PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN
PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK
INDONESIA
Tantio Pradhana Sularto, S.Hum.
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
tantio.pradhana.s@gmail.com
Pembimbing : Dr. Zulfikar Zen, S.S, M.A. zfzen@ui.edu
Abstrak
Penelitian ini membahas persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan pembahasan bersifat memaparkan atau menjabarkan hasil dari data penelitian. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI yang terdiri dari, jenis layanan, koleksi perpustakaan, pustakawan, sarana & prasarana, dan jam buka perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa layanan yang diberikan perpustakaan Kemensos RI sudah baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti lokasi perpustakaan yang tidak strategis dan jumlah pustakawan yang masih kurang untuk memberikan layanan.
Kata kunci: Layanan perpustakaan, perpustakaan khusus, persepsi.
Abstract
This research discusses about user’s perceptions of the library services at social ministries of Republic Indonesia. This research is a descriptive quantitative with survey method. The problem of this research is to know how perception of user about the library service of library of social ministries RI which consist of kind of service, library’s collection, librarians, facilities & infrastructure, and operational hour of the library. The purpose of this research is to know the user’s perception about the library service. The result of this research shows that the library service is good enough for the user, but some things must to be repair, such as the location of library which not strategic for user and the quantity of librarians which not support to provide the excellent service.
1. Pendahuluan
Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk mencari ilmu
pengetahuan dan informasi.
Informasi dapat diberikan melalui
tugas perpustakaan yaitu
memberikan jasa yang berupa layanan perpustakaan. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan bisa bersifat baik ataupun buruk. Informasi akan tersampaikan secara baik melalui layanan perpustakaan yang baik.
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-undang
Perpustakaan No.43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari (1)
Perpustakaan Nasional, (2)
Perpustakaan Umum, (3)
Perpustakaan Madasrah, (4)
Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan (5) Perpustakaan Khusus. Dari berbagai jenis perpustakaan tersebut
tentu mempunyai tujuan dan
fungsinya masing-masing.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan dengan tujuan mendukung visi dan misi
instansi atau lembaga yang
mendirikannya. Sasaran utama dari perpustakaan khusus adalah para pegawai dari instansi atau lembaga yang mendirikan perpustakaan
tersebut.Perpustakaan khusus
berfungsi sebagai sumber informasi khusus, terutama yang berhubungan
dengan penelitian dan
pengembangan.
Kementerian Sosial RI
merupakan sebuah kementerian yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Indonesia. Setiap pegawai kementerian Sosial sudah seharusnya memahami tentang ilmu sosial secara umum. Perpustakaan Kementerian Sosial RI merupakan perpustakaan khusus instansi pemerintah. Tujuan
utama dari perpustakaan
Kementerian Sosial RI tentunya adalah mendukung visi dan misi dari Kementerian Sosial RI. Perpustakaan Kementerian Sosial RI tentunya memiliki layanan perpustakaan. Ada beberapa layanan yang diberikan oleh perpustakaan Kementerian Sosial RI.
Jika perpustakaan mampu memberikan layanan yang baik, tentu saja akan berdampak pada kegiatan di institusi tersebut. Dengan memberikan layanan yang baik, kemungkinan akan semakin menarik pemustaka untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan. pemustaka merupakan objek yang sangat berhubungan dengan layanan perpustakaan tersebut. baik atau
buruknya layanan sebuah
perpustakaan dapat dilihat dari persepsi pemustaka terhadap layanan tersebut. Perspsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI diharapkan dapat dijadikan
sebagai tolok ukur untuk
mengembangkan dan meningkatkan
layanan dari perpustakaan
Kementerian Sosial yang sudah ada,
Pemustaka merupakan objek yang dapat memberikan penilaian terhadap layanan perpustakaan melalui pendapat dan persepsinya. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan bergantung pada koleksi, sumber daya manusia, dan jenis layanannya. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi
pemustaka terhadap layanan yang dimiliki dan diberikan
oleh perpustakaan
Kementerian Sosial RI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui persepsi
pemustaka terhadap layanan yang dimiliki dan diberikan
oleh perpustakaan
Kementerian Sosial RI
2. Memberikan gambran dan deskripsi dari layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI
Penelitian ini juga memiliki tujuan khusus, yaitu:
1. Mengetahui persepsi
pemustaka terhadap jenis layanan
2. Mengetahui persepsi
pemustaka terhadap koleksi perpustakaan
3. Mengetahui persepsi
pemustaka terhadap
pustakawan
4. Mengetahui persepsi
pemustaka terhadap sarana dan prasarana perpustakaan
5. Mengetahui persepsi pemustaka terhadap jam buka perpustakaan
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara akademik, penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi
terhadap perkembangan ilmu
perpustakaan menganai
perpustakaan khusus, lebih tepatnya perpustakaan milik instansi pemerintahan dalam memahami layanan yang diberikan.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perpustakaan
khusus terutama
perpustakaan Kementerian Sosial RI dan perpustakaan Kementerian Sosial dapat
terus mengembangkan
layanannya.
3. Secara umum, Penelitian ini
diharapkan juga bisa
digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Tinjauan Literatur 1.5.1 Persepsi
Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek atau peristiwa hingga rangsangan itu dipahami dan dimengerti. Sarlito Sarwono (1976) menjelaskan bahwa persepsi merupakan kemampuan
untuk membeda-bedakan,
mengelompokan, memfokuskan
suatu objek. Sedangkan Wiji
Suwarno (2009) mengatakan
persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau
membangun kesan mengenai
berbagai macam hal yang terdapat di
dalam lapangan penginderaan
menambahkan bahwa persepsi berarti analisis mengenai cara
seseorang mengintegrasikan
pencerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling kita dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada.
Secara singkatnya, persepsi adalah proses pemberian makna terhadap suatu objek dan informasi yang diterima oleh panca indera. Proses persespsi dimulai dari stimulus terhadap sensasi. Aktivitas elektrokimia dimulai dalam reseptor sensosri yang memicu saraf impuls dalam saraf sensorik kemudian disampaikan ke otak (Nicholas J. Wade, 2005). Persepsi pelanggan dapat digunakan sebagai penilaian terhadap suatau jasa atau layanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Persepsi seseorang terhadap suatu objek tentu berbeda-beda dengan orang lainnya. Menurut Freddy Rangkuti (2008), persepsi pelanggan terhadap suatu jasa atau layanan akan dipengaruhi oleh harga, citra, tahap pelayanan, dan moment pelayanan.
1.5.2 Layanan Perpustakaan Khusus
Pelayanan perpustakaan
merupakan sebuah jasa yang harus diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Jasa perpustakaan adalah
kegiatan penyediaan dan
pendayagunaan informasi berbasis pustaka yang ditujukan untuk
memfasilitasi pemakai yang
membutuhkan dan terkait dengan waktu (jam buka perpustakaan), jenis jasa, pelayanan prima, dan fasilitas
yang tersedia (Perpustakaan
Nasional, 2002). Sedasngkan
pelayanan prima adalah jasa perpustakaan yang berorientasi
mengutamakan kepuasa pemakainya serta bersifat proaktif untuk memperoleh nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Pelayanan yang diberikan
perpustakaan akan dipengaruhi oleh jenis jasa layanan, koleksi yang dimiliki, jam buka perpustakaan, fasilitas perpustakaan, dan juga sarana dan prasarana.
1.5.3 Jenis Layanan Perpustakaan Khusus
Layanan yang diberikan oleh
perpustakaan milik instansi
pemerintah tidak harus mencakup seluruh jenis layanan perpustakaan. Perbedaan yang signifikan dari karakteristik layanan perpustakaan khusus adalah layanan yang terbatas
pada kelompok tertentu dan
subjeknya terbatas, yang dimana subjek tersebut berhubungan dengan fungsi dari organisasi induknya (Anne Totterdel dan Colin Harrison, 2000). Menurut Soekarto (2000) jasa informasi perpustakaan khusus harus: 1. Sesuai fungsinya 2. Pembinaan/pengembangan koleksi 3. Mengenal pemakainya 4. Pengembangan/pengembanga
n tenaga kerja (pustakawan)
Layanan Sirkulasi
Salah satu kegiatan utama dari sebuah perpustakaan adalah peminjaman buku atau bahan koleksi. Kegiatan peminjaman ini disebut layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi adalah suatu kegiatan,
pekerjaan perpustakaan yang
berkaitan dengan peminjaman
maupun pengembalian (Lasa, 1994).
Layanan referensi atau rujukan
merupakan layanan yang
menggunakan koleksi tertentu yaitu berupa koleksi rujukan. Layanan referrensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disajikan untuk
pemustaka dalam memenuhi
kebutuhan informasi yang
dibutuhkan pemustaka. Menurut Lasa (1994), layanan referensi
merupakan layanan yang
memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Informasi itu meliputi kata, pokok masalah, tempat, pustaka, nama tokoh,
petunjuk, ukuran, dan lain
sebagainya.
Layanan Penelusuran Informasi
Layanan penelusuran
informasi merupakan sebuah layanan yang diberikan perpustakaan dimana pemustaka akan dibantu oleh pustakawan dalam penelusuran informasi. Pencarian informasi di perpustakaan terkadang menyulitkan bagi pemustaka, melalui layanan ini pemustaka dapat meminta bantuan pustakawan. Layanan ini akan dibantu dengan alat penelusuran informasi berupa katalog.
Layanan Baca di Tempat
Layanan baca di tempat merupakan layanan yang wajib disediakan perpustakaan, terutama perpustakaan khusus. Layanan ini dapat digunakan oleh pemustaka yang ingin membaca koleksi perpustakaan di dalam perpustakaan itu dan tidak dipinjam atau dibawa pulang.
Layanan Bimbingan Pemustaka
. Layanan ini juga dikenal dengan nama Literasi Informasi. Layanan ini memberikan penjelasan dan bimbingan kepada pemustaka
bagaimana cara mencari informasi secara efektif dan efisien. Biasanya perpustakaan memberikan layanan ini dalam jangka waktu tertentu dengan cara memberikan bimbingan kepada pemustaka dalam suatu kegiatan orientasi.
1.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Layanan Perpustakaan
Koleksi
Koleksi merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam layanan perpustakaan. Dalam UU RI
No.43 tahun 2007 tentang
perpustakaan dikatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam
dalam berbagai media yang
empunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Koleksi perpustakaan bisa juga disebut sebagai bahan pustaka. Jumlah koleksi yang harus dimiliki perpustakaan khusus minimal 1000 judul/2000 eksemplar buku. Dalam perpustakan khusus milik instansi pemerintah, koleksi yang dimiliki sekurang-kurangnya 80% terdiri dari subjek atau disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan instansi atau lembaga induknya.
Tenaga Perpustakaan
Pustakawan adalah tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki ilmu pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, ataupun melalui pendidikan formal (Wiji Suwarno, 2009). Perpustakaan khusus harus memiliki tenaga professional, tenaga semi professional, dan tenaga non professional. Dalam hal ini, yang dimaksud tenaga professional adalah
pustakawan. Sedangkan tenaga non professional adalah tenaga teknis.
Sarana dan Prasarana
Perpustakaan
Sarana dan prasarana
perpustakaan merupakan segala hal
yang berhubungan dengan
terselenggaranya kegiatan
operasional perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan tentunya juga akan mempengaruhi pemberian
layanan kepada pemustaka.
Perpustakaan khusus instansi
pemerintah harus memiliki gedung atau setidaknya ruangan yang
terpisah dari kegiatan
non-perpustakaan. Lokasi perpustakaan harus berada di tempat yang strategis, mudah diketahui, dan dijangkau.
Pemustaka
Dalam UU No.43 tahun 2007 dijelaskan bahwa pemustaka adalah
pengguna perpustakaan, yaitu
perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Pemustaka berhak
mendapatkan layanan yang
disediakan oleh perpustakaan.
Perpustakaan khusus instansi
pemerintah memiliki jumlah
pengguna potensial sebanyak jumlah pegawai yang ada di instansi tersebut. Pemustaka perpustakaan khusus instansi pemerintah memang lebih terkhususkan kepada pegawai dari instansi tersebut.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada
pemustaka perpustakaan
Kementerian Sosial RI.
2.1 Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini sebanyak 56 orang. Besar
responden ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin.
Pennentuan responden dilakukan
dengan menggunakan teknik
systematic sampling. . Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel dengan cara yang sistematis. Responden dipilih berdasarkan daftar anggota perpustakaan Kemensos RI dan diambil setiap nomor genap dari daftar tersebut.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan
instrumen berupa kuisioner.
Instrumen penelitian menggunakan skala pengukuran skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2008). Pernyataan dalam kuisioner berupa pertanyaan tertutup. Pertanyaan atau pernyataan tertutup adalah suatu kuisioner dimana pertanyaan-pertanyaan disediakan hawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan (Sukandarrumidi,2006).
2.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisi data dilakukan setelah pengumpulan data selesai. Data yang telah didapatkan untuk tahap berikutnya akan diolah dan dianalisis. Berikut ini adalah
tahapan dalam melakukan teknik pengolahan dan analisis data.
1. Pengkodean Data (Data Coding)
Data coding merupakan suatu proses penyusunan data mentah secara sistematis ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.
Sehingga pada saat
memasukan data ke alat proses, peneliti hanya memasukan kodenya saja. 2. Input Data
Input data merupakan proses memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam alat proses (komputer). Dalam tahap ini setiap butir pernyataan dari instrumen penelitian akan dihitung mean atau rata-ratanya. 3. Skoring
Dalam tahap ini setiap jawaban dari pernyataan dalam instrumen penelitian akan diberikan skor. Skor yang diberikan tiap jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
4. Analisis data
Analisis yang
dilakukan adalah analisis univariat. Analisis univariat
dilakukan untuk
mendeskripsikan setiap
variabel yang diukur dalam penelitian yaitu dengan distribusi frekuensi dan nilai pemusatan serta penyebaran (mean, median modus dan standar deviasi). Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.
Untuk menentukan
penilaian persepsi pemustaka terhadap layanan diperlukan nilai interval. Skala interval
digunakan untuk
menempatkan posisi setiap variabel dan subvariabel dari instrumen penelitian. Untuk menentukan interval tersebut dapat menggunakan cara: !"#$%&'( !"#$%
=!"#$# !"#$%&''% − !"#$# !"#"$%&ℎ!"#$%ℎ !"#$%
Maka interval kelas yang didapat adalah:
Sangat positif (sangat baik) = 3,28 – 4,00
Positif (baik) = 2,52 – 3,27 Negatif (buruk) = 1,76 – 2,51
Sangat Negatif (sangat buruk) = 1,00 - 1,75
Setelah data dianalisis secara univariat, maka hasil analisis tersebut akan dijabarkan dalam bentuk
tabel dan kemudian
dideskripsikan dalam bentuk kalimat.
Penilaian Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
3. Analisis dan Pembahasan
Untuk mengetahui persepsi
pemustaka terhadap layaan
perpustakaan Kementerian Sosial RI peneliti menyebarkan kuisioner
kepada 56 responden yang
merupakan bagian dari anggota perpustakaan Kementerian Sosial RI. Kuisioner terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian pertama yang
merupakan pertanyaan mengenai data demografi responden dan bagian kedua yaitu pernyataan mengenai layanan perpustakaan yang terdiri dari lima indikator atau subvariabel (jenis layanan, koleksi perpustakaan, pustakawan, sarana & prasarana, dan jam buka perpustakaan).
3.1 Persepsi Pemustaka Terhadap Jenis Layanan
Pada subvariabel ini terdapat 10 pernyataan yang diberikan. Berikut adalah nilai rata-rata dari setiap pernyataan yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.1 Persepsi Pemustaka Terhadap jenis Layanan
Pernyataan Total Skor Mean Jenis layanan di perpustakaan ini sudah lengkap 161 2,88 Layanan sirkulasi mampu memberikan layanan yang prima
172 3,07 Sanksi yang diberikan atas keterlambatan pengembalian layanan sirkulasi tidak memberatkan atau merugikan 172 3.07 Proses pendaftaran untuk menjadi anggota perpustakaan 180 3,21 mudah Layanan referensi mampu memberikan informasi yang tepat
173 3,09 Layanan referensi/rujukan mampu memberikan penjelasan dalam informasi tertentu. 172 3,07 Layanan audiovisual dapat memberikan layanan baik 170 3,04 Perangkat audiovisual sudah mampu menunjang dalam memberikan layanan layanan 166 2,96 Layanan penelusuran informasi sudah dapat membantu dalam pencarian informasi dan menghemat waktu 171 3,05 Total 1710 30,53 Mean 171 3,05
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata terendah berada di pernyataan nomor 1 dengan nilai rata-rata 2,88. Untuk nilai rata-rata tertinggi berada di nomor 5 dengan nilai rata 3,09. Semua skor rata-rata jawaban responden pada setiap
pernyataan menunjukkan pada
kategori baik. Jika dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan (3,05), maka
jenis layanan perpustakaan
Kemensos RI masuk dalam kategori baik. Sebagian besar pemustaka memiliki persepsi bahwa jenis layanan yang ada di perpustakaan Kemensos RI sudah baik. Maka dari hasil ini, dapat dikatakan bahwa jenis layanan yang ada di perpustakaan Kemensos RI sudah baik tetepi perlu ditingkatkan lagi agar menjadi sangat baik.
3.2 Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi
Subvariabel ini terdiri dari enam butir pernyataan. Untuk hasil dari nilai rata-rata subvariabel ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.2 Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi
Pernyataan Total Skor
Mean Koleksi buku yang
sudah ada, mampu memenuhi informasi yang diperlukan
158 2,82
Koleksi buku selalu mutakhir
150 2,68 Koleksi majalah yang
dilanggan sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi 167 2,98 Koleksi audiovisual dapat memberikan informasi dan pengetahuan 165 2,95 Koleksi audiovisual dapat digunakan sebagai sarana hiburan
173 3,09 Koleksi referensi sudah
dapat membantu dalam pencarian informasi tertentu 169 3,02 Total 982 17,54 Mean 163, 6 2,93
Dari Tabel 3.2 dapat
dideskripsikan bahwa seluruh pernyataan dalam subvariabel persepsi pemustaka terhadap koleksi perpustakaan Kemensos RI berada dalam kategori baik. Nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan kelima dalam subvariabel ini dengan nilai 3,09. Sementara nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan kedua dalam subvariabel ini dengan
nilai 2,68 yaitu mengenai
komutakhiran koleksi. Jumlah koleksi harus ditambahkan setiap
tahunnya dengan minimal
penambahan 2% dari jumlah judul yang telah dimiliki (Perpustakaan Nasional, 2002)
Secara keseluruhan, persepsi
pemustaka terhadap koleksi
perpustakaan Kemensos RI masuk dalam kategori baik. Kategori baik tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata total dari enam butir pernyataan dalam subvariabel ini yaitu sebesar 2,93. Maka, koleksi perpustakaan Kemensos RI secara umum sudah dikatakan baik.
3.3 Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan
Dalam subvariabel ini
terdapat lima butir pernyataan yang diberikan. Untuk hasil dan nilai rata-rata dari subvariabel ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Persepsi Pemustaka Terhadap Pustakawan
Pernyataan Total Skor
Mean Pustakawan melayani pemustaka
dengan baik (bersikap ramah)
189 3,38 Pustakawan dapat membantu
dalam penelusuran informasi
186 3,32 Pustakawan dapat membantu
dalam penelusuran bahan koleksi
182 3,25 Pustakawan mampu memberikan
informasi secara lengkap
174 3,11 Jumlah pustakawan sudah
mendukung untuk memberikan layanan
137 2,45 Total 868 15,51 Mean 173,6 3,1
Dari tabel 3.3 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan pertama dalam subvariabel ini. Untuk nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan kelima dalam
subvariabel ini. Hampir seluruh aspek dalam subvariabel ini sudah
baik, hanya aspek jumlah
pustakawan saja yang buruk dengan nilai 2,45. Perpustakaan khusus harus memiliki tenaga professional, tenaga semi professional, dan tenaga non professional (Perpustakaan Nasional, 2002). Meskipun jumlah
pustakawan kurang memadai,
pustakawan tetap mampu
memberikan layanan yang baik dan ramah kepada pemustaka. Secara kesseluruhan penilaian subvariabel ini masuk dalam kategori baik karena nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 3,1.
3.4 Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana
Dalam subvariabel ini
terdapat enam butir pernyataan yang harus dijawab. Untuk hasil dan nilai rata-rata dari subvariabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Prasarana
Pernyataan Total Skor Mea n Lokasi perpustakaan mudah di jangkau 137 2,45 Cahaya dalam ruang
perpustakaan sudah memadai
172 3,07 Sirkulasi udara dalam
ruang perpustakaan baik
156 2,79 Intensitas suara dalam
perpustakaan sudah memberikan kenyamanan
158 2,82
Sarana perpustakaan seperti kursi dan meja baca sudah nyaman untuk digunakan
163 2,91
Fasilitas internet dapat digunakan sebagai sarana tambahan dalam pencarian informasi
165 2,95
Total 951 16,99 Mean 108,5 2,83
Dari tabel 3.4 dapat dilihat nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan kedua dalam subvariabel ini. Untuk nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan pertama dalam subvariabel ini dengan nilai rata-rata 2,45. Secara kesseluruhan penilaian subvariabel ini masuk dalam kategori baik karena nilai rata-rata secara keseluruhan adalah 2,83. Namun, semuanya perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik lagi terutama pada indicator lokasi perpustakaan.
3.5 Persepsi Pemustaka Terhadap Jam Buka Perpustakaan
Dalam subvariabel ini
terdapat lima pernyataan yang diberikan. Nilai rata-rata dari setiap pernyataan dalam subvariabel ini disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 3.5 Persepsi Pemustaka Terhadap Jam Buka
Pernyataan Total Skor
Mean Perpustakaan buka sesuai
jam operasional
172 3,07 Perpustakaan tutup sesuai
Jam operasional
173 3,09 Jam buka perpustakaan
setelah waktu istirahat tepat waktu
168 3 Hari buka perpustakaan
(5hari/minggu) memadai untuk memberikan layanan
174 3,11
Lama jam buka
perpustakaan perharinya memadai untuk memberikan layanan 169 3,02 Total 856 15,29 Mean 171,2 3,05
Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinggi dalam subvariabel ini berada pada pernyataan keempat. Sementara nilai rata-rata jawaban terendah berada pada pernyataan ketiga. Nilai rata-rata secara kesuluruhan adalah 3,05, maka persepsi pemustaka terhadap jam buka perpustakaan adalah baik. Jam buka perpustakaan perlu
dipertahankan, jika perlu
ditingkatkan lagi untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Dari nilai seluruh subvariabel yang ada, maka didapat nilai rata-rata untuk persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kementerian Sosial RI dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.6 Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan
Subvariabel Mean Persepsi Terhadap Jenis
Layanan 3,05
Persepsi Terhadap Koleksi 2,93 Persepsi Terhadap Pustakawan 3,1 Persepsi Terhadap Sarana dan
Prasarana 2,83
Persepsi Terhadap Jam Buka Perpustakaan
3,05 Total 14,96 Mean Keseluruhan 2,9
Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata semua subvariabel bernilai diatas 2,51.
Maka dapat dikatakan bahwa
persepsi pemustaka terhadap
subvariabel-subvariabel tersebut adalah baik. Secara keseluruhan, persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan Kemensos RI adalah baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata keseluruhan sebessar 2,9, maka
layanan perpustakaan Kemensos RI masuk dalam kategori baik bagi
pemustaka. Namun, layanan
perpustakaan Kemensos RI perlu ditingkatkan lagi.
4. Kesimpulan
Secara keseluruhan
pemustaka memiliki persepsi yang
baik terhadap layanan perpustakaan
Kementerian Sosial RI. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari lima subvariabel adalah sebesar 2,9. Persepsi pemustaka tertinggi berada pada subvariabel jenis layanan dan jam buka perpustakaan dengan nilai rata-rata sebesar 3,05. Sementara
nilai terendah berada pada
subvariabel sarana dan prasarana dengan nilai 2,83.
Namun, layanan
perpustakaan Kementerian Sosial RI tetap perlu untuk ditingkatkan lagi
agar menjadi sangat baik.
Berdasarkan persepsi pemustaka, ada beberapa hal yang sangat perlu
ditingkatkan adalah lokasi
perpustakaan dan jumlah
pustakawan. Lokasi perpustakaan yang berada di lantai 8 dan terletak
di ujung gedung membuat
perpustakaan sulit dijangkau bagi pemustaka. lokasi perpustakaan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih baik guna mempermudah pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan.
Berdasarkan persepsi
pemustaka, jumlah pustakawan di perpustakaan Kementerian Sosial
kurang memadai. Meskipun
pustakawan mampu melayani
pemustaka dengan baik (bersikap ramah), tetapi menurut pemustaka jumlah dari pustakawan kurang memadai untuk memberikan layanan secara maksimal. Penambahan staf
diperlukan agar pemustaka dapat terlayanai dengan maksimal dan juga untuk kelancaran kegiatan utama perpustakaan Kementerian Sosial RI lainnya.
Daftar Referensi
Freddy Rangkuti. (2008). Measuring customer satisfaction:
Gaining customer
Relationship Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ivan Taniputera. (2005). Psikologi kepribadian: Psikologi barat versus buddhisme. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Lasa Hs. (1994). Jenis-jenis
Pelayanan Informasi
Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Perpustakaan Nasional. (2002). Standar perpustakaan khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional. (2011). Standar nasional perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Sugiyono. (2009). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sukandarrumidi. (2006) .Metode
penelitian : Petunjuk praktis
untuk peneliti
Pemula.Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Sukarto. (2000). Pelayanan
perpustakaan khusus. Media Pustakawan volume 3
Suwarno, Sarlito W. (1976). Pengantar umum psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto
Totterdell, Anne & Harrison, Colin T. (2000). The Library and information work Primer. London: Library Association Publishing.
Wade, Nicholas J. (2005).
Perception and illusion: Historical perspective. New York: Springer.