• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISBN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA IV

KONTESTASI DAN NEGOSIASI

DALAM HUBUNGAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA

Penyunting Ahli

Dr. Dra. Maria Matildis Banda, M.S.

Penyunting Pelaksana Drs. I Wayan Teguh, M. Hum.

DENPASAR, 16 - 17 OKTOBER 2019

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2019

(3)

GRANT FUNDING PHENOMENON AND PRESERVERANCE OF CULTURAL HERITAGE IN BADUNG REGENCY

I Wayan Srijaya, Kadek Dedy Prawirajaya R ... 158 HINDU-ISLAMIC SYNCRETISM IN PAN BONGKLING‘S

GEGURITAN TEXT

I Wayan Suardiana ... 165 LATAR BELAKANG PENGHAPUSAN KEARIFAN LOKAL MENGENAI ATURAN ADAT ULAH PATI DI BALI:Suatu Studi Pendahuluan

I Wayan Suwena ... 172 KAJIAN SINGKATKATA YEN DALAM BAHASA BALI

I Wayan Teguh ... 178 PERAN GENDER DALAM KUSU BUE DI KAMPUNG DONA, DESA

NARUWOLO, KECAMATAN JEREBU‘U, NUSA TENGGARA TIMUR

Ida Ayu Putu Kartika Dewi, Ni Made Wiasti, Aliffiati ... 185 MEMAHAMI PERUBAHAN GENDER DALAM BUDAYA PATRILINEAL MASYARAKAT BALI DEWASA INI

Ida Ayu Putu Mahyuni ... 195

PIS BOLONG, SEBUAH BUKTI PERSEBARAN UNSUR BUDAYA

Ida Ayu Wirasmini Sidemen ... 204 BALI UTARA MENUJU KOTA KOLONIAL SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA BUDAYA

Ida Bagus Sapta Jaya ... 212 WUJUD KEARIFAN LOKAL RUMAH TRADISIONIL DESA SENARU

SEBAGAI PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA

DI KECAMATAN BAYAN LOMBOK UTARA,NUSA TENGGARA BARAT Industri Ginting Suka ... 218 THE CONCEPT OF GOD IN ARCHAEOLOGICAL REMAINS AT PUSEH SUMERTA TEMPLE, DENPASAR

Kadek Dedy Prawirajaya R , I Wayan Srijaya , Heri Purwanto ... 223 TRADISI KLACI SEBAGAI PERSEMBAHAN BABI BALI PEMBAYARAN MAHAR PERKAWINAN DI DESA SIDAN KAWAN, KABUPATEN

BADUNG

Luh Putu Puspawati ... 230 POTENSI PERAN PEREMPUAN DALAM MEWUJUDKAN

MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA

(4)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV 230 Denpasar, 16 - 17 Oktober 2019

TRADISI KLACI SEBAGAI PERSEMBAHAN BABI BALI PEMBAYARAN MAHAR PERKAWINAN DI DESA SIDAN KAWAN, KABUPATEN

BADUNG Luh Putu Puspawati

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

ABSTRAK

Naur klaci adalah tradisi persembahan berupa babi Bali dalam acara

perkawinan dilaksanakan dan sangat unik dan menarik di Desa Sidan Kawan, Kabupaten Badung. Ritual ini dilaksanakan di Pura Desa Sidan Kawan. Penyerahan babi Bali itu dilakukan di Bale Banjar Desa Sidan Kawan diterima oleh klian adat dan klian dinas dan jajarannya, pemuka masyarakat, mempelai perempuan dengan keluarganya, serta masyarakat Desa Sidan Kawan.

Persembahan babi Bali dalam pelaksanaan upacara akan disertai

bebantenan (sesajen) dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat muda,

tua, dan anak-anak. Upacara naur klaci dalam pelaksanaannya akan diantar oleh Bau dan Kebayan yang disaksikan oleh pemuka masyarakat, klian adat dan dinas beserta jajarannya, mempelai dan keluarganya, serta masyarakat Desa Sidan Kawan.

Upacara naur klaci dilaksanakan agar kedua mempelai beserta keluarganya, juga seluruh masyarakat Desa Sidan Kawan sehat, aman, dan sejahtera lahir batin. Setelah selesai upacara dilakukan makan bersama sebagai ucapan rasa syukur bakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Penelitian ini menggunakan teori struktur dan teori fungsi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan kepustakaan.

Kata kunci: naur klaci, bebanten, babi Bali

1. Pendahuluan

Tradisi naur klaci menjadi tradisi lokal yang berlaku di Desa Sidan Kawan yang membedakan dengan tradisi di desa (perbekelan) Belok-Sidan. Tradisi klasik ini harus menggunakan babi Bali. Ritual naur klaci ini dilakukan dari penyerahan babi Bali oleh mempelai laki-laki di bale banjar Sidan Kawan yang disaksikan

klian adat dan dinas beserta jajarannya, tokoh masyarakat, Bau dan Kebayan,

mempelai perempuan dan keluarganya, serta masyarakat Sidan Kawan. Upacaranya dilaksanakan di Pura Desa Sidan Kawan.

Keunikan naur klaci ini adalah dalam pembayaran mahar dengan babi Bali paling sedikit 50 kg, makin berat, makin besar, makin baik. Hal ini menandakan

(5)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV 231 Denpasar, 16 - 17 Oktober 2019

kondisi status sosialnya makin tinggi di masyarakat. Dalam pembayaran klaci ini tidak ada batasannya, tetapi harus tetap dibayar selama masih hidup. Sampai sat ini masyarakat Desa Sidan Kawan tidak berani melanggarnya juga kedua mempelai dan keluarganya takut akan terkena mara bahaya, tidak selamat, kena malapetaka, dan tidak memiliki keturunan.

Dalam penelitian ini digunakan teori struktur dan teori fungsi dengan metode bersifat kualitatif dan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan kepustakaan. Babi Bali ini dipakai sebagai klaci dan persembahan. Dalam hal ini sebagian dipakai dan diolah untuk upacara dan sebagian lagi diolah menjadi masakan, seperti lawar, sate, serapah untuk dimakan bersama oleh masyarakat Sidan Kawan. Masyarakat Desa Sidan Kawan merasa bersyukur dapat melaksanakan ritual naur klaci ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan harapan hidup mereka rukun, damai, sejahtera, sehat, dan aman tidak ada bencana serta mempelai cepat diberikan keturunan.

2. Proses Naur Klaci

Tradisi naur klaci merupakan tradisi lokal yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sidan Kawan yang pelaksanaanya dilakukan secara turun-temurun yang berlaku khusus yang membedakan dengan tradisi di desa (perbekel) Bilok-Sidan yang lain. Tradisi persembahan ini menggunakan babi Bali memiliki bentuk agak kecil dan bulu hitam tetapi memiliki rasa daging yang enak luar biasa.

Penyerahan babi Bali oleh mempelai laki-laki ini dilakukan di Bale Banjar Desa Sidan Kawan disaksikan oleh Bau dan Kebayan mempelai perempuan dan keluarganya, klian adat dan klian dinas beserta jajarannya, tokoh masyarakat, beserta masyarakat Sidan Kawan. Batasan waktu persembahan babi Bali tidak ada, tetapi harus dibayar semasa masih hidup. Masyarakat Desa Sidan Kawan tidak berani melanggar, apabila hal itu dilanggar kedua mempelai dan masyarakat Desa Sidan Kawan akan tertimpa musibah atau bencana juga akan terjadi kekacauan. Oleh karena itu, masyarakat akan melaksanakan persembahan babi Bali bila ada masyarakat melaksanakan pernikahan.

Di Desa Sidan Kawan, masyarakat yang melaksanakan persembahan babi Bali biasanya berat babi menjadi ukuran status sosial. Makin berat dan besar babi Bali

(6)

232 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV Denpasar, 16 – 17 Oktober 2019

sebagai persembahan pertanda makin tinggi status sosialnya di masyarakat. Apabila mempelai laki-laki dan mempelai wanita dari Desa Sidan Kawan, mereka harus mempersembahkan babi Bali paling sedikit 50 kg. Namun bila mempelai laki-laki di luar Desa Sidan Kawan sedangkan mempelai wanita dari Desa Sidan Kawan maka mempelai laki-laki harus mempersembahkan dua kali lipat (50 kg dan 50 kg=100 kg) babi Bali. Selain menyerahkan babi Bali pihak mempelai laki-laki juga mempersembahkan minyak kelapa, kayu bakar, beras, kelapa, dan berbagai bumbu dapur, seperti bawang merah, bawang putih, lombok, kemiri, terasi, jahe, laos, kencur, kunir, garam, dan merica. Babi Bali ini nantinya dimasak sebagian untuk upacara dan sebagian lagi untuk disantap bersama.

Upacara untuk naur klaci disertai dengan bebantenan (sesajen). Semua dikerjakan oleh ibu-ibu dibantu oleh anak-anak remaja Desa Sidan Kawan. Di pihak lain daging babi diolah oleh bapak-bapak dibantu oleh yang masih muda. Sebagian daging diolah untuk upacara dan sebagian lagi diolah untuk disantap bersama, Semua ini dikerjakan di Pura Desa Sidan Kawan. Dalam pengerjaannya dipimpin oleh klian adat dan jajarannya dari menyiapkan bahan sampai selesai. Upacara ini dilaksanakan di Pura Desa Sidan Kawan dibantu oleh prajuru adat dan dinas, pemuka masyarakat, dan masyarakat setempat. Upacara ini dipimpin oleh Bau dan Kebayan. Selanjutnya dilakukan persembahyangan bersama juga mempelai wanita dan laki-laki beserta keluarganya dan diperciki tirta (air suci) agar mendapat kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Setelah itu dilakukan makan bersama sebagai rasa syukur dan bakti ke hadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Demikian pula kedua mempelai agar pernikahannya kekal abadi dan diberikan keturunan yang berbakti kepada orang tua.

3. Nilai-nilai Persembahan

Desa Sidan Kawan adalah desa pegunungan. Sebagaian besar masyarakat petani ladang. Masyarakatnya sangat ulet bekerja dan tetap setia menjaga serta melestarikan nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, karakter masyarakat petani dan mempertahankan kearipan lokal. Hasil ladang mereka berupa kol, bunga kol, buncis, labu siam, kentang, tomat, lombok besar, kopi, bunga pecah seribu, dan bunga gemitir. Karakter masyarakat petani yang

(7)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV 233 Denpasar, 16 - 17 Oktober 2019

bersahaja yang tetap mempertahankan nilai kearifan lokal berupa nilai agama, nilai gotong royong, nilai pelestarian lingkungan, dan nilai kesejahteraan.

3.1 Nilai Agama

Sebagian besar masyarakat Desa Sidan Kawan memeluk agama Hindu. Kegiatan keagamaan dilakukan dengan khusyuk bahkan tradisi yang diwarisi dari dahulu hingga kini tetap dilaksanakan dengan hati tulus ikhlas. Kegiatan upacara atau ritual dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sidan Kawan di Pura Desa Sidan Kawan. Menurut kepercayaan agama Hindu di Pura Desa ber-sthana Dewa

Brahma sebagai dewa yang menciptakan dunia dengan segala isinya.

Dari sudut filosopi upacara adalah cara-cara melakukan hubungan antara

atman dan para-atman manusia dengan Hyang WidHi Wasa dengan segala

menifestasi-Nya. Dengan melakukan yadnya memudahkan manusia menghubungkan dengan Ida Hyang Widhi Wasa. Pelaksanaan upacara dilakukan di Pura Desa oleh masyarakat yang tua, masyarakat yang muda dan anak-anak dipimpin oleh Bau dan Kebayan. Kedua mempelai beserta keluarganya juga terlibat di dalamnya. Tujuannya adalah agar diberikan kedamaian, keselamatan, kerukunan, rezeki, dan kesejahteraan dalam wujud rasa bakti masyarakat Desa Sidan Kawan ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan persembahan dan ritual naur klaci dengan babi Bali.

Persembahan babi Bali disertai dengan segala bebantenan ini berupa wujud rasa bakti masyarakat dan kedua mempelai beserta keluarganya ke hadapan Ida

Sanghya Widhi Wasa yang telah menciptakan jagat raya ini dengan segala isinya.

Upacara persembahan babi Bali ini merupakan alat penyucian jiwa agar manusia lebih cepat mendekatkan diri dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa. Upacara ini memiliki tujuan melangsungkan kehidupan yang berkesinambungan dan yadnya dapat melebur dosa untuk mencapai kebebasan sempurna.

Masyarakat Desa Sidan Kawan dan kedua mempelai dengan adanya persembahan babi Bali di Pura Desa Sidan Kawan disertai bebantenan dengan tulus ikhlas masyarakat Sidan Kawan dan kedua mempelai percaya bahwa kehidupan mereka menjadi lebih baik, hasil ladang mereka menjadi meningkat, hidup rukun damai dan sejahtera serta mempelai cepat diberi keturunan.

(8)

234 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV Denpasar, 16 – 17 Oktober 2019

3.2 Nilai Gotong Royong

Masyarakat Desa Sidan Kawan, baik dalam melakukan kegiatan agama maupun sosial selalu dilaksanakan secara gotong royong. Artinya, masyarakatnya masih ketat memegang teguh adat istiadat yang telah diwariskan oleh leluhurnya secara turu-temurun sampai saat ini. Masyarakat Desa Sidan Kawan termasuk salah satu desa pegunungan dalam beraktivitas selalu dilandasi oleh gotong royong seperti kegiatan persembahan babi Bali.

Dalam rangka persembahan yang upacaranya diselenggarakan di Pura Desa masyarakat Sidan Kawan menjunjung tinggi adat dan tradisi leluhurnya seperti kegiatan ritual persembahan babi Bali dalam rangka perkawinan. Di Desa Sidan Kawan ada satu tradisi, yaitu persembahan tentang babi Bali, makin besar dan berat babi yang dipersembahkan, makin tinggi status sosialnya di masyarakat.

Persiapan upacara sampai upacara itu berakhir dikerjakan bersama-sama oleh mayarakat tua, muda sampai anak-anak terlibat di dalamnya tanpa ada paksaan mereka melakukan dengan tulus-ikhlas. Dalam mengerjalan upacara persembahan ini pelaksanaanya dibagi dua, yaitu pembuatan sesajen (bebantenan) dikerjakan oleh ibu-ibu dibantu oleh gadis-gadis, sedangkan yang membuat olahan daging sebagian untuk upacara dan sebagian untuk disantap bersama dikerjakan oleh para masyarakat laki-laki dibantu oleh pemuda setempat. Semuanya dikerjakan secara sukacita tanpa pamrih dengan hati yang tulus ikhlas. Nilai gotong royong ini sangat kental tercermin dari cara dan sikap masyarakat Desa Sidan Kawan awal penyerahan babi Bali, persiapan upacara sampai berlangsungnya upacara dan sampai upacara berakhir semua terlibat di dalamnya.

3.3 Nilai Pelestarian Lingkungan

Masyarakat Desa Sidan Kawan dalam pelestarian alam dimaknai dengan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam dalam agama Hindu disebut tri hita karana. Hubungan ini harus terjalin dengan baik dan harmonis agar tidak timbul ketimpangan maka terciptalah ketenangan dan kedamaian di muka bumi ini. Dalam hubungan Tuhan dengan manusia salah satu di antaranya adalah dengan mempersembahkan yadnya sebagai

(9)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV 235 Denpasar, 16 - 17 Oktober 2019

sarana mendekatkan diri dan menyembah-Nya. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat Desa Sidan Kawan mengenai hubungan harmonis manusia dengan Tuhan dengan persembahan babi Bali disertai bebantenan dilaksanakan saat naur klaci (perkawinan) yang pelaksanaannya di Pura Desa Sidan Kawan. Dengan adanya persembahan babi Bali sudah terjadi hubungan harmonis manusia dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa. Hubungan harmonis manusia dengan manusia dapat dilihat dari adanya hubungan yang sangat baik dalam berinteraksi antarsesama warga Desa Sidan Kawan. Wujud ini dapat dilihat, yaitu pada saat pelaksanaan ritual persembahan babi Bali di Pura Desa dari mulai menyiapkan sarana upakara sampai membuat, bahkan sampai upacara ini berakhir semua dikerjakan bersama-sama bahu-membahu secara gotong royong. Manusia tidak dapat lepas dengan alam karena alam memberikan kehidupan manusia. Jadi, sudah sepatutnya manusia menjaga alam ini beserta isinya agar ada kedamaian dan kesejukan karena manusia mengetahui bahwa alam membantu kelangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Dengan adanya persembahan babi Bali ini, dapat diketahui kualitas daging babi Bali sangat baik dan memiliki cita rasa yang enak. Babi Bali mulai mengalami kepunahan karena masyarakat lebih memilih babi impor. Akan tetapi, dengan adanya tradisi persembahan babi Bali, masyarakat Desa Sidan Kawan memelihara babi Bali berarti populasi babi Bali akan terjaga dengan baik. Persembahan babi Bali di Desa Sidan Kawan sudah melestarikan nilai-nilai pelestarian lingkungan karena sebagian besar upacara umat Hindu menggunakan daging babi.

3.4 Nilai kesejahteraan

Kesejahteraan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan, yaitu kualitas hidup, seperti segi materi, mental, dan spiritual. Kesejahteraan adalah suatu keadaan aman, sentosa, makmur, bebas dari segala gangguan sehingga hidup dengan tenang untuk mencapai kesejahteraan. Pemenuhan kebutuhan lahir batin merupakan ciri-ciri seluruh masyarakat Desa Sidan Kawan, kedua mempelai, dan seluruh keluarganya menuju arah kehidupan yang lebih baik.

(10)

236 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV Denpasar, 16 – 17 Oktober 2019

Masyarakat Desa Sidan Kawan dan kedua mempelai beserta keluarganya melakukan ritual persembahan babi Bali di Pura Desa Sidan Kawan sebagai rasa syukur agar mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari merasa aman, nyaman, damai, saling asah, asih, asuh terhindar dari marabahaya, dan bencana. Untuk mencapai suatu kesejahteraan tradisi persembahan ini masih tetap dilaksakan sampai saat ini. Artinya, ritual persembahan babi Bali memiliki nilai kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Desa Sidan Kawan.

Melakukan ritual persembahan babi Bali memiliki simbol kekuatan Ida

Sanghyang Widhi Wasa untuk melindungi masyarakat Desa Sidan Kawan.

Kekuatan spiritual dapat mengantarkan masyarakat Desa Sidan Kawan selamat lahir batin, hidup mereka harmoni tidak ada gangguan atau bencana.

Dengan mempersembahkan babi Bali masyarakat Desa Sidan Kawan dan kedua mempelai beserta keluarganya memperoleh kehidupan yang harmoni dan kesejahteraan lahir dan batin.

4. Simpulan

a. Tradisi klaci sebagai persembahan babi Bali merupakan pembayaran mahar perkawinan, suatu kewajiban harus diserahkan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan.

b. Penyerahan babi Bali dari pengantin laki-laki yang berasal dari Desa Sidan Kawan kepada pengantin perempuan juga dari Desa Sidan Kawan paling sedikit 50 kg. Apabila pengantin laki-laki dari luar Desa Sidan Kawan, tetapi pengantin perempuannya berasal dari Desa Sidan Kawan, pengantin laki-laki harus menyerahkan babi Bali beratnya paling sedikit 100 kg.

c. Pelaksanaan ritual dilakukan di Pura Desa Sidan Kawan dipimpin oleh Bau dan Kebayan, disaksikan tokoh masyarakat, klian adat dan dinas, pengantin laki-laki dan pengantin perempuan beserta keluarganya juga masyarakat Desa Sidan Kawan.

d. Beberapa nilai dalam ritual persembahan babi Bali dalam rangka perkawinan di Desa Sidan Kawan, yaitu nilai agama, nilai gotong royong, nilai pelestarian lingkungan, dan nilai kesejahteraan,

(11)

Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV 237 Denpasar, 16 - 17 Oktober 2019

Daftar Pustaka

Covarubias, M. 2013. Bali Pulau Temuan Menakjubkan (terjemahan). Denpasar: Udayana University Press.

Hooykaas, C.1961. Ritual Purification of Balinese Temple. Amsterdam. Hooykaas, C. 1973. Religius in Bali. London University Press.

Pudentia, MPSS. 2008. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.

Puspawati, Luh Putu. 2015. ―Teks Mitos Bulu Geles di Desa Tambakan,

Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng‖. Program Pascasarjana

Universitas Udayana.

Sirananda, Sramin. 2003. Intisari Ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita. Wardamayasa, I Ketut. 2012. ―Kajian Sosio Religius Penggunaan Sapi dalam

Upacara Mesegeh Prajapati, Desa Pekraman Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng‖. Program Pascasarjana IHDN Denpasar.

(12)

412 Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV Denpasar, 16 – 17 Oktober 2019

UDAYANA UNIVERSITY PRESS

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PROVINSI :

Jenderal

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tulisan skripsi yang

Kapsaisin boleh memberikan rasa pedas pada kepekatan 10ppm dan kesannya masih juga dirasai pOOa kepekatan 0.1 ppm. Berdasarkan ini, penilaian 'organoleptik', juga dibuat untuk

Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa Customer experience dan brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty, sehingga hal tersebut berarti

Barack Obama.. mempelajari retorika berguna untuk membangun kesadaran diri untuk menjadi pendengar yang lebih efektif, lebih terbuka dan kritis, serta pandai

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Mitra perubahan cukup memahami kebutuhan pasar, sudah mampu melihat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu mitra perubahan menyadari bahwa Bank Jateng