10/10/2016
1
B
ADANN
ASIONALS
ERTIFIKASIP
ROFESIJl. MT. Haryono Kav 51 , Jakarta Selatan, Telp. 021-79194829 Fax. 021-7992321
www.bnsp.go.id e-mail : [email protected]
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
SUGIYANTO, Ph.D; MAsr., LAsr. ; HP: 081.1111.0041 email : [email protected]
PESAN KETUA BNSP
HARUS DAPAT MENJAWAB :
LANDASAN HUKUM PENGEMBNGAN SDM :
UU 13 thn 2003; UU 20 thn 2003; UU 12 Thn 2012; PP 31 thn 2006 ; PP 23 thn 2004 BNSP; Perpres 8 thn 2012 KKNI; Permen ESDM 5 thn 2015 SKKNI Wajib di Sektor Migas.
MENGA P A SE R TI FIKASI PE NTI NG T ANT ANGA N PE RSAI NGAN GL OB AL D AN REGION AL PE RKEMB ANGA N SE R TI FIKASI INDONES I KEBIJ AKA N D AN LANGKA H PE R CEP A T AN SE R TI FIKASI
INDONESIA KOMPETEN
MEWUJUDKAN
10/10/2016 HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016Pemenuhan 58 Juta
Tenaga Kerja
Terampil Sampai
2030
Memenangkan Persaingan SDM di Regional & Global
diperlukan tambahan 58 juta skilled workers untuk menjadikan ekonomi Indonesia peringkat 7 dunia pada 2030.
ASEAN Economic Community:
• 14 juta lapangan kerja terbuka
sampai 2025.
• 20 kompetensi keahlian:
Pariwisata, Manufaktur/ mekatronika/elektro,
Pertanian/perikanan/perkebunan, Konstruksi, Bisnis dan
perdagangan, Industri kreatif/IT, Food and beverage, Otomotif,
Welding, Kimia industri, Akunting, Kewirausahaan,
Building/complex engineering, Entertainment, Sound and lighting engineering, Pelayaran niaga, Keperawatan: caregiver/baby sitter,
Instruktur bahasa inggris /jepang/korea/jerman/prancis/belanda,
Surveyor, Massage & spa.
SASARAN PENGEMBANGAN SDM
1
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
STRATEGI DAN TARGET MENGATASI PENGANGGURAN 2015 -2019
LAPANGAN KERJA UNTUK 10 JUTA ORANG LAPANGAN KERJA LUAR NEGERI 4 JUTA ORANG LAPANGAN KERJA DALAM NEGERI PILIHAN KARIR
PEKERJA 5 JUTA WIRAUSAHA 1 JT
PELATIHAN KERJA SERTIFIKASI KOMPETENSI PENEMPATAN KERJA
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
KEBIJAKAN LANGKAH PERCEPATAN SERTIFIKASI
BNSP bersama Kementerian/Lembaga, Industri tertentu dan BAPPENAS telah melaksanakan percepatan sertifikasi kompetensi pada 12 Sektor Prioritas dalam menghadapi diberlakukannya pasar tunggal ASEAN, TA 2015.
BNSP telah dan sedang menyiapkan proses lisensi LSPP-1 SMK bersama Kementerian Dikbud sejak tahun Anggaran 2013, dan telah terlisensi > 200 LSPP-1.
BNSP menyiapkan SATGAS IMPRES 9 thn 2016 untuk merealisasikan pelaksanaan lisensi sebanyak 1,650 LSPP-1 SMK bekerjasama dengan 12 Kementerian dan 34 Gubernur guna mendukung ketersediaan tenaga kerja terampil Level Operator.
BNSP sedang menyiapkan SATGAS untuk lisensi LSPP-1 POLTEK/Diploma bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan Industri untuk pemagangan.
BNSP sedang menyiapkan kerjasama dengan Ditjen Pendidikan Non Formal (PAUDNI) untuk sertifikasi calon tenaga kerja lulusan diklat Profesi berbagai bidang keahlian.
TANTANGAN PERSAINGAN GLOBAL DAN REGIONAL
Sektor Jasa (GATS-Services) merupakan penopang utama
dalam perekonomian nasional .
Libelarisasi pasar global dalam lingkup internasional :
WTO, Mode 4 : Temporary Movement of Natural Persons; APEC, lingkup regional;
ASEAN, lingkup sub-regional, AEC Free flow of Skills Labour 2015.
Dalam WTO ada kesepakatan untuk mobilitas dalam
lingkup tenaga profesional, dan dalam ASEAN ada kesepakatan untuk MRA.
WTO, Mode IV :
Temporary Movement Of Natural Persons
•
Supply of a services by foreign natural persons who
temporarily enter the territory of another Member(s).
•
Examples :
1. Abdul Fatonah goes to Iraq to work as a Security Guard 2. Sri Septi goes to Australia to work as a Nurse
3. Sugiyanto goes to Saudi Arabia to work as a HR Consultant.
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
DAMPAK DIBERLAKUKANNYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015, INDONESIA “HARUS” BISA !
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
Bea masuk turun ke 0% pada 2010 (kecuali CLMV pada
2015)
Mutual Recognition Agreements (MRA) untuk 8
jasa profesi Mendorong hubungan
pasar modal dan pengembangan pasar
saham. Mendorong dan melindungi investasi
antar negara ASEAN atas dasar perlakuan
Nasional.
Mengijinkan saham asing sampai 70%
Aliran Bebas (Free Flow) Barang dan Jasa dalam Implementasi MEA 2015
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
BONUS DEMOGRAFI
10
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
11
www.bnsp.go.id/national profesional certification system
Strategic Plan for HR Development - RPJPN 2005-2025
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
13
LANDASAN HUKUM
PENGEMBANGAN SDM INDONESIA
1. UU No.13 Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 18.
2. UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Psl 61. 3. PP No.23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 4. Perpres No. 8 thn 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
5. Permen ESDM No. 05 Thn 2015 tentang Pemberlakukan SKKNI di
Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi secara WAJIB, mencakup 35 SKKNI.
6. IMPRES 9 Thn 2016, Revitalisasi SMK.
IMPRES 9 thn 2016 Revitalisasi SMK
Untuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral :
a) Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK yang terkait
dengan energi dan sumber daya mineral;
b) Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job
title), dan lokasi industri energi terkait dengan lulusan SMK;
c) Mendorong industri energi untuk memberikan akses yang lebih
luas bagi lulusan SMK untuk melakukan PKL dan magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK, dan
d) Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja
Nasional.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
IMPRES 9 thn 2016 Revitalisasi SMK
Untuk :
Menteri, Kepala BNSP dan Gubernur melaporkan pelaksanan
Instruksi Presiden ini kepada Presiden paling sedikit setiap 6 bulan sekali atau sewaktu waktu apabila diperlukan dengan tembusan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
Menko PMK melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Instruksi Presiden ini paling singkat 6 bulan sekali dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.
Pembiayaan pelaksanaan Instruksi Presiden ini dibebankan
kepada APBN masing-masimng Kementerian/Lembaga dan APBD serta sumber lain yang tidak mengikat sesuai peraturan dan perundangan yangberlaku.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No.13 Tahun 2003, Ketenagakerjaan
Pasal 18 :
1. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja
pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
2. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
3. Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No.13 Tahun 2003, Ketenagakerjaan
4.
Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
dibentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang
independen.
5.
Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi
yang independen sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional
Pasal 61
1. Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
2. Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap
prestasi belajar dan / atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
3. Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan
kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
4. Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional
Pasal 16
Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk memilki pekerjaan dengan
keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “pendidikan vokasi” adalah pendidikan yang
menyiapkan Mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan/ kemampuan kerja tinggi.
Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan Masyarakat profesi
dan organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar memenuhi syarat kompetensi profesinya.
Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup pendidikan profesinya.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional
Pasal 44
1. Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan
kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai
dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.
2. Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
UU No. 20 Tahun 2003,
Pendidikan Nasional
Pasal 44
3. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat digunakan sebagai syarat untuk
memperoleh pekerjaan tertentu.
4. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara
Pendidikan Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan sertifikat kompetensi.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat
kompetensi diatur dalam Peraturan Menteri.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PP No.23 Thn 2004, BNSP
Penjelasan Umum
Undang-undang No. 13 th 2003 tentang Ketenagakerjaan
mengamanatkan pembentukan BNSP yang independen
untuk melaksanakan sertifikasi kerja bagi tenaga kerja, baik
yang berasal dari lulusan pelatihan kerja dan/atau tenaga
kerja yang telah berpengalaman.
Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang sangat diperlukan
sebagai lembaga yang mempunyai otoritas dan menjadi
rujukan dalam penyelenggaraan sertifikasi kompetensi kerja
secara nasional.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PP No.23 Thn 2004, BNSP
Pasal 1
1. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian
sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu
kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah
rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PP No.23 Thn 2004, BNSP
Pasal 21. Membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi
yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut dengan BNSP.
2. BNSP merupakan lembaga yang independen
dalam melaksanakan tugasnya, dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PP No.23 Tahun 2004
Pasal 3 BNSP mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja.
Pasal 4
Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat
memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
KLASIFIKASI JENIS LSP,
PBNSP 202 Rev. 2014 Klausul 4.2. PBNSP 202 Ref 2014 :
Dalam pemberian Lisensi, BNSP mengklasifikasi jenis
LSP (bukan Leveling) menjadi :
-> LSP pihak Kesatu (First Party);
-> LSP pihak Kedua (Second Party);
-> LSP pihak Ketiga (Third Party)
Klasifikasi jenis LSP tersebut didasarkan pada badan
atau lembaga yang membentuknya dan sasaran
sertifikasinya.
10/10/2016 HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PRIVATE AND CONFIDENTIAL
Pendirian LSP Sebagai Pelaksanan Uji Kompetensi
*) Pedoman BNSP 202 Tahun 2013 Item 3.41
Lembaga Sertifikasi Profesi
Pengelolaan Rantai Suplai Hulu Migas (LSP-PRS MIGAS)-> LSPP-2 HULU MIGAS.
Instansi Teknis Asosiasi Profesi
Pengguna
KKKS
SKK Migas
APPI
PEMBERDAYAAN OPERASIONALISASI LSPP-2 HULU MIGAS
PRIVATE AND CONFIDENTIAL
28
OPERASIONALISASI LSPP-2 HULU MIGAS
*) Pedoman BNSP 202 Tahun 2013 Item 3.41
Lembaga Sertifikasi Profesi
Pengelolaan Rantai Suplai Hulu Migas (LSP-PRS MIGAS)-> LSPP-2 HULU MIGAS
Instansi Teknis Asosiasi Profesi
Pengguna
KKKS
SKK Migas
APPI
Asesor Kompetensi
Instansi Teknis Asosiasi Profesi
PP 31 thn 2006, SISLATKERNAS
Pasal 1. Ayat 5 :
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
yang selanjutnya disingkat SKKNI, adalah
rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian
serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
PP 31 thn 2006, SISLATKERNAS
Pasal 1, Ayat 6 :
1.
Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses
pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan objektif melalui uji
kompetensi sesuai :
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional dan/atau
Standar Khusus.
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
Perpres No. 8, thn 2012, KKNI
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Pasal 1(1).
Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran
yang menyatakan kedudukannya dalam KKNI. Pasal 1(4).
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang
diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. Pasal 1(2).
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
Perpres No. 8, thn 2012, KKNI
KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualaifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah, sampai dengan 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi; Pasal 2, (1).
Setiap jenjang kualifikasi KKNI, sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1) terdiri atas :
Jenjang 1 sampai dengan jenjang 3, dikelompokkan dalam jabatan
Operator;
Jenjang 4 sampai dengan jenjang 6, dikelompokkan dalam jabatan
Teknisi atau Analis;
Jenjang 7 sampai dengan jenjang 9, dikelompokkan dalam jabatan
Ahli.
10/10/2016 HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
1
2
3
4
5
7
8
9
6
AHLI TEKNISI / ANALIS OPERATOR PENGEMBANGAN KARIR (DUDI, LATKER, MASY)S2 S1 S3 D I D III D II D IV S2(Terapan) S3(Terapan) Spesialis Profesi
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3)
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) Sekolah Menengah Kejuruan
(3) SMA (3) JENJANG KUALIFIKASI KANDUNGAN UNSUR KOMPETENSI EDUCATIONAL KANDUNGAN UNSUR KOMPETENSI OCCUPATIONAL IX VIII VII VI V IV III II I K MANAJERIAL
STRATEGIKAL
SUPERVISIONAL PSIKO MOTORIK KOGNITIFTEKNIKAL
KKNI PERPRES No. 8 Thn 2012 *
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
Ciri-ciri Profesi
Terlatih Well trained Ber sertifikat Memberi jasa utk umum Anggota organisasi profesi Perpres No. 8 thn 2012, KKNI, Pasal 1, Ayat 8 : Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat.HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016
NATIONAL COMPETENCY BASED TRAINING SYSTEM FASILITIES INSTRUCTOR FUNDS QMS TRAINING PROVIDERS TRAINING PROGRAMME Competency Based Demand Driven Leveling Classical/OJT/APT KKNI/SKKNI LABOUR FORCE • Employed • Job Seekers Certificate of competency COMPETENT HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016 35 10/10/2016
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016 36
LEMBAGA DIKLAT PROFESI berbasis kompetensi (CBT)
KETERKAITAN
MENDIDIK & MELATIH
TENAGA KERJA.
Peserta Diklat mengaku
kompeten ‘SETELAH’
mengikuti pelatihan.
MEMASTIKAN &
MEMELIHARA
KOMPETENSI.
Peserta uji, mengaku
sudah kompeten
‘SEBELUM’ asesmen.
KOLABORASI ANTARA STD KOMPETENSI, LEMDIKLAT, LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI & PENEMPATAN DI INDUSTRI
HR SUMMIT MIGAS 6-OKT-2016 37 LEMDIKLAT PROFESI / VOKASI Kurikulum / Hanjar. PENEMPATAN INDUSTRI
(Man Spec = Job Spec) LSP- SERTIFIKASI : SKEMA Sertifikasi; Perangkat Asesmen PP 31 Thn 2006 : SKKNI, Std. Internasional, Std Khusus 10/10/2016