• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN APLIKASI SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI PENGUAT MATERIAL KOMPOSIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN APLIKASI SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI PENGUAT MATERIAL KOMPOSIT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

10

TINJAUAN APLIKASI SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI PENGUAT

MATERIAL KOMPOSIT

Bakri

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Jl. Sukarno-Hatta Km.9 Tondo, Palu 94119

Email: bakri_bakr@yahoo.com

Abstract

Natural fibres as reiforcement of composite have been concerning in the last decade. These have changed in use convestional fibre like glass fibre and carbon fibre related to environmental effect. One of natural fibres can potensially change conventional fibre is coir fibre. This fibre is abundant in tropical areas such as India, Brazil and Indonesia. In this paper, an overview of aplication of coir fibre as reinforced composite in some uses was described.

Keyword : serat sabut kelapa, matriks, komposit. PENDAHULUAN

Serat alam telah digunakan dalam berbagai sektor industri seperti automotif, tekstil, produksi kertas dan dalam material komposit. Terkait dengan penggunaan serat alam sebagai penguat dalam komposit, serat alam mempunyai keuntungan antara lain kekuatan spesifik dan modulusnya yang tinggi, densitas rendah, harga rendah, melimpah di banyak negara, emisi polusi yang lebih rendah dan dapat di daur ulang (Joshi dkk, 2004; Li dkk. 2008; Mukhopadhyay dkk. 2009).

Mengingat perhatian terhadap lingkungan, telah menyebabkan pergeseran penggunaan komposit serat sintetik ke material komposit serat alam. Gabungan serat alam seperti kenaf, sisal, hemp, flax, serat nenas, serat sabut kelapa dan berbagai serat alam lainnya dengan polimer matriks yang kompetitif terhadap komposit sintetik seperti serat gelas – polipropilen dan gelas - epoxi merupakan perhatian utama dalam dekade terakhir. Pada

tahun 2009, United Nation

mendeklarasikan sebagai tahun “International Year of Natural Fibres”

(http ://www.naturalfibres2009.org).

Tujuan deklarasi ini adalah untuk menaikkan profil serat-serat alam dan menekankan nilainya terhadap

konsumen sehingga membantu

meningkatkan pendapatan masyarakat. Menindaklanjuti deklarasi ini, salah satu serat alam yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan penyusun komposit adalah serat sabut kelapa. Pengembangan komposit serat sabut kelapa telah dilakukan di India dan Brasil,kedua negara ini memiliki produksi kelapa yang melimpah. Indonesia yang merupakan negara tropis juga memiliki sumber kelapa yang cukup besar, namun pemanfaatan limbah sabut kelapa untuk keperluan bahan dasar komposit belum mendapat perhatian yang serius. Khususnya di Sulawesi Tengah, serat sabut kelapa belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, dalam tulisan ini memberikan tinjauan analisis dan pemanfaatan serat sabut kelapa untuk material komposit dalam berbagai aplikasi.

Sifat Mekanis Serat Sabut Kelapa Sifat mekanis serat sabut kelapa sudah banyak dipublikasikan. Kondisi

(2)

11

fisik permukaan dan penampang serat sabut kelapa dapat dilihat pada Gambar 1 dimana penampang dari serat sabut kelapa tidak berbentuk bulat tapi berbentuk oval. Kurva tegangan-regangan yang didapatkan untuk serat sabut kelapa dapat dilihat pada Gambar

2. Gambar 2(a) dan (b) memperlihatkan kecenderungan yang sama yaitu nilai modulus elastis dapat diperoleh dari garis linear awal dan kekuatan maksimum diperoleh pada daerah plastik tertinggi.

(a)

(b)

Gambar 1. Analisis SEM serat sabut kelapa (a) permukaan serat (b) penampang serat ( Bakri, 2009)

(3)

12 0 5 10 15 20 25 30 35 0 50 100 150 200 250 S tr e s s ( M N m -2 ) Strain (%)

b

Gambar 2. Kurva tegangan – regangan serat sabut kelapa (a) Tomczak dkk (2008) (b) bakri dkk, 2010.

Sifat mekanis telah dievaluasi sebagai fungsi dari perlakuan diameter serat, dimensi panjang dan strain rate (Kulkurani, dkk ,1998). Kemudian, Silva dkk, 1999 telah menguji sifat mekanis dan termal dari serat kelapa yang dipengaruhi oleh perlakuan alkali. Tomczak dkk (2008) juga telah meneliti bahwa semakin besar diameter serat sabut kelapa, kekuatan dan modulus Young semakin kecil (turun). Lebih lanjut, sifat mikromekanik deformasi

serat sabut kelapa dengan

menggunakan Raman spectroscopy

telah didapatkan oleh Bakri dkk,(2010). Bakri (2010) telah menentukan sifat mekanis serat sabut kelapa dengan meninjau dari dimensi panjang spesimen. Beberapa sifat mekanis serat alam yang dibandingkan dengan salah satu serat konvensional (serat gelas) yang biasa digunakan dalam material adalah seperti pada Tabel 1. Serat sabut kelapa memiliki kekuatan tarik dan modulus yang lebih rendah dibanding dengan serat lainnya, namun elongasinya yang paling tinggi mencapai 30%.

(4)

13

Tabel 1. Sifat mekanis beberapa serat alam (Taj dkk, 2007)

Serat Densitas

(g/cm3) Tarik (MPa) Kekuatan Elongasi (%) Elastis (MPa) Modulus

Rami - 400-938 3.6-3.8 61.4-128

Sisal 1.5 511 -635 2.0-2.5 9.4-22.0

Sabut Kelapa 1.2 175 30 4.0-6.0

Flax 1.5 345-1035 2.7-3.2 27.6

E-glass 2.5 2000-3500 2.5 70.0

Komposit Serat Sabut Kelapa Material komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki sifat lebih baik dari kedua material penyusunnya (matriks dan penguat). Komposit serat alam memiliki keuntungan dibanding dengan komposit serat sintetis yaitu lebih ringan, ramah lingkungan dan lebih murah, namun serat alam memiliki kekurangan yaitu luas penampangnya yang variatif, sifat sepanjang serat bervariasi dan sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Bentuk dan sifat serat alam bergantung pada spesies, kondisi pertumbuhan, kondisi

defibration dan proses (Gamstedt, dkk,

2007). Dengan berbagai kekurangan ini diperlukan pengembangan penelitian. Komposit serat alam telah diteliti dengan berbagai variasi seperti perlakuan permukaan serat, fraksi volume serat, ukuran panjang serat dan sebagainya. Dalam tulisan ini difokuskan pada komposit serat sabut kelapa. Pengaruh perlakuan serat sabut kelapa untuk bahan komposit sangat berpengaruh. Menurut Rout dkk (2001) bahwa perlakuan alkali pada serat sabut kelapa meningkatkan ikatan dengan matriks polyester. Komposit serat sabut kelapa menunjukkan kekuatan tarik yang lebih baik pada alkali 2%, sedangkan pada alkali 5% menunjukkan kekuatan lentur dan kekuatan impak yang lebih baik

dibanding dengan serat sabut kelapa tanpa perlakuan. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Gu (2009) dimana perlakuan alkali 2% untuk komposit serat sabut kelapa memiliki kekuatan yang lebih baik dengan pertimbangan ekonomi.

Komposit serat sabut kelapa menurut Wambua dkk (2003) bahwa kekuatan tarik dan modulus meningkat dengan meningkatnya fraksi volume. Serat sabut kelapa sebagai penguat polipropilen mempunyai kekuatan impak yang lebih tinggi dibanding dengan serat jute dan kenaf sebagai penguat polipropilen, namun kekuatan tarik dan modulusnya lebih rendah. Selanjutnya, Monteiro dkk (2008) meninjau kekuatan tarik komposit serat sabut kelapa yang berorientasi random/acak yang rendah, tapi mempunyai kekuatan lentur yang lebih tinggi dan potensi digunakan bangunan non-struktur.

Dari hasil penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa perlakuan permukaan pada serat memperbaiki ikatan serat dengan matriks sehingga menaikkan performa sifat mekanis dari komposit serat sabut kelapa. Selanjutnya, variasi fraksi volume serat dapat mempengaruhi kekuatan komposit. Selain hal ini, ukuran serat sangat berpengaruh (Santafe dkk, 2010) di mana menggunakan serat sabut kelapa yang tipis (diameter kecil) sebagai penguat komposit. Hasilnya

(5)

14 menunjukkan bahwa kekuatan tarik

komposit relatif lebih baik dan analisis retakannya menunjukkan ikatan yang lebih baik antara serat dan matriks. Aplikasi Komposit Serat Sabut Kelapa

Komposit serat alam telah diaplikasikan diberbagai bidang industri seperti automotif, alat-alat olahraga dan sebagainya. Produsen mobil

Daimler-Bens telah memanfaatkan

serat alam seperti flax, sisal, serat kelapa, kapas, dan hemp pada 10 tahun terakhir sebagai penguat bahan komposit untuk interior kendaraan Daimler Chrysler (dalam upholstery, panel pintu). Yuhazri dkk (2007) telah memanfaatkan serat sabut kelapa untuk memperkuat epoxi resin dalam membuat helm, namun belum dalam skala industri. Beberapa produk yang mungkin dapat dibuat dari komposit serat sabut kelapa menurut laporan dari Industrial Technology Institute, Colombo Sri Lanka dan the Delft University of Technology, Netherlands tahun 2003 adalah badan perahu nelayan, sandaran kursi, kursi stadion dan penutup bak sampah. Potensi produk ini dapat dikembangkan pula di Sulawesi Tengah mengingat daerah ini merupakan penghasil kelapa.

KESIMPULAN

Serat sabut kelapa memiliki kekuatan dan modulus elastis yang lebih rendah dibanding dengan serat alam lainnya, namun elongasinya yang paling tinggi. Dalam material komposit, serat sabut kelapa telah diteliti penggunaannya sebagai penguat dengan berbagai variasi perlakuan permukaan, variasi fraksi volume dan variasi ukuran, namun masih memerlukan penelitian-penlitian lanjutan untuk mendapatkan komposit serat sabut kelapa yang dapat digunakan sesuai dengan aplikasinya.

DAFTAR PUSTAKA.

Bakri, “Micromechanics of Natural

Cellulose Fibres Using Raman

Spectroscopy”, Thesis of Master of

Philosophy, Manchester University –UK, 2009.

Bakri, “Penentuan sifat mekanis serat sabut kelapa”, Jurnal Mekanikal Vol.1, 2010, pp.23-28.

Bakri, Eichhorn S.J, “Elastic coils: deformation micromechanics of coir and celery fibres”, Cellulose Vol. 17, 2010, pp. 1- 1.

Common Fund for Commodities,

“Composite Applications using Coir

Fibres in Sri Lanka”, Final Report, Delft University of Technology, the Netherlands, 2003.

Gamstedt E. K. and. Almgren, K. M,

“Natural Fibre Composites – with

Special Emphisis on Effects of the Interface Between Cellulosic Fibres and

Polymers”, Proceedings of the 28th Risø

International Symposium on Materials Science: Interface Design of Polymer Matrix Composites – Mechanics,

Chemistry, Modelling and

Manufacturing, Risø National Laboratory, Roskilde, Denmark, 2007. Gu H., “Tensile Behaviours of the Coir Fibre and Related Compsites after

NaOH treatment”, Materials and

Design, doi : 10.1016 /

j.matdes.2009.01.035, 2009.

http://www.naturalfibres2009.org,

didownload November 2010

Joshi S.V., Drzal L.T., Mohanty A.K. Arora S, “Are natural fiber composites environmentally superior to glass fiber

reinforced composites?”, Composites:

Part A Vol. 35, 2004, pp. 371-376. Li Y., Hu Y., Hu C., Yu Y.,

(6)

15

properties of natural fibres”,

Advananced Materials Research Vol. 33-37, 2008, pp. 553-558.

Mukhopadhyay S., Fangueiro R., Shivankar V., ”Variability of tensile properties of fibers from pseudostem of

banana plant”, Textile Research

Journal, Vol. 79, 2009, pp. 387-393. Rout J, Misra M., Tripathy S.S, Nayak S.K., Mohanty A.K., “The Influence of Fibre Treatment on the Performance of

Coir-Polyester Composites”, Composite

Science and Technology Vol.61, 2001, pp. 13023-1310.

Santafe Jr.H.P.G, Lopes F.P.D., Costa L.L., Monteiro S.N., “Mechanical properties of Tensile Tested Coir Fiber

Reinforced Polyester Composite”,

Revista Materia Vol. 15 N.2, 2010, pp. 113-118.

Taj S., Munawar A.M., Khan S.,

“Natural Fiber-Reiforced Polymer

Composites”, Proc. Pakistan Acad. Sci. Vol 44, 2007, pp. 129-144

Tomczak F., Sydenstricker T.H.D., Satyanarayana K.G., “Studies on lignocellulosic fibres of Brazil. Part II. Morphology and properties of Brazilian

coconut fibres”, Composites Part A:

Applied Science and Manufacturing, Vol. 38, 2007, pp. 1710-1721.

Wanmbua P, Ivens J, Verpoest I,

“Natural fibres : can they replace glass in fibre reinforced plastic?”, Composites Science and Technology Vol.63, 2003, pp. 1259-1264.

Yuhazri, M.Y., and Dan, M.M.P.,

“Helmet Shell Using Coconut Fibre”,

Journal Advanced Manufacturing TechnologyVol 1 No.1. , 2007, ISSN:1985-3157.

Gambar

Gambar 1.  Analisis SEM  serat sabut kelapa (a) permukaan serat (b) penampang  serat ( Bakri, 2009)
Gambar 2. Kurva tegangan – regangan serat sabut kelapa (a) Tomczak dkk (2008)  (b) bakri dkk, 2010
Tabel 1. Sifat mekanis beberapa serat alam (Taj dkk, 2007)  Serat  Densitas

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dalam penelitian ini serat yang digunakan serat sabut kelapa matrik jenis epoxy dengan variasi fraksi volume dan tebal komposit, komposit serat dibuat dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai maksimal pengaruh variasi fraksi filler serbuk gergaji batang kelapa dan dan serat sabut kelapa terhadap

untuk mengetahui sifat mekanis dari material komposit yang divariasikan dengan komposisi serat sabut kelapa dengan resin sebagai matrix.. Menentukan variabel komposisi yang

Perlakuan alkali terhadap komposit serat sabut kelapa mempengaruhi sifat mekanik sifat kekuatan impak dari material komposit dengan kekuatan impak dan energi serap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai maksimal pengaruh variasi fraksi filler serbuk gergaji batang kelapa dan dan serat sabut kelapa terhadap

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI, FRAKSI VOLUME SERAT, DAN PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SABUT KELAPA- POLYESTER. Surakarta : Jurusan Teknik Industri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai perubahan variasi fraksi volume serat sabut kelapa terhadap sifat mekanik komposit (nilai kekuatan bending

Penelitian ini menyelidiki pengaruh perlakuan alkali terhadap kemampuan sifat keterbasahan mampu basah(wettability) pada komposit serat sabut kelapa (coconut