• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI GURU SEBAGAI FASILITATOR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI DI KELAS X SMA N 1 PAGAI UTARA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI GURU SEBAGAI FASILITATOR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI DI KELAS X SMA N 1 PAGAI UTARA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI GURU SEBAGAI FASILITATOR DALAM PROSES BELAJAR

MENGAJAR SOSIOLOGI DI KELAS X SMA N 1 PAGAI UTARA

SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

ARTIKEL

NASTRI SAPALAKKAI

NIM. 11070004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

TEACHERS FUNCTION AS FACILITATORS IN A LEARNING PROCESS TEACHES SOCIOLOGY IN CLASS X SMAN 1 NORTH AND SOUTH

PAGAI MENTAWAI ISLANDS

Oleh

Nastri Sapalakkai1,Harisnawati2,Hefni 3 Email: nastri_sapalakkai@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research is about implementation of functions as a facilitator by the teacher in the learning sociology process in class X Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. The purpose of this research is to describe the teachers’ function as facilitator in learning teaching sociololy process in class X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. The theory used in this research is the theory of constructivism by Piaget that learning is a process to build knowledge through real experiences from the field. This means that students will quickly have the experience if it is built on the basis of knowledge of the realities that exist in society.This study used qualitative approach to the type of deskripstif, the selection of informants by using purposive sampling. Data were collected by using observation, interviews, document studies and in the amalysis with interactive analysis techniques Miles and Huberman. Initial steps of data collection data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that: 1) functions as a facilitator by providing services and does not make himself as the sole source of learning for students in the activities of the learning process by teacher using a variety of learning and choosing a variety of sources in teaching and learning of Sociology, namely books, magazines, newspapers, books additional Sesua with the material and the internet, 2) the function of the teacher as a facilitator of the change in the pattern of teacher-student relationship that is run is to hear what students, exchange ideas and assist students in learning and giving leeway to students who make mistakes and 3) functions as a facilitator in provide resources and appropriate learning media and diverse in every learning activity to encourage students' understanding of the learning materials. The conclusion that can be drawn is teacher to function as a facilitator that provides services and does not make himself as the sole source of learning for students in the activities of the learning process, the function of the teacher as a facilitator of the change in the pattern of teacher-student relationship and supply sources and media learning relevant and vary in each learning activity.

Key Words: Facilitator, Function, Teacher

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

2

Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

3

Pembimbing II,

Staf

P

engajar

Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

(4)

FUNGSI GURU SEBAGAI FASILITATOR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI DI KELAS X SMA N 1 PAGAI UTARA SELATAN KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

Oleh

Nastri Sapalakkai4,Harisnawati5,Hefni 6 Email: nastri_sapalakkai@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi guru belum menjalankan sepenuhnya fungsinya sebagai fasilitator, diantaranya belum menyediakan pengalaman belajar, tidak memberi tanggungjawab pada siswa untuk membuat rancangan dan proses sehingga siswa tidak mampu merancang sendiri proses belajar mengajar sosiologi sesuai dengan kemampuan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fungsi guru sebagai fasilitator dalam proses belajar sosiologi di kelas X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruktivisme oleh Piaget bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengalaman jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskripstif, pemilihan informan dengan menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara, studi dokumen serta di analisis dengan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Langkah-langkah awal yaitu pengumpulan data reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) fungsi sebagai fasilitator dengan memberikan pelayanan dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dilakukan guru dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan memilih berbagai sumber dalam proses belajar mengajar Sosiologi, yaitu buku, majalah, koran, buku tambahan yang sesua dengan materi dan internet, 2) fungsi guru sebagai fasilitator terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa yang dijalankan yaitu mendengar pendapat siswa, bertukar ide dan mendampingi siswa dalam belajar serta memberi kelonggaran kepada siswa yang melakukan kesalahan dan 3) fungsi sebagai fasilitator dalam menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah guru menjalankan fungsinya sebagai fasilitator yaitu memberikan pelayanan dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, fungsi guru sebagai fasilitator terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa dan menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: Fasilitator, fungsi, guru

4

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

5

Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

6

Pembimbing II,

Staf

P

engajar

Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

ii

(5)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah masa depan bangsa, menyikapinya maka kehadiran guru dalam dunia pendidikan sangat diperlukan ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru pasti terlihat dalam agenda pembicaraan, terutama menyangkut pendidikan di sekolah (Djamarah 2000:1). Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam membangun pendidikan nasional. Pembangunan tersebut merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Menurut Sardiman (2008: 143-146) sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya peranan pada diri guru. Sebagai pengajar, fungsi guru yaitu:1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, 2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi guru sebagai pendidik yaitu mengarahkan siswa pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Tuhan menciptakan manusia. Guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para siswa dan lingkungannya. Sementara fungsi sebagai pembimbing adalah mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru (Djamarah, 2000: 47).

Menurut Mulyasa (2008: 37) ada tujuh sikap yang harus dimiliki guru dalam menjalankan fungsinya yaitu: (1) tidak berlebih mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka, (2) dapat lebih mendengarkan siswa, terutama tentang aspirasi dan perasaannya, (3) mau dan mampu menerima ide siswa yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun, (4) lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan siswa seperti halnya terhadap bahan pelajaran, (5) dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya, (6) toleran terhadap kesalahan yang diperbuat siswa

selama proses pembelajaran dan (7) menghargai prestasi siswa, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.

Uraian di atas berarti fungsi seorang guru berkaitan dengan sikap guru terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Seorang guru harus mampu menjadi teladan dalam hal bersikap sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.Dalam proses pendidikan, seorang guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai serta membangun karakter siswa secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Guru sebagai fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani siswa sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. Guru Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Fasilitator disini ditunjukkan untuk guru yang berfungsi sebagai pemberi fasilitas atau melakukan fasilitasi. Dalam fungsinya ini guru lebih banyak melakukan

sharing belajar, atau bisa disebut belajar

kelompok. Ketika guru menyampaikan kompetensi dasar sebuah mata pelajaran, ia tidak akan mengeksplorasi pelajaran itu, ia hanya memancing pengetahuan yang ia yakin telah diketahui oleh para siswanya. Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka Mulyasa (2008:53).

Sanjaya (2008:22) mengemukakan agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya. Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang sukses.

Fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar, diantaranya meja, kursi, buku dan media pembelajaran. Fasilitas ini disediakan agar siswa tidak mengalami kesulitan mengikuti

1

(6)

proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di SMA N 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai belum mencukupi, tetapi tetap dapat melakukan proses belajar mengajar.

Fungsi guru sebagai fasilitator yaitu; (1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan dan proses; (2) menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa berfikir secara produktif; (3) memonitor mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berkembang atau tidak (Kunandar, 2007: 133).

Hal ini berarti guru sebagai fasilitator harus siap memberikan kemudahan, dan melayani siswa sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. Guru sebagai fasilitator juga harus bisa menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa,dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media, dan sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecah permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan siswa yang mendapat kendala, kesulitan dalam memahami, dan memecah permasalahan tersebut. Sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai pelayanan untuk memudahkan siswa dalam proses belajar mengajar.

Hasil observasi yang penulis lakukan di SMA N 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tanggal 25 November 2015, terlihat guru belum menjalankan fungsinya sebagai fasilitator, karena dalam proses belajar mengajar, guru belum menyediakan media sesuai dengan materi pelajaran sehingga siswa tidak dapat mampu menghubungkan teori yang diterima dengan kenyataan yang sebenarnya. Hasil temuan juga terlihat guru dalam pembelajaran guru tidak mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, seperti buku teks, majalah ataupun surat kabar.

Persoalan ini akhirnya memberi pengaruh kepada ketuntasan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.Hal ini terlihat dari data yang didapatkan terlihat bahwa siswa kelas X MIA 1 (Matematika Ilmu Alam) yang tuntas belajar sosiologi sebanyak 11 orang dan tidak tuntas sebanyak 16 orang. Selanjutnya siswa kelas X MIA 2 (Matematika Ilmu Alam) yang tuntas

sebanyak 17 orang dan tidak tuntas sebanyak 10 orang siswa, kelas X MIA 3 (Matematika Ilmu Alam) siswa yang tuntas sebanyak 14 orang dan tidak tuntas sebanyak 12 orang dan kelas X MIA 4 (Matematika Ilmu Alam) siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dan tidak tuntas sebanyak 8 orang. Hal ini berarti dari 106 siswa kelas X, ada 46 orang siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70 dan tidak tuntas. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurang berfungsinya guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sosiologi.

Rendahnya nilai mata pelajaran sosiologi siswa kelas X, dimana banyak siswa yang memperoleh nilai kurang memuaskan pada mata pelajaran Sosiologi di kelas X SMA N 1 Pagai Utara Selatan, seperti tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Ujian Semester Mata Pelajaran Sosiologi kelas X SMA N 1 Pagai Utara Selatan No Kelas Jumlah siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siswa yang tuntas KKM Siswa yang tidak tuntas KKM Nilai rata-rata 1 X MIA 1 27 70 11 16 66,9 2 X MIA 2 27 17 10 67,8 3 X MIA 3 26 14 12 64,8 4 X MIA 4 26 16 8 67,5

Sumber: Guru Mata pelajaran Sosiologi, 2015 Sentralnya fungsi guru sebagai fasilitator pembelajaran efeknya sangat besar sehingga penulis tertarik meneliti tentang ”Fungsi Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Belajar Mengajar Sosiologi di Kelas X SMA N 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai”.

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana bagaimana fungsi guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sosiologi di kelas X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai?

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan fungsi guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sosiologi di kelas X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behaviorisme dan belajar yang dikemukakan oleh Skinner, behavorisme

(7)

adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Berkat pandangan dalam psikologi dan naturalism science maka timbullah aliran baru ini. Jiwa atau image tidak dapat diterangkan melalui jiwa itu sendiri karena sesungguhnya jiwa itu adalah respons-respons psikologis (Hamalik, 2001:38).

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Gredler dalam Santrock, 2007: 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut: (1) Belajar itu adalah tingkah laku, (2) Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan, (3) Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat ditentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang dikontrol secara seksama dan (4) Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Guru sebagai seorang pendidik harus menjalankan fungsinya sebagai fasilitator, dalam hal ini memberikan respon positif dan negatif terhadap siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran. Guru harus menyadari bahwa dia merupakan pusat dari pembelajaran dan siswa tergantung dari guru. Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam lingkungan yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena itu dapat dilihat. Skiner beranggapan bahwa prilaku manusia yang dapat diamati secara langsung akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif dengan dengan pertimbangan agar dapat memahami lebih mendalam fungsi guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar Sosiologi di Kelas X SMA N 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, terdiri dari guru mata pelajaran sosiologi, dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan. Dipilihnya guru sosiologi kelas X sebagai informan untuk mendapatkan data tentang fungsi guru tersebut dalam memfasilitas siswa data yang diperoleh, divalidasi dengan guru sosiologi dan beberapa orang siswa. Informan penelitian yang didapatkan sebanyak 9 orang karena data yang didapatkan sudah mencukupi dan dapat menjawab pertanyaan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi dokumen dan wawancara. Analisis Data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dan dilakukan sejak bulan Juli 2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan berdiri pada Juli 1995. SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan ini merupakan SMA pertama yang didirikan di Kecamatan Pagai. Pada saat itu hanya ada satu Sekolah Menengah Atas yang ada di kabupaten Kepulauan Mentawai

Temuan Penelitian

1. Pelaksanaan Fungsi sebagai Fasilitator dengan memberikan pelayanan dan Tidak Menjadikan Dirinya Sebagai Satu-satunya Sumber Belajar Bagi Siswa dalam kegiatan proses pembelajaran

Guru harus berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yaitu, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Guru harus memastikan bahwa: 1) Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran (2) Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis. (3) Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup, 4) Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa dan (5) Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.

Fungsi sebagai fasilitator dengan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran Sosiologi.

(8)

5

Metode ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Guru sebagai fasilitator juga memiliki peran memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai informasi, metode kerja mandiri, metode eksplorasi dan diskusi. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecah permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan siswa yang mendapat kendala, kesulitan dalam memahami, dan memecah permasalahan tersebut.

Fungsi guru sebagai fasilitator diantaranya dengan menyiapkan materi dalam bentuk catatan kecil tentang inti materi yang diajarkan pada hari tersebut yang diambil dari buku. Hal ini menunjukkan bahwa tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar. Fungsi sebagai fasilitator dengan memberikan pelayanan dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, guru memilih menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan metode ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru.

Fungsi sebagai fasilitator dengan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya, guru memilih berbagai sumber dalam proses belajar mengajar Sosiologi, yaitu buku, majalah, Koran, buku tambahan yang sesua dengan materi, sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sosiologi. Buku teks yang digunakan adalah buku Sosiologi SMA kelas 1 ESIS, sementara sumber tambahan dari media massa seperti majalah, koran, buku-buku tambahan dan majalah. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecah permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan siswa yang mendapat kendala, kesulitan dalam memahami, dan memecah permasalahan tersebut.

2. Pelaksanaan Fungsi sebagai Fasilitator terhadap Perubahan Pola Hubungan Guru-Siswa

Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati sehingga siswa tdidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru. Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap menghargainya. Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan

segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar.

Hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan. Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, guru harus mendengarkan dan tidak mendominasi, karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka sebagai fasilitator guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif.

Sebagai fasilitator guru dituntut untuk beberapa hal, diantaranya mendengarkan dan tidak mendominasi, sabar, menghargai dan rendah hati, mau belajar, menganggap sederajat dengan siswa, akrab dengan siswa, tidak menceramahi siswa, berwibawa, tidak memihak dan mengkritik, bersikap terbuka dan bersikap positif. Fungsi guru sebagai fasilitator terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa yang dijalankan yaitu mendengar pendapat siswa, bertukar ide dan mendampingi siswa dalam belajar serta memberi kelonggaran kepada siswa yang melakukan kesalahan. Guru telah menjalankan fungsi fasilitator mendengarkan pendapat siswa tetapi belum berjalan dengan baik. Guru memiliki konsekuensi bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus membawa perubahan pola hubungan guru dan siswa, yaitu hubungan kemitraan.

Pelaksanaan pembelajaran sosiologi sudah dilakukan dengan tujuan merubah pola hubungan guru dan siswa, tetapi dalam pelaksanaan, sedikit siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran, terutama proses diskusi dan tanya jawab. Kurang terlibatnya siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ini menyebabkan guru kurang berhasil dalam menjalankan fungsi sebagai fasilitator, terutama dalam membina hubungan yang sejajar antara guru dan siswa.

3. Pelaksanaan Fungsi sebagai Fasilitator dalam Menyediakan Sumber dan Media Belajar yang cocok dan Beragam dalam Setiap Kegiatan Pembelajaran

Guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan media belajar yang

(9)

cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Guru menjalankan fungsi sebagai fasilitator dengan menyiapkan materi. Siswa dapat memahami materi yang disiapkan oleh guru. Guru sebagai fasilitator, hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, memberi petunjuk cara mendapatkan fakta dan data dari buku dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru sebagai fasilitator diantaranya adalah fasilitas dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan pendorong bagi siswa untuk belajar mandiri. Guru diharapkan benar-benar mampu mengajak siswanya siap dalam menghadapi tantangan zaman. Sebagai guru profesional juga wajib tumbuh dalam dirinya jiwa semangat dan sebagai penyemangat. Untuk yang satu ini, hal mendasar yang harus dimiliki guru adalah kekayaan pengetahuan dan kompetensi materi yang akan diajarkan.

Fungsi guru sebagai fasilitator diantaranya dengan menyediakan sumber belajar yaitu menggunakan media pembelajaran yang cocok dengan materi dan melengkapi sumber belajar seperti buku.

Hasil studi dokumentasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru melaksanakan fungsi sebagai fasilitator dalam menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru menyediakan media pembelajaran untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Sementara sumber belajar yang digunakan guru adalah buku dan sumber-sumber yang relevan dengan pembelajaran Sosiologi.

Pembahasan

Pelaksanaan proses belajar mengajar sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai terlihat bahwa fungsi sebagai fasilitator dengan memberikan pelayanan dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dilakukan guru dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan memilih berbagai sumber dalam proses belajar mengajar Sosiologi, yaitu buku, majalah, Koran, buku tambahan yang sesua dengan materi. Metode ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Guru sebagai fasilitator juga memiliki peran memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai informasi, metode kerja mandiri, metode eksplorasi dan diskusi. Dalam proses

pembelajaran siswa sebagai titik sentral, siswa yang lebih aktif, mencari dan memecah permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan siswa yang mendapat kendala, kesulitan dalam memahami, dan memecah permasalahan tersebut.

Fungsi sebagai fasilitator dengan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya, guru memilih berbagai sumber dalam proses belajar mengajar Sosiologi, yaitu buku, majalah, Koran, buku tambahan yang sesua dengan materi, sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sosiologi. Buku teks yang digunakan adalah buku Sosiologi SMA kelas 1 ESIS, sementara sumber tambahan dari media massa seperti majalah, koran, buku-buku tambahan dan majalah.

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, Sanjaya (2008: 23-24) berpendapat bahwa ada beberapa yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran yaitu: 1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media tersebut diperlukan, belum tentu semua media cocok digunakan untuk mengajarkan semua semua bahan pelajaran. Setiap media memiliki karakteristik tersendiri, 2) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga akan tercapai secara optimal, 3) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar dan 4) Guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

Fungsi guru sebagai fasilitator terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa yang dijalankan yaitu mendengar pendapat siswa, bertukar ide dan mendampingi siswa dalam belajar serta memberi kelonggaran kepada siswa yang melakukan kesalahan. Guru telah menjalankan fungsi fasilitator mendengarkan pendapat siswa tetapi belum berjalan dengan baik. Guru memiliki konsekuensi bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus

5

(10)

7

membawa perubahan pola hubungan guru dan siswa, yaitu hubungan kemitraan.

Budiningsih (2008: 35-39) menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada pada diri siswa. Dalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan, tata tingkah laku dan sikap di antara sesama manusia. konsekuensinya, siswa harus memiliki keterampilan untuk menyesuaikan diri (adaptasi) secara tepat.

Fungsi sebagai fasilitator dalam menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru menyediakan media pembelajaran untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Sementara sumber belajar yang digunakan guru adalah buku dan sumber-sumber yang relevan dengan pembelajaran Sosiologi.

Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah lebih sebagai fasilitator atau moderator. Artinya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar yang harus selalu ditiru dan segala ucapandan tindakannya selalu benar, sedang murid sosok manusia yang bodoh, segala ucapan dan tindakannya tidak selalu dapat dipercaya atau salah. Proses pembelajaran seperti ini, cendrung menempatkan siswa sebagai sosok manusia yang pasif, statis dan tidak memiliki kepekaan dalam memahami persoalan (Muchith, 2008:72-73).

Kesimpulan dan Saran

Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Fungsi sebagai fasilitator dengan

memberikan pelayanan dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dilakukan guru dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan memilih berbagai sumber dalam proses belajar mengajar Sosiologi, yaitu buku, majalah, koran, buku tambahan yang sesua dengan materi dan majalah. 2. Fungsi guru sebagai fasilitator terhadap

perubahan pola hubungan guru-siswa yang dijalankan yaitu mendengar pendapat siswa, bertukar ide dan mendampingi siswa dalam belajar serta memberi kelonggaran kepada siswa yang melakukan kesalahan.

3. Fungsi sebagai fasilitator dalam menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Saran

Sehubugan dengan hasil penelitian yang diperoleh maka penulis menyarankan:

1. Kepada Pinpinan Sekolah yang mengajar di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai supaya menjalankan fungsi fasilitator demi tercapainya tujuan pendidikan.

2. Kepada guru hendaknya dapat membimbing siswa sehingga mereka menjadi siswa yang dapat berprestasi secara baik. Kepada kepala SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, hendaknya meningkatkan fasilitas sekolah sehingga guru dapat menjalankan fungsinya.

3. Diharapkan kepada siswa untuk dapat mengikuti cara mengajar guru agar dapat memahami materi pelajaran dan mendapatkan prestasi belajar yang baik. 4. Penelitian ini hanya tentang fungsi sebagai

fasilitator, diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang fungsi guru yang lain, seperti sebagai administrator, motivator dan evaluator.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak

Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta

Kunandar. 2007. Guru Profesional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Muchith ,M. Saekhan. 2008. Pembelajaran

Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media

Grup

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional:

Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sardiman, A.M. 2008. Interaksi & Motivasi

Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Gambar

Tabel 1. Nilai Ujian Semester Mata Pelajaran  Sosiologi  kelas  X  SMA  N  1  Pagai  Utara Selatan  No  Kelas  Jumlah  siswa  Kriteria  Ketuntasan Minimal  (KKM)  Siswa yang tuntas  KKM  Siswa yang tidak  tuntas  KKM  Nilai rata-rata  1  X  MIA  1  27  70

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kualitas granul serta sifat fisik tablet parasetamol dan mengetahui formulasi sediaan tablet parasetamol dengan

menyempurnakan SI berbasis TI yang diharapkan dapat secara efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas informasi di dalam organisasi baik bisnis maupun non bisnis..

tos, bûti arti, ðalia þmoniø skleidþiasi ne tik lite- ratûros, bet ir kino poetikoje. De Mauro meni- ninko kalbos teorijà ir filosofijà siûlo lyginti su Ludwigo

Kostum yang biasa dikenakan pemain bola voli sebagian besar terbuat dari bahan kaos dan celana pendek dengan sepatu karet yang tidak licin untuk menjaga keseimbangan

Dengan demikian dalam masyarakat Mandailing terdapat tiga kelompok kekerabatan (kingrous), yaitu mora, kahanggi (orang-orang yang se-marga atau yang.. Hery Bajora Nasution :

Dalam hal wajib retribusi tidak memperhitungkan dan menetapkan sendiri pokok retribusi terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) atau sampai dengan 10 (

Dialysis pertitoneal merupakan terapi pilihan bagi pasien gagal ginjal yang tidak mampu atau tidak mau menjalani hemodialsis atau transplantasi ginjal. Pasien yang rentan

Kesimpulan dari yang dapat diambil dari paper ini adalah untuk perhitungan tahanan dan kebutuhan daya akan mesin kapal Mini LNG dapat dihitung menggunakan pendekatan metode