• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

0

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IPTEKS BAGI PESANTREN (IbP)

IbP BINA KELOMPOK SANTRIWATI SADAR GIZI

Oleh :

Dian Saraswati, S.Pd., M. Kes / NIDN 0029056902

Siti Novianti, SKM., M.KM / NIDN 0431058102

Lilik Hidayanti, SKM., M.Si / NIDN : 0411037701

Sri Maywati, SKM., M.Kes/NIDN : 0402077701

UNIVERSITAS SILIWANGI

2017

(2)
(3)

2 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI ... i RINGKASAN... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Analisis Situasi ... 1 1.2 Permasalahan Mitra... 2

BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN ... 4

2.1 Solusi... 4

2.2 Target dan Luaran... 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 5

3.1 Metode Pendekatan Masalah ... 5

3.2 Rencana Kegiatan... ... 6

3.3 Kontribusi dan Partisipasi Mitra... 7

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ... 8

4.1 Kinerja LPPM Universitas Siliwangi... 8

4.2 Kepakaran Tim Pengusul... 8

BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 10

5.1 Anggaran Biaya... 10

5.2 Jadwal Kegiatan... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11 LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua Pengusul dan Anggota Tim Pengusul Lampiran 2. Gambaran Iptek yang akan ditransfer kepada kedua mitra Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah kedua mitra

Lampiran 4. Pernyataan Kesediaan Kedua Mitra Lampiran 5. Rincian Anggaran Biaya

(4)

3

RINGKASAN

Gizi pada masa remaja penting sekali untuk diperhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini terjadi perubahan secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan masa "rawan gizi", karena kebutuhan gizi pada usia ini merupakan yang tertinggin dibandingkan kelompok usia yang lainnya.

Hasil pengamatan yang dilakukan terkait dengan masalah gizi dalam pesantren menunjukkan : 1). Perilaku para santriwati yang makan tidak berimbang, 2). Konsumsi makanan jajanan santri yang tidak sehat, 3). ditemukan santri dengan IMT < 18,5; 4). Sehingga diperlukan pelatihan santriwati sadar gizi pada dua pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Tawang dan Kawalu Kota Tasikmalaya yaitu Ponpes Ponpes Sabilulhuda dan Ibadurrahman sebagai mitra. Kegiatan yang disepakati dengan mitra adalah pelatihan, pembinaan dan pemantauan status gizi.

Luaran yang dihasilkan dari kegiatan IbP ini adalah 1) Buku santri sehat, 2) Buku saku makanan sehat dan bergizi, 3) panduan pemantuan status gizi. Kata Kunci : Santriwati, sadar, gizi

(5)

4 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Kota Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri, karena terdapat banyak sekali pondak pesantren di kota ini. Di pondok pesantren para santri hidup bersama dengan banyak orang, bercampur baur dengan berbagai macam kondisi orang serta memiliki aktivitas yang padat hingga larut malam. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit antar penghuni pesantren, apalagi jika daya tahan tubuh sedang rendah.

Penurunan daya tahan tubuh salah satunya disebabkan karena rendahnya status gizi. Di samping itu, rendahnya status gizi juga dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar, penurunan aktvitas fisik dan pada santriwati yang berusia remaja dapat menimbulkan gangguan menstruasi sehingga akhirnya dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksinya. Padahal santriwati merupakan calon-calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu, gizi pada masa remaja penting sekali untuk diperhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini terjadi perubahan secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan masa "rawan gizi", karena kebutuhan gizi pada usia ini merupakan yang tertinggin dibandingkan kelompok usia yang lainnya.

Hasil pengukuran IMT yang dilakukan kepada 60 santriwati di pesantren Ibadurrahman dan Sabilulhuda menunjukkan bahwa ada 32 orang (56 %) yang memiliki IMT < 20 (status gizi rendah). Di samping itu hasil wawancara juga dapat disimpulkan bahwa mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering membatasi asupan makan karena takut gemuk. Temuan lain adalah rendahnya asupan makronutrien (energi dan protein) dan mikronutrien (vitamin dan mineral khususnya Fe) dalam makanan harian. Serta kebiasaan jajan santriwati yang sebagian besar adalah makanan dengan kandungan energi, protein dan vitamin yang rendah seperti keripik, cilok, cimol, dll. Hal tersebut

(6)

5

menyebabkan permasalahan umum yang terjadi di kalangan santriwati pada kedua ponpes tersebut sama yaitu rendahnya status gizi dan pola makan yang salah.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka kami akan berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi. Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi merupakan upaya untuk melakukan pembinaan kepada penghuni pondok pesantren khususnya santriwati agar mereka dapat mengatasi dan terhindar dari masalah gizi kurang. Pelaksanaan kegiatan IbP dilakukan bekerjasama dengan 2 (dua) pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yaitu Ponpes Ibadurrahman dan Ponpes Sabilulhuda sebagai mitra. Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra disepakati upaya pemecahan masalah akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi five level of prevention, yang merupakan pencegahan tingkat I sebelum terkena masalah gizi (Primordial Malnutrition Prevention).

Kegiatannya meliputi (1) solusi untuk pola makan yang salah dengan sosial marketing gizi seimbang Gizi (Nutrition promotion), dan pelatihan menyusun menu gizi seimbang (Specific protection to prevent malnutrition), (2) solusi untuk malnutrisi (under and over nutrition) santriwati dengan diagnosa dini kejadian status gizi kurang dan gizi lebih (Early diagnosis for malnutrition), serta pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri (Malnutrition monitoring for

disability limitation) dan pemulihan untuk santriwati dengan IMT < 20 dan di atas

25 dengan konseling individu dan PMT pemulihan (Malnutrition rehabilitation).

1.2. Permasalahan Mitra dan Solusi

a. Permasalahan Mitra 1 (Ponpes Ibadurrahman) dan Solusi yang disepakati

Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk Mitra 1

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati

1. Pola makan yang salah

Pengetahuan gizi yang rendah

Sosial marketing gizi seimbang Konsumsi makanan jajanan

yang tidak bergizi

Pelatihan menyusun menu gizi seimbang

2. Rendahnya status gizi

Asupan makronutrien (E dan P) dan mikronutrien

(vitamin dan mineral) yang rendah

1. Pengukuran status gizi secara antropometri

2. Pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri

3. Konseling individu dan PMT pemulihan

(7)

6

b. Permasalahan Mitra 2 (Ponpes Sabilulhuda) dan Solusi yang disepakati Tabel 1.2 Permasalahan dan Solusi untuk Mitra 2

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang disepakati 1. Pola makan yang

salah

Pengetahuan gizi yang rendah

Sosial marketing menu gizi seimbang

Konsumsi makanan jajanan yang tidak bergizi 2. Rendahnya status gizi Asupan makronutrien (E dan P) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang rendah

1. Pengukuran status gizi secara antropometri 2. Pelatihan pemantauan

status gizi secara mandiri 3. Konseling individu dan

(8)

7 BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi

Pada kegiatan Ipteks bagi Pesantren ini solusi yang ditawarkan oleh tim pengusul adalah sebagai berikut :

1. Sosial marketing menu gizi seimbang (Nutrition Promotion)

2. Pelatihan menyusun menu gizi seimbang (Specific Protection to prevent

malnutrition)

3. Diagnosa dini melalui pengukuran status gizi secara antropometri (Early

diagnosis for malnutrition)

4. Pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri (Nutrition monitoring for

disability limitation)

5. Konseling individu dan PMT Pemulihan (Nutrition Rehabilitation)

2.2 Target dan Luaran

Target yang ditetapkan dalam Ipteks bagi Pesantren (IbP) Bina Santriwati Sadar Gizi adalah :

1. Mitra mampu memahami dan menerapkan pola makan gizi seimbang 2. Mitra mampu memahami dan mampu menyusun menu gizi seimbang 3. Mitra memiliki status gizi yang baik

Luaran dari program IbP ini adalah :

1. Buku saku menyusun menu seimbang dan bergizi 2. Kartu pantau status gizi

(9)

8 BAB III

METODE PELAKSANAAN

1.1 Metode Pendekatan Masalah

Permasalahan gizi utama yang dihadapi oleh para santriwati di pesantren adalah rendahnya status gizi yang disebabkan oleh pola makan salah yang meliputi asupan makronutrien dan mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG, serta kebiasaan jajan makanan tidak bergizi. Permasalahan gizi tersebut disebabkan karena rendahnya pengetahuan gizi para santriwati. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka tim akan melakukan upaya pencegahan tingkat I sebelum sasaran terkena masalah gizi (Primordial Malnutrition Prevention). Tahapan yang dilakukan oleh tim agar santriwati menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang meliputi tahapan sadar, tertarik, uji coba, evaluasi, dan adopsi konsep.

Penggunaan prinsip ini memungkinkan mitra mengetahui, menemukan dan menyadari sendiri kekurangan serta kesalahan yang dilakukan, sehingga solusi yang diberikan melalui transfer Ipteks merupakan solusi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan oleh mitra. Melalui proses seperti ini diharapkan inovasi yang diberikan memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi dan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh mitra. Upaya penyadaran dilakukan dengan penyampaian informasi melalui (1) sosial marketing menu gizi seimbang untuk memberikan pemahaman kepada mitra, (2) pelatihan menyusun menu seimbang dan PMT pemulihan untuk memberikan contoh agar mitra mampu dan terbiasa melakukan (3) pengukuran status gizi dan pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri untuk memastikan mitra melakukan perubahan perilaku dengan benar.

(10)

9

Secara garis besar proses yang dilakukan agar mitra tahu, mau dan mampu melaksanaan program bina kelompok santriwati sadar gizi, digambarkan sebagai berikut :

Permasalahan Mitra 1 Permasalahan Mitra 2

Adanya santriwati yang mengalami status gizi kurang :

1. Pola makan salah

2. Konsumsi makronutrien dan

mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG

3. Kebiasaan jajan tidak bergizi 4. Pengetahuan gizi rendah

SOLUSI

1. Sosial marketing menu gizi seimbang 2. Kebutuhan gizi pubertas

3. Pengukuran dan pelatihan pemantauan status gizi mandiri

4. Konseling individu

Hasil

Peningkatan status gizi santriwati

Adanya santriwati yang mengalami status gizi kurang:

1. Pola makan salah

2. Konsumsi makronutrien dan

mikronutrien dalam makanan harian di bawah AKG

3. Kebiasaan jajan tidak bergizi 4. Pengetahuan gizi rendah

(11)

10 1.2 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang disusun sebagai upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada santriwati meliputi lima (5) tahapan, yaitu :

1. TAHAP PERTAMA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada mitra

Kegiatan yang dilakukan adalah sosial marketing pola makan gizi seimbang

2. TAHAP KEDUA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat mitra tertarik terhadap program yang diberikan

Kegiatan melalui pelatihan menyusun menu seimbang dan pemantauan status gizi secara mandiri

3. TAHAP KETIGA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada mitra melakukan Uji coba

Kegiatan melalui PMT pemulihan

4. TAHAP KEEMPAT : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Kegiatan melalui pengukuran status gizi

5. TAHAP KELIMA : merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk memastikan mitra mengadopsi konsep secara mandiri

Kegiatan yang dilakukan melalui evaluasi pemantauan status gizi 1.3 Kontribusi dan Partisipasi Mitra

Mitra 1 adalah Ponpes Ibadurrahman dan mitra 2 adalah Ponpes Sahibulhuda yang merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tempat para santri tinggal dan belajar bersama. Kedua mitra merupakan pesantren aktif yang memiliki bangunan atau pondok sebagai tempat menginap para santri. Di samping itu, kedua mitra juga merupakan pesantren aktif yang memiliki santriwati yang menginap di pondok pesantrennya. Namun masih ada santri yang IMT nya < 18,5 sehingga tim akan melakukan IbP Bina Kelompok Santriwati Sadar Gizi.

(12)

11 BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

1.1 Kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan oleh Universitas Siliwangi melalui LPPM antara lain PPM yang dilakukan oleh unit kerja dan dosen dengan sumber dana internal Universitas Siliwangi, DIKTI, maupun PPM KKN tematik dengan sumber dana dari Provinsi Jawa Barat. Kinerja PPM yang dilakukan oleh LPPM UNSIL terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dilihat dari penambahan jumlah PPM. Berikut disampaikan PPM Universitas Siliwangi dalam 1 (satu) tahun terakhir :

Tabel 4.1. Kinerja PPM Universitas Siliwangi

No Judul PPM Sumber

dana 1. Revitalisasi posyandu dalam upaya meningkatkan

kemitraan dan pemberdayaan masyarakat

UNSIL

2. Pemberdayaan masyarakat desa melalui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar 3. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN

tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar 4. KKN kebangsaan (UNHAS)

5. Pemberdayaan masyarakat desa melallui KKN tematik untuk mendukung peningkatan IPM

UNSIL & prov. Jabar

6. Ib-IKK Agribisnis Tanaman Hias Ib-IKK

DIKTI 7. Pelatihan Kesenian Kampung Naga Ds. Neglasari

Kecamatan Salawu Kab. Tasikmalaya

IbM DIKTI 8. IbM Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya

Sunda untuk Guru-guru MIPA SMP Kec. Karangnunggal Tasikmalaya

IbM DIKTI

9. IbM Untuk Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya

IbM DIKTI

1.2 Kepakaran Pengusul

Kualifikasi tim pengusul (ketua maupun anggota) dalam melaksanakan kegiatan IbP ini sangat baik, karena memiliki kemampuan yang tepat terkait dengan bidang IbP yang akan dilaksanakan. Ketua tim

(13)

12

pengusul adalah dosen yang memiliki keahlian di bidang promosi kesehatan dan mengajar mata kuliah Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan (Diklat Kes). Sedangkan anggota tim adalah dosen dengan keahlian di bidang gizi masyarakat dan mengampu mata kuliah gizi kesehatan masyarakat dan penentuan status giizi. Anggota tim pernah ikut serta dalam tim Pengabdian Masyarakat FIK UNSIL, konselor gizi dan menjadi narasumber gizi di berbagai instansi pemerintah. Tim pengusul merupakan dosen pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi yang memiliki kemampuan menganalisis masalah kesehatan termasuk di pesantren. Dalam melaksanakan kegiatan IbP Bina Santriwati Sadar Gizi ini, tim pengusul membagi tugas antara ketua dan anggota berdasarkan kemampuan dan kualifikasi masing-masing.

Tabel 4.2 Uraian Tugas Tim IbP

No Kedudukan dalam Tim

Bidang Keahlian Uraian Tugas

1. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes (Ketua Tim pengusul)

Mikrobiologi Sosial marketing

Pendidikan gizi seimbang

2. Siti Novianti, SKM., M.KM (Anggota Tim )

Epidemiologi Kebutuhan gizi pubertas Pengukuran dan pelatihan pemantauan status gizi secara mandiri dengan antropometri

(14)

13 BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1 Anggaran Biaya

Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Program IbP

No Jenis pengeluaran Jumlah Usulan

1. Honorarium (30 %) Rp 4.560.000,00 2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

(49,33 %)

Rp 7.400.000,00 3. Perjalanan (10 %) Rp 1.500.000,00 4. Publikasi, laporan, dll (10,66) Rp 1.540.000,00 Jumlah usulan total Rp 15.000.000,00 Keterangan : Rincian Anggaran Terlampir

5.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan IbP yang akan dilaksanakan terlebih dahulu didiskusikan dan berdasarkan kesepakatan dengan mitra 1 dan mitra 2. Penentuan jadwal disesuaikan dengan kesibukan dan waktu yang dimiliki oleh mitra. Kegiatan IbP Bina Santriwati Sadar Gizi akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan yang disajikan pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Jadwal Kegiatan IbP

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Penyiapan Lokasi

2. Penyusunan Time Schedulle pelaksanaan program IbP 3. Sosialiasi program

4. Sosial marketing PHBS 5. Pelatihan penerapan PHBS 6. pembinaan penerapan PHBS 7. pemantauan penerapan PHBS 8. Lomba santri sehat

9. Sosial marketing makanan sehat dan bergizi 10. Pengukuran status gizi dan IMT

11. Pemantauan status gizi secara berkala 12. Inisiasi poskestren

(15)

14

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2006. Higiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Cyntia, Anggi, K, 2011. Higiene Sanitasi dan Kualitas Mikrobiologi pada Makanan di Kantin Kampus C Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya : Universitas Airlangga

Depkes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren. Depkes

Suharmanto, Dewi Nur Sukma Purqoti, Harlina Putri Rusiana. 2015. Potensi Santri Dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pondok Pesantren. STIKES Yarsi Mataram

(16)

15 Lampiran 1

Biodata Ketua Tim Pengusul : A. Identitas Diri (Ketua)

1 Nama Lengkap Dian Saraswati

2 Jenis Kelamin Wanita

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIP 19692905691994032002

5 NIDN 0029056902

6 Tempat dan Tanggal Lahir

Biak, 29 Mei 1969

7 E-mail [email protected]

8 Hp 081340193867

9 Alamat Kantor Jl. Siliwangi No 24 Tasikmalaya 10 No Telepon/Faks (0265)324445

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S1 = 80 12 Mata Kuliah yang

Diampu

Biomedik 1 Biomedik 2

Gender dan Kesehatan Kesmasvet

2. Riwayat Pendidikan Ketua Pengusul

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (UPI) Bandung

PPs-UNPAD Bandung

Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Kedokteran Dasar

Tahun Masuk-Lulus 1988-1992 2000-2004

Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Perendaman terhadap Perkecambahan Kacang Hijau

Identifikasi Bakteri Ruang Anak Klas 1,2 dan 3 di RSHS Bandung

Nama

Pembimbing/Promotor

(17)

16

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul

1. 2012 Uji Bakteri Salmonella sp pada Telur Bebek, Telur Puyuh dan Telur Ayam Kampung yang Diperdagangkan di Pasar Liluwo 2. 2013 Pengaruh Lama Penyimpanan Daging Sapi pada Refrigerator

terhadap Angka Lempeng Total Bakteri (ALT) dan Keberadaan Bakteri Echerishia coli”

3. 2014 Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan

Saccharomyces cereviceae

4. 2016 Identifikasi bakteri pembusuk dan kandungan gizi pada ikan tongkol di pasar ciawi kabupaten Tasikmalaya

5. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

NO Tahun KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Nilai (Jt)

1. 2014

KKS Pengabdian Penanfaatan Tanaman Pepaya Sebagai Insektisida Nabati Pada Kutu Tanaman Cabai

25.000.00

2. 2015

Peningkatan Pengetahuan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Masyarakat Desa Butu

2.000.000

3. 2016 Bina Sekolah Sehat ber-PHBS 10.0000

6. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Volume/Nomor/Tahun

1. 2012 Pengaruh Konsentrasi Ekstak Daun Sirih Terhadap Daya Hambat E.coli

Health & Sport, Vol 3 No. 2 2. 2014 “Aktivitas Bubuk Bunga Cengkeh

(Eugenia aromatic) Terhadap

Kepekaan Bakteri Escherichia coli” “Pengaruh Konstrasi Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan

Saccharomyces cereviceae” Entropi ISSN : 1907-1965 Volume 9, Nomor 1, Februari 2014 Entropi ISSN : 1907-1965 Volume 9, Nomor 2, Agustus 2014

(18)
(19)

18 Biodata Ketua Tim Pengusul :

B. Identitas Diri (Anggota)

1 Nama Lengkap Siti Novianti, SKM., MKM 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIK 411205238

5 NIDN 04-3105-8102

6 Tempat dan Tanggal Lahir Ciamis, 31 Mei 1981

7 Email [email protected]

8 Nomor Hp 081 214 96 2552

9 Alamat Kantor Jl. Siliwangi Nomor 24 Tasikmalaya 46115 11 Mata Kuliah yang Diampu 1. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

2. Surveilans 3. Dasar Epidemiologi A. Riwayat Pendidikan S1 S2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Universitas Padjadjaran Bandung

Bidang Ilmu Kesehatan

Masyarakat/Epidemiologi

Kesehatan

Masyarakat/Epidemiologi

Tahun Masuk-Lulus 2000-2004 2009-2013

Judul Skripsi/Disertasi Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Seksual Remaja di Pesantren Darussalam Ciamis

Faktor Perilaku Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Tasikmalaya

Nama Pembimbing drg. Henry Setiawan, M.Sc Nur Lina, SKM., M.Kes

Prof. Syarif Suwondo, drg.,SKM

Dr. Hadyana Sukandar, M.Sc

B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

Tahun Judul Penelitian Ketua/

Anggota Tim

Pendanaan Sumber Jml

(juta Rp)

2011 Hubungan Pengetahuan dan Praktek Pencegahan Filariasis dengan Kejadian Filariasis di Desa Bantarkalong Kecamatan Cipatujah Kab. Tasikmalaya

Ketua Mandiri 3

2013 PHBS Tingkat Rumah Tangga di Kecamatan Ciawi Kab. Tasikmalaya

Ketua LPPM

UNSIL 4,5 2013 Dampak Industri Mebel Sektor Informal

Terhadap Kesehatan Balita

Anggota LPPM UNSIL

(20)

19

2014 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Pria dalam Kesehatan Reproduksi

Ketua LPPM 3

2014 Persepsi dan Dukungan Istri dengan Partisipasi KB Pria

Ketua Simlitab mas Dikti

12

2015 Faktor Determinan Vasektomi Anggota Simlitab mas Dikti

12

2015 Korelasi Kecemasan Maternal dan BBLR Anggota LPPM 10

2016 Hubungan Anemia dan BBLR Ketua LPPM 11.5

2016 Hubungan Asam Urat dan Hipertensi Anggota Simlitab mas

11.5

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

2011 Narasumber pada penyuluhan DBD di Kec. Rajapolah Kab. Tasikmalaya

UNSIL 1

2012 Pembinaan dan sosialisasi cara kerja yang aman dan sehat pekerja sektor informal mebel di Kel.Gobras Tasikmalaya

UNSIL 1,9

2013 Pelatihan Kader Jumantik pada Guru SMP di Kota Tasikmalaya

UNSIL 5

2014 Revitalisasi Posyandu dalam Upaya Meningkatkan Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

UNSIL 12

2015 Awareness Asam Urat LPPM 10

(21)
(22)

21 Lampiran 2

Gambaran Iptek yang akan ditransfer Kepada Mitra

1. Sosial Marketing Makanan Sehat dan Bergizi

Sosial marketing makanan sehat dan bergizi adalah melakukan promosi makanan yang mengandung gizi dan aman dikonsumsi sehingga seseorang tahu, mau dan mampu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

2. Pengukuran dan pemantauan status gizi

Status Gizi adalah kondisi kesehatan seseorang yang diakibatkan karena asupan makanan sehari-hari yang diukur dengan menggunakan indikator IMT (Indeks Masa Tubuh).

3. Poskestren

Poskestren atau Pos Kesehatan Pesantren adalah pesantren yang memiliki kesiapan, kemampuan, serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan secara mandiri sesuai dengan kemampuannya (Depkes RI , 2007). Poskestren merupakan salah satu wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat dilingkungan pesantren dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga pesantren yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

(23)

22 Lampiran 3 Peta Lokasi Wilayah Kedua mitra

(24)

23 Lampiran 4.

(25)
(26)
(27)

26 Lampiran 5.

Justifikasi Anggaran Ipteks Berbasis Pesantren IbP Bina Santri Sehat

1. Honor

Honor Tim Pelaksana Honor /Jam (Rp)

Waktu

(Jam/Mgg) Minggu jumlah

Ketua Rp 12.500 5 32 Rp 2.000.000

Anggota Rp 10.000 4 32 Rp 1.280.000

Asisten administrasi Rp 5.000 4 32 Rp 640.000

Asisten lapangan Rp 5.000 4 32 Rp 640.000

sub Rp 4.560.000

3. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan jumlah

bahan dan peralatan

pelatihan pelaksanaan pelatihan 2 Rp 250.000 Rp 500.000

peralatan sanitasi modifikasi lingkungan 2 Rp 600.000 Rp1.200.000

ATK Kesekretariatan 1 Rp 500.000 Rp 500.000

Pulsa HP koordinasi 4 Rp 100.000 Rp 400.000

pulsa paket data menelusur pustaka 2 Rp 100.000 Rp 200.000

Falsh disk alat penyimpan data 2 Rp 100.000 Rp 200.000

modem internet menelusur pustaka 1 Rp 400.000 Rp 400.000 konsumsi snak untuk pelatihan 200 Rp 20.000 Rp 4.000.000

sub Rp7.400.000

4. Perjalanan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya per Th

perjalanan dalam kota 3

orgx10 pelaksanaan kegiatan 30 Rp 50.000 Rp 1.500.000

5. Lain-Lain

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya per Th

Laporan Penyusunan dan pengandaan laporan 4 Rp 110.000 Rp 440.000 materi PHBS

materi sosmar, pelatihan dan pembinaan

PHBS 1 Rp 150.000 Rp 50.000

materi makanan sehat dan bergizi

materi pengukuran dan pemantauan

status gizi 1 Rp 150.000 Rp 150.000

panduan pemantauan

status gizi modifikasi lingkungan 1 Rp 150.000 Rp 150.000 Panduan pembentukan

poskestren inisiasi poskestren 1 Rp 150.000 Rp 150.000

Pubikasi Publikasi hasil IbP 1 Rp 500.000 Rp 500.000

Sub Rp 1.540.000

Gambar

Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk Mitra 1
Tabel 4.1. Kinerja PPM Universitas Siliwangi
Tabel 4.2 Uraian Tugas Tim IbP  No  Kedudukan dalam
Tabel 5.2 Jadwal Kegiatan IbP

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengkaji nilai pendidikan moral pada puisi anak yang terdapat dalam Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Januari – Juni 2008 dan implementasinya dalam

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

e) Pemeriksaan rontgen servikal lateral, toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk

Menurut saya tak perlu merayakan hari ulang tahun dengan pesta yang mewah.. Cukup pesta kecil dengan pacar dan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kualitas pelayanan jasa yang diberikan oleh kelurahan Pemurus Baru Banjarmasin....

Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang

Metode pencarian yang digunakan pada mesin pencari string ini adalah menggunakan metode pencarian fuzzy string matching dengan menggunakan algoritma

a) Berdasarkan uji koefisien korelasi diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih ( LB), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), dan arus kas dari aktivitas investasi (AKI)