• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGALAKKAN KARYA TULIS ILMIAH DALAM LINGKUNGAN KAMPUS SEBAGAI AKTUALISASI PRIME DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGGALAKKAN KARYA TULIS ILMIAH DALAM LINGKUNGAN KAMPUS SEBAGAI AKTUALISASI PRIME DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGALAKKAN KARYA TULIS ILMIAH DALAM

LINGKUNGAN KAMPUS SEBAGAI AKTUALISASI PRIME

DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Anti Korupsi 2015

Oleh

Gede Teguh Laksana

NIM 1101120007

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

(2)

ABSTRAK

Dalam upaya pemberantasan korupsi, diperlukan kerja sama semua pihak dan elemen masyarakat serta Mahasiswa khususnya. Dalam hal ini mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control. Mahasiswa sebagai agen perubahan bahwasannya terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus menjadi subjek dan atau objek perubahan itu sendiri.

Untuk mewujudkan peran mahasiswa tersebut tentunya diperlukan partisipasi dan pengawasan dari setiap kampus yang ada di Indonesia. Kampus sebagai tempat mahasiswa mulai mengenal, memahami serta menghasilakan ide-ide kreatif dan solutif dengan kuliah (sesuai jurusan ataupun tidak), kegiatan pengembangan diri melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun Organisasi Mahasiswa (Ormawa), dan tidak ketinggalan pula kegiatan perlombaan maupun karya tulis ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan.

Oleh karena itu diperlukan untuk menggalakkan karya tulis ilmiah dalam lingkungan kampus. Proses menggalakkan karya tulis ilmiah ini juga sejalan dengan aktualisasi PRIME. PRIME (Professionalism, Recognition of Achievement, Integrity, Mutual Respect, Entrepreneurship) adalah value yang harus dimiliki oleh seluruh civitas akademika (mahasiswa, dosen, pegawai) sesuai dengan renstra Telkom University 2014-2017. Dengan menggalakkan Karya Tulis Ilmiah diharapkan juga mampu untuk menekan korupsi dengan meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan khusunya di Indonesia.

(3)

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka menyambut Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) pada Desember 2015 maka diadakannya Kompetisi Propaganda Anti Koruspi 2015. Hari ini, kita sebagai bangsa Indonesia dan khususnya sebagai Mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Korupsi. Menurut Wikipedia, “Korupsi adalah tindakan pejabat public, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak”. Kemudian dari Survei Indeks Persepsi Korupsi tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat 100 dari 182 negara dengan nilai indeks 3.0 (skala 10). Korupsi akan mempersulit pencapaian good government dan pembangunan ekonomi. Penyebab terjadinya korupsi juga bermacam-macam seperti masalah ekonomi, rendahnya penghasilan yang diperoleh jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup dan gaya hidup yang konsumtif, budaya malu yang rendah, penerapan hokum yang tidak konsisten serta kurangnya pengawasan hokum.

Dalam upaya pemberantasan korupsi, diperlukan kerja sama semua pihak dan elemen masyarakat serta Mahasiswa khususnya. Dalam hal ini mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control. Mahasiswa sebagai agen perubahan bahwasannya terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus menjadi subjek dan atau objek perubahan itu sendiri. Kemudian mahasiswa pun diharapkan menjadi harapan untuk menjadi pemimpin di masa depan dengan kemampuan intelektual, tangguh dan berakhlak mulia. Peran mahasiswa dalam control social mengharuskan mahasiswa untuk melek dan peduli dengan lingkungan, sehingga ia akan mudah menyadari segala permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan peran mahasiswa tersebut tentunya diperlukan partisipasi dan pengawasan dari setiap kampus yang ada di Indonesia. Kampus sebagai tempat mahasiswa mulai mengenal, memahami serta menghasilakan ide-ide kreatif dan solutif dengan kuliah (sesuai jurusan ataupun tidak), kegiatan pengembangan diri melalui Unit

(4)

Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun Organisasi Mahasiswa (Ormawa), dan tidak ketinggalan pula kegiatan perlombaan maupun karya tulis ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar, dan artikel jurnal yang merupakan produk kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi orang lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum dan tugas akhir. Dosen saya pernah mengatakan “ semakin tinggi jenjang pendidikan (S1, S2, S3) seseorang maka tingkat kejujurannya juga harusnya makin tinggi “ , bagaimana tidak bila setiap karya tulis ataupun tugas akhir, thesis maupun desertasi pasti memiliki daftar pustaka ataupun referensi. Tentunya sebagai seorang yang melanjutkan penelitian sebelumnya atau mengacu pada penelitian terkait akan mencantumkan sumbernya, disinilah kita diajarkan untuk berperilaku jujur. Begitulah mengapa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat kejujurannya.

Oleh karena itu diperlukan untuk menggalakkan karya tulis ilmiah dalam lingkungan kampus. Proses menggalakkan karya tulis ilmiah ini juga sejalan dengan aktualisasi PRIME. PRIME (Professionalism, Recognition of Achievement, Integrity, Mutual Respect, Entrepreneurship) adalah value yang harus dimiliki oleh seluruh civitas akademika (mahasiswa, dosen, pegawai) sesuai dengan renstra Telkom University 2014-2017. Dengan menggalakkan Karya Tulis Ilmiah diharapkan juga mampu untuk menekan korupsi dengan meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan khusunya di Indonesia.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam tulisan ini, yaitu: 1. Bagaimana Karya Tulis Ilmiah mampu menyelesaikan masalah korupsi? 2. Bagaimana cara menggalakkan Karya Tulis Ilmiah dalam lingkungan

kampus saat ini?

3. Bagaimana peran Karya Tulis Ilmiah sebagai aktualisasi PRIME ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT YANG INGIN DICAPAI

Adapun dari rumusan masalah yang ada, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, yaitu:

1. Menjadikan Karya Tulis Ilmiah sebagai solusi utama maupun alternatif dalam mencegah dan menekan korupsi

2. Meningkatkan budaya menulis khususnya melalui Karya Tulis Ilmiah dalam lingkungan kampus guna menciptakan ide-ide kreatif dan solutif. 3. Meningkatkan peran Mahasiswa dalam memerangi korupsi melalui Karya

(6)

GAGASAN

Kompetisi Propaganda Anti Korupsi 2015 merupakan sebuah kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk menuangkan ide yang mereka miliki melalui karya tulis, melalui kesempatan ini kami menawarkan sebuah gagasan yang berjudul “Menggalakkan Karya Tulis Ilmiah Sebagai Aktualisasi PRIME” gagasan ini merupakan inspirasi ketika memperhatikan kurangnya minat mahasiswa dalam karya tulis ilmiah selama ini.

Permasalahan pertama mengenai cara mengatasi korupsi dengan karya tulis ilmiah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa karya tulis ilmiah merupakan sebuah penelitian atau pengkajian. Penelitian atau pengkajian ini dapat berupa hal apapun dan tak terkecuali tentang korupsi maupun pencegahannya yang mana tentunya memiliki data, simpulan dan informasi terkait. Dengan semakin tinggi minat mahasiswa terhadap karya tulis, maka akan semakin muncul ide-ide yang kreatif dan solutif untuk masalah korupsi ini. Bisa dibayangkan bila suatu perguruan tinggi memiliki 10.000 mahasiswa, di Indonesia ada sekitar 100 perguruan tinggi. Dengan hampir 100.000 karya tulis yang bisa terpublikasi, maka tentunya hampir 100.000 muncul ide-ide yang tidak hanya kreatif namun juga bisa menjadi solusi bagi permasalahan korupsi saat ini.

Permasalahan kedua, cara menggalakkan karya tulis ilmiah di dalam lingkungan kampus saat ini. Tak terelakkan kondisi mahasiswa saat ini sudah tidak banyak lagi yang tertarik dengan karya tulis ilmiah apalagi mampu menghasilkan karya tulis ilmiah berkualitas. Sebenarnya hal tersebut bisa kita cegah dengan melakukan sosialisasi ataupun kegiatan mengenai menulis karya ilmiah. Hal ini bisa kita mulai dengan mulai mengenalkan pentingnya karya tulis ilmiah disaat Pengenalan Dunia Kampus (PDK) bagi mahasiswa baru. Dari pengenalan inilah diharapkan mampu menggali potensi mahasiswa dalam karya tulis ilmiah serta mencari dan mendapatkan ilmu baru mengenai karya tulis ilmiah ini. Tidak berhenti disitu, sebaiknya juga dilakukan tahap lanjutan bisa ditingkat 2 ataupun tingkat 3 terkait karya tulis ilmiah. Kita bisa memulainya dengan menyisipkan sebagai tugas kuliah, kaderisasi mahasiswa fakultas maupun jurusan, ataupun melalui kegiatan praktikum yang ada. Setiap elemen civitas akademika

(7)

juga mesti berperan baik dalam hal pelaksanaan maupun pengawasan, misalnya dengan menyelenggarakan kompetisi karya tulis ilmiah internal, mendukung penyelenggaraan kegiatan karya tulis ilmiah maupun mengapresiasi mahasiswa yang mengikuti dan bahkan mampu menjadi juara dalam karya tulis ilmiah. Dengan demikian PRIME (Professionalism, Recognition of Achievement, Integrity, Mutual Respect, Entrepreneurship) bukan tidak mungkin dimiliki seluruh civitas akademika khususnya mahasiswa.

Permasalahan ketiga, cara meningkatkan peran mahasiswa dalam memerangi korupsi melalui karya tulis ilmiah. Peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock dan social control mampu diwujudkan melalui karya tulis ilmiah. Berawal dari karya tulis dimana dengan berbagai penelitian dan pengkajian didalamnya mampu menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa khususnya dalam memerangi korupsi. Mulai dari yang awalnya lingkungan menganggap masalah korupsi adalah hal yang biasa, dengan kajian-kajian yang dilakukan mahasiswa mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat terkait pencerdasan terhadap bahaya laten korupsi. Melalui karya tulis ilmiah juga mahasiswa jelas mampu menjadi bibit pemimpin dengan kemampuan intelektual, tangguh serta berakhlak mulia. Hal tersebut dikarenakan dalam menulis karya ilmiah mampu menghasilkan ide-ide solutif, melakukan penelitian ataupun pengkajian khususnya dalam korupsi dan pencegahannya.

Ketiga hal ini merupakan sesuatu hal yang sangat sederhana namun belum banyak dilakukan saat ini. Bisa dikatakan mencegah terjadinya korupsi bukan hal yang mustahil dilakukan melalui penggalakkan karya tulis ilmiah ini. Bagaimana tidak bila nilai-nilai dalam PRIME sedikit banyak tertanam dalam proses kita membuat karya tulis ilmiah. Proffesionalism, Recognition of Achievment, Integrity, Mutual Respect, Entrepreneurship semuanya bisa kita miliki dengan menggalakkan karya tulis ilmiah di lingkungan kampus. Banyak hal positif yang bisa didapat khususnya dalam upaya pencegahan korupsi.

(8)

KESIMPULAN Inti Gagasan

Gagasan menggalakkan karya tulis ilmiah dilingkungan kampus sebagai aktualisasi PRIME dalam upaya pencegahan korupsi ini sekiranya mampu menumbuhkan nilai-nilai PRIME terhadap civitas akademika khususnya mahasiswa. Mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control dapat memulainya dari karya tulis ilmiah dari awal masuk perguruan tinggi hingga menjelang wisuda. Semakin tumbuhnya niat untuk menhasilkan karya tulis ilmiah maka sejalan pula dengan memiliki nilai-nilai PRIME (Professionalism, Recognition of Achievement, Integrity, Mutual Respect, Entrepreneurship).

Teknik Implementasi Gagasan

Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan dalam menggalakkan karya tulis ilmiah dilingkungan kampus yaitu:

1. Mulai mengenalkan karya tulis ilmiah kepada mahasiswa baru dalam Masa Pengenalan Dunia Kampus (MPDK)

2. Melakukan aksi lanjutan terkait karya tulis ilmiah dengan memasukkannya dalam agenda kaderisasi fakultas maupun jurusan

3. Mengadakan kegiatan-kegiatan karya tulis ilmiah yang mampu menarik minat mahasiswa seperti festival karya tulis ilmiah dalam upaya pencegahan korupsi, mengadakan perayaan hari karya tulis ilmiah universitas dll.

4. Mendukung penuh kegiatan karya tulis ilmiah yang ada dan juga civitas akademika yang mampu berprestasi dalam bidan karya tulis ilmiah.

(9)

Daftar Pustaka

1. Wikipedia. Diakses 24 November, 2015, dari

http://www.wikipedia.org/wikipedia/korupsi.html.

2. Wikipedia. Diakses 24 November, 2015, dari

http://www.wikipedia.org/wikipedia/Indeks_Persepsi_korupsi.html.

3. Sushanti, Ayu (1995). Suara Pembangunan. Diakses 24 November, 2015, from http://www.suara-pembangunan.com/

Referensi

Dokumen terkait

kedua shot itu sebagai satu kesatuan yang utuh dan juga langsung terlihat keberlanjutan aksi bisa tetap terjaga dari 2 sambungan tersebut.. cutaway dapat digunakan untuk:

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Majelis dan Sekretariat

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014c. KESATU :

Perbedaan pendapat tentang istihsan pada penggunaanya sebagai dalil sebenarnya prbedaan dalam memberi arti kepada istihsan itu dari banyak istilah yang

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa pada perusahaan ini dibutuhkan suatu sistem baru yaitu sistem penjualan yang terkomputerisasi, yang dapat membantu mengatasi masalah

[r]

Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, dengan atau tanpa disertai infeksi. Kelainan ini bisa diklasifikasikan menjadi akut, subakut,

Berdasarkan keterkaitan antara arah opini dan identitas public figure didapat hasil bahwa sebagian besar opini dalam kutipan langsung rubrik Aspirasi Keistimewaan