• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, putramd3112yahoo.co.id 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, putramd3112yahoo.co.id 2,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL

PEMBELAJARAN NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TEMA

SEJARAH PERADABAN INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS V

GUGUS KOMPYANG SUJANA TAHUN 2015/2016

I Kadek Puji Artha

1

, I Md Putra

2

, I.B Surya Manuaba

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : pujiartha99@gmail.com

1

, putramd3112yahoo.co.id

2

,

manuabasurya@yahoo.com

3

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 388 orang. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas Vb SD Negeri 8 Padangsambian sebagai kelompok eksperimen dan kelas Va SD Negeri 2 Padangsambian sebagai kelompok kontrol. Data hasil belajar IPS dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan ganda biasa. Kemudian data dianalisis dengan uji-t. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT dengan pembelajaran konvensional siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil thitung= 4,54 > ttabel (α = 0,05, 81) = 2,000. Demikian pula nilai Rerata hasil belajar IPS siswa kelompok eskperimen X = 65,58 > X = 53,60 rerata hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Pendekatan saintifik, NHT, Hasil belajar IPS

Abstrack

The aims of this research to investigating the differences of social science learning outcomes student, who studied with scientific approach based on cooperative learning model type numbered head together (NHT) and conventional learning model for the fifthth

grade students in SD Gugus Kompyang Sujana at academic year 2015/2016. This research is a quasi-experimental research design with the nonequivalent control group design. The population were all students of fifthth grade in SD Gugus Kompyang Sujana

at academic year 2015/2016 with total number of students 399. The sample of this research selected by using random sampling technique. The samples in this research are students of Vb class SD Negeri 8 Padangsambian as the experimental group and Va class SD Negeri 2 Padangsambian as the control group. Data of social science outcomes students collected by using instrument of multiple choises test. Based on the result it can be concluded that there is difference social science outcomes simultaneously of group students who taking Scientific Approach Based on Cooperative Learning Model Type Numbered Head Together (NHT) and those taking conventional learning model of fifthth

grade students in SD Gugus Kompyang Sujana academic year 2025/2016. Based on the results gained tcount = 4,45> ttable (α = 0,05, 81).= 2,000. And based on the analysis of mean,

(2)

social science outcomes of experimental group gained X = 65,58 > X = 53,60 comparing with control group. It can be concluded that taking Scientific Approach Based on Cooperative Learning Model Type Numbered Head Together (NHT) gave the positive effect on social science outcomes for students in fifthth grade in SD Gugus Kompyang

Sujana at academic year 2015/2016.

Keyword(s): scientific approach, NHT, social science learning outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pada pelaksanaan pembelajaran guru pada dasarnya harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran agar pembelajaran dapat memfasilitasi peserta didik dalam meraih tujuan pembelajaran. Salah satu mata pelajaran di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS memfokuskan kajiannya kepada hubungan sosial dan proses membantu pengembangan kemampuan dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui kajian ini ditujukan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut belum dapat terlaksana dengan maksimal karena ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan dalam pembelajaran IPS adalah kurangnya waktu untuk mendiskusikan materi sesuai dengan metode yang menarik, menantang, dan bervariasi. Hal tersebut berdampak pada kurang sabarnya guru untuk mengaplikasikan metode yang sudah direncanakan sehingga pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan oleh guru. Dalam proses pembelajaran ketika observasi terlihat bahwa guru masih memposisikan peserta didik untuk mengingat dan menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru, seolah-olah guru adalah sumber utama pengetahuan dimana pembelajaran berpusat pada guru saja.

Pada saat melakukan observasi tanggal 16 Desember 2015 di lima sekolah dasar yang ada di Gugus Kompyang

Sujana terdapat dokumen guru terkait hasil belajar siswa ditemukan bahwa hasil belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran IPS masih rendah, khususnya pada tema sejarah peradaban Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru mata pelajaran IPS, tema sejarah peradaban Indonesia menjadi momok bagi siswa karena siswa mengalami kesulitan untuk memahami sub tema sejarah kerajaan Islam di Indonesia. Siswa cenderung susah untuk memahami sejarah kerajaan Islam karena sebagian besar siswa beragama non muslim sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan awal tentang kerajaan Islam di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan pemahaman siswa pada sub tema ini menjadi kurang.

Teknik pembelajaran seperti itu tentu saja mengakibatkan kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran menjadi kurang bermakana dan siswa menjadi kurang paham dengan materi yang didiskusikan. Pembelajaran seperti itu dapat menimbulkan kebosanan pada peserta didik dan kurangnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran (IPS) yang pada akhirnya dapat berakibat pada menurunnya hasil belajar peserta didik.

Permasalahan di atas menjadikan guru harus selektif dalam memilih metode atau model pembelajaran yang dapat menyajikan mata pelajaran IPS dengan kreatif serta dapat mengolah pembelajaran menjadi lebih menarik, menantang dan menyenangkan sehingga dapat menghilangkan kebosanan peserta didik dan menambah minat, perhatian, dan keaktifan peserta didik yang pada hakekatnya memang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Pemilihan model atau metode pembelajaran yang tepat yang pada akhirnya dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk

(3)

dapat berkembang sesuai dengan keinginan dan potensinya.

Setiap individu mempunyai potensi (seperti bakat dan intelegensi) yang berbeda antara satu dengan lainnya. Dari perbedaan tersebut menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari masing-masing peserta didik. Dalam proses pembelajaran tidak semua kebutuhan dari masing-masing peserta didik dapat difasilitasi oleh guru. Semua peserta didik dalam satu kelas dianggap memiliki kebutuhan dan kemampuan yang sama sehingga guru pun memperlakukan mereka dengan cara yang sama pula. Sudah seharusnya perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang tinggi. Adanya pemberian perhatian tersebut, bukan berarti pembelajaran hanya memperhatikan pada kepentingan individu semata melainkan diperlukan adanya alternatif pembelajaran yang memungkinkan tercapainya kebutuhan individu peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Menurut Kurniasih dan Berlin (2015:29) salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT atau kepala bernomor terstruktur. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3 – 5 orang. Setiap anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk diskusi dalam kelompok dengan menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompok. Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu 1) dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, 2) mampu memperdalam pemahaman peserta didik, 3) melatih tanggung jawab peserta didik, 4) menyenangkan peserta didik dalam belajar, 5) mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik, 6) meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, 7) mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama, 8) setiap peserta didik termotivasi untuk menguasai materi, 9) menghilangkan kesenjangan yang kognitifnya tinggi dan yang kurang, dan 10) menciptakan suasana gembira dalam belajar. Prinsip dasar model NHT

adalah pembelajaran secara kooperatif. Hal ini sesuai tutuntan kurikulum 2013 dimana pembelajaran dilaksanakan secara kooperatif dan menggunakan pendekatan saintifik.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah (Kemendikbud, 2013).

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu peserta didik diharapkan agar mampu mencari tahu sendiri informasi dari berbagai sumber bukan hanya menerima informasi dari guru saja. Dalam penerapan pendekatan saintifik peserta didik mampu memperoleh lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.

Pengaitan muatan materi pelajaran tersebut terkadang menimbulkan kesulitan bagi guru, karena ada beberapa materi yang sangat sulit untuk dikaitkan. Pemahaman pengetahuan peserta didik mengenai suatu muatan materi pelajaran juga menjadi kurang terfokus. Sehingga peserta didik menjadi sedikit kebingungan pada saat pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang dirancang guru juga kurang inovatif, karena guru belum mampu menerapkan lima langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik sepenuhnya, sehingga peserta didik menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan

(4)

rendahnya hasil belajar pengetahuan peserta didik dalam suatu muatan materi pelajaran. Salah satu hasil belajar pengetahuan peserta didik yang ditemukan rendah adalah pada muatan materi IPS. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maka peserta didik akan mengetahui perkembangan dirinya, peserta didik akan mengetahui bagaimana perkembangan hasil belajarnya selama mengikuti suatu proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan menjadi lebih termotivasi dan lebih bersemangat dalam belajar. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik tersebut.

Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif memahami konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Selain itu peserta didik untuk mendapatkan informasi bisa dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan adalah dapat mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi (Kurniasih, 2014 : 29).

Pendekatan saintifik juga menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama di antara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada Standar Proses di mana pembelajarannya diciptakan suasana yang memuat Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, sehingga peserta didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

Dengan pendekatan belajar seperti itulah, siswa diharapkan bisa menjadi lebih aktif karena keberadaannya menjadi pusat pembelajaran. Di samping itu, mereka sekaligus bisa bersikap kritis terhadap materi dan proses pembelajaran yang dilakoninya. Salah satu cara yang efektif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooferatif tipe Number Head Together (NHT).Ada banyak tipe dalam model kooperatif salah satunya yaitu NHT. NHT disebut juga model ”kepala bernomor struktur” merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Trianto 2014:131). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan 1993. Spencer Kagan (dalam Trianto, 2014) mengemukakan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Tenik ini juga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama siswa dan memudahkan dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran

(5)

dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.

Menurut Trianto (2014) model pembelajaran NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. NHT atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Teknik Kepala Bernomor Terstruktur, hal ini memudahkan pembagian tugas. Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Menurut Trianto (2014), NHT sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT agar dapat berjalan dengan efektif, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran menurut Trianto (2014) yaitu; a) Penomoran (Numbering) dimana guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 peserta didik, b) Pengajuan pertanyaan (Questioning) dimana guru memberi pertanyaan secara klasikal melalui kartu soal yang dibagikan kepada seluruh kelompok., c) Berfikir bersama (Head Together) yang berarti peserta didik mengembangkan dan meyakinkan bahwa tiap peserta didik dalam kelompok mengetahui jawaban, d) Memberi jawaban (Answering) dimana guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dengan

nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar. Menurut Susanto (2013:5) “Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan menurut Abdurrahman (dalam Jihad, 2012: 14) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Sedangkan Chark dalam bukunya Social Studies in Secundary School, A Hand Book (1973) menyatakan bahwa studi sosial menitikberatkan pada perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, manusia dengan segala kegiatannya dan interaksi antara mereka (Hidayati, 2004).

Thamrin Talut (dalam Hidayati, 2004) menegaskan pula tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai harapan bagi siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, berpartisiasi dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong dengan sesama dan mampu mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide yang ada di masyarakatnya.

Ilmu Pengetahuan Sosial harus mencerminkan sifat interdisipliner. Sifat interdisipliner dapat dilakukan dengan membekali siswa pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat, membekali kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarat. Selanjutnya, Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan mampu membekali siswa kemampuan berkomunikasi antar sesama, membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental positif dan keterampilan terhadap lingkungan hidup serta membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi (Hidayati, 2004).

(6)

Sesuai dengan uraian di atas, berkeinginan untuk mengangkat sebuah Penelitian dengan judul Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Model Pembelajaran NHT Terhadap Hasil Belajar IPS Tema Sejarah Peradaban Indonesia Peserta Didik Kelas V Gugus Kompyang Sujana Tahun 2015/2016.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Darmadi (2014) menyatakan penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Penelitian ini dikatagorikan ke dalam penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini adanya manipulasi dan kontrol terhadap variabel yang sengaja dilakukan. Penelitian ini menguji perbedaan antara siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar siswa.

Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dimanipulasi). Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonquivalent control group design. Pada penelitian ini, terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai kelompok eskperimen dan kelompok kontrol dalam desain Nonquivalent control group design ini. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT, sedangkan kelompok kontrol mendapat perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada akhir penelitian kedua kelompok diberi post-test untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jadi pada penelitian akan memberikan perlakuan kepada kedua kelas untuk membandingkan pembelajaran mana yang dioptimalkan dalam hasil belajar

pengetahuan IPS. “Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2014:114). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri yang terdapat pada Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 388 siswa.

Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan berupa pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT dan satu kelas lagi diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

Pertama dilakukan pre-test untuk menyetarakan kelas yang ada di Gugus Kompyang Sujana, setelah mengetahui kelas yang setara dilakukan pengundian untuk memilih dua kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah melakukan pengundian pertama dilakukan pengundian kedua untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan penerapan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT kepada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, terakhir memberikan post-test untuk mengetahui perbedaan dari kedua model tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengundian kelas.

Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat atau mempengaruhi perubahan suatu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran NHT. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar IPS

(7)

siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS. Tes yang digunakan diberikan pada akhir kegiatan penelitian sesuai dengan desain penelitian yang telah dirancang.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS adalah tes pilihan ganda biasa. Setelah instrumen penelitian disusun, dilakukan uji coba untuk mendapatkan gambaran secara empirik mengenai kelayakan instrumen agar dapat digunakan sebagai instrumen penelitian dengan menguji validitas dan reliabilitas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan berbeda

Untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil belajar siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kreteria pengujian normalitas adalah jika

) 3 ( ) 1 ( 2 2  

k hit

X

X

, maka H0 diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikansinya adalah 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1). Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan malah akibat dari adanya perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas data dilakukan dengan AnavaHavley .

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians. Rumus uji-t dengan rumus polled varians digunakan karena jumlah anggota sampel sama n1 = n2 dan varians homogeny. Uji signifikansinya adalah jika thitung

ttabel, maka Ho diterima (gagal ditolak) dan Ha ditolak, sebaliknya jika thitung

t

tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian

dilakukan pada taraf signifikansi 5% (=0,05) atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = n1+ n2 - 2.

Uji tanda ini dilakukan apabila data tidak lolos uji prasyarat, maka t-test tidak dapat digunakan. Data yang tidak memenuhi syarat (normalitas dan homogenitas) dapat dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik.

Statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji tanda. Pengujiannya dilakukan dengan Chi Kuadrat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan pendekatan saintifik berbasis model NHT dengan yang menggunakan pembelajaran konvesional. Skor rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan saintifik berbasis model NHT adalah = 65,58 sedangkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional adalah = 53,60. Berdasarkan hasil tersebut nampak rata-rata skor kelompok eskperimen lebih besar dari pada rata-rata skor kelompok kontrol yaitu 65,58 > 53,60. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS siswa dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu terdapat perbedaan

thitung dan ttabel . Adapun hasil pengujian uji-t dari

perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,54

sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5%(ɑ =

0,05) dengan dk = n¹ + n² - 2=43+40-2=81 adalah 2,000 karena thitung > ttabel (4,54>2,00)

maka Ho ditolak, sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran saintifik berbasis model NHT dengan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus Kompyang Sujana. Berikut adalah diagram hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(8)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 56 60 64 68 72 76 80 84 92 96 0 2 4 6 8 10 12 28 36 40 44 48 52 56 60 64 68 76

Gambar 1. Diagram Hasil Belajar Siswa KelompokEksperimen

Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol

PEMBAHASAN

Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pendekatan saintifik berbasis model NHT dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvesional dapat disebabkan adanya perbedaan treatment pembelajaran, sumber belajar dan motode ajar dari kedua pembelajaran. Pendekatan saintifik berbasis model NHT menurut Trianto (2014) model pembelajaran NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. NHT atau jika diartikan

dalam bahasa Indonesia berarti Teknik Kepala Bernomor Terstruktur, hal ini memudahkan pembagian tugas. Teknik ini, memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam kegiatan diskusi kelompoknya. Pendekatan saintifik berbasis model NHT , siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa lebih bersemangat untuk belajar karena langkah-langkah pembelajarannya menarik untuk siswa. Sedangkan pembelajaran konvensional tidak menggunakan langkah-langkah yang pasti, hanya menyesuaikan dengan kegitan guru pada saat membelajarkan siswa, sehingga siswa cendrung hanya sebagai pelaku belajar yang pasif. Perbedaan suasana belajar seperti itu juga yang mempengaruhi semangat belajar siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan pemaparan diatas maka penerapan pendekatan saintifik berbasis model NHT memiliki pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa di Gugus Kompyang Sujana.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Arsini (2015) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan Kintamani tahun pelajaran 2014/2015. Dari rata-rata ( X ) hitung, diketahui

X kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah 17,62 lebih besar dari rata-rata ( X ) hitung kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional adalah 8,35. Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukkan, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa antara kelompok yang belajar menggunkan pendekatan saintifik berbasis model NHT dengan kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran konvesional.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang ditemukan bahwa ada perbedaan yang

(9)

signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan saitifik berbasis model NHT dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas V di Gugus Kompyang Sujana tahun 2015/2016. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang mendapat treatment Pendekatan Saintifik Berbasis Model NHT = 65,58 dan siswa dengan pembelajaran konvensional = 53,60 dan ditunjukkan hasil analisis hipotesis : 0 pada taraf signifikansi 5% . dengan demikian dapat dismpulkan pembelajaran Pendekatan Saintifik Berbasis Model NHT berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V pada Gugus Kompyang Sujana tahun 2015/2016.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran dapat diajukan kepada pihak- pihak sebagai berikut. (1) Guru hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembelajaran kerena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan saintifik berbasis model NHT terhadap hasil belajar siswa. (2) Sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap sehingga siswa dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dan guru dapat membelajarkan siswa dengan model-model pembelajaran inovatif seperti model pembelajaran pendekatan saintifik berbasis model NHT untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. (3) Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pendekatan saintifik berbasis model NHT pada materi pembelajaran yang berbeda dan pada sampel yang berbeda sehingga hasil penelitian ini benar-benar dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsini, Ni Nengah. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV Semester II SD Gugus VI Kecamatan Kintamani Tahun Pelajaran 2014/2015. Universitas Pendidikan Ganesha. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian dan Sosial. Bandung. Alfabeta

Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY

Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Multi Presindo

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran“ dalam Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Scientific. Bandung

Kurniasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplemantasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.

Kurniasih, Imas dan Berlin. 2015. Ragam

Pengembangan Model

Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena Sanjaya, Wina. 2005. Strategi

Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Saodah, Ai S. 2010. Pengaruh Pendekatan Paikem Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Islam Al-Fajar Pamulang. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Skripsi, tidak diterbitkan).

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudijono, Anas. 2014. Pengantar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supardi. 2015. Penilaaian Autentik

Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(10)

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Predana Media Group

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia.

Gambar

Gambar  1.  Diagram  Hasil  Belajar  Siswa  KelompokEksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berkuasa, seseorang atau suatu kelompok akan dapat melakukan banyak hal yang dapat dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kekuasaan, seperti aktivitas

Chevron Pacific Indonesia untuk periode Awal Tahun 2015 meliputi wilayah kerja Region Jawa, Region Sumatera, Region Kalimantan dan Region Indonesia Timur yang dilaksanakan

Berdasar ayat AI-Qur'an dan hadi s-hadis Rasullullah. sewajarnya umat Islam tidak boleh melibatkan din dalam transak s i-transaksi yang berhubungan dengan bunga atau

Dan bukti dari apa yang telah kami sebutkan adalah bahwa seseorang apabila mengikuti orang yang bukan Utusan Tuhan dalam berpendapat (dan) menggunakan pendapatnya

Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya daku berlindung denganMu daripada sejahat-jahat perkara yang Engkau kurniakan kepada kami dan daripada seburuk-buruk perkara yang Engkau

Dalam berita ini terdapat enam karakteristik narasi, yaitu keberadaan pemain belakang sebagai pengirim, ketajaman timnas Prancis sebagai objek, melaju ke final Piala Dunia 2018

Hukum Pasar Modal di Indonesia Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan, Cetakan pertama, UII Press, Yogyakarta, 2014.. Irsan Nasarudin dan Indra

Selain itu perubahan metode untuk mengencoding semua inputan pengguna juga diusulkan untuk diubah, alih-alih mengubah semua kode yang dianggap rentan pada setiap baris kodenya,