• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etiologi dan Epidemiologi Hepatitis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Etiologi dan Epidemiologi Hepatitis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5. Hepatitis Pengertian

Hepatitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada hati. Terdapat berbagai macam penyebabnya baik penykit maupun faktor lain seperti alkohol, bahan-bahan kimia, obat-obatan (sintesis maupun tradisional) maupun penyakit autoimun. Adapun virus yang daat menyebabkan peradangan di hati diantaranya adalah virus mononuclear dan sitomegalovirus. Namun, virus-virus tersebut tidak secara khusus menyerang hati tetapi hati hanyalah salah satu dari orgn-organ yang diserangnya. Ketika tenaga kesehatan berbicara tentang hepaitis, maka akan dikaitkanlah dengan virus spesifik yang secara khusus menyerang hati. Ada tujuh tipe virus hepatitis, antara lain A, B, C, D, E, F (masih dalam penelitian), dan G. Sebagaimana yang kita ketahui tentang pertumbuhan virus hepatitis, maka seperti urutan alphabet, semakin tinggi tipe virus maka semakin lama periodepenyakitnya. Adapun, tipe hepatitis yang paling sering terjadi adalah hepatitis A, B, dan C. Secara anatomi, hati terletak di kuadrn kanan atas, terlindungi oleh tulang rusuk. Pada orang dewasa hati memiliki berat sekitar 300 pound. Hati memiliki beberapa fungsi antara lain :

- Mendetoksifikasi bahan-bahan berbahaya (beracun) yang ada di dalam darah. Sumber dari bahan-bahan tersebut bisa berasal dari luar tubuh seperti alkohol, obat-obatan maupun dari dalam tubuh seperti amonia dan bilirubin. Hati akan memecah bahan-bahan ini menjadi molekul yang lebih kecil dan tidak berbahaya lagi yang selanjutnya akan dieksresikan melalui urin maupun feses.

- Hati menghasilkan protein yang penting bagi tubuh seperti albumin dan faktor pembekuan darah.

- Hati sebagai tempat penyimpanan glukosa, lemak, maupun vitamin secara sementara hingga tubuh membutuhkan nya untuk proses metabolisme.

- Hati mensintesis molekul-molekul kecil menjadi molekul-molekul yang lebih besar dan komplek seperti kolesterol.

Namun, ketika hati mengalami peradangan, maka tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik yang akan menimbulkan berbagai gejala dan tanda klinis serta masalah yang berhubungan dengan hepatitis. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A) dan maupun kronik (hepatitis B dan C). Adapula yang kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). Etiologi dan Epidemiologi Hepatitis

(2)

Hepatitis virus akut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia. The Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 300.000 infeksi virus hepatitis B di Amerika Serikat. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati. Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang menjadi agen penyebab hepatitis, antara lain :

- Virus hepatitis A (HAV) - Virus hepatitis B (HBV) - Virus hepatitis C (HCV) - Virus hepatitis D (HDV) - Virus hepatitis E (HEV) - Virus hepatitis F (HFV) - Virus hepatitis G (HGV)

walaupun virus ini dapat dibedakan melalui penanda antigeniknya, namun menimbulkan penyakit yang serupa secara klinis dan berkisar dari infeksi subklinik asimtomatik hingga infeksi akut yang fatal. Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah HAV dan HBV, keua istilah ini lebih suka dipakjai daripada istilah lama yaitu hepatitisinfeksiosa dan hepatitis serum. Hepatitis yang tidak dapat digolongkan sebagai hepatitis A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut hepatitis non-A non-B (NANBH) dan sekarang disebut hepatitis C. belakangan banyak ahli menyinggung munculnya virus-virus hepatitis lain yakni D, E, F, dan G. walaupun prevalensi kejadiannya masih terbilang langka. Seorang ahli AS menyatakan, perkembangbiakan VHD memerlukan dukungan VHB. Artinya virus hepatitis D baru dapat muncul akut bahkan menjadi sirosis pada carrier hepatitis B. sebab itu, kombinasi hepatitis B dan D dikatakan lebih ganas. Di Negara-negara maju, pengidap hepatitis D yang terbanyak dikalangan pemakai obat bius (drugs). Sedangkan hepatitis E masih lebih jarang penderitanya. Tapi sifat virusnya sepertivirus hepatitis A yang gampang ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar. Dinegara-negara yang sedang berkembang, banyak wanita hamil sering terkena hepatitis E dan berkembang menjadi suatu keganasan. Livernya secara mendadak mengkerut seperti mengalami sirosis. Di Indonesia VHE pernah mewabah di Sintang, Kalimantan Barat, tahun 1987. Demikian halnya, VHF dan VHG, belum banyak diteliti dan masih sangat jarang penderitanya di Indonesia. Tapi sifatnya mirip VHB dan VHC, yakni suatu virus RNA yang didetektif menyebabkan infeksi

(3)

hanya bila sebelunya telah ada HBV. HDV dapat timbul sebagai infeksi yang bersamaan dengan HBV, atau sebagai suprainfeksi pada seorang carrier HBV.

Tipe- tipe hepatitis

- Non viral hepatitis

Nonviral hepatitis merupakan penyakit yang terjadi bukan karena virus penyebab hepatitis tapi dapat disebabkan karena toxic and drug induced, alkoholik, autoimun, perlemakan hati, gangguan metabolism.

Alkoholik hepatitis

Konsumsi alcohol secara berlebihan secara signifikan akan berakibat pada hepatitis dan kerusakan hati (sirosis). Alkohoik hepatitis biasanya berkembang beberapa tahun setelah paparan alcohol yang lama. Alkoholik hepatitis ini akan berkembang dari penyakit asimtomatik sedang ke inflamasi hati yang berat dan gagal hati.pada gejala dan pemeriksaan fisik akan didapatkan persamaan pwnyebab hepatitis. Pnemuan laboratorium secara signifikan akan didapatkan peningkatan tranaminase, biasanya peningkatan AST dan ALT dengan ratio 2:1. Alkoholik hepatitis akan mengakibatkan terjadinya sirosis dan ini menjadi sangat umum pada pasien yang mengkonsumsi alcohol jangka panjang dan itu sangat memungkinkan pasien terinfeksi hepatitis C. pasien yang meminum alcohol terlalu banyak dan sering biasanya ditemukan mengidap hepatitis C. kombinasi hepatitis C dan konsumsi alcohol ini yang akan berkembang menjadi sirosis Toxic and drug induced

Pengobatan dalam jumlah besar dan agen kimiawi lainnya dapat mengakibatkan munculnya hepatitis. Di Amerika Serikat acetaminophen, antibiotic, dan obat-obatan SSP sering secara umum menjadi penyebab obat yang menginduksi hepatitis. Acetamoniphen, yang dikenal juga sebagai paracetamol, dapat mengakibatkan gagal hati akut di AS. Factor risiko obat-obatan yang menginduksi hepatitis diantaranya peningkatan usia, jenis kelamin perempuan, dan riwayat penggunaan obat-obatan yang menginduksi hepatitis. Obat-obatan dapat merusak hati dngan berbagai mekanisme, termasuk menghancurkan hati secara langsung, menganggu metabolism sel, dan mengubah induksi structural. Beberapa obat seperti acetaminophen, kerusakan hati yang terjadi berhubungan dengan

(4)

dosis penggunaan, selain itu penyebab lainnya adalah reaksi idisycratic pada masing-masing individu.

Autoimun

Autoimun hepatitis adalah penyakit kronik karena respon imun yang abnormal melawan sel hati. Penyakit ini diperkirakan behubungan dengan predisposisi geneti yang brhubungan dengan HLA (human leukocyte Antigen). Tanda dan gejalanya sama seperti hepatitis lainya dan dapat berfluktuasi dari sedang ke berat. Perempuan dengan kelainan autoimn ini kemngkinan akan mengalami menstruasi abnormal atau amenore. Penyakit ini mun pada orang-orang di segala usia dan secara umum pada wanita muda.

Perlemakan hati

Perlemakan hati ini berhubungan dengan kondisi sindrom metabolic, obesitas, diabetes, dan hiperlipidemia. Pada kondisi berat perlemakan hati ini akan mengakibatkan terjadinya inflamasi, fibrosis, dan sirosis. Meskipun pada foto rontgen dapat terlihat gambaran perlemakan hati, hanyabiopsi hati yang dapat menggambarkan inflamasi dan karakteristik fibrosis dari perlemakan hati ini. Perlemakan hati ini menjadi penyebab ketiga yang sering berakibat pada penakit hati di AS.

- Viral hepatitis

HVA HVB HVC HVD HVE

Genom RNA DNA RNA RNA RNA

Keluarga Picoma hepadna Flavi-pesti viroid Calici

Masa tunas 15-45 30-180 15-150 30-180 15-60

Penularan Fekal/oral Darah/saliva Darah/saliva darah Fekal/oral Serangan

akut

Tergantung usia

Ringan/parah ringan Ringan/parah Ringan Dx serum Anti-HVA IgM Anti HBs & HbsAg Anti HCV (tak dalam fase akut) Anti-HVD IgM Anti-HVE Puncak SGPT 800-1000 1000-1500 300-800 1000-1500 800-1000

Naik/turun Tidak Tidak Ya Tidak Tidak

Pengobatan Simptomatik Simptomatik & antiviral Simptomatik & antiviral Simptomatik & antiviral Simptomatik

(5)

Tanda dan Gejala

Pada perjalanan hepatitis di kenal 3 stadium yang berjalan minimal 1 bulan, yaitu :

a) Stadiu I (prodormal) : Minggu I (gejala flu like symptom)  demam, malaise, nyeri otot dan sendi, mual muntah, diare, dan sakit kepala, nafsu makan menurun.

b) Stadium II (ikterik) : akhir minggu I-II,

Gejala : kencing coklat, sclera ikterik, kondisi tubuh baik, nafsu makan baik, mual (-) Akhir minggu ke II : bilirubin meningkat  memuncak  turun

c) Stadium III (konvalesen) : minggu III – IV

Gejala : KU membaik, bilirubin naik, SGOT/SGPT turun

Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan hasil anamnesis gejala, dan pemeriksaan fisik dan riwayat pengobatan, dan ditunjang dengan tes darah rutin, biopsy hati, dan foto rontgen. Tes darahnya meliputi kimia darah, enzim hati, serologi, dan tes asam nukleat. Abnormalitas yang ditemukan pada kimia darah dan enzim akan mengindikasinya pada etiologi dan derajat dari hepatitis. Foto rontgen dapat menggambarkan adanya steatosis pada hati tapibiopsi hati akan diperlukan untuk menggambarkan fibrosis dan sirosis.

Tes kimiawi hati Klinikal implikasi dari abnormalitas

ALT Kerusakan sel hati

AST Kerusakan sel hati

Bilirubin Kolestasis

Alkalin posfatase Kolestasis

Protrombin time Impaired synthetic function

Albumin Impaired synthetic function

Gamma-glutamyl transpeptidase (GGT) Kolestasis

Bile acids Kolestasis

Laktat dehidrogenase Kerusakan sel hati Seromarker hepatitis

Hepatitis A : IgM anti HAV IgG anti HAV

Hepatitis B : HbsAg, antiHBs, HBcAG, Anti HBc, HBeAG, anti HBe Hepatitis C : anti HCV

(6)

Catatan

HBsAg (hepatitis B surface antigen) - Manifestasi pertama infeksi HBV

- Disintesa di dalam sitoplasma sel hepar masuk sirkulasi - Menetap selama 1-12 minggu, >6 bulan carier

Anti HBs

- Timbul setelah fase penembuhan, setelah HBsAG (-) - Window period masih (-)

- Menetap lebih lama , bertahun-tahun bisa seumur hidup - Sebagai petunjuk : a. berakhirnya infeksi HBV

b. proses penyembuhan

c. berkurangnya risiko penularan d. perlindungan infeksi berikutnya

Penatalaksanaan 1) Bed rest total 2) Diet TKTP 3) Roborantia

4) Evaluasi : - Ikterik

- hepato/splenomegali Kriteria Sembuh

1) Gejala hilang (febris (-), nafsu makan membaik, urin coklat (-)) 2) Ikterus (-)

3) Hepar/lien mengecil 4) SGOT/SGPT <2x N

5) Serologi HBsAG (-) dan anti Hbs (+) untuk hepatitis B

6) Pada hepatitis A kesembuhan tidak berdasarkan serologis karena tidak kronis

Kronik hepatitis

Hepatitis kronik yang terjadi lebih dari 6 bulan setelah pengobatan dibagi dua yaitu : a) Kronik aktif

b) Kronik persisten

(7)

Aktif Persisten

Klinik tampak Klinik tak tampak

Ikterik massif Klinik baru tampak bila kelelahan/injury SGOT/SGPT >3x N SGOT/SGPT >2x N

Bil 1-3 Biopsy :

Bridging necrosis Piece meal necrosis

Disarsitek sel hati (cenderung sirosis)

Biopsy :

Bridging necrosis (-) Piece meal necrosis (-) arsitektur sel hati baik

Hepatitis fulminan  hepatitis akut yang disertai encepalopati a) Hepatitis A  fulminan

b) Hepatitis B  kronik  sirosis/hepatoma

c) Hepatitis C  sirosis  sirosis dengan komplikasi hepatoma

Imunoterapi Hepatitis dengan interferon

Interferon adalah zat antara berupa mikroprotein yang mengandung nucleus yang dikeluarkan tubuh saat infeksi virus.

Mekanismenya :

a) Menginduksi sel-sel sekitar yang terinfeksi sehingga rentan terhadap virus b) Menginaktivasi natural sel killer

Dapat sebagai terapi hepatitis B, C yang belum terjadi komplikasi dengan syarat : - Kronik (> 6 bulan)

- Dosis 3 juta seminggu 1 kali selama 6 bulan - Indikasi HBV Indikasi HCV

a) HBeAg (+) a) SGOT/SGPT > 3-5x N b) HBV DNA (+) b) HCV RNA (+)

Terapi dengan interferon dikatak berhasil bila : a) HBV : HBeAg (-) dan HBV DNA (-)

b) HCV : SGOT/SGPT normal dan HCV RNA (-) c) Biopsi : normal

(8)

Pencegahan

1) Hygiene perorangan yang baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan dengan cermat (sesudah buang air besardan sebelum makan), untuk mencegah penyebaran penyakit.

2) Sanitasi lingkungan-makanan dan suplai air yang aman disamping pembuangan limbah yang baik

3) Pasien dengan segala bentuk hepatitis haru diingatkan untuk menghindari konsumsi minuman beralkohol. 4) Vaksinasi HBsA g AntiHB s Anti HBc Vaksinasi (-) (-) (-) Boleh (-) (+) (+) Tidak perlu

(+) (-) (+) Tidak boleh (infeksius) (-) (+) (-) Post vaksinasi

(-) (-) (+) Window period (boleh vaksin dan boleh tidak)

5) Semua donor darah perlu disaring terhadap HBV,HCV,sebelum diterima menjadi panel donor

6) Penyuluhan mengenai perlunya deteksi dini dan cara penularan infeksi sangat diperluka 7) Jangan menggunakan alat cukur kumis/jenggot secara bergantian

8) Jangan minum obat-obatan dengan dosis berlebihan dan diluar resep dokter. Konsultasikan obat-obatan yang telah dikonsumsi sebelumnya agar mencegah pemberian obat dengan dosis berlebih.

Referensi

Dokumen terkait

RKAS dibuat satu tahun sekali pada awal tahun pelajaran, namun demikian dapat dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS

Başlan­ gıçta samadhi sırf oluştan veya varoluştan ibaretmiş gibi gelebilir, fakat samadhi’ye eriştiğinizde siz de onun çok daha farklı olduğunu

KEDUA : Pedoman Pembibitan Sapi Perah Yang Baik (Good breeding practice) sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU merupakan pedoman bagi pembibit sapi perah dalam menghasilkan

6) Periksa kembali dengan teliti data barang yang akan dipesan, jika yakin sudah benar klik tombol Proses untuk menyimpan data tersebut. 7) Setelah klik tombol Proses maka akan

Sitti Aida Adha Taridala, M.Si... Saediman,

JALAN RAYA DESA PRINGGOBOYO RT.003 RW.001 KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN..

Pada  penelitian ini dapat dibuktikan adanya hubungan resiko untuk terjadinya malaria adalah sebesar 5,58 kali pada responden yang tempat tinggal &lt; 2 km dari tempat

Dengan batasan masalah ini, maka dapat dirumuskan masalah yang berpengaruh kuat terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon yaitu, Budaya