Pendahuluan
Pendahuluan
Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, deng
dengan an atau tanpa atau tanpa disertadisertai i infeksinfeksi. Kelainan ini i. Kelainan ini bisa diklasifikbisa diklasifikasikan menjadi akut,asikan menjadi akut, subakut, atau kronik berdasarkan durasi gejala dirasakan. Pada epididymitis akut, subakut, atau kronik berdasarkan durasi gejala dirasakan. Pada epididymitis akut, gejala biasanya menetap kurang dari enam minggu dan ditandai dengan nyeri dan gejala biasanya menetap kurang dari enam minggu dan ditandai dengan nyeri dan pembengkakan.
pembengkakan. Epididymitis Epididymitis kronik kronik ditandai ditandai dengan dengan nyeri nyeri umumnya umumnya tanpatanpa pembengkakan
pembengkakan yang yang terjadi terjadi lebih lebih dari dari tiga tiga bulan. bulan. Orchitis Orchitis biasanya biasanya terjadi terjadi bilabila inflam
inflamasi menyebar dari epididyasi menyebar dari epididymis ke mis ke testis. testis. SebagSebagian besar kasus berhubuian besar kasus berhubunganngan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.
orchitis. Ins
Insideidensi nsi orcorchithitis is umuumumnymnya a ditditemuemukan kan padpada a pripria a preprepubpubertaertas s terterutamutamaa pasien
pasien yang yang mengalami mengalami penyakit penyakit gondong. gondong. akteri akteri yang yang dapat dapat menyebabkanmenyebabkan or
orchchitiitis s anantatara ra lalainin Neisseria Neisseria gonorrhoeae, gonorrhoeae, Chlamydia Chlamydia trachomatis, trachomatis, EscherichiaEscherichia co
coli, li, KlKlebebsiesielllla a pneupneumomoniniaeae, , PsPseueudodomomonanas s aeaerurugiginonosasa, , StStapaphyhylolocococcuccus,s, Stre
Streptocoptococcus,ccus, bakteri bakteri tersebut tersebut biasanya biasanya menyebar menyebar dari dari epididymitis epididymitis terkait terkait dalamdalam seksual pria aktif atau laki!laki dengan P"
seksual pria aktif atau laki!laki dengan P" #n
#ntutuk k memenenegagakkkkan an didiagagnonosisis s ororchchititis is didipeperlrlukukan an ananamamnenesisis s dadann pemeriksaan f
pemeriksaan fisik yang isik yang baik. Pemeriksaan baik. Pemeriksaan penunjang tidak penunjang tidak terlalu terlalu membantu untuk membantu untuk menegakkan diagnosis orchitis. #S$ dapat
menegakkan diagnosis orchitis. #S$ dapat membantu menyingkirkan diagnosis lainmembantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti torsio testis.
nya seperti torsio testis. Pen
Penatalatalaksaksanaaanaan n dardari i orcorchithitis is teruterutamtama a berbersifasifat t supsuportortif if karkarena ena biabiasanysanyaa sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam %! &' hari, kecuali bila sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam %! &' hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu diberikan antibiotik.
Anatomi dan Fisiologi Testis
(estis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum. (estis akan turun sekitar umur janin ) bulan menuju scrotum melalui canalis inguinalis diba*ah pengaruh hormon testosterone dari testis. (estis sinistra biasanya terletak lebih
rendah daripada testis de+tra. asing!masing testis dikelilingi capsula fibrosa yang kuat, disebut tunica albuginea. -ari permukaan dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang membagi bagian dalam testis menjadi lobulus!lobulus testis. -i dalam setiap lobulus terdapat &!% tubuli seminiferi yang berkelok!kelok. (ubuli seminiferi bermuara ke rete testis, ductuli efferentes, dan epididimis
Pengaturan suhu testis di dalam scrotum dilakukan oleh kontraksi musculus dartos dan cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. ila suhu testis akan diturunkan, otot cremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. (emperatur testis dalam scrotum selalu dipertahankan diba*ah temperatur suhu tubuh !% o/ untuk kelangsungan spermatogenesis.
olekul besar tidak dapat menembus ke lumen 0bagian dalam tubulus1 melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli yang disebut sa*ar darah testis. 2ungsi dari sa*ar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto!imun. (ubuh dapat membuat antibodi mela*an spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sa*ar.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis..(estis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
2ungsi testis3
• Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur 2S" • Sekresi testosterone oleh sel 4eydig, diatur oleh 4".
$ambar &. Struktur anatomi testis
$ambar . 4apisan!lapisan pada testis
-inding scrotum terdiri dari 3 &. /utis
. 2ascia superficialis %. usculus dartos
5. 2ascia spermatica e+terna 6. 2ascia cremasterica
7. 2ascia spermatica interna ). (unica vaginalis
Definisi Epididymitis dan Orchitis
Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, dengan atau tanpa disertai infeksi. Kelainan ini bisa diklasifikasikan menjadi akut, subakut, atau kronik berdasarkan durasi gejala dirasakan. Pada epididymitis akut, gejala biasanya menetap kurang dari enam minggu dan ditandai dengan nyeri dan pembengkakan. Epididymitis kronik ditandai dengan nyeri umumnya tanpa pembengkakan yang terjadi lebih dari tiga bulan. Orchitis biasanya terjadi bila inflamasi menyebar dari epididymis ke testis. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.
Epidemiologi
Pada '', epididymitis dan orchitis terjadi pada & dari &55 pasien ra*at jalan 0',7891 pada laki!laki dengan kelompok usia &: sampai dengan 6' tahun. -iperkirakan terdapat sekitar 7'',''' kasus epididymitis setiap tahun di ;merika Serikat, yang majoritasnya pada laki!laki &:!%6 tahun.
Pada satu studi yang dijalankan terhadap tentara ;merika Serikat, didapatkan insiden tertinggi pada laki!laki berusia ' sampai dengan 8 tahun. Epididymitis lebih sering ditemukan berbanding orchitis. Pada satu studi terhadap pasien!pasien ra*at jalan, didapatkan prevalensi orchitis sebesar 6:9 dari jumlah
kasus dengan epididymitis. Kasus orchitis murni jarang ditemukan dan umumnya disertai ri*ayat infeksi kelenjar parotis pada anak laki!laki prepubertas 0usia &% tahun dan keba*ah1.
Etiologi dan Patofisiologi
Epididymitis merupakan penyebab paling sering dari inflamasi intraskrotum dan biasanya bera*al dari infeksi asendens retrograde. Epididymitis pada suatu *aktu dahulu diperkirakan terjadi akibat refluks dari urin, namun hasil satu studi yang dipublikasi pada &8)8 menunjukkan bakteri menjadi penyebab pada sebagian besar kasus. Studi itu juga menunjukkan jenis bakteri penyebab yang berbeda beda
menurut usia pasien.
Pada laki!laki usia &5 sampai dengan %6 tahun, epididymitis paling sering disebabkan oleh infeksi menular seksual dengan pathogen Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis. Epididymitis bakterial nonspesifik disebabkan oleh beberapa bakteri aerob dan sering disertai dengan kelainan anatomis. Pada pasien
yang lebih muda dari &5 tahun atau lebih tua dari %6 tahun, epididymitis umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih dengan patogen tipikal seperti Escherichia coli. Pada laki!laki yang melakukan aktivitas seksual le*at dubur, bakteri coliform seperti Escherichia coli merupakan patogen yang biasa ditemukan, *alaupun infeksi Haemophilus influenza turut terkait. Patogen lain yang jarang menyebabkan epididymitis termasuk Ureaplasma urealyticum, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa. Epididymitis sekunder terhadap infeksi ycobacterium tuberculosis jarang terjadi namun harus diinvestigasi lebih lanjut pada kelompok dengan risiko tinggi. Pada pasien terinfeksi human immunodeficiency !irus 0"I<1 atau dengan ac"uired immunodeficiency syndrome 0;I-S1, tercatat kasus epididymitis dengan patogen jamur dan virus, termasuk cytomegalo!irus.
Epididymitis dengan etiologi noninfeksi ditemukan pada beberapa kelompok penderita. Pada satu studi, didapatkan insiden epididymitis tahunan pada anak laki!
laki usia sampai dengan &% tahun sebesar &, per &''' orang, dan kejadian kelompok usia ini dikarenakan reaksi inflamasi postinfeksi terhadap patogen seperti ycoplasma pneumonia, enterovirus, dan adenovirus yang menimbulkan perubahan jinak. Penyebab epididymitis noninfeksi yang lain termasuk vasculitides dan obatan
-engan pengecualian infeksi berbasis virus, infeksi traktus genitourinarius jarang hanya melibatkan testis. Orchitis umumnya terjadi bersamaan epididymitis, dan agen penyebab keduanya adalah sama. -isseminasi le*at darah merupakan rute tersering pada infeksi testis murni. Penyakit parotitis merupakan penyebab tersering dari orchitis viral yang mana orchitis terjadi pada '!%'9 pasien laki!laki dengan infeksi kelenjar parotis. Orchitis pyogenik biasanya terjadi akibat proses inflamasi pada epididymis.
Faktor Risiko
2aktor risiko terjadinya epididymitis pada semua laki!laki adalah sebagai berikut3
;ktivitas seksual yang aktif
;ktivitas fisik yang berat
Pengendara sepeda atau sepeda motor
-uduk yang lama
2aktor risiko terjadinya epididymitis pada laki!laki lebih tua dari %6 tahun atau pada anak laki!laki prepubertas adalah sebagai berikut3
=i*ayat operasi traktus urinarius
Obstruksi prostat pada laki!laki yang lebih tua dari %6 tahun
Diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pada saat mengevaluasi pasien dengan gejala testis akut atau nyeri dan pembengkakan skrotum 0akut skrotum1, harus dicurigai terjadinya torsio testis terlebih dahulu. (erjadi banyak kasus torsio testis yang salah didiagnosa sebagai epididymitis. Semua pasien dengan gejala akut skrotum atau dicurigai menderita torsio testis harus segera dirujuk ke ahli urologi untuk tindakan selanjutnya.
Pasien dengan epididymitis biasanya merasakan keluhan nyeri yang bertambah sedikit demi sedikit, terlokalisir pada bagian posterior testis yang bisa menjalar ke abdomen ba*ah. >alaupun pasien biasanya merasakan keluhan nyeri pada satu sisi sahaja yang bermula dari epididymis, keluhan ini bisa menyebar ke testis sisi tersebut. $ejala!gejala infeksi salur kemih ba*ah seperti demam, peningkatan frekuensi berkemih, urgensi, hematuria, dan disuria bisa ditemukan pada pasien ini. $ejala!gejala tersebut umum pada epididymitis dan orchitis tetapi
amat jarang pada torsio testis.
Keluhan nyeri yang rekuren jarang didapatkan pada epididymitis dan torsio appendiks testis tetapi bisa terjadi pada torsio testis disebabkan torsio intermiten dengan resolusi spontan. ;da atau tidaknya gejala mual muntah tidak membantu dalam membedakan antara epididymitis, orchitis, dan torsio testis karena gejala tersebut bisa terjadi pada mana mana kelainan. Orchitis virus biasanya disertai dengan onset nyeri dan pembengkakan skrotum mendadak dan bersifat unilateral. ila disertai dengan ri*ayat infeksi kelenjar parotis, orchitis biasanya terjadi empat sampai dengan tujuh hari setelah timbulnya parotitis.
>alaupun torsio testis bisa terjadi pada semua kelompok usia, insidens tertinggi didapatkan pada usia diantara & sampai dengan &: tahun, diikuti kelompok neonatus. (orsio testis jarang didapatkan pada usia diatas %6 tahun dan diantara neonatus sampai dengan : tahun. (orsio appendiks testis umumnya terjadi pada usia tujuh sampai dengan &5 tahun dan jarang terjadi pada usia di atas '
tahun.
Pasien dengan epididymitis dan orchitis selalu ditemukan takikardi dengan atau tanpa demam. Pasien juga bisa mengeluhkan rasa tidak nyaman saat duduk,
namun keluhan ini juga sering terjadi pada kasus torsio testis. ;dalah penting untuk melakukan pemeriksaan ketok sudut costovertebra untuk mencari adakah tanda pyelonephritis, dan juga palpasi daerah suprapubik untuk mencari adakah tanda peradangan vesica urinaria. -aerah inguinal harus diperiksa untuk mencari tanda! tanda hernia atau pembengkakan dan nyeri tekan kelenjar limfe regional yang sugestif terhadap proses inflamasi atau infeksi dari epididymis atau testis. Skrotum harus diperiksa untuk mencari tanda!tanda nyeri tekan duktus spermatikus yang sugestif terhadap epididymitis.
Pembengkakan dan nyeri testis yang biasanya terjadi pada torsio testis bisa berlanjut menjadi hidrokel reaktif dan eritema skrotum. Pada epididymitis, epididymis yang terletak di bagian posterolateral testis membengkak dan nyeri. Pada fase lanjutan, keadaan ini bisa berlanjut menjadi pembengkakan testis menandakan telah terjadi orchitis, dengan hidrokel reaktif dan eritema skrotum yang mirip dengan torsio testis. Pembengkakan skrotum juga didapatkan pada kasus hernia inguinal indirek, yang mana bising bisa terdengar pada auskultasi skrotum.
Pada torsio appendiks testis, hidrokel reaktif sering terjadi dengan nyeri tekan sesuai dengan lokasi anatomis dari appendiks testis. #lue dot sign, merupakan diskolorasi *arna biru di sekitar appendiks testis bisa ditemukan pada dinding skrotum menandakan terjadinya infark dan nekrosis. =efleks cremaster, yang dirangsang dengar cara menggores kulit paha bagian medial harus dilakukan. =efleks normal ditandai dengan kontraksi otot cremaster ipsilateral yang bisa terlihat melalui elevasi testis unilateral yang biasanya positif pada epididymitis, orchitis, dan torsio appendiks testis namun negatif pada torsio testis. Prehn sign, yang mana berkuranganya nyeri pada saat testis dielevasi bisa ditemukan pada pasien dengan epididymitis, namun hasil pemeriksaan ini tidak signifikan. Elevasi
Pemeriksaan Diagnostik
Sebagai tambahan kepada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, pengkajian diagnostik bisa membantu mendiagnosa epididymitis dan orchitis, di samping mengenal pasti patogen penyebab. Pemeriksaan diagnostik juga bisa mengidentifikasi pasien dengan tumor atau torsio testis, namun rujukan kepada ahli urologi harus secepatnya dilakukan jika torsio testis dicurigai secara klinis.
Pemeriksaan pe*arnaan $ram dan kultur dari usap urethra direkomendasi untuk dikerjakan untuk mendeteksi urethritis dan infeksi gonokokus. #rinalisis dan kultur urin disaran untuk dilakukan. ;danya leukosit esterase dan sel darah putih sugestif terhadap urethritis dan membantu membedakan epididymitis dengan torsio testis. ?ika dicurigai epididymitis, pemeriksaan polymerase chain reaction 0P/=1 terhadap Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae harus dilakukan pada sampel usap urethra atau urin.
?ika secara klinis cenderung ke arah torsio testis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, rujukan segera ke ahli urologi harus dilakukan. Pada hampir
semua pasien yang dicurigai epididymitis, -oppler ultrasonografi *arna harus dikerjakan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya torsio testis dengan menilai aliran darah testis. -oppler ultrasonografi *arna digunakan untuk mengevaluasi perfusi testis dan struktur anatomi dari isi skrotum. Pada anak!anak, -oppler ultrasonografi *arna memiliki sensitivitas sebesar )'9 dan spesifisitas sebesar ::9 untuk epididymitis, dan sensitivitas sebesar :9 dan spesifisitas sebesar &''9 untuk torsio testis.
Pengukuran protein fase akut seperti kadar protein /!reaktif 0/=P1 dan laju endap darah, terbukti berguna dalam membedakan epididymitis dengan torsio testis pada pasien dengan gejala akut skrotum. Pada satu studi, /=P memiliki sensitivitas sebesar 87,9 dan spesifisitas sebesar 85,9 untuk epididymitis. ?ika diagnosis masih belum bisa ditegakkan, rujukan untuk ekplorasi bedah harus dilakukan. =ujukan tidak boleh menunggu hasil pemeriksaan tambahan jika secara klinis dicurigai terjadinya torsio testis.
$ambar %. Pemeriksaan Skrotum dan (estis
Diagnosis Differensial
Torsio Testis
(orsio testis adalah suatu keadaan dimana funikulus spermatikus yang terpelintir yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke testis dan epididimis. (orsio testis merupakan suatu keadaan yang termasuk ga*at darurat dan butuh segera dilakukan tindakan bedah. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani dengan cepat dalam 5 hingga 7 jam setelah onset nyeri maka dapat menyebabkan infark dari testis yang selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis.
(orsio testis juga merupakan kega*at daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki!laki de*asa muda, dengan angka kejadian & diantara 5'' orang diba*ah usia 6 tahun dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas 0&!' tahun1. (orsio testis harus selalu dipertimbangkan pada pasien!pasien dengan nyeri akut pada skrotum dan kondisi tersebut juga harus dibedakan dari keluhan! keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak terjadi kesalahan diagnosis yang dapat berujung pada kesalahan terapi
$ambar 5. (orsio (estis Hernia Incarserata
Pada anamnesis didapatkan ri*ayat benjolan yang dapat keluar masuk ke dalam scrotum yang muncul bersamaan dengan keaadaan peningkatan tekanan intraabdominal seperti batuk atau mengejan. enjolan dapat hilang bila berbaring. #kuran benjolan dapat bervariasi dari kecil sampai besar, ila hernia sudah mengalami inkarserta maka gejala yang timbul dapat berupa mual, nyeri kolik abdomen, konstipasi, keerahan pada skrotum, dan bila di auskultasi dapat didengat bunyi bising usus di daerah skrotum.
Tumor testis
Pembesaran testis yang tidak nyeri, biasanya terjadi pada usia '!6' tahun dan sering disertai dengan limfadenopati.
Penatalaksanaan
Pengobatan empirik pada epididymitis harus diberikan sesuai dengan kemungkinan patogen penyebab, pada saat pemeriksaan laboratorium belum selesai. Pengobatan dilakukan dengan fokus terhadap menyembuhkan infeksi, memperbaik gejala, menghindar penularan, dan mengurangkan kemungkinan timbulnya komplikasi.
?ika kemungkinan infeksi disebabkan oleh gonokokus atau /hlamydia 0pada pasien usia &5 sampai dengan %6 tahun1, pengobatan harus terdiri dari ceftria+one
dengan dosis tunggal 6' mg secara intramuscular, dan doksisiklin &'' mg sebanyak kali sehari selama &' hari per oral. ;@ithromycin & gram dosis tunggal per oral bisa digunakan untuk menggantikan doksisiklin.
?ika kemungkinan infeksi disebabkan oleh organisme enterik seperti bakteri coliform 0pada pasien usia kurang dari &5 tahun atau lebih dari %6 tahun1, atau pada pasien dengan ri*ayat alergi terhadap sefalosporin atau tetrasiklin, pengobatan
harus menggunakan antibiotika dari golongan floroAuinolon. Ofloksasin %'' mg per oral diberikan sebanyak kali sehari selama &' hari. 4evofloksasin 6'' mg pula diberikan per oral sebanyak & kali sehari selama &' hari. Pasien yang dengan immunocompromised tetap diberikan terapi seperti yang diberikan kepada pasien immunocompetent.
Sebagai tambahan kepada pengobatan antibiotika, analgetik, elevasi skrotum, tirah baring, dan penggunaan kompres dingin juga membantu dalam proses pengobatan epididymitis. Pasien harus diinformed consent berkenaan komplikasi
yang berkemungkinan terjadi termasuk sepsis, abses, infertilitas, dan penularan infeksi.
Epididymitis dan orchitis biasanya bisa diobati dengan hanya ra*at jalan, namun pasien harus sering kontrol. =a*at inap disaran dilakukan terhadap penderita dengan nyeri hebat, mual muntah yang mana menghambat proses pengobatan per oral, kecurigaan terjadinya abses, kegagalan ra*at jalan, atau muncul tanda!tanda sepsis.
Pengobatan orchitis pada umumnya bersifat suportif dan harus termasuk tirah baring, dan penggunaan kompres dingin atau hangat untuk perbaikan keluhan
nyeri. Pengobatan antibakteri tidak diindikasikan terhadap orchitis virus, dan sebagian besar kasus yang terkait dengan parotitis sembuh spontan setelah tiga sampai dengan sepuluh hari. Pasien dengan epididymo!orchitis memerlukan pengobatan antibiotic seperti yang diberikan pada pasien dengan epididymitis.
eberapa contoh penggunaan antibiotika pada epididymitis dan orchitis3 &./eftria+one
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram!negatifB efikasi lebih rendah terhadap organisme gram!positif. enghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin$binding proteins. -e*asa I 6' mg sekali, anak 3 6!6' mg C kg C hari I<B tidak melebihi &6 mg C d
. -o+ycycline
enghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat %'S dan kemungkinan 6'S subunit ribosom bakteri.
-igunakan dalam kombinasi dengan ceftria+one untuk pengobatan gonore. -e*asa cap &'' mg selama ) hari, ;nak3 !6 mg C kg C hari PO dalam &! dosis terbagi, tidak melebihi '' mg C hari
%.;@itromisin
engobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme.
-iindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. -e*asa & g sekali untuk infeksi klamidia, g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. ;nak3 &' mg C kg PO sekali, tidak melebihi 6' mg C hari
5.(rimetoprim!sulfametoksa@ol
enghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. #mumnya digunakan pada pasien D %6 tahun dengan orchitis.
-e*asa 87' mg A&h untuk &5 hari. ;nak &6!' mg C kg C hari, berdasarkan (P, PO tid C Aid selama &5 hari
6./iproflo+acin
2luorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, =S;, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. enghambat sintesis -; bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. -e*asa tab 6'' mg PO selama &5 hari. ;nak tidak dianjurkan
Komplikasi
• ;trofi testis.
• $angguan kesuburan
• "idrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
• ;bscess scrotalis • =ekurensi
• Epididymitis kronis
PROO!I!
F Sebagian besar kasus orchitis disertai parotitis menghilang secara spontan dalam %!&' hari.
F -engan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.
Kesimpulan
Epididymitis dan orchitis merupakan inflamasi dari epididimis dan testis, dengan atau tanpa disertai infeksi. Kelainan ini bisa diklasifikasikan menjadi akut, subakut, atau kronik berdasarkan durasi gejala dirasakan. Pada epididymitis akut, gejala biasanya menetap kurang dari enam minggu dan ditandai dengan nyeri dan pembengkakan. Epididymitis kronik ditandai dengan nyeri umumnya tanpa pembengkakan yang terjadi lebih dari tiga bulan. Orchitis biasanya terjadi bila inflamasi menyebar dari epididymis ke testis. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.
Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama pasien yang mengalami penyakit gondong. akteri yang dapat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus, Streptococcus, bakteri tersebut biasanya menyebar dari epididymitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki!laki dengan P"
Insidensi orchitis karena gondong, 5 dari 6 kasus terjadi pada laki!laki prepubertal 0lebih muda dari &' tahun1. -alam orchitis bakteri, s ebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis 0epididymo!orchitis1, dan mereka terjadi pada laki!laki yang aktif secara seksual lebih tua dari &6 tahun atau pada pria lebih tua dari 6' tahun dengan hipertrofi prostat jinak 0P"1.
#ntuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk
menegakkan diagnosis orchitis. #S$ dapat membantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti torsio testis.
$ejala klinis yang umumnya terjadi adalah nyeri dan pembengkakan testis. alaise, demam dan menggigil , mual, sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang pembesaran K$ inguinal.
Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika penyebabnya bakteri.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah atrofi testis, gangguan kesuburan abses scrotal , infark testis, dan rekurensi .
Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang % !&' hari, jika penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi.
Daftar Pustaka
&. =. Sjamsuhidajat. ?ong, >. ''6. #u%u &'ar (lmu #edah. Edisi . ?akarta 3 E$/.
. ark, . '&'. )rchitis$ *epartment of Emergency edicine. http3CCemedicine.medscape.comCarticleC)))567. -ecember '&'
%. (homas "(, (imothy S4, -iana ". Epididymitis and Orchitis ;n Overvie*. ;merican ;cademy of 2amily Physician. <ol. )8 o. ). ;pril ''8.
5. Street E?, Portman -, Kopa G, et al. '& Europian $uideline on the anagement of Epididymo!Orchitis.
6. arissa (SP, Sri =S". Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika. Sari Pediatri <ol. && o. & ?uni ''8.
7. Sarel ", eri K. Epididymo!Orchitis in Pre!Pubertal /hildren. Open ?ournal of #rology. '&%