• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO

YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

ISMU AYU ROHISUL BAEKAH 1113215

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmatdan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta”

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing yang telah

mencurahkan dengan segala kemampuan, waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir.

4. Ummatul Baroroh, S.ST., MPH selaku penguji yang berkenan memberikan arahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiahini.

5. Kepada Kepala Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta beserta bidan yang telah membantu dalam terlaksananya usulan penelitian ini

6. Ibu, Ayah dan semua keluarga yang telah memberikan dorongan, doa dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya.

Yogyakarta, September 2016 Penulis

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x INTISARI ... xi ABSTRACT ... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

B. Kerangka Teori ... 31

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 32

D. Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional ... 36

F. Alat dan Metode Pengolahan Data ... 38

G. Validitas dan Reliabilitas ... 38

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 41

I. Etika penelitian ... 43

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 47 B. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 57 B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...7

Tabel 2.1 Klasifikasi Diare ...21

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...36

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ...37

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita berdasarkan karakteristik responden ...48

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita ...48

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare berdasarkan tujuan khusus ...49

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tabulasi silang antara karakteristik dengan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita ...50

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian ... 31 Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ... 32

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin studi pendahuluan Lampiran 2 Surat izin uji validitas Lampiran 3 Surat izin penelitian

Lampiran 4 Surat keterangan izin penelitian Lampiran 5 Surat balasan izin penelitian Lampiran 6 Informed Consent

Lampiran 7 Kuesioner penelitian Lampiran 8 Kisi-kisi kuesioner Lampiran 9 Hasil olah data

Lampiran 10 Lembar konsultasi usulan penelitian Lampiran 11 Jadwal penyusunan KTI 2016

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO 1 KULON PROGO

YOGYAKARTA

Ismu Ayu Rohisul Baekah1 , Ika Fitria Ayuningtyas2

INTISARI

Latar Belakang: Diare merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia pada

balita, nomor tiga pada bayi usia 0-1 tahun. Angka kematian balita yang disebabkan karena diare mencapai 1,5 juta per tahun. Pada tahun 2014 presentase kasus diare di Provinsi DIY mencapai 1,14% dari 2.549 orang. Kejadian diare tertinggi di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 25.491 kasus. Jumlah kasus diare tertinggi pada balita terdapat di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta dengan jumlah kasus 242 balita pada tahun 2015.

Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare

pada balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala dan klasifikasi, tanda bahaya, pencegahan dan penatalaksanaan diare.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif,

yang dilakukan di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo dengan pendekatan accidental sampling. Subyek penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare sejumlah 71 responden.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu

tentang diare pada balita cukup sejumlah 56 responden. Mengenai pengertian diare cukup sejumlah 31 responden, penyebab diare baik sejumlah 37 responden, tanda gejala dan klasifikasi diare kurang sejumlah 33 responden, tanda bahaya diare baik sejumlah 34 responden, pencegahan diare kurang sejumlah 36 responden, dan penatalaksanaan diare kurang sejumlah 54 responden.

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas

Sentolo 1 Kulon Progo adalah 56 (78,9%) ibu berpengetahuan cukup.

Kata Kunci: Pengetahuan Ibu, Diare Pada Balita 1

Mahasiswa Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

THE DESCRIPTION OF MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT DIARRHEA FOR CHILDREN UNDER FIVE IN PUSKESMAS SENTOLO

1 KULON PROGO YOGYAKARTA

Ismu Ayu Rohisul Baekah1 , Ika Fitria Ayuningtyas2

ABSTRACT

Background : Diarrhea is number one cause of death in the world for children

under five, number three for baby in 0 – 1 years. The biggest incidents occur in 2 first years of life and declined over growth. In 2014, diarrhea cases percentage in DIY Province reached 1,14% of 2.549 people. The highest diarrhea incidents in Kulon Progro regency as much 25.491 cases. The highest number of diarrhea cases contained in Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta social health center with number of cases are 242 children under age in 2015.

Research Purpose : Knowing the degree overview of mother’s knowledge

about diarrhea for children under five, cause, sign of symptoms and classification, danger sign,prevention, and diarrhea handling.

Research Method : This research use quantitative descriptive method. This

research conducted in Sentolo 1 Kulon Progo social health center. Techniques of sample taking using sampling accidental with research subject is mother who has children under five in Sentolo 1 Kulon Progo social health center with amount 71 respondents.

Research Result : The result of research show that degree of mother’s

knowledge about diarrhea signification is 31 (43,7%) mother with enough knowledge, cause of diarrhea is 37 (52,1%) mother with good knowledge, sign of symptoms and diarrhea classification is 33 (46,5%) mother with less knowledge, danger sign of diarrhea is 34 (47,9%) mother with good knowledge, diarrhea prevention is 36 (50,7) mother with less knowledge, and diarrhea handling is 54 (76,1%) mother with enough knowledge.

Conclusion : The degree of mother’s knowledge about diarrhea for children

under five in Sentolo 1 Kulon Progo social health center is 56 (78,9%) mother with enough knowledge.

Keys Word : Mother’s knowledge, diarrhea for children under five 1

Diploma Midwifery Students of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut data dari The United Nations Chidren’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian nomer satu di dunia pada balita, nomer tiga pada bayi usia 0-1 tahun. Hampir sekitar satu dari kelima kematian anak balita di dunia disebabkan karena diare. Angka kematian balita yang disebabkan karena diare mencapai 1,5 juta per tahun. Insiden terbesar terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dan menurun seiring dengan pertumbuhan anak (Yasir, 2011).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2014). Diare dapat disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus dan parasite), faktor malabsorbsi (malabsorpsi karbhidrat, lemak dan protein), faktor psikologi, gizi, lingkungan, makanan, pendidikan, pekerjaan, faktor usia anak dan sosial ekonomi (Mufidah, 2012).

Berdasarkan Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan RI diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Adapun penyebab utama kematian diare adalah tata laksana yang tidak tepat dirumah maupun disarana kesehatan (Depkes RI, 2014).

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Menurut Riskesdas (2013), insiden penyakit diare pada balita berdasarkan gejala sebanyak 3,5% (kisaran provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada balita sebanyak 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%), sedangkan period prevalence diare berdasarkan gejala sebanyak 7%. Pada tahun 2013 terjadi 8 KLB (Kejadian Luar Biasa) yang tersebar di 6 Propinsi, 8 kabupaten dengan jumlah penderita 646 orang dengan kematian 7 orang (CFR 1,08%). Sedangkan pada tahun 2014 terjadi 6 KLB Diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%). Secara nasional angka kematian ca fe fa ta lity r a te (CFR) pada KLB diare pada tahun 201 4 sebesar 1,14%. Sedangkan target CFR pada KLB Diare diharapkan <1%. Dengan demikian secara nasional, CFR KLB diare tidak mencapai target program (Profil Kesehatan RI, 2014).

Diare selalu menjadi 10 besar penyakit yang paling banyak dijumpai kasusnya di DIY. Hal ini ditunjukan dengan angka penderita diare di Puskesmas wilayah Kabupaten/ Kota yang tinggi setiap tahunnya. Penderita di DIY tergolong tinggi. Sementara itu kasus diare yang terdata mengalami peningkatan dari 64.857 kasus pada tahun 2011 menjadi 74.689 kasus pada tahun 2012. Dari laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas tahun 2013 kasus diare dilaporkan sebanyak 39.710 kasus dan tahun 2014 sebanyak 40.432 kasus. Kejadian diare tertinggi di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 25.491 kasus, Bantul sebanyak 4.127 kasus, Gunung Kidul sebanyak 9.467 kasus, Sleman sebanyak 16.673 kasus, dan Kota Yogyakarta sebanyak 10.604 kasus (Profil Kesehatan DIY, 2015).

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Menurut data dari puskesmas (2015) di wilayah Kabupaten Kulon Progo masih ada balita yang mengalami diare dari 21 Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, peringkat pertama diduduki oleh Puskesmas Sentolo 1 secara bertahap dari 2 tahun terakhir.

Diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan. Penyebab diare bermacam-macam, diantaranya infeksi (bakteri maupun virus) maupun alergi makanan (khususnya susu atau laktosa). Diare pada anak harus segera ditangani karena bila tidak segera ditangani diare dapat menyebabkan tubuh dehidrasi yang mengakibatkan kematian (Aden, 2010). Salah satu cara untuk mencegahnya antara lain meneruskan pemberian ASI, susu formula dan makanan padat pada bayi. Memberikan oralit atau larutan gula-garam untuk mengganti cairan yang hilang, memberikan makanan seperti biasa dan menghindari makanan yang mengandung banyak serat seperti sayuran dan buah, jangan berikan obat anti diare pada anak karena dapat menghambat kuman yang akan keluar, kenali dan waspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak, jika terjadi diare lebih dari 5 kali sehari, tanda-tanda-tanda-tanda dehidrasi, berak berdarah dan muntah terus menerus maka segera bawa anan ke dokter (Danarti, 2010).

Diare pada anak ini dapat terjadi karena masalah kurangnya pengetahuan keluarga dan minimnya informasi kesehatan atau budaya yang menyebabkan keluarga tidak mementingkan pola hidup sehat. Sehingga rasa ingin tahu masih kurang khususnya dalam penanganan atau pencegahan diare. Untuk itu rencana yang dapat dilakukan adalah mengatasi masalah pengetahuan agar keluarga memahami atau mengetahui cara mengatasi masalah diare (Hidayat, 2012).

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Salah satu penyebab utama terjadinya diare adalah kurangnya pengetahuan masyarakat (ibu) terhadap gejala dan penatalaksanaan terhadap diare. Peningkatan tersebut dapat mengakibatkan kematian pada anak balita, selain itu sekitar 88% kematian anak akibat diare disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang sanitasi, perilaku kebersihan yang buruk, serta air minum yang tidak sehat (UNICEF, 2012). Untuk itu penanganan diare bagi ibu yang memiliki balita menjadi sebuah keniscayaan. Artinya seorang ibu harus memahami gejala dan bagaimana memberikan pertolongan pada anak balita yang mengalami diare. Untuk itu penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang diare pada anak balita penting dilakukan, sebab hingga saat ini masih terdapat orang tua yang belum memahami secara komprehensif tentang diare dan ruang lingkupnya, terbukti pada Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo masih terdapat pasien anak balita yang mengalami diare cukup tinggi yakni sekitar 242 balita pada tahun 2015 khususnya usia 1 sampai 5 tahun.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo pada bulan April 2016, didapatkan data diare dengan jumlah total balita yang mengalami diare pada tahun 2015 sebanyak 242 balita dari 1642 balita. Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 14 April 2016 di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo mengenai 10 Ibu yang mempunyai balita diperoleh hasil yaitu 2 ibu mengatakan diare adalah buang air besar yang lebih dari biasanya, bisa lebih dari empat kali dalam sehari dan konsistensinya lebih encer. Anak lebih rewel dari biasanya, ibu sering memberikan campuran air gula dan garam dirumah saat anak diare. Ibu sudah

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

membiasakan anak untuk cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan. Kemudian 2 seorang ibu mengatakan diare adalah buang air besar lebih dari empat kali disertai muntah dan anak lebih rewel. Ibu sering memberikan oralit dirumah, tetapi ibu masih kurang mengerti tentang pencegahan diare. 6 seorang ibu mengatakan diare adalah BAB (Buang Air Besar) konsistensi cair lebih dari biasanya, anak rewel. Penanganannya yaitu ibu belum pernah memberikan larutan oralit dirumah, ibu kurang mengerti apa saja pencegahan diare. Fenomena tersebut dapat memberikan gambaran bahwa sikap ibu tersebut sudah tidak tepat dalam perawatan anaknya yang diare, dan itu terjadi karena ibu tersebut tidak mengetahui tentang diare pada balita.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita di

Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, rumusan masalah peneliti adalah

”Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta?”.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan di Puskesmas Sentolo 1 kulon Progo Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan klasifikasi, tanda bahaya diare, pencegahan dan penatalaksanaan diare di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta. c. Untuk mengetahui antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu di

Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi puskesmas serta sektor terkait untuk mengembangkan promosi kesehatan kepada masyarakat. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Penelitian

Berasarkan hasil studi pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa penelitian yang hampir sama penelitian yang akan dilakukan antara lain:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama, Tahun dan Judul

Metode Hasil Persamaan Perbedaan

1. Lina Malikhah, Sari Fatimah dan Bangung Simangungson (2012) judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Pencegahan dan Penanggulanga n Secara Dini kejadian diare pada Balita di Desa Heragmanah Jatinangor” Metode Deskriptif, teknik pengambilan sampel probability sampling yaitu dengan cara proportionate random sampling, jumlah responden 88 ibu balita di Desa Heragmanh Jatinangor” Hasil penelitian yang diperoleh 53 (60,23%) ibu memiliki pengetahuan baik serta 47(53,41%) ibu memiliki sikap yang favorabel terhadap pencegahan dan penanggulanga n secara dini kejadian diare pada balita Persamaan pada penelitian ini adalah responden yaitu ibu yang memiliki balita. Perbedaan dengan peneliti ini adalah variabel, desain penelitian, teknik pengambilan sampel, populasi, waktu dan lokasi penelitian. 2. Suci Lestari (2015) yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare pada Balita di Desa Baturetno Banguntapan bantul” Metode deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel purposive sampling, jumlah responden 85 ibu balita Hasil 85 ibu responden berpengetahuan baik tentang pengertian diare, tentang tanda bahaya diare 85 responden berpengetahuan baik, dan 85 responden ibu berpengetahuan cukup tentang penatalaksanaa Persamaan terdapat pada responden yaitu ibu yang memiliki balita, desain penelitian, populasi dan variabel penelitian Perbedaan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel, lokasi dan waktu penelitian

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8 3. Chori Elsera, Wiwin Rohmawati, dan Parmiyati (2015) yang berjudul “Pengetahuan Ibu tentang Penanggulanga n Diare dengan Penatalaksanaa n Diare Balita Usia 1- 5 tahun di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali”. Metode survey pendekatan cross section teknik pengambilan sample: random sampling. Sampel 47 ibu yang memiliki balita. Hasil: 22 (46%) ibu berpengetahuan baik, penatalaksanaa diare 13 (27,7%) ibu berpengetahuan cukup, dan 1 (2,1%) ibu berpengetahuan kurang Persamaan: Responden yaitu ibu yang memiliki balita(1-5 tahun), dan variabel penelitian. Perbedaan: Desain penelitian, teknik pengambilan sampel, populasi, waktu dan lokasi penelitian.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta. Puskesmas Sentolo 1 adalah Puskesmas dengan rawat inap yang merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak 17 km di daerah barat Yogyakarta, tepatnya di dusun Sentolo Kidul, Desa sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Mata pencaharian di Desa ini rata-rata sebagai wiraswasta. Puskesmas Sentolo 1 mempunyai wilayah kerja seluas 27,59 km, yang meliputi 4 Desa yaitu Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Kaliagung, dan Desa Banguncipto. Batas wilayah kerja Puskesmas Sentolo 1 adalah:

a. Batas Utara : Wilayah Kecamatan Nanggulan b. Batas timur : Sungai Progo dan Desa Salamrejo c. Batas selatan : Desa Srikayangan

d. Batas barat : wilayah Kecamatan Pengasih

Diwilayah Desa Sentolo terdapat beberapa macam pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Poskesdes, Puskesmas Pembantu dan Posyandu. Pelayanan di Puskesmas meliputi imunisasi, pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan anak), KB (Keluarga Berencana), konseling dan pelayanan kesehatan lainnya. Kemudian di Desa Sentolo juga memiliki Posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali. Pelayanan di Posyandu sudah berjalan dibina oleh Kader yang sudah mendapat bimbingan dari Bidan.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita berdasarkan karakteristik responden (umur, pendidikan,

pekerjaan) di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta

Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%)

Umur 20-35 tahun 58 81,1 >35 tahun 13 18,3 Jumlah 71 100 Pendidikan SD 21 29,6 SMP 22 31,0 SMA 19 26,8 D-III 5 7,0 SI 4 5,6 Jumlah 71 100 Pekerjaan Swasta 5 7,0 Wirausaha 9 12,7 IRT 48 67,6 PNS 4 5,6 Petani 5 7,0 Jumlah 71 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 58 ibu (81,1%), berdasarkan pendidikan SMP yaitu sebanyak 22 ibu (31,0%), berdasarkan pekerjaan IRT sebanyak 48 ibu (67,6%).

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 6 8,5

2 Cukup 56 78,9

3 Kurang 9 12,7

Jumlah 71 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 56 (78,9%) responden.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita berdasarkan tujuan khusus di Puskesmas Sentolo 1 Kulon

Progo Yogyakarta

Pengetahuan Kategori Total

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

Pengertian diare 26 36,6 31 43,7 14 19,7 71 100

Penyebab diare 37 52,1 21 29,6 13 18,3 71 100

Tanda gejala dan klasifikasi diare

6 8,5 32 45,1 33 46,5 71 100

Tanda bahaya diare 34 47,9 25 35,2 12 16,9 71 100

Pencegahan diare 11 15,5 24 33,8 36 50,7 71 100

Penatalaksanaan diare

17 23,9 0 0 54 76,1 71 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup, tetapi jika dilihat dari sub diare tidak semuanya cukup. Misalnya pengertian diare cukup, penyebab diare baik, tanda gejala dan klasifikasi diare kurang, tanda bahaya diare baik, dan ada juga yang kurang yaitu pencegahan diare dan penatalaksanaan diare.

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tabulasi silang antara karakteristik dengan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas

Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta

Karakteristik Kategori Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

f % F % f % f % Umur 20-35 4 5,65 49 69,01 5 7,05 58 81,70 >35 2 2,81 7 9,85 4 5,63 13 18,30 Total 6 8,46 56 78,86 9 12,68 71 100 Pendidikan SD 0 0 13 18,30 8 11,26 21 29,58 SMP 0 0 21 29,57 1 1,40 22 30,98 SMA 1 1,40 18 25,35 0 0 19 26,76 D-III 1 1,40 4 5,65 0 0 5 7,05 SI 4 5,63 0 0 0 0 4 5,63 Total 6 8,43 56 78,87 9 12,66 71 100 Pekerjaan Swasta 0 0 5 7,05 0 0 5 7,05 Wirausaha 0 0 9 12,67 0 0 9 12,67 IRT 4 5,65 36 50,70 8 11,26 48 67,60 PNS 2 2,81 1 1,40 1 1,40 4 5,63 Petani 0 0 5 7,05 0 0 5 7,05 Total 6 8,46 56 78,87 9 12,66 71 100

Berdasarkan hasil dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang diare bada balita cukup, jika dilihat dari usia 20-35 tahun responden memiliki pengetahuan cukup. Mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMP memiliki pengetahuan cukup, dan IRT memiliki pengetahuan cukup.

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta yaitu sebanyak 56 (78,9%) responden sebagian besar pengetahuan cukup. Hal ini disebabkan karena ibu telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi seperti media cetak, media elektronik, serta informasi dari tenaga kesehatan maupun kader posyandu. Informasi yang diperoleh baik formal maupun non formal dapat terpengaruh dalam jangka pendek, sehingga dapat menghasilkan perubahan ataupun peningkatan pengetahuan. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010)

merupakan hasil “tahu” terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap objek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan peraba. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendididkan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang tersebut akan semakin luas pengetahuannya (Wawan, 2010).

2. Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan.

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan umur menunjukan bahwa mayoritas responden kategori umur 20-35 tahun sebanyak 58 (81,1%) responden. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Arikunto, 2010).

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) usia seseorang sangat berpengaruh dalam memahami setiap informasi yang diberikan, semakin bertambah usia seseorang maka proses berfikirnya akan lebih baik pula.

Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden SMP yaitu sebanyak 22 (31,0%), akan tetapi bukan berarti seseorang yang mempunyai pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah. Hal ini disebabkan bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi dapat juga diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap yang semakin positif terhadap objek tertentu. Kedua aspek ini akan menentukan seseorang untuk bersikap (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut Ariani (2014) pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya baik formal maupun informal yang memberikan perilaku individu maupun kelompok. Maka dapat disimpulkan makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima pengetahuan atau informasi yang didapatkan.

Jenis pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Sentolo sebagian besar adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 48 (67,6%) responden. Menurut Wawan (2010) pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, melainkan suatu cara untuk mencari nafkah yang membosankan, berulang

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya yaitu merupakan suatu kegiatan yang menyita waktu. Menurut Notoatmodjo (2012) pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Misalnya seorang ibu dalam merawat anaknya yang sedang diare dapat memperluas pengetahuannya.

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita Berdasarkan Pengertian, Penyebab, Tanda Gejala dan Klasifikasi, Tanda Bahaya, Pencegahan dan Penatalaksanaan Diare.

Pada penelitian ini, kemampuan ibu dalam mengidentifikasi pengertian diare sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu mencapai 31 (43,7%) responden. Mayoritas responden berpendapat bahwa diare adalah berak lebih dari tiga kali dengan konsistensi encer dan terdapat darah dalam tinja. Sedangkan menurut teori apabila diare disertai dengan darah dalam tinja hal tersebut merupakan tidak normal.

Responden dalam menjawab soal tentang penyebab diare berpengetahuan baik yaitu sebanyak 37 (52,1%) responden. Mayoritas responden sudah mengetahui tentang penyebab diare pada balita yang disebabkan karena makan makanan yang basi dan beracun, kuku yang panjang dan kotor menjadi tempat tinggalnya kuman penyebab diare. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suci (2014) bahwa sebagian responden sudah mengetahui tentang pengertian dan penyebab diare.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Responden dalam menjawab soal tanda gejala dan klasifikasi diare memiliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 33 (46,5%) responden kurang memahami tanda gejala dan klasifikasi diare yaitu apabila anak rewel, cubitan perut kembali lambat merupakan salah satu kekurangan cairan yang berat. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori dari Departemen Kesehatan RI (2011) yang menyatakan bahwa tanda diare dehidrasi berat antara lain adalah anak tidak sadar, mata cekung, anak tidak bisa minum atau malas minum dan cubitan perut kembali sangat lambat.

Responden dalam menjawab soal tentang tanda bahaya diare sebanyak 34 (47,9%) ibu berpengetahuan baik. Sedangkan sekitar 12 (16,9%) responden kurang mengetahui tentang tanda-tanda dari dehidrasi dan bahaya diare dengan demam yang tinggi perlu dibawa ke tenaga kesehatan. Seorang ibu berpendapat bahwa anak diare kemudian demam hanya perlu dikompres air hangat tanpa dibawa ke pelayanan kesehatan dan di cek suhu tubuh anaknya. Berdasarkan teori yang sudah ada bahwa kasus diare yang selalu meningkat bisa dikarenakan seorang ibu yang tidak mengetahui tentang tanda bahaya diare pada balita. Sebagian responden sudah mengetahui tentang bahaya diare pada balita.

Pada kasus pencegahan diare sebagian responden memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 36 (50,7%) responden ditunjukan dengan hasil bahwa sebagian responden kurang mengerti tentang cara pembuangan tinja yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan dan cara membersihkan botol susu. Menurut Andrianto (2006) bahwa diare dapat dicegah dengan beberapa

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

macam seperti pembuangan tinja yang sesuai, karena tempat pembuangan tinja merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan, pembuangan tinja yang tidak tepat dapat berpengaruh langsung timbulnya penyakit diare. Kebiasaan mencuci tangan sangat berperan penting karena lewat tangan yang tidak bersih dapat mengakibatkan kuman penyakit mudah masuk kedalam tubuh. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina (2012) bahwa pengetahuan ibu yang dimiliki oleh responden dinilai masih kurang mengenai cara pencegahannya.

Sedangkan pada penatalaksanaan diare, responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 54 (76,1%) responden dikarenakan selama anak diare ibu tidak segera membawanya ke pelayanan kesehatan untuk diperiksa, ibu kurang mengerti mengenai cara pemberian makan anak diare. Mayoritas ibu memberikan makan sayuran saat anak terkena diare. Tetapi sebagian besar responden 17 (23,9%) sudah mengerti dan sudah menerapkan bahwa oralit dapat menggantikan cairan yang hilang saat anak diare. Menurut Hidayat (2010), penatalaksanaan diare dirumah antara lain memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya, memberikan cairan lebih sering, memberikan sari makanan yang cocok seperti kuah sayuran, air tajin dan kuah sup. Hindari makanan yang merangsang pencernaan makanan yang asam, pedas, atau buah yang bersifat pencahar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Choiri (2015) bahwa pengetahuan ibu dinilai masih kurang (56%) terhadap penatalaksanaan diare.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

4. Berdasarkan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu a. Umur Dengan Tingkat Pengetahuan.

Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang baik terdapat pada ibu dengan umur 20-35 tahun sebanyak 49 (69,01%). Semakin dewasa usia seseorang, maka cara berfikirnya juga akan semakin matang sehingga diharapkan ibu dapat mengetahui secara dini tanda gejala dan penanganan diare. Temuan ini sesuai dengan teori Arikunto (2011) yang menyatakan bahwa semakin cukup umur seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

b. Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan.

Mayoritas responden yang berpengetahuan cukup terdapat pada ibu dengan pendidikan SMP sebanyak 21 (29,57%). Pendidikan merupakan dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang (UU. RI No.20, Tahun 2003). Menurut UU. RI No. 20, tahun 2003, jenis pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dimulai dari kanak-kanak, sekolah dasar, SMP, SMU dan perguruan tinggi. Pendidikan informal adalah pendidikan yang dapat diperoleh melalui kursus-kursus les privat ataupun pelatihan keterampilan. Dengan demikian pendidikan umum atau pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

Pendidikan dasar yaitu suatu lembaga pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah, contoh SD dan SLTP

Pendidikan menengah yaitu suatu lembaga pendidikan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi, contohnya SMU dan SMK.

Pendidikan tinggi merupakan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Sedangkan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi atau universitas.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseoarang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan dan informasi-informasi dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Mubaraq, Wahit Iqbal, 2012).

Pendidikan bertujuan untuk memerangi kebodohan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berusaha atau bekerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan (ekonomi). Selanjutnya akan meningkatkan kemampuan akan mencegah penyakit, meningkatkan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2012).

Hasil dari penelitian ini, didapatkan ibu yang berpendidikan SMP (dasar) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih tinggi. Temuan ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Depkes RI (2008), yang mengatakan bahwa pendidikan yang dijalani seseorang juga memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi dapat juga diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

dan aspek negatif. Temuan ini didukung oleh teori dari Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap yang semakin positif terhadap objek tertentu. Kedua aspek ini akan menentukan seseorang untuk bersikap dan bertindak lebih baik.

c. Pekerjaan Dengan Tingkat Pengetahuan.

Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 36 responden (50,70%). Pekerjaan berkaitan dengan keadaan ekonomi. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dia dan keluarganya rasakan. Sehingga dia akan segera mencari pertolongan ketika ada gangguan pada kesehatannya (Masruroh, 2014). Tingkat ekonomi seseorang juga selalu menjadi faktor penentu dalam keluarga yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kesehatan keluarganya secara rutin di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan laimnya dengan baik.

Hasil penelitian ini tidak sesuai bahwa sebagian besar responden jenis pekerjaannya adalah IRT (tidak bekarja), hal ini dikarenakan mayoritas responden berpendidikan rendah (SMP), sehingga pengetahuan responden juga masih kurang akibatnya banyak responden berpendapat bahwa yang wajib bekerja dan mencari nafkah adalah suami. Selain itu, mayoritas responden berpendapat bahwa seorang wanita yang bekerja akan berdampak buruk dalam lingkup keluarga dikarenakan seorang ibu yang

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

bekerja akan lebih fokus pada pekerjaannya sehingga pemenuhan kebutuhan keluarga dari segi kasih sayang akan berkurang. Temuan ini didukung oleh teori Arikunto (2011) yang mengatakan bahwa pekerjaan bukanlah sumber dari kesenangan, akan tetapi lebih banyak merupakan cara yang membosankan berulang dan banyak tantangan.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menyadari bahwa banyak terdapat keterbatasan, yaitu dalam pelaksanaan penelitian ini mayoritas responden dalam mengisi kuesioner dilakukan ditempat yang sama dan bersamaan pada waktu imunisasi dimana tempat duduk antrian berdekatan sehingga pada saat menjawab pertanyaan tersebut hampir sama.

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita cukup sejumlah 56 (78,9%) responden.

2. Hasil penelitian mengenai pengertian diare cukup sejumlah 31 (43,7%) responden, penyebab diare baik sejumlah 37 (52,1%) responden, tanda gejala dan klasifikasi diare kurang sejumlah 33 (46,5%) responden, tanda bahaya diare baik sejumlah 34 (47,9%) responden, pencegahan diare kurang sejumlah 36 (50,7%) responden, penatalaksanaan diare kurang sejumlah 54 (76,1%) responden.

3. Hasil penelitian jika dilihat dari segi usia (20-35) cukup sejumlah 49 (69,01%) responden, mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMP memiliki pengetahuan cukup sejumlah 21 (29,57%) responden, dan IRT memiliki pengetahuan cukup sejumlah 36 (50,70%) responden.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian selain pengetahuan, bisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi diare pada balita.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

2. Bagi Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta lebih meningkatkan dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang diare pada balita untuk menghindari peningkatan kejadian diare pada balita setiap tahunnya. Seperti memberikan informasi tentang penatalaksanaan diare dirumah seperti pemberian oralit dan air tajin bila tidak ada oralit.

3. Bagi masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang diare pada balita dengan memperbanyak sumber informasi dengan mengikuti penyuluhan atau bertanya kepada tenaga kesehatan.

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Aden R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan lain Pada Anak. Yogyakarta: Siklus.

Andrianto. (2006). Pelaksanaan Diare dan Pencegahan Diare Akut. Jakarta: EGC.

Andriani, Merryana. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anindita, Mona dan Oswald. 2013. Gambaran Perilaku Orang Tua dalam Penatalaksanaan Awal Diare Akut pada Balita di Puskesmas Karang Asem Samarinda. (diakses tanggal 17 April 2016).

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman dan Agus R. (2013). Kapita Saleka Kuesioner dan Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Choiri, Parmiyati dan Rohmawati. 2015. Pengetahuan Ibu Tentang Penanggulangan Diare dengan Penatalaksanaan Diare Balita Usia 1-5 tahun di Desa Jemowo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Vol 1. No.2 (diakses tanggal 17 April 2016).

Danarti, D. (2010). Baby and Child Health Dari Lahir Hingga Usia 5 tahun. Yogyakarta: Gramedia.

Depkes RI, 2014. Laporan Kesehatan. www. depkes. go. co. id. 2014

Dinkes (2015). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta : Yogyakarta

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Surabaya: Salemba Medika.

(37)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

__________. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Surabaya: Salemba Medika.

Kemenkes Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

__________. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

__________. (2011). Buku Bagan Manajeman Terpadu Balita Sakit (MTBS), Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Lina, Sari, Simangungson. 2012. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan dan Penanggulangan Secara Dini Kejadian Diare pada Balita di desa Heragmanah Jatinanggor. (diakses tanggal 17 April 2016). Masruroh. 2014. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Kebidanan Dilengkapi Dengan Contoh Soal. Nuha Medika. Yogyakarta Mubaraq, Wahit Iqbal. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba

Media. Jakarta

Mufidah, F. (2012). Cermati Penyakit-penyakit Rentan Diderita Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Flash book.

Ngastiyah, (2014). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo , S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarrta: Rineka Cipta.

__________. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo , S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarrta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Profesional, Jakarta: Salemba Medika.

Puskesmas Sentolo 1 (2015). Laporan Tahunan Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo: Yogyakarta.

(38)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Proverawati, A. dan Siti Affuah (2009). Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI.

Septiari, B. (2010). Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suci Lestari. 2015. KTI. tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di Desa Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2015. Yogyakarta

Sodikin, (2010). Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepetoliler. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. __________. (2010). Statistika untuk Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sudarti (2010). Kelainan dan Penyakit Pada Anak. Yogyakarta : Nuha Medika. Suryono (2009). Diare Akut. Jakarta: Gramedia.

UNICEF. (2012). http: //www.unicef.org./indonesia. id/media 2013.html. (diakses tanggal 20 April 2016, pukul 19.15 wib)

Wawan.A, dkk. (2011). Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wong, DL. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 1. Jakarta: EGC. Yasir. (2011). Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita di Indonesia. Jakarta: EGC.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian .................................................................
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian  No    Nama, Tahun
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang  diare pada balita berdasarkan karakteristik responden (umur, pendidikan,
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang  diare pada balita berdasarkan tujuan khusus di Puskesmas Sentolo 1 Kulon
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dan perilaku ibu mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan Pemberian Cairan Rehidrasi pada Anak Balita Diare (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan Pemberian Cairan Rehidrasi pada Anak Balita Diare (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas

Simpulan: ibu balita memiliki pengetahuan kurang terkait penatalaksanaan diare pada balita, dimana sebagian besar ibu balita masih merespon negatif dalam penanganan awal saat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan Ibu yang mempunyai bayi atau balita mengenai swamedikasi diare pada balita di desa

Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Banguntapan I Bantul, hal ini

Pengetahuan pada wanita usia subur di Klebakan Sentolo Kulon Progo Yogyakarta memiliki kriteria pengetahuan baik dengan Deteksi Dini Kanker Serviks yaitu sebanyak 26

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa gambaran sikap ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Galur 1 Kulon Progo berdasarkan pendapat