• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN BOYOLALI. Komplek Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KABUPATEN BOYOLALI. Komplek Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

DAN TRANSMIGRASI

(DINSOSNAKERTRANS)

KABUPATEN BOYOLALI

Komplek Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali

Jalan Nusantara (0276) 321142, Faks (0276) 322322,

(2)

DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KEPUTUSAN

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

NOMOR 597 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2021

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Menimbang

:

a. bahwa untuk memberikan arah dalam pelaksanaan

pembangunan dan mendukung tujuan pembangunan

daerah di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi

agar sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah

2016-2021, maka perlu disusun Rencana Strategis Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2016-2021;

b. bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten

Boyolali

telah melaksanakan verifikasi

terhadap Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2016 – 2021;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang

penetapan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat

Daerah Tahun 2016 – 2021.

(3)

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

4.

Undang-Undang Nomor 23

Tahun

2014

tentang

Pemerintah Daerah telah di rubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang

Perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah;

5.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan;

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah (lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 74 ,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

(4)

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4698);

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakir denga

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentan Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun

2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2025

(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010

Nomor 3;

(5)

12. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun

2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah

Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun

2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016 (Lembaran

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Nomor 15);

14. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 32 Tahun 2011

tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali

(Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor

32);

15. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016

(Berita Daerah Kabupaten Tahun 2015 Nomor 47)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati

Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016

(Berita Daerah Kabupaten Tahun 2016 Nomor 12);

16. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 14 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 - 2021;

(6)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU

: Rencana Strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2016-2021 sebagaimana diuraikan dalam lampiran dan

menjadi bagian tak terpisahkan dari keputusan ini;

KEDUA

: Rencana Strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU selanjutnya

digunakan sebagai pedoman dalam menyusun rancangan

Rencana Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

KETIGA

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan

ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan disempurnakan

sebagaimana mestinya.

Salinan : Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Bupati Boyolali;

2. Inspektur Inspektorat Kabupaten boyolali;

3. Kepala BAPPEDA Kabupaten Boyolali;

4. Kepala DPPKAD Kabupaten Boyolali;

5. Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Boyolali.

Ditetapkan di : Boyolali

Pada tanggal : 20 Desember 2016

KEPALA DINAS

SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 yang memuat Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tujuan, Strategi, Kebijakan serta Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan.

Rencana Strategis pada dasarnya merupakan proses secara sistematis dan

berkelanjutan dari keputusan yang diambil dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis. Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

Kami berharap Rencana Strategis ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkompeten sehingga dapat menjadi gambaran secara umum tentang pelaksanaan tugas-tugas di bidang kepegawaian pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali. Kami menyadari bahwa Rencana Strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali masih banyak yang perlu disempurnakan sehingga diharapkan masukan dan saran yang konstruktif dalam menyempurnakan Rencana Strategis pada masa yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penyusunan Rencana Strategis ini. Semoga Tuhan selalu meridhoi segala upaya kita dalam mengabdi bagi kepentingan masyarakat dan Negara.

Boyolali, Desember 2016

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BOYOLALI

PURWANTO, SH

Pembina Tingkat I NIP. 19660608 199303 1 007

(8)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 DAFTAR TABEL 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Landasan Hukum 6

1.3 Maksud dan Tujuan 8

1.4 Sistematika Penulisan 9

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 11

2.2 Sumber Daya SKPD 38

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 42

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 47

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

49

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

50

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/ Kabupaten/Kota 54

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

57

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis 61

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD 63

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 64

4.3 Strategi dan Kebijakan 65

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

70

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

80

(9)

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan RPJMD dengan Renstra SKPD dalam Dokumen Perencanaan dan

Penganggaran 6

2 Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Boyolali 38

DAFTAR TABEL

1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi 38

2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan/Eselon Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan Transmigrasi 39

3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan Transmigrasi 39

4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dinas Sosial Tenaga Kerja

dan Transmigrasi 40

5 Sarana dan Prasarana Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Boyolali s.d Bulan Juni Tahun 2016 42

6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 42

7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 46

8 Identifikasi Isu-isu Strategis terkait Tupoksi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi 49

9 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi,

Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 51

10 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Boyolali terhadap Sasaran Renstra K/L dan Renstra

SKPD Provinsi 54

11 Sinkronisasi RTRW Kab. Boyolali dengan RPJMD Kabupaten Boyolali dan

Renstra SKPD 58

12 Hasil Integrasi KLHS Terhadap Dokumen RPJMD dan Renstra SKPD 59

13 Penyusunan Penjelasan Visi 63

14 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD 64

15 Penentuan Alternatif Strategi Matrik SWOT 66

16 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan 67

17 Rencana Program dan Kegiatan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 71

18 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka Peningkatan Kelancaraan Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna, khususnya yang menyangkut Bidang Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di wilayah Kabupaten Boyolali yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Visi Kabupaten Boyolali periode tahun 2016-2021 yaitu “Pro Investasi Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih Sejahtera”, maka dalam pelaksanaannya Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali berupaya secara maksimal untuk melaksanakan program dan kegiatan yang telah menjadi tugas pokok dan fungsinya agar terlaksana dengan baik sebagaimana yang tertuang dalam visi tersebut.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas adalah tertanganinya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali dengan output yang ingin meningkatnya Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), penempatan tenaga kerja dan menanamkan jiwa wirausaha, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, terselenggaranya hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pegusaha, peningkatan pemahaman Undang-undang Ketenagakerjaan bagi pengusaha dan tenaga kerja serta peningkatan taraf hidup masyarakat melalui penyelenggaraan transmigrasi.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali akan melakukan langkah antisipatif dengan berupaya meningkatkan koordinasi baik ditingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat dalam upaya mensejahterakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar lebih layak, guna meningkatkan usaha Kesejahteraan Sosial, menanggulangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

Terkait dengan permasalahan yang ada yaitu masih tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Boyolali, dibutuhkan adanya program maupun kegiatan terpadu dan terarah yang dapat menyentuh persoalan dasar pembangunan, sehingga permasalahan tersebut secara bertahap dapat teratasi.

(11)

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Cakupan perencanaan pembangunan nasional harus memperhatikan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah. Perencanaan yang disusun dari tingkat pusat sampai daerah memiliki beberapa jenjang di antaranya rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan. Oleh karena itu, demi menjaga keserasian dan tercapainya pemerataan pembangunan dari tingkat pusat hingga daerah, setiap kabupaten/ kota diwajibkan melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk jagka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk jangka waktu 1 tahun, dengan tetap mengacu pada dokumen perencanaan pemerintah di atasnya

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Fungsi Renstra SKPD adalah sebagai pedoman dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahunan dan lima tahunan sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra. Proses penyusunan Renstra mulai dari persiapan penyusunan Renstra, penyusunan rancangan Renstra, penyusunan rancangan akhir Renstra dan penetapan Renstra.

Renstra SKPD harus dapat menjawab 3 pertanyaan dasar; (1) kemana pelayanan SKPD akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang; (2) bagaimana mencapainya dan; (3) langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Dalam konteks ini sangat penting bagi Renstra SKPD untuk mengklarifikasikan secara eksplisit visi dan misi kepala daerah terpilih dan RPJMD, kemudian menerjemahkan secara strategis, sistematis dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program prioritas SKPD serta tolok ukur pencapaiannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali melakukan penyusunan Rencana Strategis Tahun 2016-2021.

(12)

Hubungan antara Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 dengan dokumen perencanaan lainnya ditunjukkan oleh gambar sebagaimana tertera di bawah ini :

Gambar 1.1

Hubungan RPJMD dengan Renstra SKPD dalam Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

1.2 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Dinas. Sosial Tenaga Keja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(13)

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

(14)

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Nomor.4);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 9 );

23. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 adalah :

1. Sebagai pedoman penyusunan kebijakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali;

2. Menjadi Acuan dalam pembuatan Renja SKPD;

3. Menjadi tolok ukur kinerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi;

4. Untuk mempertajam arah kebijakan pembangunan daerah yang koordinatif, sinergi, dan transparansi guna memberikan pelayanan prima;

(15)

Tujuan dari Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 adalah:

1. Pedoman dan tolok ukur kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu lima tahun dalam melaksanakan pekerjaan pemerintahan dan pembangunan;

2. Pengendali pencapaian nilai indikator kinerja;

3. Alat uji dari atasan atau pengawas dalam menilai kesesuaian kinerja dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku;

4. Dokumen acuan dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat sesuai tupoksi dan kewenangan;

5. Dokumen perencanaan dan pengendalian sehingga pelaksanaan kegiatan terarah pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan;

6. Sebagai dokumen acuan penyusunan RENJA SKPD

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

(16)

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN , DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

(17)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BOYOLALI

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Boyolali.

Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, menjelaskan bahwa : bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi (Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme)

a. Tugas Pokok Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

b. Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali mempunyai fungsi :

1. perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi; 2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial,

ketenagakerjaan dan transmigrasi;pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi;

3. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);

4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Struktur Organisasi SKPD

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali dibentuk berdasarkan Peraturan. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali terdiri dari :

1. Kepala.

2. Sekretariat terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b. Subbagian Keuangan; dan

(18)

3. Bidang Sosial terdiri dari:

a. Seksi Bimbingan, Penyuluhan, dan Pemberdayaan Sosial; b. Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial; dan c. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.

4. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja terdiri dari: a. Seksi Pelatihan dan Produktifitas Kerja;

b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja; dan c. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja.

5. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri dari: a. Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan;

b. Seksi Kelembagaan, Pengupahan, dan Kesejahteraan; dan c. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan.

6. Bidang Transmigrasi terdiri dari:

a. Seksi Pengerahan, Pendaftaran dan Seleksi; dan b. Seksi Pemindahan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional. 8. UPTD.

2.2. Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Boyolali

Dalam upaya mendukung dan menjalankan prioritas kegiatan dan pelayanan SKPD, maka dijabarkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, antara lain:

1) Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial,

ketenagakerjaan dan transmigrasi;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi;

d. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD);

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

(19)

Penjabaran tugas pokok Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:

a. merumuskan kebijakan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan

pertanggungjawaban pelaksananaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan; f. membina dan mengoordinasikan perumusan, perencanaan kebijakan di bidang

penanggulangan masalah sosial, pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan dan transmigrasi; g. membina dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan masalah sosial, pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan dan transmigrasi; h. membina dan mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang penanggulangan masalah sosial, pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan dan transmigrasi;

i. membina kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan masalah sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

j. membina dan mengarahkan pelaksanaan organisasi ketenagakerjaan di daerah dengan melibatkan secara aktif terhadap pelaksanaan peran serta Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di daerah SPSI, APINDO/ KADINDA, HKTI, Lembaga Pelatihan Ketrampilan Swasta (LPKS), Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Organisasi Sosial (ORSOS), dan usaha kesejahteraan sosial berbasis masyarakat lainnya;

k. membina kerjasama dengan lembaga-lembaga ektra struktural yang dibentuk oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti lembaga kerjasama tripartit, panitera Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) dan dewan ketenagakerjaan daerah;

l. membina dan mengoordinasikan pelaksanaan pemberdayaan terhadap fakir miskin, komunikasi adat terpencil, pemberdayaan keluarga, karang taruna, pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) dan Bimbingan Tenaga Kesejahteraan Sosial (UKS) dan Bimbingan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM);

(20)

m. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan UPTD Balai Latihan Kerja serta pejabat fungsional di lingkungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

n. memberikan ceramah-ceramah, penyuluhan di bidang sosial, ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian kepada masyarakat, pemerintah, perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan tentang pelaksanaan sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di daerah;

o. melaksanakan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pihak swasta;

p. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

q. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan serta memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

2) Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan surat-menyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, barang, urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, dan pelaporan

Untuk melaksanakan tugas tersebut Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. pengelolaan urusan umum dan kepegawaian; b. pengelolaan keuangan; dan

c. pengelolaan perencanaan dan pelaporan.

Penjabaran tugas pokok Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:

a. mengoordinasikan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksananaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas bidang;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

(21)

f. mengoordinasikan pelaksanaan administrasi surat-menyurat, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, dan keprotokolan;

g. mengoordinasikan pengelolaan arsip, dokumen, dan barang;

h. mengoordinasikan pelaksanaan administrasi dan pembinaan pegawai;

i. mengoordinasikan pengelolaan urusan keuangan meliputi penyiapan bahan rencana pendapatan dan belanja, perbendaharaan, verifikasi, pembukuan, pelaporan, dan pertanggungjawabannya;

j. mengoordinasikan penyusunan perencanaan kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

k. mengoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan penelitian di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi;

l. mengoordinasikan dan mengelola administrasi barang; m. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kesekretariatan;

n. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk

memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

3) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok memimpin penyelenggaraan pengelolaan dan pengolahan administrasi umum meliputi surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan barang.

Penjabaran tugas pokok Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:

a. membantu Sekretaris mengoordinasikan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksananaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan administrasi umum, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi; g. melaksanakan administrasi kepegawaian;

(22)

h. melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan menyiapkan pelaksanaan perjalanan dinas;

i. melaksanakan ketertiban dan keamanan lingkungan;

j. menyusun rencana kebutuhan dan pengadaan serta memelihara sarana dan prasarana perkantoran;

k. melaksanakan hubungan masyarakat dan keprotokolan;

l. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;

m. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk

memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

4) Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan

administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan

pertanggungjawaban administrasi keuangan.

Penjabaran tugas pokok Subbagian Keuangan adalah sebagai berikut: a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksananaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. mengoordinasi dan menyusun rencana anggaran belanja langsung dan

rencana anggaran belanja tidak langsung;

g. menyiapkan bahan pengoordinasian penyusunan rencana belanja langsung; h. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan perbendaraan meliputi pembukuan,

verifikasi, rekapitulasi dan dokumentasi pelaksanaan belanja langsung dan tidak langsung;

i. menyusun laporan perhitungan dan pertanggungjawaban keuangan; j. mengurus gaji dan tunjangan pegawai;

k. menghimpun dan mengoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan dan akuntansi;

l. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Subbag Keuangan;

m. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

(23)

5) Kepala Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pengumpulan data penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, serta menyusun laporan.

Penjabaran tugas pokok Subbagian Perencanaan dan Pelaporan adalah sebagai berikut:

a. membantu Sekretaris mengoordinasikan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja serta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. menghimpun data dan informasi perencanaan pembangunan di lingkup

tugasnya;

g. menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian penyusunan anggaran belanja langsung di lingkup tugasnya;

h. menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian penyusunan dokumen perencanaan meliputi Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), serta Penetapan Kinerja (PK);

i. menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian penyusunan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), dan laporan lainnya sesuai bidang tugasnya;

j. membantu mengoordinasikan dan memfasilitasi perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penelitian di bidang penanggulangan masalah sosial dan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi;

k. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

l. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk

memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

6) Kepala Bidang Sosial mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi di bidang sosial yang meliputi bimbingan, penyuluhan dan

(24)

pemberdayaan sosial, asistensi dan pengendalian bantuan sosial serta pelayanan dan rehabilitasi sosial;

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Kepala Bidang Sosial mempunyai fungsi: a. perencanaan dan perumusan bahan petunjuk teknis pelaksanaan bimbingan,

penyuluhan dan pemberdayaan sosial, asistensi dan pengendalian bantuan sosial serta pelayanan dan rehabilitasi sosial;

b. pelaksanaan bimbingan penyuluhan dan pemberdayaan sosial, asistensi dan pengendalian bantuan sosial serta pelayanan dan rehabilitasi sosial; dan c. pelaksanaan seleksi dan identifikasi, penyerahan bantuan sosial, monitoring

evaluasi dan pembinaan lanjut pemberdayaan sosial, sumbangan sosial dan bantuan korban bencana, serta usaha-usaha pelayanan dan rehabilitasi sosial. Penjabaran tugas pokok Kepala Bidang Sosial adalah sebagai berikut:

a. menyusun konsep perumusan kebijakan teknis di bidang sosial;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Sosial; d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. mengoordinasikan pelaksanaan bimbingan, penyuluhan dan pemberdayaan

sosial, asistensi dan pengendalian bantuan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial;

g. melaksanakan pembinaan dan perberdayaan terhadap kelembagaan sosial seperti karang taruna, pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial,

pengembangan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat,

peningkatan kerjasama kelembagaan dan dunia usaha;

h. mengembangkan sistem jaminan sosial melalui kelembagaan sosial;

i. mengoordinasikan pemberian bantuan stimulan pemberdayaan sosial berupa modal usaha ekonomis produktif bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) potensial dan non potensial, serta pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS);

j. melaksanakan, mengoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan evaluasi kegiatan bimbingan, penyuluhan dan pemberdayaan sosial;

k. melaksanakan, mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan di bidang sosial;

l. melaksanakan, mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan tenaga sosial serta pembinaan terhadap partisipan sosial;

(25)

m. melaksanakan, mengoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan evaluasi kegiatan dalam rangka asistensi dan pengendalian bantuan sosial;

n. melaksanakan, mengoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan evaluasi kegiatan bantuan kepada keluarga perintis kemerdekaan dan keluarga pahlawan serta pemeliharaan taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional;

o. melaksanakan, mengoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan usaha pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial nasional;

p. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas bidang sosial;

q. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Bidang Sosial;

r. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

7) Kepala Seksi Bimbingan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan sosial serta pemberdayaan terhadap fakir miskin, komunitas adat terpencil, pembinaan karang taruna, pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, melaksanakan jejaring kerjasama kelembagaan sosial dengan dunia usaha, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial, mengembangkan partisipasi sosial masyarakat serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Bimbingan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Sosial adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pelatihan dan produktivitas kerja di bidang bimbingan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Bimbingan, Penyuluhan, dan Pemberdayaan Sosial;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

(26)

f. melaksanakan pelayanan bimbingan peningkatan kemampuan petugas pendamping pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial;

g. melaksanakan pembinaan karang taruna, pekerja sosial masyarakat, dan organisasi sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial dan bimbingan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM);

h. melaksanakan pembinaan pemberdayaan bagi fakir miskin baik secara perorangan maupun Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

i. melaksanakan bimbingan dan pemberdayaan terhadap keluarga khususnya keluarga rentan terjadi pemasalahan sosial;

j. melaksanakan pembinaan pengembangan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat serta mengembangkan partisipan sosial masyarakat; k. melaksanakan pemberian bantuan stimulan modal usaha ekonomis produktif

kepada partisipan sosial (karang taruna, forum/paguyuban pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial dan kelembagaan sosial lainnya);

l. melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap tenaga kesejahteraan sosial masyarakat;

m. menyiapkan bahan pengembangan sistem jaminan sosial melalui program Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos) dan program jaminan sosial yang lain;

n. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Bimbingan, Penyuluhan, dan Pemberdayaan Sosial;

o. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

8) Kepala Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pengendalian dan pendistribusian bantuan sosial yang meliputi bantuan korban bencana, organisasi sosial masyarakat, yayasan sosial, panti asuhan - panti asuhan dan fakir miskin, orang terlantar diluar perawatan panti, serta usaha-usaha secara teknis maupun administrasi yang meliputi usaha pelayanan kesehatan penderita lanjut usia dan pembinaan pola hidup sehat orang lanjut usia, menyelenggarakan rumah-rumah perawatan orang jompo atau lanjut usia, serta penelitian izin undian berhadiah dan pengawasan pelaksanaan undian berhadiah, melaksanakan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, pelaporan dan kesetiakawanan sosial.

(27)

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang asistensi dan pengendalian sosial;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan asistensi

dan pengendalian bantuan sosial;

g. melaksanakan inventarisasi dan koordinasi kondisi korban bencana, organisasi sosial mesyarakat, yayasan sosial, panti asuhan – panti asuhan dan fakir miskin serta orang terlantar diluar perawatan panti;

h. melaksanakan pengendalian, mengawasi dan monitoring distribusi bantuan sosial korban bencana, sumbangan sosial kepada organisasi sosial masyarakat, yayasan sosial, panti asuhan – panti asuhan dan fakir miskin, serta orang terlantar diluar perawatan panti;

i. melaksanakan koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan bantuan kesejahteraan sosial bagi orang jompo, kehabisan bekal dalam perjalanan dan memberikan bantuan bagi penderita dan eks penderita penyakit menahun/ kronis;

j. melaksanakan pembinaan pemberdayaan dan jaminan sosial bagi lanjut usia; k. melaksanakan pembinaan pemberdayaan serta pemberian bantuan bagi orang

terlantar/keluarga terlantar akibat bencana;

l. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas asistensi dan pengendalian bantuan sosial;

m. melaksanakan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, pelaporan dan kesetiakawanan sosial nasional;

n. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Asistensi dan Pengendalian Bantuan Sosial;

o. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

(28)

9) Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan, perlindungan sosial dan hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak, pelayanan rehabilitasi terhadap anak jalanan, anak nakal dan anak korban penyalahgunaan narkoba, melaksanakan usaha-usaha pelayanan terhadap anak/remaja terlantar dan putus sekolah, anak cacat dan penyandang cacat, serta melaksanakan usaha-usaha pembinaan terhadap eks penyakit sosial dan panti-panti sosial.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan dan rehabilitasi sosial;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan pelayanan, perlindungan sosial, dan bantuan hukum bagi

korban eksplotasi dan perdagangan perempuan dan anak;

g. memfasilitasi usaha pemungutan anak/balita terlantar sebagai anak angkat/adopsi;

h. memberikan pelayanan dan rehabilitasi bagi anak jalan, anak nakal dan anak korban penyalahgunaan narkoba;

i. melaksanakan pelayanan dan pembinaan terhadap anak/remaja terlantar dan putus sekolah, anak cacat dan penyandang cacat;

j. melaksanakan pembinaan dan penanggulangan terhadap eks penyakit sosial dan panti-panti sosial;

k. melaksanakan pelayanan pembuatan surat permohonan keringanan biaya pengobatan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;

l. memproses rujukan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang memerlukan pelayanan ke panti sosial/panti rehabilitasi;

m. melaksanakan pemberdayaan/mengirimkan peserta praktek belajar kerja bagi anak terlantar, remaja terlantar, anak putus sekolah;

n. melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi terhadap anak cacat, penyandang cacat dan eks trauma baik cacat fisik, cacat mental dan cacat ganda, memberikan bantuan sarana dan modal usaha ekonomi produktif baik secara perorangan maupun Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

(29)

o. melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap panti sosial baik milik pemerintah maupun swasta;

p. melaksanakan kegiatan pembinaan razia terhadap tuna susila, psykotik bekerjasama dengan dinas/instansi terkait, melakukan pembinaan dan memberikan rujukan ke panti sosial/panti rehabilitasi;

q. menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi terhadap eks narapidana dan penyakit sosial lainnya;

r. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

s. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial;

t. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

u. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

10) Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi, pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja, penempatan/penyaluran tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Kepala Bidang Pelatihan dan

Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan dan pengembangan pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja serta pembinaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja;

b. pelaksanaan pembinaan pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; dan a. penyiapan bahan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait dalam

rangka pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja.

Penjabaran tugas pokok Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut;

a. menyusun konsep perumusan kebijakan teknis di bidang pelatihan dan penempatan tenaga kerja;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

(30)

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. mengoordinasikan penyusunan inventarisasi lembaga pelatihan kerja, dan

instruktur latihan lembaga pelatihan kerja swasta;

g. melaksanakan pembinaan dan bimbingan kepada lembaga pelatihan kerja swasta;

h. melaksanakan pemberian perizinan dan pengawasan terhadap lembaga pelatihan kerja swasta;

i. melaksanakan pemasaran program, fasilitas pelatihan, hasil produksi dan lulusan pelatihan;

j. melaksanakan sertifikasi bagi lulusan lembaga pelatihan kerja swasta; k. melaksanakan program pemagangan baik dalam negeri maupun luar negeri; l. melaksanakan pembinaan dan penyuluhan produktivitas tenaga kerja kepada

pengusaha;

m. melaksanakan program pelatihan dalam rangka penggantian tenaga keja asing;

n. melaksanakan penyebarluasan informasi bursa kerja; o. melaksanakan bursa kerja on line;

p. melaksanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan;

q. melaksanakan penempatan tenaga kerja baik melalui Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN); r. melaksanakan perizinan dan pengawasan perpanjangan izin mempekerjakan

tenaga kerja warga negara asing pendatang (TKWNAP);

s. melaksanakan perizinan dan pengawasan lembaga bursa kerja swasta, praktek psikologi, tempat penampungan tenaga kerja indonesia dan cabang perusahaan pengerah tenaga kerja indonesia swasta (PPTKIS);

t. melaksanakan pendayagunaan tenaga kerja cacat, lanjut usia, dan wanita; u. melaksanakan pembinaan dan pendayagunaan tenaga kerja suka rela; v. melaksanakan pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri;

w. melaksanakan pengembangan, penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna;

(31)

y. melaksanakan perluasan kesempatan kerja sistem padat karya bagi masyarakat penganggur, setengah penganggur dan keluarga miskin;

z. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja;

dd membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

ee melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

11) Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi berkenaan dengan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas Kerja adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pelatihan dan produktivitas kerja;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pelatihan dan Produktivitas Kerja;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan penyusunan inventarisasi lembaga dan instruktur latihan

lembaga pelatihan kerja swasta;

g. melaksanakan pembinaan dan bimbingan kepada lembaga pelatihan kerja swasta;

h. melaksanakan pemberian perizinan dan pengawasan terhadap lembaga pelatihan kerja swasta;

i. menyiapkan standarisasi, melaksanakan test kualifikasi dan akreditasi lembaga pelatihan keja swasta;

j. melaksanakan pemasaran program, fasilitasi pelatihan, hasil produksi dan lulusan pelatihan;

k. melaksanakan sertifikasi bagi lulusan lembaga pelatihan kerja swasta; l. melaksanakan program pemagangan baik dalam negeri maupun luar negeri; m. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan penyuluhan produktivitas tenaga

kerja serta pengukuran produktivitas tenaga kerja;

(32)

o. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Pelatihan dan Produktivitas Kerja;

p. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

12) Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi yang berhubungan dengan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penempatan tenaga kerja;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Penempatan Tenaga Kerja;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan penyebarluasan Informasi Pasar Kerja (IPK);

g. melaksanakan penyusunan, pengolahan dan penganalisisan data pencari kerja dan data lowongan kerja;

h. melaksanakan bursa kerja melalui pendaftaran pencari kerja, pencari lowongan kerja, mempertemukan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja;

i. melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap bursa kerja swasta baik teknis dan administrasi;

j. melaksanakan pembinaan, bimbingan, penerbitan dan pengendalian izin pendirian lembaga bursa kerja/lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) serta lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan;

k. melaksanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja, siswa sekolah dan masyarakat;

l. melaksanakan pelayanan penempatan tenaga kerja baik melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN);

(33)

m. melaksanakan pelayanan perizinan dan pengawasan lembaga bursa kerja swasta, praktek psikologi, tempat penampungan tenaga kerja indonesia dan cabang Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS); n. melaksanakan pelayanan perizinan dan pengawasan perpanjangan izin

mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing pendatang (TKWNAP); o. melaksanakan inventarisasi, monitoring dan evaluasi penggunaan Tenaga

Kerja Warga Negara Asing (TKWNA);

p. melaksanakan pendayagunaan tenaga kerja cacat, lanjut usia dan wanita; q. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Penempatan Tenaga Kerja; r. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

13) Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan dan pelayanan teknis dan administrasi di bidang perluasan kesempatan kerja.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perluasan kesempatan kerja;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan pembinaan dan pendayagunaan tenaga kerja suka rela; g. melaksanakan pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri;

h. melaksanakan pengembangan, penyebarluasan dan bimbingan teknis penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG);

i. melaksanakan pengembangan sektor informal dan usaha mandiri, bimbingan/pelatihan kewirausahaan dan manajemen usaha, pemberian modal usaha serta bimbingan pendampingan pelaksanaan usaha;

j. melaksanakan perluasan kerja sistim padat karya bagi masyarakat penganggur, setengah penganggur dan keluarga miskin;

(34)

k. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Perluasan Kesempatan Kerja;

l. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

14) Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi di bidang hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan dan industri.

Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi:

a. perumusan bahan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan;

b. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyusunan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan kesepakatan kerja bersama guna mencapai ketenangan bekerja dan berusaha;

c. pelaksanaan pembinaan penerapan syarat kerja dan peningkatan kesejahteraan pekerja untuk pencegahan terjadinya perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, unjuk rasa dan lock out perusahaan; dan

d. pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan melalui pengawasan norma kerja, norma keselamatan kesehatan kerja, lingkungan kerja, jaminan sosial tenaga kerja, higiene perusahaan, pekerja anak dan wanita, dan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang(TKWNAP).

Penjabaran tugas pokok Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

a. menyusun konsep perumusan kebijakan teknis di bidang hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

(35)

f. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan;

g. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan pengembangan organisasi pekerja dan pengusaha dengan semua perangkat organisasi horisontal dan vertikal dari tingkat cabang sampai tingkat unit kerja di perusahaan;

h. melaksanakan pembinaan lembaga – lembaga ketenagakerjaan;

i. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan, penelitian pengesahan dan peningkatan pembuatan syarat kerja melalui perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan kesepakatan kerja bersama;

j. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan serta peningkatan kesejahteraan pekerja melalui pembentukan koperasi karyawan, pelaksanaan KB di perusahaan;

k. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan, penyuluhan, untuk pencegahan terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) serta pemerantaraan dan penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial untuk menghindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);

l. mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan dan penyidikan terhadap pelanggaran norma kerja, norma keselamatan kesehatan kerja, lingkungan kerja, jaminan sosial tenaga kerja, higiene perusahaan, pekerja anak dan wanita, dan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP);

m. melakukan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait dalam rangka

pelaksanaan pembinaan hubungan industrial dan pengawasan

ketenagakerjaan dan penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan;

n. mengoordinasikan pelaksanaan monitoring Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dalam penentuan pelaksanaan pengupahan dan penentuan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK);

o. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan;

p. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

15) Kepala Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pembinaan, pengurusan, pengembangan dan

(36)

pendaftaran persyaratan kerja serta pencegahan dan penyelesaian terjadinya perselisihan hubungan industrial.

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang syarat kerja dan penyelesaian perselisihan;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. menyiapkan bahan petunjuk teknis penanganan pemogokan, ujuk rasa, dan

lock out perusahaan;

g. melaksanakan pembinaan pemenuhan persyaratan kerja ke perusahaan baik swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

h. melaksanakan pembinaan, pendaftaran, penelitian dan pengesahan pembuatan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (KKWT) Dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) serta out

sourcing;

i. melaksanakan pembinaan tata cara dan penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);

j. mengelola pengaduan dan memfasilitasi penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial dari pekerja/pengusaha;

k. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Syarat Kerja dan Penyelesaian Perselisihan;

l. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. 16) Kepala Seksi Kelembagaan, Pengupahan dan Kesejahteraan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pembinaan dan pengembangan organisasi tenaga kerja/pengusaha, lembaga kerjasama Bipartit (pengusaha dan serikat pekerja) dan Tripartit (pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja), penelitian dan monitoring pengupahan serta pembinaan dan pengembangan kesejahteraan pekerja.

(37)

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Kelembagaan, Pengupahan dan Kesejahteraan adalah sebagai berikut:

a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kelembagaan, pengupahan, dan kesejahteraan;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Kelembagaan, Pengupahan, dan Kesejahteraan;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. melaksanakan inventarisasi dan pendaftaran organisasi pekerja, organisasi

pengusaha, dan lembaga kerjasama Bipartit (pengusaha dan serikat pekerja) dan Tripartit (pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja);

g. melaksanakan pembinaan organisasi pekerja/pengusaha, lembaga Bipartit dan pelaksanaan keluarga berencana perusahaan serta koperasi karyawan di perusahaan;

h. melaksanakan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL);

i. merencanakan dan melaksanakan penelitihan pengupahan serta menyusun konsep usulan penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK);

j. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pembinaan kelembagaan, pengupahan dan kesejahteraan pekerja;

k. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Kelembagaan, Pengupahan, dan Kesejahteraan;

l. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

17) Kepala Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan pelayanan teknis dan administrasi di bidang pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi pengawasan norma kerja, norma keselamatan kesehatan kerja, lingkungan kerja dan jaminan sosial tenaga kerja, hygine perusahaan, pekerja anak dan wanita serta Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP).

Penjabaran tugas pokok Kepala Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam motif para lansia untuk datang dan tinggal di panti, pertama; because motive adalah: rasa tidak

Sebelumnya data diambil hasil dari hasil transaksi umum, namun saat ini data disimpan, diproses, dan dianalisis menggunakan aplikasi software canggih yang mengaitkan

Penelitian terkait dengan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 tahun 2011 dilaksanakan di Kabupaten Boyolali khususnya di Desa Klakah, Kecamatan

Disamping kemampuan role taking yang rendah, sebagian besar anak usia 6 tahun juga memiliki kemampuan attribution about others yang rendah karena terlihat anak

Dengan dibangunnya Sirkuit nya Medan International Circuit sebagai pusat aktivitas olahraga otomotif di Indonesia, diharapkan Indonesia dapat menjadi tuan rumah

Selanjutnya, Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin dalam melayani pasien berdasarkan konsep pelayanan prima pihak Rumah Sakit memiliki konsep A3 yaitu berdasarkan sikap,

Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 17 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara (Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2010 Nomor

Setelah tahun 2020 Pemda DIY berhasil meraih klasifikasi Informatif sebagai kluster tertinggi pada Monev Keterbukaan Informasi Publik garapan Komisi Informasi (KI)