• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GENITIV DALAM ROMAN CAFÉ SARATOGA KARYA SCHWERDTFEGER Wily Damayyati, Putrasulung Baginda, Hafdarani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS GENITIV DALAM ROMAN CAFÉ SARATOGA KARYA SCHWERDTFEGER Wily Damayyati, Putrasulung Baginda, Hafdarani."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GENITIV DALAM ROMAN CAFÉ SARATOGA KARYA SCHWERDTFEGER

Wily Damayyati, Putrasulung Baginda, Hafdarani.

Abstraksi

Dalam bahasa Jerman terdapat Genitiv. Genitiv adalah salah satu dari empat kasus. Genitiv dapat muncul karena adanya beberapa verba, ajektiva dan preposisi. Pada umumnya Genitiv dibutuhkan sebagai atribut bagi nomina (Genitivattribut). Genitivattribut merupakan salah satu jenis Genitiv yang paling sering digunakan dalam kalimat bahasa Jerman. Memahami Genitivattribut tidaklah mudah, karena jenis-jenis Genitivattribut dibedakan berdasarkan makna semantik. Secara semantik Genitivattribut terbagi atas Genetivus possessivus, Genetivus subiectivus, Genetivus obiectivus dan Genitivus explikativus. Berdasarkan alasan tersebut masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Genitivattribut dalam roman Café Saratoga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui jenis-jenis Genitivattribut dalam roman Café Saratoga, dan (2) mendeskripsikan makna dari jenis-jenis Genitivattribut dalam roman Café Saratoga. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode deskriptif analitis. Melalui metode ini data dikumpulkan, diidentifikasi, dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam roman ini terdapat 122 Genitivattribut. Berdasarkan makna dari Genitivattribut terdapat 94 Genetivus possessivus yang menunjukkan pemilik bagi sebuah nomina, 20 Genetivus obiectivus yang memiliki peran sebagai objek bagi sebuah nomina, 6 Genetivus subiectivus yang memiliki peran sebagai subjek bagi sebuah nomina dan hanya terdapat 2 Genitivus explikativus yang diterangkan nomina secara lebih jelas.

Kata Kunci: Genitiv, Genitivattribut.

Pendahuluan

Setiap bahasa di seluruh negara pasti memiliki aturan tata bahasa masing-masing, begitu pula bahasa Jerman. Di dalam bahasa Jerman aturan ini disebut Grammatik. Grammatik selalu digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman, salah satunya pada kelas kata. Sebagaimana kita ketahui dan berdasarkan pendapat beberapa para ahli bahasa Jerman, kelas kata dibedakan menjadi sembilan jenis, diantaranya adalah verba, nomina, ajektiva, artikel, pronomina, adverbia, preposisi, konjungsi dan interjeksi.

(2)

Salah satu jenis kata yang selalu ada dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah Nomen (kata benda). Nomen atau nomina memiliki ciri penulisan yang khas yaitu selalu ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertamanya meskipun kata benda tersebut terletak di tengah - tengah atau akhir kalimat. Dalam bahasa Jerman setiap nomina pasti memiliki Artikel atau kata sandang tersendiri yang terbagi dalam tiga jender (Maskulin, Feminin, dan Neutral). Nomina dapat berada dalam empat kasus di antaranya nominatif, akusatif, genitif dan datif.

Dalam setiap kasusnya, nomina tampil hampir selalu berkorelasi dengan Artikel. Melalui Artikel ini kita dapat membedakan kasus nomina tersebut. Salah satu kasus yang dapat dibedakan dengan cukup jelas adalah nomina dalam kasus genitif. Namun, meskipun dapat dibedakan dengan cukup jelas, pembelajar terkadang bingung dalam menentukan jenis dari genitif tersebut. Genitif merupakan salah satu kasus pada nomina yang dapat berkorelasi dengan beberapa jenis kata pada (Wortarten) atau kelas kata. Salah satu jenis kata yang dapat bekorelasi dengan genitif adalah nomina. Menurut ilmu arti kata dan berdasarkan pendapat beberapa para ahli, genitif yang berkorelasi dengan nomina terbagi atas beberapa jenis. Berdasarkan jenisnya yang cukup beragam, maka genitif yang berkorelasi dengan nomina memiliki makna yang beragam pula. Salah satu makna genitif pada nomina adalah menunjukkan kepemilikkan, hal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut:

(1) Das Ferienhaus eines Freundes. Itu rumah liburan satu teman. ‘Rumah liburan seorang teman’.

Dalam contoh (1) terdapat bentuk genitif ‘Freundes’ yang berasal dari kata ‘Freund’. Kata ‘Freund’ mendapat akhiran -es, dikarenakan berdasarkan unsur pembentuknya ‘Freund’ memilik satu suku kata. Oleh karena itu, kata ‘Freund’ mendapatkan tambahan akhiran -es dalam kasus genitif. Genitif ‘Freundes’ berfungsi sebagai atribut yang menerangkan nomina ‘Ferienhaus’.

Pada contoh (1) genitif berkorelasi dengan artikel indefinit, artikel indefinit tersebut memiliki Genus Singular maskulin dan berada pada kasus genitif, sehingga berartikel (eines). Berdasarkan ilmu arti kata dapat terlihat

(3)

makna genitif pada contoh (1) menunjukkan kepemilikkan. Hal tersebut dikarenakan suatu benda memiliki benda lain. Selain menunjukkan kepemilikkan genitif juga bisa berperan sebagai subjek bagi suatu nomina. Salah satu contoh genitif yang berkorelasi dengan nomina dan berperan sebagai subjek adalah:

(2) Der Tanz der Kinder. Itu Tarian itu Anak-anak. ‘Tarian anak-anak’.

Dalam contoh (2) terdapat bentuk genitif ‘Kinder’ yang berfungsi sebagai atribut yang menerangkan nomina ‘Tanz’. Pada contoh (2) genitif ‘Kinder’ berkorelasi dengan artikel definit feminin ‘der’, artikel definit ‘der’ tersebut berasal dari bentuk Plural ‘die’ yang mengalami fleksi menjadi ‘der’ karena berada pada kasus genitif .

Genitif dalam frase nomina ini menunjukkan perannya sebagai subjek. Hal tersebut dapat terlihat jika frase nomina di atas diubah bentuknya menjadi kalimat “Die Kinder tanzen”. Dalam kalimat “Die Kinder tanzen”, die Kinder berperan sebagai subjek karena die Kinder yang melakukan pekerjaan yakni ‘tanzen’. Dikarenakan genitif pada contoh (2) dapat diubah menjadi subjek dan kata yang diacunya yakni nomina dapat diubah ke dalam sebuah verba, maka genitif pada contoh (2) merupakan salah satu jenis Genetivus subiectivus.

Dari dua contoh yang telah dipaparkan, dapat dilihat tipe genitif pada nomina yang berbeda sesuai dengan maknanya. Nomina dalam bentuk genitif atau Genitivattribut biasa digunakan dalam setiap keterampilan berbahasa yakni, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Namun demikian keberadaan Genitivattribut cukup sering ditemukan dalam teks, hal tersebut terkadang membingungkan para pembelajar dalam memahami isi teks karena pembelajar harus mengetahui dengan jelas maksud dari penggunaan Genitivattribut yang terdapat dalam teks. Berdasarkan jenis Genitivattribut yang cukup beragam sesuai dengan makna dan tata kalimatnya dan agar lebih memahami genitif maka penulis tertarik untuk meneliti genitif yang berkorelasi dengan nomina yang diduga belum pernah dilakukan di Program Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia.

(4)

Kajian Pustaka 1. Nomina

Nomina dalam bahasa Jerman dikenal juga sebagai Substantive atau dalam proses pembelajaran bahasa Jerman kita sering menyebutnya dengan kata benda. Kata benda atau nomina merupakan salah satu jenis kata yang keberadaannya selalu ada dalam suatu kalimat. Keberadaan kata benda dapat dilihat secara jelas dengan melihat bentuknya karena setiap awal penulisan kata benda selalu dituliskan dengan huruf kapital. Hamm, Dora et al. (2005: 89) mengemukakan bahwa:

Im alltäglichen Sprachgebrauch nennt man Substantive auch Hauptwörter, Nennwörter, Namen, oder Dingwörter. Doch bezeichnen Substantive nicht nur Dinge oder nur Namen, sondern beides, und umfassen darüber hinaus abstrakte Begriffe, Substantivierungen (Nominalisierungen) anderer Wortarten und anderes mehr.

Dapat dikatakan, ‘Dalam bahasa sehari-hari orang menyebut Nomen sebagai kata benda. Nomen tidak hanya menunjukkan benda atau nama tetapi dapat menunjukkan keduanya serta dapat menunjukkan sesesuatu yang bersifat abstrak, perubahan kata benda dari jenis kata lain dan masih banyak lainnya’. Pendapat ahli di atas yang mengungkapkan bahwa kata benda dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kata benda yang bersifat kongkrit dan abstrak diperkuat oleh pendapat Kürschner (1997:153) yang menyatakan bahwa:

Substantive sind deklinierbar Wörter, die Gegenständliches oder Nichtgegenständliches bezeichnen, Gegenständliches wie zum Beispiel Stein (KONKRETUM), Nichtgegenständliches wie zum Beispiel Erziehung (ABSTRAKTUM).

Dapat dikatakan nomina adalah kata yang dapat terdeklinasikan, kata-kata tersebut menunjukkan sesuatu yang kongkrit atau tidak, kongkrit seperti Batu, abstrak seperti Pendidikan.

Pendapat yang agak berbeda dari dua pendapat ahli diatas yang mengungkapkan bahwa kata benda terbagi menjadi dua jenis yaitu kata benda yang bersifat kongkrit dan abstrak datang dari Engel. Engel (2009:270)

(5)

menjelaskan pengertian nomina dengan sudut pandang lain, ia mengungkapkan bahwa:

Nomina sind genuskonstante Wörter. Damit ist gesagt: Jedes Nomen hat genau ein Genus. Da das Deustche über insgesamt drei Genera verfügt (Maskulinum, Femininum, Neutrum), hat jedes Nomen eines der drei Genera.

Dalam bahasa Indonesia kutipan di atas memiliki makna sebagai berikut, ‘Kata benda ialah kata - kata yang berjender tetap, dengan demikian dapat dikatakan: Setiap kata benda pasti memiliki satu jenis jender karena bahasa Jerman secara keseluruhan memiliki tiga jenis jender (maskulin, feminin, netral), setiap kata benda memiliki satu dari tiga jenis jender’. Pendapat Engel tersebut menjabarkan pengertian nomina berdasarkan ciri yang nomina miliki yaitu setiap nomina pasti memiliki satu jenis jender.

Berdasarkan uraian kutipan - kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kata benda atau nomina ialah kata - kata yang memiliki jender yang tetap sesuai dengan karakter tata bahasa yang berarti benda kongkrit atau abstrak.

2. Kasus

Setiap nomina pasti tampil dalam berbagai kasus, sebagaimana kita ketahui bahwa nomina memiliki empat jenis kasus yang berbeda yakni nominatif, genitif, datif dan akusatif. Dalam setiap kasusnya nomina memiliki ciri khusus dan biasanya dapat dibedakan dari kata sandang atau artikel yang ia miliki.

Teori mengenai kasus dipaparkan oleh Hentschel dan Weydt (2003:167) yang mengungkapkan bahwa “Das deutsche Substantiv kann vier verschiedene Kasus bilden. In der Reihenfolge der traditionellen Grammatik sind dies: Nominativ, Genetiv, Dativ und Akkusativ”. Dapat dimaknai bahwa nomina dapat membentuk empat kasus yang berbeda. Dalam urutan tata bahasa tradisional, diantaranya adalah nominatif, genitif, datif dan akusatif.

Senada dengan Hentschel dan Weydt yang pada intinya membagi kasus pada nomina dan pronomina menjadi empat kasus yakni nominatif, genitif, datif dan akusatif , Neubold (2008:21) menjelaskan bahwa:

(6)

Das Substantiv steht im Satz in Beziehung zu anderen Wӧrtern. Diese Beziehung wird durch die vier Kasus ausgedrückt, die das Substantiv und den dazugehӧrigen Artikel verändern. Das nennt man die Deklination des Substantivs.

Dapat dikatakan bahwa, ‘Nomina berhubungan erat dengan kata-kata lain dalam kalimat. Hubungan ini dinyatakan oleh empat kasus yang mengubah nomina serta artikelnya. Hal ini disebut deklinasi’. Neubold (2008:21), menjelaskan bahwa kasus dikenal dengan bantuan kata tanya berikut:

Tabel 1

Deklination des Fragepronomens

Nominatif Wer? (untuk orang) atau Was? (untuk benda) Akusatif Wen? (untuk orang) atau Was? (untuk benda)

Datif Wem?

Genitif Wessen?

Contoh dalam kalimat:

Der Inspektor des Kommissariats hat den Dieb dem Gericht übergeben. 1) Wer hat den Dieb dem Gericht übergeben? der Inspektor.

(nominatif)

2) Wen hat der Inspektor dem Gericht übergeben? den Dieb. (akusatif)

3) Wem wurde der Dieb übergeben?dem Gericht. (datif)

4) Wessen Inspektor war das? der Inspektor des Kommisariats. (genitif)

3. Pengertian Artikel

Artikel atau kata sandang biasanya berkorelasi dengan nomina. Dengan keberadaan artikel maka kita dapat mengetahui nomina tersebut berada dalam kasus tertentu. Dikatakan Neubold (2008:8): ”Artikel stehen vor dem Substantiv. Sie haben die Funktion eines Begleiters. Es gibt folgende Artikel: Bestimmte

(7)

Artikel, Unbestimmte Artikel, Negationsartikel”. Dapat dikatakan, ‘Artikel berada di depan nomina dan berfungsi sebagai penyerta. Terdapat beberapa jenis artikel, artikel definit, artikel indefinit, artikel ingkar’.

Tabel 2 Bestimmte Artikel Tabel 3 Unbestimmte Artikel - Singular Plural M F N M/F/N

Nominativ der die das die

Akkusativ den die das die

Dativ dem der dem den

Genitiv des der des der

- Singular Plural

M F N Ohne

Artikel

Nominativ ein eine ein -

Akkusativ einen eine ein -

Dativ einem einer einem -

(8)

Tabel 4 Negationsartikel

4. Pengertian Genitif

Genitif biasanya berkorelasi dengan nomina yang menunjukkan hubungan kepemilikkan, genitif juga dapat berperan sebagai subjek, objek, juga dapat berkorelasi dengan jenis kata lain.

Genitif adalah kasus asal atau kasus kedua. Pernyataan tersebut dipaparkan oleh Stetter (2006:362). Pernyataan lain mengenai pengertian dari genitif dikemukakan oleh Hentschel dan Weydt (2003:171) yang menjelaskan bahwa “Der Genitiv, nach der Reihenfolge der traditionellen Kasus. Auch als Fall oder, nach der Erfragbarkeit, auch als Wesfall bezeichnet wird mit wessen erfragt”. Dapat dikatakan genitif adalah kasus yang muncul karena adanya kata tanya wessen. Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa genitif adalah salah satu dari empat kasus yang terdapat pada nomina dan salah satu ciri nya adalah muncul karena adanya kata tanya wessen ‘milik siapa’.

5. Jenis-jenis Genitif

Telah disebutkan sebelumnya bahwa genitif merupakan suatu kasus pada nomina yang keberadaannya disebabkan karena adanya jenis kata lain yang membutuhkan kehadiran genitif. Griesbach und Schulz (1960:185-186) membagi genitif ke dalam beberapa kriteria:

- Singular Plural

M/F/N

M F N

Nominativ kein keine kein(e)s keine Akkusativ keinen keine kein(e)s keine Dativ keinem keiner keinem keinen Genitiv keines keiner keines keiner

(9)

a. Genitivobjekt

Terdapat beberapa verba yang berkorelasi dengan genitif. Genitif jenis ini biasa disebut Genitivobjekt. Verba yang berkorelasi dengan genitif ini berasal dari verba yang berhubungan dengan bidang hukum seperti anklagen, berauben, beschuldigen, bezichtigen, entbinden, entheben, entledigen, entsetzen, überführen, versichern, würdigen, und zeihen.

Contoh penggunaan dalam kalimat : Der Mann wurde des Diebstahls angeklagt. b. Adjektiv mit dem Genitiv

Terdapat beberapa kata sifat yang berkorelasi dengan genitif , seperti fähig, überdrüssig, verdächtig, würdig dan sebagainya. Salah satu contoh dalam kalimat adalah:

Contoh : Sie war dieser Tat nicht fähig.

c. Genitiv als Adverbialfall in Prädikatsergänzung und Freien Angaben. Genitif jenis ini memilik beberapa bentuk contoh, salah satunya adalah: Contoh : Eines Tages besuchte mich mein Freund.

d. Präposition mit dem Genitiv

Terdapat beberapa preposisi yang berkorelasi dengan genitif, seperti trotz, wegen, während dan lain sebagainya. Salah satu contoh dalam kalimat adalah: Contoh : Wegen seiner langen Krankheit konnte er noch kein Examen machen.

e. Genitivattribut

Terdapat beberapa contoh genitif yang berkorelasi dengan nomina dan memiliki tipe berbeda sesuai makna dan tata kalimatnya.

Contoh :

1) Das Haus meines Vaters (possesiver genitiv atau gentif kepemilikkan). 2) Der Tanz der Kinder  die Kinder tanzen (genitif yang berperan sebagai

subjek)

3) Die Beantwortung des Briefes  Man beantwortet den Brief ( genitif yang berperan sebagai objek)

(10)

6. Pembentukan Genitif

Seperti kita ketahui bahwa genitif memiliki ciri yang khusus, yakni memiliki akhiran -s atau -es bahkan tanpa akhiran. Neubold (2008:23) mengemukakan, dalam kasus genitif, nomina dapat dideklinasikan dengan beberapa akhiran, yang dikelompokan menjadi beberapa kriteria diantaranya adalah:

a. Keine Endung, (tanpa akhiran): Contoh: Das ist der Ring der Frau. b. Endung -es, (akhiran -es):

Contoh: Am Ende des Tages schmeckt ein gutes Glas Wein. c. Endung -s, (akhiran -s):

Contoh: Der Gerucht des Kaffees macht Appetit. d. Endung -(e)n, (akhiran-(e)n):

Contoh: Die Hӧhle des Bären ist im Wald, der Arzt sagt: Die Eltern meines Patienten waren nicht bei der Operation da.

Nomina maskulin dan netral hampir selalu di deklinasikan dengan akhiran -s ataupun -e-s (Hering, 2002; Grie-sbach;1960) menunjukkan beberapa contoh penambahan akhiran -s dan -es dalam kasus Genitiv Singular maskulin dan neutral diantaranya adalah:

a. Akhiran -s:

Contoh: Vaters, Fahrers

Akhiran -s berada pada nomina yang memiliki dua suku kata atau lebih.

Beberapa nomina, yang memilik akhiran -e, selain mendapatkan akhiran -n, juga mendapatkan akhiran -s. Contoh: der Buchstabe, des Buchstabens- der Drache, des Drachens- der Friede, des Friedens- der Funke, des Funkens, der Gedanke, des Gedankens- der Glaube, des Glaubens- der Haufe, des Haufens- der Name, des Namens- der Same, des Samens- der Wille, des Willens.

b. Akhiran -es:

(11)

Akhiran -es sering berada pada nomina yang memiliki satu suku kata. Akan tetapi tidak semua nomina yang memiliki satu suku kata memiliki akhiran -es pada genitif, contohnya; der Lärm, des Lärms- der Schrim, des Schirms- der Film, des Films- das Pech, des Pechs usw.

• Akhiran -es berada pada nomina yang berakhiran -s, -ss, -β, -tsch, -x, -z, tz. Contoh : Prozesses, Reflexes

• Akhiran -es berada pada nomina yang memiliki akhiran -nis: dengan dua kali s. Contoh : Zeugnisses, Ergebnisses

7. Pengertian Atribut

Helbig dan Buscha (2001:492) menyatakan bahwa: “...Das attribut ist kein selbstständiges Stellungsglied, sondern immer nur Gliedteil.” Dapat dikatakan bahwa, ‘Atribut bukanlah bagian kata yang dapat berdiri sendiri, melainkan hanya bagian dari suatu bagian kalimat’. Dalam bahasa Jerman kategori atau kasus pada atribut dibedakan menjadi beberapa tipe atau jenis. Jude (1961:223) mengungkapkan bahwa atribut terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah: a. Ein Adjektiv (adjektivisches Attribut)

b. Ein Substantiv im Genitiv (Genitivattribut)

c. Ein Substantiv mit Präposition (präpositionales Attribut) d. Ein Adverb (adverbiales Attribut)

e. Ein Infinitiv mit zu (verbales Attribut)

f. Ein Substantiv im gleichen Kasus (Beisatz oder Apposition)

Pendapat diatas yang membagi atribut menjadi enam jenis didukung dan diperkuat oleh Musan (2009:66) yang menambahkan beberapa jenis atribut sesuai dengan kategori atau kasusnya. Musan menyatakan bahwa: “...Die Untertypen von Attributen werden danach unterschieden, durch welche Kategorien oder Kasus sie realisiert werden.” Dapat dikatakan, ‘Jenis dari atribut dibedakan melalui kategori atau kasus atribut tersebut’. Kategori tersebut diantaranya adalah:

a. Adjektivattribut

(12)

b. Adverbattribut

Contoh: Die Ampel dort ist kaputt. c. Präpositionalattribut

Contoh: Die buche neben der Hecke war alt. d. Genitivattribut

Contoh: Die Schwafelei des Kӧnigs war unerträglich. e. Akkusativattribut

Contoh: Die Sitzung diesen Mittwoch wird konstruktiv. f. Dativattribut (umgangssprachlich)

Contoh: Dem Hans sein Haus hat ein kaputtes Dach. g. Infinitivkonstruktion als Attribut

Contoh: Die Aufgabe, für Frieden zu sorgen, war anspruchsvoll. h. Relativsatz

Contoh: Das Problem, das schwierig war, wurde gelӧst. 8. Genitivattribut

Genitivattribut merupakan salah satu jenis Attribut pada nomina dalam kasus genitif. Engel (2009:294) menyatakan bahwa: “...Semantisch gliedern sich die Genitivattribute in Genitivus possessivus einschlieβlich des Genitivus partitivus, Genitivus subiectivus, Genitivus obiectivus, Genitivus explicativus”. Dapat dikatakan, ‘Menurut ilmu arti kata Genitivattribute terbagi atas Genitivus possessivus, termasuk Genitivus partitivus, Genitivus subiectivus, Genitivus obiectivus, Genitivus explicativus’.

1) Genitivus possessivus pada umumnya menunjukkan hubungan kepemilikkan. Contoh: das Fahrrad des Kommissars

2) Genitivus subiectivus, genitif pada kriteria ini berperan sebagai subjek.

Contoh: die Entscheidung Gisela Keplers Gisela Kepler hat etwas entschieden.

3) Genitivus obiectivus, genitif pada kriteria ini berperan sebagai objek.

Contoh: die Verhaftung des Geschäftsführers Man hat den Geschäftsführer verhaftet.

(13)

4) Genitivus explicativus, genitif pada kriteria ini bersifat menerangkan atau menjelaskan.

Contoh: das Problem des Primärspracherwerbs der Primärspracherwerb ist ein Problem.

Pernyataan Engel yang membagi Genitivattribut menjadi empat bagian berdasarkan ilmu arti kata diperkuat dan ditambahkan oleh Hentschel dan Weydt (2003:172) yang menyatakan: “Genitivattribut kӧnnen possessive, subjektiv, objektiv, partitiv, explikativ oder qualitativ sein.” Dapat dikatakan, ‘Genitivattribut dapat berupa kepemilikkan, subjek, objek, bagian, pengertian atau ciri’.

Kedua pendapat ahli diatas memang saling menguatkan, hanya saja Hentschel dan Weydt memisahkan antara Genitivus possessivus dan Genitivus partitivus dan menambahkan Genetivus qualitatis dalam penjelasannya.

Hentschel dan Weydt (2003:172) membagi Genitivattribut menjadi enam kriteria sesuai dengan arti dan tata kalimatnya.

a. Genetivus possessivus, genitif yang menunjukkan kepunyaan. Contoh : die Höhle des Löwen

b. Genetivus obiectivus (lat. Objektsgenitiv), genitif yang berperan sebagai objek. Contoh : die Besichtigung des Museums

c. Genetivus subiectivus (lat. Subjektsgenitiv), genitif yang berperan sebagai subjek.

Contoh : das Geschrei der Kinder

d. Genetivus partitivus (lat. Teilungs-Genitiv), genitif yang menunjukkan bagian dari suatu benda.

Contoh : der Gröβte Teil der Beute

e. Genetivus qualitatis (lat. Genetiv der Eigenschaft), genitif yang menunjukkan ciri atau sifat suatu benda.

Contoh : Bücher verschiedenster Art

f. Genetivus explicativus (lat. Definitionsgenetiv), genitif yang bersifat menerangkan atau menjelaskan.

(14)

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini merupakan metode yang berfungsi menjelaskan masalah yang diteliti, dengan menempuh tahapan-tahapan seperti mengumpulkan data yang menggambarkan atau memaparkan apa adanya dari hasil penelitian kemudian disusun dan dituangkan dalam bentuk tulisan, ditafsirkan, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Objek yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah roman “Café Saratoga” karya Schwerdtfeger yang terdiri atas 287 halaman. Teknik penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian.

Analisis Genitivattribut

1. Analisis Jenis- jenis Genitivattribut

Berikut adalah hasil analisis berdasarkan teori Engel tentang jenis-jenis Genitivattribut sesuai maknanya yang terdapat dalam roman “Café Saratoga ” karya Schwerdtfeger.

Tabel 5

Genetivus possesivus, Genetivus subiectivus, Genetivus obiectivus, dan Genetivus explicativus.

No Genitivattribut Frekuensi Persen

1 Genetivus possesivus 94 77%

2 Genetivus subiectivus 6 5%

3 Genetivus obiectivus 20 16,4%

4 Genetivus explicativus 2 1,6%

Jumlah 122 100%

Genetivus possesivus memiliki jumlah 94 atau (77%) yang memiliki makna kepemilikkan, Genitivattribut jenis ini digunakan untuk menggambarkan pemilik dari kata yang diacunya yakni nomina.

Genetivus subiectivus memiliki jumlah enam atau (5%). Genitivattribut ini memiliki ciri dapat diubah menjadi subjek, dan kata yang diacunya atau kata yang

(15)

berkorelasi dengan Genitivattribut ini yakni nomina dapat diubah ke dalam bentuk sebuah verba atau sebuah ajektif predikatif.

Genetivus obiectivus memiliki jumlah 20 atau (16,4%). Genitivattribut ini memiliki ciri dapat diubah menjadi objek, dan kata yang diacunya atau kata yang berkorelasi dengan Genitivattribut ini yakni nomina dapat diubah ke dalam bentuk sebuah verba.

Genetivus explicativus berjumlah dua atau (1,6%). Genitivattribut ini dijelaskan kata yang diacunya.

2. Analisis Makna Jenis-jenis Genitivattribut dalam Roman Café Saratoga a. Genetivus possesivus

Contoh :

“Ich wäre eine schlechte heimliche Geliebte eines verheirateten Mannes”.

• eine schlechte heimliche Geliebte eines verheirateten Mannes  ein verheirateter Mann hat eine schlechte heimliche Geliebte.

Dalam contoh terdapat genitif ‘Mannes’ yang berasal dari kata ‘Mann’. Kata ‘Mann’ mendapat akhiran -es karena berdasarkan unsur pembentuknya ‘Mann’ memilik satu suku kata Oleh karena itu, kata ‘Mann’ mendapatkan tambahan akhiran -es dalam kasus genitif. Genitif ‘Mannes’ berfungsi sebagai atribut pada nomina ‘Geliebte’.

Pada contoh di atas genitif berkorelasi dengan artikel indefinit, artikel indefinit tersebut memiliki Genus Singular maskulin dan berada pada kasus genitif, sehingga berartikel (eines). Berdasarkan semantis dapat terlihat makna genitif pada contoh diatas menunjukkan kepemilikkan. Genitif ini menunjukkan kepemilikkan karena suatu benda memiliki benda lain. Dalam contoh ini dapat dilihat bahwa ein verheirateter Mann memiliki eine schlechte heimliche Geliebte. b. Genetivus subiectivus

Contoh :

Wir sollten nur auf das Strudeln des Meeres hӧren das Geschrei der Mӧwen, die in den roten Hängen nisteten.

(16)

• das Geschrei der Mӧwen die Mӧwen schreien.

Dalam contoh di atas terdapat genitif ‘Mӧwen’ yang berfungsi sebagai atribut pada nomina ‘Geschrei’. Contoh ini memiliki genitif yang berkorelasi dengan artikel definit, artikel definit tersebut berbentuk Plural dan berada pada kasus genitif, sehingga berartikel (der).

Genitif pada contoh ini menunjukkan perannya sebagai subjek, karena pada frasa nomina ‘das Geschrei der Mӧwen’, dapat dipahami bahwa die Mӧwen berperan sebagai subjek yang melakukan pekerjaan yakni schreien. Dikarenakan genitif pada contoh ini dapat diubah menjadi subjek dan kata benda yang diacunya ‘Geschrei’ dapat diubah menjadi kata kerja yakni ‘schreien’ maka genitif pada contoh ini merupakan salah satu jenis Genetivus subiectivus.

c. Genetivus obiectivus Contoh :

Es klang wie die Auflӧsung eines Rätsels, das ich nicht kannte. • die Auflӧsung eines Rätsels Man lӧst ein Rätsel auf.

Dalam contoh di atas terdapat genitif ‘Rätsels’ yang berasal dari kata ‘Rätsel’. Genitif ‘Rätsels’ berfungsi sebagai atribut pada nomina ‘Auflӧsung’.

Pada contoh ini genitif berkorelasi dengan artikel indefinit, artikel indefinit tersebut memiliki Genus Singular neutral dan berada pada kasus genitif, sehingga berartikel (eines), selain itu pada kata ‘Rätsel’ terdapat tambahan akhiran -s, hal tersebut dikarenakan ‘Rätsel’ memiliki dua suku kata sehingga berdasarkan unsur pembentukanya, kata ‘Rätsel’ disisipi akhiran -s.

Genitif pada contoh ini terdapat pada frase nomina die Auflӧsung eines Rätsels, genitif ini memiliki peran sebagai objek, hal ini dikarenakan ‘Rätsel’ tidak dapat melakukan pekerjaan yakni auflӧsen. Maka dari itu diperlukan subjek untuk melakukan pekerjaan tersebut yakni ‘Man lӧst ein Rätsel auf’. Dikarenakan genitif pada contoh di atas dapat diubah menjadi objek akusatif dan nomina yang berhubungan dengan genitif tersebut dapat diubah ke dalam sebuah verba, maka genitif pada contoh ini merupakan salah satu jenis Genetivus obiectivus.

(17)

d. Genetivus explikativus Contoh :

Auf Hel hätte das Licht der Sterne bei so klarem Himmel in den Augen weh getan, aber hier konnte ich direkt hineinschauen.

• das Licht der Sterne die Sterne sind ein Licht.

Dalam contoh di atas terdapat genitif ‘Sterne’ yang berfungsi sebagai atribut pada nomina ‘Licht’. Pada contoh ini, genitif berkorelasi dengan artikel definit, artikel definit tersebut berbentuk Plural sehingga pada kasus genitif berubah menjadi (der). Genitif pada tipe ini merupakan genitif yang bersifat diterangkan kata yang diacunya, yakni nomina.

Genitif pada contoh ini merupakan genitif yang bersifat diterangkan kata yang diacunya, yakni nomina. Karena pada contoh ini die Sterne adalah das Licht. Berdasarkan penjelasan tersebut tersebut, genitif pada contoh ini merupakan contoh Genetivus explikativus.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat banyak Genitivattribut yang ditemukan dalam roman Café Saratoga karya Schwerdtfeger. Dalam roman ini penulis menemukan 122 jenis Genitivattribut, jumlah Genitivattribut tersebut dihitung tanpa pengulangan jenis Genitivattribut yang sama. Bertolak dari kajian teori yang telah dipaparkan pada bab II, terdapat empat jenis Genitivattribut yang digolongkan menurut Engel.

Dalam roman Café Saratoga penulis menemukan semua jenis Genitivattribut yang menjadi kajian dalam penlitian ini. Hanya jumlah dari masing-masing jenisnya yang berbeda-beda. Dari keseluruhan Genitivattribut yang ditemukan dalam roman Café Saratoga , Genetivus possesivus lah yang memiliki jumlah terbanyak dibandingkan dengan jenis Genitivattribut lainnya yakni sebanyak 94. Menurut pengamatan penulis, hal itu terjadi karena roman Café Saratoga yang menjadi objek dalam penelitian ini merupakan roman yang mengisahkan cerita mengenai cinta, keluarga dan juga persahabatan, sehingga di

(18)

dalam roman ini ditemukan banyak jenis Genetivus possesivus yang menggambarkan kepemilikkan dari suatu benda.

Genitivattribut lainnya memiliki kuantitas cukup banyak dalam roman Café Saratoga diantaranya adalah 20 Genetivus obiectivus, enam Genetivus subiectivus dan dua jenis Genetivus explicativus.

Simpulan

Pada bagian akhir tulisan ini dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban dari rumusan masalah pada bab I. Kesimpulan ini terbentuk berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai Genitivattribut dalam dalam roman “Café Saratoga”. Dalam roman “Café Saratoga” terdapat 122 jenis Genitivattribut. Genitivattribut ini terbagi menjadi beberapa jenis sesuai maknanya, yakni 94 Genetivus possesivus, 6 Genetivus subiectivus, 20 Genetivus obiectivus, dan 2 jenis Genetivus explicativus.

Saran

Untuk lebih memahami mengenai genitif, sebaiknya pembelajar mempelajari dahulu mengenai jenis-jenis genitif dan hal apa saja yang menyebabkan munculnya genitif. Karena genitif dapat berkorelasi dengan beberapa jenis kata. Untuk memahami genitif pembelajar dapat membaca buku-buku gramatik bahasa Jerman. Selain itu untuk menguasai genitif khususnya Genitivattribut secara tepat dan benar, serta menghindari kesulitan dan kesalahan dalam penggunnaan Genitivattribut, pembelajar dianjurkan untuk lebih sering mempelajari Genitivattribut dalam buku-buku gramatik bahasa Jerman dan mencoba untuk mengenali jenis dan makna Genitivattribut dalam karya sastra seperti roman, novel. Penulis menyarankan pembelajar (mahasiswa bahasa Jerman) untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai genitif dengan jenis yang berbeda, karena genitif dapat berkorelasi tidak hanya dengan nomina, melainkan dengan jenis kata lain seperti verba, ajektiva dan preposisi. Pembelajar juga disarankan untuk lebih aktif bertanya pada pengajar jika mengalami kesulitan dalam memahami Genitivattribut.

(19)

Daftar Pustaka

Engel, Ulrich. (2009). Deutsche Grammatik: Neubearbeitung. Trostberg: IUDICIUM Verlag GmbH.

Griesbach, Heinz und Schulz, Dora. (1960). Grammatik der deutschen Sprache. München: Max Hueber Verlag.

Hamm, D. et al. (2005). Deutsche Grammatik. Königswinter: Tandem Verlag. Helbig, G. dan Buscha, J. (2001). Deutsche Grammatik. Berlin und München:

Langenscheidt KG.

Hentschel, Elke undWeydt, Harald.(2003). Handbuch der deutschen Grammatik 3.Auflage. Berlin: Walter de Gruyter GmbH & Co. KG.

Hering. A. et al. (2002). Übungsgrammatik Deutsch als Fremdsprache. Ismaning: Max Hueber Verlag.

Jude, W. (1961). Deutsche Grammatik. Braunschweig: Georg Westermann Verlag.

Kürschner, W. (1997). Grammatisches Kompendium. Tübingen: A. Francke Verlag Tübingen und Basel.

Musan, R. (2009). Satzgliedanalyse. Heidelberg: Universitätsverlag Winter GmbH.

Neubold, Joachim. (2008). Grammatik kurz und bündig Deutsch. Stuttgart: PONS GmbH.

Stetter, C. (2006). Die aktuelle deutsche Rechtschreibung. Kӧln: Nauman & Gӧbel Verlagsgesellschaft mbH.

Gambar

Tabel 2  Bestimmte Artikel   Tabel 3  Unbestimmte Artikel         -  Singular  Plural M F N  M/F/N
Tabel 4  Negationsartikel

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek yang merupakan Sentra lukisan di Jelekong, Kabupaten Bandung, dengan variabel yang diteliti

Realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir Agustus 2018 sebesar Rp1.303,49 triliun, mencapai sekitar 58,70 persen dari pagu APBN, atau meningkat 8,78 persen jika

Demikianlah, gagasan sarjana hukum Romawi, yang sebenarnya merupakan cangkokan dari gagasan kedua dan ketiga tadi, dan dari satu teori politik tentang hukum sebagai perintah

Pertanyaan berikut ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada Anda tentang pekerjaan Anda saat ini, baik yang memuaskan Anda maupun yang tidak memuaskan Anda.. Oleh karena itu

1) Disiplin kerja berpengaruh signifikan kearah positif terhadap kepuasan kerja pada karyawan Indomobil Nissan-Datsun Solobaru. 2) Stres kerja berpengaruh signifikan kearah

 Kegagalan homeostasis cairan dapat terjadi oleh Kegagalan homeostasis cairan dapat terjadi oleh karena Patologi primer jaringan vaskuler tertentu karena Patologi primer

APLIKASI ENSIKLOPEDIA ALAM SEMESTA BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK ANAK-ANAK 8 Gambar 4.29 Tampilan Halaman Artikel. Gambar 4.30 Tampilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pupuk organik dan perbandingan pupuk organik dengan tanah serta interaksi keduanya, berpengaruh nyata terhadap pH tanah, C-organik