• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL E learning

Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) & LP2K TTI

Seri K3

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3)

Job Safety Analysis (JSA)

Oleh : Agung Wahyudi B., ST, MT, MM

Bidang : Studi : E Learning Kode E Learning

Teknik, dll T. Sipil, T. Mesin, dll

4

001 / LP2K-TTI /03/2018

Abstract

Kompetensi

Modul ini menjelaskan mengenai pentingnya pemahaman JSA

Peserta dapat memahami jenis-jenis dan manfaat JFA

(2)

4

2

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

A. Latar Belakang

Sebagian pekerja mungkin masih menganggap job safety analysis (JSA) hanya sebagai

lembaran kertas biasa yang berisi daftar pekerjaan, bahaya, dan cara pengendaliannya. Padahal dibalik itu, JSA adalah sebuah alat penting yang membantu pekerja dalam melakukan pekerjaan secara aman dan efisien. JSA tidak hanya membantu mencegah pekerja dari kecelakaan kerja, tetapi juga melindungi peralatan kerja dari kerusakan.

Sumber: safetyseeker.com

Gambar 1. Pentingnya peran JSA dalam mencegah kecelakaan kerja

Seperti dilansir safetyandhealthmagazine.com, menurut National Safety Council (NSC) dan ahli K3 lainnya, JSA melibatkan tiga unsur penting, yakni:

 Langkah-langkah pekerjaan secara spesifik

 Bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan

 Pengendalian berupa prosedur kerja aman untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan

bahaya pada setiap langkah pekerjaan

Sebetulnya, apa itu JSA? JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian

(3)

4

3

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas/pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah Anda (supervisor) mengindentifikasi bahaya yang ada di area kerja, Anda harus menentukan langkah-langkah pengendalian untuk meminimalkan bahkan menghilangkan risiko tersebut.

B. Konsep JSA

Menurut OSHA 3071 revisi tahun 2002, JSA adalah Sebuah analisis bahaya pekerjaan adalah teknik yang berfokus padatugas pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi sebuah incident atau kecelakaan kerja. Berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas, alat , dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah dilakukan identifikasi bahaya yang tidak terkendali, tentunya akan diambil tindakan atau langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi mereka ke tingkat risiko yang dapat diterima pekerja.

Menurut James E Roughton dalam Job Hazard Analysis A Guide for Voluntary Compliance and Beyond From Hazard to Risk: Transforming the JSA from a Tool to a Process, Analisis bahaya kerja (onsite JSA) adalah alat yang penting penting dalam manajemen keselamatan. Digunakan secara konsisten dan benar, itu akan meningkatkan kemampuan pekerja untuk membangun sebuah persediaan atau portofolio bahaya dan risiko yang terkait dengan berbagai pekerjaan, langkah kerja dan tugas rinci dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang akan dilakukan. Profesionalitas dan keterampilan akan meningkat ketika pekerja mulai menggunakan onsite JSA untuk menentukan keterkaitan antara langkah-langkah kerja dan tugas dan dinamika organisasi. Tentu saja akan meningkatkan keselamatan dan keahlian yang akan mempengaruhi peningkatan efektivitas pekerja dalam melaksanakan programprogram kesehatan dan keselamatan kerja dalam menghadapi menghadapi perubahan organisasi secara terus-menerus. onsite JSA menyediakan metodologi dasar dan struktur yang diperlukan untuk mengenali bahaya dan unsur-unsur pilihan pribadi yang berkaitan dengan setiap pekerjaan.

Memperkenalkan proses onsite JSA akan sangat meningkatkan evaluasi organisasi dari bahaya dan risiko yang terkait dan harus menjadi, bagian fundamental penting dari setiap proses keselamatan.

(4)

4

4

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

Analisa keselamatan kerja (job safety analysis) adalah kegiatan pemeriksaan sistematis pekerjaan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengevaluasi langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengendalikan risiko. JSA berbeda inspeksi tempat kerja atau proses audit. Inspeksi tempat kerja adalah pemeriksaan sistematis kondisi dan praktek kerja di tempat kerja untuk menentukan kesesuaiannya dengan prosedur perusahaan dan peraturan K3 yang telah ditentukan. Audit adalah proses pemeriksaan sistematis dari sistem manajemen keselamatan untuk menentukan apakah aktivitas kerja dan hasil kerja sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah direncanakan dan program yang ditetapkan. Selain itu, audit mengevaluasi apakah program ini efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam kebijakan (CCOHS, 2001).

Pelaksanaan JSA harus dilakukan secara proaktif dimana fokus pelaksanaan JSA mengacu pada pemeriksaaan pekerjaan dan bukan pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. JSA dapat digunakan sebagai respon terhadap peningkatan cedera atau sakit, akan tetapi proses identifikasi bahaya dan penetapan tindakan pencegahan yang diperlukan harus dilakukan melalui proses perencanaan dan pengorganisasian tahap pekerjaan (CCOHS, 2001).

Analisis keselamatan kerja merupakan elemen penting dari sebuah sistem manajemen risiko. Kegiatan ini melibatkan proses menganalisis setiap tugas dasar pekerjaan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kemudian menentukan cara paling aman untuk melakukan pekerjaan. Prosedur JSA kadangkadang disebut juga sebagai analisis bahaya kerja (job hazard analysis) (CCOHS, 2001).

Pekerja yang telah memiliki pengalaman dan supervisor dapat melakukan JSA dengan menganalisis pekerjaan melalui diskusi dan observasi. Pendekatan ini memiliki dua keuntungan yang berbeda. Pertama, melibatkan lebih banyak orang memberikan keuntungan sebagai dasar yang lebih luas dari pengalaman. Kedua, partisipasi banyak pihak akan meningkatkan penerimaan lebih cepat terhadap prosedur kerja yang dihasilkan (CCOHS, 2001).

Penanggungjawab K3 dan manajemen perusahaan memiliki peran penting dalam pelaksanaan JSA dan memiliki kewajiban hukum untuk berpartisipasi dalam proses JSA. Penanggungjawab K3 dan manajemen perusahaan juga harus menyediakan pengalaman kerja yang berkaitan dengan evaluasi risiko dan kelayakan pengendalian yang tepat (CCOHS, 2001).

(5)

4

5

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

Beberapa orang lebih memilih untuk memperluas analisis ke dalam semua aspek pekerjaan dan bukan hanya mengenai keselamatan. Pendekatan ini dikenal sebagai analisis pekerjaan atau analisis tugaskeseluruhan (total job analysis). Total job analysis didasarkan pada konsep bahwa keselamatan merupakan bagian integral dari setiap kinerja dan bukan entitas yang terpisah (CCOHS, 2001).

Dougherty (1999) menyatakan bahwa JSA (Job Hazard Analysis) merupakan teknik analisis dengan empat tahap sederhana yang digunakan untuk mengidentifikasi hazard yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan seseorang dan untuk mengembangkan pengendalian terbaik untuk mengurangi resiko. Selain itu, menurut Friend and Kohn (2007), JSA juga merupakan teknik analisis yangdapat meningkatkan keseluruhan kinerja perusahaan dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan kecelakaan, penyakit, cedera, dan mengurangi kualitas dan produksi.

Menurut Friend and Kohn (2007), JSA bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan sehingga bahaya pada setiap jenis pekerjaan dapat dicegah dengan tepat dan efektif. Selain itu, JSA juga dapat membantu pekerja memahami pekerjaan mereka lebih baik khususnya memahami potensi bahaya yang ada dan dapat terlibat langsung mengembangkan prosedur pencegahaan kecelakaan. Hal ini menyebabkan pekerja dapat berpikir tentang keselamatan terkait pekerjaan mereka.

C. Siapa yang wajib menerapkan JSA ?

Siapa saja yang wajib membuat dan menerapkan JSA?

Baik supervisor maupun pekerja, mereka harus bekerja sama untuk menerapkan JSA. Umumnya, supervisor bertanggung jawab untuk membuat JSA, mendokumentasikan berkas JSA, memberi pelatihan kepada seluruh pekerja sesuai yang tercantum di JSA, dan menegakkan prosedur kerja yang aman dan efisien. Namun, pekerja juga didorong untuk terlibat dalam pembuatan dan penerapan JSA, karena mereka yang paling mengetahui tentang bahaya serta bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan bahaya yang terdapat di area kerja mereka.

(6)

4

6

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI Sumber: udemy.com

Gambar 1. Penerapan prosedure perusahaan sebagai bagian dari JSA

Mengapa JSA begitu penting?

Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan menjadi hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja aman dan menekan angka kecelakaan kerja. Dengan membentuk operasi kerja yang sistematis, membangun prosedur kerja yang tepat, dan memastikan setiap pekerja sudah mendapatkan pelatihan dengan benar, Anda dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di tempat kerja.

Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja yang tepat adalah dengan melakukan analisis bahaya yang terdapat di area kerja. Supervisor dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk menghilangkan dan mencegah bahaya di area kerja. Hal ini mungkin akan berdampak pada berkurangnya jumlah cedera dan PAK, berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi pekerja jadi lebih rendah, bahkan meningkatkan produktivitas. JSA juga menjadi alat yang sangat penting untuk melatih pekerja baru dalam melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman.

(7)

4

7

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI Pekerjaan seperti apa yang membutuhkan JSA?

Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan JSA. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan di analisa, diantaranya:

 Pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau PAK

 Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan, bahkan

untuk pekerjaan yang tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya

 Pekerjaan dimana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan

kecelakaan fatal atau cedera serius

 Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan

prosedur kerja

 Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis

D. Langkah-langkah membuat JSA

1. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan

Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.

2. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja berdasarkan langkah-langkah kerja yang sudah ditentukan

Ini menjadi bagian paling penting dalam membuat JSA. Berikut beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan saat mengidentifikasi potensi bahaya:

 Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya (jika ada)  Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja

 Regulasi atau peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan  Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja

(8)

4

8

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

3. Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan

Setiap bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya tentu membutuhkan kontrol dan pengendalian. Kontrol dan pengendalian ini menjelaskan bagaimana cara Anda akan menghilangkan bahaya di area kerja atau bagaimana cara Anda akan mengurangi risiko cedera secara signifikan.

Setelah membuat JSA, supervisor diharuskan untuk mendiskusikannya dengan para pekerja yang terlibat. Pasalnya, fungsi JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para pekerja tidak mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum memulai suatu pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan pastikan juga semua pekerja mengetahui bagaimana prosedur bekerja secara aman sesuai yang tertuang dalam JSA.

Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman (mandor/pengawas) harus memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda.

(9)

4

9

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

(10)

4

10

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI Demikian gambaran ringkas mengenai JSA, semoga bermanfaat …..

(11)

4

11

K3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Agung Wahyudi B., ST, MT, MM ASTTI dan LP2K TTI

Daftar Pustaka

Majalah Katiga. 2017.

http://safetynet.asia/pentingnya-arti-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-bagi-perusahaan/

http://safetyposter.co.id/Poster-K3-Analisa-Keselamatan-Kerja-Job-safety-Analysis.html?o=default

http://dutaselarassolusindo.com/sharing-knowledge-hse-job-safety-analysis/

Gambar

Gambar 1.  Pentingnya peran JSA dalam mencegah kecelakaan kerja
Gambar 1.  Penerapan prosedure perusahaan sebagai bagian dari JSA

Referensi

Dokumen terkait

 Pemilihan station   menentukan kedalaman station, untuk kebutuhan Genesis, station dibuat sepanjang offshore Genesis Boundary (sejajar garis pantai) pada zona

• Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas , dan memiliki inisiatif; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat

Pada penelitian kali ini memakai serat polypropylene yang berupa limbah pada plastik gelas air mineral, yang diharapkan dapat mengurangi masalah pada konstruksi

Provinsi Sumatera Utara, Provinsi DKI Jakarta, Provisi Banten, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Maluku Utara, Provinsi

Menurut PRDB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada sektor tersier sub-sektor restoran terdapat peningkatan persentase menurut harga konstan tahun 2000 untuk tahun

Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan ini merupakan pedoman bagi pengawas perikanan bidang pembudidayaan, pengelola

Tipe administratif kepemimpinan ini mampu menyelengarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pimpinannya biasanya terdiri dari teknokrat dan

KESATU : Menetapkan bambu laut (Isis spp.) sebagai jenis ikan yang dilindungi secara terbatas dengan deskripsi sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang