• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pengembangan Modul Elektronik Animasi Interaktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pengembangan Modul Elektronik Animasi Interaktif"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengembangan Modul Elektronik Animasi Interaktif

Penelitian pengembangan modul elektronik animasi interaktif yang dilakukan meliputi tahapan diantaranya analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, pembuatan desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi uji coba pemakaian, dan produk media

1. Analisis Potensi dan Masalah

Pada tahap awal penelitian pengembangan media modul elektronik dilakukan dengan observasi di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan yang sesuai dengan siswa terkait kegiatan pembelajaran di sekolah. Observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan angket dan wawancara terhadap siswa dan guru. Adapun hasil observasi yang didapatkan sebagai berikut

a. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan bahwa sebanyak 61% siswa suka belajar Fisika dengan modul elektronik dan 39% siswa belajar dengan buku elektronik. Prosentase itu menunjukkan bahwa siswa yang suka belajar dengan modul elektronik lebih banyak dibandingkan dengan buku elektronik. Karena dalam modul elektronik, materi yang disajikan akan terfokus pada satu pokok persoalan yang akan dipelajari dan berisi ringkasan sehingga mudah untuk dipahami. Gambar 4.1 menunjukkan pendapat siswa belajar dengan media.

Gambar 4.1 Diagram Pendapat Siswa Belajar dengan Media 39%

61%

Buku Elektronik Modul Elektronik

(2)

commit to user

b. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, siswa suka belajar Fisika dengan media yang ada didalamnya terdapat ilustrasi animasi. Sebanyak 77% siswa suka dengan animasi yang interaktif dan 23% siswa memilih animasi yang non-iteraktif. Gambar 4.2 menunjukkan siswa yang suka animasi.

Gambar 4.2 Diagram Siswa yang Suka Animasi

Kemudian ditinjau dari tampilan animasinya, sebanyak 90% siswa suka dengan animasi yang lebih dua warna dan 10% siswa suka dengan animasi yang terdiri dari dua warna saja. Jika ditinjau dari jenis animasinya, siswa lebih menyukai animasi tiga dimensi dibandingkan dengan animasi dua dimensi. Karena adanya keterbatasan kemampuan dalam pembuatan animasi, maka untuk animasi yang akan disajikan pada modul elektronik berupa animasi interaktif dengan tampilan lebih dari dua warna dengan jenis animasi dua dimensi.

c. Berdasarkan angket kebutuhan yang diberikan ke siswa, hasil survei menunjukkan bahwa siswa suka belajar Fisika dengan komputer off-line sebesar 55%, sedangkan siswa yang suka belajar dengan komputer online sebesar 45%, dengan demikian modul elektronik yang akan dibuat nantinya dalam bentuk keping compact disc agar dapat diakses siswa secara off-line. Gambar 4.3 menunjukkan pendapat siswa yang suka belajar Fisika dengan komputer off-line dan online.

77%

23% Interaktif

(3)

commit to user

Gambar 4.3 Diagram Belajar Fisika dengan Bantuan Komputer

d. Dari hasil survei yang dilakukan diperoleh bahwa siswa suka belajar Fisika dengan media pembelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia. Sebanyak 100% siswa yang menyatakan bahwa suka belajar Fisika dengan bahasa Indonesia, sedangkan siswa yang suka belajar Fisika dengan menggunakan bahasa inggris 0%. Siswa memilih bahasa Indonesia, karena akan lebih memudahkan siswa di dalam memahami materi yang dipelajari. e. Jika ditinjau dari tipe soal yang disukai oleh siswa, hasil survei

menunjukkan bahwa siswa menyukai jenis soal Fisika yang bertipe sedang sebesar 60%, siswa yang suka tipe soal yang mudah 30% dan siswa yang suka soal yang sulit sebesar 10%. Gambar 4.4 menunjukkan prosentase tipe soal yang dipilih siswa. Secara lengkap hasil angket analisis kebutuhan dapat dilihat pada Lampiran 10.

Gambar 4.4 Tipe Soal yang disukai Siswa

f. Dari hasil observasi yang telah dilaksnakan bahwa di sekolah sudah ada fasilitas laboratorium komputer, LCD, dan perpustakaan yang dilengkapi fasilitas komputer, sehingga dapat mendukung untuk menerapkan modul

45% 55% online offline 30% 60% 10% Mudah Sedang Sulit

(4)

commit to user

elektronik sebagai media pembelajaran. Selain itu, ada juga sekolah yang menerapkan kelas ICT, sehingga sangat baik ketika adanya media pembelajaran berupa modul elektronik. Akan tetapi, semua fasilitas yang ada belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk pembelajaran Fisika. g. Berdasarkan hasil observasi, untuk materi yang akan disajikan dalam modul elektronik disesuaikan dengan perangkat pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaraan yang ada di sekolah. Materi yang dipilih berupa materi fluida statis, karena dari materi ini akan banyak contoh penerapan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang akan diilustrasikan dalam bentuk animasi.

2. Pengumpulan Data

Setelah tahapan analisis potensi dan masalah, maka tahapan selanjutnya adalah pengumpulan informasi. Terkumpulnya informasi sangat membantu dalam melanjutkan pengembangan media pada tahapan berikutnya. Adapun informasi yang dapat dihimpun diantaranya:

a. Pengkajian Materi

Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi fluida statis untuk siswa SMA. Fluida Statis ini merupkan bagian dari materi yang akan dipelajari di kelas XI SMA semester genap. Hal ini berdasarkan informasi dari silabus yang dibuat oleh guru Fisika di SMA. Selain itu, materi juga disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI, sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 SK dan KD Materi Fluida

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menerapkan konsep dan

prinsip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah.

2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari

(5)

commit to user

Pada tahapan selanjutnya yaitu menentukan indikator dari materi yang akan dimuat dalam modul elektronik. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar. Namun dalam pembuatan modul ini, kompentensi dasar di atas disederhanakan menjadi “menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”. Secara lengkap indikator disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel.4.2 Indikator Materi Fluida Statis

No Indikator 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 2.2.9 2.2.10 2.2.11 2.2.12 2.2.13 2.2.14 2.2.15 2.2.16 2.2.17

Menjelaskan pengertian fluida. Menyimpulkan pengertian tekanan.

Menyimpulakan pengertian tekanan hidrostatis.

Menerapkan rumus tekanan hidrostatis untuk mengerjakan soal. Menjelaskan aplikasi tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari hari.

Menjelaskan hukum Pokok Hidrostatika.

Menerapkan persamaan Hidrostatika untuk mengerjakan soal. Menjelaskan aplikasi hukum Hidrostatika dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan hukum Pascal.

Menerapkan persamaan hukum Pascal untuk mengerjakan soal. Menjelaskan aplikasi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari. Menganalisis peristiwa yang berkaitan dengan hukum Archimedes.

Menerapkan persamaan hukum Archimedes untuk mengerjakan soal.

Menjelaskan aplikasi hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan tegangan permukaan.

Menerapakan persamaan tegangan permukaan untuk mengerjakan soal.

Menjelaskan aplikasi tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pengumpulan Materi

Pada pengumpulan materi ini diambil dari buku Fisika SMA yang relevan, buku Fisika universitas yang disesuaikan dengan materi SMA dan

(6)

commit to user

materi yang berasal dari sumber internet maupun sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi yang dipilih.

c. Pengumpulan Animasi dan gambar

Selain pengumpulan informasi materi ajar, hal penting lainnya yaitu pengumpulan animasi dan gambar yang relevan dengan materi. Animasi dan gambar merupakan salah satu sarana untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Pengumpulan animasi dan gambar sebagian didapatkan dari browsing di internet.

3. Desain Produk

Pembuatan media disesuaikan dengan rancangan yang telah dibuat. Hal ini dimaksudkan agar media yang dibuat lebih spesifik dan terarah sehingga mempermudah dalam pembuatan produk media. Adapun rancangan desain pengembangan dari media digambarkan pada bagan berikut.

Gambar 4.5 Bagan Pengembangan Desain Produk Media MOTIVASI

BELAJAR SISWA

Daftar Pustaka Daftar Istilah

Cover Pendahuluan Kegiatan Pembelajaran

Kunci Jawaban

Evaluasi II Evaluasi III Evaluasi I

(7)

commit to user

Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pembuatan desain media yaitu di antarannya:

a) Pembuatan desain layout

Pembuatan desain layout disesuaikan dengan hasil angket kebutuhan siswa yang akan menggunakan media modul elektronik. Sehingga media itu dapat menarik dan memotivasi siswa untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

b) Penulisan teks/isi materi

Penulisan teks/isi materi disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan yang dilakukan pada tahap awal pengembangan media. Hasil analisis kebutuhan dijadikan sebagai sebagai acuan untuk menuliskan isi materi ke dalam materi.

c) Pemasukkan animasi dan gambar

Animasi yang digunakan dalam media pembelajaran harus sesuai dengan materinya. Animasi yang dimasukkan ke dalam modul dapat berupa simulasi dari kegiatan praktikum dan animasi sederhana dari prinsip kerja alat yang berkaitan dengan materi. Gambar yang dimasukkan dalam modul sebagai pengganti dari simulasi/animasi. Setelah pembuatan modul elektronik selesai, dilakukan proses editing seperti: bahasa, ukuran gambar, animasi dan tata letak teks. Tahap akhir dalam pembuatan media ini adalah proses pengemasan dalam bentuk keping CD.

4. Validasi Desian

Modul yang akan diujicobakan kepada siswa hendaknya dilakukan proses validasi. Proses validasi ini bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap media yang telah dibuat apakah sudah memenuhi kriteria layak atau belum untuk diujicobakan kepada siswa. Validasi modul elektronik yang dilakukan meliputi validasi dari ahli materi, ahli bahasa Indonesia, dan ahli media.

(8)

commit to user a. Validasi Ahli Materi

Media yang akan dikembangkan sebagai media pembelajaran, sebaiknya divalidasi oleh validator yang sesuai dengan bidangnya. Dalam hal ini media yang akan dikembangkan perlu adanya validasi dari aspek materi. Validator yang ditunjuk sebagai ahli materi yaitu dosen dari bidang Pendidikan Fisika. Berdasarkan penilaian validator terhadap media yang dikembangkan, didapatkan prosentase sebesar 96% berarti masuk ke dalam kategori sangat baik. Hasil validasi dari aspek materi secara rincian data kuantitatif dapat dilihat dalam Tabel 4.3, sedangkan hasil penilaian ahli materi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 4.3 Data Kuantitatif dari Ahli Materi

Kriteria Frekuensi Prosentase

Sangat Baik/ Sesuai 16 80 %

Baik/Sesuai 4 20 %

Cukup Baik/ Sesuai 0 0

Kurang baik/sesuai 0 0

Sangat Tidak Baik/sesuai 0 0

Total 20 100

Selain memberikan penilaian secara kuantitatif di atas, validator juga memberikan catatan untuk perbaikan modul elektronik ini. Adapun catatan yang diberikan diantaranya:

1) Menambahkan contoh soal yang ada dalam kehidupan sehari-hari secara logis/wajar.

2) Dalam pembuatan jawaban soal, jika menggunakan angka jangan sekedar menulis angka.

b. Validasi Ahli Bahasa Indonesia

Pada validasi modul elektronik dari aspek bahasa Indonesia dilakukan oleh validator yang ahli dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap media yang dikembangkan, didapatkan prosentase sebesar 72% yang berarti bahasa yang digunakan dalam modul elektronik termasuk kategori baik. Hasil validasi bahasa Indonesia secara rincian data kuantitatif dapat dilihat dalam Tabel 4.4, untuk hasil penilaian ahli bahasa Indonesia secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12.

(9)

commit to user

Tabel 4.4. Data Kuantitatif dari Ahli Bahasa Indonesia

Kriteria Frekuensi Prosentase

Sangat Baik/ Sesuai 3 20%

Baik/Sesuai 6 40%

Cukup Baik/ Sesuai 3 20%

Kurang baik/sesuai 3 20%

Sangat Tidak Baik/sesuai 0 0

Total 15 100

Di samping validator memberikan penilaian secara kuantitatif, validator memberikan saran berupa perlunya perbaikan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) meliputi penggunaan kata hubung dan huruf kapital. Selain itu, menurut validator modul elektronik ini secara ukuran huruf dan desain penampilan sudah tepat, sehingga tidak membuat jenuh bagi pembacanya, yang perlu menjadi catatan yaitu terkait penggunaan kata hubung dan huruf kapital. Oleh karena itu, sebelum modul ini digunakan harus direvisi terlebih dahulu.

3. Validasi Ahli Media

Pada validasi modul elektronik dari aspek media dilakukan oleh validator yang berkompeten dalam media pembelajaran. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap media yang dikembangkan, didapatkan prosentase sebesar 97% yang berarti modul elektronik ini masuk dalam kategori sangat baik. Hasil validasi media secara rincian data kuantitatif dapat dilihat dalam Tabel 4.5, untuk hasil penilaian ahli media secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 4.5. Data Kuantitatif dari Ahli Media

Kriteria Frekuensi Prosentase

Sangat Baik/ Sesuai 17 85 %

Baik/Sesuai 3 15 %

Cukup Baik/ Sesuai 0 0

Kurang baik/sesuai 0 0

Sangat Tidak Baik/sesuai 0 0

Total 20 100

Penilaian modul tidak sebatas secara kuantitatif, akan tetapi validator juga memberikan saran untuk perbaikan modul. Adapun saran yang diberikan

(10)

commit to user

berupa tombol pada simulasi praktikum sebaiknya diganti dengan tombol kata agar terlihat rapi.

5. Revisi Desain

Revisi merupakan bagian dari tahapan dalam proses pembuatan media yang akan di uji cobakan di lapangan. Revisi desain ini dilakukan setelah proses validasi yang dilakukan oleh validator. Revisi ini meliputi revisi materi, revisi bahasa Indonesia dan revisi media. Adapun bagian-bagian yang direvisi setelah proses validasi diantaranya:

a. Revisi Materi

1) Pada halaman 16, terdapat contoh soal terkait dengan tekanan. Contoh soal yang disajikan tidak logis atau tidak wajar menurut validator, kerena antara berat benda dengan ukuran benda tidak sesuai. Kemudian antara angka dalam soal dengan angka yang dimasukkan dalam rumus tidak sama, selain itu terdapat kesalahpahaman terkait luas bidang tekan, oleh karena itu contoh soal perlu direvisi.

Sebelum revisi

Setelah revisi

(11)

commit to user

2) Pada halaman 16 untuk persamaan tekanan bagian yang direvisi yaitu letak keterangan dari (P = Tekanan) sebaiknya diletakkan paling bawah. Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.7 Tampilan Keterangan Persamaan; Sebelum dan Setelah Revisi

Selain halaman 16 untuk revisi letak keterangan rumus terdapat pada halaman 20.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.8 Tampilan Keterangan Persamaan; Sebelum dan Setelah Revisi

3) Pada halaman 17 untuk penerapan konsep tekanan perlu dilakukan revisi yaitu dipoint a dan b, revisinya berupa penambahan kalimat “bila diberi gaya yang sama”. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas keterangan yang ada agar lebih mudah dipahami.

(12)

commit to user Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.9 Tampilan Sebelum dan Sesudah Revisi Halaman 17 4) Pada halaman 19 ada bagian yang harus direvisi, yaitu terkait

penulisan simbol volume, awalnya simbol volume ini ditulis dengan simbol “𝜈” direvisi menjadi “V”. Hal in dimaksudkan untuk membedakan antara simbol kecepatan dengan simbol volume.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.10 Tampilan Sebelum dan Setelah Revisi Simbol Volume Selain halaman 19, terkait dengan simbol volume yang perlu direvisi yaitu pada halaman 42,45,48,58 dan 62.

(13)

commit to user Sebelum revisi untuk halaman 42

Setelah revisi

Gambar 4.11 Tampilan Revisi Simbol Volume Halaman 42 Sebelum revisi untuk halaman 45

Setelah revisi

Gambar 4.12 Tampilan Revisi Simbol Volume Halaman 45 Sebelum revisi untuk halaman 48

Setelah revisi

(14)

commit to user Sebelum revisi untuk halaman 58

Setelah revisi

Gambar 4.19 Tampilan Revisi Simbol V halaman 58 Gambar 4.14 Tampilan Revisi Simbol Volume Halaman 58

Sebelum revisi untuk halaman 62

Setelah revisi

Gambar 4.15 Tampilan Revisi Simbol Volume Halaman 62 5) Jika ditinjau dari aspek gambar yang terdapat pada modul. Pada

halaman 29 Gambar 2.3 manometer terbuka perlu direvisi dengan memberi tambahan keterangan berupa ketinggian (h). Hal serupa juga terdapat pada halaman 30, pada halaman ini perlu ditambahkan gambar agar memperjelas contoh soal yang disajikan. Berikut hasil revisi gambar pada halaman 29 dan 30.

Halaman 29

Sebelum Revisi Setelah Revisi Gambar 4.16 Tampilan Gambar Manometer Sebelum dan Setelah Revisi

(15)

commit to user Sebelum revisi halaman 30

Setelah revisi

Gambar 4.17 Tampilan Gambar Contoh Soal

6) Pada revisi soal evaluasi mandiri kegiatan belajar 1, soal no.3 perlu direvisi karena jawaban pilihan ganda tidak ada hubungannya dengan konsep tekanan. Kemudian pembahasan soal no.7 perlu direvisi karena langkah dalam penyelesaian soal tersebut ada yang salah. Adapun hasil revisi soal no 3 dan pembahasan soal no 7, sebagai berikut.

Soal no 3 sebelum revisi

Setelah revisi

(16)

commit to user Pembahasan soal no.7 sebelum revisi.

Setelah revisi

Gambar 4.24

Gambar 4.19 Tampilan Revisi Penyelesaian Soal

7) Pada soal evaluasi untuk kegiatan belajar ke-2, yang direvisi yaitu soal no 2 dan 4 serta pembahasannya. Soal no.2 direvisi untuk keterangan berupa “luas penampang pipa U yaitu 1 cm”, keterangan tersebut dihilangkan karena tidak diperlukan untuk mencari jawaban dari yang dipertanyakan. Kemudian untuk pilihan jawaban, angkanya dibuat variasi. Variasi angka dapat didasarkan pada kesalah pahaman pada penggunaan rumus. Tapi tetap ada satu jawaban yang benar. Hasil koreksi validasi dan hasil revisi dapat dilihat pada Gambar 4.20.

(17)

commit to user Soal no 2 sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.20 Tampilan Revisi Soal Latihan II

Sedangkan untuk soal no.4, revisi hanya sebatas jawaban pilihan ganda yang divariasikan sebagaimana jawaban pilihan ganda no.2. Hasil revisi soal no.2 dan no.4 terlihat pada Gambar 4.21

Gambar 4.21 Tampilan Sebelum dan Setelah Revisi Pilihan Jawaban Soal Latihan no.4

(18)

commit to user

8) Pada pembahasan soal no 2 dan 4 bagian yang direvisi yaitu terkait konversi pangkat dan konversi satuan. Kesalahan konversi pangkat terdapat pada pembahasan soal no 2, sedangkan konversi satuan ada pada pembahasan soal no 4. Adapun hasil revisi terlihat pada gambar di bawah.

Pembasan soal no 2 sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.22 Tampilan Konversi dan Pangkat Pembahasan soal no 4 sebelum revisi

Setelah revisi

(19)

commit to user

b. Revisi Bahasa Indonesia

1) Dalam revisi bahasa Indonesia, pertama ditinjau dari aspek penggunaan huruf kapital. Ada kata yang tidak menggunakan huruf kapital setelah tanda tanya “ ? ”. Selain itu, ada penulisan kata ganti orang yang tidak menggunakan huruf kapital, misalnya kata “anda” seharusnya ditulis dengan huruf kapital. Hasil revisi dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum revisi di halaman 11

Setelah revisi di halaman 13

Gambar 4.24 Tampilan Sebelum dan Setelah Revisi Huruf Kapital Kesalahan penggunaan huruf kapital juga terdapat pada halaman 16, masih ada kata ganti orang yang tidak menggunakan huruf kapital dan kata setelah tanda tanya tidak menggunaan huruf kapital. adapun hasil revisi itu terlihat pada gambar di bawah ini.

(20)

commit to user Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.25 Tampilan Sebelum dan Setelah Revisi Huruf Kapital Halaman 16

2) Pada revisi penggunaan Bahasa Indonesia ditinjau dari penulisan kata sambung di dan ke, untuk penulisan kata sambung yang menujukkan tempat atau tujuan sebaiknya dipisah. Hasil revisi terlihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum revisi halaman 16

Setelah revisi di halaman 18

(21)

commit to user

3) Pada halaman 26 terdapat revisi kata yang ditinjau kata serapan. Penulisan kata serapan yang diserap dari bahasa asing, apabila sudah ada serapannya dalam bahasa Indonesia dan dibakukan dalam kamus bahasa Indonesia, maka penulisannya mengacu pada serapan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kata yang direvisi berupa “instrument” diganti menjadi “instrumen”. Adapun hasil revisiannya seperti gambar di bawah.

Sebelum revisi di halaman 26

Setelah revisi di halaman 28

Gambar 4.27 Tampilan Revisi Kata Serapan Instrumen Sebelum revisi di halaman 73

Setelah revisi di halaman 75

(22)

commit to user

4) Pada halaman 53 terdapat revisi penggunaan kata hubung pertentangan. Bagian yang direvisi yaitu kata “tetapi” diganti menjadi kata “akan tetapi”. Karena kata “akan tetapi” lebih tepat digunakan di awal kalimat dibandingkan dengan kata tetapi. Adapun hasil revisi terlihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum revisi di halaman 51

Setelah revisi di halaman 53

Gambar 4.29 Tampilan Kata Pertentangan

5) Pada revisian berikut ini ditinjau dari penulisan katanya. Ada beberapa kata yang penulisannya tidak tepat, yaitu berupa kelebihan huruf atau kekurangan huruf. Sehingga akan mengganngu ketika dibaca. Adapun kata yang harus di revisi terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Kesalahan Penulisan Kata

c. Revisi Media

Media yang telah divalidasi oleh validator disarankan untuk dilakukan perbaikan. Hal ini bertujaun agar media yang akan dikembangkan memenuhi kriteria layak untuk digunakan. Adapun revisi produk media setelah divalidasi sebagai berikut.

1) Pada Animasi 2.2 Percobaan Tekanan Pada tanah liat, bagian tombol yang terletak dibagian opening sebaiknya direvisi. Karena pada bagian

Sebelum revisi Setelah revisi

lanatai (halaman 14) lantai (halaman 16) mengakat (halaman 29) mengangkat (halaman 32) Archimdes (halaman 39) Archimedes (halaman 41) medorong (halaman 53) mendorong (halaman 55) perbaiakan (halaman 54) memperbaiki (halaman 56)

(23)

commit to user

tombol tersebut terdapat kotak berwarna putih dan bergaris hitam yang menggangu pengguna (user). Sebaiknya tombol diganti langsung dengan menggunakan tombol huruf dari konten yang terletak di bagian opening. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.30 Tampilan Opening Animasi 2.2 Sebelum dan Setelah Revisi

2) Pada halaman 18 untuk animasi 2.3 Percobaan Tekanan Hidrostatis. Bagian yang direvisi yaitu tombol dibagian opening. Sebaiknya kotak dan garis hitam yang dekat dengan tulisan dihilangkan, diganti langsung dengan tombol yang dibuat dari konten kata tersebut. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

Sebelum revisi

Setelah direvisi

Gambar 4.31 Tampilan Opening Animasi 2.3; Sebelum dan Setelah Revisi Tombol yang direvisi

(24)

commit to user

3) Pada animasi 2.12 Percobaan Archimedes, bagian yang direvisi yaitu tombol dibagian opening. Tombol sebaiknya diganti dengan tombol yang dibuat dari kata pada konten opening tersebut. Hal ini dimaksudkan agar terlihat rapi sehingga tidak menggangu pengguna. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.32 Tampilan Opening Animasi 2.12; Sebelum dan Setelah Revisi

4) Pada halaman 65, animasi 2.20 Tegangan permukaan zat cair. Pada Animasi ini bagian yang direvisi sama dengan animasi sebelumnya, yaitu bagian tombol di opening. Tombol yang terletak di opening sebaiknya langsung dibuat dari tombol kata agar terlihat rapi.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.33 Tampilan Opening Animasi 2.20; Sebelum dan Setelah Revisi Tombol yang direvisi

(25)

commit to user

5) Pada halaman 72 animasi 2.22 Tetesan Zat Cair, dalam animasi percobaan tetesan zat cair bagian yang direvisi terletak pada tombol opening. Tombol yang dibagian opening diganti dengan menggunakan tombol kata. Sehingga terlihat rapi dan tidak mengganggu pengguna dalam menggunkan media ini.

Sebelum revisi

Setelah revisi

Gambar 4.34 Tampilan Opening Animasi 2.22; Sebelum dan Setelah Revisi

6. Uji Coba Produk

a. Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan melibatkan siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 5 Surakrta sebanyak lima orang. Kelima siswa diberikan modul elektronik animasi interaktif dan penjelasan terkait cara penggunaan modul elektronik tersebut. Sebelum siswa mempelajari modul elektronik lebih lanjut, siswa diberikan angket motivasi belajar dan angket produk media. Angket motivasi belajar diberikan dalam bentuk pretest-postest. Pretest angket motivasi diberikan pada awal pertemuan, sedangkan posttest angket motivasi diberikan setelah siswa mempelajari modul elektronik selama satu minggu. Selain itu setelah mempelajari modul selama satu minggu siswa juga diminta untuk mengumpulkan angket penilaian produk media dan siswa diwawancarai secara informal. Hasil uji coba perorangan yang ditinjau dari motivasi belajar siswa dipaparkan pada Tabel 4.7.

(26)

commit to user

Tabel 4.7 Data Motivasi Belajar Uji Coba Perorangan

Keterangan Pretest Posttest

Total Penilaian Angket Motivasi 726 759

Prosentase 72,6% 75,9%

Data Tabel 4.7 menyatakan bahwa media modul elektronik animasi interaktif dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sebesar 3,3%. Kemudian untuk mengetahui lebih lanjut akan tingkat signifikasinya, maka perlu adanya uji normalitas dan analisis signifikansi dengan Uji-t (t-test).

1) Uji Normalitas

Pada uji normalitas ini menggunakan metode Lilliefors test. Hasil uji sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Uji Coba Perorangan

Pada Tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data Kolmogorov-Smirnov dengan metode Lilliefors pada saat pretest dan posttest adalah 0,200. kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05 (Sig.> 0.05). Sehingga data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji-t berpasangan

Penggunaan uji-t berpasangan ini, karena pengambilan data dilaksanakan secara pretest dan posttest pada populasi yang sama sehingga data awal dan data akhir saling berkaitan. Hasil pengujian dipaparkan pada Tabel 4.9 berikut ini.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pretest .209 5 .200* .970 5 .875

Posttest .204 5 .200* .937 5 .645

a. Lilliefors Significance Correction

(27)

commit to user

Tabel 4.9 Uji-t Berpasangan Pada Data Uji Coba Perorangan Paired Samples Test

Pair 1 Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest – Pretest 6.600 4.393 1.965 1.145 12.055 3.359 4 0.028

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa thitung adalah 3,359. Hal ini berarti

thitung = 3,359 > ttabel = 2,015. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,028, maka nilai

Sig. < 0,05 sehingga ada perbedaan antara data pretest dan data posttets. Jadi perlakuan yang telah dilakukan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

3) Uji Produk Perorangan

Adapun penilaian siswa terhadap produk media dilakukan dengan pengisian angket setelah mempelajari modul elektronik. Hasil rata-rata prosentase yang diperoleh dari penilaian siswa setelah menggunakan modul elektronik animasi interaktif sebesar 84,2%. Hal ini menunjukkan bahwa media yang digunakan uji coba perorangan masuk ke dalam kategori sangat baik. Penilaian produk media modul elektronik secara rinci dipaparkan pada Tabel 4.10, sedangkan untuk hasil penilaian media secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16.

Tabel 4.10 Data Penilaian Produk Uji Coba Perorangan Komponen Prosenatase

Materi 81,1%

Media 87,5%

Interaktif 84%

Rata-rata 84,2 %

Pada uji coba produk secara perorangan, setelah siswa menggunakan modul elektronik animasi interaktif, dilakukan wawancara secara informal dengan hasil bahwa modul elektronik ini menyajikan desain yang menarik dan animasi yang disajikan sesuai dengan isi materi

(28)

commit to user

dalam modul elektronik. Materi yang disajikan dalam modul sesuai dengan buku paket yang semester dua. Sedangkan dalam hal pengoperasiannya, modul elektronik mudah digunakan, karena adanya hiperlink dan tombol pada template yang dapat membantu dalam mengoperasikan modul elektronik ini. Akan tetapi, ada beberapa saran agar modul elektronik ini menjadi lebih baik. Adapun saran perbaikan diantaranya:

a) Animasi yang disajikan pada tampilan soal latihan Kegaiatan Belajar II ada yang salah, sehingga mengganngu kosentrasi dalam belajar. b) Hiperlink pada daftar animasi ada yang tidak bisa digunakan c) Perlunya penambahan contoh soal.

7. Revisi Produk Uji Coba Perorangan

Pada Uji coba produk perorangan yang melibatkan 5 siswa, ada beberapa catatan untuk perbaikan atau revisi media modul elektronik. Adapun bagian yang direvisi sebagai berikut;

1) Tampilan Animasi soal latihan Kegiatan Belajar II

Sebelum revisi Setelah revisi Gambar 4.35 Soal Latihan Kegiatan Belajar II

Pada tampilan animasi soal latihan kegiatan belajar II, sebelum direvisi ada dua animasi yang saling bertumpuk, hal ini terjadi karena adanya

(29)

commit to user

kesalahan pada proses pembuatan ketika memasukkan animasi. Setelah adanya revisi, tampilan animasi menjadi satu.

2) Hiperlink pada daftar animasi tidak bisa digunakan

Pada bagian ini ada hiperlink yang tidak menyambungkan pada halaman yang dituju. Hal ini terjadi pada animasi 2.12 dan animasi 2.13. Setelah adanya perevisian, maka hiperlink ini menjadi berfungsi dengan baik.

Gambar 4.36 Tampilan Daftar Animasi 3) Penambahan contoh soal

Contoh soal yang ditambahkan dalam modul ini yaitu contoh soal yang berakaitan dengan hukum Archimedes dan tegangan permukaan.

(30)

commit to user

Gambar 4.38 Contoh Soal Halaman 72 dan 73

8. Uji Coba Pemakaian

a. Uji Coba Kelompok Kecil

Pada uji coba kelompok kecil melibatkan 19 siswa yang berasal dari kelas XI IPA-ICT 1 SMA Negeri Colomadu. Tahap awal pertemuan, siswa diberikan pretest angket motivasi belajar. Setelah pengisian angket selesai, setiap siswa diberikan keping compact disc satu persatu yang didalamnya berisi modul elektronik. Kemudian siswa diminta untuk membukanya di laptop yang mereka bawa dan beberapa komputer yang ada di dalam kelas. Setelah itu siswa diberikan penjelasan di awal terkait penggunaan media pembelajaran modul elektronik animasi interaktif. Setelah paham dengan cara penggunaannya, siswa diberikan waktu selama satu minggu untuk mempelajari modul tersebut. Selain itu siswa juga diberikan angket penilaian produk dan penugasan untuk dapat melaporkan hasil pengamatannya terhadap simulasi praktikum pada animasi 2.1 dan 2.2.

Setelah satu minggu siswa mempelajari modul elektronik, pada pertemuan yang kedua, siswa diminta untuk mengumpulkan angket penilaian produk dan mengumpulkan tugas berupa hasil pengamatan. Kemudian siswa diberikan angket posttest motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil

(31)

pretest-commit to user

posttest yang telah dilakukan pada kelompok kecil, diperoleh data motivasi belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 4.11 Data Motivasi Belajar Uji Coba Kelompok Kecil

Keterangan Pretest Posttest

Total Penilaian Angket Motivasi 2722 2926

Prosentase 71.6 % 77 %

Data Tabel 4.11 menyatakan bahwa media modul elektronik animasi interaktif dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sebesar 5,4 %. Kemudian untuk hasil uji normalitas dan analisis signifikansi dengan Uji-t (t-test) disajikan pada Tabel 4.12 berikut.

1) Uji Normalitas

Pada uji normalitas data menggunakan metode Lilliefors test. Hasil uji dipaparkan pada Tabel 4.12 berikut

Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Uji Coba Kelompok Kecil

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest .130 19 .200* .973 19 .832

Posttest .223 19 .013 .891 19 .033

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Pada Tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data Kolmogorov-Smirnov dengan metode Lilliefors pada saat pretest adalah 0,200 dan posttest adalah 0,013. Kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05 (Sig.> 0.05). Sehingga data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji t-berpasangan

Tingkat signifikan akan pengaruh modul elektronik terhadap motivasi belajar siswa dapat diuji dengan Uji-t berpasangan. Pada uji-t berpasangan populasi yang digunakan adalah sama sehingga antara data awal dan data akhir saling berkaitan. Hasil pengujian dipaparkan pada Tabel 4.13

(32)

commit to user

Tabel 4.13 Uji-t Berpasangan Data Uji Coba Kelompok Kecil Paired Samples Test

Pair 1 Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest – Pretest 11.789 10.876 2.495 6.547 17.032 4.725 18 .000 Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh bahwa thitung adalah 4,725. Hal

ini berarti thitung = 4,725 > ttabel = 1,729. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,00

maka nilai Sig. < 0,05, sehingga terlihat adanya perbedaan antara data pretest dan data postest, di mana penggunaan modul elektronik animasi interaktif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

3) Penilaian produk dalam uji kelompok kecil

Pada penilaian produk media oleh siswa dilakukan dengan pengisian angket setelah mempelajari modul elektronik. Hasil rata-rata prosentase yang diperoleh setelah menggunakan media pembelajaran modul elektronik animasi interaktif sebesar 82,2%. Hal ini menunjukkan bahwa media yang telah digunakan untuk uji coba kelompok kecil masuk ke dalam kategori sangat baik. Penilaian produk media modul elektronik secara rinci dipaparkan pada Tabel 4.14, sedangkan untuk hasil penilaian media secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 18.

Tabel 4.14 Data Penilaian Produk Uji Coba Kelompok Kecil Komponen Prosentase

Materi 80,4%

Media 82,7%

Interaktif 83,7% Rata-rata 82, 2%

Hasil uji coba kelompok kecil untuk penilaian produk media tidak sebatas pada penilaian kuantitatif, akan tetapi ada penilaian secara kualitatif. Dari wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh bahwa modul elektronik menyajikan materi dengan menarik. Materi dalam modul

(33)

commit to user

sebagian sudah pernah didapatkan ketika SMP. Penyajian materinya sendiri sudah diurutkan dengan baik, sehingga mudah untuk dipelajari. Akan tetapi masih ada yang perlu diperbaiki. Adapun hal-hal yang perlu untuk diperbaiki diantaranya:

a) Bagi sebagian siswa, sebaiknya media ini tidak usah memakai musik pengiring. Sebagai solusinya ada tombol pada template yang dapat digunakan untuk menghidupkan atau mematikan musik pengiring b) Ada kunci jawaban yang salah pada soal no.7 kegiatan belajar II.

9. Revisi Produk Uji Coba Pemakaian

Pada uji coba media di kelompok kecil, ditemukan beberapa hal yang hendaknya harus di revisi, adapun bagian-bagian yang direvisi sebagai berikut.

a) Kunci Jawaban soal

Pada soal latihan evaluasi mandiri ada soal yang kunci jawabannya salah, sehingga harus diganti sebelum uji coba selanjutnya.

Sebelum revisi

Setelah revisi

(34)

commit to user b) Tombol Musik

Pada awal pembuatan media, tombol musik sebenarnya sudah ada, akan tetapi dalam penyampaian fungsinya ketika dalam uji coba belum tersampaikan.

Gambar 4.40 Tombol Musik

10. Produk Media

a. Uji Coba Kelompok Besar

Pada uji coba kelompok besar melibatkan sebanyak 67 siswa yang berasal dari 3 kelas, yaitu kelas XI IPA-4 SMA Negeri 5 Surakarta, XI IPA ICT-2 SMA Negeri Colomadu dan XI IPA-1 SMA Al Firdaus Sukoharjo. Pada awal pertemuan, siswa diberikan angket pretest motivasi belajar. Setelah pengisian angket selesai setiap siswa diberi media modul elektronik animasi interaktif dalam bentuk keping compact disc. Selama satu pekan siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari modul elektronik tersebut. Setelah ada satu pekan siswa mempelajarinya, pada pertemuan yang berikutnya siswa diminta untuk mengisi angket produk media dan angket posttest motivasi. Pengisian angket produk ini bertujuan untuk memberikan penilaian produk sesuai dengan penilaian siswa, kemudian untuk pengisian posttest angket motivasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah mempelajari modul elektronik secara mandiri. Berdasarkan angket motivasi yang telah diisi oleh siswa, diperoleh data yang dipaparkan pada Tabel 4.15

(35)

commit to user

Tabel 4.15 Data Motivasi Belajar Uji Coba Kelompok Besar

Keterangan Pretest Postest

Total Skor Penilaian 9468 10307

Prosentase 69,61% 75,78 %

Berdasarkan data Tabe1 4.15, bahwa motivasi belajar siswa di awal pertemuan sebesar 69,61%. Setelah belajar dengan modul elektronik animasi interaktif selama satu pekan motivasi belajar siswa menjadi 75,78%. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 6,17% setelah belajar dengan modul elektronik animasi interaktif. Untuk mengetahui signifikansinya maka perlu adanya uji-t berpasangan. Sebelum uji-t dilakukan, maka perlu uji normalitas untuk mengetahui apakah data masuk distribusi normal atau tidak. Berikut ini penjelasan uji normalitas dan uji-t.

1) Uji Normalitas

Pada uji normalitas data menggunakan metode Lilliefors test. Hasil uji dipaparkan pada Tabel 4.16 berikut

Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Uji Coba Kelompok Besar

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest .089 67 .200* .980 67 .341

Posttest .132 67 .006 .908 67 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Pada Tabel 4.16 diperoleh bahwa nilai Signifikansi (Sig.) dari data Kolmogorov-Smirnov dengan metode Lilliefors pada saat pretest adalah 0,200 dan posttest adalah 0,06. kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05 atau (Sig.> 0.05). Sehingga data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji t-berpasangan

Tingkat signifikan data motivasi diuji dengan menggunakan uji-t berpasangan, sebab populasi test yang digunakan sama antara data pretest dan data postest. Sehingga kedua data itu saling berkaitan. Hasil pengujian dipaparkan pada Tabel 4.17.

(36)

commit to user

Tabel 4.17 Uji-t Berpasangan Pada Data Uji Coba Kelompok Besar Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-taile d) Pair 1 Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest – Pretest 12.075 12.591 1.538 9.004 15.146 7.850 66 .000

Berdasarkan Tabel 4.17 terlihat bahwa thitung adalah 7,850. Hal ini

berarti thitung = 7,850 > ttabel = 1,668. Jika dilihat dari nilai Sig. = 0,00 maka

nilai Sig.< 0,05, sehingga ada perbedaan antara data pretest dan data postest, dimana perlakuan yang telah dilakukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

3) Penilaian Produk Uji Kelompok Besar

Siswa yang telah menggunakan modul elektronik animasi interaktif diminta untuk memberikan penilaian terhadap media yang telah digunakannya. Penilaian produk ini melalui angket yang diberikan diawal pertemuan. Kemudian angket dikumpulkan pada satu pekan berikutnya. Hasil rata-rata prosentase yang diperoleh dalam uji produk kelompok besar yaitu 81,85%. Hal ini menunjukkan bahwa media yang telah digunakan untuk uji coba kelompok besar masuk ke dalam kategori sangat baik. Penilaian produk modul elektronik secara rinci dipaparkan pada Tabel 4.18 sedangkan untuk hasil penilaian media secara lengkap dilihat pada Lampiran 20.

Tabel 4.18 Data Penilaian Produk Uji Coba Kelompok Besar Komponen Prosentase

Materi 81,27%

Media 80,82%

Interaktif 83,46%

Rata-rata 81,85%

Pada uji coba produk media dalam kelompok besar yang menjadi kendala sebagian siswa disalah satu sekolah yaitu tidak dapat menginstal softwarenya. Akan tetapi siswa menyatakan bahwa media modul

(37)

commit to user

elektronik ini sangat menarik dan dapat menjadi salah satu sarana media dalam belajar.

Penilaian produk media tidak sebatas pada penilaian dari validator dan siswa, tetapi penilaian produk juga dilakukan oleh guru Fisika di sekolah. Guru Fisika yang memberikan penilaian menyatakan bahwa modul elektronik animasi interaktif, jika ditinjau dari aspek materi sudah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan pembelajaran bagi siswa kelas XI SMA. Kemudian jika ditinjau dari animasi, simulasi praktikum dan gambar yang disajikan dalam media pembelajaran sudah membantu atau mendukung siswa untuk memahami materi Fluida Statis. Terakhir jika ditinjau dari sistem pengoperasiannya rata-rata siswa dapat dengan mudah untuk menggunakan modul elektronik animasi interaktif, ditambah lagi dengan adanya hiperlink dan tombol-tombol pada template memberikan kemudahan siswa untuk menggunakan modul elektronik ini.

Berdasarkan hasil vaidasi, uji coba ke siswa dan penilaian dari guru Fisika di SMA, maka modul elektronik animasi interaktif merupakan media pembelajaran yang memenuhi kriteria baik untuk digunakan sebagai media belajar siswa.

B. Pembahasan Produk

Pembuatan Modul elektronik animasi interaktif bertujuan untuk menghasilkan modul elektronik animasi yang berkriteria baik dari aspek materi, bahasa Indonesia dan media, serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Fisika kelas XI SMA. Pada penelitian dan pengembangan modul elektronik animasi interaktif, diadaptasi dari model pengembangan Sugiyono (2012) yang meliputi tahapan-tahapan pengembangan sebagai berikut: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data (3) pembuatan desain, (4) validasi desain, (5) revis desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian (9) revisi produk (10) produk media.

(38)

commit to user

Modul elektronik animasi interaktif yang dibuat terdiri dari judul, kata pengantar, daftar isi, daftar animasi, daftar gambar, daftar tabel. Kemudian pada bagian pendahuluan terdiri dari petunjuk umum yang meliputi, deskripsi pembelajaran, prasyarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, standar kompetensi, kompetensi dasar, peta konsep dan tes awal. Pada bagian Inti terdiri dari kegiatan pembelajaran yang meliputi materi, simulasi praktikum, animasi, gambar, rangkuman dan soal evaluasi. Kemudian pada bagian akhir terdapat tes akhir, daftar pustaka, kunci jawaban dan daftar istilah. Modul di atas telah sesuai dengan struktur modul Depdiknas (2011), struktur modul terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka terdiri dari judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan kompetensi dan tes awal. Pada bagian inti terdiri dari pendahuluan/tinjauan umum materi, uraian materi, rangkuman. Kemudian bagian penutup terdiri dari daftar isitilah dan tes akhir.

Pada penelitian ini selain menghasilkan produk berupa modul elektronik animasi interaktif juga mengembangkan produk media yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Tabel 4.19 menyajikan prosentase tiap indikator motivasi belajar siswa.

Tabel 4.19. Prosentase Motivasi Belajar Tiap Indikator Indikator

Motivasi Belajar

Prosentase Motivasi Tiap Indikator (%)

Uji Perorangan Uji Kelompok Kecil Uji Kelompok Besar

Pretest Posttest Pretest Posttets Pretest Posttets

Ketertarikan 71,6 76,6 73,2 80,0 69,8 77,1 Perhatian 71,6 77,5 73,6 78,5 70,5 79,2 Minat belajar 82,5 78,3 77,6 77,8 75,8 78,4 Kemandirian 61,6 73,3 66,2 75,0 62,3 73,4 Percaya diri 72,5 73,0 69,3 73,5 69,1 75,8 Kepuasan 69,1 73,3 69,7 78,9 69,3 77,8 Ulangan 79,1 78,3 72,3 78,9 75,0 75,9 Lingkungan 71,2 82,5 69,4 77,9 75,8 78,7 Dari Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa kelas XI SMA di eks-Keresidenan Surakarta, setelah menggunakan modul elektronik animasi interaktif dapat mengalami peningkatan motivasi belajaranya. Hal ini sesuai dengan

(39)

commit to user

pendapat Hamalik (1986) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi melalui rangsangan kegiatan belajar dan membangkitkan keinginan agar menimbulkan minat yang baru (Azhar, A. 2013: 19). Akan tetapi, peningkatan disetiap indikator tidak terlalu tinggi. Disini perlu diperhatikan bahwa menurut Iskandar (2012) sumber motivasi belajar siswa terbagi atas sumber motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal merupakan dorongan seseorang individu untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan yang berhubungan dengan aktivitas belajar. Sedangkan motivasi eksternal merupakan dorongan dari luar diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan belajarnya. Dengan demikian pemberian media pembelajaran agar dapat meningktakan motivasi belajar siswa, sebaiknya disesuaiakan dengan materi yang saat itu sedang diajarkan di sekolah. Sehingga materi yang disajikan dalam media sesuai dengan kebutuhan internal siswa.

Secara keseluruhan modul elektronik animasi interaktif yang dikembangkan pada materi Fluida Statis sudah memenuhi kriteria modul yang baik dan menarik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2008), bahwa terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menyusun modul sebagai media pembelajaran yang baik dan menarik, yaitu: 1) Self Instructional; modul dikatakan baik jika melalui modul peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Modul yang memenuhi karakteristik self instructional harus berisi tujuan yang jelas, materi pembelajaran dikemas secara spesifik, contoh dan ilustrasi mendukung materi pembelajaran, soal-soal latihan dan tugas memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya, materi dalam modul kontekstual, bahasa yang sederhana dan komunikatif, terdapat rangkuman materi, terdapat instrumen yang mengukur tingkat penguasaan materi dan umpan balik atas penilaian; 2) Self Contained; Dalam modul terdapat seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari secara utuh. Sehingga siswa dapat mempelajari materi pembelajaran dengan tuntas; 3) Stand Alone; modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak digunakan bersama-sama dengan

(40)

commit to user

media pembelajaran lain; 4) Adaptive; modul hendaknya dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fleksibel dalam penggunaanya, dan isi materi pembelajaran dapat digunakan dalam kurun waktu tertentu; 5) User Friendly; modul hendaknya menyajikan instruksi dan paparan informasi yang bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya. Baik berupa kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan, penggunaan bahasa yang mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Pendapat Siswa Belajar dengan Media
Gambar 4.2 Diagram Siswa yang Suka Animasi
Tabel 4.1 SK dan KD Materi Fluida
Tabel 4.3 Data Kuantitatif dari Ahli Materi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pengembangan antara lain (1) modul elektronik Microsoft Excel 2007 untuk kelas XI SMA Negeri 2 Bantul dikembangkan menggunakan software Kvisoft

Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental ( quation experimental ). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI program IPA SMA Negeri 3 Surakarta tahun

Dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah sepakbola pada siswa. kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Surakarta tahun

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah sepakbola menggunakan Pendekatan Bermain pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2

keseluruhan penelitian pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis siklus belajar 7E (leasrning cycle 7E) pada materi pokok larutan asam basa siswa kelas XI IPA 4

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menyusun instrumen tes diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran Fisika siswa kelas XI

Bapak Aat Khoiruddin selaku guru PAI di XI IPA SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo mengatakan bahwa proses pembelajaran PAI di XI IPA SMA menggunakan pendekatan siswa sebagai

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung, mengacu pada tujuan penelitian