http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSL
BENTUK TOPOGRAFI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM MENGGUNAKAN
METODE PEMERUMAN (SOUNDING)
A study of waters topography at Tanjung Tiram Village by using sounding (Pemeruman)
method
Abdul Gani
1, Halili
2, La Ode Alirman Afu
31,3Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
2Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduanohu Kendari 93232
E-mail : ganymarine@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai elevasi pasang surut dan bentuk topografi dengan menggunakan metode interpolasi IDW (Inverse Distance Weighted) dan kriging di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret-April 2015. Pengambilan data dibagi dua tahap yaitu pengambilan data pasang surut dan pengambilan data topografi perairan dengan metode pemeruman. Hasil pengambilan data topografi dikoreksi dengan nilai elevasi pasang surut muka air rata-rata (MSL) dan diinteroplasi dengan dua metode interpolasi yaitu metode interpolasi IDW dan metode interpolasi kriging. Nilai elevasi pasang surut di perairan Desa Tanjung Tiram yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai elevasi tinggi air rata-rata (MSL) sebesar 165 cm dan tipe pasang surut perairan Desa Tanjung Tiram adalah tipe pasang surut campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal). Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram hasil interpolasi metode interpolasi IDW (inverse Distance Weighted) dan metode interpolasi kriging memiliki bentuk kontur yang tidak beraturan dan garis kontur yang rapat.
Kata kunci : Desa Tanjung Tiram, Pasang Surut, Topografi
Abstract
This study aims to determine the tidal elevation and topography using Inverse Distance Weighted (IDW) and kriging interpolation methods in the coastal waters of Tanjung Tiram Village, Districts of North Moramo, South Konawe, Southeast Sulawesi. The present study was conducted on March-April 2015. Data was collected in to 2 stages, i.e. the tidal data and the topography data by sounding.The collected topography data were correted to the mean sea level (MSL) and Interpolated with both IDW and kriging methods. The tidal elevation value of Tanjung Tiram coastal water was refer to the MSL of 165 cm, while the tidal type was in the form of mixed tide prevailing semidiurnal. Based on the IDW and kriging interpolation methods, this study suggests that the topography in the study area has irregular contour with tight lines.
Keywords: Tanjung Tiram Village, Tidal, and Topography
Pendahuluan
Perairan Desa Tanjung Tiram merupakan salah satu perairan yang terletak di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Perairan tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tanjung Tiram maupun luar Desa Tanjung Tiram, mulai dari kegitan perikanan tangkap, budi daya perikanan, pelayaran, penelitian, dan pariwisata. Untuk mendukung pemanfaatan
potensi suatu perairan, perlu ditunjang dengan informasi tentang topografi suatu perairan.
Informasi tentang bathimetri suatu perairan memberikan banyak manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat tersebut diantaranya untuk kepentingan militer, navigasi serta perencanaan dan pemanfaatan perairan lainnya khususnya sektor perikanan. Kegiatan manusia yang hidup di
Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram (Gani et al.,) 32 pesisir seperti berenang, memancing, bahkan
berbagai kegiatan teknisi bawah laut seperti penanaman pipa bawah laut, kabel, dan pengeboran minyak erat kaitannya dengan informasi batimetri. Selain itu juga, batimetri zona intertidal diperlukan untuk studi morfologi dasar laut, lingkungan, pengelolaan sumber daya pesisir dan pemodelan oseanografi (Siregar dan Selamat, 2010).
Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh gambaran bentuk permukaan (topografi) dasar perairan. Model batimetri diperoleh dengan menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model yang hendak dibuat (Poerbandono dan Djunarsah, 2005).
Metode Pemeruman bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi yang dipancarkan dari transducer merambat dengan kecepatan 1500/detik, hingga membentur dasar laut dan gema yang dipantulkan ditangkap kembali. Metode ini merupakan landasan pengetahuan tentang kondisi dasar laut dan gambaran kedalaman suatu perairan. Kelebihan dari metode ini adalah data yang dihasilkan lebih akurat dibandingkan data citra satelit dan pengambilan data yang sangat mudah serta banyak digunakan untuk pengambilan data untuk perairan sempit (Nontji, 1993). Sebagai contoh Fauzan 2014, melakukan penelitian penggunaan data batimetri untuk keperluan rute pemasangan pipa bawah laut di perairan Tanjung Priok dengan metode pemeruman menyimpulkan bahwa data batimetri dimanfaatkan untuk penentuan kategori zona kemiringan (datar,
bervariasi, atau curam) dalam proses pemilihan
rute pemasangan pipa bawah laut.
Perairan Desa Tanjung Tiram informasi mengenai batimetri perairan dapat dimanfaatkan sebagai acuan pengembangan pemanfaatan sumber daya perairan sehingga data mengenai bentuk topografi perairan sangat dibutuhkan agar pemanfaatan sumber daya yang ada perairan Desa Tanjung Tiram dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai bentuk topografi dari perairan Desa Tanjung Tiram dengan menggunakan metode pemeruman untuk mengetahui bentuk topografi dari perairan Desa Tanjung Tiram.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai elevasi pasang surut diperairan Desa Tanjung Tiram dan untuk mengetahui bentuk topografi dengan menggunakan metode interpolasi IDW ( inverse Distance Weighted ) dan metode interpolasi kriging di perairan desa Tanjung Tiram.
Bahan dan Metode
Pengtambilan data di lakasanakan pada bulan Maret-April 2015. Bertempat di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Metode penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Persiapan, terdiri dari perencanaan survey
dan instalasi peralatan.
2. Perolehan data, pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dalam penelitian
No Alat / Bahan Satuan Kegunaan Keterangan
1. Kapal Motor Unit Sebagai Alat Transportasi Pengambilan data
Lapangan
2. Aki Unit Sebagai sumber energi Map Sounder Lapangan
3. Palem pasut Unit Pengamatan Pasang surut Lapangan
4. Personal computer Unit Pengolahan data -
5. Map Sounder tipe Garmin
Unit Pengambilan data Batimetri Lapangan
6. Printer Unit Alat mencetak dokumen -
7. Alat tulis - Menulis data penlitian Lapangan
Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram (Gani et al.,) 33 Gambar1. Peta desain jalur pengambilan data kedalaman perairan.
Perolehan data kedalaman diperoleh dengan menggunakan instrumen echo sounder. Data diperoleh dengan berlayar mengacu pada desain survei yang telah dibuat sebelumnya pada area peenelitian dan kecepatan kapal 2-3 knot pada saat pengambilan data. Data kedalaman terus direkam terus menerus selama dalam pelayaran. Deasin jalur pengambilan data kedalaman perairan dapat dilihat pada gambar 1 berikut
Pengamatan pasang surut dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di daerah perairan Desa Tanjung Tiram selama 15 hari mulai dari 4-18 Maret 2015. Penentuan titik lokasi pengambilan data pasang surut dilakukan dengan memperhatikan kemudahan pemasangan alat, keamanan pemasangan alat terhadap hempasan gelombang atau pada lokasi yang cukup tenang (Soeprapto,2001).
Analisis data pasang surut
Data pasang surut hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan metode admiralty. sehingga tipe pasang surut suatu perairan dapat ditentukan (Ongkosongo dan Suyarso, 1989).
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu
elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasang surut. Pada penelitian ini nilai elevasi pasang surut yang di butuhkan adalah nilai rata-rata permukan laut (MSL). Nilai ini kemudian digunakan sebagai koreksi hasil pengukuran batimetri perairan desaTanjung Tiram.
Analisis data batimetri
Analisis data batimetri terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut.
1. Input Data X,Y,Z. Data kedalaman yang telah didapat dari hasil pengukuran di input dalam Microsoft excel dan disimpan dalam fotmat data dpf.
2. Koreksi data X, Y Dan Z dengan data pasang surut. Teknik penyesuaian data kedalaman dengan kondisi tinggi muka air laut adalah dengan persamaan yang digunakan oleh Labaro (1995) , yakni
Ks = Ka ± Bp
Ks = Kedalaman perairan sebenarnya Ka = Data kedalaman pada alat
Bp = Bias pasut : - tinggi pasang (h) di atas permukaan laut rata – rata, + tinggi pasang (h) di bawah permukaan laut rata-rata.
Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram (Gani et al.,) 34 Gambar 2. Metode koreksi data kedalaman dengan data pasang surut (Labaro 1995).
Akurasi Hasil Interpolasi
Akurasi hasil interpolasi dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi dari metode inverse distance weighted (IDW) dan metode kriging. Akurasi metode interpolasi pada penelitian ini menggunakan persamaan berikut:
AI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑗𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 x 100% Keterangan :
AI = Akurasi interpoasi
Pembuatan Peta Topografi
Pembuatan peta profil batimetri dilakuakan dengan bantuan program Arc.Gis 10.1, data yang dimasukan adalah Data X,Y,Z yang telah dikoreksi dengan data pasang surut dalam bentuk sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) yaitu Easting (X)
dan Northing (Y) serta kedalaman perairan (Z).
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Memasukan kordinat dan nilai kedalaman perairan dalam microsoft excel
2. Data dalam microsoft excel tersebut kemudian disimpan dalam Format *.dbf (data base).
3. Data dalam Microsoft excel kemudian di export kedalam arc.gis 10.2
4. Data Microsoft excel yang telah diexport kemudian di overlay dengan data Shp Sultra dengan system proyeksi UTM zona 51s. 5. Data yang telah di overlay kemudian di
interpolasi dengan menggunakan 2 metode
interpolasi yaitu metode IDW dan Kriking metode ini langsung tersedia pada software Arcgis 10.2
6. Data yang telah diinterpolasi kemudian dibuat dalam bentuk kontur.
7. Data yang telah dibuat dalam bentuk kontur kemudian dilayout dengan menambahkan grid dan informasi penunjang peta.
8. Data yang telah di lay out dapat di publikasikan dalam bentuk peta kontur batimetri.
Hasil dan Pembahasan
Pengamatan pasang surut dilakukan selama 15 hari, dimulai 04 -18 Maret 2015 dan di analisis dengan metode admiralty. Hasil pengamatan pasang surut perairan desa Tanjung Tiram dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3 menunjukan bahwa dalam siklus 24 jam terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut,dengan demikian,tipe pasang surut pada lokasi penelitian yaitu pasang surut campuran condong ke harian ganda.
Nilai elevasi pasang surut perairan Desa Tanjung Tiram yang dianalisis dengan metode admiralty dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukan nilai elevasi pasang surut periaran Desa Tanjung Tiram selama 15 hari. Nilai elevasi pasang surut dalam penelitian ini digunakan untuk mengoreksi data hasil pemeruman batimetri. Nilai elevasi yang digunakan adalah muka air rata-rata (MSL) sebesar 165 cm.
Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram (Gani et al.,) 35 Gambar 3. Grafik pasang surut perairan desa Tanjung Tiram
Tabel 2. Nilai elevasi pasang surut perairan Desa Tanjung Tiram
Elevasi Nilai (cm)
Pasang tertinggi selama 15 hari (HWL) 245
Surut terendah selama 15 hari (LWL) 60
MSL (Mean Sea Level) 165
Z0 (Muka Surutan) 320
HHWL (Highest High Water Level) 438
LLWL ( Lowest Low Water Level) -49
a. Metode interpolasi IDW
b. Metode interpolasi kriging
Gambar 4. Bentuk topografi perairan desa Tanjung Tiram.
Bentuk topografi perairan desa Tanjung Tiram dapat dilhat pada Gambar 4 berikut. Hasil interpolasi metode interpolasi IDW dan metode interpolasi kriging topografi memilki tingkat kedalaman yang kurang dari 100 meter dan bentuk pantai yang landai dan garis kontur yang agak rapat kondisi seperti merupakan kondisi yang sesuai dengan kondisi perairan yang berada di Indonesia bagian timur. Sesuai dengan pernyataan (Romimohtarto & Juwana, 2001). Bahwa dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, dan tidak teratur.
Profil topografi dasar perairan Desa Tanjung Tiram yang menjadi lokasi penelitian merupakan perairan dangkal, dengan bentuk kedalaman yang begitu bervariasi mulai dari 1-31 meter, dengan luasan ± 6837322 m2 dan
memiliki pantai yang landai . Hal ini sesuai dengan pernyataan (Anonym, 2016) yang menyatakan bahwa kedalaman dasar laut sampai kedalaman 200 meter merupakan perairan dangkal. 0 50 100 150 200 250 300 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 T in g g i A ir ( cm ) Tanggal
Bentuk topografi perairan Desa Tanjung Tiram (Gani et al.,) 36 Dengan mengetahui bentuk topografi di
lokasi penelitian, lokasi penelitian dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan wisata. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan adalah kegiatan wisata pantai, karena berdasarkan kontur topgrafi yang ada memiliki kedalaman 0 – 4 meter, dengan jarak dari garis pantai ±1654 m. Nugraha dkk (2013) menyatakan perairan yang relatif dangkal dengan kedalaman 0-5 meter sangat menunjang untuk kegiatan wisata pantai.
Selain kegiatan wisata pantai bentuk topografi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai kegiatan budidaya perikanan seperti pembuatan karamba jaring apung dan karamba jaring tancap. Hal tersebut memungkinkan kedalaman yang sesuai dengan syarat bagi kegiatan budidaya perairan. Beveridge, (1996), menyatakan bahwa kegiatan budidaya untuk karamba memilki kedalaman optimal antara 4-5 meter. Kedalaman optimal saat surut antara dasar keramba dengan dasar perairan adalah 4-5 m.
Simpulan
Berdasarkan hasil dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Nilai elevasi pasang surut di perairan desa Tanjung Tiram yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai elevasi tinggi air rata-rata (MSL) sebesar 165 cm.
2. Bentuk topografi perairan desa Tanjung Tiram hasil interpolasi metode interpolasi IDW ( inverse Distance Weighted ) dan metode interpolasi kriging memiliki bentuk kontur yang tidak beraturan dan garis kontur yang rapat.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Amadhan Takwir serta Teman-teman Jurusan Oseanografi Univesitas Hang Tuah Surabaya Taruna Rizki Ananda dan Mas Ucup yang telah menjadi leader dalam penelitian ini
Daftar Pustaka
Beveridge, M.C.M, 1996. Cage aquaculture (eds 2nd). Fishing News Books LTD.Farnham, Surrey, England; 352 pp
Fauzan A. L. 2014 . Penggunaan Data Batimetri Untuk Keperluan Penentuan Rute Pemasangan Pipa Bawah Laut (Studi Kasus: Pipa Gas PT. PGN di Perairan Tanjung Priok). Skripsi. Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung. Labaro IL, 1995 Pemetaan Batimetri DI
Perairan Teluk Liang Taman Laut Bunaken .Manado: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Maclennan,D.N. and E. John Simmonds. 1992. Fisheris Acoustic. Chapman and Hall. London.
Nontji,A. 1993. Laut Nusantara
Djambatan.Jakarta.
Nugraha, Dkk. 2013. Studi Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panang Kota Bengkulu. Journal of Marine Research. Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013 Halaman 130-139.
Ongkosongo, S.R., Otto, Suyarso, 1989. Project 1 : Tides and Tidal Phenomena,
Pasang_Surut, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta. Poerbandono, dkk., 2005, Survei Hidrografi,
Cetakan Ke-1, PT Refika Aditama Bandung.
Romimohtarto,K. Dan Sri Juwana.2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut.Djambatan. Jakarta. Siregar,V.P. dan M.B. Selamat .2009.
Interpolator Dalam Pembuatan Peta
Batimetri.Departemen Ilmu
danTeknologi Kelautan, FPIK-IPB.E Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan Tropis.Vol 1 (1). 39-47.
Soeprapto, 2001, Survei Hidrografi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai..
Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.