• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Winarno Sugeng (2010), jaringan komputer adalah mengartikan himpunan interkoneksi (interconected) sejumlah komputer autonomous. Dua buah komputer saling tersambung bila keduanya dapat saling bertukar informasi, dengan media perantara yang varian (kawat, serat optik, gelombang mikro, satelit, dsb.) Tujuan dari jaringan komputer agar saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yang sama. Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut dengan klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer. Adapun dua klasifikasi terpenting, yaitu:

1. Teknologi Transmisi

a. Jaringan broadcast

Memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh semua mesin yang ada pada jaringan. Pengiriman pesan antarmesin berbentuk packet, field address pada sebuah packet isinya keterangan tentang kepada siapa paket tersebut ditujukan. Jadi saat menerima packet, mesin akan mengecek field address nya. Jika ditujukan dirinya maka akan direspon, jika bukan akan diabaikan.

(2)

b. Jaringan Point-To-Point

Kondisi sebaliknya, jaringan point-to-point terdiri dari beberapa hubungan pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk pergi dari sumber ke tujuan diperlukan route yang mungkin banyak dan berbeda-beda jaraknya, karena itu algoritma routing berperan penting.

2. Jarak

a. Data Flow Machine

Komputer paralel yang memiliki beberapa unit fungsi yang semuanya bekerja untuk program yang sama.

b. Multicomputer

Sistem yang berkomunikasi dengan cara mengirim pesan-pesannya melalui bus pendek.

c. Lokal Area Network (LAN)

Merupakan jaringan sejati (true Networks), milik pribadi. Umumnya menghubungkan PC ke workstation dikantor, dengan tujuan pemakaian resource sharing.

d. Metropolitan Area Network (MAN)

Merupakan versi dari LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN mampu menunjang data, suara, dan bahkan berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN memiliki satu atau dua buah kabel dan tidak mempunyai elemen switching.

(3)

e. Wide Area Network (WAN)

Mencakup daerah geografis yang luas, dapat mencapai negara, dan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program pemakai. Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi (subnet), yang akan membawa pesan dari satu host ke host lainya.

f. Jaringan Tanpa Kabel (Wireless Network)

Teknologi ini untuk keperluan menghubungkan komputer jenis laptop atau notebook yang tidak menggunakan kabel (wireless).

2.2. Jaringan Client Server

Pemanfaatan teknologi informasi berperan erat bagi perkembangan di beberapa bidang beberapa tahun belakangan ini, dari kalangan bisnis, kalangan pendidikan, maupun kalangan pribadi. Tentunya dari penggunaan teknologi tersebut, sampai sejauh mana fungsinya dapat diberdayakan dan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk penerapanya. Perkembangan teknologi informasi telah banyak memberikan kontribusi dalam berbagai kehidupan. Sejalan dengan kebutuhan harus benar-benar diperhatikan, karena itu perencanaan awal dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dilingkungan yang ada.

Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini memperkenalkan salah satu bentuk client-server dengan mengambil contoh penggunaan Fax Server, yang beroperasi dikalangan bisnis. Dimana pada dasarnya kalangan bisnis suatu proses komunikasi dan informasi dari si penjual dan si pembeli yang berisi informasi penting akan bisnis, yang memiliki sebuah unsur sumber informasi, komunikasi juga sebagai alat bantu untuk mendapatkan sebuah data, sehingga timbul ide tentang penggunaan fax secara terintergrasi (Eko Priyo, 2006).

(4)

2.2.1 Pengertian Client Server

Definisi client server menurut Budhi irawan (2005), Server adalah komputer database yang berada di pusat, dimana informasinya dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa user yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut dengan Client.

Sebuah file server menjadi pusat dari keseluruhan sistem yang memungkinkan untuk mengakses sumber daya dan menyediakan keamanan. Workstation yang bersifat berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server. Model hubungan komponen yang ada dijaringan dan memungkinkan banyak pengguna yang memakai bersama-sama memakai sumber daya pada server.

Gambar.2.1 Hubungan client server

[Sumber Budhi Irawan: Jaringan Komputer – Edisi Pertama – Yogjakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2005]

Model client server mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:

(5)

Kelebihan model client server

1. Sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server 2. Fleksibel

3. Skalabilitas

4. Mudah terintergrasi dalam sistem

5. Seluruh komponen baik client, network, dan server dapat saling terhubung

Kekurangan model client server 1. Membutuhkan biaya lebih

2. Membutuhkan investasi untuk dedicated file server

3. Jaringan yang besar membutuhkan seseorang untuk mengatur sistem secara efisien

4. Jika server down atau bermasalah maka seluruh sistem akan down dan bermasalah juga

2.3. Green Computing

Green computing sudah ada di awal tahun 1992, dengan dikeluarkan sebuah program Energy Star oleh US. Program tersebut merujuk pada produksi-produksi barang elektronik yang ramah lingkungan, pemeliharaan lingkungan, serta hemat energi. Green computing mempunyai keterkaitan kepada komputerisasi di era teknologi saat ini (http://kangali.com).

Green computing tidak hanya membahas tentang energy consumption, tetapi bagaimana kita dapat menggunakan komputer, printer, fax, dan berbagai tool lainya dengan lebih efisien dan jelas manfaatnya. Green computing telah terbukti mampu mencegah deforestasi. Hal ini nampak dari studi yang dilakukan oleh Javelin Strategy & Research, menunjukan perubahan ke internet banking pada 53 persen bank di Amerika (Shapley, 2007).

(6)

Green Computing adalah melakukan penggunaan sumber daya komputerisasi secara efisien. Sistem modern IT tergantung pada setiap user, jaringan, dan hardware seperti green computing komputerisasi yang baik secara sistematik alami. Green computing adalah persyaratan maksimal untuk melindungi lingkungan dan menghemat energi (Internasional Journal of Grid Distributed Computing Vol.2, No.3, September 2009).

2.3.1 Prinsip Green Computing

Prinsip Green Computing adalah sebagai berikut : a. Sisi perangkat keras

Dari sisi perangkat keras dapat dipastikan bahwa perangkat keras yang diproduksi sekitar pertengahan 1990-an sudah memiliki sertifikasi program energy star.

b. Sisi perangkat lunak

Dari sisi perangkat lunak, dewasa ini OS sudah menerapkan antarmuka yang berguna untuk mengendalikan penghematan sumber daya perangkat keras.

c. Sisi pengguna

Dari sisi pengguna berupa individu atau organisasi merupakan hal yang paling penting. Haruslah ada kepedulian individu atau organisasi untuk menerapkan green computing pada perangkat yang sudah disediakan.

2.3.2 Penerapan Green Computing

Betapa pentingnya green computing itu untuk menciptakan dunia yang ramah lingkungan dan hemat energi. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan dengan menerapkan green computing :

(7)

1. Gunakanlah komputer dan alat-alat lainya yang mengikuti program Energy Star.

2. Jangan tinggalkan komputer hidup sepanjang waktu.

3. Gunakan metode paperless yaitu dengan memperhitungkan penggunaan kertas secara tidak berlebihan.

2.4. Fax Server

2.4.1. Definisi Fax Server

Fax server adalah suatu software yang memiliki fungsi utama seperti fax mesin. Pada umumnya mekanisme fax mesin yaitu mesin elektronik yang dapat menerima dan mengirim fax.

Mekanisme fax server itu sendiri berjalan atau running dengan bantuan dari software modem emulator, dimana software modem emulator ini akan menerima data fax digital atau mengirim data fax menjadi digital melalui protokol T.38.

Fax server suatu solusi yang menggunakan server sebagai tempat penerimaan atau pengiriman fax. Karena server tersambung ke semua jaringan, sehingga dengan demikian semua client komputer yang tersambung bisa menggunakan fax tersebut cukup dari komputer masing-masing. Teknologi T.38 (Faks over IP) adalah teknologi untuk mengirimkan sinyal melalui jaringan IP, sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan server melalui jaringan lokal atau internet.

(8)

Gambar.2.2 Fax Server Operation

[Sumber : http://mukhammadluthfinugroho.wordpress.com]

2.4.2. Cara Kerja Fax Server

Fax server di instal dalam sebuah PC yang terpisah dan akan menjadi sebuah aplikasi management. Setiap komputer yang terhubung juga di instal aplikasi fax server dengan versi menjadi client, serta menghubungkan modem (dsl). Kemudian fax dapat berfungsi dengan tidak menggunakan mesin fax lagi dan langsung bisa mengirim fax disetiap PC yang terhubung.

Bisa di intergrasi dengan printer, agar setiap fax yang masuk dapat tercetak langsung. Terdapat beberapa metode untuk fax server tersebut, ada metode Faxpress yang menggunakan devices khusus dan ada juga hanya menggunakan sebuah PC yang di dalamnya di instal software fax server serta terhubung dengan modem (dsl) yang tersambung dengan line telepon.

(9)

2.5. ROI (Return On Investment 2.5.1. Pengertian ROI

Return on invesment atau rasio pengembalian atas investasi merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusa

Return on invesment menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktivita yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivitanya dalam keg

Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktifa untuk memperoleh pendapatan.

Analisa

mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif. Analisa ini teknik

Gambar.2.3 FaxPress Mechanisme [Sumber : http://faxsolutions.opentext.com

Return On Investment) 2.5.1. Pengertian ROI

Return on invesment atau rasio pengembalian atas investasi merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:60). Return on invesment menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktivita yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivitanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktifa untuk memperoleh pendapatan.

Analisa Return On Invesment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif. Analisa ini teknik

http://faxsolutions.opentext.com]

Return on invesment atau rasio pengembalian atas investasi merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total haan (Martono dan Harjito, 2001:60). Return on invesment menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktivita yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan

Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam

(ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif. Analisa ini teknik

(10)

analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

2.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Return On Invesment (ROI)

Keunggulan dari Return On Invesment (ROI) adalah sebagai berikut:

1. Return On Invesment (ROI) dapat digunakan untuk menganalisa dan

mengukur tingkat efisiensi kegiatan per-divisi dalam mengelola biaya dan modalnya.

2. Return On Invesment (ROI) dapat memperlihatkan tingkat efisiensi

penggunaan modal perusahaan sejenis.

3. Return On Invesment (ROI) dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan perluasan usaha (fungsi Perencanaan). Namun disamping manfaat yang diperoleh dari analisis perhitungan Return On Invesment (ROI), terdapat beberapa kelemahan yang melekat pada perhitungan Return On Invesment (ROI), antara lain :

1. Siklus nilai uang yang sering berfluktuasi, sehingga mempengaruhi nilai assets dan profit margin.

2. Penekanan terhadap Return On Invesment (ROI) yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan manajemen menitikberatkan pada pencapaian keuntungan yang bersifat jangka pendek dan mengabaikan pentingnya investasi dalam penelitian pengembangan.

3. Perbedaan kebijakan keuangan perusahaan yang diterapkan dalam perusahaan sejenis, sehingga Return On Invesment (ROI) tidak dapat digunakan sebagai dasar penilaian antar perusahaan.

Return On Invesment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk

dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan

(11)

keuntungan dan profitabilitas (Munawir, 1995:89). Selain dari perhitungan

Return On Invesment (ROI) terdapat juga metode ROA (Return On Asset)

dan juga ROE (Return On Equity).

2.5.3. Pengertian ROA

Return On Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas

yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Metode ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA yang baik menunjukan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.

Sebaliknya apabila ROA yang tidak baik menunjukan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian (www.e-samuel.com).

2.5.4. Keunggulan dan Kelemahan Return On Assets (ROA)

Keunggulan dari Return On Assets (ROA) adalah sebagai berikut: 1. Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran yang komprehensif

dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

2. Return On Assets (ROA) mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti

dalam nilai absolut.

3. Return On Assets (ROA) merupakan denominator yang dapat diterapkan

pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

(12)

Sama seperti metode perhitungan Return On Invesment (ROI), ROA juga mempunyai kelemahan, antara lain :

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Return On Assets (ROA) membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsequensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang (Van Horne 2005:225).

2.5.5. Pengertian Return On Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal sendiri. Karena yang bekerja hanya modal sendiri, maka laba yang dibagi adalah laba untuk pemegang saham yaitu earning after tax. Menurut Sutrisno (2000), Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri.

Rasio Return On Equity (ROE) seringkali dipakai investor dibursa untuk mengukur tingkat hasil investasi bila dia membeli saham tersebut. Karena itu ROE memiliki pengaruh terhadap return saham, dimana saham perusahaan memiliki ROE tinggi cenderung membukukan return yang positif. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan.

(13)

Sama halnya dengan ROE dimana kenaikan pada ROE berpengaruh positif terhadap return saham. Pertumbuhan laba adalah perbandingan peningkatan laba periode sekarang dengan periode yang lalu.

Dari metode perhitungan diatas kita dapat memilih mana yang lebih baik digunakan. Pada dasarnya tergantung pada perusahaan ingin menghitung laba setelah pajak (ROI) atau laba sebelum pajak (ROE), jika sudah tau mana yang akan digunakan maka kita dapat menggunakan metode baik ROI ataupun ROE. Tetapi disini penulis ingin menghitung rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, oleh karena itu penulis menggunakan metode

Return On Invesment (ROI).

2.6. Paperless Office

2.6.1. Definisi Paperless Office Automation

Paperless office yang berarti mempermudah dan mempercepat perputaran informasi. Konsep Paperless office adalah mengurangi pemakain kertas secara efisien bukan meniadakan kertas sama sekali (http://kamaruddin.jajanmedan.com).

Paperless merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk mengelola sistem administrasi. Ide paperless ini sudah mencuat dari tahun 1990 yang filosofinya, menggunakan sedikit mungkin kertas dokumen. Dengan manfaat menghemat biaya, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi dampak lingkungan. Pada dasarnya paperless automation sangat diperlukan karena memiliki banyak manfaat selain ramah lingkungan, dan juga mengurangi tumpukan dokumen yang ada dimeja kerja. Ada beberapa manfaat penerapan Paperless Office Automation antara lain :

(14)

1. Efisiensi biaya karena mengurangi jumlah pemakaian kertas dan juga pengadaan filling cabinet ataupun tempat penyimpanan dokumen lainya.

2. Efisiensi waktu dan tenaga dalam distribusi maupun pencarian dokumen yang diperlukan.

3. Berkurangnya tumpukan kertas yang dapat menggangu kerapihan ruangan sebuah kantor yang dapat menggangu kenyamanan dalam bekerja.

4. Menjamin keamanan suatu dokumen, karena sebuah dokumen hanya dapat di akses oleh orang-orang tertentu saja, sesuai opsi yang telah ditentukan oleh distributor data (http://en.wikipedia.org/wiki/Paperless_office).

2.7. Network Development Life Cycle

2.7.1. Pengertian Network Development Life Cycle

Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan sebuah metode

yang bergantung pada proses pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi, dan analisis pendistribusian data. Jika pengimplementasian teknologi jaringan dilaksanakan dengan efektif, maka akan memberikan sistem informasi yang akan memenuhi tujuan bisnis strategis, kemudian pendekatan top-down dapat diambil. Berikut ini tabel perbandingan model pendekatan top-down dengan NDLC :

Tabel 2.1 – Model Top-Down dan NDLC

Top-Down Model Information System Develovment Process Business Strategic businnes planning

Business process reengineering Application System development life cycle

System analysis and design Aplication development life cycle

(15)

Data Database analysis and design Database distribution analysis Network Network development life cycle

Network analysis and design Logical network design Technology Physical network design

Network implementation Technology analysis

Berikut ini adalah tahapan dari NDLC :

Gambar 2.4 – Siklus NDLC

Berikut adalah penjelasan dari gambar 2.4 sebagai berikut :

(16)

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya :

a. Wawancara

Tahap ini dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah atau operator agar mendapatkan data yang akurat dan lengkap.

b. Survey langsung

pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain.

c. Membaca manual dokumentasi

Pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut. Begitu juga pada proyek jaringan, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.

d. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya

Perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analisis ini adalah :

User : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik

yang ada, level teknis user

Media : peralatan yang ada, status jaringan, ketersediaan data yang

dapat diakses dari peralatan, aplikasi yang digunakan

Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem

keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data

Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol,

network monitoring, yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan

(17)

Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus,

sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.

2. Design

Dari data-data yang didapatkan sebelumya, tahap design ini akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa :

a. Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses, dan sebagainya).

b. Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.

3. Simulation Prototype

Beberapa pekerja jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus dibidang network seperti boson, packet tracer, netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat bantu tools visio untuk membangun topologi yang akan didesign.

4. Implementation

Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil atau gagalnya proyek yang akan dibangun dan

(18)

ditahap inilah team work akan diuji dilapangan untuk menyelsaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya :

a. Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat. b. Masalah dana atau anggaran dan perubahan kebijakan. c. Team work yang tidak solid.

d. Peralatan pendukung dari vendor maka dari itu dibutuhkan manajemen proyek dan manajemen resiko untuk meminimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

5. Monitoring

Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada :

a. Infrastruktur hardware

Dengan mengamati kondisi reliability atau kehandalan sistem yang telah dibangun (realibility = performance + avalaibility + security).

b. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (timming, latency,

peektime, troughput)

c. Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan dan komunikasi secara umum terpusat atau tersebar.

d. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan network

management. Dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal

dan tersebar dapat dimonitor secara utuh.

6. Management

Pada level manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat

(19)

berlangsung lama dan unsur realibility terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau aligment dengan strategi bisnis perusahaan.

Gambar

Tabel 2.1 – Model Top-Down dan NDLC
Gambar 2.4 – Siklus NDLC

Referensi

Dokumen terkait

Di antara budayanya adalah sumang yang merupakan sistem budaya yang telah berakar dalam masyarakat Gayo sebagai pola dasar dan landasan hidup, baik dalam pergaulan, kekerabatan,

Laba dan lingkage memberi efek yang sama di kedua wilayah karena penggunaan laba dikontrol oleh RUPS dan lingkage adalah pinjaman jangka panjang yang sesuai dengan teori agensi

Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar seseorang.Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam proses belajar karena

bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidang pengelolaan keuangan, pengelolaan aset dan tata usaha di

hasil grafik tersebut disimpulkan bahwa hasil antara eksperimen dan LS-DYNA dengan hasil simulasi memang berbeda, tetapi dari plot perbandingan kurva ketiganya

Prestasi yang berhasil diraih SMK PN 2 sepanjang tahun 2015 antara lain, peringkat 3 Pencak Silat G Putra tingkat Provinsi, peringkat 3 Festival dan Lomba Seni Siswa

Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mendapatkan gambaran objektif tentang Peningkatan Kemampuan Permulaan Membaca Melalui Permainan

Pemahaman akan terbentuk apabila proses komunikasi yang terjadi efektif, dimana adanya proses komunikasi aktif antara Dinas Kehutanan dan Kelompok Tani Sungai Tuo dan Kelompok Tani