• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ADVENT KRISTIAN PERANGIN-ANGIN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN METODE BOR DI

HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Getah Pinus dengan Metode Bor di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

(4)

ABSTRAK

ADVENT KRISTIAN PERANGIN-ANGIN. Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor dan Stimulansia di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh GUNAWAN SANTOSA

Penyadapan getah pinus di Aek Nauli pernah dilakukan dengan metode quarre, kekurangan penggunaan metode ini menyebabkan pohon menjadi rusak akibat besarnya area yang disadap. Kekurangan metode quarre ini dapat disubstitusi dengan menggunakan metode lain yaitu metode bor. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas penyadapan getah pinus dengan metode bor dan pemberian stimulansia. Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan A menggunakan metode quarre tanpa stimulansia sebagai kontrol, perlakuan B menggunakan metode quarre dengan stimulansia, perlakuan C menggunakan metode bor dengan pipa dan perlakuan D menggunakan metode bor dengan talang sadap di hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode quarre dengan pemberian stimulansia menghasilkan produksi getah pinus tertinggi namun untuk penerapan penyadapan getah pinus di Aek Nauli lebih baik menggunakan metode bor dengan talang sadap yang memberikan dampak kerusakan pohon yang minimal dan terkait hutan di Aek Nauli sebagai Daerah Resapan Air.

Kata kunci: getah pinus, metode bor, produktivitas, stimulansia ABSTRACT

ADVENT KRISTIAN PERANGIN-ANGIN. The Resin Tapping of Pine by Using Drill Method and Stimulant in Aek Nauli Forest Provinced Simalungun Regency, Province of North Sumatera. Supervised by GUNAWAN SANTOSA.

Pine tapping at Aek Nauli have been done using quarre method, the disadvantage of this method is the damage of tree stem because of a large area which tapped. The disadvantage of quaree method can be substituted by using another method like drill method. The aimed of study is to measure the productivity of pine resin tapping with the drill method and apply stimulants. The study was conducted with 4 different treatments, there are treatment A using the quarre method without stimulants as a control, treatment B using quarre method with stimulants, treatment C using the drill method with a pipe and stimulants, and treatment D using the drill method with a tap gutter and stimulants at Aek Nauli Simalungun District North Sumatera. The results showed that the quarre method by applying stimulants produces the highest production of pine resin. But for the application of pine resin tapping in Aek Nauli is better to use the drill method with a tap gutter that provides minimal impact damage to trees and the forest in Aek Nauli as Water Absorption Area.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PRODUKTIVITAS GETAH PINUS DENGAN METODE BOR

DI HUTAN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN

PROVINSI SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara

Nama : Advent Kristian Perangin-Angin NIM : E14100053

Disetujui oleh

Dr Ir Gunawan Santosa, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MScFTrop Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perencanaan dan penulisan skripsi ini. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Mei 2014 ini ialah Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Gunawan Santosa MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu dan nasehat dalam penyususunan karya ilmiah ini. Terimakasih untuk seluruh staf Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu dan kakak-kakak tercinta atas dukungan dan semangatnya kepada penulis. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Dita Muwartami, Randy Prasetya, Sonya Dyah, Peby Yusnita, Dwi Anjarsari, Maya Rianasari,Winda Lismaya, Quldino Taqwa, Kurniawati Nurul Azizah, Lerfi M, Winda Astuti, Meta Fadina Putri, Ajeng, Desi, Utet atas bantuan dan semangatnya. Ungkapan Terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman MNH 47, KOMLIT, MTA dan teman-teman-teman-teman sebimbingan Tyas, Astria, Dedi, Mirwan atas bantuan dan semangatnya. Serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Lokasi Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Metode Pengumpulan Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7

Keanekaragaman Hayati 8

Produksi Getah pada Berbagai Perlakuan 8

Pengaruh Perlakuan terhadap Produktivitas Getah 12

Analisis Biaya Setiap Perlakuan 13

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rancangan percobaan 3

2 Analisys sidik ragam 5

3 Produktivitas rata-rata getah pinus (g/quarre/Hari) 9 4 Analisis ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap produktiitas

getah pinus 12

5 Hasil Uji Duncan setiap perlakuan terhadap produktivitas penyadapan

getah pinus 12

6 Analisis biaya setiap perlakuan penyadapan getah pinus 13

DAFTAR GAMBAR

1 Peta kawasan KHDTK Aek Nauli 7

2 Kondisi tumbuhan bawah tegakan pinus 8

3 Perlakuan yang digunakan: (a) Perlakuan A (b) Perlakuan B (c)

Perlakuan C (d) Perlakuan D 9

4 Hasil produktivitas rata-rata sadapan berbagai perlakuan 10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Alat dan Bahan 16

Lampiran 2 Analisis biaya setiap perlakuan penyadapan getah pinus 17 Lampiran 3 Hasil pengolahan statistik dengan menggunakan Analisis

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pinus merupakan jenis tumbuhan asli Indonesia dengan sebaran alami di Sumatera. Penyebaran pinus di Sumatera dibagi menjadi tiga strain yaitu galur Aceh, galur Tapanuli, dan galur Kerinci (Butarbutar et al. 1998). Selama ini metode quarre atau yang dikenal dengan metode koakan merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menyadap getah pinus. Adapun kelebihan metode ini adalah mudah dan murah dalam proses pelaksanaannya. Metode quarre ini memiliki kelemahan yaitu penutupan luka yang lama, kotornya getah yang dihasilkan saat pemanenan karena tercampur dengan berbagai bahan lain seperti daun, serpihan kayu, bunga pinus, tanah, dan air. Selain itu kelemahan yang paling merugikan ialah luka pada bekas penyadapan menyebabkan menurunnya kualitas kayu dan mempercepat pohon roboh akibat tiupan angin yang disebabkan bagian yang menyangga pohon tidak ada karena bekas koakan.

Berdasarkan penuturan pihak Balai Penelitian Kehutanan pohon pinus di Aek Nauli pernah disadap sebelumnya namun semenjak tahun 2004 terjadi pemberhentian penyadapan getah pinus dikarenakan adanya pohon yang tumbang akibat koakan yang terlalu dalam. Hal ini menjadi kekhawatiran pihak Badan Penelitian Kehutanan akan kelestarian hutan lindung dan fungsinya sebagai daerah tangkapan air.

Metode bor adalah metode alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penyadapan dengan menggunakan metode bor memiliki kelebihan yaitu dalam penutupan luka sadap yang relatif cepat, meminimalisir kerusakan kayu, kesehatan pohon terjaga, hasil getah yang diperoleh bersih dan berkualitas (Purnawati 2013).

Perumusan Masalah

Penyadapan getah pinus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode quarre akan tetapi terdapat kekurangan dari metode quarre yaitu dapat menimbulkan kerusakan pohon akibat pembuatan koakan yang terlalu dalam. Hal ini menyebabkan diperlukannya suatu metode penyadapan baru yang dapat menghasilkan getah lebih banyak, berkualitas, dan ramah lingkungan sehingga digunakan uji coba menggunakan metode bor sebagai metode yang dapat di implementasikan di hutan pinus Aek Nauli dengan mempertimbangkan hutan Aek Nauli sebagai Daerah Resapan Air.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menghitung produktivitas penyadapan getah pinus dengan metode bor dan pemberian stimulansia di hutan Aek Nauli.

Manfaat Penelitian

(12)

2

meningkatkan produktivitas hasil getah dan mengetahui produktivitas penyadapan pinus dengan metode bor dan pemberian stimulansia etrat.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitan ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2014 yang bertempat di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bor manual, kadukul, plastik ukuran 12 cm×25 cm, sprayer, pipa paralon berukuran 5/8 inch, timbangan digital, pita ukur, tally sheet, alat tulis, spidol permanen, pita penanda, plastik mika, pohon pinus, stimulansia etrat 1240, kalkulator, kamera dan paku payung. Data diolah dengan menggunakan software SPSS 20, Microsoft Word 2013 dan Microsoft Excel 2013.

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan

Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini meliputi kondisi umum tempat penelitian, pengelolaan pengusahaan getah dan data yang didapatkan dari wawancara serta informasi berupa arsip dari pihak Balai Penelitian Kehutananan Aek Nauli. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyadap pohon pinus dengan metode bor dan metode quarre yang nantinya dihasilkan 4 perlakuan .

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design). Adapun empat perlakuan tersebut yaitu:

a. Perlakuan A:Kontrol dengan metode quarre dengan periode pelukaan 3 hari

b. Perlakuan B:Metode quarre dengan stimulansia , periode pelukaan 3 hari

c. Perlakuan C:Metode bor dengan stimulansia menggunakan pipa, periode pelukaan 3 hari.

d. Perlakuan D:Metode bor dengan stimulansia menggunakan talang sadap, periode pelukaan 3 hari

Model persamaan rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut:

(13)

3

Keterangan : i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,....,10

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan pohon contoh ke-j µ = Nilai rataan umum

τ = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i = Perlakuan

Rancangan percobaan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Rancangan Percobaan

Ulangan Pohon Contoh Perlakuan

A B C D

1 Y11k Y21k Y31k Y41k

2 Y12k Y22k Y32k Y42k

3 Y13k Y23k Y33k Y43k

4 Y14k Y24k Y34k Y44k

5 Y15k Y25k Y35k Y45k

... ..

. ...

..

. ...

10 Y110k Y210k Y310k Y410k

Rata-rata Y1 Y2 Y3 Y4

Prosedur Kerja

1. Penyadapan pohon pinus menggunakan metode quarre

(14)

4

perlakuan B dilakukan penyemprotan Stimulansia Etrat 1240 sebanyak 0.5cc (1 kali semprotan)

2.Penyadapan pohon pinus menggunakan metode bor

(Perlakuan C)

(Perlakuan D)

Penyadapan pohon pinus menggunakan metode bor dilakukan dengan cara membersihkan kulit pohon kemudian membuat lubang sadapdengan sudut 30-40 derajat kemudian membersihkan serbuk kayu yang terdapat dalam lubang sadap lalu disemprotkan stimulansia sebanyak 0.5 cc lalu dilakukan pemasangan pipa paralon 5/8 inch untuk perlakuan C dan pada perlakuan D dilakuakan pemasangan talang sadap kemudian memasang plastik untuk menampung getah. Penelitian Pendahuluan

(15)

5 penapisan sebanyak 20 pohon yang memiliki hasil produktivitas ekstrim rendah dan ekstrim tinggi guna mendapatkan 40 pohon. Pohon contoh yang berjumlah 40 pohon di kelompokan kedalam 4 perlakuan yang nantinya didapat masing-masing 10 pohon contoh dalam setiap perlakuan dengan cara pengurutan berdasarkan produktivitas yang tertinggi sampai yang terendah setelah itu diurutkan berdasarkan perlakuan yang akan digunakan sehingga setiap perlakuan diwakili setiap kelas produktivitas getah pinus dari yang terkecil sampai terbesar.

Analisis Data

Pengaruh faktor perlakuan berdasarkan periode pembaharuan luka terhadap peningkatan produktivitas getah pinus dapat dilakukan dengan analisis sidik ragam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam untuk rancangan acak lengkap satu faktor yaitu faktor perlakuan dengan ulangan yang sama. Perhitungan analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Faktor Korelasi (FK) = )2/rt

JKT = - FK

JKR = -FK

JKT =JKT-JKR

Hasil perhitungan jumlah kuadrat setiap faktor selanjutnya ditabulasikan dalam bentuk tabel analisis sidik ragam seperti yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Analisis Sidik Ragam Sumber Derajat

JKP :Jumlah (total perlakuan)²/r-FK JKG :JKT-JKR

KTP :JKP/db Perlakuan KTG :JKG/db galat Hipotesis :

Pengujian terhadap pengaruh periode pembaharuan luka H0: τ1 = τ2 = …….τi = 0

(16)

6

Terima H0 : Perbedaan taraf perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata

terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95% (α = 0.05).

Terima H1 : Sekurangnya ada taraf perlakuan yang memberikan pengaruh

nyata terhadap respon percobaan pada selang kepercayaan 95% (α = 0.05).

Hasil uji F-hitung yang diperoleh dari ANOVA dibandingkan dengan F-tabel

pada selang kepercayaan 95% (α = 0.05) dengan kaidah :

1. Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima, H1 ditolak sehingga perlakuan

memberikan pengaruh tidak nyata terhadap produktivitas getah pinus pada

selang kepercayaan 95% (α = 0.05).

2. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima sehingga perlakuan

memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus pada selang

kepercayaan 95% (α = 0,05).

Apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas getah pinus, maka dilakukan pengujian kembali dengan Uji Duncan menggunakan Software SPSS 20 untuk mengetahui perlakuan mana yang paling baik digunakan dalam meningkatkan produktivitas getah pinus.

Analisis Biaya Berbagai Perlakuan

Stimulansia yang dibutuhkan selama penelitian yaitu untuk kebutuhan 30 pohon dengan periode panen sebanyak 10 kali. Hal-hal yang harus dihitung dalam analisis biaya penerapan stimulansia adalah sebagai berikut :

1. Biaya stimulansia

Bi = Hi/ 1000/ 3 Keterangan:

Bi = Biaya stimulansia ke-i yang dikeluarkan setiap 1 kali penyemprotan (Rp/quarre/hari)

Hi = Harga stimulansia ke-i (Rp/liter)

Asumsi : satu kali semprotan adalah 0.5 ml/quarre/3 hari

2. Peningkatan produksi getah

Pi = Qi – R

Keterangan :

Pi = Peningkatan produksi getah untuk stimulansia ke-i (g/quarre/hari) Qi = Produksi perlakuan stimulansia ke-i (g/quarre/hari)

R = Produksi getah pada pohon contoh kontrol/tanpa perlakuan (g/quarre/hari)

3. Pendapatan hasil peningkatan getah

Zi = ×C Keterangan :

Zi = Pendapatan hasil peningkatan getah dari stimulansia ke-i (Rp/quarre/hari) C = Harga getah pinus (Rp/kg)

4. Nilai tambah penggunaan stimulansia

(17)

7 Ri = Nilai tambah penggunaan stimulansia ke-i (Rp/quarre/hari)

Zi = Pendapatan hasil peningkatan getah dari stimulansia ke-i (Rp/quarre/hari) Bi = Biaya stimulansia ke-i yang dikeluarkan setiap 1 kali penyemprotan (Rp/quarre/hari)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian penyadapan getah pinus dilakukan di dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dikelola oleh Badan Penelitian Kehutanan Aek Nauli. KHDTK Aek Nauli bermula dari hutan lindung yang ditetapkan sebagai KHDTK oleh Menteri Kehutanan pada tanggal 7 Februari 2005 dengan luasan sekitar 1900 ha. KHDTK Aek Nauli ditanami oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930 dalam rangka rencana pembangunan pabrik kertas dan penanaman semakin meluas dengan meningkatnya kegiatan reboisasi dan penghijauan pada awal Pelita (Pembangunan Lima Tahun) (Harahap 2000). Kawasan KHDTK berada di daerah pegunungan yang terletak pada ketinggian 1100-1650 mdpl dan mempunyai topografi datar, berbukit, dan berada pada kemiringan lereng yang berkisar antara 3% sampai 65% (datar sampai curam). Klasifikasi iklim KHDTK Aek Nauli menurut Schmidt dan Ferguson masuk dalam tipe iklim A dengan curah hujan tahunan sebesar 2525.22 mm dan rata–rata jumlah hari hujan 206.95 per tahun. Suhu udara rata 19.8°C dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 62.7% (Butarbutar et al 1998). Kondisi tanah di KHDTK Aek Nauli terdiri dari tanah lempung berdebu, padsolik coklat kuning, padsolik coklat.Peta Kawasan KHDTK dapat dilihat pada Gambar 1.

(18)

8

Berikut adalah tumbuhan bawah yang berada di KHDTK Aek Nauli yang dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)

Gambar 2 Kondisi tumbuhan bawah tegakan pinus

Adapun tumbuhan bawah yang mendominasi di sekitar tegakan pohon pinus ialah (a) Cyperus compressues (b) harendong (Melastoma polyantum), paku-pakuan, dan pakis-pakisan.

Keanekaragaman Hayati

Hutan di KHDTK Aek Nauli merupakan hutan sekunder yang ditumbuhi beragam jenis tumbuhan, seperti Pinus merkusii, Eucaliptus deglupta, kemenyan (Styrax sp.), meranti (Shorea sp), simartolu (Schima wallichii), medang (Litsea sp.), dan hoteng (Quercus sp.). Adapun jenis mamalia yang teridentifikasi diantaranya monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (M. nemestrina), siamang (Hylobates syndactylus), kijang (Muntiacus muntjak), babi (Sus scrofa), dan rusa (Cervus unicolor). Jenis-jenis burung yang banyak dijumpai adalah kucica hutan (Copsychus malabaricus), tekukur (Streptopelia chinensis), kutilang (Pynonotus aurigaster), burung semak dan jenis lainnya.

Produksi Getah pada Berbagai Perlakuan

(19)

9

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3 Perlakuan yang digunakan :(a) Perlakuan A (b)Perlakuan B (c) Perlakuan C (d) perlakuan D

Hasil penelitian menunjukan produktivitas yang berbeda-beda dari setiap perlakuan yang di uji. Produktivitas rata-rata dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Produktivitas rata-rata getah pinus (g/quarre/Hari)

Periode Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

1 14.6 36.2 25.1 28.8

2 19.5 21.9 20.3 19.8

3 12.7 28.6 26.1 27.8

4 14.9 38.9 27.4 30.3

5 19.8 59.4 48.7 51.5

6 17.6 62.3 49.2 56.1

7 19.9 63.0 51.0 56.5

8 9.3 30.5 19.1 31.7

9 18.9 68.8 50.5 62.8

10 21.0 70.1 56.7 65.2

Rata-Rata 16.8 48.0 37.4 43.1

(20)

10

Tabel 3 menunjukan produktivitas hasil sadapan tertinggi diperoleh oleh perlakuan B sebesar 48.0 g/quarre/hari. Hal ini dikarenakan luka sadapan yang lebih luas di bandingkan dengan penggunaan metode bor sehingga getah yang keluar lebih banyak. Hasil produktivitas sadapan terendah ditemukan pada perlakuan A atau kontrol hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya penggunaan stimulansia yang digunakan. Stimulansia yang digunakan dalam penelitian ini adalah ETRAT 1240.

Stimulansia Etrat merupakan perpaduan dari 100 ppm ethylene dan 150 ppm asam sitrat yang berfungsi untuk mempelancar keluarnya getah. Stimulansia pada hakekatnya berfungsi sebagai perangsang ethylene pada tanaman dan selanjutnya menaikkan tekanan osmosis serta tekanan turgor yang menyebabkan aliran getah bertambah cepat dan lebih lama. Secara alami, ethylene ada di dalam tanaman (ethylene endogen). Santosa (2011) menyatakan pembentukan getah di dalam tanaman dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan ethylene endogen dan adanya stres (pembuatan luka sadap). Dengan demikian, peningkatan produksi getah dapat dilakukan dengan memberikan zat yang mengandung ethylene (exsogen) yang akan merangsang pembentukan ethylene endogen pada tanaman sehingga proses metabolisme sekunder dapat ditingkatkan. Adapun kelebihan stimulansia etrat ini ialah lebih aman dalam penggunaannya bagi kesehatan para penyadap dan juga kondisi pohon yang disadap (Putri 2011).

Hasil produktivitas rata-rata setiap panen pada berbagai perlakuan memiklii hasil yang berbeda-beda yang dapat dillihat pada Gambar 4.

(21)

11 proses metabolisme sekunder yang belum stabil. Gambar hasil produktivitas rata-rata pada perlakuan B,C,D menunjukan pada panen ke 4 terjadi peningkatan hasil produktivitas yang mulai stabil. Hal ini dikarenakan Ethylene yang terkandung dalam stimulansia ETRAT membutuhkan waktu untuk merubah bentuk dari cair menjadi gas di dalam jaringan tanaman. Setelah itu proses untuk membangkitkan ethylene di dalam tanaman pun memerlukan waktu hingga tercapainya proses metabolisme sekunder (pembentukan getah) dapat berjalan dengan stabil (Santosa 2011).

Menurut Doan (2007), curah hujan yang tinggi akan menyebabkan kelembaban di sekitar luka sadapan menjadi tinggi dan hal tersebut dapat menyebabkan getah menggumpal. Pada periode panen ke 8 diketahui terjadi penurunan hasil produktivitas getah pinus dibandingkan dengan panen sebelumnya yaitu sebesar 53.26% pada perlakuan A,51.58% pada perlakuan B,62.54% pada perlakuan C dan 43.89% pada perlakuan D. Hal ini disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan kelembaban yang tinggi di karenakan oleh intensitas dan lamanya hujan pada periode panen tersebut.

Hasil produktivitas penyadapan yang diperoleh di Aek Nauli dibandingkan dengan hasil peneltian Purnawati (2013) yang berlokasi di Gunung Walat Sukabumi. Perbandingan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas yang dihasilkan kedua penelitian dengan menggunakan penelitian yang sama yaitu dengan metode bor, metode quarre dan stimulansia jenis ETRAT 1240. Hasil produktivitas getah pinus penelitian (Purnawati 2013) pada metode quarre tanpa stimulansia adalah 39.97 g/quarre/hari dan pada metode quarre dengan stimulansia 74.24 g/quarre/hari. Hasil penelitian di Aek Nauli pada metode quarre tanpa stimulansia adalah 16.8 g/quarre/hari dan pada metode quarre dengan stimulansia adalah 48.0 g/quarre/hari.Hasil yang di peroleh dengan menggunakan metode bor dengan pipa 37.4 g/lubang bor dan metode bor dengan talang sadap 43.1 g/lubang bor/hari pada penelelitian di Aek Nauli sedangkan di Gunung Walat memiliki hasil produktivitas yaitu 57.58 g/lubang bor/hari dengan perlakuan metode bor dengan pipa dan 59.04 g/lubang bor/hari dengan perlakuan metode bor dengan talang sadap. Hal ini menunjukan bahwa hasil produktivitas getah pinus di Aek Nauli lebih redah dibandingkan dengan hasil prodiktivitas di Gunung Walat.

Perbedaan produktivitas getah pinus di Aek Nauli dengan gunung Walat sangat dipengaruhi oleh faktor perbedaan tempat tumbuh. KHDTK Aek Nauli memiliki ketinggian tempat tumbuh pada ketinggian 1100-1650 mdpl yang lebih tinggi dari pada di Gunung Walat yaitu dengan ketinggian berkisar 460-715 mdpl. Menurut Rochidayat dan Sukowi (1979) dalam Sulistyono (1995) produksi getah pada ketinggian 800 mdpl lebih besar dari produksi getah pada ketinggian tempat tumbuh 1000 mdpl. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap suhu udara dan intensitas cahaya. Suhu dan intensitas cahaya akan semakin kecil dengan semakin tingginya tempat tumbuh. Berkurangnya suhu dan intensitas cahaya dapat mengahambat pertumbuhan karena proses fotosintesis terganggu. Pengaruh tinggi tempat akan mempengaruhi keadaan lingkungan tempat tumbuh pohon terhadap suhu, kelembaban, oksigen di udara, dan keadaan tanah.

(22)

12

keluar. Kedua hal ini sangat mempengaruhi produktivitas getah pinus di Aek Nauli sedangkan kerapatan, diameter tidak terlalu berbeda dengan kondisi tegakan di Gunung Walat.

Pengaruh Perlakuan terhadap Produktivitas Getah

Penelitian Produktivitas ini menggunakan analisis sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh berbagai perlakuan terhadap hasil sadapan getah pinus yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Analisis ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap produktivitas getah pinus menunjukkan setiap perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang nyata terhadap rata-rata produktivitas hasil sadapan getah pinus. F hitung sebesar 6.3666 lebih besar dari F tabel 2.86627 sehingga hipotesis yang diterima yaitu Terima H1 yang menyatakan perlakuan memberikan pengaruh

nyata terhadap respon percobaan. Selanjutnya untuk mengetahui kelompok setiap perbedaan maka dilakukanlah analisis Uji Duncan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Duncan setiap perlakuan terhadap produktivitas penyadapan

getah pinus

(23)

13 Analisis Biaya Setiap Perlakuan

Analisis biaya dilakukan untuk mengetahui potensi pengelolaan penyadapan getah pinus di Aek Nauli yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Analisis biaya setiap perlakuan penyadapan getah pinus Perlakuan Total

1 : upah penyadap Rp 2500/kg x total getah yang didapat selama penelitian 2 : penggunaan ETRAT 12.40 selama penelitian

3 : penggunaan ETRAT/1000 x harga ETRAT 12.40 Rp 12 000/liter+ biaya alat dan bahan perlakuan

4 : total getah yang didapat selama penelitian x harga jual getah pinus Rp 15 000/kg(harga penjualan getah pinus gunung walat)

5 : penjualan getah – (Biaya ETRAT + kebutuhan alat dan bahan perlakuan + upah penyadap)

(24)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Produktivitas hasil sadapan getah pinus menggunakan metode quarre dengan pemberian stimulansia memiliki hasil paling besar yaitu 48 g/quarre/hari. Hasil sadapan pada perlakuan metode bor menggunakan talang sadap dengan hasil sadapan sebesar 43.1 g/quarre/hari merupakan metode penyadapan yang dapat diterapkan di Aek Nauli. Penyadapan menggunakan metode bor dengan talang sadap yang memberikan dampak kerusakan pohon yang minimal dan terkait hutan di Aek Nauli sebagai Daerah Resapan Air.

Saran

1. Pemanenan getah pinus menggunakan metode bor di KHDTK Aek Nauli dapat diterapkan oleh pihak BPK Aek Nauli dengan pemberdayaan masyarakat sekitar.

2. Perlu dilakukannya peningkatan kemampuan kerja penyadap getah pinus

DAFTAR PUSTAKA

Butarbutar T, Rusli MSH, Pidin M. 1998. Evaluasi Pertumbuhan Tanaman Pinus merkusii di Aceh Tengah. Buletin Penelitian Kehutanan. 13 (4): 329-358 BPK Pematang Siantar (ID). Balitbang Kehutanan.

Doan ANG. 2007. Ciri-ciri Fisik Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) Banyak Menghasilkan Getah dan Pengaruh Pemberian Stimulansia Serta Kelas Umur terhadap Produksi Getah Pinus di RPH Sawangan dan RPH Kemiri, KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Harahap RM S. 2000. Keragaman Sifat dan Uji Asal Benih Pinus merkusii Di Sumatera Utara. Buletin Penelitian Kehutanan. 11 (3): 295-306 BPK Pematang Siantar (ID). Balitbang Kehutanan

Litbang. 2011. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Aek Nauli. Parapat

Purnawati RR. 2013. Produktivitas Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor tanpa Pipa [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Putri IOA. 2011.Pengaruh Cara Pemberian ETRAT 1240 Terhadap Produktivitas Penyadapan Kopal di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

(25)
(26)

16

Lampiran 1 Dokumentasi Alat dan Bahan

Bor manual Kadukul

Stimulansia Etrat 1240 Meteran

Timbangan Digital

(27)

17 Lampiran 2 Analisis biaya setiap perlakuan penyadapan getah pinus

Perlakuan A No

Alat dan

Bahan Satuan Biaya/unit(Rp)

Total

Bahan Satuan Biaya/unit(Rp)

Total

Produksi(kg) Total upah

1 Upah Kg 2000 47.97 119 925

Sub Total 119 925

(28)

18

Perlakuan C No

Alat dan

Bahan Satuan Biaya/unit(Rp)

Total

Bahan Satuan Biaya/unit(Rp)

Total

Produksi(kg) Total upah

1 Upah Kg 2000 43.05 107 625

Sub Total 107 625

(29)

19 Lampiran 3 Hasil pengolahan statistik dengan menggunakan Analisis Sidik

Ragam dan Uji Duncan

Within Groups 9372.174 36 260.338

Total 14344.151 39

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

(30)

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 22 Desember 1991. Penulis merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara pasangan Johanys Darma Perangin-angin dan Riani Tarigan. Pada tahun 1997 penulis memulai pendidikan formal pada tingkat TK Methodist Binjai dan lulus pada tahun 1998 kemudian melanjutkan kejenjang SD Taman Siswa Binjai pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004 dan melanjutkan ke SLTPN 2 Binjai di tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007 Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA di SMAN 5 Binjai pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010, pada tahun yang sama Penulis melanjutkan ke jenjang kuliah di Insitiut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Manajemen Hutan.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum Ekologi Hutan dan asisten praktikum Dendrologi pada tahun 2013. Penulis juga melakukan beberapa kegiatan praktek guna mendukung pengetahuan dan keterampilan penulis yaitu Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di jalur hutan pantai Pangandaran dan hutan pegunungan Sawal Jawa Barat pada tahun 2012, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Jawa Barat pada tahun 2013, dan Praktek Kerja Lapang di IUPHHK-HA PT Timberdana pada bulan Februari–Maret 2014. Penulis Juga Aktif di Organisasi PC Sylva IPB dan Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB.

Gambar

Tabel 1  Rancangan Percobaan
Gambar 1  Peta KHDTK Aek Nauli
Gambar 2  Kondisi tumbuhan bawah tegakan pinus
Tabel 3  Produktivitas rata-rata getah pinus (g/quarre/Hari)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Perkebunan Teh Wisata Agro Wonosari Lawang dan Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) Bandung 2011-2031, maka struktur tata ruang kota Bandung

dilestarikan karena berada pada undang-undang adat yang mengatur tentang seni dalam masyarakat Minangkabau dan tidak bertentangan dengan falsafah adat Minangkabau

The Taming of the Shrew: Women‟s Magazines and the Regulation of Desire, Journal of Communication Inquiry, 20(1), 18-31.. Language

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : : Variasi Gerak Dasar Permainan Bola Besar (Bolavoli) Menjawab pertanyaan tentang materi : Variasi Gerak Dasar Permainan

diperlukan  untuk  menjalankan  algoritma  sebagai  fungsi  dari  ukuran  masukan   n...  Validating  Digital  Evidence  for  Legal

Bapak I Ketut Kodi, SSP., M.Si., dosen jurusan Seni Pedalangan ISI Denpasar, yang banyak meberikan ide menggarap garapan lakon carangan agar lakon carangan tidak

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 membangun peradaban yang tidak ada duanya, bahkan Eropa sendiri jauh tertinggal pada zaman