• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN

PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK

INDONESIA

Tantio Pradhana Sularto, S.Hum.

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

tantio.pradhana.s@gmail.com

Pembimbing : Dr. Zulfikar Zen, S.S, M.A. zfzen@ui.edu

Abstrak

Penelitian ini membahas persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan pembahasan bersifat memaparkan atau menjabarkan hasil dari data penelitian. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI yang terdiri dari, jenis layanan, koleksi perpustakaan, pustakawan, sarana & prasarana, dan jam buka perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa layanan yang diberikan perpustakaan Kemensos RI sudah baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti lokasi perpustakaan yang tidak strategis dan jumlah pustakawan yang masih kurang untuk memberikan layanan.

Kata kunci: Layanan perpustakaan, perpustakaan khusus, persepsi.

Abstract

This research discusses about user’s perceptions of the library services at social ministries of Republic Indonesia. This research is a descriptive quantitative with survey method. The problem of this research is to know how perception of user about the library service of library of social ministries RI which consist of kind of service, library’s collection, librarians, facilities & infrastructure, and operational hour of the library. The purpose of this research is to know the user’s perception about the library service. The result of this research shows that the library service is good enough for the user, but some things must to be repair, such as the location of library which not strategic for user and the quantity of librarians which not support to provide the excellent service.

(2)

1. Pendahuluan

Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk mencari ilmu

pengetahuan dan informasi.

Informasi dapat diberikan melalui

tugas perpustakaan yaitu

memberikan jasa yang berupa layanan perpustakaan. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan bisa bersifat baik ataupun buruk. Informasi akan tersampaikan secara baik melalui layanan perpustakaan yang baik.

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-undang

Perpustakaan No.43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari (1)

Perpustakaan Nasional, (2)

Perpustakaan Umum, (3)

Perpustakaan Madasrah, (4)

Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan (5) Perpustakaan Khusus. Dari berbagai jenis perpustakaan tersebut

tentu mempunyai tujuan dan

fungsinya masing-masing.

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan dengan tujuan mendukung visi dan misi

instansi atau lembaga yang

mendirikannya. Sasaran utama dari perpustakaan khusus adalah para pegawai dari instansi atau lembaga yang mendirikan perpustakaan

tersebut.Perpustakaan khusus

berfungsi sebagai sumber informasi khusus, terutama yang berhubungan

dengan penelitian dan

pengembangan.

Kementerian Sosial RI

merupakan sebuah kementerian yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Indonesia. Setiap pegawai kementerian Sosial sudah seharusnya memahami tentang ilmu sosial secara umum. Perpustakaan Kementerian Sosial RI merupakan perpustakaan khusus instansi pemerintah. Tujuan

utama dari perpustakaan

Kementerian Sosial RI tentunya adalah mendukung visi dan misi dari Kementerian Sosial RI. Perpustakaan Kementerian Sosial RI tentunya memiliki layanan perpustakaan. Ada beberapa layanan yang diberikan oleh perpustakaan Kementerian Sosial RI.

Jika perpustakaan mampu memberikan layanan yang baik, tentu saja akan berdampak pada kegiatan di institusi tersebut. Dengan memberikan layanan yang baik, kemungkinan akan semakin menarik pemustaka untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan. pemustaka merupakan objek yang sangat berhubungan dengan layanan perpustakaan tersebut. baik atau

buruknya layanan sebuah

perpustakaan dapat dilihat dari persepsi pemustaka terhadap layanan tersebut. Perspsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI diharapkan dapat dijadikan

sebagai tolok ukur untuk

mengembangkan dan meningkatkan

layanan dari perpustakaan

Kementerian Sosial yang sudah ada,

(3)

Pemustaka merupakan objek yang dapat memberikan penilaian terhadap layanan perpustakaan melalui pendapat dan persepsinya. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan bergantung pada koleksi, sumber daya manusia, dan jenis layanannya. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi

pemustaka terhadap layanan yang dimiliki dan diberikan

oleh perpustakaan

Kementerian Sosial RI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persepsi

pemustaka terhadap layanan yang dimiliki dan diberikan

oleh perpustakaan

Kementerian Sosial RI

2. Memberikan gambran dan deskripsi dari layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI

Penelitian ini juga memiliki tujuan khusus, yaitu:

1. Mengetahui persepsi

pemustaka terhadap jenis layanan

2. Mengetahui persepsi

pemustaka terhadap koleksi perpustakaan

3. Mengetahui persepsi

pemustaka terhadap

pustakawan

4. Mengetahui persepsi

pemustaka terhadap sarana dan prasarana perpustakaan

5. Mengetahui persepsi pemustaka terhadap jam buka perpustakaan

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademik, penelitian

ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi

terhadap perkembangan ilmu

perpustakaan menganai

perpustakaan khusus, lebih tepatnya perpustakaan milik instansi pemerintahan dalam memahami layanan yang diberikan.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perpustakaan

khusus terutama

perpustakaan Kementerian Sosial RI dan perpustakaan Kementerian Sosial dapat

terus mengembangkan

layanannya.

3. Secara umum, Penelitian ini

diharapkan juga bisa

digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Tinjauan Literatur 1.5.1 Persepsi

Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek atau peristiwa hingga rangsangan itu dipahami dan dimengerti. Sarlito Sarwono (1976) menjelaskan bahwa persepsi merupakan kemampuan

untuk membeda-bedakan,

mengelompokan, memfokuskan

suatu objek. Sedangkan Wiji

Suwarno (2009) mengatakan

persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau

membangun kesan mengenai

berbagai macam hal yang terdapat di

dalam lapangan penginderaan

(4)

menambahkan bahwa persepsi berarti analisis mengenai cara

seseorang mengintegrasikan

pencerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling kita dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada.

Secara singkatnya, persepsi adalah proses pemberian makna terhadap suatu objek dan informasi yang diterima oleh panca indera. Proses persespsi dimulai dari stimulus terhadap sensasi. Aktivitas elektrokimia dimulai dalam reseptor sensosri yang memicu saraf impuls dalam saraf sensorik kemudian disampaikan ke otak (Nicholas J. Wade, 2005). Persepsi pelanggan dapat digunakan sebagai penilaian terhadap suatau jasa atau layanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Persepsi seseorang terhadap suatu objek tentu berbeda-beda dengan orang lainnya. Menurut Freddy Rangkuti (2008), persepsi pelanggan terhadap suatu jasa atau layanan akan dipengaruhi oleh harga, citra, tahap pelayanan, dan moment pelayanan.

1.5.2 Layanan Perpustakaan Khusus

Pelayanan perpustakaan

merupakan sebuah jasa yang harus diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Jasa perpustakaan adalah

kegiatan penyediaan dan

pendayagunaan informasi berbasis pustaka yang ditujukan untuk

memfasilitasi pemakai yang

membutuhkan dan terkait dengan waktu (jam buka perpustakaan), jenis jasa, pelayanan prima, dan fasilitas

yang tersedia (Perpustakaan

Nasional, 2002). Sedasngkan

pelayanan prima adalah jasa perpustakaan yang berorientasi

mengutamakan kepuasa pemakainya serta bersifat proaktif untuk memperoleh nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Pelayanan yang diberikan

perpustakaan akan dipengaruhi oleh jenis jasa layanan, koleksi yang dimiliki, jam buka perpustakaan, fasilitas perpustakaan, dan juga sarana dan prasarana.

1.5.3 Jenis Layanan Perpustakaan Khusus

Layanan yang diberikan oleh

perpustakaan milik instansi

pemerintah tidak harus mencakup seluruh jenis layanan perpustakaan. Perbedaan yang signifikan dari karakteristik layanan perpustakaan khusus adalah layanan yang terbatas

pada kelompok tertentu dan

subjeknya terbatas, yang dimana subjek tersebut berhubungan dengan fungsi dari organisasi induknya (Anne Totterdel dan Colin Harrison, 2000). Menurut Soekarto (2000) jasa informasi perpustakaan khusus harus: 1. Sesuai fungsinya 2. Pembinaan/pengembangan koleksi 3. Mengenal pemakainya 4. Pengembangan/pengembanga

n tenaga kerja (pustakawan)

Layanan Sirkulasi

Salah satu kegiatan utama dari sebuah perpustakaan adalah peminjaman buku atau bahan koleksi. Kegiatan peminjaman ini disebut layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi adalah suatu kegiatan,

pekerjaan perpustakaan yang

berkaitan dengan peminjaman

maupun pengembalian (Lasa, 1994).

(5)

Layanan referensi atau rujukan

merupakan layanan yang

menggunakan koleksi tertentu yaitu berupa koleksi rujukan. Layanan referrensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disajikan untuk

pemustaka dalam memenuhi

kebutuhan informasi yang

dibutuhkan pemustaka. Menurut Lasa (1994), layanan referensi

merupakan layanan yang

memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Informasi itu meliputi kata, pokok masalah, tempat, pustaka, nama tokoh,

petunjuk, ukuran, dan lain

sebagainya.

Layanan Penelusuran Informasi

Layanan penelusuran

informasi merupakan sebuah layanan yang diberikan perpustakaan dimana pemustaka akan dibantu oleh pustakawan dalam penelusuran informasi. Pencarian informasi di perpustakaan terkadang menyulitkan bagi pemustaka, melalui layanan ini pemustaka dapat meminta bantuan pustakawan. Layanan ini akan dibantu dengan alat penelusuran informasi berupa katalog.

Layanan Baca di Tempat

Layanan baca di tempat merupakan layanan yang wajib disediakan perpustakaan, terutama perpustakaan khusus. Layanan ini dapat digunakan oleh pemustaka yang ingin membaca koleksi perpustakaan di dalam perpustakaan itu dan tidak dipinjam atau dibawa pulang.

Layanan Bimbingan Pemustaka

. Layanan ini juga dikenal dengan nama Literasi Informasi. Layanan ini memberikan penjelasan dan bimbingan kepada pemustaka

bagaimana cara mencari informasi secara efektif dan efisien. Biasanya perpustakaan memberikan layanan ini dalam jangka waktu tertentu dengan cara memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam suatu kegiatan orientasi.

1.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Layanan Perpustakaan

Koleksi

Koleksi merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam layanan perpustakaan. Dalam UU RI

No.43 tahun 2007 tentang

perpustakaan dikatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam

dalam berbagai media yang

empunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Koleksi perpustakaan bisa juga disebut sebagai bahan pustaka. Jumlah koleksi yang harus dimiliki perpustakaan khusus minimal 1000 judul/2000 eksemplar buku. Dalam perpustakan khusus milik instansi pemerintah, koleksi yang dimiliki sekurang-kurangnya 80% terdiri dari subjek atau disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan instansi atau lembaga induknya.

Tenaga Perpustakaan

Pustakawan adalah tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki ilmu pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, ataupun melalui pendidikan formal (Wiji Suwarno, 2009). Perpustakaan khusus harus memiliki tenaga professional, tenaga semi professional, dan tenaga non professional. Dalam hal ini, yang dimaksud tenaga professional adalah

(6)

pustakawan. Sedangkan tenaga non professional adalah tenaga teknis.

Sarana dan Prasarana

Perpustakaan

Sarana dan prasarana

perpustakaan merupakan segala hal

yang berhubungan dengan

terselenggaranya kegiatan

operasional perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan tentunya juga akan mempengaruhi pemberian

layanan kepada pemustaka.

Perpustakaan khusus instansi

pemerintah harus memiliki gedung atau setidaknya ruangan yang

terpisah dari kegiatan

non-perpustakaan. Lokasi perpustakaan harus berada di tempat yang strategis, mudah diketahui, dan dijangkau.

Pemustaka

Dalam UU No.43 tahun 2007 dijelaskan bahwa pemustaka adalah

pengguna perpustakaan, yaitu

perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Pemustaka berhak

mendapatkan layanan yang

disediakan oleh perpustakaan.

Perpustakaan khusus instansi

pemerintah memiliki jumlah

pengguna potensial sebanyak jumlah pegawai yang ada di instansi tersebut. Pemustaka perpustakaan khusus instansi pemerintah memang lebih terkhususkan kepada pegawai dari instansi tersebut.

2. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner kepada

pemustaka perpustakaan

Kementerian Sosial RI.

2.1 Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini sebanyak 56 orang. Besar

responden ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin.

Pennentuan responden dilakukan

dengan menggunakan teknik

systematic sampling. . Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel dengan cara yang sistematis. Responden dipilih berdasarkan daftar anggota perpustakaan Kemensos RI dan diambil setiap nomor genap dari daftar tersebut.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan

instrumen berupa kuisioner.

Instrumen penelitian menggunakan skala pengukuran skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial

(Sugiyono,2008). Pernyataan dalam kuisioner berupa pertanyaan tertutup. Pertanyaan atau pernyataan tertutup adalah suatu kuisioner dimana pertanyaan-pertanyaan disediakan hawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan (Sukandarrumidi,2006).

2.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisi data dilakukan setelah pengumpulan data selesai. Data yang telah didapatkan untuk tahap berikutnya akan diolah dan dianalisis. Berikut ini adalah

(7)

tahapan dalam melakukan teknik pengolahan dan analisis data.

1. Pengkodean Data (Data Coding)

Data coding merupakan suatu proses penyusunan data mentah secara sistematis ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.

Sehingga pada saat

memasukan data ke alat proses, peneliti hanya memasukan kodenya saja. 2. Input Data

Input data merupakan proses memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam alat proses (komputer). Dalam tahap ini setiap butir pernyataan dari instrumen penelitian akan dihitung mean atau rata-ratanya. 3. Skoring

Dalam tahap ini setiap jawaban dari pernyataan dalam instrumen penelitian akan diberikan skor. Skor yang diberikan tiap jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

4. Analisis data

Analisis yang

dilakukan adalah analisis univariat. Analisis univariat

dilakukan untuk

mendeskripsikan setiap

variabel yang diukur dalam penelitian yaitu dengan distribusi frekuensi dan nilai pemusatan serta penyebaran (mean, median modus dan standar deviasi). Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.

Untuk menentukan

penilaian persepsi pemustaka terhadap layanan diperlukan nilai interval. Skala interval

digunakan untuk

menempatkan posisi setiap variabel dan subvariabel dari instrumen penelitian. Untuk menentukan interval tersebut dapat menggunakan cara: !"#$%&'(  !"#$%

=!"#$#  !"#$%&''% − !"#$#  !"#"$%&ℎ!"#$%ℎ  !"#$%

Maka interval kelas yang didapat adalah:

Sangat positif (sangat baik) = 3,28 – 4,00

Positif (baik) = 2,52 – 3,27 Negatif (buruk) = 1,76 – 2,51

Sangat Negatif (sangat buruk) = 1,00 - 1,75

Setelah data dianalisis secara univariat, maka hasil analisis tersebut akan dijabarkan dalam bentuk

tabel dan kemudian

dideskripsikan dalam bentuk kalimat.

Penilaian Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

(8)

3. Analisis dan Pembahasan

Untuk mengetahui persepsi

pemustaka terhadap layaan

perpustakaan Kementerian Sosial RI peneliti menyebarkan kuisioner

kepada 56 responden yang

merupakan bagian dari anggota perpustakaan Kementerian Sosial RI. Kuisioner terdiri dari dua bagian,

yaitu bagian pertama yang

merupakan pertanyaan mengenai data demografi responden dan bagian kedua yaitu pernyataan mengenai layanan perpustakaan yang terdiri dari lima indikator atau subvariabel (jenis layanan, koleksi perpustakaan, pustakawan, sarana & prasarana, dan jam buka perpustakaan).

3.1 Persepsi Pemustaka Terhadap Jenis Layanan

Pada subvariabel ini terdapat 10 pernyataan yang diberikan. Berikut adalah nilai rata-rata dari setiap pernyataan yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1 Persepsi Pemustaka Terhadap jenis Layanan

Pernyataan Total Skor Mean Jenis layanan di perpustakaan ini sudah lengkap 161 2,88 Layanan sirkulasi mampu memberikan layanan yang prima

172 3,07 Sanksi yang diberikan atas keterlambatan pengembalian layanan sirkulasi tidak memberatkan atau merugikan 172 3.07 Proses pendaftaran untuk menjadi anggota perpustakaan 180 3,21 mudah Layanan referensi mampu memberikan informasi yang tepat

173 3,09 Layanan referensi/rujukan mampu memberikan penjelasan dalam informasi tertentu. 172 3,07 Layanan audiovisual dapat memberikan layanan baik 170 3,04 Perangkat audiovisual sudah mampu menunjang dalam memberikan layanan layanan 166 2,96 Layanan penelusuran informasi sudah dapat membantu dalam pencarian informasi dan menghemat waktu 171 3,05 Total 1710 30,53 Mean 171 3,05

Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata terendah berada di pernyataan nomor 1 dengan nilai rata-rata 2,88. Untuk nilai rata-rata tertinggi berada di nomor 5 dengan nilai rata 3,09. Semua skor rata-rata jawaban responden pada setiap

pernyataan menunjukkan pada

kategori baik. Jika dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan (3,05), maka

jenis layanan perpustakaan

Kemensos RI masuk dalam kategori baik. Sebagian besar pemustaka memiliki persepsi bahwa jenis layanan yang ada di perpustakaan Kemensos RI sudah baik. Maka dari hasil ini, dapat dikatakan bahwa jenis layanan yang ada di perpustakaan Kemensos RI sudah baik tetepi perlu ditingkatkan lagi agar menjadi sangat baik.

3.2 Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi

(9)

Subvariabel ini terdiri dari enam butir pernyataan. Untuk hasil dari nilai rata-rata subvariabel ini disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi

Pernyataan Total Skor

Mean Koleksi buku yang

sudah ada, mampu memenuhi informasi yang diperlukan

158 2,82

Koleksi buku selalu mutakhir

150 2,68 Koleksi majalah yang

dilanggan sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi 167 2,98 Koleksi audiovisual dapat memberikan informasi dan pengetahuan 165 2,95 Koleksi audiovisual dapat digunakan sebagai sarana hiburan

173 3,09 Koleksi referensi sudah

dapat membantu dalam pencarian informasi tertentu 169 3,02 Total 982 17,54 Mean 163, 6 2,93  

Dari Tabel 3.2 dapat

dideskripsikan bahwa seluruh pernyataan dalam subvariabel persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan Kemensos RI berada dalam kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan kelima dalam subvariabel ini dengan nilai 3,09. Sementara nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan kedua dalam subvariabel ini dengan

nilai 2,68 yaitu mengenai

komutakhiran koleksi. Jumlah koleksi harus ditambahkan setiap

tahunnya dengan minimal

penambahan 2% dari jumlah judul yang telah dimiliki (Perpustakaan Nasional, 2002)

Secara keseluruhan, persepsi

pemustaka terhadap koleksi

perpustakaan Kemensos RI masuk dalam kategori baik. Kategori baik tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata total dari enam butir pernyataan dalam subvariabel ini yaitu sebesar 2,93. Maka, koleksi perpustakaan Kemensos RI secara umum sudah dikatakan baik.

3.3 Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan

Dalam subvariabel ini

terdapat lima butir pernyataan yang diberikan. Untuk hasil dan nilai rata-rata dari subvariabel ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.3 Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan

Pernyataan Total Skor

Mean Pustakawan melayani pemustaka

dengan baik (bersikap ramah)

189 3,38 Pustakawan dapat membantu

dalam penelusuran informasi

186 3,32 Pustakawan dapat membantu

dalam penelusuran bahan koleksi

182 3,25 Pustakawan mampu memberikan

informasi secara lengkap

174 3,11 Jumlah pustakawan sudah

mendukung untuk memberikan layanan

137 2,45 Total 868 15,51 Mean 173,6 3,1  

Dari tabel 3.3 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan pertama dalam subvariabel ini. Untuk nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan kelima dalam

(10)

subvariabel ini. Hampir seluruh aspek dalam subvariabel ini sudah

baik, hanya aspek jumlah

pustakawan saja yang buruk dengan nilai 2,45. Perpustakaan khusus harus memiliki tenaga professional, tenaga semi professional, dan tenaga non professional (Perpustakaan Nasional, 2002). Meskipun jumlah

pustakawan kurang memadai,

pustakawan tetap mampu

memberikan layanan yang baik dan ramah kepada pemustaka. Secara kesseluruhan penilaian subvariabel ini masuk dalam kategori baik karena nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 3,1.

3.4 Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana

Dalam subvariabel ini

terdapat enam butir pernyataan yang harus dijawab. Untuk hasil dan nilai rata-rata dari subvariabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana

Pernyataan Total Skor Mea n Lokasi perpustakaan mudah di jangkau 137 2,45 Cahaya dalam ruang

perpustakaan sudah memadai

172 3,07 Sirkulasi udara dalam

ruang perpustakaan baik

156 2,79 Intensitas suara dalam

perpustakaan sudah memberikan kenyamanan

158 2,82

Sarana perpustakaan seperti kursi dan meja baca sudah nyaman untuk digunakan

163 2,91

Fasilitas internet dapat digunakan sebagai sarana tambahan dalam pencarian informasi

165 2,95

Total 951 16,99 Mean 108,5 2,83  

Dari tabel 3.4 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan kedua dalam subvariabel ini. Untuk nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan pertama dalam subvariabel ini dengan nilai rata-rata 2,45. Secara kesseluruhan penilaian subvariabel ini masuk dalam kategori baik karena nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 2,83. Namun, semuanya perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik lagi terutama pada indicator lokasi perpustakaan.

3.5 Persepsi Pemustaka Terhadap Jam Buka Perpustakaan

Dalam subvariabel ini

terdapat lima pernyataan yang diberikan. Nilai rata-rata dari setiap pernyataan dalam subvariabel ini disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3.5 Persepsi Pemustaka Terhadap Jam Buka

Pernyataan Total Skor

Mean Perpustakaan buka sesuai

jam operasional

172 3,07 Perpustakaan tutup sesuai

Jam operasional

173 3,09 Jam buka perpustakaan

setelah waktu istirahat tepat waktu

168 3 Hari buka perpustakaan

(5hari/minggu) memadai untuk memberikan layanan

174 3,11

Lama jam buka

perpustakaan perharinya memadai untuk memberikan layanan 169 3,02 Total 856 15,29 Mean 171,2 3,05

(11)

 

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinggi dalam subvariabel ini berada pada pernyataan keempat. Sementara nilai rata-rata jawaban terendah berada pada pernyataan ketiga. Nilai rata-rata secara kesuluruhan adalah 3,05, maka persepsi pemustaka terhadap jam buka perpustakaan adalah baik. Jam buka perpustakaan perlu

dipertahankan, jika perlu

ditingkatkan lagi untuk memberikan layanan yang lebih baik.

Dari nilai seluruh subvariabel yang ada, maka didapat nilai rata-rata untuk persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan

Subvariabel Mean Persepsi Terhadap Jenis

Layanan 3,05

Persepsi Terhadap Koleksi 2,93 Persepsi Terhadap Pustakawan 3,1 Persepsi Terhadap Sarana dan

Prasarana 2,83

Persepsi Terhadap Jam Buka Perpustakaan

3,05 Total 14,96 Mean Keseluruhan 2,9  

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata semua subvariabel bernilai diatas 2,51.

Maka dapat dikatakan bahwa

persepsi pemustaka terhadap

subvariabel-subvariabel tersebut adalah baik. Secara keseluruhan, persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI adalah baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata keseluruhan sebessar 2,9, maka

layanan perpustakaan Kemensos RI masuk dalam kategori baik bagi

pemustaka. Namun, layanan

perpustakaan Kemensos RI perlu ditingkatkan lagi.

4. Kesimpulan

Secara keseluruhan

pemustaka memiliki persepsi yang

baik terhadap layanan perpustakaan

Kementerian Sosial RI. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari lima subvariabel adalah sebesar 2,9. Persepsi pemustaka tertinggi berada pada subvariabel jenis layanan dan jam buka perpustakaan dengan nilai rata-rata sebesar 3,05. Sementara

nilai terendah berada pada

subvariabel sarana dan prasarana dengan nilai 2,83.

Namun, layanan

perpustakaan Kementerian Sosial RI tetap perlu untuk ditingkatkan lagi

agar menjadi sangat baik.

Berdasarkan persepsi pemustaka, ada beberapa hal yang sangat perlu

ditingkatkan adalah lokasi

perpustakaan dan jumlah

pustakawan. Lokasi perpustakaan yang berada di lantai 8 dan terletak

di ujung gedung membuat

perpustakaan sulit dijangkau bagi pemustaka. lokasi perpustakaan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih baik guna mempermudah pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan.

Berdasarkan persepsi

pemustaka, jumlah pustakawan di perpustakaan Kementerian Sosial

kurang memadai. Meskipun

pustakawan mampu melayani

pemustaka dengan baik (bersikap ramah), tetapi menurut pemustaka jumlah dari pustakawan kurang memadai untuk memberikan layanan secara maksimal. Penambahan staf

(12)

diperlukan agar pemustaka dapat terlayanai dengan maksimal dan juga untuk kelancaran kegiatan utama perpustakaan Kementerian Sosial RI lainnya.

Daftar Referensi

Freddy Rangkuti. (2008). Measuring customer satisfaction:

Gaining customer

Relationship Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ivan Taniputera. (2005). Psikologi kepribadian: Psikologi barat versus buddhisme. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Lasa Hs. (1994). Jenis-jenis

Pelayanan Informasi

Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Perpustakaan Nasional. (2002). Standar perpustakaan khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional. (2011). Standar nasional perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Sugiyono. (2009). Metode penelitian

kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sukandarrumidi. (2006) .Metode

penelitian : Petunjuk praktis

untuk peneliti

Pemula.Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press

Sukarto. (2000). Pelayanan

perpustakaan khusus. Media Pustakawan volume 3

Suwarno, Sarlito W. (1976). Pengantar umum psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto

Totterdell, Anne & Harrison, Colin T. (2000). The Library and information work Primer. London: Library Association Publishing.

Wade, Nicholas J. (2005).

Perception and illusion: Historical perspective. New York: Springer.

Gambar

Tabel  3.1  Persepsi  Pemustaka  Terhadap jenis Layanan
Tabel 3.2 Persepsi Pemustaka Terhadap  Koleksi
Tabel 3.4 Persepsi Pemustaka Terhadap  Sarana dan Prasarana

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa terdakwa BAGAS DWITYA PRADIPTA Bin YITNO ATMAJIE pada hari Rabu tanggal 01 Februari 2017 sekitar pukul 05.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain

Ditengah kesibukkan sebaiknya orang tua menyisihkan waktu untuk menemani anaknya membaca buku, dengan begitu orang tua dapat memberikan contoh yang baik dalam

Variabel yang diteliti yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Pengetahuan Produk, Keterlibatan Produk, Atribut Produk dan Loyalitas Merek dipelajari sebagai variabel

Orang yang cerdas secara spiritual atau memiliki perkembangan kecerdasan spiritual yang baik, menurut Zohar dan Marshal (2001) yaitu orang yang mampu menyesuaikan diri dengan

Berdasarkan latar belakang situasi yang telah diuraikan maka dirumuskan rumusan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut : ”Bagaimana Budaya Organisasi Perwakafan Diri

Penggunaan senyawa ini dalam jangka lama dapat mengakibatkan kram perut yang parah dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, juga tidak boleh

Penggunaan rasio lingkar pinggang panggul dapat digunakan untuk melihat distribusi lemak untuk menentukan obesitas abdominal namun berdasarkan hasil penelitian jika dilihat

(1) Perencanaan tenaga kesehatan hewan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) huruf a disusun oleh pejabat Kementerian bersama kementerian/lembaga