• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KOTAWARINGIN BARAT"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 11 TAHUN 2009

TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Bab IV Pasal 10 Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, perlu ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

(2)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3390);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279) ;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) ;

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1547);

10. Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4194) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4593 ) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 ; Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737 ) ;

(3)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741) ;

14. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis Dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

17. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Lembaran Daerah Dan Berita Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Kabupaten adalah Kabupaten Kotawaringin Barat

(4)

pemerintahan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 4. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat;

6. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat;

7. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat;

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat

BAB II

PENETAPAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 3

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari : 1. Kepala Dinas ;

2. Sekretaris, membawahkan :

a. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program ; b. Kepala Sub Bagian Keuangan ;

c. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian ;

3. Bidang terdiri dari :

a. Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan, membawahkan: 1) Kepala Seksi Hubungan Industrial;

2) Kepala Seksi Persyaratan dan Norma Kerja ; 3) Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ; b. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, membawahkan :

1) Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja ; 2) Kepala Seksi Perluasan Tenaga Kerja ;

(5)

3) Kepala Seksi Bursa Tenaga Kerja;

c. Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kerja, membawahkan : 1) Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas ;

2) Kepala Seksi Standarisasi Pengembangan Lembaga dan Pelatihan ; 3) Kepala Seksi Sarana Prasarana Pelatihan ;

d. Kepala Bidang Permukiman Penempatan dan Pembinaan, membawahkan : 1) Kepala Seksi Penyiapan, Penataan dan Penempatan Penduduk ; 2) Kepala Seksi Pembinaan Pemukiman Penduduk ;

3) Kepala Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi ;

4. Kelompok Jabatan Fungsional

5. Unit Pelaksana Teknis Dinas(UPTD);

Pasal 4

Bagan Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

BAB IV

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Pasal 5

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintahan Daerah dan tugas pembantuan dibidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

b. Penyelenggaraan kebijaksanaan ketenagakerjaan bidang penempatan dan perluasan kerja, bidang pelatihan dan produktivitas, bidang hubungan industrial dan syarat kerja, bidang pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta norma ketenagakerjaan.

c. Merumuskan pelaksanaan kebijakan pemberian izin dan atas rekomendasi pada pengarah tenaga kerja ke luar negeri, peraturan perusahaan, lembaga serikat pekerja maupun organisasi serikat pekerja dan asosiasi pengusaha.

(6)

d. Pembinaan jaminan sosial tenaga kerja, pembinaan pendidikan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif.

e. Pembinaan bursa kerja yang kondusif hingga pertambahan angkatan kerja dapat terserap pada lowongan kerja yang tersedia di berbagai sektor ekonomi.

f. Pembinaan, koordinasi dan pengendalian, penyiapan pemukiman transmigrasi. g. Pembinaan, koordinasi dan kerjasama SDM transmigrasi.

h. Pembinaan, koordinasi dan pengembangan masyarakat kawasan transmigrasi.

i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tenaga kerja dan transmigrasi;

Pasal 7

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. Perumusan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program di bidang tenaga kerja dan transmigrasi ;

b. Penyusunan kebijaksanaan teknis dan program kerja di bidang tenaga kerja dan transmigrasi ; c. Pelaksanaan pembinaan tenaga kerja, penyaluran, penempatan dan perluasan kerja ;

d. Pelaksanaan pembinaan pelatihan dan produktivitas serta peningkatan keterampilan tenaga kerja ; e. Penetapan pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ;

f. Pengawasan atas pelaksanaan upah minimum Kabupaten

g. Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian ;

h. Alokasi sumber daya manusia potensi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian ; i. Penelitian ketenagakerjaan yang mencakup wilayah Kabupaten ;

j. Penyusunan dan penetapan kebijaksanaan bidang ketransmigrasian untuk mendukung pembangunan secara makro;

k. Penyiapan pengusulan rencana lokasi pembangunan wilayah pengembangan, pengarahan, dan penempatan transmigrasi skala Kabupaten berdasarkan hasil pembahasan dengan pemerintah daerah;

(7)

BAB V

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Bagian Pertama KEPALA DINAS

Pasal 8

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas memimpin, membina, mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja sebagai kebijakan program dinas serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menyelenggarakan fungsi:

a Perumusan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku ;

b Perencanaan pengembangan dan menggali sumber-sumber dalam rangka pemberdayaan potensi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

c Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah ketenagakerjaan ;

d Penyelenggaraan pelaksanaan pemberian izin dan rekomendasi tenaga kerja asing (TKA), pengerahan tenaga kerja keluar negeri, peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

e Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja ;

f Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

g Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan potensi transmigrasi;

h Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan kawasan transmigrasi ;

i Pembinaan pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tupoksi Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi;

(8)

Bagian Kedua

SEKRETARIAT

Pasal 10

Sekretaris mempunyai tugas pokok merencanakan, menyusun, melaksanakan, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pelayanan umum, kepegawaian dan perlengkapan, keuangan, perencanaan dan pengendalian program, serta mengoordinasikan penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan tugas bidang secara terpadu.

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Sekretaris, menyelenggarakan fungsi:

a Mengoordinasikan penyusunan rencana program kegiatan dan anggaran SKPD; b Mengatur pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan perlengkapan SKPD ; c Mengatur pelaksanaan administrasi pengelolaan keuangan SKPD;

d Menyusun evaluasi dan pelaporan kegiatan SKPD ;

e Mengoordinasikan dan membina pelaksanaan tugas bidang secara terpadu ; f Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

Pasal 12

Sekretaris, membawahkan :

1. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program ; 2. Kepala Sub Bagian Keuangan ;

3. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian;

Paragraf 1

Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program

Pasal 13

Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, menyusun rencana dan program, menyusun informasi ketenagakerjaan daerah dan ketransmigrasian, serta evaluasi dan pelaporan

(9)

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 13, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program, menyelenggarakan fungsi :

a. Pengoordinasian penyusunan rencana kegiatan dan perumusan program di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

b. Pengumpulan data untuk bahan penyusunan rencana dan program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pembangunan;

d. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; e. Penyebaran informasi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

f. Penyiapan bahan penyusunan kegiatan perencanaan tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan program Dinas;

g. Penyusunan proyeksi kependudukan dan profil ketenagakerjaan daerah ;

h. Pengevaluasian terhadap pelaksanaan rencana program dan kegiatan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian ;

i. Pengumpulan data hasil pelaksanaan kegiatan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; dan

j. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Sub Bagian Keuangan

Pasal 15

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, bimbingan, pembinaan dan pengawasan terhadap bendaharawan.

Pasal 16

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan anggaran;

b. Pelaksanaan administrasi keuangan dan pelaporan; c. Penatausahaan keuangan;

d. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan bendaharawan ; dan

(10)

Paragraf 3

Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian

Pasal 17

Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kepegawaian serta penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan tata laksana, urusan tata persuratan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 17, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana formasi pegawai ;

b. Penyusunan daftar urut kepangkatan dan nominative pegawai; c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian;

d. Pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai;

e. Penyelenggaraan urusan ketata usahaan, surat menyurat, kearsipan dan protokol; f. Penyelenggaraan penataan lingkungan;

g. Penyelenggaraan perpustakaan dan urusan hubungan masyarakat ;

h. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas umum, perlengkapan dan kepegawaian. i. Pelaksanaan perencanaan dan pengadministrasian pengadaan barang-barang dinas ; j. Pelaksanaan inventarisasi barang-barang dinas;

k. Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan barang-barang dinas; l. Penyelenggaraan urusan rumah tangga Dinas; dan

m. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Ketiga

BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN

Pasal 19

Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan perumusan petunjuk teknis persyaratan kerja, penyelesaian perselisihan, membina hubungan industrial, organisasi pekerja dan pengusaha, Norma Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta pengawasan dan perlindungan tenaga kerja anak dan perempuan.

(11)

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 19, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :

a. Pembinaan hubungan industrial dan organisasi pekerja dan pengusaha;

b. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja, mencegah terhadap diskriminasi terhadap pekerja;

c. Pengkajian dan penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang sedang dan akan diberlakukan di Kabupaten serta mengawasi pelaksanaannya; dan

d. Mengumpulkan bahan / data serta merumuskan juknis/juklak pembinaan dan pengawasan norma kerja dan jamsostek serta norma K3 untuk pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan di Kabupaten;

e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan tenaga kerja anak dan perempuan serta purna tugas di perusahaan pada Kabupaten ;

f. Melaksanakan pengawasan serta pendidikan terhadap pelanggaran norma kerja dan jamsostek, norma K3 dan penggunaan TKA ;

g. Melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam rangka penegakan hukum/ penindakan (Low Emforcement) di bidang ketenagakerjaan;

h. Melakukan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menetapkan kebijakan di bidang pengawasan ketenagakerjaan ;

i. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 21

Kepala Bidang Hubungan Industrial, membawahkan : 1. Kepala Seksi Persyaratan dan Norma Kerja ; 2. Kepala Seksi Hubungan Industrial ;

3. Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

Paragraf 1

Seksi Persyaratan dan Norma Kerja

Pasal 22

Kepala Seksi Persyaratan dan Norma Kerja mempunyai tugas menyiapkan petunjuk teknis penyusunan dan usul penetapan upah minimum Kabupaten, dan mengadakan pembinaan pengupahan, persyaratan kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama

(12)

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Kepala Seksi Persyaratan dan Norma Kerja menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan bahan pedoman dan petunjuk teknis persyaratan kerja pada perusahaan swasta, BUMN, BUMD, yayasan maupun lembaga/perseorangan yang mempekerjakan tenaga kerja, perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama,

b. pengupahan dan kesejahteraan pekerja ; c. Melaksanakan survei kebutuhan hidup layak ;

d. Menyiapkan dan menyusun petunjuk teknis penelitian kebutuhan hidup layak, indeks harga konsumen dan harga bahan pokok;

e. Mengadakan perencanaan penetapan upah minimum ;

f. Menyiapkan bahan menyelenggarakan, merencanakan dan melaksanakan sidang-sidang Dewan Pengupahan dalam rangka usul penetapan upah minimum;

g. Mengadakan pembinaan pengupahan dan sosialisasi upah minimum;

h. Melaksanakan pembinaan persyaratan kerja pada perusahaan dan pembinaan tenaga kerja yang akan purna tugas;

i. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan persyaratan kerja yang meliputi perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama;

j. Melaksanakan pembinaan dan pengesahan serta pencatatan peraturan perusahaan dan inventarisasi perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama;

k. Melakukan pembinaan pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

l. Memberikan petunjuk teknis penyelesaian perselisihan, unjuk rasa/pemogokan bagi pegawai teknis hubungan industrial;

m. Melakukan mediasi dalam rangka penanganan penyelesaian perselisihan hubungan industrial ; n. Melakukan Inventarisasi dan pendataan penyelesaian perselisihan hubungan industrial di

Kabupaten maupun pada Pengadilan Hubungan Industrial; dan

o. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Hubungan Industrial

Pasal 24

Kepala Seksi Hubungan Industrial mempunyai tugas menyiapkan petunjuk teknis pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan hubungan industrial dan menyiapkan petunjuk teknis kesejahteraan Tenaga Kerja serta pedoman pembinaan organisasi serikat pekerja dan organisasi pengusaha.

(13)

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 24, Kepala Seksi Hubungan Industrial Kerja menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan hubungan industrial pada perusahaan swasta, BUMN, BUMD, Yayasan maupun lembaga / perseorangan; b. Melaksanakan pembinaan hubungan industrial dengan instansi/organisasi terkait ;

c. Melaksanakan pendidikan hubungan industrial;

d. Melaksanakan pembinaan dan pendidikan pencegahan perselisihan hubungan industrial ; e. Melaksanakan pembinaan organisasi serikat pekerja dan organisasi pengusaha ;

f. Melakukan pembinaan Lembaga kerja sama Bipartit di perusahaan ;

g. Menyusun dan merencanakan agenda sidang – sidang Lembaga Kerja sama Tripartit Kabupaten ; h. Menyusun draf keputusan Lembaga Kerja sama Tripartit Kabupaten;

i. Melaksanakan penilaian implementasi pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan yang dikategorikan perusahaan merah, kuning dan hijau ;

j. Melakukan pembinaan koperasi karyawan, kesepakatan bersama perusahaan, aspek kesejahteraan tenaga kerja, kesepakatan bersama perusahaan ; dan

k. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 26

Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan dan peraturan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja serta norma kerja.

Pasal 27

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 26, Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyelenggarakan fungsi :

a. Membuat persiapan, menyiapkan bahan/data, petunjuk teknis guna penyempurnaan pelaksanaan norma kerja secara umum dan khusus, serta norma jamsostek ;

b. Melaksanakan inventarisasi data / laporan ketenagakerjaan berdasarkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ;

c. Melaksanakan pengawasan norma ketenagakerjaan ;

d. Melaksanakan pengawasan khusus terhadap pelaksanaan pengupahan dan jamsostek di perusahaan;

e. Melaksanakan monitoring dan pemeriksaan terhadap laporan kecelakaan kerja serta analisa lapangan di perusahaan;

(14)

f. Melakukan kerjasama dengan PT Jamsostek tentang pelaksanaan program jamsostek;

g. Melaksanakan tugas bekerja sama dengan Dokter Penasihat K 3 dalam pembinaan tenaga kerja perempuan;

h. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma keselamatan kerja ;

i. Melaksanakan pengawasan secara khusus terhadap penggunaan peralatan, penelitian dan pengujian/rekomendasi alat-alat mesin/pesawat/motor produksi/ alat-alat atau bahan kimia serta bahan berbahaya lainnya;

j. Menyiapkan bahan-bahan dalam menetapkan standar K3 di perusahaan dan pembinaan terhadap perusahaan guna pembentukan dan pelaksanaan penelitian serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja ;

k. Melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap operator pesawat uap dan bejana tekan, pesawat angkat/angkut serta motor pembangkit lainnya;

l. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembinaan kesehatan dan lingkungan kerja ; m. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta pemeriksaan terhadap pemakaian alat pelindung

diri (APD) tenaga kerja ;

n. Melaksanakan kegiatan Operasional Komisi Pestisida di perusahaan bersama Dinas Instansi terkait ; dan

o. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Keempat

BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA

Pasal 28

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan pembinaan tenaga kerja mandiri, penyaluran dan penempatan tenaga kerja serta penerapan teknologi tepat guna dan perluasan kerja.

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 28, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan tenaga kerja pemuda mandiri Professional;

b. Pelaksanaan penyaluran dan penempatan tenaga kerja keluar negeri, AKL dan AKAD serta pembinaan PJTKI;

c. Pembinaan dan pemberian perizinan serta pendataan penggunaan tenaga kerja asing;

d. Pendataan jumlah pencari kerja, penganggur terbuka dan menyalurkan pada lowongan kerja yang ada ;

e. Pembinaan dan penyebarluasan informasi penggunaan teknologi tepat guna dan padat karya; dan f. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(15)

Pasal 30

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja membawahkan : 1. Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja ;

2. Kepala Seksi Perluasan Tenaga Kerja ; 3. Kepala Seksi Bursa Tenaga Kerja.

Paragraf 1

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja

Pasal 31

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan kegiatan pembinaan usaha mandiri Professional.

Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 31, Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi :

a. Pengumpulan dan penginventarisasian data yang berhubungan dengan kegiatan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Lokal (AKL) dan Antar Kerja Antar Negara ;

b. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan dan bimbingan AKAD, AKL dan AKAN ; c. Melaksanakan pemberian rekomendasi dan perizinan serta pembatasan penggunaan tenaga kerja

asing (TKA) ;

d. Mengawasi dan memonitor pelaksanaan tenaga kerja AKAD, AKL, AKAN dan TKA ; e. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Perluasan Tenaga Kerja

Pasal 33

Kepala Seksi Perluasan Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan penerapan teknologi tepat guna dan perluasan kerja.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 33, Kepala Seksi Perluasan Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi :

(16)

a. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan perangkat lunak serta bahan pembinaan terapan teknologi tepat guna dan teknologi padat karya ;

b. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan bahan pembinaan perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja perkotaan dan perdesaan;

c. Melakukan penyebarluasan data informasi teknologi tepat guna, tenaga kerja mandiri dan perluasan kesempatan kerja ;

d. Pengumpulan dan penginventarisasian data yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan usaha mandiri Professional bagi lulusan SLTA dan sarjana;

e. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan dan bimbingan tenaga kerja mandiri, pedoman pengerahan, pendaftaran dan seleksi tenaga kerja mandiri;

f. Penyiapan bahan untuk seminar, rapat-rapat dalam rangka kerja sama dengan instansi / dinas/ lembaga / LSM / para Professional / para peneliti untuk pengembangan / percontohan usaha mandiri ;

g. Pelaksanaan monitoring serta penilaian pelaksanaan usaha mandiri Professional ;

h. Penyiapan bahan pembinaan dan penempatan tenaga kerja pemuda dan wanita serta penyandang cacat dan lanjut usia ; dan

i. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Bursa Tenaga Kerja

Pasal 35

Kepala Seksi Bursa Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan informasi pasar kerja, bursa kerja, analisis dan klasifikasi jabatan serta penyuluh dan bimbingan jabatan.

Pasal 36

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 35, Kepala Seksi Bursa Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan sistem dan penyiapan bahan pedoman pembinaan bursa kerja pada lembaga-lembaga pelatihan kerja/lembaga pendidikan formal ;

b. Penyiapan bahan pembinaan terhadap informasi pasar kerja dan bursa kerja;

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data jabatan, penyajian, penyebarluasan informasi jabatan; d. Penyiapan bahan sistem jabatan, metode dan teknik penggunaan analisis jabatan dibidang

ketenagakerjaan;

e. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan jabatan dan pengembangan bimbingan jabatan;

f. Melakukan kunjungan ke perusahaan / pengguna tenaga kerja dalam rangka penerimaan lowongan kerja ;

(17)

h. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas..

Bagian Kelima

BIDANG PEMBINAAN TENAGA KERJA

Pasal 37

Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pelatihan tenaga kerja, menyusun standarisasi dan sertifikasi, melaksanakan pemagangan dalam dan luar negeri serta bimbingan produktivitas tenaga kerja.

Pasal 38

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 37, Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kerja, menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan pelatihan tenaga kerja ;

b. Penyusunan standarisasi, sertifikasi tenaga kerja serta perizinan lembaga pelatihan kerja; c. Pelaksanaan pemagangan tenaga kerja dalam dan luar negeri;

d. Penyediaan tenaga kerja terampil, ahli dan produktif untuk penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, serta pengembangan usaha mandiri;

e. Pengoordinasian dalam pembinaan kelembagaan pelatihan;

f. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 39

Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kerja, membawahkan : 1. Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas ;

2. Kepala Seksi Standarisasi Pengembangan Lembaga dan Pelatihan ; 3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pelatihan;

Paragraf 1

Seksi Pelatihan dan Produktivitas

Pasal 40

Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, instruktur tenaga pelatihan, lembaga pelatihan dan produktivitas dan pembinaan dalam pelaksanaan pemagangan pada lembaga pelatihan dan perusahaan di dalam negeri maupun luar negeri.

(18)

Pasal 41

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 40, Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan tenaga instruktur dan tenaga pelatih dan penyiapan data base dan bahan pembinaan pelatihan ;

b. Penginventarisasi dan pengoordinasi kelembagaan pelatihan swasta dan pemerintah ;

c. Pendataan lembaga pelaksana pemagangan pada lembaga pelatihan dan perusahaan di dalam dan di luar negeri ;

d. Pendataan tenaga kerja terampil, ahli dan produktif ; e. Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan pemagangan ; f. Pengoordinasi dalam pembinaan pemagangan secara terpadu ; dan

g. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Standarisasi Pengembangan Lembaga dan Pelatihan

Pasal 42

Kepala Seksi Standarisasi Pengembangan Lembaga dan Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan serta menyusun standarisasi dan sertifikasi pelaksanaan pelatihan.

Pasal 43

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 42, Kepala Seksi Standarisasi Pengembangan Lembaga dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi :

a. Penginventarisasian data program jenis pelatihan, dan kualifikasi latihan serta lembaga penyelenggara latihan swasta ;

b. Penyiapan bahan pembinaan dan penyusunan standarisasi dan sertifikasi;

c. Pelaksanaan, pembinaan/penyuluhan dan bimbingan serta akreditasi kelembagaan pelatihan; d. Menyiapkan rekomendasi perizinan dan pendaftaran Lembaga Latihan Swasta ( LLS ) ; dan e. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

(19)

Paragraf 3

Seksi Sarana Prasarana Pelatihan

Pasal 44

Kepala Seksi Sarana Prasarana Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pengusulan pedoman sarana dan prasarana pelatihan kerja, penyusunan kebutuhan prioritas pengembangan sarana dan prasarana pelatihan.

Pasal 45

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 44, Kepala Seksi Sarana Prasarana Pelatihan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan format isian data dan referensi pengembangan sarana prasarana ; b. Melakukan penyusunan pedoman pengembangan sarana prasarana;

c. Melakukan penyusunan rencana pengembangan sarana dan prasarana; d. Menyiapkan rencana aksi kebutuhan pengembangan sarana prasarana; e. Menyiapkan dokumen teknis pengembangan sarana prasarana ; f. Menyusun kebutuhan prioritas pengembangan sarana prasarana;

g. Melakukan pengendalian pelaksanaan peningkatan sarana prasarana pelatihan kerja; h. Melakukan evaluasi peningkatan sarana prasarana pelatihan kerja;

i. Mengoordinasikan pelaksanaan peningkatan sarana prasarana pelatihan kerja; dan b Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Bagian Ketujuh

BIDANG PEMUKIMAN, PENEMPATAN DAN PEMBINAAN

Pasal 46

Kepala Bidang Pemukiman, Penempatan dan Pembinaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pedoman dan identifikasi potensi kawasan transmigrasi, penyusunan pedoman penyelesaian pertanahan dan legalitas lahan, penyusunan pedoman penyiapan lahan, pembangunan permukiman, promosi dan kerjasama, fasilitasi penempatan dan kebutuhan Sumber Daya Manusia Transmigran, pembentukan kelembagaan pengembangan usaha, pembangunan sarana dan prasarana permukiman serta pembinaan pemberdayaan status UPT.

(20)

Pasal 47

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 46, Kepala Bidang Pemukiman, Penempatan dan Pembinaan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan dan menyusun bahan penyusunan pedoman Fasilitasi Penempatan dan Kebutuhan SDM Transmigran;

b. Mengoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan Fasilitasi Penempatan dan Kebutuhan SDM Transmigran ;

c. Menyiapkan dan menyusun bahan pedoman Pembentukan Kelembagaan Kawasan Transmigrasi ; d. Mengoordinasikan dan mengevaluasi Pembentukan Kelembagaan Kawasan Transmigrasi; e. Melakukan pembinaan kelembagaan ekonomi dan pemasaran hasil usaha produktif transmigran ; f. Melakukan pembinaan sosial budaya transmigran ;

g. Menginventarisasi kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana permukiman;

h. Menyusun rencana kebutuhan prioritas pengembangan sarana dan prasarana permukiman ; i. Menyusun pedoman pemberdayaan masyarakat transmigrasi ;

j. Menyusun pedoman peningkatan status UPT/Desa transmigrasi ;

k. Melaksanakan koordinasi, evaluasi dan pengendalian pemberdayaan masyarakat dan peningkatan status UPT/Desa Transmigrasi; dan

l. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Pasal 48

Kepala Bidang Penyiapan Pemukiman Transmigrasi, membawahkan : a. Seksi Penyiapan, Penataan dan Penempatan Penduduk ;

b. Seksi Pembinaan Pemukiman Penduduk ;

c. Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi .

Paragraf 1

Seksi Penyiapan, Penataan dan Penempatan Penduduk

Pasal 49

Kepala Seksi Penyiapan, Penataan dan Penempatan Penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pedoman dan identifikasi potensi, penyusunan lahan, pembangunan permukiman,penyusunan pedoman dan promosi kerjasama, penyusunan pedoman dan fasilitasi penempatan dan kebutuhan SDM transmigran.

(21)

Pasal 50

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 49, Kepala Seksi Penyiapan, Penataan dan Penempatan Penduduk menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan referensi dan format isian pengambilan data pedoman identifikasi potensi ; b. Menyiapkan, kompilasi, tabulasi dan analisa data pedoman identifikasi potensi;

c. Menyiapkan bahan pedoman Identifikasi potensi penyediaan areal kawasan transmigrasi; d. Melakukan penelaahan evaluasi analisa dan validasi data potensi kawasan transmigrasi; e. Mengumpulkan bahan dan referensi pedoman penyelesaian pertanahan dan legalitas lahan ; f. Melakukan penelaahan analisa dan evaluasi bahan pedoman penyelesaian pertanahan dan

legalitas lahan ( 2 C, 4 L );

g. Melakukan inventarisasi masalah pertanahan dan legalitas lahan ;

h. Menyusun bahan Pedoman dan penyelesaian pertanahan dan legalitas lahan ;

i. Penyiapan petunjuk pelaksanaan penyediaan lahan untuk pembangunan permukiman ; j. Menyusun petunjuk teknis penyediaan lahan pembangunan permukiman;

k. Menyusun penetapan lahan dan pembangunan permukiman ; l. Menyiapkan referensi dan bahan penyusunan pedoman ; m. Menyosialisasikan konsep pedoman promosi dan kerjasama;

n. Melakukan penyempurnaan dan perumusan promosi dan kerjasama berikutnya; o. Menyusun pedoman promosi dan kerjasama;

p. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman Fasilitasi Penempatan dan Kebutuhan SDM Transmigran ;

q. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman Pembentukan Kelembagaan Kawasan Transmigrasi ; r. Menyusun Pedoman Pembentukan Kelembagaan Kawasan Transmigrasi ; dan

s. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 2

Seksi Pembinaan Permukiman Penduduk

Pasal 51

Kepala Seksi Pembinaan Permukiman Penduduk mempunyai tugas melakukan peningkatan peran serta masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan dan penilaian tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat transmigran, Penyusunan pedoman peningkatan status UPT/Desa transmigrasi dan Pembinaan peningkatan status UPT menjadi desa definitif

(22)

Pasal 52

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 51, Kepala Seksi Pembinaan Permukiman Penduduk menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan pedoman dan peningkatan peran serta masyarakat transmigrasi ;

b. Menyiapkan pedoman dan penilaian tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat transmigrasi ;

c. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman pembentukan kelembagaan kawasan transmigrasi ; d. Menyusun pedoman pembentukan kelembagaan kawasan transmigrasi ;

e. Merencanakan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dan tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat transmigran ;

f. Menyiapkan bahan pedoman peningkatan status UPT/desa transmigrasi; g. Melakukan penelaahan dan analisa data perkembangan UPT/Desa transmigrasi; h. Melakukan evaluasi dan validasi data perkembangan UPT/desa transmigrasi; i. Menyiapkan pedoman dan kegiatan peningkatan status UPT menjadi desa definitif.

j. Melakukan konsultasi dan kerjasama dengan dinas teknis/pemda setempat untuk peningkatan status UPT menjadi desa definitif ;

k. Memfasilitasi dan mengevaluasi kegiatan peningkatan status UPT; dan

l. Pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

Pasal 53

Kepala Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas melakukan pembinaan usaha-usaha produktif transmigran, pembinaan pemasaran hasil-hasil transmigran dan pembinaan kelembagaan ekonomi desa yang berkelanjutan.

Pasal 54

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 53, Kepala Seksi Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

a. Memfasilitasi usaha kegiatan produktif sesuai dengan kesesuaian lahan dan permintaan pasar ; b. Melakukan pembinaan pemanfaatan input-input ekonomi ;

c. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi; d. Melakukan pembinaan dan pengembangan pasar lokal;

e. Melakukan pembinaan distribusi hasil-hasil transmigran ; f. Melakukan pembinaan dibidang sosial dan budaya transmigran ;

(23)

g. Melakukan inventarisasi, pencatatan hasil-hasil produksi serta membangun kemitraan ; h. Melakukan pembinaan penguatan kelembagaan ekonomi desa/UPT;

i. Melakukan bimbingan teknis dan pelatihan perangkat lembaga ekonomi desa/UPT ; dan j. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 82

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 83

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Ayat (3), ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang– undangan yang berlaku.

BAB VI

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Pasal 84

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

(2) Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas;

(24)

BAB VII

TATA KERJA

Pasal 85

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, seimplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Dinas maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing – masing.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing- masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 86

(1) Uraian Tugas masing-masing pejabat pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ditetapkan oleh Kepala Dinas dengan Keputusan Kepala Dinas setelah mendapat persetujuan dari Bupati Kotawaringin Barat;

(2) Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, akan ditetapkan lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 87

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Keputusan Bupati Nomor ….Tahun ... Tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kotawaringin Barat dan Keputusan Bupati Kotawaringin Barat Nomor …….. Tahun ….. Tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Kependudukan dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat dan ketentuan yang mengatur hal yang sama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(25)

Pasal 88

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di Pangkalan Bun Pada tanggal

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Cap/ttd

H. UJANG ISKANDAR, ST, M.Si

Diundangkan di Pangkalan Bun Pada tanggal

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Cap/ttd

Drs. BUDASMAN, M.Si NIP. 19560514 198303 1 002

Referensi

Dokumen terkait

“Orang Eropa tdak akan membel hasl tambang kalau hasl audt yang mereka lakukan terhadap perusahaan tersebut menemukan pelanggaran.” Demkan juga perusahaan dar

Pada tahapan ini akan dilakukan pembobotan terhadap masing-masing poin dari kriteria yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan metode ANP dan dengan bantuan software

Pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat terhadap narapidana yang telah selesai menjalani pidananya atau terpidana yang dijatuhi pidana bersyarat sedapat mungkin

Terdapat dua tugas yang diterima oleh penulis selama pengerjaan proyek ini, yaitu pembuatan zoning dan gambar kerja untuk keperluan perizinan ke Kemenristekdikti

Menurut peserta, materi pengembangan instrumen tes menarik, pemaparan narasumber jelas dan membuat peserta tertarik pada materi, peserta puas dengan fasilitas

(1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial

Konsiliasi Hubungan industrial adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan atau serikat pekerja hanya dalam satu

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lempung alam Desa Palas Pekanbaru berpotensi sebagai bahan aditif pada pembuatan membran hibrid polisulfon-lempung