• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP DASAR. adalah koleksi dari peubah acak. Untuk setiap t dalam himpunan indeks T, N ( t)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONSEP DASAR. adalah koleksi dari peubah acak. Untuk setiap t dalam himpunan indeks T, N ( t)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP DASAR

Konsep dasar yang ditulis dalam bab 2 ini, merupakan beberapa dasar acuan yang akan digunakan untuk menganalisa model risiko klasik dan menentukan fungsi sebaran peluang bertahan dalam model risiko klasik. Diantara dasar acuan tersebut adalah: proses Poisson, sebaran peubah acak, sebaran pada jumlah dari beberapa peubah acak yang saling bebas, transformasi Laplace, deret Maclaurin dan formula invers kompleks.

2.1 Proses Poisson

Definisi 2.1 Proses stokastik

Proses stokastik (stochastic process) { ( ), N t t T adalah koleksi dari } peubah acak. Untuk setiap t dalam himpunan indeks T, N t( ) merupakan peubah acak. Jika t menyatakan waktu, maka N t( ) menyatakan kondisi proses saat t. Jika T himpunan indeks terhitung maka, { ( ), N t t T} disebut proses stokastik waktu diskret dan jika T kontinu, maka { ( ), N t t T} disebut proses stokastik waktu kontinu.

Ross (1996)

Definisi 2.2 Proses pencacahan

Suatu proses stokastik { ( ), N t t 0}disebut sebagai proses pencacahan (counting process) jika N t( ) menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam selang waktu [0, ]t dan N t harus memenuhi: ( )

(i) N t( ) 0.

(ii) N t bernilai bulat. ( ) (iii) Jika s t, maka N s( )

( ).

N t

(iv) Untuk s t, N t( ) N s( )menyatakan banyak kejadian yang terjadi dalam selang waktu (s,t].

Ross (1996)

Definisi 2.3 Proses Poisson

Suatu proses pencacahan { ( ), N t t 0} disebut proses Poisson (Poisson

(2)

(i) N(0)= 0.

(ii) proses memiliki kenaikan bebas.

(iii) banyaknya kejadian yang terjadi dalam setiap selang waktu sepanjang t menyebar Poisson dengan rataan t. Sehingga untuk semua s, t 0 berlaku

1 P[ ( ) ( ) ] ( ) ! t n N t s N s n e t n , n = 0, 1, 2, …. Ross (1996)

Definisi 2.4 Proses Poisson majemuk

Suatu proses stokastik { ( ), S t t 0}disebut sebagai proses Poisson majemuk (compound Poisson process), jika dapat dinyatakan sebagai

( ) 1 ( ) iN t i

S t X , t 0,

dimana { ( ), N t t 0}adalah proses Poisson dengan laju , untuk semua i = 1, 2, 3, ..., Xi adalah peubah acak iid (independent and identically distributed) dan

juga bebas terhadap { ( ), N t t 0}. Peubah acak iid adalah peubah acak yang saling bebas dan memiliki sebaran yang identik.

Ross (1996)

2.2 Sebaran Peubah Acak

Definisi 2.5 Fungsi sebaran pada peubah acak diskret

Jika X adalah suatu peubah acak diskret, maka fungsi F didefinisikan pada ( ,+ ) sebagai F(t) = P(X t) dan disebut sebagai fungsi sebaran (distribution function) pada X. Fungsi F merupakan akumulasi dari semua peluang X yang

yang nilainya termuat dalam selang ( ,t], sehingga F disebut juga sebagai fungsi distribusi kumulatif (cumulative distribution function) dari X yang memenuhi:

(i) F fungsi tak turun, jika t u maka F(t) F(u).

(ii) lim ( ) 1 t F t . (iii) lim ( ) 0. t F t

(iv) lim ( )n ( ). n F t F t

(3)

Definisi 2.6 Fungsi peluang peubah acak diskret

Fungsi peluang p pada peubah acak diskret X dengan himpunan nilai yang mungkin { ,x x x1 2, 3,...}adalah suatu fungsi dari R ke R yang memenuhi:

(i) p x( ) 0, jika x { ,x x x1 2, 3,...}. (ii) p x( )i P(X x dan ( )i) p xi 0, (i 1, 2, 3,...). (iii) =1 ( )i 1 i p x . Ghahramani (2000) Jika X adalah peubah acak diskret, maka fungsi sebarannya dinyatakan sebagai

1 1 ( ) n ( )i

i

F t p x , xn 1 t xn,

dimana p adalah fungsi peluang (probability function).

Ghahramani (2000)

Definisi 2.7 Nilai harapan peubah acak diskret

Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan himpunan nilai yang mungkin adalah A. Jika p(x) adalah fungsi peluang dari X, maka nilai harapan (expected value) dari peubah acak X didefinisikan sebagai

E( ) ( )

x

X x p x

A

dan E( )X dikatakan ada jika ( )

x

x p x

A

konvergen mutlak.

Ghahramani (2000)

Definisi 2.8 Simpangan baku dan ragam peubah acak diskret

Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan himpunan nilai yang mungkin adalah A, p(x) adalah fungsi peluang dari X dan E( )X = adalah nilai harapan dari X, maka X dan Var(X) masing-masing adalah simpangan baku

(standard deviation) dan ragam (variance) dari X didefinisikan sebagai 2 E[( ) ] X X dan 2 Var( )X E[(X ) ]. Ghahramani (2000)

(4)

Definisi 2.9 Fungsi kepekatan peluang pada peubah acak kontinu

Misalkan X peubah acak kontinu bernilai real. Suatu fungsi kepekatan peluang (probability density function) pada X yang dinotasikan sebagai ( )f x

adalah fungsi real yang memenuhi . . P( ) b ( ) a a X b f x dx, a,b R. Jika E R, maka . P(X ) f x dx( ) . E E Ross (2007)

Definisi 2.10 Fungsi sebaran peluang pada peubah acak kontinu

Jika f adalah fungsi kepekatan peluang dari peubah acak X yang kontinu dengan fungsi sebaran F, maka f harus memenuhi:

(i) . . f x dx( ) 1. (ii) F x'( ) f x( ). (iii) . . P( ) a ( ) 0. a X a f x dx

(iv) . . P( ) P( ) P( ) P( ) b ( ) . a a X b a X b a X b a X b f x dx Ghahramani (2000)

Menurut Ross (1996), jika X adalah peubah acak kontinu, maka fungsi sebarannya dapat dinyatakan sebagai

( ) F t . . ( ) t f x dx = . . 1 ( ) , t f x dx

dimana f(x) adalah fungsi kepekatan peluang.

Definisi 2.11 Nilai harapan pada peubah acak kontinu

Jika X adalah peubah acak kontinu dengan f sebagai fungsi kepekatan peluang, maka nilai harapan dari X didefinisikan sebagai

.

.

E( )X xf x dx.( )

(5)

Definisi 2.12 Simpangan baku dan ragam pada peubah acak kontinu

Jika X adalah peubah acak kontinu dengan E( )X = , maka X dan Var(X) masing-masing adalah simpangan baku dan ragam dari X yang didefinisikan

sebagai X E[(X ) ]2 dan 2 . 2

.

Var( )X E[(X ) ] (x ) f x dx( ) .

Ghahramani (2000)

2.3 Sebaran Jumlah dari Peubah Acak-Peubah Acak yang Saling Bebas Teorema 2.1 Teorema konvolusi

Misalkan X dan Y adalah dua peubah acak yang saling bebas dengan fungsi kepekatan peluang berturut-turut f dan 1 f serta fungsi sebaran peluang berturut-2 turut F dan 1 F Jika g dan G berturut-turut adalah fungsi kepekatan peluang dan 2.

fungsi sebaran peluang dari X + Y, maka

1 . . 2 ( ) ( ) ( ) g t f x f t x dx

(2.1) dan 1 . 2 . ( ) ( ) ( ) . G t f x F t x dx

(2.2)

Bukti teorema ada pada lampiran 1 sub 1.1. Bentuk (2.1) dan (2.2) dapat juga ditulis sebagai: 2 . . 1 ( ) ( ) ( ) g t f y f t y dy dan 2 . 1 . ( ) ( ) ( ) . G t f y F t y dy Ghahramani (2000) 2.4 Transformasi Laplace

Definisi 2.13 Transformasi Laplace

Transformasi Laplace dari fungsi f t( ), 0. t ,adalah fungsi [f] pada

peubah real s yang dinyatakan sebagai

[f](s) = ˆ ( )f s = . .0 ( ) st e f t dt = .0 lim e stf t dt( ) .

(2.3)

Transformasi terdefinisikan untuk semua bilangan real s jika limit (2.3) ada.

Borrelli dan Coleman (1998) Menurut Dickson (2005), untuk fungsi f dengan dua peubah bebas (x,y), yaitu f x y 0( , ), x dan 0 y maka

(6)

. 0 . ˆ ( , ) sy ( , ) f x s e f x y dy

(2.4) dan 0 . . ˆ ( , ) x ( , ) . f y e f x y dx

(2.5)

Sehingga transformasi ganda dapat ditulis sebagai . . .0 .0 ˆˆ( , ) x sy ( , ) . f s e f x y dxdy

(2.6)

Beberapa bentuk transformasi Laplace, yang berkaitan dengan aplikasi dalam teori risiko, sebagaimana dikemukan oleh Dickson (2005) adalah transformasi Laplace pada jumlah dua fungsi atau lebih, fungsi integral, fungsi turunan dan konvolusi fungsi.

Misalkan h , 1 h2 masing-masing adalah fungsi dan 1, 2 masing-masing adalah konstanta. Jika tranformasi Laplace dari h dan 1 h ada, maka 2

1 2 1 2 0 . . ˆ ˆ ( ) ( ) ( ) ( ). sy e 1h y 2h y dy 1h s 2 h s (2.7)

Lihat lampiran 1 sub 1.2.

Misalkan h adalah fungsi yang memiliki transformasi Laplace dan

.0 .

( ) x ( ) ,

H x h y dy

maka transformasi Laplace dari H x dengan ( ) H(0) 0 adalah 1 ˆ ˆ ( ) ( ). H s h s s

(2.8)

Lihat lampiran 1 sub 1.3.

Misalkan d h y( )

dy adalah turunan dari h terhadap y maka transformasi

Laplacenya adalah .0 . ˆ ( ) ( ) (0). sy d e h y dy sh s h dy

(2.9)

Lihat lampiran 1 sub 1.4.

Misalkan konvolusi dari fungsi h dan 1 h2 adalah h1 h2 = h didefinisikan sebagai 1 2 0 . ( ) ( ) ( ) , h x h y h x y dy

(7)

maka transformasi Laplace dari h adalah

1 2

ˆ( ) ˆ( ) ( ).ˆ

h s h s h s

(2.10) Lihat lampiran 1 sub 1.5.

Misalkan H dan h berturut-turut adalah fungsi sebaran dan fungsi kepekatan peluang dari peubah acak X yang kontinu dengan H(0) = 0, maka

ˆ E[ sX] ( ).

e h s

(2.11) Lihat lampiran 1 sub 1.6.

2.5 Deret Maclaurin

Definisi 2.14 Deret Maclaurin

Deret Maclaurin dari suatu fungsi f(z) ditulis sebagai

( ) f z = (1) (2) (3) ( ) 2 3 (0) (0) (0) (0) (0) ... ... 1! 2! 3! ! k k f f f f f z z z z k

= ( ) 0 (0) . ! k k k f z k

Dengan f(0)( )z = ( )f z dan f( )k ( )z adalah turunan ke-k dari ( ).f z

Stewart (2003)

Beberapa deret Maclaurin yang digunakan dalam pembahasan pada bab III adalah: (i) ez = 2 3 1 ... 1! 2! 3! z z z = 0 . ! k k z k

(ii) exp 1 z = 1 2 3 1 ... 1! 2! 3! z z z = 0 . ! k k z k

(iii) 1 1 az = 2 2 3 3 1 az a z a z ...

= 0 . k k k a z

(iv) 1 1 a z = 1 az 1 a z2 2 a z3 3 ... = 0 . k k k a z

(8)

2.6 Formula Invers Kompleks Definisi 2.15 Fungsi analitik

Misal U C, C adalah sistem bilangan kompleks dan fungsi f U: C. Jika ( )f z dengan z U turunannya ada, maka f disebut fungsi analitik pada U.

Marsden (1973)

Definisi 2.16 Singularitas

Misal ( ,z R R0 1, 2) { |z R1 z z0 R2} dan ( , 0,z0 R2) B z R( , ) {0}.0

Fungsi f dikatakan mempunyai singularitas di z0 jika ada R 0 sedemikian hingga f fungsi analitik pada ( , 0, ).z0 R Singularitas dikatakan terhapuskan jika

0

n

z untuk semua n 0.

Marsden (1973)

Definisi 2.17 Residu

Misalkan f fungsi analitik yang mempunyai sebuah singularitas di z0, maka f dapat ditulis dalam ekspansi Laurent sebagai

( ) f z = 2 1 0 1 0 2 0 0 ... ... ( ) ( ) b b a a z z z z z z dan 1

b disebut sebagai residu dari f di z0.

Marsden (1973)

Definisi 2.18 Formula invers kompleks

Misalkan fungsi rasional f z( ) g z( ) / ( )h z adalah transformasi Laplace dari f t( ) dan singularitas C dari ( )f z adalah solusi dari ( )h z 0, maka invers laplace dari f z adalah ( )

( )

f t = Residu dari e f zzt ( ) di setiap titik singularitas C .

Marsden (1973) Misalkan g z( ) dan ( )h z mempunyai singularitas di z0, maka residu dari fungsi

rasional f z = ( )( ) g z / ( )h z adalah 0 0 ( ) , '( ) g z h z dengan g z( )0 0, h z( )0 0 dan 0 '( ) 0 h z .

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan bisa diambil penulis berdasarkan dari konsep pengambilan keputusan dari Lovell adalah keputusan Jepang yang melakukan investasi dalam proyek PLTU Batang tidak bisa

Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah di Unpad kampus Jatinangor meskipun bahasa pertamanya bukan bahasa Sunda mulai menggunakan

Kartu Rencana Studi (KRS) adalah kartu yang diberikan kepada mahasiswa setiap semester setelah mahasiswa melakukan pendaftaran ulang yang berfungsi sebagai identitas mengikuti

Analisis sidik raga m pengaruh olah tanah terhadap perubahan sifat fisika berat volume tanah lahan kering berpasir dapat dilihat pada Tabel La mp iran 8. Rata-rata

Berikut ini adalah hasil penelitian variasi musiman dan kuantitas produksi serasah dari jenis dominan hutan pegunungan rendah di Taman Nasional Gunung Halimun.. Tujuan penelitian

dikontrol antar periode waktu per-tahun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan, maka dari hasil tersebut manajer

Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993 : 2) yang mengatakan bahwa kosakata merupakan suatu elemen penting yang harus dikuasai dalam menunjang ketemapilan berbahasa, karena

Secara umum, kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Muhammadiyah 1 Bantul telah berjalan lancar sesuai rencana meskipun ada beberapa yang sedikit tidak