• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME SURVIVAL BURUH OUTSOURCING. (Studi Deskriptif tentang Strategi Bertahan Hidup Buruh Outsourcing di. Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEKANISME SURVIVAL BURUH OUTSOURCING. (Studi Deskriptif tentang Strategi Bertahan Hidup Buruh Outsourcing di. Sidoarjo)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 MEKANISME SURVIVAL BURUH OUTSOURCING

(Studi Deskriptif tentang Strategi Bertahan Hidup Buruh Outsourcing di Sidoarjo)

ABSTRAK

Sistem kerja outsourcing merupakan sistem kerja yang sudah diterapkan cukup lama namun hingga saat ini menjadi fenomena tersendiri dalam masyarakat. Hal tersebut menjadi perhatian dikarenakan, buruh outsourcing mengalami berbagai diskriminasi, dimana dengan beban serta jam kerja yang sama tidak membuat buruh outsourcing memperoleh gaji yang sama. Dalam penelitian ini memfokuskan pada mekanisme yang digunakan oleh buruh outsourcing agar tetap survive (bertahan). Purposive adalah teknik yang digunakan untuk menentukan informan yang terdiri dari 5 Informan,

Berdasarkan hasil penelitian, dipaparkan mengenai mekanisme survival buruh outsourcing, dimana terdapat perbedaan mekanisme atau cara bertahan hidup antara buruh outsourcing laki-laki dan perempuan. Ditemukan jawaban, buruh outsourcing perempuan yang sudah berkeluarga berusaha untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara membantu suami bekerja, sedangkan buruh outsourcing laki-laki yang sudah berkeluarga memiliki pekerjaan sampingan yang dikerjakan di luar pekerjaan utamanya yaitu sebagai buruh outsourcing. Bagi buruh outsourcing yang belum berkeluarga, mekanisme survival yang digunakan adalah kembali ke tempat tinggalnya (desa) ketika diliburkan oleh perusahaan penyedia jasa, dan kembali setelah memperoleh panggilan kerja. Cara lain dari mekanisme survival buruh outsourcing adalah meminjam uang kepada teman, saudara, namun jika terpaksa mereka juga menggadaikan barang-barang yang dimilikinya.

Kata Kunci : Sistem Kerja Outsourcing, Buruh Outsourcing, Mekanisme survival

(2)

2 ABSTRACT

The outsourcing system is a working system that has been applied for a long time but it is becoming a separately phenomenon in society until now. This is becoming a concern because the outsourcing workers had experienced various discriminations, where with the same loads and working hours it does not make the outsourcing workers obtain the same salaries. This research has focused on the mechanisms that used by the outsourcing workers in order to still survived. Purposive is a technique that used to determine informants that consisting of 5 informants.

Based on the results of the study, it was presented about the survival mechanism of outsourcing workers, where there are any differences in the mechanisms or ways of survival between men and women outsourcing labor. It was found the answer, the women outsourcing workers who had married are trying to help the family economy by helping her husband to work, while the men outsourcing workers who had married are have a second job that is done outside the main job as the outsourcing workers. For the outsourcing workers who had not married, a survival mechanism that has used are returned to their residence (village) when they are not employed by the service provider company, and they returned after obtaining a job calling. Another way of outsourcing workers survival mechanism are to borrow money from friends, relatives, however, if it is forced they will pawn the goods they have.

Keywords: outsourcing working systems, outsourcing workers, survival mechanism

(3)

3 1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah industri cukup banyak yang terdiri dari berbagai bidang, mulai dari batu bara, makanan, minuman, tembakau, tekstil dan masih banyak bidang lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di era globalisasi seperti saat ini persaingan dan pasar global menjadi hal yang utama sehingga untuk tetap dapat bertahan menuntut para pengusaha untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Salah satu cara yang dilakukan oleh para pengusaha di bidang industri yaitu menerapkan sistem kerja outsourcing.

Outsourcing merupakan suatu pengalihan pekerjaan, tanggung jawab dan keputusan kepadA orang lain. Dalam dunia bisnis, outsourcing adalah alih daya yang diartikan sebagai penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain atau penyedia jasa tenaga kerja. Pengalihan pekerjaan yang bersifat non core dilakukan karena perusahaan lain dapat mengerjakannya dengan lebih murah, lebih cepat, lebih baik dan yang lebih utama lagi adalah karena perusahaan memiliki pekerjaan lain yang sifatnya core dan lebih penting. Core bisnis merupakan inti dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan non core merupakan penunjang dari core bisnis yaitu kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar usaha pokok suatu perusahaan. Kegiatan tersebut antara lain: Usaha pelayanan kebersihan, usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh catering, usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan), usaha jasa

(4)

4 penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh(Rina Herawati,2010:06)

Dengan melakukan outsourcing, perusahaan mampu mempekerjakan lebih sedikit pekerja dan hanya dipilih yang intinya saja. Hal ini menjadi salah satu upaya perusahaan untuk mengurangi resiko terhadap ketidakpastian bisnis di masa mendatang. Jika situasi bisnis sedang bagus dan dibutuhkan lebih banyak karyawan, maka kebutuhan ini tetap dapat dipenuhi melalui outsourcing. Sedangkan jika situasi bisnis sedang memburuk dan harus mengurangi jumlah karyawan, perusahaan tinggal mengurangi jumlah buruh outsourcing saja, sehingga beban bulanan dan biaya pemutusan karyawan dapat dikurangi. Resiko perselisihan dengan karyawan bila terjadi PHK pun dapat dihindari karena secara hukum hal ini menjadi tanggung jawab dari penyedia jasa tenaga kerja tersebut.

Penelitian ini melihat kendala yang dihadapi oleh para pekerja tidak tetap termasuk di dalamnya adalah buruh outsourching yang tidak dapat membentuk atau tergabung dalam serikat pekerja. Hal ini sangat merugikan bagi buruh outsourching, karena mereka tidak memiliki akses untuk menuntut dan mempertahankan kesejahteraannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa buruh outsourcing tidak memiliki akses serta keberanian untuk menuntut kesejahteraannya. Dari keterbatasan itulah buruh outsourcing menerima dan patuh kepada perusahaan. Sehingga sangat menarik untuk diletili bagaimana buruh outsourcing mampu bertahan hidup dengan statusnya yang masih sebagai buruh outsourcing.

(5)

5 1.2 Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang serta masalah yang dihadapi oleh buruh outsourcing diatas, maka terdapat dua fokus utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pengetahuan buruh outsoucing tentang sistem outsourcing? 2. Bagaimana mekanisme survival yang dikembangkan oleh buruh

outsourcing? 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai buruh mekanisme survival buruh outsourcing ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

A. Tujuan Umum

Untuk memahami dan mengetahui mekanisme survival atau cara bertahan hidup buruh outsourcing

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui mekanisme yang dikembangkan oleh buruh outsourcing untuk bisa melangsungkan hidupnya.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan buruh outsourcing tentang penerapan sistem outsourcing

(6)

6 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis :

Diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama mata kuliah sosiologi industri, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran, khususnya yang berkaitan dengan sistem kerja yang diberlakukan di Indonesia termasuk di dalamnya adalah sistem outsourcing.

1.4.2 Manfaat Praktis :

 Memberi gambaran pada masyarakat tentang mekanisme survival atau cara bertahan hidup yang dilakukan oleh buruh outsourcing.

 Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk meningkatkan sistem kerja yang saling menguntungkan.

1.5 Kerangka Teoritik

1.5.I Teori Mekanisme Jmes Scott

Teori mekanisme survival yang dipopulerkan oleh James C.Scott. Teori tersebut memandang bahwa dua tiga cara yang dilakukan masyarakat miskin untuk bertahan hidup, yaitu:

1. Mengurangi pengeluaran untuk pangan dengan jalan makan hanya sekali sehari dan beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah

2. Menggunakan alternatif subsistem yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat

(7)

7 melibatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri sebagai pencari nafkah tambahan bagi suami

3. Meminta bantuan dari jaringan sosial seperti sanak saudara, kawan-kawan sedesa, atau memanfaatkan hubungan dengan pelindungnya (patron), dimana ikatan patron dan kliennya (buruh) merupakan bentuk asuransi dikalangan petani. Patron menurut definisinya adalah orang yang berada dalam posisi untuk membantu klien-kliennya. Patron dalam kehidupan petani adalah pemilik modal yang dapat membantu kesulitan keuangan yang dihadapi petani. (Scott, 1989:40)

1.5.3 Teori Tindakan Rasional Max Weber

Dalam menjelaskan teorinya, Weber memulai dari pernyataan bahwa” setiap tindakan sosial yang dilakukan oleh individu selalu ada alasan atau motifnya”. Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sisiologi, yaitu :

1. Zweck rational, yaitu tindakan sosial yang melandaskan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya (juga ketika menanggapi orang-orang lain di luar dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup). Dengan perkataan lain, zwert rational adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin.

2. Wert rational, yaitu tindakan yang rasional, namun yang menyandarkan diri kepada suatu nilai-nilai absolute tertentu. Nilai-nilai yang dijadikan sandaran ini bisa nilai etis, estetis, keagamaan atau pula nilai-nilai lain. Jadi di dalam tindakan wert rational ini manusia menyandarkan pada suatu keyakinan terhadap suatu nilai tertentu.

3. Affectual, yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena dorongan atau motivasi yang sifatnya emosional. Ledakan kemarahan seseorang misalnya, atau ungkapan rasa cinta, kasihan, adalah contoh dari tindakanaffectual ini.

4. Traditional, yaitu tindakan sosial yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau. Tradisi di dalam pengertian ini adalah suatu kebiasaan bertindak yang berkembang di masa lampau. Mekanisme tindakan semacam ini selalu berlandaskan hukum-hukum normatif yang telah ditetapkan secara tegas oleh masyarakat. (Siahaan, 1986:200-201)

(8)

8 I.6 Metode dan Prosedur Penelitian

I.6.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dikarenakan agar dapat meminimalkan jarak antara peneliti dan informan. Dan penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan dan segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang mampu memberikan suatu gambaran dan penjelasan yang terperinci tentang suatu fenomena.

1.6.2 Penentuan Subyek Penelitian

Pemilihan informan merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu penelitian karena informan inilah yang akan memberi data – data yang dapat merepresentasikan apa yang akan peneliti cari dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo. Dengan pertimbangan bahwa Sidoarjo tempat perusahaan-perusahaan atau PT-PT dengan jumlah yang besar dan mempunyai tenaga kerja yang jumlahnya banyak. Selain itu, industri di Sidoarjo mengalami juga pertumbuhan yang pesat, hal ini dapat dilihat dari jumlah unit usaha pada tahun 2010 sebanyak 15.938 unit usaha baik yang tergolong dalam usaha indutri makro atau pun mikro. Dengan jumlah tersebut memungkinkan perusahaan-perusahaan di Sidoarjo menggunakan sistem

(9)

9 outsourcing. Tidak semua pabrik menggunakan sistem kerja outsourcing, untuk itu peneliti memilih tiga pabrik di Sidoarjo yang masih menggunakan sistem kerja outsourcing, yaitu :

1. Pabrik Megasurya Mas berada di JL. Tambak Sawah 32, Waru, Sidoarjo 2. Pabrik Siantar Top, Tbk berada di Jl. Tambak Sawah 21-23.

Waru-Sidoarjo

3. Pabrik Maspion Unit II Desa Banjar Kemantren, Buduran-Sidoarjo

1.6.3 Teknik Pengambilan Data

1) Wawancara mendalam (indepth interview)

Di dalam metode pengumpulan data kualitatif, maka diperlukan teknik wawancara mendalam. Biasanya di dalam metode ini, digunakan instrumen penelitian berupa guide of interview. Di dalamnya berisi pedoman atau daftar pertanyaan yang sifatnya terbuka, sehingga dapat diperoleh jawaban yang lebih luas serta mendalam. Dalam proses wawancara peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara yang baku tetapi juga mengikuti alur pembicaraan subyek penelitian dan memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan. Pada saat melakukan percakapan, peneliti berusaha untuk memberi kebebasan kepada informan apapun pendapatnya dan tidak untuk memotong atau menyela perkataan informan. Selain wawancara mendalam, peneliti juga menggunakan Studi pustaka yang berisi data-data sekunder yang dapat berupa penelitian sebelumnya atau buku-buku panduan, serta informasi yang didapatkan dari sumber internet tertentu yang berkaitan dengan topik permasalahan.Studi pustaka atau literatur,

(10)

10 menggunakan buku-buku dalam kaitannya dengan kajian teoritik yang dapat menjelaskan tentang mekanisme survival buruh outsourcing.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data menggunakan metode ini, pertama kali yang dilakukan adalah men-transkrip-kan data yang telah terkumpul. Pengumpulan data tersebut merupakan hasil dari, wawancara mendalam dan penyesuaian dokumentasi atau potret yang didapat dengan data yang ada. Setelah dikumpulkan data menjadi satu, data yang diperoleh kemudian dianalisis.

Kemudian barulah semua data-data yang sudah terkumpul tadi direduksi, yaitu pemilihan data-data dan dokumentasi berdasarkan tema dan fokus penelitian. Data-data kualitatif yang telah direduksi, memudahkan peneliti untuk menganalisis dan akan memberikan hasil yang lebih dipertajam dibandingkan sebelum data tersebut direduksi. Data yang diperoleh akan bersifat akurat dan dapat lebih memudahkan untuk dibaca oleh peneliti maupun orang lain.

Pembahasan

V.I Tindakan Sosial Max Weber

Berdasarkan temuan data yang telah dijelaskan oleh peneliti pada bab IV, peneliti memperoleh jawaban yang cukup beragam dari lima informan yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagian dari mereka mengaku tidak pernah mengenal atau mengetahui informasi terkait sistem kerja outsourcing yang sedang diperankannya.

(11)

11 Bedasarkan penjelasan teori dari Weber, buruh outsourcing memiliki motif tertentu dalam tindakannya mempertahankan pekerjaannya sebagai buruh outsourcing. Meski masa kerjanya tidak menentu, tidak sedikit orang yang mau bekerja sebagai buruh outsourcing. Rendahnya tingkat pendidikan serta tidak memiliki keahlian khusus merupakan alasan atau motif dari tindakan sosial yang dilakukan oleh buruh outsourcing. Bagi buruh migran yang berasal dari desa pekerjaan sebagai buruh outsourcing akan lebih baik jika dibandingkan dengan pekerjaan di desanya yang dominan adalah sebagai petani, sehingga banyak buruh outsourcing yang berasal dari desa. Tindakan untuk tetap mempertahankan pekerjaan sebagai buruh outsourcing merupakan suatu tindakan yang rasional, dimana buruh outsourcing memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam tindakannya yaitu meningkatkan perekonomian keluarga mereka. Menjadi buruh outsourcing menjadi lebih baik bagi para buruh yang sudah berkeluarga dibandingkan mereka harus menganggur.

V.2 Mekanisme Survival (James Scott)

Berdasarkan dari teori Scott, hal yang sama juga dilakukan oleh buruh outsourcing agar tetap survive. Ketika petani melalukan strategi survive dengan cara mengurangi pengeluaran untuk pangan dengan jalan makan hanya sekali sehari dan beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah. Buruh outsourcing memilih survive dengan cara menjalankan pola hidup hemat. buruh outsourcing tidak mengurangi jatah makan, namun buruh outsourcing berupaya mengatur pola makan mereka sehingga jatah pengeluaran untuk makan tidak membengkak. Hal ini dibenarkan oleh kelima informan, dimana dengan penghasilan yang tidak lebih

(12)

12 besar dari UMR daerah dan sebenarnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, kelima informan memiliki jawaban yang sama yaitu berupaya melakukan hidup hemat dengan cara mengurangi beban pengeluarannya. Keempat informan yang masih tinggal di kos-kosan dan kontrakan berupaya memaksimalkan penghasilannya dengan cara membagi pengeluaran setiap bulannya, sehingga untuk makan keempat informan tersebut menjawab tidak neko-neko atau makan seadanya meskipun mungkin sesekali mereka menginginkan makanan yang lebih enak.

Mekanisme yang sama yang dilakukan oleh petani sebagaimana yang dijelaskan oleh Scott juga dilakukan oleh buruh outsourcing dalam menggunakan alternatif subsistem yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat melibatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri sebagai pencari nafkah tambahan bagi suami. Kedua dari lima informan mengaku memiliki pekerjaan sampingan yang dilakukan di luar aktifitas kerjanya sehari-hari yaitu sebagai buruh outsourcing dan sebagian dari istri buruh outsourcing ikut bekerja membantu suaminya dalam mencukupi perekonomian keluarganya.

Upaya lain yang dilakukan oleh buruh outsourcing agar tetap servive adalah berhutang atau meminjam uang. Ketika upaya buruh outsourcing memaksimalkan penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari masih kurang, maka dengan terpaksa buruh tersebut berhutang baik kepada teman kerja ataupun saudaranya. Tiga dari lima informan mengaku terpaksa berhutang jika memang

(13)

13 penghasilan yang diterima melebihi pengeluarannya. Bahkan salah satu informan mengaku jika tidak mendapat hutangan dari teman atau saudaranya, informan merelakan barang-barang yang dimilkinya untuk digadaikan dalam kurun waktu tertentu dan diambil kembali ketika informan memiliki uang tebusan. Hubungan patron-klien dalam industri tidak dapat dilaksanakan, karena sebagai buruh outsourcing tidak dikenal istilah cash-bon atau berhutang seperti yang dilakukan oleh buruh tani kepada pemilik modal.

(14)

14 BAB VI

PENUTUP VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan data yang ada, dapat diketahui pengetahuan buruh outsourcing mengenai sistem kerja outsourcing seperti berikut ini:

1. Pengetahuan buruh outsourcing terhadap sistem kerja outsourcing tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan minimnya pengetahuan mengenai Undang-Undang serta pasal yang berkaitan dengan sistem kerja outsourcing. Buruh outsourcing yang masih baru relative belum banyak mengetahui tentang sistem kerja outsourcing, dimana buruh outsourcing yang baru enggan untuk bertanya mengenai sistem kerja outsourcing. Bagi buruh outsourcing yang tergolong sudah lama, dan memiliki pengalaman kerja yang sudah cukup secara berkala mengetahahui aturan tentang sistem kerja outsourcing meskipun tidak sepenuhnya. Buruh outsourcing yang sudah lama mengetahui berbagai perbedaan (upah,tunjangan, dll) antara buruh outsourcing dan buruh tetap, selain itu buruh outsourcing yang sudah lama juga mengetahui bahwa statusnya merupakan pekerja dari perusahaan penyedia jasa tenaga kerja, dan bukan pekerja dari perusahaan pengguna (pabrik). 2. Perusahaan penyedia jasa tenaga kerja tidak terbuka dan

menginformasikan secara penuh bagaimana seharusnya sistem outsourcing tersebut dijalankan. Hal ini dibuktikan dengan adanya

(15)

15 pemotongan upah yang mana buruh outsourcing tidak mengetahui kegunaan dari setiap potongan yang dikenakan kepadanya.

3. Pendidikan serta kemampuan yang terbatas membuat buruh outsourcing bersikap apatis dan menerima semua bentuk aturan kerja yang dijalankan oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. Bagi buruh outsourcing yang masih baru, lebih banyak menunjukkan sikap apatisnya karena memang tidak mengetahui informasi apapun terkait dengan sitem kerja outsourcing yang sedang dijalankan. Bagi buruh outsourcing yang sudah lama bekerja dan memiliki pengalaman kerja yang cukup membuat buruh outsourcing sedikit lebih tanggap, namun karena mereka tidak memiliki akses untuk menuntut kesejahteraannya dan juga untuk mempertahankan pekerjaannya, buruh outsourcing tersebut memilih untuk melaksanakan aturan yang diterapkan oleh perusaaan penyedia jasa tenaga kerja..

Sedangkan mekanisme survival yang dikembangkan oleh buruh outsourcing di Sidoarjo cukup beragam. Latar belakang serta kondisi keluarga yang berbeda membuat buruh outsourcing di Sidoarjo melakukan mekanisme atau cara-cara tertentu untuk dapat terus melangsungkan hidupnya. Secara singkat keberagaman dalam mengembangkan mekanisme survival yang dilakukan oleh buruh outsourcing di Sidoarjo adalah :

1. Buruh outsourcing laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga memiliki beban ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan buruh outsourcing laki-laki dan perempuan yang belum berkeluarga. Buruh

(16)

16 outsourcing yang belum berkeluarga memanfaatkan waktu ketika tidak bekerja untuk pulang ke tempat asalnya (desa), kemudian kembali ke Sidoarjo setelah mendapat panggilan kerja. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan pengeluarannya di Sidoarjo. Di desanya buruh outsourcing tidak mengeluarkan biaya untuk makan, sehingga dapat meminimalisir pengeluarannya untuk kemudian dimanfaatkan kembali ketika buruh outsourcing tersebut kembali bekerja di Sidoarjo. Mekanisme lain yang dikembangkan adalah mencari pekerjaan lain ketika diliburkan dan mendatangi kantor perusahaan penyedia jasa tenaga kerja untuk meminta pekerjaan di bagian lain.

2. Buruh outsourcing laki-laki yang sudah berkeluarga sebagai kepala rumah tangga dituntut untuk dapat menafkahi keluarganya. Untuk memaksimalkan hal tersebut, buruh outsourcing melakukan berbagai macam tindakan seperti mencari pekerjaan sampingan ketika diliburkan untuk sementara, atau memiliki pekerjaan lain yang dilakukan di luar pekerjaan utamanya (berjualan setelah pulang kerja, bekerja di proyek bangunan pada hari libur, dll) selain itu juga memaksimalkan tenaga kerja yang ada dirumah untut turut membantu perekonomian keluarga (melibatkan istri dan anak untuk ikut bekerja). Hal ini terbukti dari salah satu istri buruh outsourcing yang juga bekerja di pabrik makanan, serta anak-anaknya yang diikutkan bekerja di pabrik yang sama

(17)

17 3. Buruh outsourcing perempuan yang sudah berkeluarga meskipun bebannya tidak seberat buruh outsourcing laki-laki namun tetap ikut membantu perekonomian keluarga. Hal ini terbukti dengan buruh outsourcing yang memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utamanya. Artinya selain sebagai ibu rumah tangga, buruh outsourcing dan masih memiliki pekerjaan lain di luar pekerjaan tersebut. sebagi contoh yang dilakukan adalah, buruh outsourcing merupakan pekerjaan utamanya, setelah pulang bekerja buruh outsourcing tersebut memasak makanan (pentol) yang biasa di jual setelah pulang bekerja, dan juga bekerja merawat anak tetangganya. 4. Baik buruh outsourcing yang sudah atau dan belum berkeluarga,

memanfaatkan hubungan dengan saudara dan dan teman untuk meminjam uang pendapatan yang diterima melebihi pengeluarannya. Jika terpaksa tidak memperoleh pinjaman uang, buruh outsourcing akan menggadaikan barang-barang yang dimilikinya untuk kemudian hari diambil ketika sudah memiliki uang. Mekanisme lainnya adalah ikut arisan yang diselenggrakan di pabrik, sehingga secara tidak langsung memiliki tabungan yang bisa digunakan ketika dibutuhkan.

VI.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang berjudul Mekanisme Survival Buruh Outsourcing ini, tidak mungkin lepas dari kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan karena terdapat banyak unsur-unsur yang belum terkandung dalam studi ini. Oleh karena itu, dapat diberikan beberapa saran

(18)

18 sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa, yakni mengenai mekanisme survival buruh outsourcing di masyarakat diharapkan dapat menggunakan berbagai teori yang relevan, dan dari sudut pandang yang berbeda. Serta dapat menggali secara lebih dalam mengenai realitas tersebut sehingga dapat memunculkan pemahaman yang sesungguhnya. 2. Bagi perusahaan penyedia jasa tenaga kerja yang menggunakan sistem

kerja outsourcing, semoga dapat menjalankan aturan serta prosedur yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan yang mengatur sistem kerja outsourcing.

3. Bagi buruh outsourcing, diharapkan tidak bersifat apatis terhadap sistem kerja outsourcing. Artinya buruh outsourcing dapat sedikit aktif bertanya tentang sistem kerja outsourcing yang sedang dijalankan. Selama tidak bekerja dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menambah keterampilannya

(19)

19 DAFTAR PUSTAKA

Literatur Buku:

Herawati, Rina.2010. Kontrak dan Outsourcing Harus Makin Diwaspadai. Bandung : AKATIGA – Pusat Analisis Sosial

Mather, Celia. 2008. Menjinakkan Sang Kuda Troya (Perjuangan Serikat Buruh Menghadang Sistem Kontrak atau outsourcing). Jakarta : TURC dan FSP KEP

Scott, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani Scott. Jakarta : LP3ES

Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta : Erlangga

Sutedi, Adrian. 2009. Hukum Perburuan. Jakarta : Sinar Grafika

Yasar, Iftida. 2011. Menjadi Karyawan Outsourcing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Yuwono, Dwi, Ismantoro. Pedoman Terbaru Outsourcing & Kontrak Kerja : Peraturan 2012 Tentang Outsourcing dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Yogyakarta : Pustaka Yustisia

Skripsi :

Aziza, Annisa Nurya. 2012. Mekanisme Surival Lansia Terlantar (Studi Deskriptif Tentang Strategi Bertahan Hidup Lansia Terlantar di Surabaya). Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Primaristina, Meita Tri. 2008. Sales Promotion Girl (Studi Deskriptif Tentang

Eksploitasi Terhadap Sales Promotion Girl di Surabaya). Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Hariyanto, Sugeng, 2007. Pemogokan Buruh sebagai Bentuk Ekspresi Perlawanan Terhadap Perusahaan. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

(20)

20 Web :

http://blog.unsri.ac.id/revolusi_Jalanan/isu.../outsourcing...hak.../6616/ Diakses pada hari Minggu. tgl 10 Maret 2013. Pkl 19.00 WIB

masyarakathubunganindustrial.wordpress.com/.../outsourcing-teori-aturan-dan-praktiknya-di-indonesia/ Diakses pada hari Kamis. tgl 29 Agustus 2013. Pkl 21.00 WIB

www.sindonews.com/.../tolak-outsourcing-sbm-spsi-nyaris-bentrok Diakses pada hari Selasa. tgl 1 Oktober 2013. Pkl 11.50 WIB

id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sidoarjo Diakses pada hari Jumat. 7 Desember 2013. Pkl 13.31 WIB jurnalanekaindustri.blogspot.com/.../pembebasan-budak-menyebar-benih-benih.html Diakses pada hari jumat. Tgl 14 September 2013. Pkl 23.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

hukum terhadap tari tradisional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung...

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar pemilik budak yang diceritakan Solomon merupakan orang-orang yang jahat, tetapi Solomon juga menceritakan tokoh-tokoh kulit

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengolah gas hasil proses pirolisis limbah plastik menjadi bahan bakar gas, dengan

Generic Scorecard V3.3 Tanggung Jawab Sosial 5 dari 18... Kriteria C/NC/NA SR‐HP4.1

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang perdagangan atau Pejabat yang ditunjuknya;

Ketentuan umum peraturan zonasi terkait antara kepentingan perizinan yang menjadi wewenang kabupaten dengan pola ruang wilayah kabupaten, termasuk dalam kategori

Selanjutnya dilakukan analisis sata secara deskriptif kualitatif dan kesimpulan akhir tentang penelitian ini diambil berdasarkan fakta- fakta khusus yang peneliti temukan di