak hanya eksklusif di Jerman. Akan tetapi,

multietnolek ini juga berkembang di negara Eropa lainnya yang memiliki

keberagaman etnis budaya, seperti di Belanda dengan Straattaal yang berarti harafiah ‘bahasa jalanan’, di Swedia dengan Rinkeby-Svenska, yang istilahnya berasal dari Rinkeby, daerah di Stokholm yang sarat dengan migran dan di

Denemark dengan istilah Multietnolek Københavnsk, yang istilahnya berasal dari

ibukota Denmark Kopenhagen.

Wiese (2010), seorang professor dari Universitas Potsdam yang menggagas

penelitian tentang Kiezdeutsch ini menyatakan bahwa Kiezdeutsch adalah dialek

bahasa Jerman yang diperkenalkan oleh komunitas bahasa yang multilingual.

Kiezdeutsch bukan merupakan variasi bahasa Jerman standar, karena bahasa ini

(5)

102

regional dan perubahan bahasa yang sudah ada dalam bahasa Jerman. Bahkan ia

menekankan bahwa variasi non-standar tersebut juga dimiliki olah variasi bahasa

Jerman regional lainnya. Ditambah lagi penutur Kiezdeutsch biasa menyerap

kosakata juga dari bahasa ibu mereka, seperti bahasa Turki dan atau bahasa Arab

dengan bahasa Jerman. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata asing baru yang

diserap dari kedua bahasa tersebut seperti Moruk, Lan, dan Hadi yang berasal dari

bahasa Turki dan Wallah dan Yalla bersasal dari bahasa Arab.

Bagi penutur Kiezdeutsch, khususnya yang memiliki penguasaan bahasa

Turki atau bahasa Arab sebagai bahasa pertama tidak akan mengalami kesulitan

memahami dan menggunakan kosakata tersebut. Moruk dan Lan merupakan kata dalam bahasa Turki yang berarti “pria tua” dan ”pria muda”.

Ey, rockst du, lan, Alter. 4

“Wow, kamu sangat bersemangat, teman” Morukmorukguck dir das doch mal an”.5Teman, teman, ayo lihat itu”.

Berdasarkan penggunaan kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penyerapan kosakata dalam Kiezdeutsch juga disesuaikan dengan identitas

penggunanya, seperti dalam Brown/ Levinson dalam Widhiasti dan Suganda

(2015), bahasa dapat digunakan sebagai penanda identitas suatu kelompok (group

identity marker/ in-group membership), seperti penggunaan kata mac, mate,

buddy, pal, honey, dear, duckie, luv, babe, blondie, brother, sister, sweetheart,

guys dan fellas. Penggunaan dua kata ini bisa menunjukkan bahwa penutur sedang

berbicara dengan rekan tutur yang berada tataran yang sama. Keduanya masih

dapat dikategorikan anak muda. Selain itu, penutur yang menggunakan kata

sapaan Lan pasti lebih muda dengan penutur yang menggunakan kata sapaan

Moruk.

4

http://www.uni-potsdam.de/fileadmin/projects/dspdg/Publikationen/ZJJ_Publikation_Pohle_Schumann.pdf, pada Rabu, 6 April 2016

(6)

103 Penutur menggunakan kata serapan Lan dan Murok dengan menggunakan

struktur bahasa Jerman. Salah satu penutur juga masih mengunakan kata Alter,

salah satu bentuk sapaan antar teman akrab dalam bahasa Jerman standar.

Penggunaan kata serapan tersebut juga menunjukkan bahwa penutur dan rekan

tuturnya berada dalam kelompok yang juga hidup dalam masyarakat Jerman yang

beragam kebudayaannya. Di samping itu, perbedaan pilihan kata juga

menunjukkan perbedaan usia dari pentur dan rekan tutur pengguna Lan dan

Moruk. Dengan bantuan contoh di atas, dapat juga ditegaskan bahwa penutur

Kiezdeutsch juga dapat menggunakan struktur dan memahami bahasa Jerman.

Mereka memilih berbicara Kiezdeutsch karena mempertimbangkan latar belakang

dan hubungan keakraban dengan rekan tutur, bukan karena penguasaan bahasa

Jermannya yang kurang memadai.

Dalam Kiezdeutsch terdapat dua kata berbeda untuk mengungkapkan satu

situasi yang sama yakni kata Yallah dari bahasa Arab dan kata Hadi dari bahasa

Turki untuk menunjukkan seruan ajakan untuk melakukan sesuatu. Penggunaan

kata Yallah atau Hadi menggantikan kata los dalam bahasa Jerman standar

“Lassma Zoo gehn, Yallah/ Hadi”.6

Mari kita pergi ke kebun binatang. Ayo”.

Penutur Kiezdeutsch dapat mengajak rekan tutur dengan menggunakan kata

Yallah atau kata Hadi. Penutur dapat bisa menuntukan secara bebas kata yang

ingin digunakan. Penutur Kiezdeutsch yang seperti ini mencerminkan sifat

Kiezdeutsch sebagai variasi bahasa Jerman yang terbuka dan tidak membatasi diri

dalam menyerap kata asing baru. Selaras dengan pernyataan dalam

kiezdeutsch.de, penyerapan dan penggunaan kata asing tidak tergantung pada

penguasaan bahasa pertama dan bahasa asing penutur Kiezdeutsch. Proses

penyerapan kata asing ini juga berlangsung seperti halnya dengan penyerapan kata

asing dari bahasa Inggris, seperti Job dan Computer, yang dapat digunakan oleh

penutur bahasa Jerman, walaupun mereka tidak memiliki penguasaan bahasa

6

(7)

104

Inggris dan dapat langsung digunakan tanpa penyesuaian dengan aturan bahasa

Kiezdeutsch. Sebagai bahasa yang lahir dari keberagaman masyarakat Jerman

Kiezdeutsch menyatukan penuturnya yaitu kaum muda Jerman yang memiliki

latar belakang etnis yang berbeda.

Dalam perkembangannya Kiezdeutsch tidak hanya langsung menyerap

kata asing dari bahasa lain dan menggunakan dalam konteks yang sama dengan

makna harafiah kata tersebut. Ada juga kata serapan asing yang mengalami

perubahan nilai dan atau perubahan makna, seperti kata wallah yang dalam bahasa Arab berarti “demi Allah” atau “demi Tuhan”

Wallahisch kann nich ohne sie”.7 “Sungguhaku tidak bisa hidup tanpa dia”.

Berdasarkan contoh kalimat di atas, kata wallah yang memiliki makna

religius dalam bahasa Arab mengalami perubahan nilai, sehingga senada dengan

yang diungkapkan oleh Varwig dalam Widhiasti dan Suganda (2015) kata serapan asing ini digunakan dalam konteks “serius” echt atau benar atau sungguh wirklich. Perubahan nilai kata asing serapan dapat terjadi dalam Kiezdeutsch seperti

berikut:

Jede Schule is jackpot, nur unsere nisch!8

“Setiap sekolah itu sangat bagus, hanya sekolah kita tidak (bagus)!“

Kata Jackpot yang diserap dari bahasa Inggris berarti hadiah utama dalam

sebuah permainan judi. Dalam konteks kalimat di atas, kata jackpot menjelaskan

bahwa memiliki kualitas yang sangat baik atau sangat bagus dan penggunaan kata

ini juga memiliki makna hiperbolis atau berlebihan.

Berdasarkan contoh kata serapan asing di atas, Kiezdeutsch terbuka tidak

hanya pada bahasa Turki dan bahasa Arab sebagai bahasa pertama penduduk

(8)

105 dengan latar belakang migrasi, tetapi juga pada bahasa asing lain, yang merupakan

bahasa Internasional, seperti bahasa Inggris. Mengingat keterbukaan anak muda

dalam melakukan kontak budaya apalagi dalam era globalisasi ini, Kiezdeutsch

dapat menyerap dari bahasa pertama penuturnya dan bahasa internasional dan

akibatnya Kiezddeutsch memiliki kata asing baru.

3. PENGAJARAN KOSAKATA

Kosakata sebagai salah satu komponen bahasa yang penting perlu dikuasai

oleh pemelajar. Penguasaan kosakata mempengaruhi kemampuan reseptif dan

produktif pemelajar, sehingga pemelajaran kosakata perlu mendapatkan perhatian

khusus dalam pemelajaran bahasa. Seperti yang disampaikan Nation (2005)

pengajaran kosakata perlu dirancang dengan sederhana dan jelas, karena

pemelajaran kosakata merupakan proses kumulatif. Oleh karena itu. kosakata

perlu dipelajari secara bertahap baik dipelajari secara lisan dan secara tertulis.

Kedua, kosakata yang dipelajari perlu dikaitkan dengan pengetahuan dan

penguasaan kosakata yang sudah dimiliki pemelajar, sehingga guru menekankan

pada kosakata yang sudah diketahui mereka. Ketiga, pemelajaran kosakata juga

perlu memperhatikan, apakah kosakata tersebut penting dan termasuk yang

memiliki frekuensi yang tinggi. Dengan kata lain, Kosakata tersebut merupakan

kosakata aktif yang sering digunakan dalam komunikasi lisan dan tertulis. Selain

mengajar dan memberikan latihan kosakata, guru sebaiknya juga memberitahu

pemelajar, mereka kosakata yang perlu mereka kuasai, sehingga pemelajaran

kosakata mereka dapat lebih terarah dan menyadari pentingnya penguasaan

kosakata tersebut.

Dengan memperhatikan faktor di atas, Nation (Ibid.) menyatakan bahwa

kosakata dapat diajarkan secara langsung dan tidak langsung. Guru dapat

memberitahu makna kata tersebut dengan menerjemahkan kata tersebut,

memberikan sinonim atau definisi, menggunakan gambar, dan sebagainya. Selain

itu, guru dapat mengarahkan perhatian pemelajar pada bentuk kata, seperti dengan

mengeja, dan memberi penekanan pada kata, pelafalannya dan proses

(9)

106

mengajarkan kosakata dan guru dapat menunjukkan pola gramatikalnya dan

batasan penggunaanya, seperti dalam situasi formal atau non-formal, hanya

digunakan di negara tertentu, oleh kelompok masyarakat tertentu, dan

sebagainya).

Nation (Ibid.) menyatakan juga bahwa pengajaran kosakata secara tidak

langsung dapat juga diselenggarakan oleh guru dengan mengkaitkan pengajaran

kosakata dengan 4 keterampilan berbahasa, pemelajaran aspek bahasa yang lain

dan pengembangan kelancaran berkomunikasi. Kosakata diajarkan sesuai dengan

konteks dan diperkenalkan secara insidental dengan bantuan teks lisan dan teks

tertulis dan dilatih dan digunakan dengan cara berbicara dan menulis. Pikulski dan

Tempeltom (2004) juga mengangkat pentingnya melibatkan 4 keterampilan

bahasa dan hal ini ditunjukkan dengan beberapa konsep kosakata berikut ini:

kosakata reseptif dan kosakata ekspresif. Kosakata reseptif adalah kosakata yang

digunakan untuk memahami saat pemelajar menyimak dan membaca, sedangkan

kosakata ekspresif dibutuhkan pemelajar saat mereka berbicara dan menulis.

Selain kedua istilah kosakata tersebut, mereka juga membuat dua konsep kosakata

yang lain, seperti kosakata lisan atau disebut juga meaning vocabulary. Dengan

penguasaan kosakata ini pemelajar dapat memahami ujaran yang diperdengarkan

dan melakukan tuturan lisan.dilatih dengan cara menyimak dan berbicara. Konsep

kosakata yang terakhir adalah kosakata tertulis atau dikenal sebagai literate

vocabulary yang perlu dikuasai agar pemelajar dapat melek huruf, mampu

memahami bacaan dan juga menyampaikan informasi dan mengungkapkan

gagasan dan perasaan secara lisan. Khusus untuk komunikasi secara lisan,

dibutuhkan latihan tambahan untuk mengembangkan kelancaran, seperti yang

disampaikan oleh Nation (Op.Cit). Latihan ini diberikan agar pemelajar dapat

berkomunikasi lisan dengan lancar dengan menggunakan kosakata yang

dipelajari.

Pengajaran kosakata yang terkait dengan konteks dan melibatkan

keterampilan reseptif dan produktif mencerminkan sebagaian dari pengajaran

kosakata yang komunikatif. Selain itu, pemelajar juga perlu mendapat latihan

(10)

107 perlu mendapat latihan berbicata yang memadai sebagai sarana menggunakan

kosakatanya. Hal tersebut juga mendapat dukungan dari Richards dan Rodgers

(2014) dan kedua ahli dalam bidang pengajaran bahasa ini juga menekankan peran

dari bahan ajar yang autentik dan dalam hal ini kosakata yang memungkinkan

pemelajar melakukan komunikasi yang bermakna. Pemelajar mempelajari

kosakata bahasa standar yang yang penting dan sering muncul dalam proses

berkomunikasi. Mengingat tidak semua penutur bahasa asing berbicara dengan

menggunakan bahasa standar dalam kehidupan sehari-hari, guru juga perlu

memperkenalkan variasi bahasa kepada pemalajar sebagai usaha untuk

mengembangkan kesadaran pemelajar akan komunikasi yang autentik dan

bermakna. Dalam makalah ini akan dibahas pengajaran kosakata dari salah satu

variasi bahasa Jerman yaitu Kiezdeutsch. Variasi bahasa ini digunakan khususnya

oleh anak muda Jerman yang tinggal dalam masyarakat yang multietnis.

4. PENGAJARAN KOSAKATA KIEZDEUTSCH

Pada makalah ini akan dibahas tiga bahan ajar bahasa Jerman yang disusun

menurut Referensi Kerangka Uni Eropa untuk Bahasa (CEFR for Language)

antara, Schritte International A1.1, Themen Neu 1, dan Studio d B1. Buku ajar ini

dipilih sebagai panduan dalam pengajaran kosakata Kiezdeutsch karena ketiga

buku ajar ini dirancang oleh ahli bahasa asal Jerman dengan baik untuk pemelajar

dewasa dan digunakan untuk pemelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing di

Jerman dan juga di luar Jerman. Di tambah lagi, buku ajar ini memiliki

pembahasan kosakata variasi bahasa Jerman. Sesuai pernyataan Holmes (2013)

variasi bahasa dapat dibagi berdasarkan daerah bahasa tersebut dituturkan dan

disebut sebagai variasi bahasa regional. Dalam ketiga buku ajar di atas terdapat

perkenalan variasi regional dari bahasa Jerman, baik variasi bahasa Jerman

internasional, seperti bahasa Jerman yang digunakan di negara Jerman, Swiss dan

Austria, maupun variasi bahasa Jerman intransioanal, yaitu dialek bahasa Jerman

(11)

108

Tabel 1. Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Schritte

Pengajaran kosakata variasi bahasa Jerman pada ketiga buku ini dirancang

oleh masing-masing tim penulis dengan tidak terlepas dari tena dan situasi

tertentu. Pada buku ajar Schritte International A1.1 dan Themen Neu 1 kosakata

yang diajarkan terkait dengan kehidupan pemelajar sehari-hari seperti tema

makanan dan minuman, sedangkan buku Studio d B1 memperkenalkan kosakata

yang terkait dengan sejarah daerah industri Jerman yang disebut Ruhrgebiet ‘daerah (industri) di pinggir sungai Ruhr’. Perbedaan tema dan tingkat kesulitan kosakata bisa dikarenakan perbedaan tingkat bahasa. Kedua buku ajar uang

pertama berada di tingkat bahasa pemula (A1), sedangkan buku yang ketiga,

sesuai dengan namanya, mengajarkan kosakata untuk pemelajar tingkat bahasa

tingkat mandiri (B1). Meskipun demikian, kosakata yang diajarkan pada ketiga

buku ajar tersebut tidak memperkenalkan kosakata untuk dialek anak muda. Hal

ini dapat dipahami, mengingat tim penulis menyusun buku ajar ini untuk

pemelajar dewasa dan penggunaannya juga untuk pemelajaran bahasa asing di

luar Jerman, tim penulis memutuskan mengajarkan bahasa Jerman standar

(Hochdeutsch) beserta variasi bahasa regionalnya untuk mengakomodasi

keberagaman kebutuhan pemelajar asing.

Penguasaan kosakata memegang peranan penting dalam tindak

komunikasi. Oleh karena itu, sesuai dengan gagasan yang disampaikan Nation

(2005), pengajaran kosakata perlu diintegrasikan dengan keterampilan bahasa

pemelajar dan biasanya akan dihubungkan dengan keterampilan reseptif dan pada

ketiga buku ajar pengajaran kosakata diawali dengan proses menyimak dan

(12)

109 kesempatan untuk menggunakan kosakata tesebut dengan bantuan satu contoh

dialog. Setelah itu, pemelajar mengerjakan latihan kosakata yang tersedia dalam

buku ajar untuk mengembangkan kesadaran berbahasa mereka, atau yang disebut

Rampillon (2007) sebagai linguistic awareness, yakni yakni kesadaran berbahasa

yang terkait dengan penguasaan pengetahuan bahasa, tata bahasa dan

keterampilan berbahasa. Pada pemelajaran ini, kesadaran akan kosakata, sebagai

salah satu bagian dari pengetahuan bahasa, mendapat perhatian lebih banyak

daripada dua aspek kesadaran linguistik lainnya. Penggunaan keterampilan bahasa

dalam memperkenalkan kosakata variasi bahasa dalam tema tertentu (dapat dilihat

di Tabel 2) merupakan salah satu penerapan pengajaran kosakata secara

insidental, yakni pengajaran kosakata secara tidak langsung, karena terintergrasi

dengan keterampilan bahasa.

Tabel 2. Analisis Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Schritte

Latihan Kosakata  Latihan menyimak

Pengajaran kosakata variasi bahasa Jerman juga dapat diajarkan secara

langsung dengan menunjukkan daftar kosakata, seperti yang tersedia dalam buku

(13)

110

kosakata semacam ini guru dapat menarik perhatian pemelajar pada makna,

bentuk dan penggunaan dan hal ini sesuai dengan pandangan salah satu dosen dari

Universitas New Zealand yaitu Paul Nation. Usaha guru tersebut juga merupakan

usaha guru dalam mengembangkan kesadaran berbahasa pemelajar, karena

dengan mengetahui makna kata, cara pembentukan kata tersebur dan situasi yang

tepat untuk menggunakan kata tersebut. Dengan cara ini, guru telah juga

mengembangkan pemahaman metalinguistik ini dan usaha ini hanya bergantung

pada keputusan dan kreativitas guru mengingat buku ajar tidak menyediakan

latihan kosakata setelah guru pengarahkan perhatian pemelajar pada kosakata

variasi bahasa

Untuk meningkatkan kesadaran berbahasa pemelajar, guru dapat juga

meminta pemelajar melakukan analisis kontrastif antara variasi bahasa Indonesia

dan variasi bahasa Jerman. Penulis buku ajar Themen Neu 1 berpendapat, bahwa

kesadaran berbahasa yang perlu dikembangkan tidak hanya terkait dengan bahasa

target atau bahasa asing yang dipelajari pemelajar. Pemelajar juga perlu

menyadari, apakah kosakata tersebut juga terdapat dalam bahasa Indonesia dan

apakah variasi bahasa Indonesia menggunakan kata yang sama untuk kosakata

tersebut.

Tabel 3. Perkenalan Kosakata Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Schritte

(14)

111 Pemberian Pertanyaan terkait

Variasi dalam Bahasa Indonesia

Tidak ada Ya Tidak ada

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pengajaran kosakata dari variasi bahasa Jerman di atas, guru

dapat mengembangkan pengajaran kosakata Kiezdeutsch sebagai salah satu bahan

ajar yang autentik. Guru perlu memperhatikan faktor berikut (1) tema atau

konteks dalam pengajaran kosakata, (2) perkenalan kosakata baik secara

insidental (dengan bantuan teks lisan dan teks tertulis) maupun langsung (dengan

bantuan daftar kosakata), (3) pemberian latihan kosakata bahasa dan (4)

perbandingan variasi bahasa Jerman dengan variasi bahasa Indonesia. Kosakata

yang dapat diajarkan adalah kosakata serapan asing baru, seperti Lan, Woruk,

Wallah, Hadi. Yallah dan jackpot, karena kata-kata yang sering digunakan oleh

penuturnya. tersebut dan kata-kata ini merupakan bukti bahwa Kiezdeutsch

merupakan variasi bahasa yang dinamis dan terbuka pada bahasa lain. Mengingat

Kiezdeutsch merupakan variasi bahasa untuk anak muda, pengajaran kosakata ini

disarankan juga untuk anak muda yang pemelajar bahasa Jerman sebagai bahasa

asing. Selain itu, kosakata Kiezdeutsch bukan merupakan kata yang sering dipakai

dalam tindak komunikasi sehari-hari, oleh karena guru tidak perlu melatihkan

penggunaan kata-kata tersebut dengan intensif.

Saat ini masih belum banyak bahan ajar Kiezdeutsch, khususnya kosakata

serapan asing yang bisa digunakan dalam pemelajaran. Dengan semakin

berkembangnya waktu, akan ditemukan kosakata Kiezdeutsch yang dapat

dijadikan bahan ajar autentik. Di samping itu, masih belum ditemukan bahan ajar

yang mengajarkan variasi bahasa remaja untuk dijadikan panduan yang baik bagi

guru. Untuk mengatasi hal ini, buku bahan ajar yang diperuntukkan pemelajar

remaja dapat dianalisis terutama bagaimana penyusun buku tersebut mengajarkan

variasi bahasa remaja Jerman. Dengan begitu, dapat disusun cara pengajaran

variasi bahasa remaja Jerman yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat menjadi

gambaran bagaimana kosakata variasi bahasa, dalam hal ini Kiezdeutsch dapat

(15)

112

DAFTAR ACUAN

Aufderstrasse, Hartmut., Bock, Heiko., Gerdes, Mechthild., Müller, Jutta., &Müller, Helmut. 2003. Themen Neu Aktuell: Kursbuch 1. Würzburg: Hueber.

Bork, Goldfield.2013 Book Review [Review dari buku Kiezdeutsch: Ein neuer

Dialekt entsteht]. Language Problems & Language Planing 37: 1 John

Benjamins Publishing Company pp.90-92

Die Jugendsprache – Sprache im Kiez. Diakeses hari Jumat, tanggal http://online-

lernen.levrai.de/deutsch-uebungen/jugendsprache/a_jugendsprache_im_unterricht.htm, diakses pada Rabu, 6 April 2016.

Funk, Hermann., Kuhn, Christina., Demme, Silke., Niemann, Rita., Christiany, Carla. 2009. Studio d B1: Deutsch als Fremdsprache Katalis Jakarta

Gysin, Daniel, Spreckels, Janet dan Spiegel, Carment. Einleitung: Jugendsprache in Schule, Medien und Alltag. Sprache – Kommunikation – Kultur – Soziolinguistische Beiträge 19. Pp 9 – 29.

Holmes, Janet. 2013. An Introduction to Sociolinguistics (4th ed.) New York: Routledge.

http://m.bpb.de/nachschlagen/zahlen-und-fakten/soziale-situation-in-deutschland/61646/migrationshintergrund-i. Diakeses hari Rabu, 6 April

2016

Kiezdeutsch im Unterricht,

http://www.kiezdeutsch.de/kiezdeutschimunterricht.html, diakeses pada 8 April 2016

Lindsay, Preseau.2013. Book Review: Heike Wiese, Kiezdeutsch [Review dari buku Kiezdeutsch: Ein neuer Dialekt entsteht]. Transit: A Journal of Travel, Migration and Multiculturalism in the German-speaking World, 8 (2) . Mayr, Katharina, Mezger, Verene dan Kerstin, Paul. Spracharbeit staat

Strafarbeit: Zum Ausbau von Sprachkompetenz mit Kiezdeutsch im Unterricht. IDV-Magazin No 82 Juli 2010 pp 159-187

Nation, Paul. 2005. Teaching Vocabulary Asian EFL Journal. www.asian-efl-journal.com/sept_05_pn.pdf, pada 1 April 2016

Niebisch, Daniela., Penning-Hiemstra, Sylvette., Sprect, Franz., Bovermann, Monika., Reimann, Monika. 2006. Schritte International 1: Niveau A1/1 Hueber: Würzburg.

Pikulski, John J. dan Templeton, Shane 2004 Current Research in Reading/ Language Arts Teaching and Developing Vocabulary: Key to Long-Term Reading Success Litho: Houghton Mifflin Company

(16)

http://www.uni-113 potsdam.de/fileadmin/projects/dspdg/Publikationen/ZJJ_Publikation_Pohle_ Schumann.pdf

Richards, Jack C & Rodgers, Theodore S. 2014. Approaches And Methods in

Language Teaching (3rd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.

Widhiasti, Maria Regina dan Suganda, Sonya P. 2015 Fenomena Kiezdeutsch dan Multikulturalisme di Jerman. Prosiding Seminar Internasional: Penelitian di Bidang Leksikologi, Leksikografi, Peristilahan, Etimologi dan Toponimi. Rabu, 6 Mei 2015. Pp 147-170

Wiese Heike, 16 Februari 2010 Kiezdeutsch – ein neuer Dialekt http://www.bpb.de/apuz/32957/kiezdeutsch-ein-neuer-dialekt?p=all,

diakeses tanggal 7 April 2016

www.destatis.de/DE/PresseService/Presse/Pressemitteilungwn/2015/08/PD15_27

7_122.html, pada tanggal 4 April 2016.

www.duden.de/rechtschreibung/Migrationshintergrund. Diakeses hari Rabu, 6

April 2016

www.destatis.de/DE/ZahlenFakten/GesellschaftStaat/Bevoelkerung/Bevoelkerung .html#Tabellen. Diakeses Rabu, 6 April 2016

Gambar

Tabel 1. Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar
Tabel 2. Analisis Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar
Tabel 3. Perkenalan Kosakata Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Referensi

Dokumen terkait

• Refeeting adalah upaya yang dilakukan konselor untuk menunjukkan pada klien bahwa ia tidak hanya sekedar memahami cerita klien saja namun juga perasaan dan emosi yang

signifikan terhadap kinerja karyawan bagian sewing PT.Pelita Tomangmas Karanganyar, yang ditunjukkan dari nilai hasil uji t sebesar (2,164) artinya bahwa apabila

Jawaban dibuktikan dengan adanya alokasi dana dalam RKA-S/M, laporan keuangan pengadaan alat habis pakai, dan nota pembelian pengadaan alat habis

Tiga ratus empat puluh satu juta tujuh ratus ribu rupiah Memenuhi

Setelah mempelajari uraian materi pada kegiatan pembelajaran 3 baik yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan, Saudara diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

Nilai pragmatik apa saja yang terkandung dalam novel “Nijushi no Hitomi” karya

terhadap pelayanan kesehatan.. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Mewujudkan Misi Keempat Dalam mewujudkan Misi Keempat: Melanjutkan pembangunan Kota Tebing

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR SANITASI HYGIENE TERHADAP PRAKTIKUM PENGOLAHAN MAKANAN DI SMKN 9