• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dangdut merupakan salah satu dari genre musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang, masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Musik Dangdut merupakan musik khas Indonesia. Pada tahun 2007, jenis musik ini berada di strata paling bawah, karena pada umumnya mayoritas golongan menengah-bawah yang gemar pada musik ini, serta golongan inilah yang paling dominan. Musik jenis ini mendapat strata terbawah dan menurut beberapa golongan menengah keatas, terutama anak muda mengganggapnya musik rendahan. Anak muda saat ini lebih menggemari genre musik lain daripada Musik Dangdut seperti R&B, Pop, dan lain sebagainya.

Dangdut juga merupakan sebuah genre musik yang disebut sebagai musik asli Indonesia, meskipun sebenarnya musik dangdut sangat besar dipengaruhi oleh musik asal India. Bahkan tak hanya dari musik saja melainkan penampilan penyanyi-penyanyi dangdut jaman dahulu sangat terpengaruh oleh gaya khas india.

(2)

Seiring perkembangan jaman, musik dangdut telah ber-evolusi dengan musik-musik modern, seperti reggae, disco, hingga rock. begitupun gaya dan penampilan penyanyi-penyanyi dangdut telah meninggalkan gaya lama dan lebih modern sesuai tren yang sedang in.

Jika berbicara dangdut, tak mungkin dipisahkan dengan nama-nama besar seperti Rhoma Irama atau Elvy Sukaesih, yang merupakan legenda musik dangdut yang pengaruhnya sangat besar dalam perkembangan dangdut hingga saat ini. nama-nama lain yang juga punya pengaruh besar diantaranya adalah Mansyur S, Meggy Z, Ikke Nurjannah, Iis Dahlia, Evi Tamala, dll. mereka adalah bisa disebut sebagai “Generasi Emas” dalam sejarah musik dangdut yang populer pada sekitar dekade 80-an – 90-an.

Perkembangan Musik Dangdut saat ini sangat menyedihkan dan dapat dikatakan Musik Dangdut saat ini mengalami kemunduran menuju kehancuran. Setelah mengutip beberapa topik pada acara salah satu stasiun televisi swasta yang sedang mengangkat Musik Dangdut. Rata-rata penyanyi dangdut keliling untuk sebuah acara tidak mementingkan kualitas suara, melainkan aksi panggung yang seronok dan memiliki tubuh yang menawan. Setelah ditelusuri oleh wartawan stasiun televisi tersebut yang sedang menyamar menjadi calon penyanyi dangdut, syarat-syarat yang diajukan oleh pemilik orkes dangdut tersebut tergolong sangat mudah, karena tidak harus memiliki kualitas vokal yang luar biasa, akan tetapi hal yang terpenting adalah harus dapat menyajikan goyangan yang sensual. Wartawan tersebut sempat menyinggung bahwa dia belum mempunyai modal yang banyak untuk menjadi seorang penyanyi. Akan tetapi, pemilik orkes dan penyanyi senior dapat membantu dia terlebih dahulu sampai akhirnya mengerti dan bisa berjalan sendiri. Dari ulasan acara tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang penyanyi dangdut sangatlah mudah karena hanya membutuhkan bisa memberikan goyangan yang berbeda serta tidak malu untuk merayu para lelaki, yang mayoritas penontonnya adalah golongan menengah-bawah. Dapat dilihat juga dari beberapa artis penyanyi dangdut ibukota yang hanya menjual goyangan badannya seperti Trio Macan, Julia Perez, dan lain sebagainya.

(3)

Fenomena musik dangdut saat ini adalah Musik Dangdut ternyata mempunyai banyak penggemar, salah satunya berada di Hongkong. Sangat mengejutkan sekali bahwa salah satu Diskotik yang terdapat di Hongkong dengan rata-rata semua golongan dapat menikmatinya tiba-tiba berubah, sesaat setelah alunan musik dangdut menggoyang seluruh tamu yang memadati dance area yang remang-remang itu, bahkan boleh dibilang serasa di Tanah air saja, seperti di acara dangdut terbuka yang sering aku tonton saat di Kampung dulu.

Begitu juga dengan antusias para pengunjung diskotik bergoyang seirama alunan musik serta gendang Musik Dangdut sebagai salah satu budaya Indonesia. Rata-rata para pengunjung Diskotik di Hongkong ada pada hari Minggu dan Public Holiday, terkadang pula para TKW Indonesia datang mengunjungi tempat tersebut. Ada juga yang dari negara Fillipina, akan tetapi kebanyakan kaum para lelaki adalah orang asli Hongkong, kaum ekspatriat yang sedang berlibur atupun yang sedang bekerja di sana, orang Pakistan, India, Nepal, dan lain sebagainya karena mengingat Hongkong adalah Negara globalisasi.

Banyak orang dari berbagai kalangan sangat menggemari Musik Dangdut, salah satunya lagu Suka-Suka yang dinyanyikan oleh Jamal Mirdad, ataupun Musik Dangdut yang lainnya sedang naik daun di Indonesia dan menjadi tren di Hongkong dan banyak pula orang yang mencarinya. Dapat pula dikatakan bahwa selera mereka tentang Musik Dangdut tidak kalah dengan selera orang-orang asli penikmat Musik Dangdut di Indonesia. Bahkan tidak jarang, ada beberapa lelaki, salah satunya berwarganegaraan Nepal ikut bernyanyi dalam ejaan kata yang tepat dan hafal.

Musik Dangdut saat ini tampaknya sedang memudar dibandingkan dengan kemajuan musik-musik saat ini, salah satunya adalah Musik Pop. Dewasa ini, banyak sekali penyanyi-penyanyi baru domestik atau dalam negeri yang bermunculan dengan single hits yang bagus membuat nama mereka melambung dengan pesat. Sedangkan Musik Dangdut jarang sekali terdengar pada daerah perkotaan, hanya terdengar beberapa di kampung-kampung di pinggir kota yang masih mendengarkan Musik Dangdut ini. Beberapa program acara musik pada stasiun telivisi swasta bahkan jarang sekali atau tidak pernah memutar Musik Dangdut pada acaranya, kecuali program tersebut memang menyediakan Musik

(4)

Dangdut sebagai media penghiburnya. Artinya penilaian bahwa telah terjadi sebuah fenomena semakin tenggelamnya Musik Dangdut di jagad musik Indonesia, berdasarkan pada tampilan on-air (di radio atau di televisi), dan juga ditambahkan dengan angka penjualan atau peredaran kaset atau CD lagu-lagu Dangdut. Ada beberapa hal yang menyebabkan fenomena Musik Dangdut ini terjadi, Musik Dangdut mengalami kemunduran disebabkan oleh sumber daya yang dimiliki musik tersebut belum memadai sebagai entertaintment untuk kalangan menengah-atas, selain itu banyak sekali penyanyi pendatang baru yang tidak mengharuskan mereka untuk memiliki vokal yang baik melainkan goyangan yang luar biasa dan termasuk sensual. Berbeda halnya dengan Musik Pop, banyak penyanyi pendatang baru dengan kualitas baik dengan berbagai lagu yang dapat diterima oleh masyarakat dari golongan bawah-atas. Adapun beberapa faktor yang dimaksudkan adalah :

- Penurunan grafik penjualan CD Musik Dangdut disebabkan oleh kurang memadainya sumber daya yang di miliki Musik Dangdut, selain karena penyanyi yang belum dapat dikategorikan sebagai penyanyi, karena mereka mayoritas belum mempunyai olah vokal yang baik dan mereka hanya mengandalkan aksi panggung yang seronok, lain halnya Musik Dangdut pada tahun 80 dan 90an, dimana dangdut dipuja karena mahakarya sang penyanyi di dukung dengan suara mereka yang bagus. Seperti contohnya dangdut sekatenan, tontonan sejenis dangdut sekatenan menjadi hiburan rakyat yang benar-benar muncul dari kebutuhan rakyat. Penonton sampai harus membeli tiket terusan agar dapat menyaksikan goyang dangdut dalam dua pertunjukkan berturutan. Pasalnya, orang memang harus antre panjang sebelum masuk ke bilik konser yang terbuat dari gedhek, alias dinding anyaman bambu. Mayoritas penonton adalah pria dan bervariasi dari usia bapak-bapak sampai mahasiswa. Jangan heran jika dari atas pentas penyanyi suka mengumumkan adanya buku teks yang tertinggal di ruang pertunjukan. Pada dangdut model sekatenan ini, atraksi visual yang bersifat ragawi menjadi lebih penting ketimbang musik dan suara sang penyanyi. Karena unsur visual itu dianggap "panas" maka dangdut sekatenan pernah dilarang pemerintah daerah.

(5)

- Musik Dangdut saat ini terkesan buruk karena terkesan seronok dan tidak dapat di konsumsi oleh semua umur, dapat dilihat dari aksi panggung yang rata-rata tidak dapat di konsumsi oleh anak-anak dibawah umur. Terbukti dengan adanya rekaman video format 3gp Dangdut Candoleng-doleng Makasar, di video itu jelas dipaparkan bahwa goyangan yang dibawakan untuk aksi panggung sangat erotis dan tidak layak ditonton oleh anak kecil

Gambar 1.1 Live Dangdut Candoleng-doleng Makasar Sumber : Dangdut Maut Makasar Cangdoleng-doleng.3gp.

Bagaimana Musik Dangdut dapat berkembang kalau tidak adanya lagu-lagu baru yang akan dipasarkan dan dipromosikan? Bagaimana dapat maju, kalau proses kreatif pencipta serta penyanyi dangdut, mampu meningkatkan jam terbang para penyanyi dangdut tersebut dalam kancah musik dangdut, dimana kondisi tersebut berpengaruh besar pada penghasilan atau pemasukan keuangan mereka. Fenomena seharusnya tidak perlu ada atau dihembuskan ke tengah-tengah masyarakat, sebab kondisi itu akan berlaku sementara apabila ada upaya untuk membangun serta membina musik dangdut, agar menjadi lebih bermartabat dan semakin diterima di seluruh tingkatan masyarakat, bahkan di seluruh dunia.

Gaya pakaian penyanyi dangdut sangatlah berperan penting di dalam membangun sebuah image penyanyi dangdut tersebut, karena di dalam pemilihan sebuah gaya pakaian itu juga dapat menentukan pula kedudukan musik dangdut di dalam benak masyarakat. Seperti salah satu contohnya adalah Ridho Rhoma, penyanyi pendatang baru ini namanya sudah melambung tinggi dengan turut campur Sang Ayah, Rhoma Irama, termasuk gaya berpakaian dan aksi panggung.

(6)

Lain halnya dengan penyanyi grup Trio Macan, mereka selalu berlaku kontroversial dengan aksi panggung mereka dan gaya busana mereka di panggung yang tergolong selalu minim. Sebenarnya sebuah gaya berpakaian atau fashion tidak dapat di paksakan kepada semua penyanyi dangdut, haruslah sesuai menurut berbagai macam aspek, mulai dari aspek struktur wajah sampai dengan aksi panggungnya. Maka citra dangdut ini dapat berubah di mulai dari gaya berpakaian seseorang atau gaya fashion seseorang yang akan mewakili sebuah gambaran atau pencitraan musik dangdut sendiri. Gaya fashion para penyanyi dangdut tahun 1980an sangat jauh berbeda dengan penyanyi dangdut sekarang, dimana penyanyi dangdut tahun 1980 sangat memperhatikan mode pada saat itu. Dengan menganalisa biografi seorang penyanyi dangdut yang nantinya akan menjadi sebuah data sebagai dasar dari penampilannya dari gaya berpakaian hingga aksi panggung. Maka media yang tepat untuk menyampaikan perubahan ini adalah Fotografi Fashion.

Fotografi fashion merupakan salah satu kategori di dalam fotografi yang lebih di arahkan pada benda-benda fashion dan pakaian. Dalam perkembangannya, fotografi fashion tidak lagi sebagai media dokumentasi benda-benda fashion yang bersifat statis melainkan berkembang secara modern dan dinamis sebagai media komunikasi yang lebih estetis dan sebagai karya seni dengan berbagai konsep-konsep yang digunakan. Fotografi Fashion merupakan cabang fotografi profesional yang mengkhususkan diri pada foto bidang busana dan perlengkapannya. Seorang fotografer Fashion harus mampu memadukan busana dengan modelnya menjadi suatu foto yang harmonis. Bidang fotografi ini makin marak seiring dengan perkembangan media cetak yang semakin maju.

Dewasa ini, sebuah citra dangdut di mata masyarakat menengah-keatas hanyalah sebuah musik berkelas rendah yang mayoritas hanya dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah-kebawah, banyak yang mengganggap musik dangdut adalah musik yang kurang bergengsi dan belum dapat bersaing di dalam genre musik yang lain, memang hal ini tidak hanya berdasarkan pada lirik dan musik dari dangdut itu sendiri, tetapi juga tidak menutup kemungkinan dari hal-hal di luar musik, seperti gaya fashion dari artis tersebut dan juga cara berpromosi mereka untuk menjual album mereka seperti cover CD dan Poster. Kedua hal ini

(7)

juga sangat berperan penting di dalam pencitraan musik dangdut Indonesia. Untuk itu di dalam perancangan ini, di butuhkan seorang Duta atau Endorser sebagai ikon dari perancangan Fotografi Fashion Pencitraan Musik Dangdut Indonesia.

Beberapa hal yang sangat memprihatinkan dari Musik Dangdut adalah tak jarang ditemui pula Musik Dangdut menjadi salah satu media prostitusi, seperti contohnya di Makasar, telah diadakan konser Dangdut dimana penyanyinya adalah seorang wanita dengan goyangan khasnya, menggerakkan tubuhnya sangat sensual, dan satu per satu melepas semua pakaiannya, dari atas sampai bawah, yang hanya menyisakan underwear atau panties dan akhirnya juga penyanyi tersebut melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, semua penonton berteriak kegirangan, padahal tak jarang pula penonton berumur belasan tahun dan anak belum cukup umur yang ikut menyaksikan pergelaran konser Dangdut tersebut. Dapat kita lihat bersama-sama, beberapa fakta yang terjadi atau fenomena Musik Dangdut yang ada, membuat sebuah kesimpulan dimana Musik Dangdut berada pada level terendah di dalam stratifikasi musik di Indonesia, selain karena di tinjau dari lirik-lirik lagu tersebut, aksi panggung menjadi sebuah eksploitasi seks, dan akhirnya citra dangdut itu sendiri yang tercermin dari gaya

fashion dari seorang penyanyi Dangdut. Dengan menggabungkan beberapa gaya

dari genre fashion yang mengakibatkan ketidak-cocokkan dan membuat penyanyi tersebut menjadi norak atau terlalu berlebihan yang akhirnya membuat tidak semua kalangan gemar, senang, dan respect pada Musik Dangdut. Maka atas dasar itu, keprihatinan ini berbuah sebuah ide perancangan, bagaimana mengangkat kembali citra Musik Dangdut dengan sebuah gaya fashion yang dinamis, elegan, dan glamour. Konsep yang digunakan menggunakan ide teknik “mengemis” dimana, sebuah image Musik Dangdut sudah berada posisi paling rendah di dalam benak masyarakat, khususnya golongan menengah-atas. Yang dimaksudkan dengan teknik “mengemis” ini adalah konsep langkah awal dimana masyarakat khususnya anak muda di refresh kembali dengan sentuhan Musik Dangdut yang sangat berbeda dari sebelumnya, dimana konsep sebuah gaya berpakaian atau fashion berubah sangat drastis, dengan menyesuaikan gaya fashion yang elegan dan glamour dan meninggalkan “unsur Musik Dangdut yang lama”

(8)

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana merancang pencitraan Musik Dangdut dengan menggunakan teknik fotografi sehingga dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap musik dangdut sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia?

1.3 Batasan Masalah

- Target audience dari kegiatan perancangan ini adalah masyarakat lapisan menengah-keatas dan yang lebih difokuskan kepada anak muda.

- Pokok permasalahan yang menjadi topik perancangan ini adalah bagaimana memberikan sebuah solusi untuk meningkatan citra musik dangdut agar bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan bagaimana pengemasan visual yang menarik agar dapat menambah hasrat seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat golongan menengah-keatas, khususnya anak muda untuk mencintai dan bangga akan musik dangdut. Dengan harapan, dari perancangan ini akan menjadi salah satu alat penggerak motivasi seluruh lapisan masyarakat dalam menghargai budayanya dan secara tidak langsung menjaga dan melestarikan salah satu ke-khasan musik Bangsa Indonesia. “Dangdut is the Music of Indonesia”. Musik yang akan di teliti dan akan digunakan di dalam perancangan ini adalah musik dangdut campuran aliran lain seperti pop, power pop sampai R&B.

- Waktu dan Lokasi penelitian ini akan diselenggarakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November di Jakarta.

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari kegiatan perancangan pencitraan musik Dangdut ini adalah:

- Merancang pencitraan Musik Dangdut dengan menggunakan teknik fotografi sehingga dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap musik dangdut sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia.

(9)

1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Masyarakat

Melalui kegiatan perancangan ini diharapkan dapat memberikan “wajah baru” bagi musik dangdut, sehingga musik dangdut yang pada dasarnya adalah genre musik asli Indonesia, dapat diterima dan diapresiasikan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dimana pada saat ini, sasaran utama pembentukan citra baru musik dangdut ditujukan bagi lapisan masyarakat menengah keatas, yang sudah lama meninggalkan budayanya sendiri dan lebih memusatkan perhatiannya kepada genre musik barat, yang dianggap lebih modern dan up to date.

Secara garis besar, perancangan ini bertujuan untuk menanamkan kembali budaya asli Indonesia di dalam kehidupan masyarakatnya.

1.5.2 Bagi Bidang Keilmuan Desain Komunikasi Visual

Perancangan pencitraan musik dangdut ini bertujuan untuk menambah wawasan seputar strategi kreatif di dalam mengangkat citra musik dangdut, agar seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda, bangga dan mencintainya sebagai bagian dari budayanya. Dimana dari segi keilmuan, perancangan ini diharapkan dapat memberikan ide baru mengenai desain pengemasan semua output dari musik dangdut, untuk mengangkat citra dangdut dari “musik rendahan” menjadi “musik modern” bangsa Indonesia. Termasuk bagaimana mendiskripsikan isi dari musik dangdut ke dalam konsep perancangan fashion fotografi, baik dari segi tata lighting, mooding photography pada digital imaging, menjadi lebih menarik minat dari target audience perancangan ini.

1.5.3 Bagi Target Audience

Perancangan bertujuan untuk membawa dampak positif yang dapat merubah citra Musik Dangdut di dalam benak mereka, dan mereka dapat berbangga karena dapat melestarikan salah satu budaya Indonesia.

(10)

1.6 Definisi Operasional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (280) , fotografi adalah “[n] seni dan penghasilan gambar dan cahaya pd film atau permukaan yg dipekakan”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (662), fashion atau mode adalah “ragam (cara, bentuk) yg terbaru pd suatu waktu tertentu (tt pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dsb): ia selalu berpakaian mengikuti”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (192), pencitraan atau citra adalah “(1) rupa; gambar; gambaran; (2) Man gambaran yg dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk; (3) Sas kesan mental atau bayangan visual yg ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yg khas dl karya prosa dan puisi; (4) Hut data atau informasi dr potret udara untuk bahan evaluasi; -- perbankan gambaran mengenai dunia perbankan: kejadian spt itu jelas tidak menguntungkan dl upaya meningkatkan -- perbankan kita di mata internasional”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (676), musik adalah “(2) nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yg dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu)”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (208), dangdut adalah “[n] jenis dan irama musik yg ditandai oleh pukulan tetap bunyi gendang rangkap yg memberikan bunyi dang pd hitungan ke-4 dan dut pd hitungan ke-1 dr birama berikut”.

Fotografi fashion pencitraan musik dangdut adalah perancangan strategi kreatif dengan menggunakan teknik pengemasan fashion fotografi yang menarik untuk mengangkat citra musik dangdut yang dapat membuat seluruh lapisan masyarakat Indonesia bangga akan musik dangdut sebagai salah satu budaya Indonesia.

(11)

1.7 Metodologi Perancangan 1.7.1 Metode Pengumpulan Data 1.7.1.1 Data Primer

Dalam kegiatan perancangan ini pengumpulan data primer diperoleh dari:

a. Wawancara

Metode wawancara termasuk salah satu metode pengumpulan data yang efektif karena bertanya dan berinteraksi langsung kepada responden sampel yang menjadi sasaran. Wawancara akan dilakukan dengan pemusik dari musik dangdut itu sendiri sebagai bahan data perancangan ini serta dengan pihak-pihak yang sangat ahli di bidangnya yakni

Photographer dan Fashion Consultant. Selain itu dapat juga

mewawancara beberapa anak – anak muda yang mengikuti perkembangan musik Indonesia sebagai target audience dari perancangan ini, agar data – data yang di dapatkan dapat menunjang proses perancangan ini.

b. Studi Pustaka

Dalam kegiatan perancangan buku ini tentunya diperlukan sumber data-data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga diperlukan data-data dari buku-buku dan media-media cetak yang telah teruji kevalidannya.

c. Studi Digital

Selain dari buku dan media cetak, data-data juga diperoleh dari internet sebagai pendukung data dari literatur dan wawancara.

1.7.1.2 Data Sekunder

Dalam perancangan ini dibutuhkan pula data sekunder seperti refrensi beberapa fotografer profesional baik dari dalam maupun dari luar negeri maupun beberapa refrensi digital imaging dari karya-karya Fashion atau

(12)

1.7.2 Metode Analisis Data

Dalam kegiatan perancangan ini, data-data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis induktif, yaitu dengan cara mempelajari data-data satu per satu yang bersifat khusus untuk diambil garis besarnya yang lebih umum. Data yang diperoleh, kemudian dianalisa dari berbagai data kepustakaan maupun hasil wawancara agar menghasilkan sesuatu yang lebih khusus yang akan menentukan strategi kreatif tersebut. Penggunaan metode ini bertujuan untuk membantu memfokuskan hal-hal detail yang digunakan sebagai pendukung perancangan ini, misalnya teknik fotografi, pemilihan gaya fashion, pengambilan angle sampai dengan mooding di dalam sebuah foto, layouting, yang dikaitkan dengan data-data sesuai dengan judul/tema perancangan.

1.7.3 Konsep Perancangan

Kegiatan perancangan ini nantinya akan menggunakan strategi kreatif dalam pembentukan citra baru bagi musik dangdut, yang akan diaplikasikan pada pengemasan visual dengan teknik fashion fotografi dan semua bentuk output produk musik dangdut tersebut.

Dasar dari desain perancangan ini adalah aplikasi hasil analisa target sasaran, dimana di sini lebih dititik beratkan pada kalangan muda mudi Indonesia, yang digabungkan dengan konsep dari musik dangdut ke dalam setiap desain output musik dangdut, baik dari segi tata bahasa dan visualnya.

(13)

1.8 Skematika Penulisan Laporan Karya Fotografi

Gambar 1.2 Skematika Penulisan Laporan Karya Fotografi Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Perancangan

Manfaat Perancangan

Metode Perancangan

Pengumpulan Data Analisa Data

Pemecahan Masalah

Konsep Perancangan

Data Verbal Data Visual

Layouting Pengembangan Ide

Alternatif Desain

Gambar

Gambar 1.1 Live Dangdut Candoleng-doleng Makasar  Sumber : Dangdut Maut Makasar Cangdoleng-doleng.3gp
Gambar 1.2 Skematika Penulisan Laporan Karya Fotografi Latar Belakang Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Secara universal literatur keislaman yang ada di pesantren yang dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi yang secara langsung berkaitan dengan ilmu-ilmu

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain

Dari kedua model pembakaran diesel bahan bakar ganda baik yang digunakan untuk simulasi mesin diesel maupun mesin dual fuel hasil yang disajikan pada gambar 28

Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Kuliah Fisika Dasar untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

Bagian darikalimat ini diambil dari sumber acuan buku (Aisjah, Judul naskah pada jurnal, 2013)..

Sama seperti pada unit analisis sebelumnya, Kompas.com mendapatkan indeks skor yang terendah bila dibandingkan dengan dua media online lainnya.. Berdasarkan