• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang akan meneliti hubungan faktor lingkungan hunian dan perilaku kebersihan perorangan dengan kejadian kandidiasis kutis intertriginosa di Lembaga Pemasyarakatan Pati dan menurut sifatnya termasuk penelitian survei, wawancara dengan kuesioner dan observasi.

Metode pendekatan yang digunakan adalah cross sectional dimana variable faktor lingkungan hunian, perilaku kebersihan perorangan dan kejadian kandidiasis kutis intertriginosa di observasi sekaligus pada waktu yang sama.

A. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah narapidana pria sebagai penghuni Lembaga Pemasyarakatan Pati yang berjumlah 104 orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari narapidana pria yang diambil dengan menggunakan rumus sampel minimal, sebagai berikut :

104

=

1+104 (0,1)²

= 51

N = Besar populasi

n = Besar sampel minimal

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan N

n =

1 + N(d)²

Atas perhitungan tersebut didapatkan sampel sebesar 51 orang narapidana pria dari populasi 104 orang narapidana pria Lembaga Pemasyarakatan Pati. Cara pengambilan

(2)

sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan unit sampelnya adalah orang.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor lingkungan hunian yang meliputi kepadatan hunian, pencahayaan, suhu ruang hunian, ventilasi, dan perilaku kebersihan perorangan

b. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kejadian kandidiasis kutis intertriginosa

2. Definisi Operasional

a. Faktor lingkungan hunian adalah kondisi tempat tinggal yang dihuni oleh narapidana yaitu di Lembaga Pemasyarakatan Pati yang meliputi kepadatan hunian, suhu ruang hunian, pencahayaan, dan ventilasi.

b. Kepadatan hunian adalah rasio antara luas ruangan dengan jumlah penghuni tiap ruangan yang dinyatakan dengan satuan m²/ orang, ukuran luas ruang tidur minimal adalah 4 m² untuk 1 orang, yang dinyatakan dengan padat dan tidak padat

Skala : ordinal

c. Suhu ruang hunian adalah ukuran panas ruang hunian dengan suhu nyaman berkisar 18 º C – 30 º C yang diukur dengan termometer ruangan yang dinyatakan dalam satuan derajat celcius (º C), dinyatakan dalam nyaman dan tidak nyaman

Skala : ordinal

d. Pencahayaan adalah adanya cahaya alamiah atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan yang diukur dengan lux meter pada waktu pagi hari, dinyatakan dalam memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.

(3)

e. Ventilasi adalah luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10 % dari luas lantai yang dinyatakan dalam satuan m², yang dinyatakan dalam memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.

Skala : Ordinal

f. Perilaku kebersihan perorangan adalah kegiatan dan tindakan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan mempertinggi nilai kesehatan dan mencegah penyakit dengan penghitungan skor lembar observasi yang dinyatakan dalam baik dan kurang baik

Skala : Ordinal

g. Kejadian kandidiasis kutis intertriginosa adalah kejadian penyakit jamur golongan Candida albicans dan terjadi pada lipatan – lipatan kulit, dalam pengambilan keputusan pada penelitian ini dimana orang dikatakan terjangkit Kandidiasis adalah dengan pemeriksaan secara makroskopis yaitu diketahui adanya lesi kulit yang memerah, sering disertai pengelupasan lapisan kulit, bersisik dengan tengah yang berwarna agak putih dan dipinggir lesi dikelilingi kulit yang berbentuk satelit, dinyatakan dalam ya/positif dan tidak/negatif.

Skala : Nominal

C. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

a. Faktor lingkungan hunian dilakukan dengan cara observasi langsung terhadap tempat hunian yang meliputi :

- Kepadatan hunian dengan cara mengukur rasio kapasitas menurut luas ruang tidur pada kamar hunian menggunakan alat meteran yang dinyatakan dengan m²/ orang.

- Suhu ruang hunian, dengan mengukur suhu ruang hunian menggunakan termometer ruangan yang dinyatakan dengan derajat celcius (º C).

(4)

- Pencahayaan dilakukan dengan observasi pada ruang hunian waktu pagi hari pukul 08.00 sampai dengan 10.00 Wib saat ada sinar matahari pagi menggunakan lux meter.

- Ventilasi dilakukan dengan observasi dan menggunakan meteran sebagai alat ukur dinyatakan dengan satuan m².

b. Perilaku kebersihan perorangan diperoleh dengan wawancara, observasi langsung pada sampel penelitian dan penghitungan skor pada lembar observasi.

c. Kejadian kandidiasis kutis intertriginosa diperoleh melalui observasi langsung pada sampel penelitian kemudian dilakukan penghitungan skor pada lembar observasi.

Penelitian dilakukan pukul 08.00 Wib sampai dengan selesai.

2. Data Sekunder

Diperoleh dari pencatatan data yang ada di balai pengobatan kesehatan Lembaga Pemasyarakatan Pati.

D. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan data dengan menggunakan komputer dengan urutan langkahnya sebagai berikut :

a. Editing

Pada proses ini dilakukan pemeriksaan terhadap semua hasil ukur penelitian untuk melihat apakah ada data aneh dan bila ditemukan akan dilakukan konfirmasi terhadap data tersebut. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan isian kuisioner dan kosistensinya.

b. Koding

(5)

Ruangan untuk ukuran lebih dari 4 m² untuk 1 orang disebut tidak padat dengan kode 2 sedangkan 4 m² untuk lebih 1 orang disebut padat dengan kode 1.

2) Pencahayaan ruang hunian untuk ruangan dengan intensitas 60 lux disebut memenuhi syarat dinyatakan dengan kode 2, untuk ruangan dengan intensitas kurang dari 60 lux disebut tidak memenuhi syarat dengan kode 1.

3) Ventilasi

Untuk ruangan yang terdapat ventilasi dengan ukuran 10% atau lebih dari luas lantai disebut memenuhi syarat diberi kode 2,untuk ruangan yang terdapat ventilasi dengan ukuran kurang dari 10 % luas lantai disebut tidak memenuhi syarat diberi kode 1.

4) Suhu ruang hunian diisi sesuai dengan hasil pengukuran suhu ruangan sample penelitian. Bila suhu ruang antara 18 º C – 30 º C disebut nyaman diberi kode 2 dan bila suhu ruang tidak 18 º C – 30 º C disebut tidak nyaman diberi kode 1.

5) Perilaku kebersihan perorangan

- Untuk mandi dalam satu hari 2x disebut baik diberi skor 3,

dalam satu hari mandi kurang dari 2x disebut kurang diberi skor 2 Dan kadang - kadang tidak mandi dalam satu hari disebut buruk diberi

skor 1.

- Mandi selalu dengan sabun mandi disebut baik diberi skor 3, Mandi kadang dengan sabun mandi disebut kurang diberi skor 2. Mandi tidak memakai sabun mandi disebut buruk diberi skor 1.

- Untuk ganti pakaian sehabis mandi disebut baik diberi skor 3 dan untuk kadang – kadang ganti pakaian disebut kurang baik diberi skor 2 dan tidak pernah ganti pakaian dalam satu hari disebut buruk diberi skor 1. - Memakai pakaian untuk ganti yang habis dicuci disebut baik diberi skor 3

Memakai pakaian untuk ganti yang kadang dicuci disebut kurang diberi skor 2.

(6)

Memakai pakaian untuk ganti yang tidak pernah dicuci disebut buruk diberi skor 1.

- Untuk kebiasaan sering pinjam – meminjam pakaian teman disebut buruk diberi skor 1.

Untuk kebiasaan kadang pinjam – meminjam pakaian teman disebut disebut kurang baik diberi skor 2.

Untuk kebiasaan tidak pernah pinjam – meminjam pakaian teman disebut disebut baik diberi skor 3.

- Untuk setiap habis mandi selalu memakai handuk disebut baik diberi skor 3.

Untuk setiap habis mandi kadang – kadang memakai handuk disebut kurang diberi skor 2.

Untuk setiap habis mandi tidak pernah memakai handuk disebut buruk diberi skor 1.

- Untuk kebiasaan sering pinjam – meminjam handuk teman disebut buruk diberi skor 1.

Untuk kebiasaan kadang pinjam – meminjam handuk teman disebut disebut kurang baik diberi skor 2.

Untuk kebiasaan tidak pernah pinjam – meminjam handuk teman disebut baik diberi skor 3.

Penilaian perilaku kebersihan perorangan adalah skor maksimal 21 dan skor minimal 7 dibagi dalam 2 kategori yaitu :

Skor 15 – 21 = Baik Skor 7 – 14 = Kurang

6) Kejadian kandidiasis kutis intertriginosa untuk positif diberi kode 1, sedangkan negatif diberi kode 2.

2. Analisa Data - Analisa Univariat

Variabel – variabel dalam penelitian ini dianalisa dengan tabel – tabel distribusi frekuensi.

(7)

- Analisa Bivariat

Karena variable terikat nominal maka skala variabel bebas menyesuaikan, sehingga analisa ini menggunakan uji chi quadrat ( X² )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa butir soal nomor 2, 3 sangat sukat dan nomor 5 tergolong butir yang sukar, sedangkan butir soal nomor 1 tergolong butir yang

lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman karya kerajinan, produk rekayasa, kegiatan budidaya dan pengolahan pangan dan non pangan nusantara untuk diperkenalkan

Nilai output yang lebih baik pada RPH kategori II dikarenakan harga output atau harga jual produk dari RPH kategori II lebih tinggi dibandingkan RPH kategori I maka hasil dari

Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Tahun 2016 - 2021 adalah dokumen perencanaan yang substansinya

Pelaksanaan mekanisme Klaim Verifikasi dalam Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan dilaksanakan dalam periode 5 tahun untuk memberikan kepastian waktu dan kepastian hukum

(3) Dalam hal laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak ada penyelesaian, Panitia RANHAM Nasional melaporkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia

Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan tentang fungsi-fungsi yang dimiliki Arek mulai dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-21. Fungsi-fungsinya beserta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh kebiasaan membaca dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. Metode penelitian