• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA JUDI (Bandar) di KALANGAN

REMAJA (Studi Kasus : Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari

Tarung-Tarung Kabupaten

Pasaman

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

RAHMI YOZE

Npm 11070173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)

$.i !ti-'[ ,;r,.,"u$

"izk

?:!t:'.gity;{;.'{ { t,r1', .c?.t AEt{'E4;.'z:.

,i

!ir,.r: :.1 ,i . :-; .- .:.r,i:iii,.ii. .11;,;.,.i i; .'l.:;;. ii. t i.1,.;.i,,:. l..g i;r;.r i.:.: \;;i:.,; :E gq,2!+tad:ra=? \.a.. ., : 4i,:).i. :: t-).,.,... :. rt ,'.r - -.: -'| 't it'!!.1 1 -? i :t. .1..._ l'.,:. ..-,.. -. . .

,t'.i,

ii.:;l

il;

j

t,;:.ii:l: ;ji1;.ii;;',,,'1r ;,i.:i'.r ;.i,::.;t:i\

,. ..t i ' " .. ;:': ' ' .... I):,,;- r l. . t:t

i'iii

!,. . 1..,; ) l 'i i ".1,... , -.-j.' : , : - t. i ii 'i I '\", i1-i:7rr.i i.i:, :1":.. : i !.'t ,,1. ,:-i1- i .:,,, :.,,-\a'":i i:r!;;1::ri : !-,'.;

(3)

Rahmi Yoze, (11070173). Factors Cause Rampant Gambling Came (Bandar) Among Adolescents (Case Study: Teens at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman.

Thesis, Sociology of Education High School of Pedagogy and Educational Sciences (STKIP), PGRI West Sumatra Padang. 2016.

Oleh:

Rahmi Yoze1, Surya Prahara,MH2, Ikhsan Muharma Putra,M.Si3

*The Sociology Department Student of STKIP PGRI West Sumatera **The Sosiology Staff of Sociology Department of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This event will be based on Research by school-age teenagers who play the game gambling came (bandar) school-age adolescents, which should aim to learn and develop themselves towards the better so as not to commit to things that deviate or violate the regulations that exist within the community. Formulation of the problem in this research is what causes rampant gambling operatives among adolescents of school age at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman. This research aims to describe and analyze what factors cause the rise of teenage school-age play gambling came (bandar).

The theory used in this study the theory of Max Weber's theory of social action that is. This research used the qualitative approach with descriptive type is a type of research that guide researchers to explore or photograph the social situation will be examined thoroughly, wide and deep. the technique of taking informants by means of purposive sampling with a number of informants 20 people. With the criteria of informant, school-age teenagers who play the game gambling came (bandar), mamak, niniak head jorong and Chairman of the youth. The data type is primary data and secondary data. Engineering data collection done by the method of observation, interviews, document study. The unit of analysis that is individual with data analysis Miles & Huberman that consists of the stages of data collection, data presentation, data reduction, and the withdrawal of the conclusion.

The results of this study, namely that the cause of the rampant gambling came (Airport) among adolescents (case study: school-age teens at Jorong II Nagari Tarung-Tarung Subdistrict Rao Pasaman is (1) to consider in a group, (2) Habitual, (3) the impingement of emotion, (4) wanted to be considered an adult, end (5) wanted to know.

Kata kunci: Faktor Penyebab Judi Came (bandar)

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

ABSTRAK

Rahmi Yoze, 11070173, Faktor Penyebab Maraknya Judi (Bandar) dikalangan Remaja (Studi Kasus: Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera

Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh remaja usia sekolah yang memainkan permainan judi

came (bandar), remaja usia sekolah yang seharusnya bertujuan untuk belajar dan mengembangkan diri

kearah yang lebih baik agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang menyimpang atau melanggar peraturan yang ada di dalam masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa penyebab maraknya judi bandar di kalangan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa faktor penyebab maraknya remaja usia sekolah memainkan judi came (banar).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dari Max Weber yaitu teori tindakan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif merupakan tipe penelitian yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. teknik pengambilan informan dengan cara purposive sampling dengan jumlah informan 20 orang. Dengan kriteria informan, remaja usia sekolah yang memainkan permainan judi came (bandar), niniak mamak, kepala jorong dan ketua pemuda. Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, studi dokumen. Unit analisis yaitu individu dengan analisis data Miles & Huberman yang terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini, yaitu bahwa faktor penyebab maraknya judi came (bandar) dikalang remaja (studi kasus: remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman adalah (1) ingin dianggap dalam kelompok, (2) ketagihan atau candu , (3) pelampiasan emosi, (4) ingin dianggap dewasa dan (5) ingin tahu.

Kata kunci: Faktor Penyebab Judi Came (bandar)

PENDAHULUAN

Pada umumnya semua manusia memiliki

tahap-tahap perkembangan diri, diawali

dengan masa di dalam kandungan, masa lahir, masa kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua sebagai mana menurut Donald B. Helm dan Jeffrey S. Turner (1981), memberikan urutan lengkap dari perkembangan individu, yaitu masa: prenatal atau sebelum lahir dari masa konsepsi sampai lahir, bayi 0-2 tahun, kanak-kanak 2-3/4 tahun, anak kecil ¾ -5/6 tahun, anak 6-12, remaja 12-19 tahun, dewasa muda 19-30,dewasa 30-65 tahun dan usia lanjut 65 ke

atas. Dari perkembangan ini remaja

merupakan tahap yang sangat membutuhkan perhatian serta masukan-masukan yang baik

untuk menentukan masa depan remaja kearah

yang lebih baik (dalam Sukmadinata,

2003:119).

Sedangkan remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa. Istilah adolensence

mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Pada umumnya diusia remaja ini memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang suatu hal,

sehingga seringkali ingin coba-coba,

menghayal dan merasa gelisah serta

(5)

disepelekan atau tidak dianggap, dan remaja juga tidak memikirkan apa penyebab dan

akibat perbuatannya, seperti, remaja

melakukan hal-hal yang tidak baik atau bisa disebut dengan penyimpangan sosial.

Penyimpangan sosial adalah prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan norma, baik dalam sudut pandang manusia (Agama) maupun individu sebenarnya sebagai bagian dari pada mahluk sosial. Menurut Robert M.Z Lawang perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistim sosial (dalam Tika, 2008:119).

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi aturan (norma) untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Remaja yang masih perlu bimbingan kerap

terjerumus pada perilaku menyimpang.

Banyak perilaku-perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh individu-individu yang ada di dalam masyarakat salah satunya judi.

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian tidak ada dijelaskan secara rinci defenisi dari perjudian. Namun dalam UU No. 1 Tahun 1946 Tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) Pasal 303 ayat (3) KUHP.

“Yang dimaksud dengan

permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana kemungkinan untuk menang pada umumnya bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Dalam pengertian permainan judi termasuk juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka

yang turut berlomba atau

bermain, demikian juga segaa pertaruhan lainnya.

Perjudian dalam perspektif hukum adalah salah satu tindak pidana (delict) yang

meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai

kejahatan. Ancaman pidana perjudian

sebenarnya cukup berat, yaitu dengan

hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah). Pasal 303 KUHP. Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974 menyebutkan:

1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah), barang siapa tanpa mendapat ijin :

a. Dengan sengaja menawarkan atau

memberikan kesempatan untuk

permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu.

b. Dengan sengaja menawarkan atau

memberi kesempatan kepada

khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan

tidak peduli apakah untuk

menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara.

c. Menjadikan turut serta pada

permainan judi sebagai pencaharian. 2. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan

tersebut dalam menjalankan

pencahariannya, maka dapat dicabut

haknya untuk menjalankan pencaharian itu, (Kartono 1992 : 52-53)

Judi merupakan kegiatan yang ilegal di Indonesia khususnya, artinya disini jika melakukan hal ini akan dikenakan sanksi-sanksi yang berlaku di Indonesia. Menurut hukum di Indonesia dalam pasal 2 ayat (1) UU. No. 7 Tahun 1974 menjelaskan 8 bulan penjara atau denda sebanyak banyaknya 25 juta rupiah.

Di dalam pasal 303 ayat (1)-1 Bis KUHP dan pasal 303 ayat(1)-2 KUHP memperberat

ancaman hukuman bagi mereka yang

mempergunakan kesempatan, serta ikut

(6)

penjara atau denda sebanyak banyak nya 10 juta rupiah dan ayat (2) penjatuhan hukuman menjadi selama lamanya 6 tahun atau denda sebanyak banyaknya 15 juta rupiah, (Kartono 1992).

Judi merupakan suatu pelanggaran yang ada di dalam masyarakat karena kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat dan ini sudah menjadi tradisi di dalam masyarakat, fenomenanya seperti main togel, domino, koa, main bandar, kartu remi dan masih banyak

yang lainnya. Berdasarkan keputusan

pemerintah mulai 1 Oktober 1981 segala

bentuk perjudian secara resmi dilarang

berlangsung di wilayah Indonesia. Meskipun sudah ada larangan pemerintah tetap saja praktek-praktek judi secara diam-diam dan ilegal terus berkembang dengan berbagai bentuk. Perjudian masih dilindungi oleh oknum-oknum tertentu, berupa kelompok tukang pukul, oknum-oknum pejabat dan

polisi. Sangatlah sulit memusnahkan

permainan judi. Melihat sekarang ini di kota-kota besar dan kota-kota industri serta kota-kota dagang norma-norma susila sudah longgar dan sanksi-sanksi sosial melemah, serta keyakinan akan norma-norma religius menipis. Peran oposisi kaum agama tidak dipeduli karena masyarakat sudah kecanduan dan menganggapnya sebagai peristiwa biasa, (Kartono, 1992 : 60-62).

Permainan judi memiliki unsur-unsur yang tidak pasti atau harapan yang sangat tinggi untuk menang. Situasi seperti ini membuat rasa penasaran yang begitu tinggi. Rasa penasaran akan hilang apa bila nomor atau angka yang kita miliki sudah terlihat, permainan ini sangat erat dengan hoki atau keberuntungan seseorang dalam memilih nomor sehingga mereka merasa ketagihan dan

lama kelamaan taruhan semakin besar

sehingga jadilah mereka penjudi profesional yang takkan jera dengan hukuman. Hal yang terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah judi merupakan pilihan, tidak ada seorangpun yang memaksa seseorang untuk terlibat dalam perjudian melainkan dari diri sendiri berawal untuk hiburan sehingga menjadi ketagihan serta mengakibatkan kecanduan judi.

Banyak jenis permainan judi yang

dimainkan remaja jorong II Nagari

Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman seperti domino, QQ, togel dan judi bandar. Judi bandar adalah istilah yang diberikan oleh

remaja usia sekolah yang memainkan

permainan judi ini, judi bandar ini sama halnya yang dimainkan dalam game online yaitu judi (Came).

Judi Came merupakan salah satu

permainan kartu domino yang cara

bermainnya hampir sama seperti permainan QQ. Judi came menggunakan kartu domino, dalam permainan terdapat satu bandar dan maksimal 7 orang pemasang, disetiap putaran permainan ini diiringi dengan pertaruhan berbentuk uang.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Max Weber yaitu tindakan sosial, tindakan sosial merupakan, suatu tindakan yang memiliki makna, yaitu ketika individu yang berinteraksi dengan individu lain dan

hasilnya individu tersebut dapat

mempengaruhi individu lainnya. Dalam teori ini mempunyai empat tipe tindakan sosial, namun yang berkaitan dengan hasil penelitian hanya dua tipe, yaitu tipe Rasionalitas Instrumental dan Tindakan Efektif, dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan menganalisis faktor penyebab maraknya judi (bandar) dikalangan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan

Rao Kabupaten Pasaman. Dengan

menggunakan, tipe Rasionalitas Instrumental dan Tindakan Efektif.

METODELOGI

Dalam penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilaku yang dapat diamati, pengempulan dilakukan melalui observasi, wawancara secara mendalam dan metode lain yang dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif tentang sesuatu (Bugin, 2001 : 142-153). Sementara tipe

penelitian yang digunakan adalah tipe

deskriptif. Tipe deskriptif ini digunakan

karena dapat menggambarkan dan

menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan remaja bermain judi di Jorong II

(7)

nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dan semua permasalahan ini didapatkan dari lisan dan dokumen dari wawancara yang dilakukan.

Teknik pemilihan informan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono,2011:12). Teknik purposive

sampling digunakan karena dalam penelitian ini ditentukan kriteria informan atau subjek penelitian secara jelas agar tercapai fokus dalam menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan yang menjadi kriteria informan penelitian adalah : 1. Remaja usia sekolah 12-21 tahun yang memainkan judi bandar 2. Niniak mamak jorong II 3. Kepala jorong 4. Ketua pemuda jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao K abupaten Pasaman.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap pertama adalah pengumpulan data, reduksi data, tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan / atau tahap verifikasi. Penelitian ini dilakukan di Jorong II Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, dipilihnya daerah ini sebagai lokasi penelitian karena ditemukan remaja usia sekolah yang berumur 12-21 tahun yang memainkan judi (bandar).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Jenis Permainan Judi Di Jorong II Nagari Tarung-Tarung

Banyak perjudian yang terjadi di Jorong II

Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao

Kabupaten Pasaman, permainan judi yang sering dimainkan seperti domino, QQ, bandar dan togel perjudian ini dimainkan oleh remaja, orang dewasa bahkan orang tua. Taruhan yang

dipertaruhkan di dalam permainan ini

beragam, seperti bermain domino, remaja, orang dewasa dan orang tua memainkan judi domino ini dengan taruhan seperti rokok, minuman es teh, teh telor dan makanan seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus dan lain-lain, taruhan yang dipertaruhkan di dalam permainan judi ini bukan berbentuk uang nyata langsung, permainan domino ini

dimainkan oleh empat orang pemain yang mana dua lawan dua atau disebut (Mandan), bagi pemain yang kalah akan membayar makanan, minuman dan rokok yang dipesan oleh pemain.

B. Gambaran umum judi came (bandar) di jorong II nagari tarung-tarung

Permainan judi came atau judi (bandar) istilah yang diberikan remaja usia sekolah di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, pada umumnya yang memainkan permaian judi bandar remaja usia sekolah, remaja sangat tertarik dengan permainan ini dikarenakan permainan ini mudah, simpel dan permainan ini putarannya banyak maksudnya, dari waktu 5 minit permainan ini bisa menyelesaikan 10 sampai 15 kali putaran, dalam setiap putarannya diiringi taruhan berbentuk uang.

Permainan ini mengunakan kartu domino, kartu domino merupakan kartu yang berbentuk kertas, memiliki 28 lembar kartu, memiliki jumlah titik yang ada di dalam kartu semuanya berjumlah 168 titik, fenomena permainan judi

came atau bandar ini adalah pemain berjumlah

7 orang maxsimal, dan minimal 3 atau 4 orang, permainan ini memiliki satu bandar,

bandar berfungsi untuk menjalankan

permainan, agar bisa menjadi bandar, bandar harus memiliki uang sikitnya Rp 150.000, sedangkan yang lainnya adalah pemasang atau pemain. Taruhan di dalam permainan ini kecilnya Rp 2.000 besarnya Rp 7.000 permainan tidak boleh memasang di bawah Rp 2000 dan tidak boleh di atas Rp 7.000, , dalam permainan ini kartu tertinggi adalah 19=9 (Q) dan kartu yang terendah adalah berjumlah10=0 atau 20=0 yang disebut (but).

Fenomena permainan ini, diawali dengan bandar mengocok kartu, sebelum dibagikan bandar memberikan kartu kepada pemain agar dipotong atau mengocok kembali kartu tersebut agar tidak ada kecurang yang dilakukan bandar, lalu dibagikan kepada pemain, pembagian kartu pertama hanya 1 kartu, pemain boleh melihat kartu yang pertama, setelah pemain melihat kartunya masing-masing maka pemain memasang atau

(8)

menetapkan taruhan seberapa besar yang

dipertaruhkannya, setelah itu bandar

membagikan 1 kartu lagi untuk semua pemain jadi sekarang pemain memengang 2 kartu untuk satu orang pemain dan bandar juga memegang 2 kartu, seandainya pada kartu pertama bandar mendapat kartu 3per2 (angka titik pada gambar pertama) dan kartu kedua 4per6 (angka titik pada gambar) berarti jumlahnya 15=5 (jumlah semua titik yang ada dalam gambar).

Peraturan permainan judi Came atau

bandar ini, apabila jumlah angka dari kedua kartu lewat dari 10 (but), maka akan dihitung dari satu kembali, begitu juga dengan pemain lainnya, bagi pemain yang jumlah titik kartunya rendah dari jumlah titik yang dimiliki bandar, maka bandar menarik pasangannya, apabila jumlah titik di atas kartu bandar, maka bandar akan membayar berapa taruhan yang dipasang oleh pemain, jika ada kartu pemain yang berjumlah 19 (Q) atau 9 (Q) maka bandar akan membayar dua kali lipat uang yang dipertaruhkan pemain, ini keuntungan dari pemain, keuntungan bandar apabila ada jumlah kartu yang sama dengan bandar, maka bandar yang menang (draw untuk bandar), dan apabila ada jumlah angka 19 atau 9 lebih dari 1 pemain, maka pembayaran dua kali lipatnya

dibatalkan, kembali kepada pembayaran

normal, atau berapa yang dipertaruhkan oleh pemain.

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan, uang yang diberi orang tuanya perhari berkisar Rp 10.000 sampai Rp 30.000, biasanya remaja menang di dalam permainan ini bisa berkisar Rp 100.000, remaja

menggunakannya untuk membeli rokok,

bermain Ps, dan sisanya berkisar Rp 50.000 buat modal main untuk selanjutnya, apabila kalah, remaja berusaha untuk meminjam uang temannya, tapi, tidak semua remaja yang meminjam uang ada juga yang berhenti bermain apabila kalah.

Dalam permainan judi, sebagian remaja banyak yang tidak takut kalah dalam perjudian, alasan mereka karena di dalam permainan judi menang kalah itu biasa, ada juga ramaja yang takut kalah sehingga remaja

masih dapat mengontrol dan menyisakan uang yang dimilkinya. Menurut niniak mamak (niniak ayub) remaja bermain judi dikarenakan adanya fasilitas merupakan tempat bermain judi yang disediakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga remaja usia sekolah leluasa untuk bermain judi, selain itu penyebab remaja memainkan judi adalah pengaruh dari teman atau diajak oleh teman sehingga remaja terpengaruh oleh ajakan teman sepermainannya, pada awalnya mereka hanya coba-coba sehingga mengakibatkan kebiasaan.

Dalam melakukan permainan ini, remaja berpindah pindah tempat, seperti, di ladang, di gedung SMP pada malam hari, di gedung TK pada malam hari, dan dilapau-lapau, apabila

remaja main di lapau, orang lapau

menyediakan kartu domino, harga kartu domino yang biasanya Rp 5.000 bisa menjadi Rp 30.000 dengan uang tempat, selama permainan bisa 3 kali ganti kartu karena kartunya sudah kotor, lengket dan tidak asik lagi , di lapau ini remaja juga bisa memesan minuman, rokok, makanan dan lain-lainnya, tapi jika remaja main di ladang atau disalah satu gedung, maka salah satu pemain yang membeli kartu, nanti di dalam permainan siapa yang mendapat bayaran dua kali lipat atau (Q)

maka akan di potong Rp 1000 untuk

mengganti uang kartu, kartu yang biasanya Rp 5000 diganti dengan uang Rp 15.000, sulitnya disini remaja yang memainkan judi bandar ini tidak bisa memesan minuman, makanan ataupun rokok, remaja membeli sendiri-sendiri.

C.

Faktor Penyebab Remaja Bermain Judi

Came (Bandar)

Banyak faktor penyebab remaja

memainkan permainan judi came (bandar), namun yang terkait dengan teori yang peneliti teliti yaitu: 1. rasa ingin dianggap di dalam suatu kelompok, karena pada dasarnya remaja

membutuhkan kelompok sehingga remaja

melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut 2. Ketagihan atau candu, rasa penasaran, asik, tegang akan membuat ramaja ketagihan untuk melakukan dan melakukan

(9)

lagi bermain judi, 3 Pelampiasan emosi, pada saat ini remaja memiliki rasa emosi yang tinggi yang diakibatkan oleh bermacam persoalan, yang dihadapinya, bisa saja dikarenakan putus cinta, tidak puas, dimarahi oleh keluarga dikarenakan remaja tidak bisa melampiaskan emosinya kepada keluarga,

sehingga remaja melampiaskan emosinya

dengan bermain judi, 4. Ingin dianggap dewasa, remaja cendrung untuk meniru tingkahlaku orang dewasa, sehingga remaja melakukan dan mencontoh apa yang dilakukan orang dewasa, 5. ingin tahu, rasa ingin tahu yang timbul di dalam dirinya untuk melakukan judi bandar.

Kesimpulan

Di zaman modren ini judi sudah merambah kesemua lapisan masyarakat. Kaya atau miskin, tua atau muda, dari orang dewasa hingga generasi muda dan pelajar. Perilaku judi dewasa ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga dilakukan anak-anak dan remaja. Fenomena judi pada usia sekolah tidak pandangan asing lagi. Saat sekarang anak usia sekolah di kota maupun desa sudah bermain judi, baik yang sudah candu maupun yang masih coba-coba. Seperti hal yang terjadi di Jorong II Tarung-Tarung, remaja usia sekolah yang seharusnya belajar, serta mendapatkan didikan yang baik, supaya

remaja tidak melakukan hal-hal yang

merugikan diri sendiri, maupun orang lain, namun yang terjadi di Jorong II Nagari Tarung-Tarung, remaja usia sekolah 12-21 tahun ditemukan bermain judi came (bandar).

Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan 17 remaja bermain judi, dalam melakukan permainan judi remaja

sembunyi-sembunyi dan berpindah-pintah tempat,

Mereka ditemukan berjudi disaat, pulang sekolah, sore hari dan malam hari pada saat mereka berkumpul dengan teman-temannya. Adapun faktor-faktor penyebab judi pada remaja usia sekolah di Jorong II Tarung-Tarung 1) ingin di anggap dalam kelompok, 2) ketagihan atau candu,3) pelampiasan emosi, 4. Ingin dianggap dewasa, 5. Ingin tahu.

1.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat

diusulkan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan yang 1. Untuk remaja

yang memainkan judi came (bandar),

seharusnya sadar dengan dampak buruk dari bermain judi came (bandar) karena melanggar UU dan Agama. Hal buruk bagi diri sendiri adalah dapat merusak pemikiran, rasa tegang, menghabiskan uang. Dan sebaiknya remaja mengerti dengan hukum, adat istiadat, agama agar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga remaja bisa menjaga dirinya sendiri, 2. Bagi masyarakat dalam upaya pencegahan perjudian harus melibatkan masyarakat, pihak berwajib, agar

bekerja sama untuk menanggulangi

permasalahan judi came (bandar) di Jorong II

Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao

Kabupaten Pasaman. Bagi pemerintah Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, sebaiknya harus lebih memperhatikan remaja-remaja yang ada di lingkungan setempat, serta menyediakan fasilitas-fasilitas untuk penyalur hobi remaja agar remaja bisa menyalurkan hobinya sehigga akan mengurangi hal-hal negatif.

Selain itu untuk peneliti yang ingin meneliti hal yang senada dengan yang penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti memberikan saran agar peneliti lain untuk meneliti tentang permainan judi QQ dan domino di kalangan remaja usia 20 tahun ke atas dan seterusnya peneliti juga menyarankan untuk meneliti dampak permainan judi terhadap remaja.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Aditya. Z, coky. Terapi Beragam Masalah

Emosi Harian. Jakarta : sabil

Bugin. Burhan. 2011. Penelitian Kulitatif. Jakarta : Kencana

Hogen. 2013. Pengantar Kriminologi. Jakarta : Kencana Pranada Media Group.

(10)

Kartono. 1992. Patologi Sosial. Jakarta : Cv Rajawali

Lawang, Robert M.Z. 1994. Teori Sosiologi

Klasik dan Modren. Jakarta : Gramedia

Pustaka.

Ritzer George. 2009. Sosiologi Ilmu

Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Soekanto. Soejono. 2006. Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta : Rajagrafindo

Persada.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi (mixes methods). Bandung : Alfabet

Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi

Proses Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Tika pabundu, dkk. 2008. Ilmu Pengantar

Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.

2. Skripsi

Yoze. Rahmi. 2016. “Faktor Maraknya Judi Bandar Di Kalangan Remaja (Studi Kasus: Remaja Usia Sekolah) di Jorong II Nagari Tarung-Tarung Kecamatan

Rao Kabupaten Pasaman.”(Skripsi).

Sosiologi. STKIP PGRI.

3. Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja

http://game-savero.blogspot.co.id/2013/05/pengertiansejar ahjenis-jenis-tentang.html

Referensi

Dokumen terkait

Selain secara Niskala, dalam realita (sekala) yang dimaksud dengan Bhuta Kala adalah personifikasi unsur-unsur alam yang tampak, dari kesatuan unsur tersebut, alam ini

Maka dari itu, tim abdimas Universitas AMIKOM Yogyakarta mencoba membantu pemerintah dalam menekan penyebaran Virus Corona, melalui kegiatan Pemberdayaan program literasi media

Populasi ternak sapi potong di Indonesia saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dimana secara nasional terjadi gejala penurunan populasi terus-menerus dari tahun

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mencurahkan kasih, kemurahan dan karuniaNya, se- hingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan tesis

Sedangkan Hole (1981) membagi binatang tanah ke dalam enam kategori berdasarkan keberadaannya di dalam tanah, yakni: 1) Permanen, yaitu fauna tanah yang seluruh daur hidupnya

Dalam kajian ini, kajian dilakukan pada kesiapan 3 komponen yakni atraksi budaya berupa situs dan nilai pluralisme di Desa Balun yang telah ada selama puluhan tahun; aksesibilitas

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan atau sumber data untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perilaku ibu dalam pemulihan